BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Perah
dibandingkan ternak lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan
ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi
karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi bangsa. Sapi perah
Sapi perah yang ada di Indonesia merupakan sapi impor dan hasil
persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Menurut Prihadi (1997), sapi perah di
bangsanya :
Termasuk jenis ini adalah sapi FH murni yang diimpor langsung dari
1
2
Sapi yang termasuk non discript adalah sapi-sapi yang jelas bukan sapi
Indonesia pada umumnya adalah bangsa Friesian Holstein (FH) dan keturunannya
Sapi perah FH berasal dari Belanda dengan ciri-ciri khas yaitu warna bulu hitam
dengan bercak-bercak putih pada umumnya, namun juga ada yang berwarna
coklat ataupun merah dengan bercak putih, bulu ujung ekor berwarna putih,
bagian bawah dari kaki berwarna putih, dan tanduk pendek serta menjurus
Sementara menurut Sudono, dkk., (2003) sapi FH adalah sapi perah yang
produksi susunya paling tinggi dengan kadar lemak susu yang rendah
subtropis. Bobot badan ideal sapi FH betina dewasa adalah 682 kg dan jantan
dewasa 1.000 kg. Sapi FH dapat digunakan sebagai sapi pedaging karena
pertumbuhan cepat, selain itu lemak daging anak sapi berwarna putih, sehingga
baik untuk produksi daging anak sapi. Di Indonesia sapi jenis FH ini dapat
kg susu 1 kali masa laktasi. Sapi jantan jenis FH ini dapat mencapai berat badan
1.000 kg, dan berat badan ideal betina adalah 635 kg. Di Amerika sapi FH ini
dapat memproduksi lebih dari 7.000 kg susu dalam 1 kali masa laktasi.
3
diternakkan lebih dari 2000 tahun yang lalu dan berasal dari North Holland dan
West Friesland. Menurut sejarahnya bahwa bangsa sapi Fries Holland berasal
dari Boss Taurus yang mendiami daerah beriklim sedang di dataran Eropa.
Sebagian besar sapi tersebut memiliki warna bulu hitam dengan bercak-bercak
putih, bulu ujung ekor berwarna putih, bagian bawah dari corpus (bagian kaki)
berwarna putih atau hitam dari atas terus ke bawah dan di Belanda sendiri ada
merupakan salah satu sapi perah di Indonesia yang merupakan hasil persilangan dari
sapi perah Friesian Holstein (FH) dengan sapi lokal. Sapi PFH mewarisi sifat bobot
badan cukup tinggi dan mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis dengan produksi
susu yang relatif tinggi. Sapi PFH memiliki ciri-ciri bulu belang hitam putih atau
merah putih, punggung agak melengkung ke atas, ambing seperti cawan, puting
susu yang kebanyakan kecil serta bulu putih yang berbentuk segitiga di dahi
(Wijaya, 2008).
Indonesia khususnya pulau Jawa, telah terjadi perkawinan secara tidak terencana
antara sapi FH dengan sapi lokal dan menghasilkan keturunan yang disebut
berkisar 2.500 sampai 3.500 kg per laktasi. Sebagai hasil persilangan antara sapi
FH dengan sapi lokal, maka dihasilkan sapi PFH. Salah satu sapi PFH yang
terkenal adalah sapi Grati dari Pasuruan, Jawa Timur (Mukhtar, 2006).
Susu didefinisikan sebagai suatu sekresi normal dari kelenjar susu hewan
perah termasuk ruminan dengan memiliki empat perut berupa rumen, retikulum,
omasum, dan abomasum dan fungsi utamanya adalah menghasilkan susu. Susu
dihasilkan oleh kelenjar ambing. Ambing terdiri dari dua bagian terpisah kiri dan
kanan yang dipisahkan oleh membran dan diperkuat oleh ligamen serta melekat
memanjang pada tubuh sapi. Bagian kiri dan kanan dibagi oleh selaput membran
mammaria sehingga disini darah merupakan alat angkut bahan baku air susu
2. Konversi bahan baku ke dalam konstituen air susu oleh sel-sel kelenjar susu
jumlah bahan baku yang tepat ke dalam kelenjar susu dan konversinya
sapi perah lain, yaitu mencapai 5.750-6.250 kg/laktasi dengan persentase kadar
yang kecil dan tidak merata sehingga sukar pemisahannya untuk dibuat mentega.
Akan tetapi kecilnya butiran lemak susu sangat baik untuk dikonsumsi sebagai
liter/ekor/hari atau kurang lebih 3.050 kg/laktasi. Produksi susu yang rendah ini
disebabkan mutu ternak rendah ataupun makanan yang diberikan baik kualitas
6
merupakan sifat yang menurun dan berbeda pada setiap bangsa. Demikian juga
baik dalam besar dan postur tubuhnya, warna bulunya, sifat produksi, reproduksi,
Menurut Dairy Herd Improvement Letter (Vol. 59 (4): July 1983) melaporkan
kemajuan produksi susu rata-rata sapi perah Holstein di Amerika selama 10 tahun
2006). Rekor produksi susu bernama Beecher Arlinda Ellen (yang merupakan
keturunan sapi FH) milik Herold Beecher family, Rochester, Indiana, yang
produksi susu 365 hari dengan pemerahan dua kali sehari menghasilkan susu
55.662 pound ( 27.830 kg) dan lemak 1.572 pound (713 kg) atau 2,8 persen.
Apabila dihitung produksi susu setiap harinya rata – rata 74 liter/ekor/hari dengan
produksi susu bulan pertama dan kedua setelah melahirkan rata – rata 90,8
Periode Laktasi
Masa laktasi adalah masa sapi sedang berproduksi. Sapi mulai berproduksi
setelah melahirkan anak. Kira-kira setengah jam setelah sapi itu melahirkan,
produksi susu sudah keluar. Saat itulah disebut masa laktasi dimulai. Namun,
sampai dengan 4–5 hari yang pertama produksi susu tersebut masih berupa
Dari sejak melahirkan, produksi susu akan meningkat dengan cepat sampai
mencapai puncak produksi pada 35-50 hari setelah melahirkan. Setelah mencapai
puncak produksi, produksi susu harian akan mengalami penurunan rata-rata 2,5%
perminggu. Lama diperah atau lama laktasi yang paling ideal adalah 305 hari atau
sekitar 10 bulan. Sapi perah yang laktasinya lebih singkat atau lebih panjang dari
10 bulan akan berakibat terhadap produksi susu yang menurun pada laktasi yang
Menurut Tillman dkk., (1991), bahwa masa laktasi normal sapi yang tiap
tahunnya dikawinkan dan mengandung adalah selama sekitar 44 minggu atau 305
hari. Perkawinan yang lebih lambat dalam periode laktasi akan memungkinkan
periode laktasi lebih panjang. Selain itu dikatakan bahwa umur sapi adalah suatu
faktor yang mempengaruhi produksi air susu. Pada umumnya, produksi pada
laktasi pertama adalah terendah dan akan meningkat pada periode-periode laktasi
reproduksi ternak sapi tersebut. Ternak sapi perah yang terlambat menjadi bunting
panjang karena induk sapi perah akan terus diperah selama belum terjadi
Produksi susu induk sapi perah periode laktasi sangatlah bervariasi. Hal ini
seperti perubahan manajemen terutama pakan, iklim dan kesehatan sapi perah.
Kondisi iklim di lokasi induk sapi perah dipelihara sangat berpengaruh terhadap
kesehatan dan produksi susu. Suhu lingkungan yang ideal bagi ternak sapi perah
adalah 15,5ºC karena pada kondisi suhu tersebut pencapaian produksi susu dapat
Kualitas Susu
Kualitas susu selalu ditetapkan oleh Codex susu. Codex susu adalah suatu
daftar satuan yang harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini
telah dispakati para ahli gizi dan kesehatan dunia walaupun disetiap negara atau
Persyaratan kualitas susu antara Codex dan SNI sebenarnya tidak jauh
berbeda, namun pada umumnya orang-orang lebih sering menjadikan SNI sebagai
standar tolak ukur mutu suatu pangan. Namun demikian standar yang ditetapkan
oleh Codex dengan SNI tidak terlalu berbeda. Syarat mutu susu segar yang harus
sebab-sebab lain yang mengakibatkan mutu susu segar mutunya menurun atau
10
bahkan tidak layak untuk dikonsumsi. Uji kualitas susu dilakukan untuk
Susu mempunyai berat jenis yang lebih berat dari air. Berat jenis susu
bervariasi antara 1,027-1,032 pada temperatur 20ºC dan untuk daerah tropis perlu
mempengaruhi berat jenis adalah susu, waktu dan komposisi. Berat jenis harus
ditetapkan paling lama 3 jam sesudah pemerahan, sebab bila melebihi 3 jam akan
dijumpai berat jenis yang berbeda ataupun berubah. Hal ini disebabkan karena
adanya perubahan kadar lemak dan gas yang keluar dari susu (Nurwantoro dan
Mulyani, 2003).
Uji Alkohol
Uji alkohol bertujuan untuk menentukan kualitas susu segar (raw milk)
layak untuk diproses atau didistribusikan. Bakteri yang ada di dalam susu mentah
akan mampu mengubah komposisi susu sampai pada tahap penggumpalan bila
diberi akohol 70%. Bila terjadi koagulasi berarti hasilnya positif yang artinya susu
ditolak untuk diproses lebih lanjut atau tidak layak dipasarkan (Deptan, 2004).
Menurut Buckle et al. (1987) dalam Ekawasti (2008), uji alkohol bertujuan untuk
dengan penambahan alkohol 70%, maka susu dalam keadaan tidak baik. Uji
alkohol menurut SNI (2011) adalah harus negatif dengan konsentrasi alkohol
sebesar 70%.
Bahan kering yang terkandung dalam susu merupakan bahan pangan yang
sangat penting yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah banyak. Dimana bahan
kering tersebut terdiri dari lemak, protein, laktosa, mineral, enzim, gas, vitamin
dan asam (sitrat, asetat, laktat dan oksalat). Dalam tubuh, bahan kering ini sangat
Kadar bahan kering pada susu segar dipengaruhi oleh faktor umur,
makanan dan manajemen sapi perah yang baik. Menurut Codex nilai bahan kering
produksi susu tergantung pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
bangsa dan besarnya tubuh sapi, sedangkan faktor eksternal yaitu pakan,
sehingga seekor sapi betina yang berasal dari bapak dan induk yang berdaya
produksi susu tinggi akan menghasilkan produksi susu yang tinggi pula.
2. Lama bunting
Sapi yang telah bunting akan menghasilkan susu yang lebih rendah
sampai 5 bulan tidak nampak mempengaruhi produksi susu bila sapi telah
3. Masa Laktasi
menghasilkan susu dari waktu beranak sampai sapi dikeringkan. Pada masa
laktasi produksi susu perhari seekor sapi mencapai puncaknya kira-kira 3-6
4. Masa kering
oleh lamanya masa kering sebelumnya. Untuk setiap individu sapi betina
produksi susu akan naik dengan bertambahnya masa kering hingga 7-8
minggu, tetapi dengan masa kering yang lebih lama lagi produksi susunya
5. Birahi
mempengaruhi kuantitas dan susunan air susu yang dihasilkan. Beberapa sapi
menurun. Namun ada juga sapi yang tidak banyak dipengaruhi oleh masa
berahinya. Bila kadar produksi susu menurun banyak maka kadar lemak naik
6. Frekuensi pemerahan
air susu di dalam ambing secara berkesinambungan, tidak ada saat berhenti
pemerahan dilakukan 2 kali sehari dengan selang waktu yang sama antar
pemerahan, maka sedikit sekali perubahan susunan air susu yang dihasilkan.
Makin sering sapi itu diperah, produksi susu akan naik, bila sapi diperah 3
kali sehari produksi susu naik 10-20%, dan jika diperah 4 kali sehari akan
7. Manajemen pakan
membutuhkan zat gizi yang relatif banyak dalam pakannya. Pemberian pakan
mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang relatif banyak. Hal ini sebenarnya
dari dua kali dalam sehari. Pakan untuk sapi perah dapat dikelompokan
konsentrat. Pakan hijauan adalah pakan yang berasal dari tumbuhan, baik
merupakan pakan tambahan yang dibuat dari campuran beberapa bahan pakan
seperti jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, air
8. Persistensi
seekor sapi perah untuk mempertahankan produksi susu dalam setiap periode
9. Temperatur Lingkungan
terutama pada bangsa sapi Eropa yang tidak tahan panas. Produksi air susu