Anda di halaman 1dari 46

BANGSA DAN KRATERISTIK TERNAK PERAH

OLEH:
ABDUL FIKRI (B1D022047)
SIDRATUL RAMDANI (B1D022036)
MEITA CAHYANI (B1D022024)
AZPA DWI SUPIANTI (B1D022004)
ERA SUKMAWATI (B1D022009)
BAIQ ARGI ARPILA RAMADHAN (B1D022005)
AMANDA JULIANDA (B1D022002)
TIA FEBRIANA (B1D022038)

PROGRAM STUDI S1

PETERNAKAN FAKULTAS

PETERNAKAN UNIVERSITAS

MATARAM

2023/2024
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah..........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. SAPI PERAH................................................................................................6
a. Bangsa bangsas sapi perah subtropis.........................................................6
b. Bangsa sapi perah tropis..........................................................................13
c. Bangsa sapi perah di Indonesia...............................................................15
d. Faktor pendukung dan penghambat perkembangan sapi perah di
indonesia
16
B. KERBAU PERAH......................................................................................18
C. KAMBING PERAH...................................................................................23
a. Jenis kambing perah................................................................................24
D. DOMBA PERAH........................................................................................28
a. Jenis-jenis domba perah..........................................................................29
BAB III...................................................................................................................37
PENUTUP..............................................................................................................37
A. KESIMPULAN...........................................................................................37
B. SARAN.......................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39

2
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Ternak adalah hewan yang telah dijinakkan, dikembang biakkan


dan dipelihara oleh manusia untuk diambil dan dimanfaatkan hasil
produksinya. Ternak Perah adalah ternak penghasil utama susu. Ternak
perah merupakan ternak yang dapat memproduksi susu melebihi
kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan produksi susu sampai
jangka waktu tertentu walaupun anaknya sudah disapih atau lepas susu.
Ternak perah diperlihara khusus untuk diambil produksi susunya. Jenis
ternak perah yang ada antara lain sapi perah, kambing perah , domba perah
dan kerbau perah.

Susu adalah bahan makanan yang mempunyai kandungan gizi


cukup tinggi karena mengandung zat makanan seperti protein, lemak,
karbohidrat yang seimbang, serta mengandung banyak vitamin dan
mineral yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan. Susu sangat penting
dalam kebutuhan sehari – hari, karena mengandung tiga komponen
penting yaitu kalsium, protein, dan riboflavin (vit B12). Didalam susu
mengandung 4 macam protein yaitu kasein, α-laktalbumin, β-
laktaglobulin, dan immunoglobulin. Kasein penyusun 80% protein di
dalam susu. Mengandung phopor yang terikat dalam asam amino.

Dalam pakan sehari- hari vitamin A dan B12 masih sedikit


terkandung didalam pakan yang berasal dari tumbuhan , sehingga susu
menjadi pemenuh kebutuhan sehari-hari. Lemak susu mengandung
keistimewaan karena mengandung asam lemak rantai pendek (C2-C4) dan
rantai sedang sampai dengan atom C14 sekitar 70% dari total lemak
susu. Semakin pedek rantai lemak susu, maka semakin mudah untuk

3
dicerna oleh tubuh.

4
Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produksi susu
yang tinggi antara lain : (1). Pemuliabiakan (Breeding), (2). Pemberian
pakan yang baik dari segi kualitas dan kuantitas (Feeding), (3).
Pengelolaan yang baik (Managemen). Ketiga aspek tersebut harus
berjalan secara simultan agar tujuan pemeliharaan dapat tercapai.

B. Rumusan masalah

1. Jenis dan Bangsa-bangsa ternak perah?


2. Bagaimana Produksi ternak perah?
3. Apa saja produk ternak perah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bangsa-bangsa ternak perah.


2. Untuk mengetahui bagai mana produktifitas ternak perah.
3. Untuk mengetahui produk hasil dari ternak perah

5
BAB II

PEMBAHASA

A. SAPI PERAH
Sapi perah merupakan salah satu dari beberapa jenis sapi yang tujuan
produksinya dikhususkan pada produk susunya. Klasifikasi taksonomi bangsa sapi
perah adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub Class : Theria
Infra Class : Eutheria
Ordo : Artiodactyla
Sub Ordo : Ruminatia
Infra Ordo : Pecora
Famili : Bovidae
Genus : Bos (cattle)
Group : Taurinae
Species : Bos taurus (Sapi Eropa)
Bos indicus (Sapi India/Sapi Zabu)
Sapi jenis PFH mampu menghasilkan susu 10 liter/hari/ekor hingga 20
liter/hari/ekor, faktor lingkungan, pakan dan kondisi ternak itu sendiri memiliki 7
pengaruh yang cukup besar pada produksi susu sapi. Populasi sapi perah
terbanyak di Kota Semarang tedapat di Kecamatan Gunungpati yaitu sekitar
65,79% dari seluruh populasi sapi perah di Kota Semarang.

a. Bangsa bangsas sapi perah subtropis

1. Holstein Friesian / Fries Holland

Budidaya sapi perah di Indonesia diawali dari kedatangan bangsa-


bangsa Eropa pada tahun 1891, karena tuntutan kebutuhan bagi mereka.

6
Usaha ternak yang dikelola oleh pendatang (Belanda), tersebut dengan
menempatkan sapi pada daerah pulau Jawa yang mempunyai
kecenderungan sejuk dan memiliki kemiripan di negeri asal sapi perah,
seperti Pasuruan, Semarang, Ungaran, Yogyakarta, Bandung, dan Bogor.
Jenis sapi yang dibawa adalah jenis Friesian Holstein dengan warna kulit
belang hitam putih (Firman, 2010).

Bangsa sapi Holstein-Friesien adalah bangsa sapi perah yang paling


menonjol di Amerika Serikat, jumlahnya cukup banyak, meliputi antara 80
sampai 90% dari seluruh sapi perah yang ada. Asalnya adalah Negeri
Belanda yaitu di propinsi Nort Holand dan West Friesland, kedua daerah
yang memiliki padang rumput yang bagus. Bangsa sapi ini pada awalnya
juga tidak diseleksi kearah kemampuan atau ketangguhannya merumput.
Produksi susunya banyak dan dimanfaatkan untuk pembuatan keju
sehingga seleksi kearah jumlah produksi susu sangat dipentingkan
(Blakely,1991).

Selain jenis Fries Holland, didatangkan pula sapi jenis Southern dari
Scotlandia dan Hereford dari Australia dipelihara di daerah Tengger, Grati,
dan terus berkembang sampai ke Salatiga. Sampai dengan saat ini sapi
perah telah berkembang, mencapai 483.000 ekor pada tahun 2014 (BPS,
2015).

Sapi FH merupakan sapi yang mampu menghasilkan susu sebagai


produk utama setelah mangalami laktasi. Produktifitas sapi perah
tergantung pada faktor reproduksi, genetik dan lingkungan. Penanganan
reproduksi yang tepat mulai deteksi birahi, penanganan pre dan post
7
partus, akan meningatkan kinerja reproduksi sehigga akan mendorong
kelahiran dan

8
produksi susu. Indukan dan pejantan yang unggul akan meningkatkan
produktifitas susu. Lingkungan ternak 6 mencakup perkandangan, pakan
dan pemeliharaan menjadi pendukung produktifitas reproduksi dan
produktifitas susu yang dihasikan (Firman, 2010.)

Sapi perah FH merupakan salah satu jenis sapiperah dengan hasil


produksi susunya sangat baik dengan kemampuan menghasilkan susu yang
lebih banyak dari pada jenis sapi perah lain nya.

2. Jersey

Sapi penghasil susu identik dengan Sapi Hitam Putih, betul atau
betul banget? Tidak salah, karena pada umumnya peternak di Indonesia
mayoritas memelihara sapi Friesian Holstein atau si Hitam Putih. Namun
tahukah bahwa kini di negara kita sudah ada jenis sapi penghasil susu lain
yang telah dikomersialkan hasil susunya? Siapakah dia? Dia adalah sapi
Jersey, yang belakangan ini susu yang dihasilkannya sedang booming.
Susu sapi Jersey diklaim rasanya lebih creamy, gurih, dan bikin nagih.
Penasaran siapa yah seleb di dunia per-sapian Indonesia yang sedang naik
daun ini? Yuk, kenalan lebih jauh dan simak fakta menarik tentang Sapi
Jersey.

Sesuai dengan pulau yang dihuninya, sapi ini berasal dari Pulau
Jersey di British Channel Island, perbatasan negara Inggris dan Perancis.
Sapi Jersey merupakan salah satu dari 3 ras penghuni Channel Island,
yang
9
lainnya adalah sapi Guernsey dan Alderney (sudah punah). Sapi Jersey
memiliki postur tubuh yang mungil dengan bobot 450-500 kg. Dihiasi
dengan bulu berwarna cokelat dan hidung berwarna hitam. Untuk sifat sapi
Jersey sendiri cenderung tidak sejinak sapi Friesian Holstein. Sapi
ini tengil dan aktif, bahkan untuk pejantannya bisa dikatakan cukup
agresif. Namun, sapi Jersey termasuk jenis sapi yang tangguh. Hal ini
karena dia mampu beradaptasi dengan baik di berbagai iklim dan bahkan
sangat cocok dipelihara di negara tropis.

Satu ekor sapi Jersey mampu menghasilkan 25 hingga 27 liter susu


dalam sehari. Susu yang dihasilkan sangat kaya rasa
dan creamy, namun aftertaste yang diciptakan tetap nyaman di mulut
maupun di tenggorokan. Susu ini memiliki kandungan nutrisi yang
kompleks, meliputi vitamin A, B, D, dan E, mineral berupa zinc dan
iodine. Serta susu juga tinggi kalsium, fosfor, protein, dan lemak.

Menurut American Jersey Cattle Association (AJCA), susu sapi


Jersey memiliki kandungan protein 15-20 persen lebih tinggi. Selain itu
kandungan kalsium 15-18 persen lebih tinggi daripada susu yang
dihasilkan oleh sapi pada umumnya. Tingkat creamy pada susu sapi Jersey
bergantung pada kandungan lemak pada susu. Sapi Jersey ini
menghasilkan susu yang memiliki kadar lemak yang lebih tinggi. Namun
lemak susu merupakan lemak baik yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Lemak susu dibagi menjadi tiga yaitu lemak jenuh yang baik untuk organ
hati dan saraf. Selain itu lemak tak jenuh untuk melindungi kardiovaskular,
dan lemak omega 3.

3. Guernsey

Sapi Guernsey berasal dari Kepulauan Channel antara Perancis dan


Inggris dan diberi nama untuk Isle of Guernsey, yang merupakan
kelompok paling barat. Breed sapi Jersey dikembangkan di pulau tetangga
Jersey, dan kedua ras itu terkait. Sapi pertama kali dibawa ke Guernsey
sapi dari Brittany lebih dari 1, 000 tahun yang lalu. Ternak ini diperkirakan
berasal dari tahun 1700-an. Beberapa informasi mengatakan bahwa
mereka dikembangkan dari sapi Froment du Leon dan sapi Normandia.
1
0
Breed sapi

1
1
Guernsey dikategorikan sebagai sub-tipe sapi pirang Eropa, bersama
dengan sapi Jersey. Trah sapi ini dikagumi karena penampilannya yang
halus secara estetis. Mereka biasanya berwarna emas tetapi bisa putih atau
merah. Kiprah mereka anggun, dibantu oleh punggung mereka yang kuat,
pantat lebar, dan bagian belakang yang stabil. Sapi Guernsey hanya
memiliki berat hingga 500 kg, sedangkan sapi jantan memiliki berat rata-
rata tidak lebih dari 700 kg. Sapi Guernsey jarang gugup atau gelisah,
membuat mereka mudah dikelola.

Trah Guernsey memiliki tempat yang menonjol dalam pertanian


Amerika, tetapi jenis ini telah menurun dalam beberapa dekade terakhir.
Dengan fokus industri susu secara eksklusif pada jumlah susu yang
diproduksi di bawah kondisi kurungan, dan penetapan harga yang
mengutamakan kuantitas susu cair daripada kualitas komponen seperti
protein dan lemak mentega, Kekuatan ternak Guernsey kehilangan nilai
pasar.

Sapi Guernsey pertama kali tercatat sebagai breed terpisah sekitar


tahun 1700. Pada tahun 1789, impor sapi asing ke sapi Guernsey dilarang
oleh hukum untuk menjaga kemurnian breed meskipun beberapa sapi yang
dievakuasi dari Alderney selama Perang Dunia II digabungkan menjadi
breed sapi.

Warna sapi Guernsey bervariasi dari kuning hingga coklat


kemerahan dengan bercak putih. Mereka memiliki temperamen yang
disetel dengan

10
baik, tidak gugup dan mudah tersinggung. Breed sapi memiliki konformasi
susu yang baik dan menyajikan kesan visual dari hewan biasa yang
dibesarkan untuk utilitas daripada penampilan yang baik. Berat sapi 450
sampai 500 kg sedikit lebih berat dari rata-rata berat sapi Jersey yaitu
sekitar 450 kg yang berarti 1000 pon. Banteng Guernsey memiliki berat
600 hingga 700 kg. Mereka memiliki kereta yang menarik dengan jalan
yang anggun, punggung yang kuat, pantat lebar, dan laras yang dalam,
kuat, ambing terpasang memanjang ke depan, dengan perempat yang
seimbang dan simetris. Sapi dara biasanya masuk ke dalam susu pada usia
sekitar dua tahun. Bobot sapih sapi dan pedet jantan yang biasa disapih
adalah 75 kg. Banteng berkembang biak Guernsey memiliki individu yang
menarik, mengungkapkan banyak kekuatan dan maskulinitas. Ini memiliki
bahu pencampuran halus yang menunjukkan kualitas yang baik, perbaikan,
kekuatan, dan bahkan kontur.

Sapi jenis Guernsey menghasilkan sekitar 6000 liter per ekor per
tahun. Susu sapi Guernsey mengandung protein 12% lebih banyak, krim
30% lebih banyak, 33% lebih banyak vitamin D, 25% lebih banyak
vitamin A dan 15% lebih banyak kalsium daripada rata-rata susu. 96% sapi
ras Guernsey membawa protein Beta Kasein A2 dalam susunya.

4. Brown Swiss.

Bangsa sapi Brown Swiss banyak dikembangkan dilereng-lereng


pegunungan di Swiss. Sapi ini merumput di kaki-kaki gunung pada saat
musim semi sampai lereng yang paling tinggi saat musim panas. Keadaan
alam seperti itu melahirkan hewan-hewan yang tangguh akan kemampuan
merumput yang bagus. Ukuran badannya yang besar serta lemak badannya
yang berwarna putih menjadikannya sapi yang disukai untuk produksi
daging.

11
Warna sapi Brown Swiss bervariasi mulai dari coklat muda sampai
coklat gelap, serta tercatat sebagai sapi yang mudah dikendalikan dengan
kecenderungan bersifat acuh. Sapi Brown Swiss dikembangkan untuk
tujuan produksi keju dan daging, serta produksi susunya dalam jumlah
besar dengan kandungan bahan padat dan lemak yang relative tinggi.
Bobot badan sapi betina dewasa 1200-1400 pound, sedang sapi jantan
Brown Swiss 1600-2400 pound. Produksi susu rata-rata mencapai 10860
pound dengan kadar lemak 4,1% dan warna lemak susunya agak putih.

5. Ayrshire.

Bangsa sapi Ayrshire dikembangkan di daerah Ayr, yaitu di daerah


bagian barat Skotlandia. Wilayah tersebut dingin dan lembab, padang
rumput relative tidak banyak tersedia. Dengan demikian maka ternak
terseleksi secara alamiah akan ketahanan dan kesanggupannya untuk
merumput (Blakely,1991). Pola warna bangsa sapi Ayrshire bervariasi dari
merah dan putih sampai warna mahagoni dan putih. Bangsa sapi ini lebih
bersifat gugup atau terkejut bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang
lain. Para peternak dahulu nampak masih berhatihati dalam usaha mereka
dalam melakukan seleksi kearah tipe yang bagus. Hasil itu masih nampak
dalam gaya penampilan, simetri, perlekatan ambing yang nampak,
disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe perah.

12
Sapi Ayrshire hanya termasuk dalam peringkat sedang dari sudut
daging serta pedet yang dilahirkan. Rata-rata bobot badan sapi betina
dewasa 1250 pound dan sapi jantan mencapai 1600-2300 pound. Produksi
susu menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 10312 pound dengan kadar
lemak 4%.

b. Bangsa sapi perah tropis

1. Sahiwal.

Bangsa sapi Sahiwal berasal dari daerah Punyab, distrik montgo


mery, Pakistan, daerah antara 29°5‟ -30°2‟ LU. Sapi perah Sahiwal
mempunyai warna kelabu kemerah-merahan atau kebanyakan merah
warna sawo atau coklat. Sapi betina bobot badannya mencapai 450 kg
sedangkan

13
yang jantan 500-600 kg. sapi ini tahan hidup di daerah asalnya dan dapat
berkembang di daerah-daerah yang curah hujannya tidak begitu tinggi.
Produksi susu paling tinggi yaitu antara 2500-3000 kg/tahun dengan kadar
lemaknya 4,5%. Menurut Ware (1941) berdasarkan catatan sapi perah
Sahiwal yang terbaik dari 289 ekor dapat memproduksi antara 6000-13000
pound (2722-5897 liter) dengan kadar lemak 3,7%.

2. Red Sindhi.

Bangsa sapi Red Sindhi berasal dari daerah distrik Karachi,


Hyderabad dan Kohistan. Sapi Red Sindhi berwarna merah tua dan
tubuhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sapi Sahiwal, sapi betina
dewasa rata-rata bobot badannya 300-350 kg, sedangkan jantannya 450-
500 kg. produksi susu Red Sindhi rata-rata 2000 kg/tahun, tetapi ada yang
mencapai produksi susu 3000 kg/tahu dengan kadar lemaknya sekitar
4,9%.

3. Gir.

14
Bangsa sapi Gir berasal dari daerah semenanjung Kathiawar dekat
Bombay di India Barat dengan curah hujan 20-25 inchi atau 50,8-63,5 cm.
Daerah ini terletak antara 20°5‟ - 22°6‟ LU. Pada musim panas
temperature udara mencapai 98°F (36,7°C) dan musim dingin temperatu
udara sampai 60°F (15,5°C) (Prihadi,1997). Warna sapi Gir pada
umumnya putih dengan sedikit bercak-bercak coklat atau hitam, tetapi ada
juga yang kuning kemerahan. Sapi ini tahan untuk bekerja baik di sawah
maupun di tegal. Ukuran bobot sapi betina dewasa sekitar 400 kg,
sedangkan sapi jantan dewasa sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000
liter/tahun dengan kadar lemak 4,5-5%.

c. Bangsa sapi perah di Indonesia

Bangsa sapi perah di Indonesia dapat dikatakan tidak ada. Sapi perah di
Indonesia berasal dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan
sapi local. Pada tahun 1955 di Indonesia terdapat sekitar 200000 ekor sapi perah
dan hamper seluruhnya merupakan sapi FH dan keturunannya.

Produksi susu sapi FH di Indonesia tidak setinggi di tempat asalnya. Hal ini
banyak dipengaruhi oleh factor antara lain iklim, kualitas pakan, seleksi yang
kurang ketat, manajemen dan mungkin juga sapi yang dikirim ke Indonesia
kualitas genetiknya tidak sebaik yang diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH
murni yang ada di Indonesia rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari
dengan calving interval 12-15 bulan dan lama laktasi kurang lebih 10 bulan atau
produksi susu rata-rata 2500-3000 liter per laktasi.

Hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi FH sering disebut sapi PFH
(Peranakan Friesian Holstein). Sapi ini banyak dipelihara rakyat terutama di
daerah Boyolali, Solo, Ungaran, Semarang, dan Jogjakarta. Juga dapat dijumpai
didaerah Pujon, Batu, Malangdan sekitarnya. Warna sapi PFH seperti sapi FH
tetapi sering dijumpai warna yang menyimpang misalnya warna bulu kipas ekor
hitam, kuku berwarna hitam dan bentuk tubuhnya masih memperlihatkan bentuk
sapi local, kadang-kadang masih terlihat adanya gumba yang meninggi.

15
d. Faktor pendukung dan penghambat perkembangan sapi perah di
indonesia

1. Faktor pendukung perkembangan sapi perah di indonesia


Adapun faktor pendukung untuk meraih perkembangan pada sapi perah di
indonesia :
a. Tersedianya bahan baku pakan ternak berupa jagung dan hasil ikutan
produk pertanian, misalnya katul, bungkil kelapa, bungkil kacang
tanah, bungkil kacang kedelai, dan lain sebagainya.
b. Semakin berkembangnya pabrik makanan ternak siap pakai dan obat-
obatan yang semakin tersebar di berbagai provinsi.
c. semakin berkembangnya industri pembibitan hewan ternak
d. Berkembangnya industri2 yang menerima hasil ternak dari peternakan
di Indonesia

2. Faktor Penghambat Perkembangan Sapi Perah Di Indonesia

Indonesia termasuk negara yang kurang akan pendidikan tentang


ternak sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Faktor faktor ini dalh
yang menjadi penghambat peternak indonesia dalam mengambangkan
usaha peternakan sapinya. Terkadang para peternak tidak dapat
menyelesaikan permasalahan permasalahan yang menjadi faktor
penghambat dalam berternak sapi.

Peternak adalah faktor intern utama yang harus di perbaiki dalam


memecahkan masalah dalam berternak. Pasalnya managemen yang baik
akan mendapatkan hasil yang baik pula, sebaliknya managemen yang
buruk akan mengakibatkan kebangkrutan. Faktor external meliputi
lingkungan dimana peternak sapi tersebut melakukan usahanya. Faktor
kedua ini dapat menjadi penghambat ataupun bisa juga menjadi faktor
pendorong, tergantung dengan bagaimana peterak sapi mengolah
lingkungannya, jika tepat pengelolaannya akan menjadi sebuah
keuntungan tersendiri, sebaliknya, bila peternak tidak dapat memanfaatkan
lingkungan maka akan menjadi penghambat suatu usaha peternakan sapi.

16
langsung saja ke inti dalam artikel penghambat peternakan sapi ini.
Faktor faktor tersebut dapat dirangkum dalam beberapa inti, yaitu

1. Harga sapi yang mahal

Harga sapi bakalan (pedet) untuk penggemukan per ekor saja


sudah mencapai 10jtan. Sedangkan kondisi ekonomi para peternak
sapi di indonesia menengah kebawah untuk peternak kecil. Mereka
harus menanggung beban satu ekor sapi dengan harga tersebut. Resiko
kematian suatu ternak sapi tidak mungkin kita hindarkan. Oleh karena
itu beban para peternak sapi sngatlah berat.

2. Produksi anakan rata rata pertahun hanya 1

Berbicara tentang produktifitas satu ekor sapi, kita analisa


dalam setahun. Rata rata satu indukan sapi menghasilkan 1 anakan.
Dan jika kita nominalkan pertahun peternak mendapatkan uang 10jt.
Dengan pemasukan bersih 10jt di kurangi biaya pakan teranak
tersebut. Kesimpulannya adalah petani akan rugi jika sapi yang
mereka ternak hanya menghasilkan 1 anakan sapi saja. Oleh karena itu
usaha pembibitan sapi biasanya di pegang oleh perusahaan besar yang
berskala ndustri. Sedangkan peternak kecil yang berada di desa denga
rata rata mempunyai sapi 2-3 sapi saja, meraka akan memilih
penggemukan (fatting) karena penggemukan akan lebih
menguntungkan.

3. Tenaga yang besar

Berternak sapi merupakan peternakan yang paling besar


dibandingkan domba, kambing ataupun unggas. Oleh karena itu ternak
sapi baik perah maupun daging membutuhkan tenaga dan tempat yang
besar. Peternak kecil akan kesusahan untuk memperbesar
peternakannya. Karena lahan dan tenaga yang mereka punya terbatas.

4. Lama Produksi

17
Dalam peternakan sapi, perah maupu pedaging, produksinya
akan di hitung pertaun. karena suatu produksi sapi yang sangat lama
dengan masa kehamilan 9 bulan, tidak mungkin peternak akan
mendapatkan pendapatan perbulan.

Itu adalah penjabaran faktor faktor penghambat dalam usaha


beterak sapi perah maupun sapi pedaging. Sebagai tambahan saja faktor
harga sapi mahal akan sangat terasa dalam usaha peternakan sapi perah.
Karena harga sapi perah lebih mahal dibandingkan dengan sapi sapi
pedaging.

B. KERBAU PERAH

Negara India merupakan salah satu negara di dunia yang banyak


melakukan penjinakkan kerbau (buffaloes). Negara lain yang memiliki ternak
kerbau dalam jumlah besar adalah China, Thailand, Pakistan dan Philipina.

Uraian kerbau (Bubalus species) telah banyak dijelaskan pada Kerbau


sebagai ternak potong. Sedangkan yang diuraikan pada pokok bahasan ini hanya
menyangkut beberapa kerbau sebagai ternak perah.

1. Jaffarabadi

Terdapat di hutan Gir-Kathiawar khususnya mengarah ke Jaffarabad


India. Individu kerbau sebagai penghasil air susu sampai 15 – 18 Kg per
hari dengan lemak susu (butter fat) tinggi.

Ciri Kerbau Jaffarabadi.:

 Kepala : Besar, lebar, bertanduk tipis menggantung ke leher dengan


ujung melengkung ke atas, dahinya menonjol.
 Leher : kuat dan berkembang dengan baik.
 Tubuh : massif, relatif panjang dan tidak begitu kompak, panjang
kerbau jantan mencapai 176,6 cm dan betina 160 cm, BB jantan
mencapai 589,6 Kg dan betina berkisar 450 Kg

18
 Kaki : lurus dan kuat
 Warna : hitam atau kelabu
 Ambing : bentuk dan ukuran baik, vena jelas, puting susu panjang dan
produksi susu 15-18 Kg ( 30-40 lbs) per hari

2. Kerbau Murrah

Kerbau Murrah merupakan kerbau yang habitat aslinya berada di


Negara bagian Haryana dan Union territory Delhi di India dan di Propinsi
Punjab di Pakistan. Namun kerbau Murrah merupakan salah satu kerbau
perah yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya daerah sekitar
Medan.

