Oleh
Nama Kelompok 6 (Enam)
1. Fitriah Indarika
(E1C014086)
2. Nova Sari
(E1C014087)
3 Arifin Marzuki
(E1C014082)
(E1C014091)
5. M. Faisa Amir
(E1C014083)
: 1. Tri Hariono
2. Ari Primalasari
3. Hasna Umi Zahra
4. Anggriawan Muhammad Nur
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia ternak perah mulai dikenal pada abad ke-19, dan ternak perah juga
merupakan ternak yang secara genetik mampu menghasilkan susu nelebihi kebutuhan anaknya,
misalnya sapi, kambing, kerbau dan lain-lain. Ternak perah mempunyai ciri-ciri khusus yang
berhubungan langsung dengan produksi susu.dan susu tersebut merupakan bahan makanan yang
bernilai gizi yang tinggi karena mengandung hamper semua zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Komposisi yang dimaksud adalah dalam penentuan struktur banyak atau tidaknya kandungan gizi
daripada susu tersebut. Sehingga dengan nama besar susu olahan sapi, membuat manusia tidak
paham akan apa yang diperbuat terhadap susu. Sebagian bertanggapan bahwa dengan
mengkonsumsi susu, maka akan timbul gejala penyakit mencret, sebenarnya hal itu diakibatkan
oleh lactose intolerance yang tidak terbentuk saat mengkonsumsi susu tersebut. Untuk
mengetahui kualitas susu yang baik dan seimbang akan gizinya sebagai bahan makanan, maka
dilakukan beberapa uji parameter terhadap susu sapi tersebut. Pada dasarnya susu sapi lebih
berbahaya dibandingkan dengan susu kambing, tetapi untuk stabilisasi kolostrum susu sapi lebih
bagus dibandingkan dengan susu ternak perahan lainnya.
Kambing perah merupakan salah satu ternak yang sangat menjanjikan untuk dijadikan
sebagai usaha ternak, karena kambing dikenal mampu memanfaatkan pakan yang rendah
nutrisinya dan relatif
mampu bertahan pada daerah yang kering selain itu susunya yang
mempunyai kandungan nutrisi lebih baik dan harganya pun relatif lebih mahal dibanding susu
sapi, dari segi ekonominya Kambing perah juga tidak membutuhkan modal serta luasan kandang
yang besar untuk memulai beternak.
Ternak perah adalah ternak yang secara genetic mampu menghasilkan susu nelebihi
kebutuhan anaknya, misalnya sapi, kambing, kerbau dan lain-lain. Ternak perah mempunyai ciriciri khusus yang berhubungan langsung dengan produksi susu. Susu merupakan bahan makanan
yang bernilai gizi tinggi karena mengandung hampir semua zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh.Susu didefenisikan sebagai susu sapi yang tidak dikurangi atau ditambahi sesratu apapun
yang diperoleh dari hasil pemerahan sapi-sapi sehat secara kontinyu dan sekaligus. Susu ini
merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang.
Penyusun utama susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat, mineral-mineral, dan vitaminvitamin. Sebagai bahan pangan, susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu
kesatuan maupun dari bagian-bagiannya. Dengan banyaknya produk-produk susu yang beredar
dipasaran belum dipastikan susu tersebut mengandung kualitas yang murni dari hasil pemerahan
tanpa penambahan zat apapun
Ternak perah mempunyai ciri-ciri khusus yang berhubungan langsung dengan produksi
susu.dan susu tersebut merupakan bahan makanan yang bernilai gizi yang tinggi karena
mengandung hamper semua zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Susu berasal dari ternak
mamalia khususnya hewan yang menyusui dan sala satunya yaitu ternak ruminansia potong kecil
( kambing ). Untuk pemenuhan kebutuhan susu yang baik maka perlu adanya pemeliharaan
ternak perah secara intensip seperti kambing perah.
perah.
Untukmengetahui pemberian pakan dan air minum yang baik pada kambing perah.
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang menyerang ternak kambing perah.
Untukmengetahui proses dan cara pemerahan ternak kambing perah.
Untukmengetahui cara penanganan susu hasil pemerahan.
Untukmengetahui pemasaran susu kambing perah yang ada di provinsi Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produksi hasil susu kambing yang dikandangkan dengan produksi hasil susu kambing
yang tidak dikandangkan lebih banyak sekitar dua kali lipat karena produksi susu kambing yang
dikandangkan lebih diperhatikan saat pemberian pakannya walaupun tidak ada beda nyata dari
persentase lemak dan kaseinnya, persentase lemak cenderung akan meningkat dengan
melanjutnya masa laktasi terutama pada kambing kerdil ( Agus martidjo,1995).
Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen, Swiss. Pejantan dan betina tidak bertanduk,
warna bulu putih dengan bercak hitam pada hidung, telinga dan ambing, dahi lebar, telinga
sedang dan tegak dengan posisi kaki lurus kuat dan kepala seimbang. Berat tubuh jantan 80120
Kg, berat betina 5090 Kg dengan produksi susu 44,5 liter/hari (Davendra et al., 1994).
Kambing Etawah berasal dari India di distrik Etawah. Kambing ini bercirikan dengan
bulu berwarna variasi kebanyakan belang bercak hitam atau putih dan campuran ketiganya,
ambing besar, puting panjang seperti botol, rambut pendek kecuali di bagian paha belakang lebih
panjang, berat badan 4070 Kg, hidung melengkung cembung, telinga lebar dan panjang,
pejantan berjenggot dan rahang bawah menonjol (Sarief dan Sumoprastowo, 1984). Produksi
susunya mencapai 13 liter/hari (Davendra et al., 1994).
Kambing Nubian ini berasal dari Afrika. Kambing jantan dan betina tidak bertanduk, bulu
hitam, merah dan putih, serta telinganya terkulai, kambing jantan berjenggot (Murtidjo, 1993).
Produksi susu lebih sedikit dari kambing berasal dari Swiss, dengan persentase lemak susu tinggi,
dewasa kelamin betina 60 Kg (Blakely et al., 1991).
Kambing Nubian ini berasal dari Afrika. Kambing jantan dan betina tidak bertanduk, bulu
hitam, merah dan putih, serta telinganya terkulai, kambing jantan berjenggot (Murtidjo, 1993).
Produksi susu lebih sedikit dari kambing berasal dari Swiss, dengan persentase lemak susu tinggi,
dewasa kelamin betina 60 Kg (Blakely et al., 1991).
Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah dengan kambing
Kacang dengan ciri-ciri: bentuk tubuh dan sifat sama dengan Etawah, tanduk mengarah
kebelakang, ambing besar seperti botol, berat tubuh 3237 Kg, produksi susu 11,5 liter/hari
(Murtidjo, 1993).
Kebutuhan hijauan pada setiap jenis ternak berbeda-beda. Ternak sapi, kerbau, kambing,
dan domba memerlukan jumlah hijauan yang lebih banyak dari pada ternak non ruminansia
seperti ; babi, kuda, unggas, dan lainnya. Pada umumnya jumlah hijauan yang diberikan pada
ternak tersebut adalah 10 % dari berat hidup, sedangkan makanan penguat misalnya konsentrat
hanya diberikan 1 % saja dari berat hidup.Kebutuhan ternak perah akan zat makanan terdiri atas 2
bagian, Pertama, kebutuhan hidup pokok (maintainance repoirements), yaitu kebutuhan untuk
memelihara keutuhan organ dan fungsi tubuh, dalam arti kata kebutuhan untuk mempertahankan
bobot hidup. Kedua, kebutuhan produksi (pertumbuhan, produksi air susu, dan sebagainya)
(Nursiam, 2010).
