Anda di halaman 1dari 25

Pemeliharaan ternak

daging Fase anak


Populasi Ternak (000 ekor), 2000 - 2013
Kegiatan Utama 2003 2008 2013*
Sapi Potong  10 504  12 257  16 607
Sapi Perah   374   458   636
Kerbau  2 459  1 931  1 484
Kuda   413   393   454
Kambing  12 722  15 147  18 576
Domba  7 811  9 605  14 560
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah
satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang
bermutu.  Untuk itu maka sangat diperlukan
penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan
sampai mencapai usia sapi dara.  Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan diantaranya:
Penanganan Pedet pada saat lahir
Manajemen Pemeliharaan Pedet Baru Lahir dan
Pemberian kolostrum
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet

1. Penanganan Pedet pada saat lahir
Bersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung
harus dibersihkan demikian pula yang ada dalam
tubuhnya menggunakan handuk yang bersih.
Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa
bernapas.
Potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi
dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat.
Berikan jerami kering sebagai alas.
Beri kolostrum secepatnya paling lambat 30 menit
setelah lahir.
Komposisi kolostrum :
Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak
kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan
mineral dibanding air susu normal.
Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat
pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan
enzim pencernaan).
Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko
diare.
Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam
bentuk protein.
Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet
yang baru lahir dari penyakit infeksi.
Kolostrum dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli 
dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam
pertama.
Mutu Kolostrum
Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya
(kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik,
karena kaya akan imonoglobulin).  Kualitas kolostrum
akan rendah apabila : Lama kering induk bunting,
kurang dari 3 – 4 minggu, sapi terus diperah sampai
saat melahirkan. Sapi induk terlalu muda, ambing dan
puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan
maupun saat akan diperah
2. Manajemen Pemeliharaan Pedet
Baru Lahir dan Pemberian kolostrum
Manajemen Pemberian Kolostrum 1 – 4 hari
Pasca Kelahiran.
Segera bersihkan ambing dan puting induk pasca melahirkan
dengan menggunakan air hangat.
Usahakan pedet dapat segera ( dalam waktu kurang dari 15 – 30
menit ) menyusu pada induknya (induk dan pedet jangan
dipisah dulu, agar pedet dapat langsung menyusu pada
induknya.  Selain itu dengan menyusu, akan merangsang
sekresi oksitosin yang menggertak pergerakan uterus, sehingga
kotoran yang ada dalam uterus induk setelah melahirkan dapat
dibersihkan.
Bila pedet tidak dapat menyusu pada induknya maka di perah
kolostrum dari induk sebanyak 1 liter.
Berikan segera ke pedet dalam waktu 15 – 30 menit.
Berikan kembali kolostrum dalam 2X pemberian
berikutnya masing-masing 2 liter/pemberian dalam waktu
12 – 24 jam berikutnya sejak lahir.
Kapasitas normal pedet yang baru lahir adalah 1 liter,
dengan demikian kolostrum tidak dapat diberikan secara
sekaligus, perlu dilakukan beberapa kali dalam sehari.
Untuk hari-hari berikutnya, selama 3 hari berikutnya,
berikan kolostrum 4 – 6 liter/hari dalam 3 kali pemberian
(1.5 – 2 liter /pemberian).
Kualitas kolostrum menentukan konsumsi antibodi pedet
dalam darahnya, bila kurang memadai peluang hidup 30 %
dan bila baik dapat menjadi 95 %.
Manajemen Pemberian Susu 4 hari – 12 minggu
(penyapihan)
Pemberian susu pasca kolostrum dapat dimulai sejak pedet
berumur 3 – 4 hari.
Pemberiannya perlu dibatasi berkisar 8 – 10 % bobot badan
pedet.  Misalnya pedet bobot badannya 50 kg, maka air
susu yang diberikan 4 – 5 liter/ekor/hari.
Pemberian susu diberikan secara bertahap dalam 1 hari 2 –
3 kali pemberian.
Jumlah air susu yang diberikan akan terus meningkat
sampai menginjak usia 2 bulan (8 minggu) disesuaikan
bobot badan sapi dan akan terus menurun sampai ke fase
penyapihan di usia 3 bulan (12 minggu).
Hindari pemberian susu berlebih dan berganti-ganti
waktu secara mendadak.  Over feeding akan
memperlambat penyapihan dan akan mengurangi
konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan
diare.
Jangan memberikan air susu yang mengandung darah
dari induk yang terkena infeksi (suhu tubuhnya
meningkat).
Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula
(Calf Starter)
Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 – 3
minggu (fase pengenalan).  Pemberian calf starter
ditujukan untuk  membiasakan pedet dapat
mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat
proses penyapihan hingga usia 4 minggu.  Tetapi untuk
sapi – sapi calon bibit dan donor penyapihan dini
kurang diharapkan. 
Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat
dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi
konsetrat calf starter 0.5 – 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada
bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1 – 2 bulan. 
Tolak ukur kualitas calf starter  yang baik adalah
dapat memberikan pertambahan bobot badan 0.5
kg/hari dalam kurun  waktu 8 minggu.  Kualitas
calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 –
20%, TDN 75 – 80%, Ca dan P,  2 banding 1,
kondisi segar, palatable, cracked.
Manajemen Pemberian Pakan Hijauan
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya
untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. 
Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna
dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan.
Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 – 3
minggu.  Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur
halus.
Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu
pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak
terdapat dalam silase.
Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase
penyapihan
3. Pemberian Pakan Anak Sapi /
Pedet
Pedet semaksimal mungkin mendapatkan asupan
nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik saat pedet akan
memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan
siap jadi bibit yang prima.  Sehingga produktivitas
yang optimal dapat dicapai.  
Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta  induk
sehat di satukan dalam kandang bersama dengan
induk dengan diberi sekat agar pergerakan pedet
terbatas.  Diharapkan pedet mendapat susu secara ad
libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi.
Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang
dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan
hariannya pedet tersebut setelah lepas sapih.   Perlakuan
ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat
mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk.
Bagi pedet  yang sakit, pedet dipisah dari induk dan
dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap
kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang
masih menyusui.  Selama pedet dalam perawatan susu
diberikan oleh petugas sesuai dengan umur dan berat
badan
Proses Pencernaan Pada Pedet
Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut,
yaitu : Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala),
Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). 
Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang
telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan
menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa.  Sebaliknya
untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat
dewasa. 
Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu
sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi
akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk
awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat
kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar
menkonsumsi rumput.  Pada saat kecil, alat
pencernaan berfungsi mirip seperti hewan
monogastrik.
Pada saat pedet air susu yang diminum akan langsung
disalurkan ke abomasum, berkat adanya saluran yang
disebut “Oeshopageal groove”.  Saluran ini akan
menutupi bila pedet meminum air susu, sehingga susu
tidak jatuh ke dalam rumen.  Bila ada pakan pada baik
konsentrat atau rumput, saluran tersebut akan tetap
membuka, sehingga pakan padat jatuh ke rumen. 
Proses membuka dan menutupnya saluran ini
mengikuti pergerakan refleks.  Semakin besar pedet,
maka gerakan reflek ini semakin menghilang.  Selama
4 minggu pertama sebenarnya pedet hanya mampu
mengkonsumsi pakan dalam bentuk cair.
Zat makanan atau makanan yang dapat dicerna pada saat pedet
adalah : protein air susu casein), lemak susu atau lemak hewan
lainnya, gula-gula susu (laktosa, glukosa), vitamin dan mineral. 
Ia mampu memanfaatkan lemak terutama lemak jenuh seperti
lemak susu, lemak hewan, namun kurang dapat memanfaatkan
lemak tak jenuh misalnya minyak jagung atau kedelai. 
Sejak umur 2 minggu sapi pedet dapat mencerna pati-patian,
setelah itu secra cepat akan diikuti kemampuan untuk mencerna
karbohidrat lainnya (namun tetap tergantung pada
perkembangan rumen).  Vitamin yang dibutuhkan pada saat
pedet adalah vitamin A, D dan E.  Pada saat lahir vitamin-
vitamin tersebut masih sangat sedikit yang terkandung di dalam
kolostrum sehingga perlu diinjeksi ketiga vitamin itu pada saat
baru lahir.
Dalam kondisi normal, perkembangan lat pencernaan dimulai sejak
umur 2 minggu.  Populasi mikroba rumennya mulai berkembang
setelah pedet mengkonsumsi pakan kering. 
Semakin besar pedet maka ia akan mencoba mengkonsumsi
berbagai jenis pakan dan akan menggertak komponen perutnya
berkembang dan mengalami modifikasi fungsi. 
Anak sapi / pedet dibuat sedikit lapar, agar cepat terangsang belajar
makan padatan (calf starter).  Pedet yang baru lahir mempunyai
sedikit cadangan makanan dalam tubuhnya.  Bila pemberian
makanan sedikit dibatasi (dikurangi), akan memberikan
kesempatan pedet menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi
pakan, tanpa terlalu banyak mengalami stress/cekaman.
Tahap mencapai alat pencernaan sapi dewasa umunya pada
umur 8 minggu, namu pada umur 8 minggu kapasitas
rumen masih kecil, sehingga pedet belum dapat
mencerna/memanfaatkan rumput atau makanan kasar
lainnya secara maksimal.

