TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pedet
pedetnya. Menurut (Hidajati, 1995), 25 - 33% dari pedet yang lahir akan mengalami
Pertumbuhan pedet pra sapih merupakan salah satu titik kritis yang perlu
kekebalan tubuh dan rentan terhadap penyakit yang mengarah pada kematian pedet
pakan pada saat sebelum pubertas akan mengalami hambatan pertumbuhan dan
Pencernaan pedet berlangsung dari suatu saluran yang terentang dari mulut
mengalami perombakan menjadi molekul yang siap untuk diserap tubuh hewan
(Tillman et al., 1989). Pencernaan fermentatif oleh mikroba rumen pada ruminansia
memegang peranan penting, diperkirakan sekitar 75-85% dari bahan kering pakan
yang dikonsumsi ternak dapat dicerna dalam rumen (Nurachma et al., 2004). Sistem
5
populasi mikroba yang mendiami retikulo rumen dalam mengolah setiap bahan
termasuk serat dan sumber protein, adanya mikroba di dalam rumen menyebabkan
ternak ruminansia mampu mencerna pakan berserat yang berkualitas rendah, dan
biomasa mikroba rumen yang sangat tinggi dalam digesta dalam rumen
Kebutuhan nutrisi pedet sejak lahir sampai sapih dipenuhi dari 60% susu
dan 40% pakan starter (National Research Council (NRC), 2001). Susu yang
Perkembangan lambung semu sejak lahir sampai sapih dengan pemberian pakan
berkualitas dan berserat rendah pada pedet setelah pra sapih. Pakan berserat lebih
banyak berfungsi secara mekanis melalui gesekan dan papila rumen dari
dengan baik, sehingga belum mampu untuk mencerna pakan padat, rumput, atau
sumber serat lainnya. Oleh karena itu, pemberian pakan padat dan hijauan (pakan
sumber serat) pada pedet dilakukan secara bertahap. Saat pedet baru dilahirkan,
pakan pertama yang harus diberikan adalah kolostrum karena pedet hanya mampu
atau susu pengganti, pakan padat, dan rumput. Perkembangan dan pertumbuhan
6
pedet setelah lahir sangat bergantung pada jumlah dan kualitas pakan yang
diberikan. Pada saat lahir, perut depan pedet belum berkembang seperti pada
ruminan dewasa. Bobot abomasum pedet sekitar setengah berat perut total. Setelah
lahir, rumen, retikulum, dan omasum akan terus berkembang hingga berfungsi baik.
Pedet memulai tahap transisi pada umur 5 minggu dan berakhir umur 12 minggu.
Pada tahap ini, pola metabolisme karbohidrat berubah. Penggunaan glukosa secara
langsung yang diserap dari usus halus sebagai hasil hidrolisis laktosa mulai hilang
Menurut Williamson & Payne (1993), rumen berfungsi dengan baik setelah
anak sapi berumur dua bulan atau jika anak sapi telah mengkonsumsi pakan padat
oleh: (1) pakan kasar yang merupakan stimulus fisik bagi perkembangan kapasitas
rumen, (2) produk fermentasi yang merupakan stimulus kimia bagi perkembangan
bobot rumen menjadi lebih berat daripada ternak yang tidak mengkonsumsi hijauan.
Pakan utama pedet ialah air susu, pemberian air susu biasanya berlangsung
sampai dengan pedet berumur 3-4 bulan. Makanan pengganti dapat diberikan
Cara pemberian makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari
peternak itu sendiri, kondisi pedet dan jenis makanan yang diberikan (AAK, 1995).
dengan sapi dewasa, maka rumen, retikulum dan omasum belum berkembang
7
adapun abomasum merupakan bagian yang terbesar, yaitu 70% dari total lambung
secara keseluruhan. Susu yang diminum masuk ke lambung tidak melalui rumen,
2010).
Pedet yang lahir sehat dan kuat biasanya 30-60 menit setelah lahir sudah
dapat berdiri. Pedet waktu lahir tidak memiliki kekebalan untuk melawan penyakit.
30-60 menit setelah lahir pedet segera diberi minum kolostrum. Kolostrum adalah
susu yang dihasilkan oleh sapi setelah melahirkan sampai sekitar 5-6 hari.