Konsentrat merupakan suatu bahan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan disatukan sebagai suplemen atau
pelengkap. Konsentrat adalah pakan yang mengandung serat kasar rendah yaitu kurang dari 18
% dan mempunyai nilai gizi tinggi serta dapat meningkatkan imbangan zat pakan ( Putra ,2009 ).
Susu disentasa pada kelenjar ambing dalam alveoulus. Sekelompok kelenjar air susu
terdiri dari beberapa gelembung-gelembung (alveoli) air susu. Dinding alveoli terdiri dari selapis
sel epitel yang disebut sel myoepitel dan sel sekresi berbentuk kubus dan ditengahnya terdapat
lumen.Sel sekresi dikelilingi oleh sel myoepitel dan kapiler-kapiler darah. Sel-sel ini membentuk
air susu dari zat-zat yang berasal dari darah, kemudian mensekresikan kedalam lumen alveoli.
Bahan mentah untuk produksi susu dari makanan yang dimakan dalam saluran pencernaan
ditransport melalui pembuluh darah ke sel sekresi. Sekitar 400-800 liter darah diantar ke ambing
untuk menjadi 1 liter air susu (Malaka, 2010).
Ternak perah yang produksinya tinggi, akibat pemerahan dilakukan orang yang berbeda
dapat mengakibatkan stress. Pada umumnya ternak perah sangat sensitif terhadap perubahanperubahan, termasuk pergantian pemerah, faktor frekuensi pemerahan.Ternak perah yang diperah
tiga kali sehari produksinya lebih banyak dibandingkan pemerahan dua kali sehari. Pemerahan
dengan interval 8 jam hasilnya akan mencapai 15-20 % lebih banyak dari dua kali sehari yang
hasilnya 25-30 % lebih banyak dibandingkan yang empat kali sehari (Syarief dan Sumoprastowo,
1984).
Bagian di daerah lipatan paha sampai belakang dicuci untuk mencegah kotoran yang
melekat pada bagian-bagian tersebut tidak jatuh ke dalam susu saat pemerahan. Ujung ekor diikat
dengan tali ke salah satu kakinya untuk menghindarkan pengotoran susu karena sering
menggerakkan ekor sewaktu diperah (Syarief dan Sumoprastowo, 1984).
Selanjutnya ambing dicuci dengan air hangat untuk mengurangi pencemaran bakteri.
Untuk merangsang air susu dapat dilakukan dengan meraba dan memijat ambing (Syarief dan
Sumoprastowo, 1984).
Sebelum diperah ternak harus dalam keadaan tenang dan harus dicegah adanya kegaduhan
di sekitarnya, juga kebiasaan-kebiasaan yang tidak dilakukan harus dihindarkan, misalnya
penggantian tempat, penggantian pemerah, perubahan waktu pemerahan, karena hal tersebut
dapat menurunkan produksi susu (Syarief dan Sumoprastowo, 1984).
Beberapa tipe dan kombinasi pakan dari ternak perah akan menghasilkan kesehatan yang
baik dan produksi susu yang tinggi. Pakan yang khusus tidak penting, lebih baik adalah ada
keseimbangan nutrien yang cukup (baik) seperti energi protein, mineral dan vitamin dalam
bentuk yang sesuai dengan membedakan ransum yang baik daripada bagian yang jelek (Bath et
al., 1985).
Selain hijauan dan konsentrat, garam dapat diberikan bersamaan dengan makanan penguat
sebagai perangsang nafsu makan yang membantu proses pencernaan, serta tidak kalah pentingnya
adalah air, yang diberikan adalah air segar yang bersih dan disediakan tidak terbatas atau ada
libitum (Anonimus, 1985).
Pakan atau ransum perah disusun menurut berat badan, produksi dan kadar lemak susu.
Pemberian
pakan
harus
memenuhi
kebutuhan
untuk
hidup
pokok
dan
kebutuhan
produksi.Adapun nilai gizi yang diperhitungkan berdasarkan tabel NRC (1978) adalah meliputi
NEL (Mcal), CP (g), Ca (g) dan P (g) yang semua itu dihitung berdasar bahan kering
( Anonimus , 1985).
BAB III
METODOLOGIPRAKTIKUM
di babtis. Dan
selanjutnya praktikum produksi ternak perah pada tanggal 07-11 oktober 2015 dilaksankan di
kandang CZAL UNIB dengan waktu setiap praktikum pada jam 06:00, 12:00 dan 16:00.
Nama kelompok :
-
Fitriah Indarika
Nova Sari
Arifin Marzuki
Ria Resnia Ancelda Turnip
M. Faisal Amir
Alat tulis
Termometer
Timbangan
Kertas
Teko berskala
Timbangan analitik
Sabit
Karung
Sapu lidi
ember
Bahan
Praktikum CZAL UNIB
-
Praktikum di Baptis
- Gunting kuku
- Sapu
- Alat tulis
- Lap basah
- Lap kering
- Teko berskala
- Kamera
- Kompor
- Panci
- Ember
Praktikum Di Baptis
-
kambing perah
Menimbang konsentrat sebanyak 500 g/ekor
Mengukur air minum yaitu sebanyak 1000 ml/ekor
Memberikan pakan hijauan, konsentrat dan air minum pada setiap pagi dan sore sesuai
Praktikum di Baptis
- Memperhatikan dan mendengarkan penyampai dari kak Petros
- Pada pagi hari, membersihkan kandang kambing perah
- Menimbang sisa dan memberiakan pakan hijauan dan konsentrat
- Menyiapkan alat untuk melakukan pemerahan kambing perah
- Melakukan pemerahan kambing secara bergilir
- Mencatat hasil pemerahan susu
- Memperhatikan dan mengenali jenis-jenis kambing perah yang ada dibabtis
- Mencatat jumlah kambing perah
- Mengenali jenis-jenis pakan hijauan baik rumput dan legume untuk kambing dan
-
mencatatnya
Belajar menyusun konsentrat dengan jenis konsentrat adalah dedak, ampas tahu dan jagil
Memberikan obat cacing kepada kambing perah
Melihat dan memperhatikan jenis panyakit yang perna diderita oleh kambing perah yang
ada di baptis
Memperhatiakan suhu, pencahayaan kandang pagi dan siang dan mencatatnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ramping
Jatuh Kebawah
Bentuk
Ambing
-
21,79 Kg
Warna
Bulu
Coklat
Belang
Putih
Dry
25o C
20o C
25o C
25o C
25o C
Pagi
Wett
26o C
21o C
24o C
24o C
24o C
Dry
32o C
32o C
33o C
32o C
Siang
Wett
27o C
28o C
28o C
29o C
Dry
31o C
34o C
33o C
29o C
Sore
Wett
27o C
25o C
29o C
26o C
Pagi
92
91
92
92
92
Siang
%
%
%
%
%
68
74
75
80
Sore
%
%
%
%
74 %
49 %
75 %
79 %
Pagi
Terang
Terang
Terang
Siang
Terang
Terang
Terang
Sore
Terang
Gelap
Gelap
Terang
Pada praktikum produksi ternak perah ini jenis ternak yang ada adalah kambing
peranakan ettawa dengan identitas kambing brian dan dudung. Berat badan awal masing-masing
kambing perah ini adalah 22,27 kg dan 21,38 kg. dalamberternak kambing perah ini hal yang
perlu diperhatikan adalah suhu dan kelembaban lingkungan kandang serta pencahayaan
mataharipun harus diperhatikan.
Dan pada saat praktikum suhu kandang yang kami gunakan rata-rata memiliki suhu
kering (dry) pada pagi hari yaitu 25 oC dan memiliki suhu basah (wett) 24 oC, sedangkan pada
siang hari suhu keringnya adalah 32oC dan suhu basahnya 28oC. dan untuk suhu pada sore hari
untuk suhu keringnya adalah 31oC dan suhu basahnya 27oC. menurut (Yani dan Purwanto, 2006).