Kerbau Murrah selain sebagai kerbau perah yang menghasilkan susu,


juga paling efisien dalam menghasilkan lemak susu. Kerbau Murrah
merupakan kerbau yang paling utama di dunia, karena mampu
memproduksi susu rata-rata 3500-4000 lbs ( 1 lbs=0,453 ) setiap laktasi.
Ternak dari Kerbau Murrah merupakan hasil seleksi yang baik hingga
menghasilkan susu sebanyak 5000 – 7000 lbs setiap laktasinya.

Kerbau Murrah mampu memproduksi susu 1814 dalam masa laktasi 9-


10 bulan. Di Indonesia, seekor kerbau Murrah mampu menghasilkan susu
1,5 – 3 liter/hari. Walaupun kerbau Murrah ini termasuk jenis kerbau yang
mampu menghasilkan banyak susu, namun petani lebih sering
menggunakannya sebagai kerbau pekerja.

Tanda-tanda :

19
 Bentuk tubuh padat massive, bangun tubuh kuat dengan pungung pendek
dan luas. Leher ringandengankepala seimbangter-hadapbangun
tubuhyangpadat.
 Pinggul luas serta berhubungan dengan kuartet kelenjar susu. Anggota
badan pendek dankuat, padat.
 Ekor mempunyai bulu kipas berwarna putih.
 Tanduk melingkar dalam bentuk spiral Warna tubuh pada umumnya
 Tanduk melingkar dalam bentuk spiral Warna tubuh pada umumnya
hitam.
 Ambing berkembang baik dengan vena susu tampak menonjol serta 4
puting susu terpisah satu dengan yang lain cukup jauh.

Kerbau jantan mempunyai berat badan 566,9 kg dengan lingkar dada


220,7 cm, sedangkan yang betina berat badannya 430,9 kg dengan lingkar
dada 218,4cm.Kerbau Murrah merupakan kerbau perah yangutama di
dunia. Produksi susunya rata-rata 3 500 - 4.000 Ibs (libs- 0,453 kg) setiap
laktasi, bahkan kerbauMurrah yang terseleksi dapat menghasilkan susu
dapat menghasilkan susu 5.000 - 7.000 Ibs per laktasi.Keturunan kerbau
Murrah yang terbentuk kerena perbedaan daerah dan lokasi hidup antara
lain Nili, Ravidan Kundi.

20
3. Kerbau Nili dan Ravi

Kerbau Nili dan Ravi adalah kerbau keturunan Murrah yang hidup di
daerah lembah sungai Sutley danRavi di Pakistan. Perbedaan pokok
kerbau bangsa ini dengan Murrah adalah menyangkut keadaan muka,dahi
dan ukuran. Nili berarti biru yang mencerminkan warna sungai Sutley,
sementara Ravi sering disebutsebagai bangsa Sundal bar. Daerah Ravi
sering disebut sebagai bangsa Sundal bar. Daerah sebarankerbau Nili dan
Ravi ada di antara 29,5 -32,5 °LU dan 71 - 75 °BT.

Tidak terdapat perbedaan pokokdiantara kedua bangsa kerbau


inisehingga mulai tahun 1960 digabungkan sebagai satu bangsa
tersendirikhususnya di Pakistan, tetapi tidak di India.tanda-tanda :

 Tinggi gumba, panjang badan, dan berat badan yang jantan 132,1 cm;
154,9 cm; dan 680,4 kg, sedang yang betina 127 cm; 149,8 cm; dan 635
kg. Kerbau ini mempunyai dahi yang datar, wall eyes yaitu iris
mataberwarna putih, tanda putih pada bagian kepala, paha, ambing, dan
bulu kipas ekor.
 Produksi susu dapat mencapai 4.000 Ibs dalam masa laktasi 250 hari.

Ukuran umum kerbau Nili : tinggigumba, panjang badan dan berat badan
yangjantan adalah 137,2 cm; 157,4 cm; dan 589,7 kg sedangyang betina 127
cm; 147,3 cm, dan 453,6 kg. Kerbau ini mempunyai tanduk kecil, white
eyes yakni irismata berwarna putih sebagai tanda khas bangsa kerbau
perah ini.

21
Warna putih pada bagian dahi, muka,moncong, paha, dan bulu kipas ekor.
Tidak disukai adanya warna putih pada bagian hock dan knee, ekorhitam, tanduk
tebal luas serta tanda putih di atas leher dan bagian tubuh lainnya. Produksi
susu dapatmencapai 20 - 24 Ibs per hari

4. Kerbau Kundi

pada mulanya ditemukan didaerah Sind, sehingga dikenal sebagai


Sindhi Murrah. Nama Kundi bermula dari adanya bentuk tanduk yang
mirip dengan bentuk pancing.

Ciri-cirinya:

 Warna kulit hitam, ada juga coklat terang


 Dasar tanduk tebal, mengarah kebelakang dan atas, yang melengkung
 Dahi cukup menonjol, muka cekung, mata kecil bercahaya
 Bentuk badan lebih kecil dari pada kerbau Nili/Ravi
 Tubuh bagian belakang berbentuk massive dan mempunyai ambing
besar dgn vena susu menonjol , puting besar
 Bobot hidup rata-rata 320-450 kg
 Produksi susu mencapai 2000 lbs setiap laktasi

5. kerbau surti atau surati

22
Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di
daerah Gujarat, negarabagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati.
Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susudikenal sebagai penghasil susu
yang baik, produksi susu rala-rata 1655,5 kg per laktasi dengan kadarlemak
7,5 %.

Bentuk tubuh kerbau Surti besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk termasuk
menengahdan berbentuk bulan sabit, dan kulit berwarna antara hitam atau
coklat, Terdapat warna putih berbentukhuruf V pada tubuhnya, Bulu kipas
ekor berwarna putih.

Warna putih pada dahi, kaki dan bulu kipas ekorpaling disukai. Muka dan
moncongnya bersih dengan lubang hidung yang relatif besar, telinga
berukuransedang dengan warna kemerahan diba-gian sebelah dalamnya. Leher cukup
panjang dan pipih pada yangbetina, tetapi tampak tebal dan masssive pada yang
jantan.

