Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TASSYA AURIA ZAHRA

NIM : 05011281823085

KELAS : AGRIBISNIS A INDRALAYA

KUIS AGRIBISNIS MULTI KOMODITI DAN EKOSISTEM

1. Jelaskan perbedaan kegiatan usahatani yang dilakukan di Lahan Basah dan Lahan
Kering !
2. Dengan menggunakan contoh komoditi untuk tanaman semusim dan tanaman
tahunan, coba jelaskan bagaimana kelayakan untuk kesesuaian pertumbuhan pada
lahan basah dan lahan kering !

Jawab :

1. Perbedaannya adalah :
a. Lahan basah merupakan suatu wilayah yang tergenang air, baik alami maupun
buatan, tetap atau sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau,
termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada
waktu air surut paling rendah. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya
kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Pertanian lahan basah
merupakan jenis kegiatan pertanian yang memanfaatkan lahan basah, yaitu lahan
yang kontur tanahnya merupakan jenis-jenis tanah yang jenuh dengan air. Tanah
pada lahan pertanian basah ini memiliki kandungan air yang tinggi, bahkkan tidak
jarang lahan pertanian basah ini tergenang oleh air sepanjang waktu. Atau bisa
juga lahan pertanian basah ini tidak pernah mengalami kekeringan yang
berarti karena memiliki kandungan air yang berlimpah secara alami.
Sistem usahatani di lahan pasang surut sangat berbeda dengan lahan pertanian
lainnya. Produksi di lahan pertanian pasang surut sangat tergantung pada
pengelolaan lahan dan sistem tata air. Sistem usahatani di lahan basah
membutuhkan usahatani terpadu khususnya dalam pengelolaan lahan dan tata
mikro yang menjadi faktor penentu keberhasilan usahatani di lahan basah.
Memaksimalkan hasil produksi pertanian lahan basah harus didukung dengan
mempertahankan kelestarian ekosistem lahan itu sendiri. Upaya pelestarian
dilakukan dengan menerapkan sistem usahatani berkelanjutan dengan
menggunakan bahan-bahan organik. Penggunaan pupuk dan pestisida organik
diharapkan akan mengurangi jumlah penggunaan pupuk dan pestisida berbahan
kimia. Sumber air dari pertanian lahan basah biasanya bisa berupa sumber air
alami, seperti lokasi rawa-rawa dan juga daerah hutan bakau, dimana berlokasi
dekat denan sumber air, sehingga wilayahnya selalu memiliki genangan air,
ataupun merupakan sebuah lahan yang memang sengaja dialiri oleh aliran air,
seperti saluran irigasi. Salah satu contoh tanaman yang paling banyak ditanam dan
juga dibudidayakan pada sebuah lahan basah adalah tanaman padi, yang
membutuhkan sebuah lahan yang selalu memiliki kandungan air tetap, agar bisa
tumbuh dan akhirnya akan memberikan hasil panen yang berlimpah.
b. Lahan kering merupakan lahan yang digunakan untuk usaha petanian dengan
menggunakan air secara terbatas dan biasanya mengharapkan dari curah hujan.
Lahan ini memiliki kondisi agro-ekosistem yang beragam, umumnya berlereng
dengan kondisi kemantapan lahan yang kurang atau peka terhadap erosi terutama
bila pengolahannya tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah. Menurut
penggunaannya BPS (2006) mengelompokkan lahan kering ke dalam sembilan (9)
jenis penggunaan, meliputi usaha tani lahan kering (tegalan/kebun, padang
rumput, tanah tidak diusahakan, tanah hutan rakyat dan perkebunan) dan usaha
tani lainnya (pekarangan/ bangunan, tanah rawa, tambak dan kolam/empang). Dari
sembilan jenis penggunaan, ternyata rawa (yang tidak ditanami padi), tambak dan