Suhu lingkungan di daerah perkembangan sapi perah Friesian Holstein atau kambing perah
berkisar antara 5 - 15C (Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu udara 24 - 34C
dan menyebabkan penurunan kinerja sapi perah atau kambing perah meliputi kuantitas dan
kualitas susu.
Dan kemudian untuk kelembaban lingkungan kandang pada pagi hari mempunyai
kelembaban rata-rata 92 %, sinag hari 74 % dan kelembaban kandang pada sore hari adalah
69,25 %.Sedangkan Negara tropis memiliki tingkat kelembapan udara rata-rata sebesar 60 90%
(Yani et al., 2007). Tingkat suhu udara dan kelembapan udara yang tinggi akan mengakibatkan
penurunan produksi susu pada ternak perah (Arnold et al., 2013)
Pengamatan
192 cm X 78 cm X 232 cm
4 Ekor
868 cm Atau 8,68 m
Identitas
kambing
Brian
Brian
Brian
Brian
Hari/ tanggal
Identitas
kambing
Dudung
Dudung
Dudung
Dudung
Pemberian
hijauan kg/g
(B)
6810 g
6760 g
6960 g
6770 g
Sisa hijauan
kg/g (C)
Pemberian
hijauan kg/g
(B)
6740 g
6580 g
6590 g
6580 g
Sisa hijauan
kg/g (C)
4290 g
3540 g
3360 g
3870
1680 g
3560 g
2560 g
2850 g
Konsumsi
hijauan kg/g
(D)
2520 g
3220 g
3600 g
2900 g
Konsumsi
hijauan kg/g
(D)
5060 g
3020 g
4050 g
3730 g
Kandungan BK
20
Tangal
Identitas
kambing
07/11/2015 Brian
Pemberian BK
hijauan = B X BK
% (E)
6810 x 0,2 =1362 g
08/11/2015 Brian
09/11/2015 Brian
10/11/2015 Brian
Tanggal
Pemberian BK
hijauan = B X BK
% (E)
6740 x 0,2 = 1348
g
6580 x 0,2 = 1316
g
6590 x 0,2 = 1318
g
6580 x 0,2 = 1318
g
Pemberian pk hijauan
= B X BK X PK %
(F)
6740 x 0,2 x 0,07 =
94,36 g
6580 x 0,2 x 0,07 =
92,12 g
6590 x 0,2 x 0,07 =
92,26 g
6580 x 0,2 x 0,07 =
92,12 g
Pemberian tdn
hijauan = B X BK
X TDN % (G)
6740 x 0,2 x 0,5 =
674 g
6580 x 0,2 x 0,5 =
658 g
6590 x 0,2 x 0,5 =
659 g
6580 x 0,2 x 0,5 =
658 g
Tanggal
Identitas
kambing
07/11/2015 Brian
Sisa BK hijauan =
C X BK% (H)
4290 x 0,2 = 858 g
08/11/2015 Brian
09/11/2015 Brian
10/11/2015 Brian
Sisa PK hijauan = C X
BK X PK (I)
4290 x 0,2 x 0,07 =
60,06 g
3540 x 0,2 x 0,07 =
49,56 g
3360 x 0,2 x 0,07 =
47,04 g
3870 x 0,2 x 0,07 =
54,18 g
Tanggal
Sisa BK hijauan =
C X BK% (H)
1680 x 0,2 = 336 g
Sisa PK hijauan = C
X BK X PK (I)
1680 x 0,2 x 0,07 =
23,52 g
Identitas
kambing
07/11/2015 Dudung
08/11/2015 Dudung
09/11/2015 Dudung
10/11/2015 Dudung
Pemberian pk hijauan
= B X BK X PK %
(F)
6810 x 0,2 x 0,07 =
95,34 g
6760 x 0,2 x 0,07 =
94,64 g
6960 x 0,2 x 0,07 =
97,44 g
6770 x 0,2 x 0,07 =
94,78 g
Pemberian tdn
hijauan = B X BK
X TDN % (G)
6810 x 0,2 x 0,5 =
681 g
6760 x 0,2 x 0,5 =
676
6960 x 0,2 x 0,5 =
696
6770 x 0,2 x 0.5 =
677 g
07/11/201
5
Identitas
kambing
Dudung
08/11/201
5
09/11/201
5
10/11/201
5
Dudung
Dudung
Dudung
Konsumsi PK hijauan
= F-I
(Y)
Konsumsi tdn
hijauan = G-J
(Z)
681- 429 = 252 g
Identitas Konsumsi BK
kambimg hijauan = E-H (X)
07/11/201
5
08/11/201
5
09/11/201
5
10/11/201
5
Brian
Tanggal
Identitas Konsumsi BK
kambimg hijauan = E-H (X)
Konsumsi PK hijauan
= F-I
(Y)
07/11/201
5
08/11/201
5
09/11/201
5
10/11/201
5
Dudung
Brian
Brian
Brian
Dudung
Dudung
Dudung
Konsumsi tdn
hijauan = G-J
(Z)
674 168 = 506 g
Pembahasan :
Dan pada praktikum produksi ternak perah ini pemberian pakan hijauan yang diberikan
adalah rumput. Pemberian pakan hijauan ini sebanyak 15 % dari berat badan kambing, dengan
berta bdan kambing yang kami gunakan adalah untuk brian 2,27 kg maka hijauan yang
diberiakan adalah sebanyak 3,3405 kg dalam satu kali pemberian. Sedangkan untuk dudung
memiliki berat badan 21,38 kg maka pakan hijauan yang diberikan adalah sebanyak 3,207 kg.
dan dalam praktikum ini kami memberikan hijaau sebanyak 2 kali/hari maka hijaaun yang
diberiakan
untuk
Brian
adalah
6,681
kg/hari
dan
untuk
Dudung
sebanyak6,414
kg/hari.Sedangkan menurut (Nursiam, 2010),Pada umumnya jumlah hijauan yang diberikan pada
ternak tersebut adalah 10 % dari berat hidupnya.
Selanjutnya pada praktikum ini, setelah masing kambing diberi pakan hijauan 15% dari
berat badannya, yaitu untuk brian diberikan pakan hijauan sebanyak 6,681 kg/hari, namun
kambing Brian ini rata-rata hanya mengkonsumsi hijaauan sebanyak 3060 g/hari. Sedangkan
untuk kambing Dudung dengan diberiakan pakan hijauan sebanyak 6,414 kg/hari, yang
dikonsumsi rata-rata hanya sebenyak 3965 g/hari. Dan dari ke-2 kambing ini terlihat bahwa
dalam mengkonsumsi pakan hijauan tidak jauh berbedah.
Pada hijauan rumput ini kandungan BKnya adalah 20 %, kandungan PKnya adalah 7 %
dan kandungan TDNnya adalah 50%. Dan dari hasil pemberian pakan hijauan tersebut, tenyata
jumlah konsumsi BK hijauannya untuk Brian adalah rata-rata 612 g/hari, untuk konsumsi PK
hijauannya rata-rata adalah 42,84 g/hari, dan untuk konsumsi TDN hijauannya rata-rata adalah
306 g/hari. Sedangkannya untuk kambing dudung konsumsi bk hijauanya rata-rata 791,5 g/hari,
untuk konsumsi pk hijauannya rata-rata adaah 54,44 g/hari dan konsumsi tdn hijauannya rata-rata
sebanyak 396 g/hari.Dan dilihat dari jumlah kandungan nutrisi yang dikonsumsi oleh sapi perah
masih sangat sedikit, maka untuk lebih baiknya perlu peningkatan pemberian hijauan yang baik
dan bernilai kandungan nutrisi yang baik untukambing perah sehingga dapat meningkatka
produksi susunya.
Pakan Konsentrat
Kandungan BK,PK TDN pada ampas tahu
Bahan
Kandungan BK (%)
Kandungan PK (%)
Ampas tahu
15
25
Kandungan TDN
(%)
80
Jenis konsentrat yang diberikan adalah ampas tahu sebanyak 500 g/ekor dalam satu kali
pemberian, dan pemberian konsentrat diberikan 2 kali /hari, jadi jumlah konsentrat yang
diberikan adalah 1000 g/ekor.
Identitas kambing
Pemberian
Brayen
Dudung
konsentarat g
1000 g
1000 g
(L)
Sisa konsentrat g
Konsumsi
(M)
konsentrat g (N)
1000 g
1000 g
0
0
Identitas Pemberian bk
Pemberian pk
Pemberian tdn
kambin
konsentrat = L x
konsentrat = L x BK x
konsentarat = L x
BK % konsentrat
PK % kosentrat
BK x TDN %
Brian
(O)
1000 x 0,15 = 150
konsentrat (Q)
1000 x 0,15 x 0,8 =
Brian
g
1000 x 0,15 = 150
37,5 g
1000 x 0,15 x 0,25 =
120 g
1000 x 0,15 x 0,8 =
09/11/2015
Brian
g
1000 x 0,15 = 150
37,5 g
1000 x 0,15 x 0,25 =
120 g
1000 x 0,15 x 0,8 =
10/11/2015
Brian
g
1000 x 0,15 = 150
37,5 g
1000 x 0,15 x 0,25 =
120 g
1000 x 0,15 x 0,8 =
37,5 g
120 g
Identitas Pemberian bk
Pemberian pk
Pemberian tdn
kambin
konsentrat = L x
konsentrat = L x BK x
konsentarat = L x
BK % konsentrat
PK % kosentrat
BK x TDN %
Dudung
(O)
1000 x 0,15 = 150
konsentrat (Q)
1000 x 0,15 x 0,8 =
08/11/2015
Dudung
g
1000 x 0,15 = 150
37,5 g
1000 x 0,15 x 0,25 =
120 g
1000 x 0,15 x 0,8 =
09/11/2015
Dudung
g
1000 x 0,15 = 150
37,5 g
1000 x 0,15 x 0,25 =
120 g
1000 x 0,15 x 0,8 =
10/11/2015
Dudung
g
1000 x 0,15 = 150
37,5 g
1000 x 0,15 x 0,25 =
120 g
1000 x 0,15 x 0,8 =
37,5 g
120 g
07/11/2015
08/11/2015
Tanggal
07/11/2015
Tanggal
Identitas
Sisa bk
Sisa pk
Sisa tdn
kambing
konsentrat = M x
konsentrat = M x
konsentrat =
BK % konsentrat
BK x PK %
M x BK x
(R)
konsentrat (S)
0
0
0
0
konsentrat (T)
0
0
0
0
07/11/2015
08/11/2015
09/11/2015
10/11/2015
Brian
Brian
Brian
Brian
Tanggal
Identitas
Sisa bk
Sisa pk
Sisa tdn
kambing
konsentrat = M x
konsentrat = M x
konsentrat =
BK % konsentrat
BK x PK %
M x BK x
(R)
konsentrat (S)
TDN %
0
0
0
0
konsentrat (T)
0
0
0
0
07/11/2015
08/11/2015
09/11/2015
10/11/2015
Dudung
Dudung
Dudung
Dudung
Tanggal
Identitas
Konsumsi BK
Konsumsi PK
Konsumsi TDN
kambing
konsentrat (U)
konsentrat (V) =
konsentrat (W)
07/11/2015
08/11/2015
09/11/2015
10/11/2015
Brian
Brian
Brian
Brian
= O-R g
150 0 150 g
150 0 150 g
150 0 150 g
150 0 150 g
P-S g
37,5 0 = 37,5 g
37,5 0 = 37,5 g
37,5 0 = 37,5 g
37,5 0 = 37,5 g
= Q-T g
120 0 = 120 g
120 0 = 120 g
120 0 = 120 g
120 0 = 120 g
Tanggal
Identitas
Konsumsi BK
Konsumsi PK
Konsumsi TDN
kambing
konsentrat (U)
konsentrat (V) =
konsentrat (W)
Dudung
Dudung
Dudung
Dudung
= O-R g
150 0 150 g
150 0 150 g
150 0 150 g
150 0 150 g
P-S g
37,5 0 = 37,5 g
37,5 0 = 37,5 g
37,5 0 = 37,5 g
37,5 0 = 37,5 g
= Q-T g
120 0 = 120 g
120 0 = 120 g
120 0 = 120 g
120 0 = 120 g
07/11/2015
08/11/2015
09/11/2015
10/11/2015
0
0
0
0
0
0
0
0
TDN %
Identitas
Konsumsi total BK
Konsumsi total
Konsumsi
kambing
=X+U g
PK = Y + V g
total TDN = Z
07/11/2015
08/11/2015
Brian
Brian
35,28 + 37,5 =
+W g
252 + 120 =
72,78 g
45,08 + 37,5 =
372 g
322 + 120 =
442 g
360 + 120 =
09/11/2015
Brian
82,58 g
50,40 + 37,5 =
10/11/2015
Brian
87,90 g
40,60 + 37,5 =
480 g
390 + 120 =
78,10 g
510 g
Tanggal
Identitas
Konsumsi total BK
Konsumsi total
Konsumsi
kambing
=X+U g
PK = Y + V g
total TDN = Z
Dudung
+W g
506 + 120 =
08/11/2015
Dudung
108,34 g
42,28 + 37,5 =
626 g
302 + 120 =
09/11/2015
Dudung
79,78 g
56,42 + 37,5 =
422 g
403 + 120 =
10/11/2015
Dudung
93,92 g
52,22 + 37,5 =
523 g
373 + 120 =
89,72 g
493 g
07/11/2015
Pembahasan :
Pada praktikum ini, selain pakan hijauan yang diberikan adalah pakan tambhan lainnya
adlah konsentrat, dengan jenis konsentrat adlah ampas tahu yang mengandung BK 15 %, PK 25%
dan TDN 80%. Jumlah konsentrat yang diberikan adlah 500 g dalam satu kali pemberian, dan
kami memberikan konsentrat sebanyak 2 kali yaitu berjumlah 1000 g/hari untuk masing-masing
kambing perah. Sedangkan menurut (Nursiam, 2010), pada umumnya jumlah hijauan yang
diberikan pada ternak tersebut adalah 10 % dari berat hidup, sedangkan makanan penguat
misalnya konsentrat hanya diberikan 1 % saja dari berat hidup. Dan jika kami mengikuti
literature ini dalam pemberian konsentrat maka 1% dari berat badan kambing brian hanya
sebanyak 222,7 g dan untuk kambing dudung hanya sebanyak 213,8 g. tetapi dalam pemberian
konsentrat ini untuk masing-masing kambing diberikan sebanyak 1000 g/hari, karena pada
dasarnya kambing perah pemberian konsentratnya harus berlebih yang digunakan untuk kebutuan
produksi susunya , hal ini sesui dengan pendapat ( Putra ,2009 ) yang menyatakan bahwa
Kebutuhan ternak perah akan zat makanan terdiri atas 2 bagian.Pertama, kebutuhan hidup pokok
(maintainance repoirements), yaitu kebutuhan untuk memelihara keutuhan organ dan fungsi
tubuh, dalam arti kata kebutuhan untuk mempertahankan bobot hidup. Kedua, kebutuhan
produksi (pertumbuhan, produksi air susu, dan sebagainya). Dan konsentratjuga merupakan
suatu bahan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari
keseluruhan pakan dan disatukan sebagai suplemen atau pelengkap. Konsentrat adalah pakan
yang mengandung serat kasar rendah yaitu kurang dari 18 % dan mempunyai nilai gizi tinggi
serta dapat meningkatkan imbangan zat pakan.
