1. Masa gestasi atau masa kehamilan sapi adalah sembilan bulan (289 hari), yang dibagi
menjadi tiga periode waktu yang dikenal sebagai trimester kehamilan. Umur bibit sapi
sekitar 2-3 tahun yang ditandai dengan tumbuhnya gigi powel sebanyak 4 biji. Sapi
dengan usia tersebut memiliki potensi lebih tinggi untuk menambah bobot tubuhnya
sehingga paling pas untuk dibudidayakan. Jika terlalu muda atau terlalu tua, sapi-sapi
2. Tahap Pertama (I) Anak Sapi betina dewasa yang telah melakukan perkawinan dengan
sapi jantan akan mengandung bayi sapi selama sembilan bulan. Kemudian ketika sudah
waktunya, induk betina akan melahirkan anak sapi. Anak sapi yang baru lahir adalah fase
paling kritis karena akan selalu membutuhkan susu dari induknya untuk bertahan hidup.
Anak sapi masih membutuhkan waktu hingga satu bulan lebih untuk penyapihan.
3. Pakan pedet berumur 0-4 bulan adalah air susu induknya. Namun, pedet dalam
peternakan sapi perah hanya diberi susu induk selama 7 hari pertama sejak lahir. Susu
yang dihasilkan selama sekitar 7 hari pertama tersebut dinamakan kolostrum. Kolostrum
banyak mengandung zat kekebalan tubuh, protein dan mineral sehingga sangat
dibutuhkan pedet yang baru lahir. Paling lambat 0,5-1 jam setelah pedet lahir, kolostrum
harus diberikan. Jika pemberian kolostrum terlambat, pedet akan mudah terserang
penyakit.
Pedet sejak lepas kolostrum sampai disapih, pakan yang diberikan selain susu atau
pengganti susu juga harus diberi calf starter, hijauan dan air minum. Calf starter atau
pakan pemula yang diberikan kepada pedet adalah pakan penguat yang berkadar protein
tinggi. Pakan pemula ini terdiri atas ½ bagian tepung bungkil kelapa, ¼ bagian tepung
kacang tanah dan ¼ bagian tepung jagung. Sementara itu, hjauan yang diberikan harus
kering atau dilayukan terlebih dahulu agar pedet tidak kembung atau mencret.
4. Tahap Kedua (II) Sapi Muda Pada fase ini, sapi sudah melewati fase penyapihan dan
sudah bisa memakan makanan dewasa, seperti rumput. Organ tubuh sapi sudah mulai
tumbuh, akan tetapi belum sempurna. Biasanya, peternak mulai mempersiapkan sapi
muda untuk melakukan perkawinan walaupun alat reproduksinya belum sempurna. Fase
sapi muda adalah fase yang sangat penting untuk diperhatikan. Sapi yang tidak
diperhatikan masa pertumbuhannya, akan sulit mengandung anak atau anak sapi yang
Pedet Lepas Sapih (4-8 Bulan) Pada masa ini, pedet sudah mampu makan konsentrat dan
rumput. Pemberian pakan dan air kepada pedet lepas sapih sebaiknya ad libitum (tidak
terbatas). Patokan pemberian pakan kepada pedet adalah konsentrat 11,5% dan hijauan
10% dari bobot hidup. Susunan konsentrat untuk pedet lepas sapih terdiri atas 26%
bungkil kelapa, 24% bungkil kedelai, 25% dedak halus dan 25% ampas tapioka.
Pada prinsipnya, pakan sapi dara sama dengan pakan pedet lepas sapih. Agar lebih
ekonomis, kadar protein pada bahan konsentratnya dapat lebih rendah dari pakan pedet
sehingga biayanya lebih murah. Hal ini disebabkan protein dan energi dapat diperoleh
dari rumput, hijauan kering atau pasture (padang rumput) yang baik. Namun, jika hijauan
atau rumput tersebut berkualitas rendah, harus ditambah pakan konsentrat yang berkadar
5. Tahap Ketiga (III) Sapi Dewasa Sapi sudah mulai memasuki fase dewasa dengan ditandai
alat reproduksi yang sudah sempurna. Pada sapi betina, fase ini juga ditandai dengan
kemampuannya untuk menyusui. Sapi dewasa akan mengalami pubertas dan akan
melakukan perkawinan dengan lawan jenisnya. Fase birahi pada sapi dewasa perlu
Sapi dewasa yang sedang berada pada masa produksi disebut juga sapi laktasi. Pakan
diperlukan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah
dan mutu pakan yang diberikan kurang, hasil susunya tidak akan maksimal. Pakan yang
diberikan kepada sapi perah pada masa produksi berupa complete feed dengan
kandungan protein 15%, ampas tahu dan rumput. Complete feed diberikan sebanyak 8
kg/hari, ampas tahu sekitar 10 kg/hari dan rumput 30-35 kg/hari. Pakan complete feed
diberikan 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan sore. Hal ini bertujuan untuk
mengoptimalkan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Sementara itu, pemberian
rumput dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian rumput tetap
berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi
kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Hijauan yang biasa diberikan
1) Limbah pertanian, seperti daun jagung, daun kacang tanah, jerami padi, daun ubi jalar.
gangguan kesehatan pada pedet perah pra-sapih disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
infeksius, meliputi bakteri, virus, protozoa dan parasit, serta faktor non infeksius yang
berua kesalahan manajemen dan faktor lingkungan. Gangguan kesehatan yang paling
sering terjadi adalah diare, infeksi tali pusar, bloat/kembung, cacingan dan radang paru-
paru (pneumonia).
2. Kesehatan sapi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pakan yang diberikan, kondisi
- Kualitas pakan yang diberikan –> Pakan merupakan hal yang penting dalam beternak
sapi. Pakan yang bernutrisi, segar dan bebas zat kimia berbahaya merupakan pakan
yang baik untuk ternak sapi. Terutama yang bisa memenuhi kebutuhan pokok nutrisi
seperti energi, protein dan serat kasar. Jika pakan yang diberikan tidak sesuai, maka
akan terjadi kekurangan gizi yang menyebabkan target bobot tidak tercapai bahkan
- Kondisi dan kebersihan lingkungan –> Sirkulasi udara dan perubahan suhu
lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ternak.
Perubahan suhu yang ekstrim dapat mengakibatkan stres pada ternak. Selain itu,
kondisi lingkungan kandang yang kotor akan menjadi sarang bagi agen penyakit.
Agen penyakit pun dapat menyebar di lingkungan melalui berbagai media perantara.
ternak dalam melawan agen penyakit yang masuk kedalam tubuh. Ternak yang
Upaya pelaksanaan kegiatan pecegahan dan pengendalian penyakit hewan (P3H) pada
tetapi juga sangat perlu upaya peningkatan pengetahuan peternak tentang manajemen kesehatan
hewan. Karena tingkat pengetahuan peternak tentang kesehatan ternak sangat memegang
Kegiatan pecegahan dan pengendalian penyakit hewan (P3H) harus selalu dilaksanakan,
hal ini untuk menunjang upaya peningkatan produksi dan produktivitas ternak di Kabupaten
Tuban serta mencegah terserang penyakit hewan menular. Karena peningkatan populasi hanya
Komposisi daging sapi terdiri dari 19% protein, 5% lemak, 70% air, 3,5% zat-zat non
protein, dan 2,5% mineral (Forrest et al., 1992). Sumber lain menyatakan bahwa
daging sapi terdiri dari 75% air, 19% protein, 3,5% substansi non protein yang larut, dan 2,5%
lemak.