PENDAHULUAN
prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti secara Ilmiah, anggapan yang
penyakit pernafasan, seperti asma dan TBC. Oleh karena itu permintaan cenderung semakin
meningkat dan harga yang masih cukup tinggi. Di sisi lain kambing perah dapat berperan
ganda sebagai peghasil susu dan daging. Dari kebutuhan investasi, usaha kambing pernah
memerlukan investasi jauh lebih kecil dibandingkan dengan sapi perah dan disamping ini
Keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan oleh tiga faktor yaitu pakan (feeding),
bibit unggul (breeding ) dan manajemen yang baik. Bibit yang berkualitas baik akan mampu
tumbuh dengan cepat akan menghasilkan produk yang optimal. Manajemen pemeliharaan
yang tepat akan mendukung keberhasilan suatu usaha. Praktek Kerja Lapangan ini
merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik
melalui daging maupun susunya. Kambing Peranakan Ettawa memiliki rata -rata bobot
Etawah (PE), yang umumnya masih lebih dominan sebagai sumber daging dibandingkan
dengan sumber air susu. Susu kambing belum dikenal secara Iuas seperti susu sapi padahal
memiliki komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak 2,8%) relatif
lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8% dan lemak 5,0%
1
(Sunarlim dkk, 1992). Disamping itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih
mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah
sudah berada dalam keadaan homogen (Sunarlim dkk, 1992) (Sinn, 1983).
sapi (Devendra, 1975). Jumlah anak per kelahiran (litter size) bervariasi 1 sampai dengan 3
ekor dengan tingkat produksi susu yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya.
Biaya investasi usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh lebih
1.2. Tujuan
Tujuan Praktikum Lapangan (PL) adalah yaitu dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan tentang cara penyusunan ransum serta kuantitas dan kualitas nutrisi ransum
untuk Kambing Peranakan Ettawa dan dapat menerapkan cara yang tepat dalam mengelola
tersebut. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai informasi untuk perbaikan peternakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2 Deskripsi Kambing Perah Etawa
Kambing merupakan ternak liar yang telah didomestikasi oleh manusia, berasal dari
hewan liar (Capra hircus aegragus) yang hidup di daerah berbatu. Blakely dan Blade (1991)
Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai penghasil
daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE adalah bangsa kambing yang paling
populer dan dipelihara secara luas di India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns, 1994).
Ciri-ciri kambing PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih,
hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki tanduk,
telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang (Sosroamidjojo, 1991).
Kambing PE telah beradaptasi terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Etawah (kambing jenis unggul dari India) dengan kambing Kacang (kambing asli
dipelihara dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu. Produksi daging
kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan Kambing PE
jantan dewasa antara 65 – 90 kg dan yang betina antara 45 – 70 kg. Produksi susu bisa
mencapai 1 – 3 liter/hari.
Kambing PE juga sangat prospektif untuk usaha pembibitan. Harga anak kambing PE
bisa 3 – 5 kali lipat harga anak kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur
16 – 18 bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan secara intensif
3
Ciri – Ciri Kambing Perah Etawa
• Postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba/pundak 90 – 110 cm dan
betina 70 – 90 cm. Kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu/rambut panjang.
• Warna bulu umumnya putih dengan belang hitam atau coklat. Tetapi ada juga yang
Pemilihan Bibit
• Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif,
• Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka
4
Perkembangbiakan
Perkawinan dapat menghasilkan kebuntingan bila dilakukan pada saat kambing betina
dalam keadaan birahi. Kambing betina birahi pertama pada saat umur 6 – 8 bulan tetapi belum
dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12. Sedangkan kambing jantan
1. Gelisah, nafsu makan berkurang, ekor dikibas – kibaskan serta terus – menerus mengembik.
2. Alat kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan sedikit lendir bening.
3. Masa birahi berlangsung selama 24 – 45 jam dan akan terulang dengan siklus 18 – 20 hari.
Bila kambing betina telah menunjukkan gejala birahi maka sebaiknya segera dikawinkan.
1. Kawin alam
Kawin yang dilakukan dengan memasukkan kambing betina ke kandang pejantan selama 2
hari.
2. Kawin suntik / IB
Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma beku yang mutu genetiknya
terjamin.
Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi, sikap tenang dan nafsu makan meningkat,
perut sebelah kanan membesar dan ambing turun, suka menggesek-gesekkan badan ke dinding
kandang. Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain dengan cara memberi
sekat agar tidak terganggu kambing lain dan lantai kandang harus kuat agar kambing tidak
terperosok atau terpeleset. Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru lahir segera
disusukan pada induknya agar mendapatkan colostrum yang berguna bagi pembentukan
5
kekebalan tubuh. Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat dikawinkan lagi
Produksi susu kambing PE relatif tinggi dan berlebih jika hanya untuk mencukupi
kebutuhan anak sehingga dapat dimanfaatkan untuk manusia. Kandungan gizi susu kambing
yaitu : protein 3,7 %, lemak 4,1 %, gula 4,6 % dan mineral 0,80 %. Susu kambing juga
mempunyai khasiat sebagai berikut: membantu penyembuhan penyakit paru-paru (TBC, asma,
pertumbuhan dan kecerdasan anak, mengencangkan dan menghaluskan kulit, menambah gairah
seksual.
Sistem pemeliharaan secara ekstensif umumnya dilakukan di daerah yang mahal dan
sulit untuk membuat kandang, kondisi iklim yang menguntungkan, dan untuk daya tampung
kira-kira tiga sampai dua belas ekor kambing per hektar (Williamson dan Payne 1993).
Sistem pemeliharaan secara ekstensif, induk yang sedang bunting dan anak-anak kambing
yang belum disapih harus diberi persediaan pakan yang memadai (Devendra dan Burns,
1994). Rata-rata pertambahan bobot badan kambing yang dipelihara secara ekstensif dapat
tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor lingkungan yang tidak baik
dan mengontrol aspek-aspek kebiasaan kambing yang merusak (Williamson dan Payne
1993). Dalam sistem pemeliharaan ini perlu dilakukan pemisahan antara jantan dan betina,
6
sehubungan dengan ini perlu memisahkan kambing betina muda dari umur tiga bulan sampai
cukup umur untuk dikembangbiakkan, sedangkan untuk pejantan dan jantan harus
terkontrol dan pemberian pakan konsentrat tambahan (Williamson dan Payne 1993).
2 Pakan Kambing
Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput dan daundaunan tertentu
(daun nangka, daun waru, daun pisang dan daunan leguminosa). Seekor kambing dewasa
membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali, pagi dan sore, tetapi
kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya sendiri di alam terbuka. Untuk kambing
jantan yang sedang dalam periode memacek sebaiknya ditambah pakan penguat (konsentrat) ± 1
kg.
Konsentrat yang terdiri dari campuran 1 bagian dedak dengan 1 bagian bungkil kelapa
ditambah garam secukupnya adalah cukup baik sebagai pakan penguat. Pakan penguat tersebut
diberikan sehari sekali dalam bentuk bubur yang kental (Sosroamidjojo, 1985). Kambing makan
pakan yang tidak biasa dikonsumsi oleh hewan lain. Pakan utama kambing adalah tunas-tunas
sesuai dengan sifat alamiah kambing (browser). Kambing sangat efisien dalam mengubah pakan
berkualitas rendah menjadi protein yang ber kualitas tinggi (Blakely dan Bade , 1994). Menurut
Setiawan dan Arsa (2005), secara umum pakan kambing Peranakan Ettawa sebenarnya hanya
terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar,pakan penguat dan pakan pengganti. Pakan kasar
merupakan bahan pakan berkadar serat kasar tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri
7
Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat rendah dan mudah dicerna seperti
konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong. Sementara pakan pengganti merupakan pakan
hijauan yang sudah difermentasi. Menurut Mulyono dan Sarwono (2008), pada dasarnya
kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai,
tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan
adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih
muda memiliki kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada
musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
pakan kambing.
2 Hijauan
Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992).
Menurut Murtidjo (1993), hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia
dan berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral.
denga n makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat
terpenuhi. Tujuan suplementasi makanan penguat dalam makanan ternak kambing adalah
untuk meningkatkan daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah
unsur makanan yang defisien serta meningkatkan konsumsi dan kecernaan makanan.
Keuntungan yang diperoleh dari pemberian pakan kasar bersama makanan penguat
makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya memanfaatkan
makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan
lebih cepat berkembang populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan yang harus
8
Siregar (1995) menambahka n bahwa pemberian hijauan terbagi menjadi 2
macam yaitu hijauan yang diberikan dalam keadaan masih segar dengan kadar air 70%
dan hijauan yang diberikan dalam keadaan kering atau awetan. Hijauan kering dapat
berupa hay, sedangkan awetan dapat berupa silase. Hijauan merupakan bahan pakan
berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk
kambing sekitar 70 % dari total pakan (Setiawan dan Arsa, 2005). Kambing akan
memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa campuran daun-
demikian, zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan
tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik,
2.3.2 Kosentrat
Konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain
untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk
disatukan atau dicampur sebagai suplemen atau bahan pelengkap (Hartadi et al., 1980).
Murtidjo (1993) menjelaskan bahwa konsentrat untuk ternak kambing umumnya disebut
sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar
kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan penguat dapat berupa dedak jagung, ampas
tahu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, atau campuran pakan tersebut.
2.4 Kandang
Membangun kandang kambing untuk pemeliharaan Peranakan Ettawa seperti
membangun rumah tempat tinggal manusia sehingga secara hakekat normatif harus sama.