Dan dalam pemberian konsentrat ini, kambing-kambingya selalu menghabiskan jumlah
konsentrat yang kami berikan. Sehingga konsumsi BK konsentratnya pada kambing brian dan
dudung adalah sebanyak 150 g/hari, dan konsumsi PK konsentratnya adalah 37,5 g/hari dan
konsumsi TDN konsentratnya adalah 120 g/hari.
Kemudian, untuk total konsumsi bk hijauan dan konsentrat pada kambing brian rata-rata
sebanyak 762 g/hari, untuk total konsumsi pak konsentrat dan hijauannya rata-rata adalah 80,34
g/hari dan untuk total konsumsi konsentrat dan hijauannya adalah 451 g/hari. Dan untuk total
konsumsi bk konsentrat dan hijauannya pada kambing dudung rata-rata adalah 942 g/hari, untuk
total konsumsi pk konsentrat dan hijauannya rata-rata adalah 92,94 g/hari, dan untuk total
konsumsi tdn konsentrat dan hijauannya rata-rata adalah 516 g/hari.
Tanggal
07/11/2015
08/11/2015
09/11/2015
10/11/2015
Tanggal
07/11/2015
Identitas
kambing
Brian
Brian
Brian
Brian
Pemberian air
minum ( A)
2000 ml
2000 ml
2000 ml
2000 ml
Konsumsi air
minum (C)
1370 ml
160 ml
300 ml
200 ml
Identitas
kambing
Dudung
Pemberian air
minum ( A)
2000 ml
Konsumsi air
minum (C)
1200 ml
08/11/2015
Dudung
2000 ml
09/11/2015
Dudung
2000 ml
10/11/2015
Dudung
2000 ml
Catatan : air minum pemberiannya bersifat adlibitum
1620 ml
1600 ml
1430 ml
380 ml
400 ml
570 ml
Pembahasan :
Pada praktikum ini pemberian air minum untuk kambing perah dudung dan brian
diberikan sebanyak 2000 ml/hari. Tetapi dalam satu hari untuk kambing brian hanya
mengkonsumsi air minum rata-rata sebanyak 507,5 ml/hari dan untuk kambing dudung
mengkonsumsi air minum rata-rata sebanyak 637,5 ml/hari. Dari hasil perhitungan ini kambingkambing perah ini terlihat bahwa dalam menkonsumsi air minum kira-kira hanya dari yang
diberikan, dan terlihat sangat sedikit sekali.
Sedangkan menurut (Mulyono dan Sarwono, 2008), air diperlukan untuk membantu
proses pencernaan, mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam tubuh (keringat,
air kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak kepanasan. Volume
kebutuhan air pada kambing sangat bervariasi, dipengaruhi oleh jenis kambing, suhu lingkungan,
jenis pakan yang diberikan, dan kegiatan kambing. Bila bobot kambing hidup 40 kg/ekor dan
ransum kering (dalam bahan kering) yang dibutuhkan ternak rata-rata sebanyak 0,8 kg dan air
minum minimal sebanyak 3 x 1 liter (3 liter). Kebutuhan air minum untuk kambing berkisar 3-5
sliter sehari.
Dan kambing perah yang sedang tumbuhmembutuhkan air minum yang bersih untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokoknya dan untuk membantu pencernaan.oleh karena itu dalam air
minum diberikan secara adlibitum. Dan pada saat kami melakukan praktikum cuacanya tidak
terlalu panas bahkan pada sore hari terjadi hujan, sehingga ini termasuk salah satu alas an kenapa
kambing mengkonsumsi air minumnya sedikit.
Pengukuran berat badan
Identitas
kambing
Brian
Dudung
Pembahasan :
Dari hasil praktikum yang dilaksankan selama 4 hari, kambing yang kami pelihara yaitu
kambing brian dan Dudung, mengalami peningkatan berat badan yaitu untuk kambing Brian
sebanyak 0,54 kg dan kambing dudung sebanyak 0,41 kg .hal ini terjadi karena pada saat awal
prak tikum berat badan kambing Brian adalah 22,27 kg dan setelah 4 hari berat menjadi 22,85
kg. sedangkan pada kambing Dudung berat awalnya adalah 21,38 kg dan setelah 4 hari beratnya
menjadi 21,79 kg.
Pertambahan berat badan kambing ini terjadi mungkin karena pada saat pemberian
konsentrat selalu habis dan mengakibatkan pertmbahan berat badan masing-masing kambing
meningkat.Selain itu keadaan lingkungn kandangpun nyaman yang membuat kambing-kambing
ini dapat tumbuh lebih baik, begitupun utuk pemberian air minum selalu tersedia. Karena pada
dasarnya pertumbuhan kambing dipengaruhi oleh konsumsi nutrisi , air minum dan lingkungan
kandang yang baik. Dan dari hasil penimbangan berat badan kambing setelah hari ke-4 ini
mengalami penambahan berat badan untuk Brian yaitu 145 g/hari dan untuk kambing Dudung
yaitu 102,5 g/hari. Sedangkan menurut, (Mulyono dan Sarwono, 2005), pertambahan bobot
kambing yang digemukkan secara intensif bisa mencapai 100-150 gram per hari dengan rata-rata
120 gram per hari atau 700-1.050 gram dengan rata-rata 840 gram per minggu
Kesehatan kambing
Nama
Berat badan
Tampilan ternak
Bulu
gerakan
kambimg
Brian
Dudung
22,85 kg
21,79 kg
Sehat
Sehat
Bersih
Bersih
lincah
lincah
Pembahasan:
Dari hasil pengamatan secarah langsung, terlihat bawa kambing yang kami peliharah
yaitu kambing brian dan dudung, berat badannya mengalami peningkatan yaitu rian 22,85 kg dan
berat dudung dalah 21,79 kg. dan dari penampilan fisiknya pun kambing-kambing ini terlihat
sehat , bulunya bersih dan gerakannya lincah. Karena untuk melihat kesehatan ternak kambing
perah dapat dilihat dari pemberian pakan yang baik, air minum yang memenuhi kebutuhan serta
kebersihan lingkungan kandang sekitarnya.
Bentuk
Bentuk
Asumsi
Bentuk
Warna
1. Etawah
Badan
Ramping,
Telinga
Panjang
Bulu
Hitam
2. Nubian
Tinggi
Gemuk,
Agak Lebar
lebih 30 Kg
Kurang
Besar
Putih
Coklat
3. Saanen
Berisi
Ramping,
Menggantung
Tegak Ke
lebih 30 Kg
Kurang
Besar
Tua
Putih
4. Boer
Tinggi
Lebar,
Samping
Lebar Ke
lebih 30 Kg
Kurang
Besar
Putih
Panjang
bawah
lebih 30 Kg
Coklat
Fisik yang terlihat dari kambing perah yang ada di Baptis ini yaitu sehat dan normal
karena dari bentuk badan, bentuk telinga, estimasi berat badan, bentuk ambing dan warna
bulunya sesuai dengan ciri-ciri dari apa yang ada di literature baik dari jenis Kambing
Etawah,Nubian, Saanen dan Kambing Boer. Kambing yang terdapat di Baptis umumnya belum
terlalu dewasa tetapi sudah dapat dimanfaatkan hasil produksi susunya.Menurut (Sarief dan
Sumoprastowo, 1984)Kambing Etawah berasal dari India di distrik Etawah. Kambing ini
bercirikan dengan bulu berwarna variasi kebanyakan belang bercak hitam atau putih dan
campuran ketiganya, ambing besar, puting panjang seperti botol, rambut pendek kecuali di bagian
paha belakang lebih panjang, berat badan 4070 Kg, hidung melengkung cembung, telinga lebar
dan panjang, pejantan berjenggot dan rahang bawah menonjol. Dan menurut (Davendra et al.,
1994) produksi susunya mencapai 13 liter/hari.
Menurut (Davendra et al., 1994)Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen, Swiss.
Pejantan dan betina tidak bertanduk, warna bulu putih dengan bercak hitam pada hidung, telinga
dan ambing, dahi lebar, telinga sedang dan tegak dengan posisi kaki lurus kuat dan kepala
seimbang. Berat tubuh jantan 80120 Kg, berat betina 5090 Kg dengan produksi susu 44,5
liter/hari. Kambing Nubian ini berasal dari Afrika.
Menurut (Murtidjo, 1993) Kambing jantan dan betina tidak bertanduk, bulu hitam, merah
dan putih, serta telinganya terkulai, kambing jantan berjenggot sedangkan warna bulu kambing
Nubian yang ada di Baptis berwarna caklat tua. Produksi susu lebih sedikit dari kambing berasal
dari Swiss, dengan persentase lemak susu tinggi, dewasa kelamin betina 60 Kg (Blakely et al.,
1991).
Pagi Hari
Siang Hari
Hari: Sabtu
-
Hari: Sabtu
240C
Hari: Sabtu
320C
Siang Hari
Hari: Sabtu
81%
Hari: Sabtu
50%
Siang Hari
Hari: Sabtu
Hari: Sabtu
Hari: Sabtu
Terang
Terang
Pada saat praktikum di LPPB , baik suhu, kelembaban dan cahaya matahari di kandang,
kami hanya bisa mengamati pada hari sabtu pagi dan sabtu siang saja, untuk sore harinya kami
tidak melakukan pengamatan karena keterbatasan waktu yang diberikan untuk melakukan
praktikum, kami selesai praktikumnya sekitar jam 12:00 dan menurut literature suhu lingkungan
yang nyaman untuk kambing perah berkisar antara 18-300C. Sedangkan kondisi cahaya matahari
di kandang terlihat terang, baik pada saat pagi maupun siang dan ini menunjukkan bahwa sinar
matahari tersebut banyak masuk ke daerah dalam kandang.
4.2.6 Perkandangan
Pengamatan Kandang
Variabel
Ukuran Kandang P x L x T
Tipe Kandang
Ventilasi
Drainase
Pengelolaan Feses
Kebersihan Kandang
Penilaian
Pengamatan
4,2 M x 3,8 M x 1,26M
Koloni
Pertukaran Udara Baik
Kering
Pupuk
Bersih
Sehat
Kandang yang kami ukur yaitu hanya untuk 1 petak saja dengan ukuran panjang 4,2M,
lebar 3,8M dan tinggi 1,26M. Bentuk kandang kambing yang ada di Baptis yaitu berbentuk
panggung, pertukaran udara pada lingkungan kandang itu baik dan ukuran kandangnya
disediakan dalam bentuk koloni, kandang yang ada di Baptis juga terlihat sangat bersih karena
setiap harinya selalu dibersihkan dengan teratur, drainase pada kandang yang kami amati yaitu
kering serta hasil feses yang selalu dibersihkan setiap harinya dikumpulkan dan dan diolah
menjadi pupuk tanaman.
4.2.7 Evaluasi Pemberian pakan dan air minum
Pakan Hijauan
-
Rumput: Odot
8 kg
1 kg
Legum: Caliandra
16 kg
3 kg
Pada saat melakukan pengamatan, kami memberikan pakan kepada ternak (kambing
perah) yang berupa hijauan. Hijauan yang diberikan pada saat itu adalah rumput (odot) dan
legume
(caliandra),
dengan
proporsi
pemberiannya
yaitu
1:2
atau
33,3%:66,7%
(odot:caliandra) jumlah rumput (odot) yang kami berikan sebanyak 8 kg dan legume (caliandra)
sebanyak 16 kg. perbandingan ini ditujukan untuk ternak kambing perah didalam 1 petak dengan
jumlah kambing sebanyak 6 ekor.
Kandungan Nutrisi Hijauan
Jenis Hijauan
Kandungan BK
Kandungan PK (%)
Kandungan
(%)
TDN (%)
Rumput
20/0,2
7/0,07
50/0,5
Legum
15/0,15
25/0,25
40/0,4
Pemberian BK
hijauan = (B) X
Rumput
8 x 0,2 = 1,6
BK X TDN %
8 x 0,2 x 0,5 = 0,8
Legume
16 x 0,15 = 2,4
16 x 0,15 x 0,4 =
0,96
Jumlah
0,712
1,76
(D)
(E)
(F)
Sisa BK hijauan =
Sisa PK hijauan =
(C) X BK %
(C)XBK XPK %
Rumput
1 x 0,2 = 0,2
(C) XBKXTDN %
1 x 0,2 x 0,5 = 0,1
Legume
3 x 0,15 = 0,45
3 x 0,15 x 0,25 =
3 x 0,15 x 0,4 =
0,1125
0,18
Jumlah
0,65
(G)
0,1265
0,28
(H)
(I)
Konsumsi PK = E-H
Konsumsi TDN =
0,712-0,1265 =
F-I
1,76-0,28 = 1,48/
0,5855/ 585,5 g
1480 g
Konsumsi BK = D-G
4-0,65 = 3,35/ 3350 g
4.2.8Pemberian Konsentrat
- Jumlah kambing laktasi dalam 1 petak = 6 ekor (A)
- Jumlah Konsentrat yang diberikan per petak = 6 kg (B)
- Pemberian Konsentrat (Jagung) per petak = 0,6 kg/600 g
- Pemberian Konsentrat (Dedak) per petak = 2,4 kg/2400 g
- Pemberian Konsentrat (Ampas tahu) = 3,0 kg/3000 g
- Konsentrat yang diberikan per ekor = B/A = 6/6 = 1 kg
- Pemberian Konsentrat (Jagung) per ekor = 0,1 kg/100 g
- Pemberian Konsentrat (Dedak) per ekor = 0,4 kg/400 g
- Pemberian Konsentrat (Ampas tahu) per ekor = 0,5 kg/500 g
- Berat kambing = 30 kg
- Jumlah kambing yang ada = 46 ekor
- Pemberian Konsentrat (Jagung) seluruhnya = 5,2 kg
- Pemberian Konsentrat (Dedak) seluruhnya = 17,8 kg
- Pemberian Konsentrat (Ampas tahu) seluruhnya = 23 kg
- Jumlahkonsentrat yang diberikan seluruhnya = 46 kg
Jenis konsentrat
Jagung
600 g
50 g
Dedak
2400 g
200 g
Ampas tahu
3000 g
250 g
Untuk konsentrat yang diberikan yaitu sebanyak 6 kg dalam 1 petak, sehingga untuk 1
ekor ternak pemberian konsentrat sebanyak 1 kg. proporsi untuk pemberian konsentrat pada
kambing perah adalah 1:4:5 atau 10%:40%:50% (jagung giling:dedak:ampas tahu). Dalam 1
petak kandang kambing maka diberikan konsentrat dengan bahan-bahan yang telah dicampurkan
yaitu berupa jangung giling 600 g, dedak 2400 g, dan ampas tahu sebanyak 3000 g.
Pada saat pengamatan dilakukan, yaitu pakan tambahan bagi ternak perah ini (konsentrat)
lebih banyak diberikan daripada hijauan karena pada saat itu terjadi krisis pakan hijauan akibat
dari musim kemarau. Sehingga konsentrat yang diberikan lebih banyak dari biasanya dan itu
semua untuk menjaga produksi susu dari kambing perah tersebut agar tetap dalam kondisi stabil
atau normal dan tidak merugikan pemilik ternak itu sendiri.
