Disusun Oleh :
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
2020
i
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, dapat diselesaikan Makalah ini.
Keberhasilan penyusunan Makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
PRAKATA
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan2
II. Pembahasan3
A. Sejarah ternak perah 3
B. Bangsa Sapi Perah4
C. Bangsa Kambing Perah14
III. PENUTUP25
A. Kesimpulan25
DAFTAR PUSTAKA26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ternak adalah hewan yang telah dijinakkan, dikembang biakkan
dan dipelihara oleh manusia untuk diambil dan dimanfaatkan hasil
produksinya. Ternak yang dipelihara oleh manusia dapat digolongkan
menjadi beberapa golongan berdasarkan hasil produksinya yaitu : ternak
potong adalah ternak penghasil utama daging, ternak perah adalah ternak
penghasil utama susu, dan ternak dwiguna adalah ternak penghasil
daging atau susu dan biasanya ternak ini juga dipekerjakan oleh petani.
Susu sebagai hasil utama dari ternak perah khususnya sapi perah
dihasilkan melalui suatu peternakan sapi perah. Kualitas dan kuantitas
serta kontinuitas produksi susu dari suatu perusahaan peternakan sapi
perah sangat penting untuk menjamin kelangsungan produksi dari
peternakan sapi perah. Dalam menjaga kelangsungan produksi susu yang
stabil dan tidak terjadi kesalahan manajemen yang mengakibatkan
keadaan sapi tidak sesuai kriteria produksi atau laktasi.
Produksi susu nasional belum mampu memenuhi seluruh
kebutuhan konsumsi nasional. Dengan demikian impor susu dan produk
susu tetap dilaksanakan. . Pemeliharaan sapi perah dan kambing perah
merupakan salah satu alternative upaya diversifikasi ternak perah dan
peningkatan produksi susu. Hal tersebut memberikan peluang bagi
peternak, terutama peternakan sapi perah rakyat untuk lebih
1
meningkatkan produksi, sehingga ketergantungan akan susu impor dapat
dikurangi.
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia, susu sapi baru dikenal pada abad ke-18 pada jaman
penjajahan Belanda. Latar belakang sejarah perkembangan sapi
perah di Indonesia dimulai ketika para penjajah Belanda mengimpor sapi
perah dari Negara asalnya Hindia Belanda. Tujuan pemerintah Belanda
mengimpor sapi perah dari negeri asalnya untuk memenuhi konsumsi
susu para penjajah Belanda karena di negara asalnya mereka terbiasa
minum susu untuk konsumsi sehari-hari. Bangsa sapi perah yang diimpor
dari Negara Belanda saat itu adalah Friesian Holstein (FH) karena bangsa
sapi ini terkenal dengan produksi susunya tinggi. Sapi-sapi FH yang
didatangkan dari Belanda tersebut kemudian dipelihara di daerah- daerah
perkebunan ( dataran tinggi) karena sapi-sapi FH berasal dari daerah
dingin sehingga untuk pengembangannya ditempatkan di daerah
perkebunan yang berhawa sejuk. Sapi – sapi tersebut dipelihara oleh
orang-orang pribumi Indonesia yang menjadi pegawai Pemerintah Hindia
Belanda.
3
Pengembangan sapi perah di Indonesia 95 % dikelola dalam
bentuk peternakan rakyat (small holder) yang terhimpun dalam wadah
Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai pengumpul susu dan pemasok utama
bahan baku susu segar bagi Industri Pengolahan Susu (IPS), mencapai
90 % produksi susu nasional. Populasi sapi perah dan jumlah produksi
susu dari tahun ke tahun ada peningkatan, namun peningkatan populasi
dan jumlah produksi belum diimbangi dengan peningkatan kualitas susu.
1. Taxonomi Sapi
Menurut asal-usulnya sapi perah berasal dari Famili : Bovidae
Genus : Bos Subgenus : Taurinae. Subgenus Taurinae terbagi atas :
a) Bos Taurus Typicus, ialah sapi yang tidak mempunyai punuk
(kelas); termasuk dalam golongan ini sapi modern di daerah iklim
sedang.
b) Bos Taurus Indicus, ialah sapi yang mempunyai kelas, tersebar di
daerah Asia dan Afrika, terkenal dengan nama Sapi Zebu. Tanda
lain yang membedakannya dari Bos Taurus Typicus ialah
telinganya jatuh, ekor membentuk cambuk, dan adanya
lipatanlipatan kuluit di sebelah bawah leher dan perut.
Bos Taurus Typicus dapat dibagi lagi dalam 4 golongan, yaitu :
a. Bos Taurus Primigenius, ialah sapi yang berasal dari Eropa, Asia
Barat, Afrika Utara. golongan sapi inilah yang
menghasilkan/menurunkan sapi perah terkenal seperti : Fries
Holland, Ayrshira, Milking Shorthorn, Dairy Red-Polled dan lain-lain.
Sapi ini digolongkan dalam sapi yang besar.
b. Bos Taurus Longifrens, ialah sapi yang berasal dari Eropa dan
Inggris yang menurunkan sapi perah terkenal yaitu Brown Swiss,
Jersey, Guernsey. Sapi ini digolongkan sapi kecil.
c. Bos Taurus Frontalis, berasal dari Swedia, Skandinavia, golongan
sapi ini kurang diketahui keturunannya.
4
d. Bos Taurus Brachycephalus, golongan sapi ini menurunkan sapi
French Canadian, Devon dan lain-lain.
Sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi
Shorthorn (dari Inggris), Friesian/Fries Holland (sering disebut sapi FH
dari Belanda). Jersey (dari Selat Channel antara Inggris dan Perancis),
Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan
Droughtmaster (dari Australia). Menurut hasil survei, sapi perah yang
cocok dibudidayakan di Indonesia adalah sapi Frisien Holstein.
2. Bangsa – Bangsa Sapi Perah Sub Tropis
Sapi ini dikenal juga dengan nama Fries Holland yang berasal
dari propinsi Friesland di negeri Belanda. Di Belanda sapi ini dikenal
dengan nama Fries Hollad , sedangkan di Indonesia terkenal dengan
nama Friesian Holstein atau Fries Holland (FH). Di Amerika lebih
dikenal dengan nama Holstein Friesian atau disingkat dengan nama
Holstein. Sapi FH adalah bangsa sapi perah tertua dan
menduduki populasi terbesar hampir di seluruh dunia, baik di negara
sub tropis maupun negara tropis. Bangsa sapi ini mudah beradaptasi
di tempat yang baru. Produksi susu sapi FH adalah paling tinggi
diantara bangsa sapi perah lainnya. Produksi susunya banyak dan
5
dimanfaatkan untuk pembuatan keju sehingga seleksi kearah jumlah
produksi susu sangat dipentingkan (Blakely,1991).
6
c. Pada batas warna hitam dan putih terdapat warna bayangan
(gabungan antara warna hitam dan putih)
2.2 Jersey
7
sehingga mudah dibuat mentega. Oleh karena itu sapi jersey
banyak ditemukan di derah penghasil mentega.
e. Badan Sapi Jersey adalah terkecil diantara bangsa sapi perah
lainnya tetapi bentuk badanya paling bagus di antara bangsa-
bangsa sapi perah lainnya. Perutnya tampak besar dibandingkan
badannya dan ambingnya besar serta bagus sehingga bentuk
segi tiga badannya jelas sekali.
8
Bobot badan ratarata sapi betina dewasa 1100 pound dengan kisaran
antar 800-1300 pound. Sedangkan bobot sapi jantan dewasa dapat
mencapai 1700 pound. Produksi susu sapi Guernsey menurut DHIA
(1965/1966) rata-rata 9179 pound dengan kadar lemaknya 4,7%
(Prihadi,1997).
9
badan sapi betina dewasa 1200-1400 pound, sedang sapi jantan
Brown Swiss 1600-2400 pound. Produksi susu rata-rata mencapai
10860 pound dengan kadar lemak 4,1% dan warna lemak susunya
agak putih (Blakely,1991)
10
padang rumput relative tidak banyak tersedia. Rata-rata bobot badan
sapi betina dewasa 1250 pound dan sapi jantan mencapai 1600-2300
pound. Produksi susu menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 10312
pound dengan kadar lemak 4% (Prihadi,1997).
a. Agak tenang.
b. Pandai merumput di padang rumput yang tidak begitu subur.
c. Dewasa kelamin sedang.
3. Bangsa – Bangsa Sapi Perah Daerah Tropis
3.1 Sahiwal
11
perah terbaik di India dan diduga sapi ini merupakan sapi perah asli
asal daerah tropis yang terbaik di dunia.
Ciri – ciri fisik sapi Sahiwal :
12
a. Warnanya uniform yaitu merah tua.
b. Tubuhnya lebih kecil dari sapi sahiwal.
c. Potongan tubuh kuat, kokoh dan kaki pendek.
d. Berat badan sapi dewasa : jantan 450- 500 kg, betina 300 – 350
kg.
e. Ukuran ambing besar.
f. Produksi susu 1700 kg / laktasi dengan kadar lemak 4 %
3.3 Gir
a. Warna sapi gir umumnya putih dengan sedikit bercak coklat atau
hitam, tetapi ada juga yang berwarna kuning kemerahan.
b. Berat badan sapi dewasa : jantan 600 kg dan betina 400 kg.
c. Produksi susu 2000 kg / laktasi dengan kadar lemak 4,5 – 5 %.
3.4 Peranakan Friesian Holstein (PFH)
Sapi ini adalah hasil persilangan antara sapi asli Indonesia
yaitu sapi Jawa dan Madura dengan Sapi FH murni. Hasil persilangan
tersebut kini populer disebut dengan Sapi Grati dan banyak
diternakkan di daerah Jawa Timur yaitu di daerah Grati. Ciri-ciri sapi ini
menyerupai sapi FH, badannya lebih kecil dari FH. Produksi susunya
pun lebih rendah dari sapi FH. Produksi susu sapi PFH 2500 – 3000
liter/laktasi.
13
3.5 Ongole
Sapi ini berasal dari India.
Ciri – ciri Sapi Ongole :
a. Warnanya putih, pada bagian pantat, leher dan kepala pada
sapi jantan berwarna kelabu gelap.
b. Berat badan sapi dewasa : jantan 500 – 650 kg, betina 450 –
500 kg
c. Produksi susunya jauh di bawah Sahiwal dan Red Sindhi yaitu
1250 – 1500 kg per laktasi dengan kadar lemak 5%.
C. Bangsa – Bangsa Kambing Perah
1. Taxonomi Kambing
Dibeberapa Negara termasuk Negara tropis walaupun banyak jenis
kambing, tetapi masih sedikit sekali perhatian terhadap seleksi atau
breeding dalam usaha memperoleh satu performance yang
baik (Blakely,1991).
Filum : Chordota (hewan bertulang belakang)
Kelas : Mamalia (hewan menyusui)
Ordo : Artiodactyla (hewan berkuku genap)
Famili : Bovidae (hewan memamah biak)
Sub Famili : Caprinae
Genus : Capra
Spesies : C. aegagrus
Sub Spesies: Capra aegagrus hircus
14
2. Bangsa - Bangsa Kambing Perah Sub-Tropis
2.1 Kambing Anglo Nubian
15
Sifat-Sifat Kambing Anglo Nubian : Kambing ini cocok
dikembangkan di daerah tropis sehingga sering digunakan untuk
grading up atau perbaikan mutu kambing local.
16
2.3 Kambing Saanen
17
Gambar Kambing Toggenburg
a. Warna bulu bervariasi dari coklat muda -warna coklat tua / gelap.
b. Warna putih pada telinga dengan spot hitam pada bagian
tengahnya, dua garis putih dari sebelah atas mata sampai pada
bagian mulut (muzzle}.
c. Kaki berwarna putih pada bagian dalam, kemudian mulai dari
lutut kaki depan dan kaki belakang sampai pada bagian bawah
kaki (feet) seluruhnya berwarna putih.
d. Kepala berukuran sedang (medium size) dan garis profilnya
sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri dan mengarah ke
depan.
e. Kambing ini tampaknya paling tidak berhasil untuk diternakkan di
daerah tropis.
f. Berat badan dewasa : jantan 80 kg, betina 60 kg.
g. Kulit dan bulunya halus.
h. Produksi susu mencapai 600 kg selama masa laktasi ( 267 hari )
2.5 Kambing Nubian
18
Gambar Kambing Nubian
Satu-satunya kambing Afrika yang digunakan sebagai kambing
perah, walaupun strain yang terbaikpun tidak menun-jukkan produksi
susu yang istimewa. Tetapi ambingnya dapat berkembang dengan
sangat baik / ideal sebagai ternak perah, dan kambing ini merupakan
progenitor / yang memberikan darahnya pada kambing Anglo-Nubian.
Di beberapa lokasi di Afrika, untuk mencegah kerusakan karena
terkena tanah akibat ambingnya yang besar, ambing tersebut biasanya
disangga dengan akibat ambingnya yang besar, ambing tersebut
biasanya disangga dengan semacam tas dari kulit.
19
Berasal dari pegunungan Alpine. Kambing ini dibawa ke
Amerika berasal dari Perancis (France).
20
Gambar Kambing Etawa
Kambing Etawa berasal dari daerah Jamnapari, India. Oleh
karena itu kambing ini disebut juga dengan kambing Jamnapari.
Kambing Etawa populer sebagai kambing perah ( susu ) di daerah
India, Asia Tenggara dan daerah lain.
a. Pertumbuhannya baik.
b. Mampu beradaptasi dengan sangat baik terhadap kondisi
lingkungan yang ekstrim. Sehingga kambing ini sering digunakan
untuk grading up (memperbaiki mutu kambing lokal yang lebih
kecil seperti di India, Malaysia dan Indonesia.
3.2 Kambing Beetal
21
Gambar Kambing Beetal
Kambing Beetal adalah bangsa kambing yang juga penting di
India dan Pakistan. Kambing ini ditemui di beberapa district di Punyab
India, Rawalpindi dan Lahore di Pakistan Barat.
22
Kambing ini lebih kecil dibanding Jamnapari dan Beetal.
Diketemukan di India bagian Utara dan Pakistan Barat. Di India
kambing ini dikembangkan dengan baik karena bentuk tubuhnya yang
kecil dan produksi susunya cukup tinggi sehingga kambing ini
dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis
23
f. Produksi susu 3-4 liter per hari atau antara 300 – 600 liter selama
laktasi ( 8 bulan).
g. Kambing ini lebih subur dari kambing Saanen.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ternak perah adalah ternak yang dapat memproduksi susu
melebihi kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan produksi susu
sampai jangka waktu tertentu walaupun anaknya sudah disapih atau lepas
susu. Ternak perah diperlihara khusus untuk diambil produksi susunya.
Jenis ternak perah yang ada antara lain sapi perah, kambing perah ,
domba perah dan kerbau perah.
Sapi perah adalah salah satu ternak penghasil susu. Tingginya
produksi susu yang dihasilkan mampu mensuplai sebagian besar
kebutuhan susu di dunia dibanding jenis ternak penghasil susu yang lain
seperti kambing, domba dan kerbau, oleh karena itu sapi perah
mempunyai kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan susu yang
terus meningkat dari tahun ketahun.
25
DAFTAR PUSTAKA
Leondro Henny. 2009. Dasar Ternak Perah. Diakses pada tanggal
22 Januari 2020. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unikama.ac.id/
Suriasih Ketut, dkk. 2015. ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH.
Diakses pada tanggal 22 Januari 2020. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdos.unud.ac.id/
Kausar Daulay. 2018. Bangsa-Bangsa Kambing Perah. Diakses
Pada Tanggal 22 Januari 2020. Https://Daulaykausar.Com/Bangsa-
Bangsa-Kambing-Perah/.
Rusdiana. 2015. KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS SUSU
KAMBING PERAH PERSILANGAN DI INDONESIA. Diakses Pada
Tanggal 20 Januari 2020.
Http://Ejurnal.Litbang.Pertanian.Go.Id/Index.Php/Jppp/Article/View/3082.
26