Anda di halaman 1dari 28

MODUL 1

PEDET DAN CEMPE


1.1. PENDAHULUAN

Pedet adalah anak sapi sejak lahir sampai belum mencapai pubertas (baca
= gudel atau anak kerbau dan cempe atau anak kambing/domba). Dalam suatu
usaha ternak perah pedet merupakan aset usaha yang sangat penting sebagai cikal
bakal sumber daya ternak yang potensial. Dengan pengelolaan yang baik, anak
akan lahir sehat dan kuat serta bertumbuh optimal sehingga pada akhirnya
menjadi dara dan jantan muda yang potensial. Apabila di lingkungan anda ada
induk sapi yang akan segera beranak, amatilah bagaimana peternak
membersihkan lendir yang ada di tubuh pedet sewaktu pedet tersebut lahir!
Ataukah anda pernah memberi minum susu kepada seekor pedet/gudel/cempe
dengan menggunakan dot?
Setelah mempelajari modul ini anda mampu mendeskripsikan tahapan
pengelolaan pedet/gudel/cempe dan menerapkan teknik yang benar untuk
menghasilkan pedet/gudel/cempe yang sehat dan bertumbuh optimal. Untuk
mencapai maksud tersebut, sajian materi selanjutnya dikelompokkan ke dalam
empat tahapan pembahasan secara berurutan yaitu: a) mengelola pedet/gudel/cempe
sebelum lahir (prenatal); b) mengelola pedet/gudel/cempe setelah lahir sampai
dengan selesai masa kolostrum; c) mengelola pedet/gudel/cempe setelah masa
kolostrum sampai dengan disapih; dan d) mengelola pedet/gudel/cempe setelah
disapih sampai dengan umur satu tahun.

1.2. PENYAJIAN
1.2.1. Periode Prenatal

Tahukah anda bahwa periode sejak lahir sampai umur dua bulan adalah
periode kritis dalam kehidupan pedet/gudel/cempe? Penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa tingkat kematian pedet/gudel/cempe selama periode tersebut
dapat mencapai 20%. Kenyataan ini secara ekonomis, sangat tidak
mennguntungkan dalam setiap usaha peternakan perah. Untuk menekan angka

1
kematian tersebut maka pengelolaan pedet tidak hanya setelah lahir, namun perlu
dilakukan semenjak masih berada dalam kandungan induknya, yakni pada saat
induknya bunting tua (2 bulan sebelum beranak). Kenapa demikian?
Semasa berada dalam kandungan induknya, calon pedet,gudel maupun
cempe yang disebut fetus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
cukup pesat terutama pada dua bulan terakhir sebelum dilahirkan. Pada sapi,
selama periode ini, proporsi pertumbuhan fetus mencapai lebih dari 50% dengan
kecepatan 3 – 4 kali lebih cepat dari periode sebelumnya. Kenyataan ini
membawa konsekuensi akan tuntutan kebutuhan nutrisi pada periode ini juga
cukup tinggi. Apa yang akan terjadi bila induk mengalami kekurangan nutrisi
selama periode kebuntingan tua? Secara fisiologi dapat dijelaskan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan fetus terganggu (tidak optimal) sehingga pada
akhirnya pedet yang lahir kecil dan lemah dengan viabilitas (daya hidup) yang
rendah. Selain itu induk yang kekurangan nutrisi juga berdampak pada
berkurangnya produksi susu manakala memasuki masa laktasi.
Merawat induk bunting tua tidak lain untuk menggandakan keuntungan
dalam suatu usaha peternakan perah, yaitu selain menghasilkan anak yang lahir
sehat, kuat dan dapat bertumbuh optimal, juga dalam rangka mempersiapkan
induk agar menghasilkan susu yang banyak setelah memasuki masa laktasi. Nah,
cobalah anda memperhatikan di lingkungan sekitar, apakah benar bahwa induk
yang sudah bunting tua (6 – 8 minggu sebelum beranak) harus diistirahatkan dari
pemerahan oleh pemiliknya. Apakah pada 2 – 3 minggu sebelum beranak
peternak meningkatkan kualitas pakan yang diberikan? Sehubungan dengan
kualitas pakan yang ditingkatkan ada program pemberian pakan yang dikenal
dengan Challenge Feeding (pakan tantangan). Dalam program ini, induk bunting
tua diberikan tambahan konsentrat untuk persiapan kelahiran dan hijauan
berkualitas untuk mempersiapkan produksi kolostrum setelah beranak. Challenge
Feeding merupakan program pemberian pakan dengan kandungan nutrisi yang
tinggi (125%). Apa tujuan induk tersebut ditantang dengan pakan yang demikian?

2
1.2.2. Periode Kolostrum (3-5 hari setelah lahir)

Masa kolostrum yang dimaksud dalam tulisan ini dihitung sejak pedet
lahir sampai selama masa dimana pedet diberi kolostrum (3 – 5 hari). Ketika lahir
tubuh pedet/cempe terbungkus dengan selaput dan lendir; Biarkan induk
mendekati anaknya karena secara naluriah (insting) induk biasanya menjilati dan
membersihkan sendiri lendir tersebut. Jika perlu, taburkan sedikit garam dapur di
tubuh pedet/gudel/cempe untuk merangsang agar jilatan induknya lebih kuat.
Jilatan induk ini dapat membantu melancarkan pernafasan dan sirkulasi darah.
Pada sisi lain, anda sebagai peternak juga dapat melakukan beberapa langkah
praktis, seperti:
1. Pindahkan pedet/gudel/cempe secepatnya dari plate form (lantai kandang) ke
tempat aman, bersih, kering dan beralas jerami/rumput kering.
2. Bersikan lendir pada seluruh tubuh pedet/gudel/cempe menggunakan kain lap
bersih dan kering sampai seluruh tubuh menjadi kering.
3. Periksa apakah pedet/gudel/cempe sudah bernafas atau belum; bila belum
dapat ditempuh nafas buatan dengan cara menekan bingkai dada berkali-kali
atau mengangkat-angkat kaki depan.
4. Setelah pedet/gudel/cempe bernafas, tindakan selanjutnya adalah memasukkan
larutan iodine 7% ke dalam potongan tali pusar agar bibit penyakit tidak
masuk ke tubuh pedet/gudel/cempe (biasanya tali pusar sudah putus dengan
sendirinya pada waktu lahir). Apabila tali pusar terlalu panjang baru dilakukan
pemotongan kira-kira 10 –15cm dan dioleskan dengan iodine.
5. Tempatkan pedet/gudel/cempe di kandang khusus (observation barn) yang
harus memenuhi persyaratan: a) dibuat individu agar sehabis minum tidak
saling menyundul sehingga tidak terjadi hair ball (bola bulu) dalam perut
pedet; b) sirkulasi udara dan cahaya matahari cukup sehingga lantai kandang
selalu kering; c) sebaiknya dirancang untuk memudahkan pembersihan,
mengontrol penyakit, memberi pakan dan menghindari penyakit infeksi,
mencret, cacingan dan tindakan perawatan lainnya.

3
1.2.2.1. Pemberian Kolostrum (dan atau susu)
Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan induk 3 – 5 hari setelah
beranak. Kolostrum sangat penting bagi pedet karena mengandung antibodi
(immunoglobulin) yang dapat memberikan imunitas kepada pedet terhadap
serangan penyakit. Bila perawatan induk bunting tua dilakukan dengan baik maka
akan diperoleh pedet yang lahir sehat dan kuat. Pedet yang demikian biasanya
dalam waktu 30 – 60 menit setelah lahir sudah dapat berdiri. Sewaktu lahir, pedet
belum memiliki kekebalan (imunitas) sehingga rentan terhadap penyakit. Oleh
karena itu, pedet harus segera mendapat kolostrum.
Lebih awal pedet/cempe diberikan kolostrum lebih baik, dengan demikian
mereka sejak dini memperoleh kekebalan. Hal ini juga ada hubungannya dengan
efisiensi penyerapan immunoglobulin oleh dinding abomasum yang efektif selama
24 – 36 jam pertama sejak lahir (lihat grafik 1.1). Kolostrum harus diberikan
selama tiga hari pertama dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari. Dalam 6 jam
pertama efisiensi penyerapan immunoglobulin sangat tinggi, dan mulai menurun
seiring waktu. Apa artinya ini bagi anda sebagai seorang peternak?

50 _
Efisiensi Penyerapan Immunoglobulin (%)

40 _

30 _

20 _

10 _

0 ! ! ! ! ! !
0 6 12 18 24 30 36
---------------Jam Setelah pedet/gudel/cempe Lahir---------------
Grafik 1.1. Efisiensi Penyerapan Imunoglobulin oleh Dinding Abomasum Pedet
(Campbell dan Marshall, 1975; halaman 146)

4
Selain mengandung antibodi untuk kekebalan atau imunitas, KOLOSTRUM
memiliki KEUNGGULAN dibanding susu normal, yakni:
a. Mengandung vitamin A, 10 – 100 kali; zat besi (Fe) 12 – 15 kali lebih banyak
dan dapat disimpan dalam hati. Keduanya sangat penting bagi pedet karena
waktu lahir pedet defisien.
b. Mengandung vitamin D 3 kali lebih banyak.
c. Mengandung protein 4 – 7 kali lebih banyak (terutama laktoglobulin dan
gamma globulin atau antibodi). Antibodi alami yang ada dalam kolostrum
tidak ada tandingannya dibanding dengan kolostrum tiruan.
d. Bersifat laxan, yang bekerja membantu mengeluarkan kotoran hitam atau tahi
gagak (meconium) yang tertimbun dalam usus halus pedet. Meconium adalah
tempat yang baik untuk berkembangnya mikroorganisme patogen.
Setelah lahir, apabila pedet tidak mendapat kolostrum, maka sebagian
besar mengalami infeksi bakteri dengan cepat dan dapat menyebabkan
septicaemia yang fatal (infeksi darah). Meskipun hidup, namun pedet yang
demikian umumnya akan sakit-sakitan dan diakhiri kematian.

Tabel 1.1. Perbandingan Komposisi Kolostrum dengan Susu Sapi Normal


Kolostrum Susu normal
No Unsur pokok
Hari ke-1 (%) Hari ke 2 & 3 (%) (%)
1 Fat 6,0 5,5 3,5
2 Solid Non Fat (SNF) 22,3 10,5 8,6
3 Protein 18,8 5,5 3,25
4 Immunoglobulin (Antibodi ) 13,1 1,0 0,09
5 Lactose 2,5 4,0 4,6
Sumber: Quin (1980) Dairy Farm Management

Tabel 1.2. Rataan Komposisi Kolostrum dan Susu Normal


No Unsur pokok Kolostrum (%) Susu normal (%)
1 Total Solid (TS) 28,30 12,86
2 Ash (abu) 1,58 0,72
3 Fat (lemak 0,15-12,00 4,00
4 Laktosa 2,50 4,80
5 Casein 4,76 2,80
6 Albumin 1,50 0,54
7 Globumin 15,06 -
8 Protein Total 21,32 3,34
Sumber: Bath et al. (1985) Dairy Cattle Management.

5
Bagaimana kalau induk tidak menghasilkan kolostrum? Jika induk setelah
beranak tidak menghasilkan kolostrum karena sakit atau mati setelah beranak,
maka anak yang baru lahir tersebut dapat ditangani dengan:
a. kolostrum tetangga; yaitu kolostrum segar dari induk lain yang waktu
beranaknya bersamaan;
b. kolostrum beku; yaitu kelebihan kolostrum hari pertama yang disimpan di
freezer. Penyimpanan kolostrum dalam bentuk beku, sebaiknya tidak lebih
dari 4 - 6 bulan; atau
c. kolostrum tiruan: adalah kolostrum yang doformulasikan sendiri, sebagai
langkah terakhir, jika tidak ada kolostrum sama sekali, maka pedet/gudel/cempe
yang baru lahir dapat diberi minum kolostrum tiruan. Formula kolostrum
tiruan akan dibahas kemudian.

Jumlah dan Cara Pemberian Kolostrum  ada videonya


Kolostrum harus diberikan paling sedikit selama tiga hari setelah kelahiran
Kolostrum harus secepatnya hari pertama diberikan kepada pedet/gudel/cempe
segera setelah lahir. Pemberian pertama pada hari pertama dilakukan pada 30 –
60 menit pertama sejak lahir, dan pemberian kedua dilakukan 12 jam setelah
pemberian pertama. Banyaknya kolostrum yang diberikan dihitungkan
berdasarkan berat badan yakni 8 – 10 persen (contoh, apabila berat badan pedet
40kg, kolostrum yang diberikan sekiar 3,2 – 4,0 liter). Jumlah tersebut harus
diberikan dengan frekuensi dua kali.
Pemberian kolostrum dapat dilakukan dengan metode: 1) nipple bottle; 2)
nipple pail; dan 3) open pail. Apapun metode yang dipakai sangat diperlukan
kesabaran dan ketekunan karena pada umumnya pedet yang baru lahir belum
mengerti dan terbiasa dengan cara tersebut.
Nipple Bottle. -- Untuk metode ini: a) ambil sebuah botol kaca/plastik
bersih (volumenya sudah diketahui) pasangkan selang karet lunak pada ujungnya
dengan besar lubang sudah diatur sedemikian rupa (menyerupai dot untuk bayi);
b) usahakan lubang pada selang karet tidak terlalu besar agar tidak menyebabkan
pedet tersendak atau terlalu kecil sehingga pedet tidak mendapatkan susu pada

6
saat menghisap; c) susu yang baru diperah dimasukkan ke dalam botol tersebut
(masih hangat); d) untuk pemberiaannya dilakukan dengan cara leher pedet diapit
oleh kedua kaki peternak, tangan yang satu emegang botol dan lainnya memegang
kepala pedet dengan sedikit diangkat (lihat gambar 1.1); e) mula-mula gosokan
dot ke mulut pedet apabila mulut pedet terbuka masukkan dot ke dalam mulutnya.

Gambar 1.1. Cara Memberikan Kolostrum/Susu pada Pedet


dengan Metode Nipple Bottle (Eustice, 1988; Halaman 366)

Nipple Pail.-- Untuk metode ini: a) ambil sebuah ember pasangkan selang
karet (dot) pada sisinya mendekat dasar ember; b) ember diletakkan di atas sebuah
kerangka yang tingginya sedikit lebih tinggi dari punggung pedet (lihat
gambar 1.2); c) usahakan agar ember tersebut tidak jauh padda saat pedet
menghisap kolostrum/susu; d) susu yang baru diperah (masih hangat) dimasukkan
ke dalam ember tersebut (jumlahnya disesuaikan dengan jumlah pemberian
normal; e) Bila pedet ditempatkan secara berkelompok dalam satu kandang
(group pens) maka sebelum diberikan kolostrum/susu, setiap pedet hendaknya
diikat untuk menghindari rebutan dan kebungkinan terjadinya hair ball (suatu
kebiasaan saling menjilat tubuh temanya sehabis menghisap kolostrum/susu.
Keuntungan: a) tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak (1 pekerja
bisa untuk 10 pedet); sedangkan kerugiannya: a) susu mudah terkontaminasi
dengan partikel asing dari luar seperti debu; b) kontrol kurang cermat
menyebabkan pedet menghisap angin yang berakibat kembung.

7
Gambar 1.2. Cara Memberikan Kolostrum/Susu pada Pedet
dengan Metode Nipple Pail (Noach, 2006)

Opel Pail.-- Untuk metode ini: a) mula-mula pedet dibiarkan menjilat atau
menghisap jari telunjuk yang dibasahi kolostrum; b) selanjutnya jari telunjuk yang
dihisap tersebut diarahkan ke dalam ember yang berisi kolostrum sampai mulut
pedet masuk ke dalam kolostrum ; c) biarkan beberapa menit menghisap jari
telunjuk dan kolostrum turut terserap sedikit; d) kemudian secara perlahan jari
telunjuk dilepas dari mulut pedet; e) bila perlu diulang terus sehingga akhirnya
pedet mau minum kolostrum dari ember tanpa bantuan lagi (lihat gambar1.3).
Keuntungan: a) tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak (1 pekerja
bisa untuk 10 pedet); sedangkan kerugiannya: a) susu bersih tidak terkontaminasi
dengan partikel asing dari luar asing seperti debu atau sisa rumput; b) kontrol
kurang cermat menyebabkan susu dalam ember tumpah.

Gambar 1.3. Cara Memberikan Kolostrum/Susu pada Pedet


dengan Metode Open Pail (Orskov, 1998)

8
Bagaimana menangani jika kolostrum yang dihasilkan induk
ternyata berlebihan? Biasanya induk menghasilkan kolostrum dalam jumlah
yang melebihi kebutuhan anaknya, dapat ditangani dengan beberapa cara :
a. Diberikan kepada pedet/gudel/cempe lainnya (kolostrum segar) yang saat itu
tidak mendapatkan kolostrum karena berbagai sebab antara lain misalnya
induknya mati atau ambing induk sedang diobati karena mastitis.
b. Dibuat kolostrum beku untuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan bila
dibutuhkan kolostrum untuk pedet/gudel/cempe. Cara pembuatan kolostrum
beku sangat sederhana, yakni: kelebihan kolostrum dimasukkan dalam
plastic/wadah tertentu kemudian dibekukan dalam lemari es. Bila dibutuhkan,
maka kolostrum beku dapat diambil kemudian dicairkan (thawing) dicampur
dengan air hangat lalu diberikan kepada pedet. Ingat:”kolostrum beku yang
sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali” Mengapa demikian? Untuk
itu, kolostrum beku yang akan dicairkan disesuaikan dengan jumlah yang
harus diberikan kepada pedet.
c. Dapat dibuat kolostrum asam yang dapat dipakai sebagai salah satu pakan
utama pilihan untuk pedet/gudel/cempe setelah melewati masa kolostrum
(pakan utama mulai hari ke 4). Cara tradisional membuat kolostrum asam,
adalah: kelebihan kolostrum ditampung dalam bertutup yang bersih dan
ditempatkan pada tempat terlindung cahaya matahari. Kelebihan kolostrum
setiap hari dicampur dengan kelebihan kolostrum hari sebelumnya. Lakukan
pengaduan setiap hari 1 – 2 kali. Fermentasi alamiah akan terjadi sehingga
kolostrum menjadi asam (pH 4,5 – 5,0) ini sangat baik membantu proses
percernaan dalam usus. Sebaiknya kolostrum asam digunakan dalam waktu
tidak lebih dari 2 – 3 minggu.

1.2.2.2. Kolostrum Tiruan


Kolostrum Tiruan dibuat jika dalam kondisi darurat, dimana tida ada
kolostrum alami. Kolostrum tiruan (buatan) dapat dibuat dengan komposisi untuk
sekali minum terdiri dari: a) ½ liter susu murni; b) 1 sendok teh minyak ikan; c) 1

9
sendok kastroli; d) 1 butir telur yang dikocok di dalam ¼ liter air hangat. Setelah
pedet diberi kolostrum tiruan tersebut, sebagai pengganti antibodi pedet diberi
antibiotik kapsul dengan dosis 500 mg/ekor/sekali minum. Pemberian kolostrum
dan antibiotik kapsul tiga kali sehari selama tiga sampai empat hari. Ingat: sebaik-
baiknya kolostrum tiruan itu dibuat namun kualitasnya tidak dapat menandingi
kualitas kolostrum alamai yang dihasilkan dari ambing induk.

1.3. Periode Pasca Kolostrum Sampai Sapih

Setelah masa kolostrum maka pedet/gudel/cempe dikelola dengan baik


agar kelak dapat menjadi ruminansia yang sebenarnya. Sampai umur satu minggu
pedet pada dasarnya belum menjadi ternak ruminansia, masih memiliki perut
sederhana (menyerupai monogastrik). Dibanding dengan dewasa, ruminansia
dewasa, rumen, retikulum dan omasum pedet belum berkembang, sedangkan
abomasum merupakan bagian yang terbesar (70% dari total alat percernaan). Susu
yang diminum masuk ke lambung tidak melalui rumen tetapi langsung dari mulut
ke abomasum melalui Esophageal Groove. Esophageal groove, adalah saluran
yang mencegah susu atau susu pengganti tidak masuk ke rumen. Karena pada saat
itu makanan yang dikonsumsi berupa cairan (susu), makanan akan masuk ke
esofagus dan selanjutnya ke abomasun dan diabsorpsi oleh intestinum. Rumen
tetap tidak akan berkembang sampai pedet mendapatkan konsentrat atau hijauan.
Oleh karena itu, dianjurkan pada umur sekitar 1 minggu dilatih dengan pakan
kasar berupa Calf Starter, dan hijauan tersebut masuk ke rumen dan dicerna oleh
bakteri yang ada di rumen dan merangsang perkembangan rumen. Apabila pedet
diberi konsentrat dan hijauan sejak umur 1 minggu, rumen akan berfungsi penuh
pada umur 2 – 3 bulan dengan volume sekitar 70 % dari total volume alat
pencernaan.

1.3.1. Pakan Utama Pilihan


Pakan utama yang bisa dipilih untuk diberikan bagi pedet/gudel/cempe mulai
hari keempat (lepas masa kolostrum) sampai disapih, yakni: a) susu murni; b)
kolostrum asam; c) susu pengganti dan d) susu afkiran.

10
1.3.1.1. Susu Murni

Susu merupakan makanan begizi tinggi bagi pedet, dan biasanya diberikan
secara terbatas. Sejak umur 1 minggu sampai 1 bulan susu diberikan minimum
sekitar 10% berat badan/ekor/hari (pemberian 2 kali/hari), maksimum 6
liter/ekor/hari. Mulai umur 1 minggu pedet mulai dilatih/disediakan Calf Starter
dalam bentuk kering dan rumput ditempatkan dikotak/rak secara bebas. Calf
Starter adalah pakan konsentrat/formula khusus untuk pedet sejak umur 1
minggu, yang sebaiknya diberikan dalam bentuk kering dan ditempatkan didalam
kotak. Calf Starter haruslah disukai pedet, berenergi tinggi (75% TDN atau 75
Mcal ENE ), kandungan protein kasar 16 – 18%. Agar pedet segera mau makan
Calf Starter, perlu dilatih dengan mengusapkan pada moncongnya/bibir pedet,
sehingga pedet akan menjilati Calf Starter yang tersedia. Berilah makanan baru
setiap hari. Mulai umur 3 minggu kalau pedet sudah mau makan rumput kering
atau Calf Starter sediakan air minum yang bersih secukupnya agar pedet dapat
minum secara bebas. Jangan memberi rumput segar pada pedet yang belum
disapih, karena akan mengurangi nafsu makan Calf Starter, Rumput untuk pedet
sebaiknya diusahakan dari jenis rumput berdaun kecil serta memiliki kandungan
gizi yang tinggi seperti Starter Grass dan rumput lapangan yang kualitasnya baik.
Apabila pedet mulai latihan makan Calf Starter pada umur 1 minggu, setelah
pedet berumur sekitar 1 bulan dapat mengkonsumsi 0,5kg Calf Starter, pemberian
susu mulai dikurangi. Pada umur 8 minggu pedet sudah dapat mengkonsumsi Calf
Starter sebanyak 1,0kg. Konsumsi susu dikurangi. Pada umur 9 minggu pedet
dapat menghabiskan Calf Starter sekitar 1,0 – 1,3kg, konsumsi susu mulai
dihentikan (disapih). Sebagai contoh, berikut ini disajikan peberian makan pada
pedet umur seminggu pertama sampai ke –9 yang dilakukan di Laboraturium
Ternak Perah Fakultas Peternakan UGM, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.3.

11
Tabel 1.3. Pedoman Pemberian Pakan pedet Pasca Kolostrum Sampai
Disapih
Konsumsi Pakan/Hari
Umur Rerata BB Susu Segar
Rmpt Kering
(Minggu) (Kg) (liter) Calf starter (kg)
Bebas (kg)
Lahir 33,50 Kolostrum - -
1 35,00 3,50 0,10 -
2 39,00 4,00 0,20 0,10
3 43,50 4,50 0,30 0,20
4 47,00 5,00 0,40 0,30
5 51,50 5,50 0,40 0,40
6 56,50 5,50 0,50 0,50
7 60,50 4,00 0,70 0,60
8 66,00 2,00 1,00 0,75
9 72,00 1,00 1,30 1,00

1.3.1.2. Kolostrum Asam

Umumnya sapi perah setelah melahirkan menghasilkan kolostrum lebih


banyak daripada kebutuhan anaknya. Karena kolostrum sampai hari ke 5 setelah
melahirkan tidak dapat dijual (karena kalau dimasak menggumpal) maka
kelebihan kolostrum tersebut dapat langsung diberikan pada pedet lain yang
umurnya lebih tua atau disimpan pada suhu kamar, dan terjadi proses fermentasi
akan menghasilkan susu asam (kolostrum asam) dapat menghambat
perkembangan bakteri susu, sehingga kolostrum akan tahan lama. Keuntungan
menggunakan kelebihan kolostrum untuk pedet : 1) nilai gizi, 2) murah, 3)
memungkinkan menaikkan berat badan, 4) mengurangi penyakit diare. Karena
kolostrum asam lebih kental dibandingkan susu normal maka harus dicampur
dengan air panas dengan perbandingan kolostrum asam 3 bagian dan air panas 1
bagian. Kalau kelebihan kolostrum sudah habis padahal pedet belum disapih,
maka dapat dilanjutkan dengan susu murni atau susu afkir atau susu pengganti
secara bertahap, misalnya 50% kolostrum asam: 50% susu murni atau susu
pengganti, kemudian esok harinya kolostrum dikurangi hingga 100% susu murni

12
atau susu pengganti. Sedangkan cara pemberian pakan kasar yaitu rumput kering
dan Calf Starter juga dilakukan seperti pada pemberian susu murni.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan


pembuatan dan penggunaan kolostrum asam, yakni:

1. Pastikan bahwa kolostrum yang diasamkan berasal dari pemerahan hari


ke-2 s/d hari ke –5 dicampur dengan baik dan disimpan di dalam ember atau
wadah plastik dan ditutup. Bersihkan terlebih dahulu ember plastik/wadah
yang akan dipakai tersebut dan jangan menggunakan penampung logam yang
dapat berkarat, karena akan keracunan seng atau logam
2. Pencampuran pemerahan hari ke-2 s/d hari ke-5 akan cukup diberikan
pada seekor pedet selama 20 hari. Jika lebih dari seekor sapi yang beranak
pada hari yang sama atau hari yang berbeda, kolostrumnya dapat di campur.
3. Pembuatan kolostrum asam secara alami sebaiknya untuk mempercepat
fermentasi dengan mencampur 3 s/d 5 sendok makan kolostrum yang sudah
asam ke dalam kolostrum yang akan diasamkan.
4. Jangan menyimpan kolostrum asam lebih dari 3 minggu, terutama pada
musim panas. Penelitian telah menyatakan kolostrum akan menjadi sangat
asam dan banyak protein yang rusak.
5. Aduk kolostrum asam setiap hari yaitu sebelum penyimpanan kembali.
Pengadukan membantu mencegah buih dan pengumpulan.
6. Apabila kolostrum asam kental, maka sewaktu akan diberikan, harus
dicampur dengan air panas dalam perbandingan kolostrum dan air 3 : 1.
Penggunaan air panas sebagai pencampur akan membuat kolostrum terasa
hangat dan lebih cocok bagi pedet/gudel/cempe.
7. Mulailah memberikan kolostrum asam pada hari ke-4 setelah pedet lahir
(setelah diberi kolostrum murni selama 3 hari ). Fermentasi kolostrum
sebelum sempurna sehingga tidak begitu asam bagi pedet. hal ini membantu
pedet untuk menyukai makanan asam.

13
8. Jika jumlah kolostrum asam telah dikumpulkan setidaknya selama 1
minggu maka telah terjadi fermentasi penuh, maka kolostrum dapat dicampur
jadi satu untuk mengirit tempat dan waktu.

1.3.1.3. Susu Pengganti (Milk Replacer)

Susu pengganti berbeda-beda kualitasnya. Susu pengganti yang baik harus


mengandung setidak-tidaknya 20% protein yang semuanya berasal dari produk
hewan. Bila sumber protein berasal dari tumbuhan kadarnya harus 22-24%,
karena protein nabati kurang dapat dicerna dibandingkan dengan protein susu.
Presentasi lemak yang terkandung dalam susu pengganti sebaiknya 10% dan
paling banyak 30% Bahan Kering. Lemak hewani lebih baik dari lemak nabati.
Lesitin kedelai (bila tercampur rata) merupakan sumber lemak susu pengganti
yang cukup baik. Sumber karbohidrat yang dapat digunakan adalah Laktosa dan
dextosa. Sumber karbohidrat seperti pati dan gula(sukrosa) tidak cocok untuk
pedet/gudel/cempe.
Beberapa bahan sumber protein yang dapat dipakai untuk membuat formula
susu pengganti bagi pedet/gudel/cempe. Namun demikian kualitas susu pengganti
dari bahan-bahan tersebut tidaklah sama, untuk itu peternak harus pandai-pandai
memilih bahan agar diperoleh susu pengganti yang baik. Tabel 4, memperlihatkan
klasifikasi kualitas berbagai bahan sumber protein susu pengganti.

Tabel 1.4. Berbagai Bahan Sumber Protein Susu Pengganti


No A. SANGAT BAIK B. CUKUP BAIK C. KURANG BAIK
Modifikasi Protein
1 Susu Bubuk Skim Kedele secara Tepung daging
Kimiawi
2 Buttermilk Bubuk Konsentrat Kedele Tepung Ikan
3 Air Dadih Kering Murni Ampas Bir
4 Air Dadih Delaktocasein Terigu / Gandum
5 Albumin Susu
Sumber: Eustice (1988) ; Pedoman Pengelolaan Sapi Perah, Hal 373.

1.3.1.4. Susu Afkiran

14
Susu yang berasal dari sapi yang sedang diobati antibiotik karena mastitis
tidak dapat dijual. Susu afkiran tersebut dapat digunakan sebagai pakan
pedet/gudel/cempe. Susu afkiran harus ditangani seperti menangani kelebihan
kolostrum. Pedoman pertama untuk mengasamkan kolostrum berlaku juga bagi
fermentasi susu afkir. Pemerahan pertama setelah pengobatan antibiotik jangan
digunakan. Pedet/gudel/cempe yang diberi susu yang mengandung anti biotik
akan memiliki endapan obat didagingnya yang tidak layak dikonsumsi manusia
manakala terpaksa disebelih dan bila pedet/gudel/cempe dipotong harus
menunggu beberapa hari sampai antibiotik bersih.

1.4. Menghilangkan Tanduk/dehorning

Patut diketahui bahwa hingga kini masih ada pertentangan pendapat


apakah perlu tanduk pada ternak (sapi, kerbau dan kambing) perah perlu
dihilangkan? Setiap bangsa ternak perah memiliki tanduk yang spesifik dan
menarik terutama di dalam kegiataan kontes atau pameran ternak. Namun
demikian ada dua alasan perlunya menghilangkan/meniadakan tanduk (dehorning)
terutama pada peternakan sapi perah komersil, yaitu: a) agar tidak merusak
kandang dan peralatannya; b) untuk keamanan baik bagi ternak maupun peternak.
Sebaiknya usaha menghilangkan tanduk dilakukan sejak pedet berumur
tiga sampai 10 hari, karena pada masa ini dasar tulang tanduk belum menyatu
dengan tengkorak. Sedangkan pada pedet yang sudah tua akan mengalami
kesulitan. Terapat dua metode/cara untuk menghilangkan tanduk yakni: 1) secara
kemikalia menggunakan caustic potash atau caustic soda); dan 2) menggunakan
besi panas (electric dehorner).

1.4.1. Metode Kemikalia

Alat dan bahan yang diperlukan adalah: a) pisau cukur; b) sarung tangan;
c) vaselin; dan d) caustic potash atau caustic soda (berbentuk batangan atau
pasta). Langkah kerja menghilangkan dengan metode kemikalia sebagai berikut:

15
a. ambil alat cukur yang tajam lalu cukurlah rambut/bulu disekitar bungkul
tanduk. Pekerjaan mencukur harus hati-hati agar tidak berakibat luka pada
bagian yang dicukur tersebut.
b. setelah dicukur bersih, lalu oleskan vaselin;
c. gosokkan caustic potash (bila yang dipakai berbentuk batangan) pada seluruh
bagian bungkul tanduk; atau
d. oleskan caustic potash (bila yang dipakai berbentuk pasta) pada seluruh bagian
bungkul tanduk; dan
e. pada saat bekerja dengan caustic soda ini sebaiknya anda menggunakan sarung
tangan agar jari tidak terbakar.
Catatan: Caustic potash akan membakar sel-sel tanduk sehingga tanduk tidak tumbuh lagi; 2)
metode ini efektif pad pedet berumur 3 – 10 hari.

1.4.2. Metode Besi Panas

Alat yang diperlukan dalam metode ini adalah electric dehorner yang
sudah dilengkapi dengan alat pengontrol temperatur sekitar 1000oF (537oC).
Langkah kerja menghilangkan tanduk dengan metode ini sebagai berikut:
a. set atau atur alat (electric dehorner) pada derajat panas yang diinginkan
yaitu 1000oF (537oC);
b. rambut/bulu sekitar bungkul tanduk dicukur bersih;
c. pedet diikat atau dipegang (pastikan bahwa pedet tidak lepas selama
proses pembakaran berlangsung);
d. tempelkan electric dehorner pada bungkul tanduk selama 10 detik lalu
lepaskan.
Catatan: 1) karena temperaturnya cukup tinggi maka sel-sel tanduk menjadi rusak dan tanduk
tidak akan tumbuh lagi; 2) metode ini efektif digunakan pada pedet yang berumur tidak
lebih dari 3 bulan.

1.5. Menyapih/Weaning/Sole

Penyapihan normal.--Umumnya pedet setelah berumur 8 – 9 minggu (2


bulan) sudah dapat disapih, dimana pada umur tersebut pedet sudah mampu
mengkonsumsi konsentrat (calf starter bebas) sebanyak 1,0 – 1,3 kg dan rumput
kering 1,0 kg. Bila menghendaki pertumbuhan pedet lebih bagus, pemberian susu

16
dapat dilakukan: bulan pertama rata-rata 6 liter/ekor/hari; bulan kedua 5
liter/ekor/hari dan bulan ketiga 3 liter/ekor/hari; atau bulan pertama rata-rata 6
liter/ekor/hari; bulan kedua 4 liter/ekor/hari dan bulan ketiga 2 liter/ekor/hari,
dengan demikian pedet juga dapat disapih setelah berumur 3 bulan.
Penyapihan dini.-- Dalam manajemen pedet juga dapat dilakukan
penyapihan dini (early weaning), yakni pada saar pedet berumur 4 minggu.
Dengan pertimbangan ekonomis praktis maka program penyapihan ini dapat
ditempuh, namun dengan syarat bahwa pedet tersebut sehat dan sudah mampu
mengkonsumsi konsentrat 0,5 kg atau lebih/ekor/hari. Untuk meningkatkan selera
konsumsi konsentrat maka 3 – 4 hari sebelum disapih, jumlah pakan cair (susu
murni, susu pengganti, susu afkiran dn atau kolostrum asam) harus dikurangi. Jika
diberikan pakan bermutu dan disapih lebih awal, maka masa transisi menjadi
ruminansia sejati berlangsung lebih cepat.
Penyapihan lambat.-- Menyapih pedet diartikan sebagai upaya untuk tidak
lagi membiarkan pedet menyusu pada induknya atau pedet tidak lagi diberikan air
susu. Selain dua metode penyapihan yang disebutkan sebelumnya dikenal juga
istilah penyapihan lambat (late weaning). Di sini biasanya pedet/gudel dibiarkan
mendapatkan susu sampai umur 6 bulan, karena pertimbangan tertentu misalnya
pedet tersebut memiliki kondisi yang lemah; atau karena produksi susu berlebihan
dan tidak dijual. Namun demikian metode penyapihan ini jarang diterapkan dalam
suatu peternakan karena secara ekonomis tidak menguntungkan.

II.4. Periode Lepas Sapih Sampai Umur Satu Tahun

Mengelola pedet selama periode ini dikenal dengan program pembesaran.


Apa tujuan program ini? Program pembesaran ini dimaksudkan untuk
menyediakan ternak-ternak muda (dara dan bull) yang kelak dapat dipakai: a)
sebagai stok pengganti (replacement stock) bagi ternak yang sudah tua dan tidak
produktif lagi; b) selain itu ternak-ternak muda yang berkualitas juga dapat
dipakai untuk menambah jumlah populasi dalam suatu usaha peternakan. Nah
untuk maksud tersebut, apa saja yang perlu diperhatikan selama periode ini?

17
Mulai umur 2 bulan sampai umur 3 bulan pemberian pakan formula (Calf
Starter) sebanyak 1,5 - 2 kg dan rumput kering kualitas terbaik 1,5 kg. Pada umur
3 s/d 6 bulan, pakan formula (Calf Starter) mulai diganti pakan formula lain
(konsentrat) dangan komposisi : PK> 16%, TDN >70%. Penggantian makanan
formula (Calf Starter) dengan formula lain (konsentrat) dilakukan secara
bertahap. Pemberian konsentrat dibatasi maksimum 2 kg/ekor/hari. Rumput yang
diberikan dapat dimulai dengan rumput segar yang baik secara bertahap. Pedoman
pemberian pakan setelah pedet berumur 2 bulan sampai 12 bulan yang dilakukan
di Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan di Laboratorium Ternak
Perah Fakultas Peternakan UGM diperlihatkan dalam Tabel 1.5.

Tabel 1.5. Pemberian Pakan Pedet FH setelah Disapih s/d Umur 1 Tahun
Pemberian Pakan (kg/ekor/hr)
Umur (Bulan) Berat badan
(kg) Konsentrat Hijauan
2–3 72 – 89 Calf Starter bebas 1,5 Rumput segar bebas 4,0
3 – 6* 89 – 148 Calf starter & Rumput segar bebas
konsentrat dibatasi 2,0 5,0 – 10,0
7 170 konsentrat dibatasi 2,0 11,0 – 13,0
8 194 2,0 15,0 – 18,0
9 211 2,0 19,0 – 21,0
10 225 2,0 22,0 – 25,0
11 252 2,0 25,0 – 28,0
12 271 2,0 29,0 – 32,0
Sumber: Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan UGM (Soetarno, 1996).
Selama periode pembesaran ini, ada beberapa hal penting yang perlu anda
perhatikan, yaitu:
1. sejak umur 3 bulan pedet dapat di keluarkan dari kandang
untuk melakukan gerak badan ditempat terlindung (catatan : apabila pedet
semasa kecilnya diikat, maka pertumbuhannya akan terhambat dan kaki serta
badannya sampai dewasa akan lemah );
2. setelah pedet berumur 3 bulan, sebaiknya ditempatkan
dikandang kelompok (Group Pens) agar terjadi persaingan dalam makanan;
3. jumlah pedet di dalam kandang kelompok sebaiknya
dibatasi paling banyak 5 – 6 ekor, dan umur serta besarnya pedet diusuhakan
hampir sama;

18
4. penempatan pedet di dalam kandang kelompok
hendaknya dipisahkan antara pedet jantan dan betina, karena pedet jantan
umumnya lebih kuat dalam perebutan pakan;
5. pemberian pakan pedet umur 5 - 6 bulan pakan formula
(konsentrat) yang diberikan dibatasi maksimum 2 kg/ekor/hari, agar pedet
mau makan rumput sebanyak-banyaknya (rumen dapat berkembang). Rumput
yang diberikan dapat berupa rumput segar yang baik secara bebas; dan
6. pedet umur 7 - 12 bulan, rumen dapat tumbuh sempurna,
dan konsentrat diberikan tidak lebih 2 kg/ekor/hari agar pedet lebih banyak
mengkonsumsi rumput dan pedet tidak menjadi gemuk.

III. PENUTUP
III.1. RANGKUMAN

Pedet (= gudel, cempe) merupakan aset penting dalam suatu usaha ternak
perah karena menjadi cikal bakal tersedianya ternak-ternak pengganti (dara) yang
siap untuk program peremajaan sekaligus menambah jumlah induk dalam
peternakan tersebut. Karena itu pengelolaan yang baik akan memberikan
keuntungan yang optimal pula. Pengelolaan pedet sesungguhnya harus dimulai
semenjak calon pedet masih berada dalam kandungan induknya. Ini dilakukan
dengan maksud memperoleh pedet yang nantinya lahir sehat dan kuat. Segera
setelah lahir pedet harus ditangani lebih cermat terutama dalam waktu yang
sesegera mungkin pedet sudah harus mendapatkan kolostrum. Ini penting karena
pedet yang baru lahir belum memiliki kekebalan sementara dalam kolostrum ada
zat antibody (immunoglobulin) yang bisa memberikan kekebalan atau imunitas
kepada pedet. Di samping itu kolostrum juga mengandung gizi tinggi yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan pedet. Pedet yang sehat dan
resistensi terhadap penyakit dapat bertumbuh cepat bila didukung dengan
makanan bergizi; karena itu setelah masa kolostrum pedet harus diberikan susu
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya yaitu 8% – 10% berat badan

19
perekor per hari. Dengan pertimbangan ekonomis maka pada umur 2 bulan,
pedet harus disapih (berhenti mengkonsumsi susu). Penyapihan tersebut tentunya
juga memperhatikan kondisi kemampuan pedet dan ketersediaan bahan pakan
pengganti susu. Dalam praktek pedet sudah dapat disapi apabila telah mampu
mengkonsumsi calf starter/konsentrat 1,3kg dan rumput segar 1,0kg. Dalam
program pembesaran pedet (rearing) menjadi calon dara/jantan muda perlu
diperhatikan faktor pemberian pakan terutama konsentrat, sehingga di satu sisi
dapat memenuhi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang cepat, namun
di sisi lain tidak menyebabkan pedet menjadi terlalu gemuk. Untuk itu dalam
program rearing, konsentrat selalu dibatasi sebanyak 2,0kg.

III.2. TUGAS MODUL

Untuk menguji/mengukur tingkat pemahaman anda terhadap, silahkan


anda menyelesaikan soal latihan berikut ini!
1. Jelaskan pemahaman saudara, mengapa kolostrum sangat penting untuk
diberikan kepada pedet yang baru lahir ?
2. Mengapa setelah lahir, pedet harus segera mendapatkan (diberi minum)
kolostrum.
3. Bila dalam suatu kasus, seekor pedet sewaktu lahir tidak mendapatkan
kolostrum dari induknya, Apa tindakan saudara?
4. Biasanya induk akan memproduksi kolostrum dalam jumlah yang melebihi
kebutuhan anaknya. Bagaimana cara saudara menangani kelebihan kolostrum.
5. Jelaskan mengapa dalam program pembesaran pedet sampai umur satu
tahun, pemberian pakan konsentrat harus dibatasi 2kg saja.

III.3. TES MANDIRI

Pilihlah salah satu opsi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang
paling tepat.

20
1. Untuk mendapatkan pedet yang lahir sehat dan kuat maka yang
harus dilakukan oleh seorang peternak dalam manajemen pedet adalah:
a. Pedet harus segera diberikan kolostrum agar memperoleh kekebalan
b. Pedet harus diberikan susu sesuai dengan kebutuhannya
c. Induk yang baru beranak diberikan pakan berkualitas tinggi
d. Induk bunting tua dihentikan dari pemerahan dan diberikan pakan
berkualitas untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan calon pedet.
2. Selama periode kebuntingan tua, kecepatan pertumbuhan fetus
mencapai 3-4 kali disbanding periode sebelumnya dengan proporsi
pertumbuhan sebesar:
a. 25 % b. > 25% c. 50% d. > 50%
3. Induk bunting (terutama bunting tua) harus diberikan pakan
dengan nutrisi yang memadai, hal ini lebih diarahkan untuk:
a. Menunjang pertumbuhan dan perkembangan akhir fetus
b. Mempersiapkan ambing menghasilkan susu yang banyak saat laktasi
c. Opsi jawaban a dan b, benar
d. Opsi jawaban a dan b salah
4. Pedet yang baru lahir belum memiliki kekebalan terhadap
penyakit; karena itu setelah lahir pedet harus diberikan KOLOSTRUM, karena:
a. Kolostrum mengandung zat antibody immunoglobulin
b. Kolostrum mengandung vitamin A dan zat besi yang lebih banyak
c. Kolostrum bersifat laxan
d. Semua jawaban benar
5. Kolostrum harus secepat mungkin diberikan kepada pedet yang
baru lahir, tidak boleh terlambat. Pernyataan ini lebih berhubungan dengan:
a. Pedet segera mendapatkan kekebalan
b. Pedet bisa mengenal kolostrum
c. Pedet bisa belajar minum dengan lebih baik
d. Tingkat penyerapan immunoglobulin yang tinggi pada 12 jam setelah
pedet lahir

21
6. Vitamin A dan zat besi yang kandungnnya sangat banyak dalam
kolostrum sangat diperlukan dan harus diberikan kepada pedet oleh karena:
a. Sewaktu lahir pedet kehilangan banyak darah
b. Sewaktu lahir pedet defisien kedua zat tersebut
c. Kedua zat tersebut tidak ada dalam susu normal
d. Semua opsi jawaban benar
7. Baik kolostrum maupun susu, dapat diberikan kepada pedet dengan
menggunakan tiga metode/teknik, salah satunya adalah dengan:
a. Bottle pail b. Nipple pail c. Open bottle d. Semua benar
8. Banyaknya kolostrum atau susu yang harus diberikan kepada
pedet/gudel/cempe untuk kebutuhan satu hari, ditetapkan berdasarkan:
a. Jumlah susu yang dihasilkan induknya c. berat badan pedet/gudel/cempe
b. Kondisi pakan yang ada d. semua opsi jawaban benar
9. Kolostrum yang diberikan kepada pedet yang baru lahir bermanfaat
untuk....... KECUALI:
a. Meningkatkan daya ingat yang kuat pada pedet
b. Menyediakan nutrisi/gizi yang memadai untuk pertumbuhan yang ideal
c. Memberikan kekebalan (immunitas) kepada pedet
d. Membantu proses pencernaan yaitu mengeluarkan “meconium”
10. Apabila dalam suatu keadaan dimana induk kambing mati
beberapa saat setelah beranak, apa tindakan pertama yang harus saudara
lakukan terhadap cempe tersebut?
a. Membersihkasn tubuh cempe, menempatkan di tempat kering dan mencari
kolostrum segar dari induk lain untuk diberikan kepada cempe tersebut.
b. Membersihkasn tubuh cempe, menempatkan di tempat kering dan
langsung memberikan kolostrum beku kepada cempe tersebut.
c. Membersihkasn tubuh cempe, menempatkan di tempat kering dan
membuat kolostrum tiruan untuk diberikan kepada cempe tersebut.
d. Semua opsi jawaban benar
11. Sejak berumur satu sampai dua minggu, pedet sebaiknya
diperkenalkan dengan hijauan/rumput lunak, dengan tujuan:

22
a. Rumput adalah makanan utama pedet
b. Supaya pedet mengenal rumput
c. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan rumen
d. Bisa menghemat susu
12. Setelah masa kolostrum sampai disapih, selain susu murni yang
menjadi pakan utama pedet sebelum disapih, ada juga bahan lain yang bisa
dipilih sebagai pakan utama..... kecuali:
a. Rumput halus c. Susu afkiran
b. Kolostrum asam d. Susu pengganti (milk
replacer)
13. Metode untuk menghilangkan tanduk (dehorning). yang praktis
dan efekif diterapkan pada pedet umur tiga sampai 10 hari adalah:
a. menggunakan alat pemotong listrik (electrical dehorner)
b. menggunakan bahan kemikal seperti caustic soda
c. memotong dengan menggunakan parang
d. memotong dengan menggunakan gergaji besi
14. Program pembesaran pedet diharapkan menghasilkan pedet yang
bertumbuh optimal namun tidak menjadi gemuk (obesity syndrome), karena
itu:
a. Calf starter harus diganti dengan konsentrat
b. Kadar protein konsentrat harus >16%
c. Pemberian konsentrat harus dibatasi 2 kg per ekor per hari
d. Semua opsi jawaban tidak tepat
15. Tindakan memberikan rumput segar sedikit demi sedikit dalam
program awal pembesaran pedet dimaksudkan untuk:
a. Merangsang pertumbuhan rumen
b. Karena rumput merupakan pakan utama ruminansia
c. Karena rumput lebih murah dari konsentrat
d. Semua opsi jawaban (a, b dan c) benar.

III.4. UMPAN BALIK

23
Sekarang, cocokkan jawaban anda dengan jawaban tes mandiri yang ada
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian
gunakan rumus yang ada berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda
mempelajari materi modul satu ini.

Tingkat penguasaan = jumlah jawaban anda yang benar x 100%


8
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat
meneruskan mempelajari modul 2. Tetapi bila nilai anda di bawah 80% maka
anda harus mengulangi mempelajari modul ini terutama pada bagian yang anda
belum dikuasai.

III.5. KUNCI JAWABAN TES MANDIRI

No. 1 Jawaban D
Kata kunci dari pertanyaan tersebut adalah “untuk mendapatkan pedet yang lahir
sehat” artinya pedet itu belum lahir. Jadi masih berada dalam kandungan induknya
(induk sedang bunting)
No. 2, Jawaban D, cukup jelas, terbaca di narasi modul 1 halaman 2
No. 3, Jawaban C
Pada fase kebuntingan akhir, terjadi dua peristiwa itu dimana semuanya
membutuhkan sokongan gizi dan energi memadai yang sangat diharapkan
terpenuhi dari ransum yang diberikan. Apabila ransum yang diberikan selama
periode ini kekurangan gizi dan energi, akan menggangu kedua peristiwa tersebut.
No. 4 Jawaban A

24
Dalam kolostrum terdapat zat antibody atau zat kekebalan yang dikenal dengan
nama immunoglobulin yang sangat penting untuk memberikan kekebalan bagi
pedet, agar tahan terhadap serangan penyakit.
No. 5, Jawaban D
Efektifitas penyerapan immunoglobulin oleh dinding abomasum pedet, tinggi
(50%) terjadi pada jam-jam permulaan setelah pedet lahir. Karena itu sebaiknya
kolosrum harus segera diberikan kepada pedet dalam kurun waktu 12 jam pertama
setelah pedet lahir
No. 6. Jawaban B, jelas terbaca dalam narasi modul 1 halaman 5, bahwa
sewaktu lahir pedet defisien vitamin A maupun zat besi.
No. 7. Jawaban B
Nipple pail (ember yang dilengkapi dot) adalah metode yang direkomendasikan,
sedangkan open bottle (botol terbuka) dan bottle pail (ember botol) tidak dikenal
sebagai sarana atau alat untuk meminumkan pedet.
No. 8. Jawaban C
Berat badan ada hubungannya dengan kemampuan mengkonsumsi. Umumnya
kebutuhan susu bagi pedet/gudel/cempe ditetapkan sebesar 8 s/d 10 persen dari
berat badan.

No. 9. Jawaban A
Semua ternak beraktivitas dengan menggunakan naluri bukan ingatan, karena itu
manfaat kolostrum bagi pedet bukan untuk meningkatkan daya ingat.
No. 10. Jawaban A
Dalam kasus ini tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mencari kolostrum
segar dari induk kambing lainnya yang mungkin beranak pada periode waktu
yang bersamaan atau hamper bersamaan dan masih menghasilkan kolostrum. Jika
tidak ada baru ditempuh upaya alternative yang lainnya yaitu kolostrum beku atau
kolostrum tiruan.
No. 11 Jawaban C
Ruminansia yang memiliki lambung kompleks sehingga lebih mampu mencerna
pakan berserat dibanding non ruminansia (monogastrik). Pedet, gudel dan cempe

25
adalah ternak ruminansia, namun rumen & retikulum belum berkembang dan
berfungsi optimal mencerna serat kasar. Adanya pakan berserat yang dikonsumsi
sejak dini dapat memacu rumen + retikulum bertumbuh dan berkembang yang
pada akhirnya mampu mencerna serat kasar.
No. 12. Jawaban A
Sejak lahir sampai umur dua bulan lambung pedet masih menyerupai lambung
monogastrik dan tidak mampu mencerna pakan berserat. Oleh karenanya pakan
utama masih berupa cairan berupa susu ataupun penganti susu. Sedangkan pakan
berserat seperti rumput halus hanyalah tambahan yang diberikan sedikit-sedikit
dengan maksud merangsang pertumbuhan rumen+retikulum.
No. 13. Jawaban B
Sampai umur 1 minggu sel-sel tandu baru mulai bertumbuh dan ini kesempatan
terbaik untuk mematikannya. Menggunakan bahan kemikalia adalah cara praktis
karena cukup dengan menggosokkan soda caustic pada bagian yang akan
ditumbuhi tanduk, dimana terlebih dahulu bulu yang ada di daerah tersebut
dicukur. Cara ini tidak membuat ternak merasa sakit dan dalam waktu singkat sel-
sel tanduk akan mati dengan demikian tanduk tidak tumbuh lagi.
No. 14 Jawaban C
Konsentrat banyak mengandung karbohidrat mudah dicerna, sehingga hasil akhir
fermentasinya lebih banyak menghasilkan asam-asam lemak volatile utama
dengan proporsi propionate lebih banyak, dimana asam lemak ini merupakan
prekursor pembentuk lemak tubuh. Dengan demikian pemberian konsentrat yang
tidak terkontrol kemungkinan besar akan menyebabkan ternak menjadi gemuk.
No. 15 Jawaban A
Pedet lepas sapih belum bisa disebut sebagai ternak ruminansia, karena
kompartemen lambungnya (rumen reticulum) belum berfungsi optimal. Oleh
karena itu untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangannya perlu diberikan
pakan berserta secara bertahap.

III.6. KEPUSTAKAAN

26
Bath, D. L., F. N. Dickinson, H. A. Tucker and R. D. Apleman. 1978. Dairy
Cattle: Principle Practices Problem Profits. 2 nd ed. Lea and Febiger,
Philadelphia.

Campbell, J. R. And R. T. Marshall. 1975. The Science of Providing Milk for


Man. McGraw-Hill, Inc., Book Company Printed in USA.

Etgen, W. M. And Reaves. 1978. Dairy Cattle Feeding and Management.


John Willey dan Sons New York.

Eustice, R. F. 1988. Pedoman Pengelolaan Sapi Perah. Nandi Amerta Agung,


Salatiga.

Orskov, E. R. 1998, The Feeding of Ruminants; Principles and Practice, 2nd


Ed. Chalcombe Publications, Rowett Research Institute, Aberdeen, UK.

Quinn, T. 1980. Dairy Farm Management. Publishing by Van Nostrand


Reinhold Company a Division of Litton Educational Publishing Inc., New
York

Schmidt, G. H. And I. D. Van Vleck. 1974. Principles of Dairy Science W. H.


Freeman and Co., San Francisco.

Soehardji. 1980. Buku Saku. Direktorat Bina Program, Direktorat Jendral


Peternakan.

Soetarno, T. 1998. Budidaya Ternak Perah. Materi Pokok Modul Unversitas


Terbuka Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Jakarta.

27
28

Anda mungkin juga menyukai