kolam juga digolongkan sebagai lahan kering.
Biasanya sebuah pertanian lahan kering memanfaatkan curah hujan untuk
membantu meningkatkan hasil pertanian yang dimilikinya. Hal ini sangat
mungkin terjadi, karena lokasi dimana pertanian lahan kering ini berada, memiliki
curah hujan yang cenderung lebih tinggi dan juga banyak terjadi. Hasil pertanian
dan juga perkebunan dari sebuah pertanian lahan kering biasanya sangat
tergantung pada pembagian musim dan kondisi cuaca. Beberapa kondisi cuaca
dimana tidak turun hujan selama berhari-hari akan menyebabkan tanaman yang
dikembangkan pada lokasi pertanian lahan kering ini akan menjadi mati, kering
dan juga tidak memberikan hasil yang maksimal sehingga masyarakat selalu
mencari cara menyuburkan tanah kering. Karena itu, meskipun memiliki variasi
dari hasil pertanian yang beragam, perawatan dari tanaman di pertanian lahan
kering ini juga harus diperhatikan dengan baik, agar tidak terjadi gagal panen.
Lahan kering berlereng curam sangat peka terhadap erosi, terutama apabila
diusahakan untuk tanaman pangan semusim. Keterbatasan air pada lahan kering
juga mengakibatkan usaha tani tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun,
meskipun tidak semua lahan kering sesuai untuk pertanian, dari total luas lahan
kering yang ada sebagian besar terdapat di dataran rendah dan sesuai untuk
budidaya pertanian penghasil bahan pangan (seperti padi gogo, jagung, kedele,
kacang tanah). Lahan kering juga penghasil produk pertanian dalam arti luas
lainnya, seperti perkebunan (antara lain kelapa sawit, kopi, karet), peternakan,
kehutanan dan bahkan perikanan (darat), apalagi di luar Jawa yang memiliki lahan
sangat luas dan belum banyak dimanfaatkan (kurang dari 10%).
2. Yaitu :
a. Contoh komoditi semusim yang cocok ditanam pada lahan kering adalah wijen.
Tanaman wijen merupakan tanaman semusim yang tahan kering, dengan umur
panen antara 2,5–5,0 bulan. Selama pertumbuhannya membutuhkan curah hujan
antara 400–650 mm. Tumbuh baik pada ketinggian 1–1.250 m di atas permukaan
laut, menghendaki suhu tinggi, udara kering. Wijen sudah lama dikenal dan
dibudidayakan tersebar di semua daerah di Indonesia, terutama di wilayah kering
baik di lahan kering di musim penghujan maupun di lahan sawah sesudah padi di
musim kemarau. Budi daya wijen relatif mudah, risiko kegagalan kecil, input
rendah, dan dapat ditumpangsarikan dengan palawija tanaman pangan atau
tanaman industri, serta tidak diminati oleh mamalia, seperti kera, babi hutan, atau
kijang, sehingga sesuai untuk ditanam di kawasan hutan. Selain itu komoditas
tanaman pangan juga cocok untuk lahan kering, seperti jagung, kacang-kacangan,
umbi-umbian, dll. Sedangkan untuk komoditi tahunan yang cocok ditanam pada
lahan kering adalah jati, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, tanaman buah-buahan,
atau campuran tanaman tahunan dan tanaman pangan, karena jenis-jenis tanaman
tersebut tahan terhadap kekeringan air.
b. Contoh komoditi semusim yang cocok ditanam pada lahan basah adalah tanaman
padi yang membutuhkan sebuah lahan yang selalu memiliki kandungan air tetap,
agar bisa tumbuh dan akhirnya akan memberikan hasil panen yang berlimpah.
Selain itu komoditi sayuran seperti cabai, tomat, terong, sawi, kangkung, bawang
daun, seledri juga cocok ditanam pada lahan basah. Sedangkan komoditi tahunan
yang cocok ditanam pada lahan basah adalah tanaman jeruk dan kelapa.

Anda mungkin juga menyukai