Konsentrat mengandung BK 80-90%
Bahan penyusun
Proporsi (%)
Kandungan PK (%)
Kandungan TDN
Jagung
10%
9%/0,09
(%)
80%/0,8
Dedak
40%
10%/0,1
78%/0,78
Ampas tahu
50%
25%/0,25
80%/0,8
Total
100%
0,44
(L)
2,38
(M)
Jagung
Dedak
Ampas tahu
Pemberian BK
Pemberian BK
Pemberian TDN
konsentrat = JXBK %
konsentrat =
konsentrat =
JXBKXPK%
600 x 0,8 x 0,09=
JXBKXTDN%
600 x 0,8 x 0,8
43,2 g
2400 x 0,76 x 0,1 =
=384 g
2400 x 0,76 x
182,4 g
3000 x 0,15 x 0,25 =
0,78 = 1422,72g
3000 x 0,15 x 0,8
112,5 g
338,1 g
= 360 g
2166,72 g
(O)
(P)
Sisa BK konsentrat =
Pemberian BK
Pemberian TDN
KXBK %
konsentrat =
konsentrat =
50 x 0,8 = 40 g
KXBKXPK%
50 x 0,8 x 0,09 = 3,6
KXBKXTDN%
50 x 0,8 x 0,8 =
g
200x 0,76 x 0,1 =
32
200 x 0,76 x 0,78
15,2
250x 0,15 x 0,25 =
= 118,56 g
250 x 0,15 x 0,8
9,375
= 30 g
180,56 g
Jumlah
2754 g
(N)
Jagung
Dedak
Ampas tahu
Jumlah
229,5 g
(Q)
28,175 g
(R)
(S)
Konsumsi nutrisi
Konsumsi BK
Konsumsi PK
Konsumsi TDN
konsentrat
Jumlah
Konsentrat = N-Q
2754-229,5 =2524,5 g
Konsentrat = O-R
338,1-28,175 =
Konsentrat = P-S
2166,72-180,56
309,925 g(U)
= 1986,16 g
(T)
(V)
Konsumsi BK total =
Konsumsi PK total =
Konsumsi TDN
total
Konsumsi BK hijauan
Konsumsi PK hijauan
total =
+ BK konsentrat
+ PK konsentrat
Konsumsi TDN
hijauan + TDN
Total
3350 + 2524,5 =
585,5 + 309,925 =
konsentrat
1480 + 1986,16
5874,5 g
895,425 g
= 3466,16 g
Berdasarkan data yang kami dapatkan dari pemilik pengusaha ternak kambing
perah yang ada di baptis yaitu bahwa untuk pemberian air minum bagi kambing perah adalah
bersifat tidak terbatas atau adlibitumdan biasanya tidak dihitung atau diukur berapa pemberian
air minumnya. Karena jika air minum tinggal sedikit atau sudah habis, maka air minum tersebut
akan langsung ditambah atau diganti. Dan untuk air minumnya harus dilakukan pengecekan
setiap saat. Tetapi pada dasarnya berdasarkan literature yang kami dapatkan yaitu menurut
(Mulyono dan Sarwono, 2008), Air diperlukan untuk membantu proses pencernaan,
mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam tubuh (keringat, air kencing dan
kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak kepanasan. Volume kebutuhan air pada
kambing sangat bervariasi, dipengaruhi oleh jenis kambing, suhu lingkungan, jenis pakan yang
diberikan, dan kegiatan kambing. Bila bobot kambing hidup 40 kg/ekor dan ransum kering
(dalam bahan kering) yang dibutuhkan ternak rata-rata sebanyak 0,8 kg dan air minum minimal
sebanyak 3 x 1 liter (3 liter). Kebutuhan air minum untuk kambing berkisar 3-5 liter sehari.
4.2.10 Kesehatan dan penyakit
Penyakit yang pernah
ada
Tanda-tanda
Obat-obatan
Mastitis
Pembengkakan pada
Anti septic
Cacingan
ambing
Perut buncit dan
Obat cacing 1
kali/6 bulan
tidak maksimal
Bintik-bintik kecil pada
Olesan oli
bulu
pada bulu
Skabies
Penyakit yang pernah ada pada ternak (kambing perah) yang ada
di Baptis yaitu mastitis scabies dan cacingan.Mastitis adalah penyakit
yang disebabkan karena infeksi pada ambing. Hal tersebut dapat cegah
dengan cara menjaga kebersihan, melakukan larutan celup puting setiap
kali pemerahan. Mastitis dapat diobati dengan antibiotik, beberapa obat
mastitis
contohnya
seperti
metrivet,
mastivet,
depolac
dan
lain
dan
ternaknya,
mengisolasi
ternak
yang
sakit
dan
kekurangan
darah)
dan
bisa
sampai
menyebabkan
Kesehatan kambing
Kambing
Kondisi Bulu
Gerakan
Tampilan
Bersih/mengkilat
Lincah
Ternak
Bersih
Bersih/mengkilat
Lincah
Bersih
Bersih/mengkilat
Lincah
Bersih
Bersih/mengkilat
Lincah
Bersih
Bersih/mengkilat
Lincah
Bersih
Bersih/mengkilat
Lincah
Bersih
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dan berdasarkan data yang kami dapatkan,
yaitu kondisi fisik dari tenak (kambing perah) yang terdapat di baptis adalah tergolong dari ternak
yang sehat karena dilihat dari kondisi bulu yang mengkilat, gerakan yang lincah dan tampilan
luar ternak yang bersih.
4.2.11 Pemerahan
- Jumlah kambing yang diperah = 20 ekor (A)
- Hasil pemerahan seluruhnya selama seminggu = 108,2 liter
- Hasil pemerahan pada saat praktikum yang kami lakukan (hari ke-7) = 15,5 liter (B)
- Rata-rata produksi susu per ekor = B/A = 15,5/20 = 0,775 liter atau 775 ml
Mengukur hasil pemerahan
Hari ke1
2
3
4
5
6
7
Total
15.5
15
14.5
14
13.5
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
Pada pengamatan selanjutnya yaitu pemerahan susu yang kami lakukan pada saat
pagi hari dari sekitar jam 05:20-07:00, sebelum melakukan pemerahan susu kami terlebih dahulu
membersihkan kandang dan membersihkan tempat pakannya kemudian menimbang sisa pakan
yang diberikan pada saat sore di hari sebelumnya. Setelah itu kami mencuci tangan dan
membersihkan ambing dengan menggunakan air hangat yang telah diberi anti septic dan mulai
melakukan pemerahan.Hasil penelitian Febtrya (2004) di Farm P4S Cita Rasa,
meyebutkan bahwa pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan
sore hari setiap harinya. Sebelum diperah, ambing dan puting harus
dibersihkan dengan alkohol atau dengan air hangat untuk mencegah
keberadaan kuman pada ambing yang bisa terbawa ke dalam susu. Kondisi
kandang pada saat pemerahan diharuskan bersih dari kotoran dan bau
karena susu kambing sangat peka terhadap bau. Penanganan susu hanya
dengan menyaring susu pada kain saring. Setelah itu susu langsung dikemas
dalam plastik dalam kondisi segar tanpa pengolahan susu tersebut harus
segera dimasukkan kedalam pendingin agar tetap awet dan mencegah
berkembangnya kuman dalam susu. Pada saat praktikum kami hanya
melakukan pemerahan pada saat pagi saja. Menurut (Syarief dan Sumoprastowo,
1984), bagian di daerah lipatan paha sampai belakang dicuci untuk mencegah kotoran yang
melekat pada bagian-bagian tersebut tidak jatuh ke dalam susu saat pemerahan. Ujung ekor diikat
dengan tali ke salah satu kakinya untuk menghindarkan pengotoran susu karena sering
menggerakkan ekor sewaktu diperah. Selanjutnya ambing dicuci dengan air hangat untuk
mengurangi pencemaran bakteri. Untuk merangsang air susu dapat dilakukan dengan meraba dan
memijat amibng. Sebelum diperah ternak harus dalam keadaan tenang dan harus dicegah adanya
kegaduhan di sekitarnya, juga kebiasaan-kebiasaan yang tidak dilakukan harus dihindarkan,
misalnya penggantian tempat, penggantian pemerah, perubahan waktu pemerahan, karena hal
tersebut dapat menurunkan produksi susu.
Hasil susu yang kami perah pada saat hari itu adalah sebanyak 15,5 liter. Produksi susu
yang dihasilkan rata-rata per hari hanya 15 liter, ini terjadi akibat minimnya pakan ternak yang
tersedia. Menurut ( Agus martidjo,1995),produksi hasil susu kambing yang dikandangkan dengan
produksi hasil susu kambing yang tidak dikandangkan lebih banyak sekitar dua kali lipat karena
produksi susu kambing yang dikandangkan lebih diperhatikan saat pemberian pakannya
walaupun tidak ada beda nyata dari persentase lemak dan kaseinnya, persentase lemak cenderung
akan meningkat dengan melanjutnya masa laktasi terutama pada kambing kerdil.
Dan dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa produksi susu hanya berkisar antara 1416,5 liter per hari, untuk produksi susu yang paling tinggi terjadi pada hari ke-5 yaitu sebanyak
16,5 liter sedangkan produksi susu yang paling rendah adalah pada hari ke-3 yaitu 14,7 liter.
4.2.12Penanganan susu
Perlakuan pasca
panen/perah
segar, produk
Pasteurisasi
Susu segar
olahan/kemasan
Rp. 18.000,-/liter
Yogurt
Rp. 3.000,-/buah
Susu kering/bubuk
Rp. 150.000,-/kg
karamel
Rp. 100.000,-/set
Sedangkan untuk pengamatan yang kami lakukan selama praktikum yang ada di CZAL
pemeliharaannya kami lakukan dengan baik juga, tetapi berbeda dengan yang ada di Baptis
karena jumlah kambing yang kami peihara jauh lebih sedikit, dan untuk 2 kambing dipelihara
oleh 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang. Sama halnya dengan yang ada di Baptis, Kandang
yang ada di CZAL juga berbentuk panggung, tetapi hanya untuk individu dan ukurannya sangat
kecil, bahan dari pembuatan untuk kandang masih sangat minim, hal ini karena kambing tersebut
belum digunakan untuk menghasilkan produksi susu. Menurut kami hal ini juga karena
keterbatasan lahan untuk pembuatan kandang dan kambing yang tersedia juga masih sedikit,
kambing yang ada di CZAL belum di gunakan untuk dimanfaatkan hasil produksinya .karena
umur kambing yang masih terlalu muda dan belum bisa berproduksi menghasilkan susu yang
banyak. Susu yang dihasilkan kambing perah betina hanya digunakan untuk kebutuhan anaknya
saja dan belum bisa untuk dipasarkan.Pengamatan yang kami lakukan selama di kandang CZAL
yaitu hanya untuk melihat kebutuhan pakan, air minum dan pertambahan bobot badannya yang
harus ditingkatkan dari pemberian pakan yang baik dan mengandung nutrisi yang cukup untuk
kebutuhan ternak tersebut salah satunya seperti pakan yang harus mengandung protein kasar yang
tinggi.Pakan yang diberikan pada saat kami praktikum adalah rumput sebanyak 15% dari berat
badan kambing, yang kami memberikannya setiap pagi dan sore.Pakan tambahan untuk ternak
yang ada di CZAL berupa konsentrat yaitu hanya ampas tahu sebanyak 500 gram untuk per ekor
ternak (kambing perah) setiap pagi dan sore.Sedangkan untuk feses dari ternak yang ada di
CZAL dimanfaatkan untuk pupuk tetapi belum terlalu dimanfaatkan secara keseluruhan karena
fesesnya juga masih sedikit.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
-
Jenis-jeniskambing perah yang ada di LPPB terdiri dari kambing saanen, boer, Nubian
dan etawah. Sedangkan jenis kambing yang ada di di CZAL etawah dan Nubian.
System perkandangan yang ada di LPPB adalah koloni sedangkan di CZAL individu.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi performans dan hasil produksi susu yang ada di
LPPB dan CZAL adalah suhu, lingkungan, kelembaban dan pencahayaan kandang .
Pemberian pakan yang diberikan pada ternak kambing perah yang ada di LPPB adalah
berupa hijauan yang terdiri 15% dari berat badan dan diberikan pakan tambahan berupa
konsentrat (campuran ampas tahu, dedak dan jagung giling) untuk pemberian minumnya
bersifat tak terbatas atau adlibitum, sedangkan pemberian pakan untuk ternak yang ada di
CZAL hijauannya adalah 15% dari berat badan, pakan tambahan konsentrat (empas tahu)
sebanyak 500 gram per ekor dan pemberian air minum 2 liter/2000 ml per ekor.
Penyakit yang menyerang ternak (kambing perah) yang ada di LPPB diantaranya mastitis,
scabies dan cacingan. Sedangkan di CZAL tidak terdapat penyakit yang ditemukan pada
saat pengamatan.
Cara pemerahan susu yaitu dimulai dari membersihkan putting kambing dengan
menggunakan air hangat yang telah diberi campuran anti septic, dan pemerah susu harus
membersihkan tangan sehingga tidak terjadi penularan bakteri kemudian melakukan
pemerahan dengan meletakkan tangan dibagan putting, jari telunjuk dan jempol mengunci
bangian atas putting dak ketiga jari lainnya menekan putting kambing sehingga susu dapat
keluar, setelah pemerahan selasai susu yang dihasilkan langsung di bawa ke tempat
perlakuan lainnya untuk membuat hasil olahan berupa susu kering, caramel dan yogurt.
Pemasaran susu kambing perah yang ada di provinsi Bengkulu masih terbatas, karena
penduduk Bengkulu belum banyak meminati susu kambing tersebut dan kebanyakan
belum mengetaui manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
5.2 Saran
Saran kami untuk praktikum ini adalah sebaiknya dalam kelompok harus melakukan
kerjasama yang baik pada saat praktikum berlangsung agar prosesnya dapat berjalan dengan baik
dan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, dan juga ketelitian dari praktikan dalam
pemeliharaan dan pemberian pakan harus diperhatikan agar ternak yang dipelihara selalu dalam
kondisi yang sehat dan pertambahan berat badannya dapat meningkat serta tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Agus martidjo.1995. komposisi susu. Gramedia Pustaka: Yogyakarta
Anonimus. 1985. Beternak Sapi Perah. Aksi Agraria Kanisius: Jakarta
Bath, D.L., F.N. Dickinson, H.A. Tucker dan R.D. Appleman. 1985. Dairy Cattle:
Principles, Practices, Problems, Profits Third Edition. Lea and Febinger, Philadelphia
Blakely. J and Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Daevendra, C. dan M. Burns, 1994.ProduksiKambing di Daerah Tropis.ITB: Bandung
Kartadisastra.1997.Panduan
Lengkap
Kambing&Domba.Penebar
Swadaya:
Jakarta
Malaka, Ratmawati. 2010. PengantarTeknologiSusu. Masagena Press. Makassar.
Muljana. 2001. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
Mulyono dan Sarwono.2008. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar
Swadaya: Jakarta
Murtidjo, BA. 1993. Beternak Sapi Potong. Kanisius: Yogyakarta
Nursiam, Intan. 2010. KebutuhanNutrisiSapiPerah.PenebarSwadaya: Jakarta
Putra, Adika. 2009. PotensiPenerapanProduksiBersihPada Usaha PeternakanSapi. Erlangga:
Jakarta
Subronto. 2003. Susu Kambing. Penebar Swadaya: Jakarta