Tubuh pada ternak betina bagian de-pansempit, semakin kebelakang


semakin lebar dan besar, punggung lurus dan lebar serta gumba segarisdengan garis
punggungnya. Ambing berkembang baik dengan Warna merah jambu dan puting
berukuransedang dengan jarak yangcukup lebar, dan vena susu kelihatan sedang dengan
jarak yang cukup lebar,dan vena susu kelihatan menonjol. Tinggi gumba, panjang badan
dan berat badanyangjantan 130,8 cm;154,2 cm dan 670 kg, sedang pada kerbau
betina 124,5 cm

C. KAMBING PERAH

23
Kambing perah merupakan jenis kambing yang dapat memproduksi susu
dengan jumlah melebihi kebutuhan anaknya (Atabany, 2002). Kambing perah

24
disebut pula kambing bertipe dwiguna karena selain menghasilkan susu,
dagingnya juga bisa dikonsumsi. Namun, tampaknya lebih pas bila kambing perah
disebut sebagai kambing multiguna. Selain menghasilkan susu dan daging,
kambing perah juga menghasilkan anakan yang bisa dijual, kulit sebagai
kerajinan, serta menghasilkan pupuk organik dan biogas (Kaleka dan Haryadi,
2013).
Menurut Williamson dan Payne (1993) dalam Rusman (2011) kambing
secara ilmiah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Subfamili : Caprinae
Genus : Capra
Spesies : C.
Aegagrus
Subspesies : Capra aegagrus hircus

a. Jenis kambing perah

1. Kambing jamnapari

Kambingjamnapariberasaldari India.
Kambinginimerupakanraskambingpenghasil susu yang produktivitasnya paling tinggi
diAsia. Produksi susunya bisa lebih dari tiga liter per hari. Populasi kambing ini
banyak terdapat di daerah Etawa, Uttar Pradesh, India, sehingga biasa disebut
sebagai kambing etawa. Kambing jamnapari merupakan nenek moyang dari
beberapa jenis kambing perah di berbagai belahan dunia seperti kambing anglo-
nubian, american-nubian, dan peranakan etawa di Indonesia (Kaleka dan Haryadi,
2013)

25
.

Kambinginiberukuranbesar. Bobottubuhetawajantanbisamencapaisekitar 100


kg, sedangkan yang betina cenderung lebih ringan 10 – 20 kg. Kambing ini
memiliki muka cembung, tanduknya kecil melengkung ke belakang, telinganya
panjang dan terkulai ke bawah (Kaleka dan Haryadi, 2013). Kambing etawa
memiliki gelambir yang panjang dan berbulu lebat di bawah leher. Kambing ini
berwarna putih pada bagian tubuh dan hitam atau coklat pada bagian kepala. Kaki
belakang pada kambing ini memiliki bulu yang lebat (Kaleka dan Haryadi,
2013).

2. Kambing saenen

Kambing perah ini berasal dari lembah Saenen, Swiss. Meskipun ukuran
tubuhnya besar, kambing ini memiliki kepala yang relatif kecil, lancip, dengan leher
yang relatif panjang. Telinganya berukuran sedang, tegak, dan mengarah ke depan.
Warna bulunya putih ataukrem (Kaleka dan Haryadi, 2013).

26
Kambing saenen merupakan kambing perah yang populer di Eropa. Potensi
produksi susunya mencapai lima liter per hari. Karena produksi susunya sangat
tinggi, kambing saenen dijuluki sebagai ratu kambing perah. Sayangnya, kambing
saenen agak sulit beradaptasi dengan iklim tropis dan tidak tahan paparan sinar
matahari langsung, sehingga sulit berkembang di Indonesia (Kaleka dan Haryadi,
2013).

3. Kambing sapera

KambinginimerupakanhasilpersilanganantarakambingsaenendengankambingPE
. Seperti halnya PE, sapera juga bisa dibilang sebagai ras kambing perah asli
Indonesia karena pengembangannya dilakukan oleh anak negeri. Kambing sapera
memiliki postur tubuh mendekati kambing PE. Hasil produksi susunya bisa
mencapai 4 – 5 liter per hari (Kaleka dan Haryadi, 2013).

27
4. Kambing alpines

Kambing ini berasal darpegunungan Alpina, Perancis. Kambing ini juga tersebar
di SwissdanAmerika. Warna bulunyaputih, hitam, dancoklat. Telinganya
berukuransedang dan mengarah ke atas. Bobot tubuh kambing jantan mencapai 90
kg dan betina 65 kg. Produksisusukambinginimencapai 600 kg
dalamsatumasalaktasi(Kalekadan Haryadi, 2013).

5. Kambing anglo-nubian

Nenekmoyangkambingperahanglo-nubianadalahkambingjamnaparidankambing
asalAfrikadariwilayahNubia. DiInggris,hasilpersilangankeduajeniskambingitu
disebut anglo-nubian. Kambing ini memiliki telinga panjang menjuntai. Bulunya
berwarna merah

28
kehitaman dan coklat kombinasi putih. Produksi susunya mencapai 700 kg dalam
satu masa laktasi (Kaleka dan Haryadi,).

6.

Kambing toggenburg

Swissmerupakannegarayangcocokuntukpengembangbiakankambingperah.

Swiss
memiliki kambing toggenburg yang merupakan tipe kambing perah. Kambing ini
sudah lama diusahakan manusia sebagai penghasil susu. Kambing ini berukuran
sedang, bobotnya 55 kg. Produksi susunya sekitar tiga liter perhari (Kaleka dan
Haryadi, 2013).

D. DOMBA PERAH

29
Domba perah merupakan hewan ternak yang dinilai memiliki
kemampuan memproduksi susu. Sebagian besar domba dipelihara untuk

21
0
diambil wol atau dagingnya, sedangkan berbagai jenis domba perah dipelihara
untuk diambil susunya yang bergizi tinggi.

a. Jenis-jenis domba perah

1. Domba awassi

Awassi (bahasa Arab:‫ )عواسي‬merupakan domba lokal yang berasal dari Asia Barat
Daya, lebih tepatnya berasal dari wilayah Gurun Suriah. Domba ini merupakan salah
satu domba dengan ekor gemuk. Awassi memiliki nama lain Nu'aimy, ad-Deiri, as-
Suri, al- Mashry, al-Baladi dan Jazirah. Awassi terdapat di negara-negara Timur
Tengah, seperri Yordania, Suriah, Irak, Lebanon, Palestina dan ArabSaudi.

Awassi memiliki kemampuan tinggi dalam beradaptasi, dari masa ke masa,


Awassi
dapathidupbersamabaduinomadenmaupundenganmasyarakatpedesaanyangmenetap.
An-Nu'aimy dapat berjalan jarak jauh, memiliki kekuatan untuk tinggal di cuaca
yang
sangatpanas,musimpanceklik(dapatmenyimpanminyakdiekornya),tetapmenghasilkan
banyak susumeskipunsulitmendapatkan makanan.

ciri ciri dari domba domba awassi sebagai berikut :

a) Berwarna putih dengan kepala berwarna coklat dengan keempat kaki


21
1
berwarna coklat,

21
2
b) Kepala panjang, sempitdan profil muka cembung,
c) Telingapanjang danmenggantung,
d) Berat dewasa: Jantan 60 -90 kg, betina 30 – 50 kg.

Domba awassimampu menghasilkan susudalamsekali masa laktasi 300-750 liter.

2. Domba east friesian

Asal usul keturunan domba Friesian adalah wilayah Friesland membentang di


sepanjangpantai Laut Utara ke arahbaratdari SungaiWeser di timurlaut
Jermansepanjang pantai utara Belanda dan selatan ke Schelde (Scheldt ) Sungai di
perbatasan Belanda dan Belgia. Domba Jerman Timur Susu
Friesianadalahyangpalingdikenaldanpalingpenting dariketurunan
Friesiandanberkembangbiakdikenaldalamliteraturilmiahsebagai"Timur Friesian." The
Friesian Timur dianggap domba susu tertinggi produksi dunia. Mereka adalah hewan
yang sangat khusus dan yang buruk dalam kondisi kawanan yang luas dan besar
peternakan. Domba Friesian silang baik dengan keturunan diadaptasi lokal.

ciri-ciri domba awassi adalah sebagai berikut.

a) Warnanya putih dengan wool yangtebal,


b) Tidakmempunyaitanduk,

30
c) Muka dankakinya tidak berbulu.

Domba east friesian adalah salah satu domba yang mampu menghasilkan susu 500-
700 liter per masalektasi.

3. Dombalohi

Domba Lohi ditemukan di Punjab, Pakistan dan Punjab, Rajasthan dan Haryana
di India.
Inidigunakanuntukproduksiwoldandagingberkualitaskarpet.Tubuhnyaberwarna putih
dankepalanya biasanyaberwarna cokelat, hitam atau coklat.

Berat dewasa jantan adalah 65 kg (143 lb) dan betina 45 kg (99 lb). Klip wol
tahunan rata-rata adalah 3 kg (6 lb) wol sedang, yang diameternya kira-kira 40
mikrometer. Rata- rata produksi susu harian daridomba Lohiadalah 1,2 liter (0,3
galon).

Karakterdomba Lohi:Tubuhtrah iniberwarnaputihdankepalanyabiasanyaberwarna


coklat, hitam atau coklat. Berat dewasa jantan 65kg dan betina 45kg. Klip wol rata-
rata tahunan adalah 3,0 kg wol sedang (diameter serat 39,8m).

Rata-rata produksi susuharian domba betina Lohiadalah 1,2 liter/hari.

31
4. DombaAssafsheep

DombaAssafadalahhasildari persilangan tersebutAwassi dan Timur domba


Friesian Susu. Padatahun 1955, peneliti dari Organisasi Penelitian Pertanian Israel
(ARO) memulai proyek ini bertujuan untuk meningkatkan fekunditas dari domba
Awassi. Kombinasi dari 3/8 East Friesian dan 5/8 darahAwassi munculsebagaisalib
yangterbaik. Peternakdomba Kebanyakansusu di IsraeltelahmengadopsiAssaf,
yangdianggaptidakhanyasusudomba kualitas terbaik dan produser kambing sangat
baik, tetapi juga beradaptasi dengan baik untuk semi-luas untuk sistem produksi
yang luas. Dalam kondisi Israel, di mana domba memiliki sekitar 3 lambings dalam
2 tahun, produksi susu tahunan adalah 450 liter.
PermintaanuntukAssafdombameningkat setiaptahun. Merekatelahdiekspor
keSpanyol, Portugal, Chili dan Peru. Kategori Breed: dual-tujuan (susudan daging)

Karakter Domba Assaf : Assaf adalah jenis domba yang memiliki fungsi ganda,
dipelihara untuk diambil susunya dan dagingnya. Ras ini sebenarnya merupakan
persilangan antara Friesian Timur dan Awassi dan telah menjadi ras domba pilihan
dibandingkanAwassi di Israel, karena produksi susunya yang unggul.

Rata-rata produksi susu harian domba Assaf akan menghasilkan hampir dua
liter/1/2 galon susudomba perhari.

32
5. Domba Suffolk

DombaSuffolk asli adalahhasilpersilangandombajantan


Southdowndengandomba betina Norfolk Horned yangkeduanya berasal dari Inggris.
Rupanya hasil dari persilangan inimenghasilkan perbaikanyang signifikan dan bagus
dari salah satu indukannya. Domba bertanduk Norfolk (Norfolk Horned) yang
sekarang langka, adalah jenis liar yang kuat. Mereka mempunyaiwajahhitam. Kedua
jenis kelamindaridombaini bertanduk.

Daerah dataran tinggi Suffolk, Norfolk dan Cambridge di pantai tenggara Inggris
sangat terjal dan pakan ternaknya jarang.

Ciri ciri domba Suffolk yaitu Berukuran besar, berdiri tegak, bertubuh panjang.
Wajah hitam panjang bebas kerutan dengan sedikit lekukan. Telinga panjang dan
hitam, tekstur halusyangsedikit terkulai ke depan. Buluberwarna putih dengan
panjang serat sedang.

Bobot dewasa untuk domba jantan Suffolk berkisar antara 113-159 kg, bobot
domba betina bervariasi dari 81-113 kg. Bobot bulu domba betina dewasa adalah
antara 2,25 sampai 3,6 kg dengan hasil 50 hingga 62 persen.

BuludombaSuffolkdianggapjeniswolsedangdengandiameterserat25,5hingga33,0
mikron dan jumlah pemintalan 48 hingga 58. Panjangpokok buludomba Suffolk
berkisar antara 5 – 8,75 cm. Produksi susu : 90 kg/ laktasi.

33
6 . domba Lacaune

Lacaune adalah jenis domba domestik yang berasal dari dekat Lacaune di
Perancis selatan. Daerah asal domba ini adalah departemen Tarn dan Aveyron dan
sekitarnya. Wilayah ini secara kolektif dikenal sebagai "Sektor Roquefort" yang
mengacu pada area pengumpulan susu. Lacaune adalah jenis domba perah yang
paling banyak digunakan di Perancis, dengan populasi sekitar 800.000 ekor domba
betina. Khususnya, ini adalah jenis keju dominan yang digunakan dalamproduksi
keju Roquefort di Perancis.

Ciri ciri domba Lacaune Putih, ekor pendek, telinga pendek, Bobot betina
dewasa : 60- 70 kg. Produksi susu : 70 – 120 liter permasa laktasi.

7. Domba Dorper

Dorper adalah jenis domba domestik Afrika Selatan yang dikembangkan dengan
menyilangkan Dorset Horn dan domba Persia Blackhead. Trah ini diciptakan melalui
upaya Departemen Pertanian Afrika Selatan untuk membiakkan domba pedaging
yang cocok untuk wilayah yang lebih kering di negara tersebut. Kini domba ini
juga dibudidayakan di daerah lain, dan merupakan jenis domba paling umum kedua
di Afrika Selatan.

34
Ciri-ciri dombadorpererwarna Putih, memilikiambingyangcukupbesar
Padabagian kepala terdapat warna hitam. Produksi susu : 90 kg per masa laktasi.

8. Domba Zwartbles

Jenis domba Zwartbles berasal dari Belanda. Pada pertengahan abad ke-20,
hewan ini terancam punah, namun kini situasinya telah berubah: hewan ini populer
di banyak negara Eropa.Artikel ini akanmenceritakantentang asal usul ras, ciri khas
danproduktivitasnya.

Domba Zwartblesdiciptakandi provinsikecil Friesland, yangterletak diutara


Belanda, pada awal abad ke-20. Peternak mengawinkan domba lokal dengan domba
jantan Ost- Friesian, yang memiliki produktivitas tinggi di bidang perah. Berkat gen
nenek moyang, dimungkinkan untuk memperoleh keturunan dengan penampilan
yang tidak biasa dan pertanda baik:

 isik yangkuat; tinggi;


 wol tebal setengah tipis;
 tingkat keasaman yangtinggi.

Para peternak juga menghargai kualitas lain dari persilangan yang dihasilkan –
kesuburandan rasa dagingyang luar biasa. Padatahun 50-an, populasi
zwartblesmenurun danterancampunah. Namun
Belandaberusahamempertahankannya, sehinggapadatahun 20an jumlahnya
bertambah. Beberapa tahun kemudian, domba jantan dan ratu terbaik dibawa ke
35
Inggris dannegara-negara tetangga di Eropa– Skotlandiadan Irlandia. Para.

36
peternak di negara-negara bagian ini tertarik untuk membiakkan domba pedaging
dan menggunakannya untuk meningkatkan karakteristik ras lain. Pada tahun 80
mereka membentukAsosiasi Peternak Zwartbles.

Ciri-ciri domba ZwartblesBerwarna coklat tua pada hampir seluruh tubuhnya


,Pada bagian kepala terdapat garis putih pada bagian ujung kepala. Bobot betina
dewasa : 85 kg, Produksi susu : 70 kg per masa laktasi.

37
BAB III

PENUTU

A. KESIMPULAN

1. Jenis jenis danbangs aternakperah


 Bangsa bangsa sapi perah di bagi menjadi dua agolongan yaitu sapi perah
subtropis, tropis. Sapi yang termgolong sapi perah suntropis diantaranya sapi
Holstein Friesian / Fries Holland, Jersey, Guernsey, Brown Swiss dan
Ayrshire. yang termasuk sapi perah tropis diantaranya Sahiwal, Red
Sindhi dan gir.
 Kerbau yang mampu menhasilkan susu yang banyak atau memperoduksi susu
yang bayak yaitu : kerbau affarabadi, Kerbau Murrah, Kerbau Nili dan
Ravi, Kerbau Kundi dan kerbau surti atau surati.
 Jenis- jenis kambing yang mampu menhasilkan susu lebih banyak dari jenis
kambing yang biasanya yaitu: Kambing jamnapari, Kambing saenen, Kambing
sapera, Kambing alpines, Kambing anglo-nubiandan Kambing toggenburg.
 Domba di kenal dengan menghasikan bulu untuk bahan baku pembuatan
pakain
namunadabeberapajenisdombayangmampumenghasilkansusuyanglebihbanyak
dibandingkan dengan domba yang lain, domba. Domba-domba yang mampu
menghasilkan susu yaitu: Domba awassi, Domba east friesian, Domba lohi,
Domba Assaf sheep, Domba Suffolk, domba Lacaune, Domba Dorper dan
Domba Zwartbles.
2. ternak pernah memproduksi susu dari mengubah zat zat yang dia makan
menjadi susu. Ternak ternak yang tergolong ternak pernah di antaranya:
 sapi, rata rata sapi yang tergolong sapi perah mampu menghasilkan
air susu maksimal perhari mencapai 10 liter.
 Kerbau: produksi rata-rata kerbau perah perhari kisaran 6-8 liter.
 Kambing: rata rata kambing perah mampu menghasilkan susu 3 liter
perhari bahkan lebih tergantung jenis kambing nya.
 Domba: rata rata domba perah mampu menghasilkan susu 600-800
38
liter per tahun.

39
3. Ternak perah menghasilkan susu lebih efektip dari pada ternak sejenis
nya yang tidak tergolong ternak perah. Ternak perah ini lah yang
mengsuplai susu yang selama ini manusia konsum si dan mamfaat kan.
Dari susu yang di hasilkan dari ternak perah, di olah kembali menjadi
beberapa olahan hingga layak untuk bersaing di pasaran contohnya:
mentega, susu kemasan, susu kaleng, susu bubuk dan masih banyak lagi.

B. SARAN

Saran saya alangkah baik nya kita mengenal hewan ternak lansung di depan kita atau
terjun lapangansupayapembelajaran kita tidakmembosankan dan dapatmudahkita pahami.

31
0
DAFTAR PUSTAKA

Blakely andbade 1991. Ilmupeternakan. Yogyakarta: university pres

Firman, a. 2010.Agribisnis sapi perahdari hulusampai hilir.widya padjajaran, bandung.

Kaleka dan Haryadi. 2013. Seri Peternakan Modern Kambing Perah, Arcita,
Surakarta

Atabany, A.2002. Strategi Pemberian Pakan Induk Kambing Sedang Laktasi dari
Sudut Neraca Energi. Makalah Pengantar Filsafat Sains. Program
Pascasarjana IPB. Bogor.

Yoga,Dwiana.2017.Faktor Penghambat
Peternakan
Sapi.https://wordpress.com/read/feeds/58218262/posts/1290520248.Diakses pada
27 Januari 2017

31
1

Anda mungkin juga menyukai