Anda di halaman 1dari 41

“MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER

IBU IFAH DI JALAN POROS LASALIMU SELATAN, KECAMATAN


LASALIMU SELATAN, KAB. BUTON SULAWEI TENGGARA”

M. SIDIK
L1A119158

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Praktikum : MANAJEMEN AGRIBISNIS USAHA PETERNAKAN

AYAM BROILER IBU IFAH


Nama : M. SIDIK
Nim : L1A119158
Jurusan/Fakultas : Peternakan

Menyetujui,

Kepala Laboratorium Unit Agribisnis Asisten Praktikum Agribisnis


Koordinator Praktikum Agribisnis Peternakan
Peternakan

Musram Abadi, S.Pt., M.Si. Nurfadillah


NIP. 19790111 200604 1 010 L1A1 17 002

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah Agribisnis Peternakan

Dr. La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc. IPM.


NIP. 19731231 199903 1 005

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menganugrahkan banyak nikmat sehingga dapat menyusum laporan praktikum

Agribisnis Peternakan ini dengan baik

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mempunyai sumber

daya alam yang sangat melimpah. Sumber daya alam ini berasal dari sektor

pertanian, perikanan, peternakan sampai dengan pertambangan. Indonesia

memiliki beraneka ragam jenis tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Indonesia seharusnya bisa menjadi negara

maju dari semua sektor tersebut, terutama dari sektor peternakan. Tujuan

pembangunan peternakan adalah untuk meningkatkan produksi peternakan guna

memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor,

pendapatan peternak, memperluas lahan pekerjaan dan mendorong pemerataan

berusaha (Akbar, 2019).


Agribisnis menurut Soekartawi (1993) adalah agribisnis berasal dari kata

agri dan bisnis agri asalnya dari bahasa Inggris (agricultural/pertanian). Bisnis

berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan. Agribisnis adalah kesatuan

kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai

produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya

dengan pertanian dalam arti luas. Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang

meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil

dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti

luas.

Peternakan Ayam Bbroiler adalah salah satu andalan dalam sub sektor

peternakan di Indonesia. Peternakan Ayam Broiler mempunyai prospek yang

sangat baik untuk dikembangkan, baik dalam skala peternakan besar maupun

skala peternakan kecil (peternakan rakyat) (Aziz, 2009). Ayam Broiler adalah

salah satu unggas yang memiliki peran penting karena menghasilkan daging yang

mendukung ketersediaan protein hewani, kotorannya dapat dijadikan pupuk

organik dan bulunya dapat dijadikan bahan industri.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

praktikum agribisnis usaha peternakan ayam broiler di Desa Ambua Indah,

Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam

praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan amanajemen argbisnis usaha peternakan ayam

broiler ?

2. Bagaimana cara menghiting pendapatan usaha peternakan ayam Broiler ?

3. Bagaimana cara menghitung nilai R/C dan B/C usaha peternakan ayam

Broiler ?

I.3. Tujuan

Tujuan dari praktikum Manajemen Agribisis usaha peternakan ayam

Broiler adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Agribisnis usaha peternakan ayam Broiler.

2. Untuk mengetahui cara perhitungan pendapatan usaha peternakan ayam

Broiler.

3. Untuk mengetahui cara menghitung nilai R/C dan B/C usaha peternakan ayam

Broiler.

I.4. Manfaat

Manfaat dari praktikum Manajemen Agribisnis usaha peternakan ayam

Broiler adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui dan memahami manajemen Agribisnis usaha

peternakan ayam Boiler.

2. Dapat mengetahui dan memahami cara menghitung usaha usaha

peternakan ayam Boiler.

3. Dapat mengetahui perhitungan nilai R/C dan B/C usaha peternakan ayam

Broiler.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Identitas Responden

Menentukan responden praktikum adalah ada dua metode dalam menentukan

responden populasi dan sampel. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode dalam menentukan responden adalah suatu cara yang digunakan

untuk menarik kesimpulan yang ditunjuk untuk menjawab dan memberikan

keterangan terhadap masalah yang diteliti baik secara tertulis ataupun lisan

(Sutrisno dan Hadi., 2001).

Hubungan kerja dengan berbagai pihak baik dalam internal usaha, maupun

diluar usaha juga sangat menetukan keberhasilan usaha. Hubungan dengan tenaga

kerja secara internal dan hubungan dengan penyuplai bahan baku menjadi

permasalahan tersendiri dalam keberlanjutan usaha Warung Makan. Hubungan


kerja di dalam organisasi mempunyai tujuan terciptanya kemudahan serta

kelancaran pelaksanaan tugaspekerjaan setiap orang dan setiap unit karena adanya

kesadaran bahwa setiap orang atau unit lain serta timbulnya semangat saling bantu

(Ernawati, 2010).

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang merupakan bagian dari

serangkaian dari penelitian yang dilakukan. Pada umumnya angket yang

berbentuk pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden untuk

dijawab sehingga mendapatkan hasil yang di inginkan. Hasil dari jawaban

responden inilah yang akan dijadikan sebagai data penelitian. Kuesioner adalah

daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek yang diteliti untuk

mengumpulkan informasi (Kusumah, 2011).

2.2. Profil Perusahaan

Company Profile (Profil perusahaan) adalah laporan yang memberikan

gambaran tentang sejarah, status saat ini, dan tujuan masa depan sebuah bisnis.

Sebuah profil perusahaan bisnis dapat sesingkat satu halaman, atau mengandung

data yang cukup untuk mengisi beberapa halaman. Walaupun ada sejumlah format

yang berbeda yang digunakan menyusun sebuah profil, ada beberapa jenis

informasi penting yang wajib disertakan (Nurliman, 2016).

Sedangkan menurut Kriyantono dan Rachmat (2008), Company profile adalah

produk tulisan praktisi Public Relations yang berisi gambaran umum perusahaan.

Gambaran ini tidak sepenuhnya lengkap, detail dan mendalam. Perusahaan bisa

memilih poin-poin apa saja yang ingin disampaikan secara terbuka kepada

publiknya. Bahkan ada perusahaan yang memilih membuat company profile


berdasarkan kepentingan publik sasaran. Ada company profileyang dibuat khusus

untuk konsumen (pelanggan), untuk bank, untuk pemerintah, pemasok dan

sebagainya. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan besar yang mempunyai

bidang usaha luas dan publik yang berbeda-beda

Menurut (Kriyantono dan Rachmat, 2008) fungsi Company Profile yaitu

sebagai

berikut:

1. Representasi perusahaan. Company profile merupakan gambaran tentang

perusahaan. bisa juga dianggap mewakili perusahaan sehingga publik tidak

usah bersusah payah mencari informasi tentang perusahaan. Dapat juga

digunakan sebagai alat membangun citra agar berbagai kelompok penekan

dalam masyarakat mempunyai pemahaman yang benar tentang perusahaan

2. Bisa digunakan untuk melengkapi komunikasi lisan demi terciptanya mutual

understanding

3. Menghemat waktu transaksi. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan bisnis

perusahaan tidak perlu menanyakan secara detail tentang perusahaan, produk,

pasar, visi, misi, posisi keuangan dll. Hal itu dapat dipelajari melalui company

profile, sebelum dan sesudah pertemuan.

4. Membangun identitas dan citra korporat. Company profile yang dikemas

menarik, detail, jelas dan mewah, mencerminkan wajah perusahaan di mata

publik sebagai perusahaan yang besar dan bonafit.

2.3. Aspek Pasar


Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada bisnis yang

berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa. Aspek pasar bertujuan antara

lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan

market-share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan antar

produsen dan siklus hidup produk juga penting untuk dianalisis19. Permintaan

dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang

mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Penawaran

diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat

harga (Yanti, 2019).

Analisis aspek pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran

yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasarannya dalam sasaran (Yanti, 2019).

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan dansaling

mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan katalain, setiap ada kegiatan pasar

selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari

atau menciptakan pasar dan hal ini juga memberikan manfaat untuk memudahkan

dalam transaksi (Purnomo dkk, 2017).

Seiring dengan perkembangan era digital,akses internet semakin mudah

dijangkau. Berbelanja online merupakan dampak dari pengunaan internet yang

memungkinkan konsumen untuk menyebarkan positive word of mounth yang

akan memberikan efek promosi ke konsumen lain . efek promosi berbelanja


online membantu dalam pemasaran produk lebh luas dengan system digital

marketing atau e-commerce (Aprilia, 2018).

Media online akan menjadi platformkomunikasi utama dalam pemasaran,

dan off linestore justru akan menjadi pelengkap, dikarenakankemudahan, dan

kemampuan untuk perbandingandengan produk-produk lain dalam waktu

singkat.Tingkat penyebaran yang tinggi, biaya yang lebihrendah dan efektifitas

yang tinggi menjadipertimbangan utama pemilihan digital marketingsebagai

media pemasaran (Barus, 2016).

2.4. Aspek Teknis (SDM)

Analisis dari aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam

menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi, luas produksi dan tata

letak serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Secara keseluruhan

aspek teknis ini dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada akhirnya

efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan

diperoleh perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2012).

Pengkajian aspek teknis dalam manajemen agribisnis usaha dimaksudkan

untuk memberikan pengaturan atas garis besar parameter-parameter teknis yang

berkaitan dengan pewujudan fisik proyek. Pengkajian aspek teknis amat erat

hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama aspek enonomi, finansial, dan

pasar. Pada dasarnya lingkup pengkajian aspek teknis terdiri dari 1) Penentuan
letak geografis 2) Pemilihan teknologi produksi 3) Denah instalasi 4) suatu proyek

(Wahyudin., 2012).

Pengkajian aspek teknis bertujuan untuk memberikan batasan-batasan garis

besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek.

Dalam aspek teknis terdapat beberapa bagian didalamnya yang penting digunakan

sebagai pengkajian aspek teknis sebuah Town House, yaitu daerah pemasaran,

keadaan tanah, kondisi infrastruktur publik dan aksesibilitas (Kristiawan dkk

2017).

2.5. Sumber Daya Keuangan

Dalam pembahasan studi kelayakan ini aspek keuangan adalah merupakan

suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya invetasi yang akan dilakukan.

Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi melalui perhitungan

biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara membandingkan antara

pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan

untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan dalam waktu yang telah

ditentukan, serta dapat menilai apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan

yang diharapkan (Putra, 2017).

Sumber daya keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan

aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah
yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelashal-hal

yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu

aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya (Kasmir dan Jakfar, 2012).

Aspek keuangan juga dapat dikatakan sebagai dasar terlaksana atau tidaknya

suatu investasi yang diinginkan. Maka dari itu dalam menilai investasi harus

benar-benar memperhatikan dana yang tersedia apakah dapat digunakan secara

maksimal demi mencapai tujuan dari perusahaan. Dalam aspek keuangan ini juga

membicarakan bagaimana memperkirakan kebutuhan dana yang digunakan untuk

aktiva tetap maupun untuk modal kerja. Dari aspek keuangan atau finansial,

sebuah proyek dikatakan layak jika dapat memperoleh keuntungan dan

memenuhui kewajiban finansialnya (Putra, 2017).

2.6. Aspek Sumber Daya Teknologi

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang

dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi

adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses yang berjalan

dapat menggunakan atau menghasilkan produk tertentu, di mana produk yang

tidak terpisah dari produk lain yang sudah ada. Hal itu juga menyatakan bahwa

teknologi merupakan bagian integral dari yang terkandung dalam sistem tertentu

(Miarso dan Yusuf, 2007).

Peran teknologi sebagai alat dari manusia karya untuk mewujudkan dan

melipatgandakan potensi insani dalam industri semakin luas dan dominan. Hal

perkembangan teknologi permesinan, peralatan, sistem, organisasi maupun in-

formasi yang sangat cepat akan merubah tatanan bisnis menjadi sangat dinamis.
Untuk itu, transformasi teknologi perlu diukur secara eksplisit agar suatu per-

usahaan mengetahui posisi saat inikemu-dian merencanakan perbaikan sistem

produksinya dengan harapan dapat merebut pangsa pasar dan mempunyai daya

saing yang tinggi (Ramadhani., 2012).

Kajian aspek teknis dan teknologi menitikberatkan pada penilaian atas

kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi. Penilaian meliputi penentuan

lokasi proyek, penentuan model bangunan proyek, pemilihan mesin, peralatan

lainnya, teknologi yang diterapkan, dan lay out serta penentuan skala operasi

(Wahyudin., 2012).

2.7. Aspek Sumber Daya Alam

Pada dasarnya sumber daya alam merupakan asset yang dimiliki suatu

Negara yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan

iklim atau cuaca, hasil hutan, tambang dan hasil lautyang sangat mempengaruhi

pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku

produksi. Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah dan berpotensi tinggi

sangat mendukung pembangunan ekonomi suatu Negara (Tyas dan Iksan, 2015).

Sumber daya alam merupakan modal penting dalam menggerakkan roda

pembanagunan di suatu daerah. Aspek pemanfaatan sumbe daya alam merupakan

suatu yang sangat strategis dalam menentukan jumlah penerimaan atau tingkat

kontribusinya dalam pembentukan modal pembangunan daerah.

Pengolahansumber daya alam dalam perspektif otonomi daerah pada dasarnya


adalah power sharing kewenangan pengolahan sumber daya alam antara

Pemerintah dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota (Nasution, 2020).

Sebuah wilayah yang kaya akansumberdaya alam, tidaklah dengan

sendirinya memberikan kemakmuran bagi warga masyarakatnya, jika sumberdaya

manusia yang ada tidak mampu me-manfaatkan dan mengembangkan teknologi

guna memanfaatkan sumber alamnya. Sebaliknya, sebuah wilayah yang miskin

sumber alam, namun cakap dalam mengem-bangkan teknologi, ternyata lebih

cepat berkembang dibandingkan wilayah lainnya yang tidak cukup mempunyai

sumberdaya alam dan manusia yang unggul (Tyas dan Iksan, 2015).

2.8. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek ekonomi dan sosial meliputi gambaran mengenai pengaruh usaha

terhadap peningkatan penghasilan negara, pengaruh usaha ini terhadap devisa

yang akan dihemat atau diperoleh, penambahan kesempatan tenaga kerja,

pemerataan kesempatan kerja, dampak pada kehidupan sosial masyarakat,

kemajuan pembangunan infrstruktur pendukung, meningkatkan pajak, stabilisasi

harga pasar, serta pengaruh industri terhadap industri lain. Diharapkan pada

proyek atau usaha yang akan dilaksanakan akan berdampak positif pada mutu

hidup masyarakat sekitar (Putra, 2017).

Dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah, salah satu aspekyang

perlu diperhitungkan adalah kemampuan untuk memanfaatkanatau menggunakan

sumberdaya, baik sumberdaya manusia maupunsumberdaya alam, seefektif dan


seefesien mungkin. Kemampuandalam mengalokasikan dan memanfaatkan

sumberdaya tersebutakan sangat ditentukan oleh kapasitas dan ketersediaan

sumberdayadimaksud dengan kata lain, persediaan (dalam aspek kuantitatif) dan

mutusumberdaya (dalam aspek kualitatif) dan dimensi penggunaannya

harusdirumuskan dalam suatu kerangka kebijakan pembangunan ekonomidaerah

yang bermutu, adil, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Zulgani., 2015).

Kontribusi ekonomi kreatif dalam perekonomian dan kultur Indonesia

dengan keragaman sosiol-budaya menjadi sumber inspirasi dalam

mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Keragaman sosial-budaya.

Indonesia memberikan indikasi bahwa kreativitas masyarakat Indonesia sangat

tinggi. Begitu pula halnya dengan keragaan produk dari berbagai etnis, yang

menjadi factor pendukung pengembangan ekonomi kreatif. Pengembangan

ekonomi kreatif tidak terlepas dari budaya masyarakat setempat. Pengembangan

ekonomi kreatif harus berbasis budaya masyarakat setempat (Rakib, 2017).

2.9. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan

produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan

penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual. Dikatakan biaya

memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga jual

dikarenakan biaya dapat memberikan informasi batas bawah dari suatu harga jual

yang harus ditentukan. Kerugian dan terganggunya pertumbuhan perusahaan akan


dialami perusahaan apabila harga jual di bawah biaya produk atau jasa (Dewi,

2017).

Biaya produksi menurut Mulyadi (2015), merupakan biaya-biaya yang

terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap di jual, dimana

objek pengeluaranya secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya produksi

adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengahasilkan barang tertentu. Biaya

produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya bahan langsung, tenaga

kerja langsung dan overhead pabrik, sedangkan biaya non produksi adalah biaya

yang berkaitan selain fungsi produksi, yaitu pengembangan, distribusi, layanan

pelanggan dan administrasi umum.

Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang

dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-

bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barangbarang yang

diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap

perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis yaitu biaya eksplisit dan biaya

tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran

perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-

faktor produksi dan bahan mentah yang di butuhkan. Sedangankan biaya

tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang

dimiliki oleh perusahaan itu sendiri (Sari, 2019).

2.10. Penerimaan
Simanjuk (2018) menyatakan bahwa penerimaan diperoleh tergantung

dari pada jumlah barang dan nilai barang yang dijual. Sumber penerimaan usaha

peternakan ayam pedaging ini hanya diperoleh dari hasil produksi utama yaitu

penjualan ayam yang dipanen.

Penerimaan adalah hasil perkalian antara sejumlah input produksi dengan

satuan harga yang berlaku di perusahaan kemitraan. Penerimaan suatu usaha

merupakan perkalian antara faktor produksi dengan harga jual. Penerimaan usaha

ternak ayam pedaging dengan pola closed house system dan open house system

diperoleh dari sumber utama dan beberapa sumber lain (Rinanti dkk., 2020).

Menurut Soekartawi (2006), bahwa total penerimaan merupakan hasil

perkalian harga jual dan jumlah output, secara matematis dirumuskan sebagai

berikut: TR = Q × Pq ……………………………………………………… (1)

Dengan:

TR = Total penerimaan

Q = Jumlah output

Pq = Harga out put (Rp)

2.11. Pendapatan

Pendapatan atau keuntungan merupakan tujuan dari suatu usaha

khususnya di bidang peternakan ayam pedaging. Pendapatan akan diperoleh jika

total penerimaan lebih besar dari total biaya produksi. Semakin besar selisih

tersebut maka semakin besar pula pendapatan yang akan diperoleh Simanjuk

(2018).
Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan

dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha, lebih

lanjut Sukartawi mengemukakan bahwa ada beberapa pengertian yang perlu

diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain:

1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan

usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.

2. Biaya produksi adalah semua pngeluaran yang dinyatakan dengan uang yang

diperlukan untuk menghasilkan produksi.

3. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total biaya

produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya variabel dan biaya

tetap.

Analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi

pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan, yaitu

menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha tani dan menggambarkan

keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan

memberikan bantuan untuk mengukur keberhasilan dari usaha yang dilakukan.

Soekartawi (2006), mengemukakan bahwa pendapatan adalah selisih

penerimaan dan pengeluaran, secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Pq = TR + TC ………………………………………………………. (2)

Dengan:

Pq = Pendapatan

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya
2.12. Analisis R/C dan B/C

2.12.1 Analisis (R/C Ratio)

Menurut Yupi (2011) analisis R/C rasio berfungsi untuk mengetahui

perbandingan antara penjualan dengan total biaya yang dikeluarkan selama usaha

berlangsung. Rasio penerimaan atas biaya menunjukan seberapa besar penerimaan

yang akan diperoleh dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan dalam produksi

usaha.

Menurut Rahardi dan Hertono (2003), rasio penerimaan atas biaya produksi

dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usaha,

artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah

satu usaha menguntungkan atau tidak. Rasio penerimaan atas biaya (R/C) rasio

adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi hingga menghasilkan produk usaha. Salah satu cara yang

dapat digunakan untuk mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan

metode analisis R/C Rasio (Return Cost Rasio). Metode R/C rasio dilakukan

dengan membandingkan antara penerimaan dan biaya, secara matematis R/C rasio

dapat dituliskan sebagai berikut:

R/C = Py× Y / (FC+VC) ……………………………………(3)

Dengan:

R: Penerimaan

C: Biaya

Py: Harga output

Y: Output
TFC: Total biaya tetap (Total Fix Cost)

TVC: Total biaya variabel (Total Variable Cost).

Secara teoritis apabila nilai dari R/C Rasio = 1 artinya usaha yang dijalankan

berada pada kondisi yang tidak untung maupun tidak rugi atau BEP (Break Event

Point). Nilai dari R/C Rasio < 1 artinya usaha yang dijalankan berada pada

kondisi yang merugikan dan tidak efisien. Nilai dari R/C Rasio > 1 artinya usaha

yang dijalankan berada pada kondisi yang menguntungkan dan efisien

2.12.2. Analisis (B/C Ratio)

Analisis keuntungan atas biaya (B/C) rasio adalah perbandingan antara

tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu

usaha dikatakan layak dan memberikan masnfaat apabila nilai rasio keuntungan

atas biaya (B/C) rasio lebih besar dari nol. Semakin besar nilai rasio keuntungan

atas biaya (B/C) rasio maka semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari

usaha tersebut (Rahardi dan Hartono, 2003).

Analisis (B/C Ratio) adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang

diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan

memberikan masnfaat apabila nilai rasio keuntungan atas biaya (B/C) rasio lebih

besar dari nol. Semakin besar nilai rasio keuntungan atas biaya (B/C) rasio maka

semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut (Rahardi dan

Hartono, 2003).

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

T otal Keuntungan ………………………….


B/C = = (4)
Total Biaya
2.13. Hambatan dan Peluang Berwirausaha
Setelah memahami tentang apa yang menjadi daya tawar dari pelanggan

serta program ataupun produk kita. Langkah selanjutnya yaitu memperkirakan

hambatan yang sekiranya dapat terjadi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan

bahwa bisnis yang akan kita lakukan berada dalam kondisi ketidakpastian. Karena

itu, perlu adanya langkah pencegahan dan antisipasi terhadap halyang tidak

diinginkan (Kasmir dan Jakfaar, 2012).

Hambatan-hambatan dalam pengembangan usaha, dianalisis dengan

menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan

permasalahpermasalahan yang ditemui para pengusaha dalam menjalankan

ataupun mengembangkan bisnisnya. Permasalahan-permasalahan yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Masalah permodalan, dipaparkan sulitnya mencari sumber permodalan dengan

syarat ringan, dan bunga yang rendah.

2. Permasalahan persaingan antara perusahaan sejenis.

3. Permasalahan pemasaran.

4. Permasalahan tenaga kerja.

5. Permasalahan dalam penentuan lokasi yang strategis.

6. Permasalahan mengenai teknik pendekatan pada pelanggan.

Bisnis sebaiknya memiliki nilai bermanfaat. Hal ini bisa di capai melalui

kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan social.

Konsep kewirausahaan sosial lebih menjadi konsep yang popular di berbagai

Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan

sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial.


Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan bersama sehingga

penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak (Saragih, 2010).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu dan Tempat dilakukannya Praktikum Agribisnis Peternakan dapat

dilihat pada Tabel.1

Tabel.1. Waktu dan Tempat


No Nama Kegiatan Tempat
1 Asistensi 1 Oktober 2021 Pertemuan virtual
pelaksanaan menggunakan
praktikum Aplikasi Zoom

2 Pelaksanaaan 30 Oktober 2021 Jln. Poros Lasalimi


Praktikum Selatan, Kabupaten
Buton.

3.2. Alat dan Objek Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum Agribisnis Peternakan dapat dilihat

pada tabel.2. berikut:

Tabel 2. Alat dan Kegunaannya


No Alat dan Bahan Kegunaan
1 Kuisioner Mencatat kegiatan dan informasi dari
pelaku usaha
2 Alat tulis Mencatat kegiatan dan informasi
3 Kamera Mengambil dokumentasi

Objek yang digunakan dalam praktikum Agribisnis Peternakanyaitu dapat

dilihat pada Tabel.3. berikut:

Tabel 3. Objek dan Kegunaannya


No Bahan Kegunaan
1 Responden Sebagai sumber informasi

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum Manajemen Agribisnis kuliner nasi ayam

adalah sebagai berikut:

a. Asitensi

Pembuatan kuesioner yang dilakukan dalam praktikum.

b. Pelaksanaan Pratikum
Melakukan survei lokasi atau pengecekan lokasi praktikum.

c. Studi Literatur

Melakukan kuisioner dengan pemilik usaha kuliner

d. Analisis Hasil Kegiatan

Melakukan tabulasi data praktikum yang telah didapatkan.

e. Pembuatan Laporan

Membuat laporan Agribisnis kuliner nasi ayam

3.4 Diagram Alir

Asistensi
praktikum

Membuat Asistensi
kuisioner pembuatanlapor
an

Melakukan Melakukan Membuat


interview/ dokumentasi/
wawancara foto bersama laporan
dengan pengusaha dan
pengusaha anggota
Kelompok
Menganalisis Menganalisis
hasil usaha
finansial usaha
peternakn
ayam broiler peternakan ayam
broiler
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identitas Responden

Ibu Ifah adalah soerang pemilik peternakan ayam broiler yang berada di

Jalan Poros Laalimu Selatan, Desa Ambua Indah, Kecamatan Lasalimu Selatan,

Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibu ifah berumur 36 tahun dengan

Pendidikan terakhir SLTA. Pekerjaan Ibu Ifah sendiri adalah penjual sembako dan

juga berwira usaha di bidang peternakan ayam potong. Status atau latar belakang

Ibu Ifah adalah Ibu rumah tangga. Ibu Ifah sebelumnya belum memiliki

pengalaman dalam bidang peternakan tetapi karena ingin mendapat uang

tambahan Ibu Ifah kemudian memilih beternak ayam broiler untuk menambah

penghasilan keuangan.
Identitas responden merupakan keterangan yang diperoleh dari responden

berupa data kuisioner yang disebarkan oleh penulis yang berisikan mengenai jenis

kelamin, umur dan tingkat pendidikan masyarakat beserta karyawaan dentitas

responden merupakan keterangan yang diperoleh dari responden berupa data

kuisioner yang disebarkan oleh penulis yang berisikan mengenai jenis kelamin,

umur dan tingkat pendidikan masyarakat beserta karyawaan (Ernawati, 2010).

4.2. Profil Perusahaan

Ibu Ifah mendirikan usaha peternakan ayam broiler pada tahun 2017. Alasan

Ibu Ifah mendirikan usaha peternakan ayam potong adalah untuk menambah

penghasilan tambahan dari penjualan ayam. Selain beternak ayam broiler, Ibu Ifah

juga membuka tokoh kecil didepan rumahnya untuk menjual barang sembako.

Kapasitas produksi dari usaha peternakan ayam broiler Ibu Ifah tidak menentu.

Dana awal memulai usaha Ibu Ifah ini berasal dari uang pribadi yang

dikumpulkan Bersama suaminya.

Company profile adalah produk tulisan praktisi Public Relations yang berisi

gambaran umum perusahaan. Gambaran ini tidak sepenuhnya lengkap, detail dan

mendalam. Perusahaan bisa memilih poin-poin apa saja yang ingin disampaikan

secara terbuka kepada publiknya. Bahkan ada perusahaan yang memilih membuat

company profile berdasarkan kepentingan publik sasaran. Ada company

profileyang dibuat khusus untuk konsumen (pelanggan), untuk bank, untuk

pemerintah, pemasok dan sebagainya (Kriyantono dan Rachmat., 2008).

4.3. Aspek Pasar


Pemasaran merupakan salah satu tahap diamana produsan menawakan

barang ke konsumen baik berupa barang atau jasa. Proses pemasaran usaha

peternakan ayam Broiler milik Ibu Ifah dilakukan didepan rumahnya sendiri

dengan memasang baleho dan poster untuk menawarkan harga jual. Proses

penjualan ayam Ibu Ifah tidak menentu, kerana beberapa faktor pembeli yang

membeli ayam ketika hari-hari besar saja seperti hari raya idul fitri dan idul adha.

Aspek pasar dalam study kelayakan bisnis dan investasi membahas besarnya

permintaan penawaran dan harga. Permintaan dan penawaran dilakukan dengan

menggunakan metode proyeksi selama beberapa tahun kedepan. Tujuannya adalah

untuk mengetahui seberapa besar tingkat penyerapan pasar (Rangkuti dan Freddy

2012). Dalam aspek pasar mempelajari tentang penawaran, permintaan, bentuk

pasar, mengukur, meramalkan permintaan dan mengambil keputusan. Pemasaran

adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pikak lain.

4.4. Aspek Teknis (SDM)

Aspek teknis yang di lakukan oleh Ibu Ifah adalah mendirikan usaha ternak

ayam broiler yang berada di Desa Ambuau Togo yang mudah dijumpai karena

tempat penjualan ternak nya berada di sisi jalan poros. Usaha peternakan Ibu Ifah

ini dikerjakan nya tanpa bantuan dari karyawan atau menyewa pekerja serabutan

melainkan bantuan tenaga dari suaminya sendiri.

Kinerja diartikan sebagai hasil usaha seseorang yang dicapai dengan

kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Kinerja merupakan hasil


keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Kinerja yang tinggi

sebagai suatu langkah untuk menuju pada proses tercapainya tujuan organisasi

bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja

tersebut. Pada sisi lain Siagian (2006) mengungkap bahwa beberapa faktor yang

dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja seseorang di antaranya adalah sifat

yang agresif, kreativitas yang tinggi, kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan

untuk mengendalikan diri serta kualitas pekerjaan dan masalah inovasi dan

prakarsa.

4.5. Sumber Daya Keuangan

Sumber daya keuangan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

hal mengelola keuangan untuk memperpanjang umur bisnis yang dibangun

dengan cara menyimpan keuntungan dari hasil penjualan suatau barang yang di

perdagangkan. Keuangan usaha peternakan ayam broiler langsung dikendalikan

oleh Ibu Ifah sendiri dengan menabung uang hasil penjualan di tabungan dengan

begini Ibu Ifah bisa mengambil uang itu sewaktu-sawaktu ketika ada masalah

dikemudian hari. Ibu Ifah mebayar pajak bangunan melalui bank terdekat atau

langsung membayar nya di kantor pajak.

Sumber daya keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan


aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah

yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelashal-hal

yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu

aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya (Kasmir dan Jakfar, 2012).

4.6. Apek Sumber Daya Teknologi

Aspek sumber daya teknologi usaha peternakan ayam broiler yang

digunakan Ibu Ifah adalah mesin pembersih bulu yang berfungsi untuk mencabut

bulu ayam setelah dipotong dan alat pemanas yang berfungsi untuk memanaskan

air untk merendam ayam selepas dipotong guna memudahkan proses pembersihan

bulu ayam. Perawatan alat usaha peternakan millik Ibu Ifah adalah dengan

membersihkan saat setelah alat digunakan agar alat tidak gampang rusak dan tentu

saja terhindar dari bakteri.

Menurut Agustina (2017) untuk mempermudah pencabutan bulu, unggas

yang telah disembelih dicelupkan ke dalam air hangat, yang sebelumnya sudah

dipanaskan dengan kompor dengan suhu berfariasi, seperti 50-54 oC selama 30

sampai 45 detik untuk ayam muda dan suhu 55-60 oC selama 45 detik untuk ayam

tua. Setelah melalui proses scalding dilakukan pembersihan atau pencabutan,

segera setelah scalding dengan menggunakan mesin pencabut bulu memiliki

semacam jari-jari yang berputar sehingga dapat mencabut bulu ayam.

4.7. Aspek Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan sesuatu seperti galian, hutan dan kekayaan

alam lainnya yang bisa dimanfaatkan manusia. Sumber daya alam yang digunakan
Ibu Ifah dalam usaha peternakan ayam potong adalah sumur bor yang berfungsi

sebagai penyedia air minum bagi ternak dan digunakan untuk membersikan

kendang. Istiqomah dkk., (2019) menyatahkan bahwa untuk penyedian air dari

mikroba. Untuk mengalirkan air ke kendang-kandang dan perumahan dibuat

tower untuk penampungan air. Air juga berfungsi untuk pembersihan kandang dan

peralatan kendang meliputi tempat pakan dan tempat minum ternak.

4.8. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial ekonomi dari usaha peternakan ayam broiler Ibu Ifah tidak

menggunakan dana social dalam menjalankan usahanya dia hanya menggunakan

dana pribadi dalam menjalankan usahanya. Ibu Ifah mengatur simpanan dana

yang dimilki sebagai modal cadangan untul modal oprasional dari usaha

peternakannya. Ibu Ifah todak memiliki menter sebagai panutan dalam

menjalankan usaha. Ibu Ifah memiliki hasil tambahan dari penjualan sembako.

Usaha peternakan milik Ibu Ifah tetap berjalan walaupun masih dalam pendemi

covid dengan mematuhi protokol kesehatan.

Menurut Rohani dan Darwis (2017) mengemukakan bahwa latar belakang

keluarga dan sosial kelompok karena faktor social maka peternak dapat

berkembng dengan baik apabila dilatar belakangi atau didorong dengan keluarga,

peranan modal dan jaringan suatu kelompok. Seorang wirausaha seringkali

memulai karier kewirausahannya karena diilhami oleh wirausaha lain (peranan

model), seperti wirausaha local, atau wirausaha terkenal akan mampu memberikan

peningkatan usaha atau perubahan usaha yang positif.


4.9. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengahasilkan barang

tertentu. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya bahan

langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, sedangkan biaya non

produksi adalah biaya yang berkaitan selain fungsi produksi, yaitu

pengembangan, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum (Mulyadi,

2015).

Biaya produksi usaha peternakan ayam broiler Ibu Ifah untuk skala besar

dengan total harga 90.000 ekor, mengembangkan besarnya input produksi dan

biaya yang dikeluarkan selama proses usaha peternakan ayam broiler ini

berlangsung. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh Ibu Ifah adalah bersuber bari

modal sendiri

Biaya investasi merupakan biaya awal dari suatu usaha yang barsumber

dari pinjaman bank atau modal dari pengusaha. Biaya investasi Ibu Ifah meliputi

biaya pembangunan kendang ayam, lahan, motor, tempat pakan dan tempat

minum dengan biaya penyusutannya sebesar Rp.315.050. Biaya investasi

merupakan biaya awal yang di keluarkan saat menjalankan usaha yaitu pada tahun

pertama saat menjalankan usaha, dimana jumlahnya relative besar dan tidak habis

dalam satu kali priode produksi (Khotimah dan Sutiono, 2014)

Biaya oprasional merupakan biaya yang dikeluarkan biaya yang dikeluarkan

untuk menjalankan aktifitas seari-haru sebuah usaha. Biaya oprasional sendiri

adalah biaya yang besarnya ditentukan oleh jumlah produk yang diproduksi.
Biaya oprasinal terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya produksi usaha

peternakan ayam broiler Ibu Ifah dapat dilihat pada tebel 4.

Tabel 4. Biaya produksi usaha peternakan ayam broiler Ibu Ifah.


No Uraian V Satuan Harga Satuan UE/Bulan Penyusutan
Biaya
Investasi
1. Biaya 1 paket 18.903.000 60 315.050
Penyusutan
peralatan
Total I 18.903.000 315.050
No Uraian V Satuan Harga Satuan Total (Rp/Bulan)
Biaya Tetap
3. Pajak Kandang 12 Bulan 12.500 150.00
4 Pulsa Listrik 1 Bulan 250.00 250.000
Total II 400.000
No Uraian V Satuan Harga Satuan Total (Rp/Bulan)
Biaya Tidak
Tetap
1. Pakan 50 Karung 10.000 500.000
2. Ayam Fase 100 Ekor 60.000 6.000.000
Stater
Total III 6.500.000
Total Biaya 25.803.000
(I+II+II)

Pada tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa biaya produksi usaha peternakan

ayam broiler Ibu Ifah terbagi atas biaya investasi, biaya tetap dan biaya tidak

tetap. Total yang dikeluarkan usaha peternakan ayam broiler sebesar Rp.

25.803.000, dengan biaya investasi meliputi biaya penyusutan peralatan (kendang

ayam, lahan, motor, tempat pakan dan tempat minum) setiap bulan sebesar

Rp.315.050, total biaya tetap setiap bulannya Rp.400.000, serta biaya tidak tetap

setiap bulanya sebesar Rp.6.500.000.

4.10. Penerimaan
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual produk. Penerimaan total atau pendapatan kotor adalah nilai produksi secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Penerimaan meliputi penjualan

dari ayam broiler fase finisher. Biaya penerimaan usaha peternakan ayam broiler

Ibu Ifah dapat dilihat pada table 4.

Tabel 5. Biaya penerimaan usaha peternakan ayam broiler


No Uraian vol satuan Harga Satuan Total (Rp/Bulan)
1 Penjualan Ayama 22 Ekor 90.000 1.980.000

Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa penerimaan pada usaha

peternakan ayam broiler Ibu Ifah dengan total penerimaan sebesar 1.980.000 per

Bulan. Simanjuk (2018) menyatakan bahwa penerimaan diperoleh tergantung dari

pada jumlah barang dan nilai barang yang dijual. Sumber penerimaan usaha

peternakan ayam pedaging ini hanya diperoleh dari hasil produksi utama yaitu

penjualan ayam yang dipanen.

4.11. Pendapatan

Menurut Lestari (2019) menyatakan pendapatan adalah suatu pertambahan

aset yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena

penambahan modal dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan aset

yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Pendapatan yang diterima Ibu

Ifah dapat dirata-ratakan setiap bulannya berkisar ± Rp. 23.823.00 tergantung dari

kesiapan ayam broiler yang akan dijual, namun akan melonjak jika permintaan

meningkat seperti hari lebaran dan tahlilan yang memerlukan konsumsi daging
ayam broiler. Pendapatan usaha ternak sangat ditentukan oleh kapasitas penjualan

hasil produksi pada kurun proie tertentu. Semakin banyak penjaualan, maka akan

semakin besar pendapatan dari usha ternak.

4.12. Analisis R/C dan B/C

4.12.1. Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Rasio)

Nilai penerimaan atas biaya (R/C) rasio adalah perbandingan antara

penerimaan dengan biaya produksi. Perhitungan hasiil analisis penerimaan atas

biaya (R/C) rasio disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil analisis penerimaan atas biaya (R/C) rasio usaha peternakan ayam
Broiler Ibu Ifah.
No Uraian Nilai
1 Penerimaaan 1.980.000
2 Total Biaya 25.803.000
R/C Rasio 0,07

Pada tabel 5 penerimaan atas biaya (R/C) rasio sebessar 0,07 artinya setiap

Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan oleh usaha peternkan ayam Broiler Ibu Ifah

memberikan penerimaan sebesar Rp. 0,07. Angka penerimaan atas biaya (R/C)

rasio sebesar 0,07 ini menunjukan bahwa usaha peternakan tidak menguntungkan

menurut kriteria R/C yakni nilai R/C > 1. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahim

dan Diah (2008) bahwa R/C ratio adalah perbandingan antara penerimaan

(revenue) dan biaya (cost), jika R/C > 1 usaha dikatakan sudah menguntungkan

dan efesien, R/C= 1 usaha tidak untung dan tidak rugi sdan R/C < 1 usaha tidak

menguntungkan dan tidak efisien.

4.12.2. Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Rasio)


Nilai keuntungan atas biaya (B/C) rasio adalah perbandingan antara

pendapatan dengan biaya produksi. Hasil analisis tingkat keuntungan atas biaya

(B/C) rasio dalam satu bulan disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisis keuntungan atas biaya (B/C) rasio usaha peternakan ayam
broiler Ibu Ifah.
No Uraian Nilai
1 Pendapatan 23.823.000
2 Total Biaya 25.803.000
B/C Rasio 0,9

Pendapatan atas biaya (B/C) adalah sebesar 0,9 artinya setiapa biaya yang

dikeluarkan oleh usaha peternakan ayam broiler Ibu Ifah memberikan keuntungan

atau pendapatan sebesar Rp.0,9. Angka penerimaan atas biaya (B/C) rasio sebesar

0,9 ini menunjukan bahwa usaha peternakan ayam Broiler menguntungkan

menurut kriteria B/C yakni nilai B/C > 0. Menurut Ismail (2020) Benefit cost

rasio (BC Ratio) merupakan perbandingan antara nilai sekarang dari penerimaan

atau pendaatan yang di peroleh dari investasi dengan nilai sekarang dari

pengeluaran (biaya) selama investasi tersebut berlangsung dalam kurun waktu

tertentu. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C

ratio lebih besar dari (0), semakin besar nilai R/C ratio maka semakin besar pula

manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut.

4.13. Hambatan dan Peluang Berwirausaha

Hambatan usaha peternakan ayam Broiler dalam kondisi covid 19 ini tidak

mempunyai hambatan sedangkan peluangnya adalah usaha Ibu Ifah tetap ramai

dan lancer dalam penjualan ayam potong, dengan melaksanakan protocol

kesehatan yang baik dan benar agar dapat memutuskan penularan covid 19.
Peluang dapat diartikan sebagai pembahasan mengenai kewirausahaaan,

proses mengidentifikasi yang merepresentasikan perilaku kewirausahaan yang

paling khas dan mendasar. Peluag usaha bisa muncul dari mana saja. Baikk

muncul dari diri sendiri melalui intisi maupun melalui hasil pencarian ide yang

dilakukan secara sengaja, maupun muncul sebagai respon terhadap faktor diluar

diri (Tawaran, lokasi strategis, permintaann pasar, bahan baku melimpah dan lain

sebagainya) (Widodo, 2012).