Kolostrum sangat penting untuk pedet setelah lahir karena kolostrum mengandung
zat pelindung atau antibodi (gama glubolin) yang dapat menjaga ketahanan tubuh
pedet dari penyakit yang berbahaya. Pedet biasanya diberi kolostrum segar paling
diserap dan antibodi masuk ke dalam darah pedet dan secepatnya pedet dapat
mencegah atau melawan penyakit. Antibodi dapat diserap melalui dinding usus
hanya selama 24 jam sampai 36 jam pertama kehidupan sejak dilahirkan. Jumlah
terbanyak antibodi yang dapat diserap adalah dalam 1 (satu) jam pertama sebanyak
50% antibodi yang ada di dalam kolostrum. Pada 20 jam berikutnya efisiensi
penyerapan antibodi hanya 12%. Setelah 24 jam sampai 36 jam atau setelah
menelan bakteri atau bahan asing lainnya, permukaan usus akan kehilangan
kemampuan untuk menyerap antibodi. Oleh karena itu penting sekali memberi
8
kolostrum pada jam pertama kelahiran dengan peralatan yang bersih (Agrinak,
2015).
antibiotik yang dibutuhkan oleh anak sapi untuk pertumbuhan (Williamson dan
Payne, 1993). Kolostrum kaya akan zat-zat karotinoid dan beberapa vitamin yang
larut dalam lemak (A, D, E), semuanya merupakan zat yang tidak banyak
didapatkan dalam tubuh anak ruminansia yang baru lahir (Parakkasi, 1999).
Susu segar dapat digunakan sebagai pakan bagi pedet setelah pemberian
kolostrum intensif minimal 3 hari dengan dosis 8-10% dari bobot lahir pedet.
Misalnya, pedet lahir dengan bobot 45 kg, maka dilakukan pemberian air susu
sebanyak 4,5 liter/hari atau 2,25 liter setiap pemberian, hindari pemberian air susu
penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan
diare. Pemberian pakan pedet adalah seni, jangan diberi makan berlebihan, lebih
baik pedet berada dalam kondisi sedikit lapar, namun yang penting adalah
pemberian susu harus beraturan baik dalam jumlah maupun waktu. Pemberian air
susu yang kurang akan menyebabkan pertumbuhan pedet yang terganggu karena
pencernaan dan diare serta menyebabkan pengurangan konsumsi pakan kering atau
patokan umum pemberian susu (asumsi bobot lahir = 50 kg), yaitu minggu I
9
sebanyak 8% bobot lahir, minggu II sebanyak 9% bobot lahir, minggu III sebanyak
10% bobot lahir, minggu IV sebanyak 8% bobot lahir dan minggu V sebanyak
mineral, vitamin, dan antibiotik (Ahmad et al., 2004). Susu sebagai pakan cair jika
Jika pakan starter yang dimakan, pakan masuk ke dalam retikulo rumen yang
pakan pada pedet, perlu dipahami tentang susunan dan perkembangan alat
pencernaan anak sapi. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu
rumen (perut handuk), retikulum (perut jala), omasum (perut buku) dan abomasum
(perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah
Fase awal pedet hanya dapat mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara
bertahap anak sapi akan mengkonsumsi Calf Starter (konsentrat untuk awal
pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan
10
merekomendasikan standar gizi pakan konsentrat untuk sapi perah seperti
aflatoksin hingga melebihi 100 Ppb untuk pedet pra-sapih, dan 200 Ppb untuk sapi
Pemberian Calf Starter dapat dimulai sejak pedet umur 2 sampai 3 minggu
dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat Calf Starter 0.5 kg
atau 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1 sampai 2
bulan. Tolak ukur kualitas Calf Starter yang baik adalah dapat memberikan
pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam kurun waktu 8 minggu. Kualitas Calf
Starter yang syaratkan protein kasar 18-20%, TDN 75-80%, Ca:P adalah 2:1,
11
kondisi segar, palatable, craked (Imron, 2009). Tabel 2.2 memberikan informasi
Molasses= 5%, DCP= 1%, Garam bermineral mikro= 1% dan diperkaya Vitamin
sedikit Pakan berserat diberikan sampai pedet berumur delapan minggu. Pemberian
air sangat diperlukan dan selalu ada untuk menjamin perkembangan pedet. Menurut
hasil penelitian, pedet yang tidak diberi minum akan menurunkan 31 % konsumsi
konsentrat dan menurunkan bobot badan sampai 38% dibandingkan dengan pedet
yang diberi cukup air. Konsumsi air yang masuk ke dalam rumen akan merangsang
Kualitas yang baik untuk Calf Starter dengan palatabilitas yang tinggi harus
diberikan selama minggu pertama selama awal kehidupan pedet. Calf Starter
terbaik yaitu yang mengandung energi tinggi dan mengandung 18 % protein kasar.