Umur mencapai tahapan ini sangat dipengaruhi oleh tipe


pakannya ( yaitu berapa lama  dan banyak air susu diberikan,
serta kapan mulai diperkenalkan pakan kering).  Setelah
disapih, pedet akan mampu memanfaatkan protein vegetal
dan setelah penyapihan perkembangan alat pencernaan
sangat cepat.
Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu:

1. Pakan cair/likuid       : kolostrum, air susu normal, milk


replacer.

2. Pakan padat/kering  : konsentrat pemula (calf starter).

Agar pemberian setiap pakan tepat waktu dan tepat


jumlah, maka karakteristik nutrisi setiap pakan untuk
pedet perlu diketahui sebelumnya.  
Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat
diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. 
Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan
pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu
sampai umur 4 minggu. 
Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan
sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet
kegemukan. 
Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari
produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan
serealia dalam jumlah terbatas.  Milk replacer sebaiknya diberikan
pada saat pedet berusia antara 3 – 5 minggu dan jangan diberikan
kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu.  Pedet yang
berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan
protein selain casein (protein susu).
Milk replacer yang baik mempunyai standar
komposisi sebagi berikut :
Protein 20%, lemak 12%, serat kurang dari 0.25% dan
juga mengandung antibiotik untuk mencegah diare. 
Selain antibiotik juga dapat memberikan faedah dalam
nafsu makan, kehalusan bulu yang halus, pertambhan
bobot badan dan efisien penggunaan pakan.  Anti
biotik yang sering digunakan adalah Klortetrasiklin
dan oksitetrasiklin.  Frekuensi pemberian sama dengan
pemberian air susu harus lebih dari 1X dalam 1 hari dan
yang terpenting harus teratur waktu dan jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai