Anda di halaman 1dari 4

TUGAS IPS

LAPORAN PERBEDAAN KEGIATAN EKONOMI


YANG TINGGAL DI DAERAH PANTAI DAN YANG TINGGAL
DI DAERAH PEGUNUNGAN

Nama Anggota

: Nadhila Rifqi Ghaisani

(16)

: Slivia Bahararizki

(27)

: Ahyi Inayah Sahara

(02)

: Tamalia Azzahra W
Kelas

: VII D

TEST UNJUK KERJA

Kegiatan Ekonomi Penduduk Daerah Pantai

1 Daerah Pantai
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Penduduk
daerah pantai mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan keadaan
daerahnya. Beberapa karakteristik penduduk pantai adalah sebagai berikut:
Mata pencaharian
Transportasi dan perdagangan
Pola pemukiman
Kondisi fisik penduduk
a. Mata pencaharian penduduk daerah pantai
Penduduk memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan
yang terkandung di alam. Sebagian besar penduduk memilih bekerja sebagai
nelayan dibandingkan bercocok tanam. Hal ini disebabkan kondisi tanah yang
kurang baik untuk dimanfaatkan untuk bercocok tanam. Daerah pantai juga
merupakan tempat wisata yang menarik, sehingga sebagian penduduk bekerja
sebagai penjual jasa. Disamping itu, daerah pantai juga dapat dijadikan sebagai
tempat budidaya tanaman, meskipun penggunaannya hanya sebagai mata
pencaharian sampingan. Beberapa jenis tanaman yang cocok di daerah pantai
diantaranya adalah kelapa, semangka, melon dan buah naga.
Aktivitas lain dari penduduk di daerah pantai adalah perikanan air payau.
Perikanan ini diusahakan dalam bentuk kolam luas yang disebut tambak. Ikan yang
banyak dibudidayakan pada tambak adalahh ikan yang bernilai tinggi, seperti
bawal, bandeng dan lobster.
b. Transportasi dan perdagangan
Beberapa pantai di Indonesia digunakan sebagai sarana transportasi dan
bongkar muat barang. Daerah pantai yang digunakan sebagai dermaga pelabuhan,
dapat kita jumpai, misalnya: Tanjung Benoa, Gilimanuk (Bali), dan lain-lain.
Aktivitas transportasi dan perdagangan membentuk karakteristik penduduk sekitar
pantai. Lapangan pekerjaan ini semakin terbuka sehingga banyak penduduk yang
berprofesi sebagai pedagang, buruh pelabuhan, dan aktivitas lain penunjang
aktivitass transportasi dan perdagangan.
c. Pola pemukiman
Sebagian besar penduduk di daerah pantai bermata pencaharian sebagai
nelayan, maka pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear)
mengikuti garis pantai. Pola pemukiman linear memudahkan para nelayan untuk pergi
melaut.
d. Kondisi fisik penduduk
Suhu udara di daerah pantai terasa sangat panas. Suhu rata di daerah pantai
pada siang hari bisa lebih dari 27C. Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan
penduduk daerah pantai berwarna kulit agak gelap. Selain itu, jika berbicara penduduk
pantai agak keras, karena harus beradu dengan suara gemuruh ombak yang tak
kunjung hennti