12
Untuk mendorong asupan nutrisi, Calf Starter harus terdiri secara keseluruhan,
dalam pakan. Seluruh biji-bijian, khususnya gandum, bisa diberikan sebagai pakan
sampai umur 3 bulan. Calf Starter harus diberikan sebagai makanan pedet sampai
sekitar umur 12 minggu, berikut contoh formula Calf Starter terdapat pada tabel
Pelet dikenal sebagai bentuk massa dari bahan pakan atau ransum yang
dipadatkan sedemikian rupa dengan cara menekan melalui lubang cetakan secara
mekanis (Hartadi et al., 1997). Pakan diberikan kepada ternak dalam bentuk
komplit (complete feed), karena dinilai sangat efektif, apalagi pakan tersebut
dikemas dalam bentuk pelet. Mutu pelet (kekerasan dan daya tahan) diketahui
Kekerasan berkisar 4,5 kg/cm2, daya tahan lebih tinggi dari 90%, dan batas diameter
13
Seiring dengan bertambahnya konsumsi pakan padat seperti rumput dan
Calf Starter (ransum pemula) maka papille rumen akan berkembang yang diiringi
mikroorganisme akan stabil jika pH rumen mendekati pH netral yang dicapai pada
umur sekitar delapan minggu (Roy, 1980). Jumlah bahan kering yang dapat
dikonsumsi pada pakan cair lebih banyak dibandingkan dengan pakan padat sampai
anak sapi mempunyai berat hidup 70 kg dikarenakan energi dari susu dapat tercerna
padat pada ruminan (Roy, 1980). Sapi akan mengkonsumsi bahan kering berkisar
Tabel 2.3 Pemberian pakan dan air minum pedet (1-9 Minggu)
Pemberian Pakan
Umur Berat Air
Air susu Calf Starter Rumput Kering
(bulan) Badan (kg) Minum
(l) (kg) (kg)
Lahir 35 Kolostrum 0 0 0
1 35 4 0,1 0,1
2 39 4 0,2 0,1
3 43 4 0,2 0,1
4 47 4 0,3 0,2
5 51 4 0,4 0,3 Adlibitum
6 55 4 0,5 0,4
7 59 3 0,8 0,6
8 63 2 1 0,8
9 67 1-0 1,0-1,2 0,8-1,0
Sumber : Alim, A.F. dan T. Hidaka, 2002.
Pakan penguat (konsentrat) adalah pakan yang mengandung serat kasar relatif
rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan pakan yang berasal
dari biji-bijian seperti jagung giling, dedak, katul, bungkil kelapa, tetes, dan berbagai
umbi. Fungsi pakan penguat adalah meningkatkan dan memperkaya nilai gizi pada
14
Pemberian konsentrat pada pedet harus dilakukan secara bertahap. Hal ini
kebiasaan pedet yang lebih menyukai pakan cair. Pakan padat yang diberikan pada
awal pertumbuhan pedet dikenal dengan Calf Starter. Pakan penguat diberikan
sebanyak 1 % dari berat badan. Ransum pemula yang diberikan biasanya berupa
campuran dari berbagai jenis bahan pakan berenergi dan protein tinggi (Parakkasi,
Konsentrat sumber energi adalah bahan pakan yang mengandung protein kasar
kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18%. Pemberian konsentrat yang
1999).
Konsumsi Calf Starter oleh pedet di usia dini sangat penting untuk
yang optimal. Ransum starter yang dikonsumsi sejak lepas kolostrum dapat
Konsentrat biasanya tersusun dari berbagai bahan pakan biji-bijian dan hasil
konsentrat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerugian bila tidak diiringi
peningkatan pertumbuhan atau produksi yang sesuai (Parakkasi, 1999). Jika ransum
15
yang seluruhnya terdiri dari makanan penguat atau hijauan hanya sedikit, maka
efisiensi penggunaan makanan diperbaiki tetapi harus diberi sumber energi yang
tinggi dimana pertambahan berat badan tidak dipengaruhi dan jika hijauan dalam
ransum dihilangkan maka sangat berbahaya karena ransum tidak mengandung serat
kasar yang tinggi, minimal 10% hijauan harus ada dalam ransum untuk
a. Konsentrat sebagai sumber protein, apabila kandungan protein lebih dari 18%,
Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan
dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral
Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah
2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah,
tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya
dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih
dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga
matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit.
TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung,
empok, polar.
Pentingnya energi dalam pakan tercermin dari adanya 2 macam metode pengukuran
yaitu metode pengukuran TDN merupakan sistem ukuran yang paling tua yang
berdasar pada fraksi - fraksi yang tercerna dari sistem Wende serta sumbangan
16
energinya. Sistem yang kedua adalah sistem kalori berdasar pada kandungan energi
yang rusak serta untuk produksi. Protein dalam tubuh diubah menjadi energi jika
diperlukan. Protein dapat diperoleh dari bahan - bahan pakan yang berasal dari
tumbuh - tumbuhan dan yang berasal dari biji - bijian (Lubis, 1992). Protein
didalam tubuh ternak ruminansia, dapat dibedakan menjadi protein yang dapat
disintesis dan protein tidak dapat disintesis. Protein yang dibutuhkan oleh ternak
ruminansia yaitu dalam bentuk PK dan Prdd. Protein kasar adalah jumlah nitrogen (N)
yang terdapat didalam pakan dikalikan dengan 6,25 (N x 6,25), sedangkan Prdd adalah
protein pakan yang dicerna dan diserap dalam saluran pencernaan (Parakkasi, 1999).
Kandungan mineral dalam pakan untuk membentuk jaringan tulang dan urat, untuk
memproduksi dan mengganti mineral dalam tubuh yang hilang, serta untuk memelihara
17