9
Tujuannya untuk menciptakan desain kandang bagi kambing yang akan dipelihara agar
benar-benar menjadi home sweet home bagi ternak tersebut (Setiawan dan Arsa, 2005).
Menurut Setiawan dan Arsa (2005), fungsi kandang antara lain : melindungi
ternak dari semua gangguan yang dapat diprediksi, mempermudah kambing dalam
nyaman dan terlindungi. Kandang berfungsi sebagai tempat tinggal dan istirahat bagi
memelihara anak kambing setelah disapih sampai mencapai usia remaja (Mulyono dan
Sarwono, 2008).
berikut :
• Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak
• Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk
ke dalam kandang.
• Lokasi dianjurkan jauh dari sumber air minum yang dipergunakan oleh masyarakat
sekitar sehingga kotoran ternak tidak mencemari, baik secara langsung maupun lewat
rembesan.
10
• Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar dan
pemukiman masyarakat. Lokasi sebaiknya tidak terganggu oleh tiupan angin kencang.
Tiupan angin kencang akan membuat ternak mudah sakit, lemas, dan kembung (Setiawan
kambing tetap harus diberi minum. Air diperlukan untuk membantu proses pencernaan,
mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam 15 tubuh (keringat, air
kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak kepanasan.
Volume kebutuhan air pada kambing sangat bervariasi, dipengaruhi oleh jenis kambing,
suhu lingkungan, jenis pakan yang diberikan, dan kegiatan kambing. Bila bobot kambing
hidup 40 kg/ekor dan ransum kering (dalam bahan kering) yang dibutuhkan ternak rata-
rata sebanyak 0,8 kg dan air minum minimal sebanyak 3 x 1 liter (3 liter). Kebutuhan air
minum untuk kambing berkisar 3-5 liter sehari (Mulyono dan Sarwono, 2008).
karena itu menjaga ternak harus menjadi salah satu prioritas utama disamping kualitas
makanan ternak dan tatalaksana yang memadai (Kanisius. 1984). Gatenby (1986)
menyatakan bahwa, penyakit yang sering menyerang ternak yaitu parasit cacing, penyakit
11
Kebutuhan beberapa vitamin B; tiamin-HCL, 65 µg/kg berat badan, riboflavin, 65
µg/kg berat badan: peridoksin, 65 µg/kg berat badan: asam pantotenat, 130: biotin, 1,0:
cobalt amin B12, 0,34-0,68: asam folik, 62 µg/1 makanan cair, kolin, 260, mg/l: asam
nikotinik, 2,6 mg/l (Parakkasi, 1995). Vitamin B-Kompleks ini mempunyai fungsi
sebagai penambah nafsu makan ternak. Pemberian vitamin ini ada dua cara, yaitu dengan
cara penyuntikan langsung kepada ternak dan pemberian melalui alat pencernaan hewan
(Cahyono, 1998).
seperti melalui pengobatan, vaksinasi, dan desinfeksi. Dua metode yang pertama
melindungi ternak dari dalam tubuh, tetapi bila tantangan lingkungan penyakit begitu
hebat, perlindungan tersebut tidak akan mencakupi. Oleh karena itu desinfeksi yang
efisien sangat penting dalam melindungi ternak terhadap penyakit ( Sarwono, 1990).
ternak. Oleh karena itu sebelum ternak dimasukkan ke kandang sebaiknya kandang
terlebih dahulu di semprot dengan desinfektan seperti : antisep, neo antisep, formades,
medisep dan lain-lain yang tidak menyebabkan efek samping pada ternak.
12
BAB III
Banda Aceh. Praktikum Lapangan ini dilaksakan selama 8 minggu yaitu dari tanggal 27
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah terjun langsung dalam dunia
peternakan kambing potong. Melalui metode ini mahasiswa dapat mengetahui tata cara
pemeliharaan kambing perah yang baik dan benar, sehingga dapat menjadi motivasi dalam
13
3.3.1 Pemotongan Rumput Gajah dan Rumput Alam
Pemotongan rumput gajah dan rumput alam dilakukan pada sore hari di perkarangan
Pemberian pakan untuk kambing perah dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore
hari. Pagi hari kambing perah diberikan kosentrat, ampas tahu – tempe, dan hijaun. Pada sore
Pembersihan kandang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan supaya kandang bersih
dari kotoran ternak dan ternak tidak mudah terjangkitnya penyakit akibat dari kotoran ternak.
Pembersihan kandang dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 7.30 dan sore hari
14
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Untuk keberlangsungan usaha ternak harus menguasai keadaan pasar dan tersedianya
2. Tidak dipasarkan langsung ternak ke pasar hewan tetapi pembeli datang langsung ke
5.1 Saran
(masa) untuk dipasarkan kekomsumen sehingga menguntungkan, ekonomis dan selalu memberi
promosi kepada masyarakat untuk menjual ternak-ternak yang ada dipeternakan ini.
15