OLEH
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberika rahmat serta hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ model sistem peternakan lahan
kerng di NTT” dengan baik.
Saya menyadari bahwa masih banyk kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, saya akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk memangun makalah ini lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Upaya pemanfaatan lahan kering secara optimal merupakan peluang yang masih cukup
besar, karena lahan kering mempunyai luasan relatif lebih besar dibandingkan dengan lahan
basah. Namun pengembangan pertanian lahan kering dihadapkan pada masalah ketersediaan air
yang tergantung pada curah hujan,serta pada rendahnya kesuburan tanah dan topografi yang
relatif miring.
Nusa Tenggara Timur memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai
senta peternakan nasional berbasis lahan kering. Pengembangan peternakan berbasis lahan
kering di daerah beriklim kering seperti NTT juga bisa dijadikan model pembangunan
peternakan di masa mendatang. Model ini akan efektif menekan angka kemiskinan dan
pengangguran serta mengurangi ketergantungan terhadap ternak impor dan mendorong
kemandirian pangan nasional.
Salah satu sub-sektor yang memegang pera penting dalam pembangunan pertanian adalah
peternakan. Peternakan di NTT sebgaian besar masih bertahan pada skala usaha raykat. Pola
manajemen usaha yang tradisional cenderung menjadi tidak efekttif dan juga tidak efisien. Petani
kurang menargetkan produktivitas ternaknya yang mampu dicapai dan kurag memperhitungkan
input dan output usaa ternaknya.
1.2 Tujuan
Berkaitan dengan usaha untuk memenuhi dan konservasi lahan dalam pertaniaan,
pemerintah merekomendasikan usaha tani pada lahan kering sebagai usaha tani percontohan
(Model Fram). Model fram adalah bentuk usaha tani yang direkomendasikan pada petani lahan
kering dengan layanan paket teknologi teras bangku, pola tanam, pupuk. Ternak yang
diintroduksi adala terna domba atau kambing hinggasekarang pada usaha tani tersebut telh
berkembang usaha tani dan usahaternak domba atau kambimg. Model farmpada hakekatnya
adala suatu pola usaha tani terpadu. Keterpaduan diusahakan : (a). Lewat paket teknologi yag
terdiri dari empat komponen teknologi : penterasan dan bangunan pengendalan erosi (b). pola
tanam-tanaman panga (c) pola tanam-tanaman campuran dan ternak.
Model pertanian zero waste merupakan model pertanian yang tidak membiarkan hasil ikutann
menjadi limbah/tidak bermanfaat. Beberapa usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi
kesulitan penyediaan pakan dengan pendekatan pola pemeliharaan sapi yang terintegrasi dengan
tanaman pangan dan agroindustrinya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dengan demikian
pola zero waste. Salah satu andalan sumber hijauan pakan tenak di daerah dengan pakan kurang
dan lahan kering di NTT adalah limbah pertanian, baik dalam keadaan segar maupun dalam
keadaan kering, seperti: jerami padi, jerami jagung, jerami kacang-kacangan. Limbah pertanian
seperti jerami umumnya dapat digunakan sebagaipakan sumber serat dengan nilai nutrisi relatif
rendah.tanaman gamal (Gliricidia sepium) selama musim hujan di NTT mempunyai produksi
yang sangat tinggi sebesar 30 ton/ha merupakan potensi yang cukup besar untuk digunakan
sebagai pakan. Potensi lain yang tersedia di lokasi petani dan belum dimanfaatkan secara optimal
adalah jerami padi, tongkol jagung, brankasan jagung, dan limbah pertanian lainnya seperti
jerami kacang hijau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggun akan
air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan. Lahan ini memiliki
kondisi agro- ekosistem yang beragam, umumnya berlereng dengan kondisi lahan yang bererosi.
2. Model pertanian zero waste merupakan model pertanian yang tidak membiarkan hasil ikutann
menjadi limbah/tidak bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Karda, I.W dan Spudiati. 2012. Meningkatkan Produktivitas Lahan Marginal Melalui Integrasi
Tanaman Pakan dan Ternak Ruminansia. Fakultas Oeternakn Universitas Mataram.
Ma’ shum, M., Lolita, E.S., Sukartono, dan Soemeinaboedhy, I.N. 2000. Teknik Pemanenan Alir
an Permukaan Lahan Kering. Journal Agroteksos
Syamsu, J.A., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo, dan E. Gumbira Said. 2003. Daya Dukung Limbah Per
tanian sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminasia di Indonesia. Wartazoa,13.
Muslim, C. 2006. Pengembangan Sistem Integrasi Pada Ternak Dalam Upaya Pencapaian Swas
embada Daging d Indonesia : Suatu Tinjauan Ealuasi. Analisis Kebijakan Pertanian.