Anda di halaman 1dari 23

GEOGRAFI

PERTANIAN DAN
INDUSTRI
Tineu Indrianeu, M. Pd
tineuindrianeu@unsil.ac.id
Buku
Pengantar Geografi Pertanian dan Industri

 Add your first bullet point here


 Add your second bullet point here
 Add your third bullet point here
Pengertian Pertanian:

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan


sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan
pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya.
GEOGRAFI PERTANIAN

Mengkaji kegiatan pertanian di berbagai


belahan bumi sebagai hasil interaksi
manusia dengan alam
Mengkaji pola-pola dari kegiatan pertanian
yang bervariasi dari tempat ke tempat,
meliputi segala kegiatan pertanian pada
ruang dan waktu tertentu
Output Kajian Geografi Pertanian
mampu :

1. Menjadi bahan pemecahan sosial dan ekonomi.


2. Memberikan peningkatan kesejahteraan manusia.
3. Perluasan kesempatan kerja.
4. Tumpuan pendapatan.
5. Dijadikan referensi usaha penggunaan lahan yang
mengikuti azas keselarasan alam secara berkelanjutan.
Ciri-ciri pertanian Indonesia

1. Pertanian tropika
• Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat khatulistiwa
yang berarti merupakan daerah tropika. Dengan demikian jenis
tanaman, hewan, perikanan, dan hutan sangat dipengaruhi oleh
iklim tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada pengaruh lain
yang menentukan corak pertanian kita yaitu bentuk negara
berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung.
 Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara
Lautan Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu
udara, arah angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di
Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia
merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain.
2. Pertanian dataran tinggi dan rendah
 Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki
banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai daerah
yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi
mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami tanaman
beriklim subtropis.
3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering
(Indonesia timur).
 Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa,
sebagian
Sulawesi) mempunyai iklim basah : banyak hujan, sedangkan
bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB,
NTT, Maluku) iklimnya kering.
4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
 Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka
banyak hujan terbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah
kering tumbuh padang rumput.
5. Perikanan darat dan laut.
• Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak
pulau, sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan.
Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan
laut.
6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
 Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda
 Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat
 luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang
 mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya
merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan
pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan,
kehutanan, berskala lebih luas.
7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah
• Daratan Indonesia terbagi menjadi :
• tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,
• lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan
• pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.

8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang surut
• Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang
beririgasi bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll.
 Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan
sederhana.
 Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi sumber
airnya berasal dari air hujan.
 Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa.
 Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang
sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.
Jenis Pertanian di Indonesia

1. Pertanian lahan basah


Pertanian lahan basah adalah jenis kegiatan pertanian yang memanfaatkan lahan
basah. Lahan basah yang dimaksud ini ialah lahan yang kontur tanahnya
merupakan jenis-jenis tanah yang jenuh dengan air. Lahan digenangi air atau
dikenal dengan sawah, pertanian ini banyak dilakukan di dataran rendah, biasanya
berlokasi sekitar 300 meter di atas permukaan laut.
2. Pertanian lahan kering
Pertanian lahan kering adalah jenis pertanian yang dilakukan pada sebuah lahan
yang kering, yaitu lahan yang memiliki kandungan air rendah. Bahkan, lahannya
cenderung gersang dan tidak mempunyai sumber air yang pasti seperti sungai,
danau ataupun saluran irigasi.
Pertanian jenis ini biasanya berlokasi di atas 500 meter di atas permukaan laut,
namun banyak juga yang melakukannya di dataran rendah. Contoh pertanian lahan
kering seperti pertanian terong, cabai, kacang-kacangan.
Tujuan Pertanian

Tujuan dari sistem ini adalah untuk mencukupi


kebutuhan jangka pendek, menengah dan
panjang para petani, yaitu berupa pangan,
sandang dan papan. Target tersebut dapat
terpenuhi dengan cara meningkatkan
produktivitas lahan, program pembangunan dan
konservasi lingkungan, serta mengembangkan
desa secara terpadu.
Karakteristik pertanian di Indonesia:

a. Tingkat produksi dan produktivitasnya rendah atau fluktuatif


 Hal ini bisa saja terjadi karena lahan yang jenuh karena selalu ditanami dengan
tanaman yang komoditasnya sama sehingga produktivitas lahan menurun yang akan
berakibat pada produksi dan produktivitas menurun.
b. Lahan usaha taninya terpencar-pencar
 Lahan usaha pertanian di Indonesia kebanyakan terletak di daerah-daerah pedesaan.
Sehingga lokasi antar daerah satu dengan daerah yang lainnya akan berpengaruh
terhadap transportasi yang tinggi yang akan mengakibatkan harga dari produk
tersebut menjadi tinggi pula. Dengan adanya daerah yang terpencar-pencar maka
kesulitan dalam mengaksespun akan terganggu.
c. Luas lahan usaha taninya sempit
 Selain lahan yang terpencar-pencar, lahan usaha yang digunakan juga sempit-sempit.
Hal ini karena banyak pembuakaan lahan yang digunakan untuk bisnis industri.
Seperti halnya pembuatan hotel, yang mana tentunya hasil dari bisnis tersebut jauh
lebih menjanjikankeuntungannya dari pada dijadikan area persawahan. Sehingga
petanian kalah dengan sektor-sektor yang besar.
d. Agroklimatnya berbeda-beda
 Di Indonesia walaupun memliki 2 iklim akan tetapi dalam suatu daerah akan memiliki
tingkat iklim yang berbeda-beda dalam satu waktu. Karena topografi di daerah tesebut
berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah yang lainnya. Selain itu walaupun
mengalami iklim yang sama tetapi tingkat cuaca pada suatu daerah itu akan berbeda-
beda.
e. Kesuburan tanah yang berbeda-beda
 Dengan tingkat agroklimat yang berbeda-beda maka kesuburan tanah yang satu
dengan yang lainnya juga akan berbeda-beda. Karena iklim juga mempengaruhi
tingkat kesuburan tanah.
f. Penerapan teknologi daam bidang pertanian yang masih rendah
 Teknologi yang berkembang di Indonesia tidak seperti di negara-negara maju.
Perkembangan teknologi di sini masih tergantung sangat lambat sehingga juga akan
berpengaruh dari tingakt produksi yang dihasilkan. Selain itu juga penerapan teknologi
yang modern saat ini juga harus lebih memerhatikan topografi yang ada sehingga
tidak salah dalam penerapan teknologi itu.
g. Tingkat pendidikan pelaku utama (petani) masih tergolong rendah
 Kebanyakan petani Indonesia memiliki pendidikan yang rendah. Mereka hanya
mengandalkan ilmu pertaniannya bersumber dari nenek moyang mereka. Sehingga
tingkat inovasinya menjadi rendah. Dan sifat patron cliennya masih melekat kuat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai