PENDAHULUAN
SAPI PERAH
Pembagian sapi perah berdasarkan sejarah dapat digambarkan secara
skematis sebagai berikut :
BTT Primigenus :
menurukan sapi-sapi Eropa , FH,
Ayshire, Milking Shortthorn
BTT Longiferus :
Bos Taurus menurukan sapi-sapi Eropa ,
Typicus (BTT) Brown Swiss, Yersey dan
Guernsey.
BTT Frontalis :
menurukan sapi-sapi dari
Swedia a dan Skandinavia.
Sapi
BTT Brachycerrus :
menurukan sapi-sapi Frenc
Cephalus Canadian dan Devon.
KERBAU PERAH
Subordo
Kedudukan : kerbau
ternak Family :
dalam Tribe
sistem :
Zoologi Group :
dapat digambarkan
Camels
secara skematis sebagai berikut :
Girafes Cattle, Yak &
Ruminants Antelopes
Deer Bisson
Bovine
Bovidae Asian Buffalo
Artiodactyla Sheeps &
African Buffalo
Goats
Pigs
Non Ruminants Peccaries
Ilippotamuses
Berdasarkan habitat (tempat perendaman tubuhnya) Barker (1972) dan
McGregor (1939) membagi ternak kerbau ke dalam du grup, yaitu :
1. Swamp buffalo, kelompok ini disebut juga kerbau rawa, sangat
bervariasi dalam ukuran dan konformasi, tetapi perbedaan dalam breds
tidak dikenal. Terutama dijumpai dalam negara-negara sebelah Timur
dan Selata Birma.
2. River Buffalo, dijumpai di India, Pakistan dan negeri-negeri
sebelah baratnya. Kerbau ini terutama diternakkan untuk produksi
susunya, tetapi dapat juga merupakan sumber pedaging.
Mason (1964) menggolongkan kerbau sungai (river buffalo) di India
dan Pakistan menjadi 5 kelompok :
1. Kelompok Murrah yang terdiri dari breeds : Murrah, Nilli-
Ravi dan Pundi.
2. Kelompok Gujarat, terdiri dari breeds : Surti, Mehsana,
Jafarabadi.
3. Kelompok Uttar Pradesh, terdiri dari breeds : Bhadawar dan
Tarai.
4. Kelompok varietas-varietas di India Tengah terdiri dari breeds :
Nagpuri, Pandharpuri, Manda, Serangi, Kalahandi, Sambalpur.
5. Kelompok kerbau di India bagian selatan, terdiri dari breeds :
Toda, South Kamara.
Adapun ciri-ciri dan kelompok kerbau sungai yang termasuk tipe perah
adalah :
1. Murrah
Warna kulit dan rambut hitam, warna yang umum
dan populer. Kadang-kadang ada juga yang berwarna coklat
sedangkan yang berwarna putih jarang sekali.
Tanduk pendek mengarah ke belakang dan keatas,
akhirnya melekuk ke dalam seperti bentuk spiral.
Kepala rekatif kecil, telinga kecil, tipis, leher
panjang dan kurus tetapi tebal dan berdaging pada pejantan.
Bobot badan jantan 450 800 kg dan betina 350
700 kg.
2. Nilli-Ravi
Warna kulit dan rambut hitam, kadang-kadang juga
ada yang berwarna coklat. Tanda-tanda putih ada pada dahi, mulut,
muka, kaki dan ujung ekor. Kadang-kadang terdapat warna merah
muda pada dada dan ambing.
Tanduk pendek, lebar pada dasar tanduk dan saling
berkelok kedua ujung tanduk pada dasar tanduk. Beberapa kerbau ini
ada yang mempunyai tanduk menggantung.
Telinga ukurannya sedang dan horizontal.
Berat badan dewasa sekitar 450 kg dan jantan 600
kg.
Produksi susu rata-rata 2000 kg dengan lama laktasi
rata-rata 312 hari.
3. Kundi
Tanduk pendek, bentuk spiral yang tebal pada dasar
tanduk, ujung tanduk mengarah ke belakang dan keatas kemudian
melekuk sampai tiga kali seperti kail yang dikenal dengan tanduk
Kundi.
Warna kulit dan bulu umumnya hitam, kadang
coklat dan ada juga yang berwarna putih.
Lebih kecil dari breed Nilli-Ravi dengan berat 320 -
450 kg.
Produksi susu rata-rata 9 kg per hari dengan
produksi tertinggi mencapai 18 kg per hari atau 2120 kg dengan lama
laktasi 316 hari.
4. Surti
Warna bulu umumnya coklat, kulit hitam atau
kemerah-merahan dan rambu kulit perak sampai keabu-abuan sampai
coklat perak. Warna rambut dibawah lutut abu-abu keputih-putihan,
tanda putih yang spesifik pada dahi, kaki dan ujung ekor sangat
disukai.
Tanduk berukuran sedang dan berbentuk arit.
Bentuk pipih dan kerut-kerut mendatar, tanduk mengarah ke bawah,
ke belakang kemudian m engarah keatas dan pada ujungnya
membentuk kait.
Ambing tumbuh baik, kulit pada ambing berwarna
merah jambu, puting susu tidak begitu besar.
Berat badan betina 550 650 kg dan jantan 640
730 kg.
Produksi susu sekitar 2090 kg dengan panjang masa
laktasi 35 hari dan dry period 111 hari.
5. Mehsana
Warna kulit hitam.
Merupakan hasil persilangan breed Surti dan
Murrah.
Tanduk bervariasi dari bentuk kail seperti kerbau
Murrah sampai berbentuk arit seperti Kerbau Surti.
Kaki pendek dan pertulangan besar.
Temperamen jinak dan hewan ini mudah dirawat.
Rata-rata ukuran badan antara breed Surti dan breed
Mehsana.
6. Jafarabadi
Warna biasanya hitam.
Tanduk lebar dan berat kadang-kadang menutupi
mata, tanduk membengkok kearah sisi dari leher kemudian berkelok
keatas membentuk kail.
Berat betina sekitar 454 kg dan yang jantan 590 kg.
Produksi susu sekitar 14 18 kg per hari atau 1800
2700 kg per laktasi.
7. Breed Bhadawari
Warna seperti tembaga dengan rambut kulit yang
jarang dimana akar rambut berwarna hitam dan ujungnya berwarna
coklat kemerah-merahan, kadang-kadang rambut kulit berwarna
coklat, kaki dari lutut sampai kuku berwarna kecoklatan dan rambut
ekor berwarna putih atau hitam putih.
Tanduk plat, kompak dan rata-rata tebal mengarah
ke belakang, keatas dan melengkung ke arah dalam.
Produksi susu per hari 7 lbs (3 kg) dengan kadar
lemak mencapai 13 persen.
8. Breed Nagpuri
Warna kulit umumnya hitam, kadang dijumpai
warna putih pada muka, kaki dan pada rambut ekor.
Tanduk panjang, plat dan bergaris berlekuk dan
mengarah ke belakang hampir menempel bahu.
Berat rata-rata baik jantan atau betina sekitar 408
522 kg.
Produksi susu 5 7 kg per hari.
9. Breed Sambalpur
Nama lain adalah Gowdoo dan kimedi, kulit warna
hitam tetapi warna coklat atau abu-abu pada individu-individu
tertentu, warna rambut ekor putih.
Tanduk pendek, ramping, bergaris lekuk dan tanduk
berbentuk semicickle.
Produksi susunya 2270 2720 kg dengan masa
laktasi 340370 hari.
KAMBING PERAH
Domestikasi ternak kambing diperkirakan terjadi di daerah
pegunungan Asia Barat pada 9000 11000 tahun yang lalu. Kambing
termasuk binatang yang dijinakkan paling awal atau paling tidak nomor dua
setelah anjing. Secara umum kambing asal-usulnya dari hewan bezoar.
Dasar penggolongan kambing menurut Manik dkk. (1933) paling tidak
berdasarkan asal, kegunaan, ukuran tubuh, bentuk telinga dan panjang
telinga.
Adapun kambing yang banyak dipelihara saat ini adalah :
1. Kambing Jamnapari
Disebut juga kambing Etawah, bangsa ini paling
populer di India dan Asia Tenggara. Merupakan tipe yang besar
dengan telinga panjang berasal dari Sungai Gangga, Jumma dan
Chambal di India.
Sebagai tipe perah, ambing berkembang dengan baik
dengan produksi susu 235 kg selama 261 hari, produksi susu
hariannya dapat mencapai 3,8 kg saat puncak laktasi.
Bobot badan yang jantan 68 91 kg dan betina 36 63
kg.
Berdasarkan kemampuan untuk menghasilkan susu dan
potensi pertumbuhannya, bangsa ini digunakan secara luas untuk
meningkatkan mutu kambing asli yang lebih kecil di berbagai negara
seperti Malaysia dan Indonesia.
2. Kambing Alpina
Tipe perah yang unggul, tersebar di seluruh benua
Eropa, produksi susu di Hindia Barat mencapai 4,5 kg per hari pada
laktasi kedua dan ketiga.
Bangsa ini cocok dikembangkan di daerah yang tinggi
kelembabannya.
Rata-rata jumlah cempe lahir 0,9 ekor.
3. Kambing Anglo-Nubian
Warna beragam dengan warna putih keabuan yang
menonjol.
Kaki panjang sehingga ambingnya menggantung jauh
dari tanah.
Tipe dwiguna yang sangat baik dengan produksi susu
296 kg selama masa laktasi 235 hari dan produksi susu 2 4 kg per
hari diperoleh pada puncak laktasi.
Cocok dikembangkan di daerah tropis dengan
kemampuan adaptasi yang tinggi.
4. Kambing Saanen
Berasal dari Swiss Barat, berwarna putih, krem pucat
atau coklat muda, dengan bercak hitam pada hidung, telinga dan
ambing.
Produksi susu tertinggi, di Israel mencapai 990 kg
selama 336 hari, sedangkan produksi susu harian mencapai 3,3 kg
saat puncak laktasi.
Lebih cocok dikembangkan di daerah yang sejuk atau di
daerah tropis dengan cara dikandangkan.
5. Kambing Toggenburg
Berasal dari Swiss timur laut, kambing besar dengan
warna coklat kekuning-kuningan atau coklat dengan garis atau
bercak berwarna putih atau krem.
Leher panjang dan ramping dan telinga yang tegak ke
depan berwarna gelap dengan tepi berwarna putih. Kedua jenis tidak
bertanduk dan biasanya berjumbai.
Di Brazilia menghasilkan susu 3 liter per hari,
sedangkan di Venezuela 1,0 kg per hari.
Pendalaman : 1. Berapa kilogram susu yang dapat dihasilkan oleh 100 ekor
sapi yang tergolong top produksi selama satu tahun ?
OSTEOLOGY
Osteology yaitu ilmu yang mempelajari tentang skelet/kerangka/tulang
belulang. Fungsi tulang secara umum adalah :
1. sebagai penunjang tubuh.
2. melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah/lunak.
3. sebagai pertautan urat daging.
4. sebagai alat gerak pasif.
5. pemberi bentuk tubuh.
Tulang terdiri atas tulang keras (os) dan tulang rawan (cartilago).
Semua tulang dibungkus oleh selaput jaringan ikat yang disebut periost.
Tulang kerangka terbagi menjadi 4 golongan menurut bentuk dan
pekerjaannya, tetapi pembagian ini tidak memenuhi semuanya karena
beberapa tulang misalnya tulang rusuk tidak mudah digolongkan pada salah
satu dari keempat golongan tersebut.
Keempat pembagian tersebut adalah :
1. Ossa longa (tulang panjang), bentuknya bulat, silinder panjang dengan
ujung-ujungnya membesar, terdapat sebagai tiang penunjang dan
pengumpil, misalnya tulang humerus.
2. Ossa plana (tulang pipih), berguna untuk pertautan otot dan melindungi
bagian tubuh yang halus, yaitu sebagian besar tulang kepala dan tulang
scapula.
3. Ossa brevis (tulang pendek), yaitu tulang-tulang pada pangkal tangan
(corpus) dan tarsus dengan bentuk antara panjang, lebar dan tebal
hampir sama.
4. Ossa irregularis (tulang-tulang yang tidak beraturan).
Hubungan antara tulang dengan tulang ada beberapa cara, yaitu
1. Hubungannya terjadi tanpa ada ruangan diantara kedua ujung tulang
tersebut. Hubungan semacam ini tidak dapat digerakkan sama sekali
(misal; tulang kepala), ada juga yang bergerak sedikit sekali (misal
antara tulang kering / os tibia dan tulang betis / os fibula).
2. Hubungannya terjadi dengan memiliki ruangan antara kedua ujung
tulang tersebut, hubungan ini disebut PERSENDIAN.
Ada 9 macam, persendian :
1. Persendian bundar, gerakannya ke semua arah. Misal persendian bahu,
paha.
2. Persendian ellips, mempunyai bidang persendian yang bentuknya
bulat.
Misal persendian tulang belakang kepala dengan tulang leher pertama.
3. Persendian engsel, misal persendian siku, persendian rahang,
persendian antara tulang paha dan tulang kering.
4. Persendian sekrup, misal persendian pada salah satu pangkal kaki pada
tulang kering.
5. Persendian sela, mempunyai gerakan ke dua jurusan, misal antara
tulang kaki bawah dengan kuku.
6. Persendian putar; persendian dimana tulang yang satu bergerak di
dalam tulang yang lain. Misal persendian antara tulang leher pertama
dan tulang leher kedua.
7. Persendian tegang, persendian yang menimbulkan gerak sedikit sekali.
Misal persendian antara tulang panggul dan tulang kemudi.
8. Persendian bungkus, yaitu persendian yang tidak mudah
dibengkokkan.
Misalnya persendian untuk melompat.
9. Persendian geser, persendian dari dua ujung tulang yang rata dan
mempunyai bidang persendiaan yang rata pula. Misal persendian pada
tulang-tulang panggung (vertebra).
Kerangka ternak perah terbagi menjadi 6 bagian :
1. Cranium
2. Extremitas thoracalis
3. Extremitas pelvina
4. Sternum
5. Costae
6. Columna vertebralis
Gambar 3. Kerangka Ternak Perah
A. CRANIUM
Tulang kepala terdiri atas :
1. Ossa crani (tulang tengkorak), yang berisi otak dengan selaput
dan pembuluh-pembuluh darahnya serta organ-organ pendengar.
2. Ossa facici (tulang muka), yang membentuk kerangka mulut
dan hidung dan juga menahan pharynx, larynx dan pangkal lidah.
B. EXTREMITAS THORACALIS
Tulang kaki depan terdiri atas empat segmen :
1. Cingulum Extremilas Thoracalis (daerah gelang bahu), terdiri dari
os scapula (tulang belikat) dan os coracodeus (tulang paruh gagak)
yang tumbuh menjadi satu dengan os scapula.
2. Brachium (daerah lengan atas), terdiri dari sebuah tulang yang
panjang yaitu os humerus.
3. Antibrachium (daerah lengan bawah), terdiri dua tulang yaitu os
radius (tulang pengumpil) dan os ulna (tulang hasta). Pada sapi
kedua tulang tersebut bersatu dengan os radius, terletak di depan dan
memikul berat tubuh dan os ulna tumbuh dengan baik pada bagian
proximal.
4. Daerah manus homolog dengan tangan pada manusia, yang terdiri
dari tiga ruas, yaitu :
a. Daerah corpus (pangkal tangan), terdiri enam buah tulang pendek
(ossa carpi) yang tersusun menjadi dua baris, yaitu baris
proximal (anti brachial) dan baris distal (meracarpal).
b. Daerah metacarpus (telapak tangan), sebetulnya terdiri atas lima
buah tulang panjang (ossa meta carpalia), hanya pada temak
ruminansia (termasuk sapi perah, kambing perah, domba perah
dan kerbau perah) yang tumbuh dengan baik tulang ke 3 dan ke
4, dan kedua tulang tersebut bersatu sedangkan tulang yang lain
mereduksi.
c. Daerah digiti manus (jari-jari), sebetulnya terdiri atas lima buah
tulang tetapi yang tumbuh baik hanya tulang ke 3 dan ke 4
sedangkan yang lain mereduksi. Setiap digiti terdiri dari tiga ruas
(phalanges).
Gambar 5. Extremitas Thoracalis
C. EXTREMITAS PELVINA
Terbagi menjadi empat :
1. Cingulum extremitas pelvina (daerah gelang panggul).
Tulang panggul berasal dari persatuan tiga buah tulang pipih,
yaitu os ilium (tulang usus), os ichium (tulang duduk), dan os pubis
(tulang kemaluan). Ketiga tulang tersebut bersama dengan os sacrum
dan tiga buah vertebra coccygeae (tulang ekor) yang pertama
membentuk PELVIS. Pelvis mempunyai dua buah liang yaitu inlet
dan outlet.
2. Femur (daerah paha)
Terdiri atas sebuah tulang panjang yaitu os femoris yang
berhubungan dengan acetabulum di bagian atas dan bagian bawah
dengan libia dan patella.
3. Crus (daerah kaki bawah)
Terdiri tiga buah tulang :
a Os tibia (tulang kering), merupakan sebuah tulang yang panjang,
prismatik, dan berfungsi untuk menahan berat.
b Os.fibula (tulang betis).
c Os patella (tempurung lutut), merupakan sebuah tulang yang
pendek dan bertaut dengan trochea dari ujung distal os femur.
4. Pes (daerah telapak kaki), homolog dengan tangan pada manusia
yang terdiri dari larsus, metalarsus dan digiti.
Gambar 6. Extremitas Pelvina
D. STERNUM
Terdiri atas enam sampai delapan tulang yang disatukan oleh
cartilago. Sternum merupakan dasar utama ruang dada. Ujung anterior
disebut Manubrium sterni (Presternum), bagian tengah stemum disebut
corpus sterni (mesosternum), dan bagian posterior disebut Metasternum
(processus ximoideous) yang tipis dan lebar. Tepi ventral dari sternum
berupa rigi disebut crista sterni.
E. COSTAE
Tulang rusuk membentuk dinding lateral dari rongga dada (cavum
thoracis) dan terdapat berpasangan kanan dan kiri. Jumlahnya 13 pasang
baik pada temak perah sapi, kambing, domba maupun kerbau. Bagian
dorsal costae berhubungan dengan vertebra thoracalis, sedangkan
bagian ventral berhubungan dengan sternum. Celah antara dua costae
disebut Spatia intercostalia.
Hubungan antar tulang rusuk ada tiga macam :
1. Tulang rusuk sejati, hubungan tulang rusuk dengan tulang rawan
rusuknya melekat di dada (sternum).
2. Tulang rusuk semu, tulang rawan rusuknya melekat pada tulang
rusuk depannya.
3. Tulang rusuk menggantung, ujung ventral tulang rusuk tidak
berhubungan dengan tulang rusuk di depannya, tulang rusuk
belakangnya ataupun sternum.
F. COLUMNA VERTEBRALIS
Columna vertebralis terbagi menjadi 5 bagian :
1. Vertebra cervicalis (ruas tulang leher) : jumlah 7 buah.
2. Vertebra thoracalis (ruas tulang leher) : 13 pasang.
3. Vertebra lumbalis (ruas tulang pinggang) : 6 buah.
4. Vertebra sacralis (ruas tulang kemudi) : 5 buah.
5. Vertebra cocygeae (ruas tulang ekor) : sapi/kerbau 1820 buah.
kambing/domba 1618
buah.
Gambar 7. Columna Vertebralis
SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi
dengan beberapa organ yang bertanggung jawab terhadap pengambilan,
peneriman, pencemaan, dan absorbsi zat makanan mulai dari mulut sampai
ke anus. Sistem pencemaan bertanggung jawab pula terhadap pengeluaran
bahan pakan yang dapat dicema.
Sistem pencernaan terbagi menjadi dua bagian :
A. Tractus Alimentarius, meliputi rongga mulut, pharynx, eshophagus,
lambung (rumen, retikulum, omasum, dan abomasum), usus halus,
sekum, dan usus besar.
B. Organa Accesorius, meliputi dentes, lingua, glandula salivarius, hepar,
pancreas, lympha (lien).
0 0 3
Sapi : 2 ( DI DC DP )
4 0 3
: 0 0 3
Kambing 2 ( DI DC DP )
4 0 3
Rumus dentes permanen beberapa ternak :
3 1 3
Kuda : 2 ( DI DC DP DM)
3 1 3 3
0 0 3 3
Sapi : 2 ( DI DC DP DM)
4 0 3 3
: 0 0 3 3
Kambing 2 ( DI DC DP DM)
4 0 3 3
3 1 4 3
Babi : 2 ( DI DC DP DM)
3 1 4 3
Lidah (lingua)
Lidah terletak pada lantai mulut antara kedua rani mandibula, yang
terdiri dari tiga bagian : Radix lingua
Corpus lingua, yang mempunyal 3 permukaan
bebas, yaitu facies dorsalis, facies ventralis, dan
facies lateralis
Apex lingua, yang berbentuk seperti spatula.
Fungsi lidah :
1. Membantu mengunyah (memutar ) makanan dalam mulut.
2. Membantu pembentukan bolus makanan
Gambar 8. Lidah
Saliva
Saliva dihasilkan oleh enam kelenjar (glandula) salivarius, yaitu
kelenjar parotidea, kelenjar sub maxilaris, kelenjar sub lingualis, kelenjar
molar inferior, kelenjar bukalis dan kelenjar labialis. Jumlah saliva yang
dihasilkan pada sapi perah sekitar 75 - 125 liter per hari, sedangkan pada
domba atau kambing perah sekitar 5 - 15 liter per hari.
Fungsi saliva :
1. Sebagai larutan penyangga, karena lasiva mengandung
komponen buffer yaitu bikarbonat dan fosfat, sehingga pH di dalam
rumen tetap yaitu mendekati netral.
2. Menstabilkan jumlah cairan rumen konsentrasi ion di
dalarm rumen.
3. Sebagai pelicin pakan untuk membentuk bolus, sehingga
memudahkan penelanan.
4. Suplai nutrien karena 70 % N-saliva terdiri dari NH4.
Pharynx
Pharynx adalah suatu organ yang berfungsi ganda, yaitu sebagai organ
pencernaan dan organ pernafasan dan yang berperan disini adalah klep yang
ada pada pharynx tersebut.
Oeshophagus
Oeshophagus merupakan lubang yang menghubungkan pharynx
dengan lambung. Panjangnya sekitar 125 - 150 cm (pada sapi). Bolus pakan
yang dibentuk di dalam rongga mulut dapat berjalan melalui oeshophagus
karena adanya gerakan anti peristaltic dari oeshophagus. Lubang terakhir
dari oesophagus disebut cardia.
Lambung
Lambung temak perah terdiri dari 4 bagian yaitu rumen, reticulum,
omasum dan abomasum. Lambung temak perah secara utuh terlihat pada
gambar 9.
Gambar 9. Lambung ternak perah
Rumen
Terletak di sebelah kiri rongga perut memanjang tulang rusuk ke 7 dan
8 sampai tulang pinggang (pelvis). Rumen menempati dari rongga perut
bagian kiri.
Fungsi rumen :
1. Menyimpan bahan pakan sementara.
2. Merupakan tempat fermentasi.
3. Tempat absorbi hasil akhir fermentasi.
4. Tempat pengadukan (mixing) dari ingesta.
Bagian dalam dari rumen tidak halus, tetapi dilapisi oleh tonjolan-
tonjolan kecil yang disebut pappilae lidah dan berfungsi untuk memperluas
permukaan rumen dan absorbsi. Lubang yang menghubungkan rumen
dengan retikulum disebut ostium rumino-reticularis.
Retikulum
Secara fisik retikulum tidak terpisah dengan rumen, tetapi secara
anatomi berbeda. Retikulum merupakan bagian terkecil dari ke 4 lambung
ternak perah. Terletak berhadapan antara costae ke 6 sampai ke 8 atau ke 9.
Merupakan jalan antara rumen dan omasum, dimana pada retikulum terdapat
lipatan-lipatan yang merupakan jaringan yang langsung dari oeshophagus
menuju omasum. Bagian dalam retikulum terdiri dari papilae-papillae yang
berbentuk seperti rumah tawon.
Fungsi retikulum :
1. Memudahkan pakan dicerna ke rumen maupun omasum.
2. Membantu proses ruminasi.
3. Mengatur arus ingesta dan retikulo-rumen ke omasum melalui reticulo-
omasal orificium.
4. Merupakan tempat fermentasi.
5. Tempat absorbsi hasil akhir fermentasi.
6. Tempat berkumpulnya benda-benda asing yang terbawa saat
mengkonsumsi pakan.
Omasum
Letak di sebelah kanan garis median atau di sebelah rusuk ke 7 sampai
11, berbentuk ellips dan dihubungkan dengan retikultum oleh saluran yang
sempit yang disebut orificium reticulo-omasal. Bagian dalam omasum
terdapat lipatan daun atau laminae yang berbentuk lembaran-lembaran buku,
sehingga omasum sering juga disebut perut buku. Pada laminae terdapat
papillae-papillae yang berfungsi untuk absorbsi. Fungsi omasum :
1. Mengatur arus ingesta ke abomasum melalui omaso-abomasal orificium.
2. Tempat memperkecil ukuran partikel ingesta.
3. Tempat menyaring ingesta yang kasar.
4. Tempat fermentasi dan absorbsi.
Abomasum
Bagian lambung yang memanjang dan terletak di dasar perut. Disebut
juga perut sejati karena disinilah tempat disekresikan cairan lambung oleh
sel-sel abomasum dan bagian lambung ke 4 yang terjadi pencernaan secara
enzimatik.
Fungsi abomasum :
1. Mengatur arus ingesta dari abomasum menuju ke duodenum.
2. Merupakan tempat pencemaan secara enzyimatik.
Usus Halus
Usus halus secara anatomi dibagi 3 :
1. Duodenum, yang berhubungan dengan abomasum.
2. Jejenum, bagian tengah dari usus halus.
3. Ileum, yang berhubungan dengan usus besar.
Di dalam usus halus akan masuk empat macam sekresi, yaitu cairan
duodenum, empedu, cairan pancreas, dan cairan usus.
Usus Besar
Usus besar (intestinum crasum) terdiri dari secum, kolon tenue, dan
rektum. Kondisi di dalam sekum dan kolon secara umum tidak berbeda
dengan kondisi di rumen yaitu tempat fermentasi oleh mikroba. Meskipun
demikian VFA (volatyl fatty acid) yang dihasilkan dari sekum dan kolon
lebih rendah dibanding VFA yang dihasilkan di lambung depan.
Rektum dan kolon merupakan bagian terakhir dari usus, dengan
panjang sekitar 30 cm. Bagian pertama dari rektum seperti halnya kolon dan
bagian yang lain merupakan ampula rekti, sedangkan bagian membesar
adalah anus, merupakan bagian terakhir dari traktus alimentarius, terletak di
bagian bawah dari pangkal ekor.
Hepar
Hepar merupakan kelenjar yang paling besar dalam tubuh ternak
perah, sebagian besar terletak di sebelah kanan garis median. Warna merah
coklat berisi darah kotor.
Fungsi hepar :
1. Menyimpan dan membentuk glikogen.
2. Mensekresikan empedu.
3. Mengurangi penyeraparn asam lemak.
Pankreas
Pankreas merupakan alat pelengkap pencernaan yang bentuknya tidak
teratur, terletak pada dinding dorsal cavum abdominis (bagian atas dinding
rongga perut) sebagian besar terletak di sebelah kanan garis median. Berat
pankreas pada sapi sekitar 350 gram, ketika masih segar berwarna krem
kemerahan, cepat mengalami dekomposisi sehingga berwarna gelap
(kehitaman). Hasil pankreas disalurkan oleh dua duktus, yaitu ductus
pancreaticus dan ductus pancreaticus accesorus.
Lympha
Terletak di sisi kiri lambung dengan warna merah gelap ke abu-abuan,
berbentuk seperti sabit. Pada sapi mempunyai berat sekitar 3 kg, panjang 50
cm, lebar 20 - 25 cm. Fungsi lympha yang utama adalah menyimpan darah
yang tidak ikut peredaran darah.
SISTEM RESPIRATORIUS
Respirasi adalah pertukaran gas O2 dengan gas CO2. Fungsi utama
respirasi :
1. Mensuplai O2 ke dalam darah atau jaringan
2. Mengeluarkan CO2 dari darah atau jaringan.
Fungsi sekunder respirasi :
1. Membantu pengaturan cairan extra selluler di dalam tubuh.
2. Pengaturan suhu tubuh.
3. Membantu pengeluaran air dari dalam tubuh.
4. Membantu mengeluarkan suara.
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem respirasi, dan dibantu
oleh cavum nasi, pharynx, larynx, trachea, dan bronchi. Alat pelengkap
respirasi adalah :
1. Rongga dada (Thorax ) dan kantong pleura.
2. Otot-otot yang membesarkan dan mengecilkan rongga dada.
3. Serabut syaraf
4. Parit-parit dan saluran udara
ORGAN GENETALIA
Ada dua macarn organ genetalia:
A. Organ genetalia feminine
B. Organ genetalia masculine
Ovarium
Berbeda dengan testes, ovarium tertinggal di dalam cavum
abdominis.
Fungsi ovarium :
1. Sebagai organ eksokrin yang menghasilkan ovum (sel telur).
2. Sebagai organ endokrin yang mengekskresiakn hormon-hormon
kelamin betina (yaitu hormon estrogen dan progesteron).
Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda menurut species dan
fase dari siklus estrus. Ovarium terletak di wilayah sublumbal dan
biasanya terletak di sebelah ventral vertebrae lumbales ke IV atau ke V.
Ovarium dihubungkan ke daerah sublumbal dengan perantaraan
ligamentum mesovarium yang lebamya 8 - 18 cm.
Uterus
Merupakan lanjutan dari tuba falopii dan berakhir pada vagina,
terletak di dalam cavum abdominalis tetapi sebagian kecil terdapat di
dalam cavum pelvis. Bentuk uterus dari berbagai ternak perah hampir
sama umumnya terdapat perbedaan sedikit pada cornua uteri dan corpus
uteri.
Uterus merupakan saluran musculair yang diperlukan untuk :
a Penerirna ovum yang telah dibuahi.
b Pemberian makanan.
c Perlindurigan foetus.
Uterus terdiri dari 3 bagian, yaitu ; cornua uteri, corpus uteri, dan
cervix uteri.
1. Cornua uteri
Terletak didalam cavum abdominalis, berbentuk silinder dan
panjangnya 25 cm. Pada umumnya cornua uteri tertekan ke atas pada
otot-otot sumblumbalis oleh intestium. Diameter sekitar 1,25 - 5 cm
(pada sapi perah) pada keadaan tidak bunting.
2. Corpus utenri
Sebagian terletak di dalam rongga badan dan sebagian di dalam
rongga pelvis. Berbentuk silindris dengan sedikit tertekan dari dorsal
ventral. Panjangnya 2 - 4 cm, facies dorsalis berhubungan dengan
rektum dan facies ventralis berhubungan dengan vesica urinaria.
3. Cervix uteri
Merupakan bagian posteior yang berhubungan dengan vagina.
Panjang 5 - 7,5 cm dengan diameter 3,5 - 4 cm. Ujung posterior
cervix uteri menonjol ke dalam vagina disebut portovaginalis uteri.
Rongga cervix uteri disebut canalis cervicalis dengan lubang ke
dalam vagina disebut orificium infernum uteri.
Vagina
Terletak hampir horizontal di dalam rongga cervix uteri ke vulva.
Berbentuk tabung panjang 15 20 cm, diameter 10 - 15 cm, diameter 10
-- 12 cm. Batas antara vagina, uterus dan vulva tidak jelas. Bagian dorsal
vagina berhubungan dengan rectum, sedangkan bagian ventral dengan
vesica urinaria dan uretra, bagian lateral dengan dinding pelvis, bagian
posterior vagina berhubungan dengan vulva. Rongga vagina disebut
dengan fornix vaginae. Batas antara vagina dengan vulva tidak jelas
kecuali lipatan transversal yang menutupi orificium uretra external. Pada
ternak yang masih muda lipatan tersebut diteruskan ke sisi lain
membentuk selaput dara (hymen).
Vulva
Vulva (vestibulum vaginae) merupakan bagian terakhir dari traktus
genetalis. Bagian anterior berhubungan dengan vagina, bagian luar
terbuka sebagai celah atau rima vulva, yang terletak 5 - 7 cm sebelum
anus. Panjang vulva 10 - 12 cm. Rima vulva dibatasi oleh dua buah bibir
yang membulat disebut labia vulva. Kedua labia ini pada bagian dorsal
membentuk sebuah sudut disebut dengan comisura dorsalis dan dibagian
ventral disebut comisura ventralis yang didalarnnya terdapat corpus
yang bulat disebut gland clitoris yang homolog dengan gland penis
(pada ternak jantan), Labia dilapisi oleh lapisan tipis berpigmen, licin
dan banyak mengandung kelenjar sebacea dan sudorifera. Membran
mukosanya berwarna kemerah-merahan. Gland klitoris membesar,
membulat, diselubungi jaringan tipis yang berpigmen disebut preputium
clitoridis, organ ini tersusun oleh jaringan erektil.
Glandula Mammae
Ada dua buah yang terletak pada kedua sisi dari wilayah prepublic.
Tiap kelenjar berbentuk pipih, pendek, dan terdiri atas corpus mammae
dan papillae mammae. Corpus mammae langsung berhubungan dengan
dinding perut. Bagian apex dari glandulae berhubungan dengan papillae
mammae yang mempunyai dua buah lubang yang berdekatan.
Testis
Testis terletak di wilayah prepubIika, dibungkus oleh skrotum dan
digantung funikulus spermatikus. Bentuk oval, berjumlah dua, dan pada
keadaan normal kedua testis sama besar, mempunyai konsistensi yang
ketat tetapi tidak keras. Sebagian besar permuakaan testis dilapisi oleh
membran serosa yang disebut tunica vaginalis propia. Dibawah lapisan
tersebut terdapat tunica albugenia yang terdiri dari jaringan fibrosa dan
serabut otot polos. Permukaan dalam tunica albugenia terbentuk septula
testis. Rongga diantara septula testes berisi parenchyma testes yang
terdiri atas pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubuli seminiferi.
Tubuli seminiferi pada mulanya sangat berkelok-kelok disebut tubuli
contorti kemudian saling bergabung membentuk tubuli recti, selanjutnya
saling bergabung menuju ke anterior membentuk ductus efferents dan
menembus tunica albugenia masuk ke dalam caput epididymis.
Epidydirnis
Ada 3 bagian yaitu caput epididymis, corpus epididymis, dan
cauda epididimis. Corpus epididymis berhubungan dengan ductus
efferents yang diliputi oleh jaringan pengikat dan membran serosa.
Diantara corpus epididymis dan testis terdapat sinus epididymis. Cauda
epididyjmis lebili lanjut menjadi ductus defferents yang dihubungkan
pada extremitas posterior oleh ligamentum epididymis yang terjadi dari
tunica vaginalis dan mengandung serabut otot polos.
Fungsi epididymis :
1. Untuk transport sperma
2. Konsentrasi sperma
3. Pematangan sperma (maturisi)
4. Penyimpanan sperma.
Skrotum
Testis kanan dan kiri tidak simetris, di sebelah kiri lebih besar dan
terletak agak ke belakang.
Fungsi skrotum :
1. Menunjang dan melindungi testis dan epididymis.
2. Mempertahankan suhu yang lebih rendah daripada suhu
badan yang diperlukan untuk spermatogenesis. Suhu testis relatif
konstan 4-70 C di bawah suhu tubuh.
Lapisan skrotum dari luar ke dalam terdiri dari :
1. Kulit
Tipis, elastis dan umumnya berwarna gelap atau hitam, halus dan
seperti berminyak. Terdapat rambut pendek dan banyak kelenjar
minyak serta keringat. Di bagian tengah terdapat garis longitudinal
yang disebut raphe scroti.
2. Tunica dartos
Melekat pada kulit, berwarna kemerahan dan terdiri atas jaringan
fibro elastis dan otot polos. Sepanjang raphe scroti bagian dalam
membentuk septum scroti yang membagi scrotum menjadi dua buah
kantong. Pada dasarnya scrotum tunica dartos berhubungan dengan
tunica vaginalis dan disebut ligamentum scroti.
3. Fascia scroti, merupakan lanjutan dari musculus obliquus abdominis.
4. Tunica vaginalis, yang melanjutkan menjadi peritoneum perietalis
dari abdomen.
Glandula Prostata
Mempunyai 15-20 saluran yang disebut ductus prostatici dan
menghasilkan cairan seperti susu yang spesifik. Terletak pada collum
vesiculae seminalis dan permulaan uretra, ventral dari rectum. Prostata
lobus dexter dan sinister yang disatukan oleh ithsmus yang tipis dan
transparan.
BIOLOGI LAKTASI
c. Sistim duktus
Pada setiap kuartir ambing terdapat suatu sistem duktus atau saluran,
sehingga sistem duktus disetiap kurtir merupakan sistem yang terpisah, kecuali
sistem pembuluh darah dan saraf. Siatem duktus di setiap kurtir tersebut
berfungsi secara mandiri, hal ini dapat dibuktikan apabila salah satu kurtir
menderita penyakit mastitis sehingga tidak dapat berfungsi, kuartir yang lain
masih sehat dan berfungsi seperti biasa.
Setiap alveolus terdapat satu duktus atau saluran kecil yang fungsinya
untuk menyalurkan susu keluar dari alveolus masuk ke dalam duktus yang lebih
besar, ialah duktus yang terdapat di dalam lobuli. Antara duktus dari lobuli yang
satu dengan duktus dari lobuli yang lain dihubungkan dengan saluran yang relatif
lebih besar yang terdapat dalam satu lobi. Lobi-lobi dihubungkan oleh saluran
yang menuju ke saluran induk (major duct) yang kemudin bermuara di sinus
lactiferus atau gland cistern yang berada tepat di atas puting susu.
Seluruh sistem salurn dan gland cistern fungsinya untuk mengalirkan air
susu dari alveoli menuju puting susu yang akhirnya dapat dikeluarkan dengan
jalan pemerahan. Seluruh saluran, gland cistern dan teat cistern berfungsi sebagai
penampung susu untuk sementara waktu sebelum dilakukan pemerahan. Pada
setiap tempat percabangan saluran, biasanya lubangnya sempit membentuk suatu
sinus. Terdapat penyempitan pada tempat percabangan ini mencegah mengalirnya
susu karena adanya gravitasi ke arah putig dan gland cistern.
Saluran yang besar pada bagian bawah kuartir depan, mengelompok pada
permulaan lateral, sedangkan pada bagian atas kuartir depan maupun belakang,
saluran itu lebih uniform. Saluran yang besar mempunyai tendensi
(kecenderungan) memendek dan melebar, sedangkan saluran yang lebih kecil
bentuknya lebih membulat.
Biasanya terdapat 10 12 saluran induk menuju ke tiap-tiap gland cistern,
palig banyak terdapat 20 buah, tetapi kadang-kadang dijumpai lebih banyak lagi.
d. Puting
Pada umumnya puting pada ternak perah tidak ditumbuhi bulu dan tidak
terdapat kelenjar keringat. Panjang puting pada sapi perah yang sedang laktasi
kurang lebih 6 9 cm. Pada ujung puting terdapat lubang puting atau streak
canal, dinamakan juga teat meatus, dan melewati lewati lubang puting ini susu
dikelurkan pada waktu proses pemerahan. Panjang lubang puting kurang lebih 8
12 mm, dan terdapat sel yang membentuk lipatan pada lubang puting yang
bergandengan satu sama lain sehingga dapat menahan keluarnya susu sebelum
diperah, sel-sel ini mensekresikan cairan semacam lipida yang bersifat
bakteriostatik yang penting untuk mencegah infeksi mikrrroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit mastitis.
Di sekeliling lubang puting terdapat urt daging sirkuler atau melingkar
yang memungkinkan lubang puting ini sebagai klep (sphincter) terhadap
keluarnya susu. Kekuatan dari urat dagig sirkuler yang terdapat pada lubang
puting mempengaruhi kecepatan, mudah tidaknya suatu kuartir ambing diperah.
Kadang-kadang dijumpai ada sapi perah yang terlihat susunya menetes
dari lubang puting sebelum dilakukan pemerahan dari puting, hal ini disebabkan
urat daging sphincter yang terdapat pada teat meatus sudah kendor; ambing
semacam ini mudah terinfeksi dengan mikroorganisme yang dapat menimbulkan
penyakit mastitis, karena lubang puting selalu terbuka. Sebaliknbya kadang
dijumpai ambing yang mempunyai lubang putingnya dikelilingi urat daging
sirkuler yang amat kuat sehingga relatif lebih sulit untuk melakukan pemerahan.
Puting yang baik adalah yang mempunyai streak canal atau urat sirkuler
yang mengelilinginya mempunyai kekuatan sedang.
Tepat di atas streak canal terdapat suatu banguan yang terdiri dari 7 atau 8
lipaatan membran yang dinamakan Furstenbergs Rosette; dinamakan demikian
karena sesuai dengan nama orang yang menemukan pertama kali. Tekanan yang
timbul karena mengumpulnya susu di dalam rongga puting (teat cistern) dan
gland cistern dapat menyebabkan Furstenbergs Rosette ini meregang sehingga
dapat menahan susu tidak dapat turun dari gland cistern ke rongga puting.
Teat cistern disebut juga sinus papillaris yaitu rongga di dalam puting yang
terletak tepat di bawah gland cistern.
Antara gland cistern dan teat cistern terdpat suatu bangunan sirkuler yang
dinamakan annular fold pada dan lebarnya kurang lebih 2 6 mm. Pada teat
cistern di lapisan mukosa terdapat lipatan longitudinal dan sirkuler yang saling
menutupisehingga membentuk saku-saku yang diduga menjadi tempat
persembunyian bakteri.
e. Gland Cistern
Gland cistern dinamakan pula sius lactiferous, adalah rongga yang terdapat
di dalam kuartir ambing. Ukuran dan bentuk sinus lactiferous untuk setiap kuartir
sangat bervariasi. Kadang gland cistern ini berbentuk sirkuler tapi kadang
bentuknya tidak lebih hanya berupa saku-saku dari berbagai ukuran sebagai akhir
dari sluran induk. Kapasitas gland cistern adalah 100 400 gram susu. Menurut
penelitian ternyata tidak ada hubungan yang nyata antara ukuran gland cistern
dengan jumlah susu yang disekresikan oleh kuartir-kuartir
Produksi susu yang maksimal pada sapi perah yang sedang laktasi, dapat
dicapai jika semua organ tubuh dapat berfungsi secara normal. Tetapi keadaan
lingkungan eksternal maupun internal sapi perah akan selalu berubah, oleh karena
itu sapi harus selalu mengatur organ-organ tubuhnya agar dapat berfungsi dengan
baik dan survive. Keadaan internal tubuh sapi perah yang berubah misalnya level
hormon, kdar glukosa darah, kadar Ca,P dan sebagainya.
Fisiologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari masalah-masalah ini.
Secara khusus ilmu ini memperlajari fungsi tubuh dan komponen-komponennya.
Sel merupaka dasar bangunan dari tubuh seekor hewan, sejumlah sel yang sama
fungsinya membentuk jaringan, selanjutnya sejumlah jaringan yang sama
fungsinya membentuk organ, dan organ yang fungsinya sama akan diorganisir
oleh suatu sistem.
Sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem endokrin
mempunyai peranan yang penting terhadap penampilan yang prima dari ssapi
perah. Apabila sistem ini dapat berjalan dengan baik, maka sapi perah dapat
memberikan produksi susu yang maksimal, sebliknya apabila sistem-sistem ini
tidka berjalan dengan baik maka produksi susu pasti tidk maksimal atau menurun.
Sistem syaraf dan endokrin pada sapi perah mempunyai arti yang penting,
sebab mempengaruhi fungsi organ tubuh. Secara umum sistem syaraf mempunyai
peranan untuk mengatur kecepatan penyesuaian organ tubuh dalam menghadapi
pengaruh perubahan sekeliling, sedangkan sistem hormon mempengaruhi proses
pertumbuhan reformasi dan laktasi.
Sistem syaraf pada sapi perah terdiri dari empat bagian yaitu : otak, corda
spinalis, sistem syaraf perifer dan syaraf otonom. Sistem syaraf terdiri atas sel
sayraf (neuron), yang terdiri dari body sel dan dua atau lebih benang syaraf yang
disebut dendrit atau axon. Axon adalah benang syaraf yang panjang yang
meneruskan impuls aatau rangsangan yang jauh letaknya dari body sel. Pada satu
sel ayaraf kita jumpai banyak dendrit, dan semuanya meneruskan rangsangan ke
body sel. Kemungkinan terjaadi pertemuan antara axon dari suatu neuron dengan
dendrit dari neuron yang lain, dan pertemuan ini disebut synapse. Impuls syaraf
berjalan melalui satu atau beberapa synapse menuju corda spinalis dan rangsangan
itu diteruskan ke organ afektor misalnya kelenjar atau urat daging. Kemungkinan
rangsangan itu diteruskan ke otak, tetapi ada pula rangsangan yang tidak
diteruskan ke otak. Contoh rangsangan yag tidak diteruskan ke otak disebut
dengan gerak reflek, seperti pada waktu sapi menyepak. Apabila puting sapi
dicubit sapi akan merasa sakit, kemudian rangsangan ini diteruskan ke corda
spinalis (sum-sum tulang belakang) dan oleh corda spinalis diteruskan melalui
syaraf motoris yang mempengaruhi urat daging kaki, sehingga kaki dapat
menyepak.
Otak sapi perah terdiri dari 4 bagian, ialah cerebrum (otak besar),
cerebellum, pons dan medulla oblongata. Cerebrum merupakan bagin yang
terbesar dari otak, merupakan central berpikir, memory dan mengontrol fungsi
otot. Cerebellum mempunyai arti penting karena mengkoordinasi aktivitas
makan, berjalan, sedangkan pons dan medulla oblongata berperan dalam mengatur
bernapas, mengunyah dan ruminasi.
Corda spinalis merupakan kelanjutan ke arah caudal dari medulla
oblongata atau disebut juga sum-sum tulang belakang. Apabila corda spinalis
menerima impuls atau pesan dari syaraf perifer misal dicubit, pesan tersebut
diteruskan ke otak atau belum sampai ke otak tetapi pesan tersebut direlay
(diteruskan) kembali melalui syaraf motorik yang lain ke organ afektor seperti
pada mekanisme gerak reflek, maka akan berakibat sapi tersebut menyepak karena
kesakitan.
Sistem syaraf perifer meliputi semua neuron yang terletak di luar otak dan
corda spinalis. Sistem syaraf perifer ini merupakan saluran komunikasi antara
lingkungan eksternal dan internal dengan sistem syaraf otonom yang terdiri dari 2
sistem syaraf yang bekerja secara antagonis ialah syaraf simpatik dan syaraf
parasimpatik. Sistem syaraf otonom ini bekerja tanpa perintah dari syaraf pusat,
misalnya sistem syaraf yang berperan terhadap visceral : jantung, lambung dan
usus. Sistem syaraf ini juga dapat mempengaruhi neurohormon, misalnya jika
sapi stress, hormon epinephrin yang disekresikan. Hormon epinephrin akan
menghambat terjadinyaa proses turunnya susu dari alveoli ke dalam sisterna
ambing adan sisterna puting.
Di dalam tubuh sapi terdapat banyak kelenjar; kelenjar adalah sel yang
mempunyai fungsi untuk mensekresikan bahan tertentu. Kelenjar ada 2 macam
yaitu exocrine dan endocrine. Exocrine adalah kelenjar yang mengeluarkan hasil
sekresinya melalui duktus atau saluran kemudian masuk ke dalam ruang tubuh
atau keluar dari tubuh. Contoh kelenjar exocrine pada sapi perah adalah ambing,
kelenjar keringat. Endocrine adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran atau
duktus sehingga kelenjar ini akan langsung menumpahkan hasil sekresinya ke
dalam darah. Sekresi yang dihasilkan kelenjar endocrine disebut hormon (dalam
bahsa Yunani artinya merangsang).
Masing-masing kelenajr endocrine yang ada dalam tubuh sapi perah akan
mensintesa satu macam hormon. Hormon adalah bahan kimia (chemical
massenger), dapat dibawa bersama aliran darah ke organ target di seluruh tubuh
sapi perah. Salah satu organ target hormon adalah uterus, ambing atau kelenjar
endocrine yang lain. Hormon mempunyai fungsi mengatur proses fisiologis
dalam tubuh sapi perah. Dua proses fisiologis yang penting dan harus dipahami
oleh peternak sapi perah ialah reproduksi dan laktasi, yang sangat dipengaruhi
bermacam-macam hormon. Oleh karena itu pengetahuan tentang endokrinologi
mempunyai arti yang sangat mendasar untuk memahami proses ini. Beberapa
contoh penggunaan hormon pada sapi perah ialah untuk sinkronisasi berahi dan
ovulasi, stimulus pertumbuhan, stimulus produksi susu dan untuk pengobatan
gangguan hormonal. Ada keterkaitan fungsi antara sistem syaraf dengan sistem
hormon. Ini dijumpai pada sel syaraf (neuron) yang mensintesa hormon dan
dinaamai neurohormon, salah satunya adalah oxitocyn.
Di samping itu mungkin hormon tertentu mempengaruhi sistem syaraf
tertentu, atau mungkin pula organ endokrin tertentu dipengaruhi oleh bahan kimia
yang disekresikan oleh sistem syaraf tertentu. Oleh karena itu dapat difahami
bahwa pada umumnya organ dalam tubuh sapi perah dipengaruhi oleh sistem
syaraf dan sistem endokrin yang saling overlapping (tumpang tindih). Begitu
eratnya fungsi/peranan sistem syaraf dan endokrin tersebuut sehingga sistem ini
fungsinya dipersatukan menjadi sistem neuroendokrin.
Pada sapi perah berfungsinya neurohormonal secara optimal mempunyai
arti penting untk memperoleh produksi susu yang maksimal.
Pada umumnya kelenjar endokrin pda sapi perah relatif kecil kecuali
placenta, rata-rata beratnya 75 gram. Kelenjar endokrin yang erat hubungannya
dengan proses reproduksi dan laktasi adalah putuitary, hypothalamus dan ovary,
tetapi kelenjar endocrine yang lain secara tidak langsung juga mempengaruhi
proses reproduksi dan laktasi.
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Peranan Susu dan Produknya dalam Makanan Manusia 1
1.2 Peranan Ternak Perah dan Produksi Protein Hewani 2
1.3 Perkembangan Ternak Perah di Indonesia 4
1.4 Perkembangan Persusuan di Indonesia 7
II. BANGSA-BANGSA SAPI PERAH 9
Sapi Perah 9
Kerbau Perah 13
Kambing Perah 17
III. PENGENALAN DAN PENILAIAN TERNAK PERAH 20
Sapi Perah 20
Kerbau Perah 23
Kambing Perah 24
IV. NILAI GIZI SUSU 29
Komposisi Susu 30
Karakteristik Susu 32
V. KERAGAAN TERNAK PERAH 35
Osteologi 39
Sistem Pencernaan 46
Sistem Respiratorius 53
Organ Genetalia 54
DASAR TERNAK PERAH
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan diktat kuliah Dasar Ternak Perah dapat
diselesaikan.
Diktat Kuliah Dasar Ternak Perah ini dibuat untuk membantu mahasiswa
mmpermudah memahami perkuliahan. Materi diktat ini meliputi peranan susu dan
produknya dalam makanan manusia, peranan ternak perah dan produksi protein
hewani, perkembangan ternak perah di indonesia , perkembangan persusuan di
indonesia, bangsa-bangsa sapi perah, pengenalan dan penilaian ternak perah, nilai
gizi susu, keragaan ternak perah.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dekan Fakultas Peternakan
UNDARIS yang telah member kesempatan untuk menyusun diktat kuliah ini.