TEST UNJUK KERJA


Kegiatan Ekonomi Penduduk Dataran Tinggi
Sebagai daerah yang memiliki potensi alam yang menjanjikan, dataran tinggi
menyediakan banyak hal untuk digunakan sebagai mata pencaharian. Diantara mata
pencaharian tersebut adalah sewbagai berikut:
a. Peternak
Daerah dataran tinggi mempunyai iklim yang cukup dingin. Kondisi demikian cocok
untuk memelihara ternak. misalnya sapi perah, kambing, kelinci, ayam pedaging dan
ayam petelur.
b. Petani
Banyak juga penduduk dataran tinggi yang menjadi petani, namun jenis tanamannya
berbeda dengan dataran rendah. Petani di dataran tinggi biasanya menanam palawija,
sayur-mayur dan bunga. selain itu, ada juga petani yang bertanana berupa perkebunan,
misalnya teh, kopi, cengkeh, pala dan buah-buahan.
c. Pekerja/buruh perkebunan
Didaerah dataran tinggi biasanya terdapat perkebunan besar. Banyak penduduk
dataran tinggi yang bekerja sebagai buruh perkebunan. Misalnya buruh di perkebunan
teh, kopi dan cengkeh.
d. Pekerja pertukangan
Pekerja pertukangan ialah orang-orang yang bekerja membuat rumah. Ada dua
macam tukang yaitu tukang batu dan tukang kayu. peerjaan tukang batu anatara lain
membuat tembok, pendasi, dan memasang tekel. tukang kayu membuat pintu dan
jendela.
e. Pedagang
Pedagang dataran tinggi membeli hasil daerah dataran tinggi seperti sayur-sayuran,
buah-buahan, kopi, cengkeh dan pala. Selain itu mereka menyediakan beras dan
barang-barang kebutuhan yang tidak dihasilkan daerah dataran tinggi.
Potensi Pertanian Dataran Tinggi
Walaupun pada teorinya daerah dataran tinggi jarang terdapat hujan namun hal itu tak
lantas membuat daerah pegunungan menjadi daerah tandus, sebab meskipun jarang
turun hujan tanah didaerah pegunungan sangatlah subur karena terjaganya kandungan
tanah oleh suhu dan kelembapan udara yang rendah.
Sebagai potensi pertanian, pegunungan memiliki hasil yang jauh lebih baik. Diantara
hasil pertanian tersebut adalah sayur-sayuran, ubi-ubian, dan tanaman palawija
lainnya.
Potensi Perkebunan Dataran Tinggi
Perkebunan adalah lahan yang di peruntukan untuk hasil-hasil pertanian dengan umur
tanaman dan panen yang lebih lama. Daerah dataran tinggi, lahan yang masih belum
terpakai adalah salah satu potensi daerah perkebunan selain faktor lain yaitu kekhasan
pada tanaman yang ditanam. Contoh tanaman perkebunan yang memiliki kekhasan
adalah apel dan teh yang sangat cocok pada daerah suhu redah.
Potensi Peternakan Dataran Tinggi
Daerah yang cukup dingin pada dataran tinggi sangatlah cocok untuk tempat
peternakan, terutama peternakan sapi baik perah maupun potong juga peternakan
babi. Hal itu karena pada daerah pegunungan, masih banyak tersedianya pakan hijau
tenak maupun sumber air yang melimpah. Dan alasan lain karena pada daerah yang
cukup dingin, ternak akan cenderung lebih banyak makan dari pada ternak di daerah
yang suhunya lebih tinggi. Serta pada babi ia bersifat homoiformis yaitu peka akan
suhu tinggi maupun rendah.

Kesimpulan
a.

Karakteristik Ekonomi Masyarakat Pesisir


Secara teoritis, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang
tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya
wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir
memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi
sumberdaya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir
dapat pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di
wilayah pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial
ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
Dalam kerangka sosiologis, masyarakat pesisir, khususnya masyarakat
nelayan, memiliki perilaku yang berbeda dengan katakanlah masyarakat
petani/agraris. Perbedaan ini sebagian besar disebabkan karena karakteristik
sumberdaya yang menjadi input utama bagi kehidupan sosial ekonomi mereka.
Masyarakat nelayan akrab dengan ketidakpastian yang tinggi karena secara
alamiah sumberdaya perikanan bersifat invisible sehingga sulit untuk diprediksi.
Sementara masyarakat agraris misalnya memiliki ciri sumberdaya yang lebih
pasti dan visible sehingga relatif lebih mudah untuk diprediksi terkait dengan
ekspetasi sosial ekonomi masyarakat. Dalam kondisi seperti ini maka tidak jarang
ditemui karakteristik masyarakat nelayan yang keras, sebagian temparemental
dan tidak jarang yang boros karena ada persepsi bahwa sumberdaya perikanan
tinggal diambil di laut.

b.

Karakteristik Ekonomi Masyarakat Pegunungan


Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan
yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar
masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan
biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan
lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.
Bentuk Muka Bumi
Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan
secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan
untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber
air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian,
aktivitas di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata.
Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik
wisata

Anda mungkin juga menyukai