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian manajeman agribisnis usaha peternakan ayam

Broiler Ibu Ifah, Kecamatan Lasalimu Selatan, Desa Ambua Indah dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Agribisnis peternakan adalah sserangkaian bagaiman cara kita mengatur

proses pemeliharaan sampai ke perhitungan pendapatan dan penerimaaan.

Unsur-unsur yang meliputi agribisnis peternakan ayam Broiler adalah


efesiensi alokasi sumber daya, biaya minimal, keuntungan, maksimal

produksi, perhitungan pendapatan, dan perhitungan penerimaan.

2. Pendapatan adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total biaya

produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya variabel dan biaya

tetap. Pendapatan yang diterima Ibu Ifah dapat dirata-ratakan setiap bulannya

berkisar ± Rp. 23.823.00.

3. Nilai penerimaan atas biaya (R/C) rasio adalah perbandingan antara

penerimaan dengan biaya produksi, dengan nilai penerimaann sebesar 0,07.

Sedangkan nilai keuntungan atas biaya (B/C) rasio adalah perbandingan antara

pendapatan dengan biaya produksi, dengan nilai pendapatan 0,9.

5.2. Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk usahan peternakan ayam broiler milik Ibu Ifah harus selalu di berikan

obat tetes mata kepada hewan ternak nya.

2. Untuk Asisten, saya harap kepada Ka Nurfadillah untuk selalu memberikan

pemahaman yang baik dalam membuat laporann.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, K.K. 2017. Proses Pemotongan Ternak. Universitas Udayana.


Denpasar.
Akbar. 2019. Pengaruh Penerapan Manajeman Agribisnis Terhadap Peningkatan
Produktifitas Pada Petani Kentang di kelurahan Pattapang Kecamatan
Tinggi Moncong Kabupaten Gowa. Universitas Muhamadiyah Makasar.
Makasar.
Aprilia, L. Cryrilla, L. & burhanuddin. 2018. Analisis Strategi Pemasaran Ternak
Berbasis E-Commerce. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil
Peternakan. Vol 6 (2).
Aziz, A. F. 2009. Analisis Resiko dalam Usaha Peternakan Ayam Broiler (Studi
Kasus Usaha Peternakan X). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Barus. 2016. Peran internet dalam saluran Distribusi UMKM. Jurnal Administrasi
Bisnis Unpar. Vol 12.
Chandra. 2004. Action Scrpt Flash MX 2004 Untuk Orang Awam. CV Maxikom.
Palembang.
Dewi, S.R. 2017. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual Pada PT
Shamrock Manufacturing Corporation. Jurnal Magisma. Vol 5 (1).
Ernawati dan Ambarini, 2010. Pengaruh Hubungan Kerja dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 10 (2).
Ismail, Y. 2020. Analisis Kelayak Usaha Tambak Udang Vannamei di Desa
Patuhu Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Jurnal Pertanian
Berkelanjutan. Vol 8 (2).
Istiqomah, N., D. Suherman., dan B. Zein. Tingkat Kepuasan Aspek Sosial
Ekonomi dan Lingkungan Perusahaan Peternakan Ayam Broiler di
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Jurnal Penelitian Pengolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Vol 8(1).
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Jakarta.
Khotimah, H., dan Sutiono. 2014. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya
Bambu. Jurnal Ilmu Kehutanan. Vol 8 (1).
Kristiawan, I. P.G., P. D. Warsika., dan A. A. Wiranata. 2017. Analisis Aspek
Teknis, Finansial Terhadap Kelayakan Investasi Proyek Pembangunan
Town House. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol 21 (1).

Kriyantono., dan Rahmat. 2008. Teknik Praktis dan Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media. Public Relation.Advertising Komunikasi
Organisas Komunikasi Pemasaran. Kencana Prenada Media Grup.
Jakarta.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2011. Mengenal Peneltian Tindakan
Kelas Edisi 2. PT. Indeks. Jakarta.
Lestari, G.W. 2019. Pengaruh Pendapatan Terhadap Laba Bersih Bank Syariah
Mandiri Indonesia. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Bengkulu.
Miarso, dan H. Yusuf. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Kencana
Press. Jakarta.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Unit Penerbit dan Percetakan
Akademik Manajamen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.
Nasution, A. P. 2020. Strategi Pembangunan Daerah Dalam Meningkatkan Mutu
Sumber Daya Alam dan Sumbe Daya Manusia.Jurnal Ekonomi Bisnis
Manajemen dan Akuntansi (EBMA). Vol. 1 (2).
Nurliman. 2016. Efektifitas Penggunaan Company Profile Dalam Membentuk
Citra Positif Perusahaan Petamina. Universitas Muhammadiyah Sumatra
Utara. Medan.
Purnomo, R.A., Riawan., dan L.O. Sugianto. 2017. Studi Kelayakan Bisnis.
Unmuh Ponorogo Press.
Putra, R.P. 2017. Studi Kelayakan Bisnis Aspek Finansial UMKM Bimbingan
Belajar. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Jakarta.
Rahardi, F., dan R. Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rahim, A. B. D., dan R. D. H. Diah. 2008. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya.
Depok.
Ramadhani, S. 2012. Manajemen Keuangan. Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati. Bandung.
Rangkuti dan Freddy. 2012. Study Kelayakan Bisnis Dan Investasi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Rinanti, R.F., A.T. Murti., dan M. A. Ngaku. Analisis Kelayakan Usaha Ayam
Pedaging Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Kecamatan Dau Kabupaten
Malang (Studi Kasus di Desa Gang Siranputuk Desa Gading Kulon dan
Desa Tegal Weru. Jurnal Sains Peternakan. Vol 8 (2).
Rohani dan M. Darwis. 2017. Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi Peternak
Terhadap Pertumbuhan Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kabupaten
Maros Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal JITP. Vol 5 (2).
Saragih, B. 2010. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Berbasis Peternakan. Bogor :
USESE Foundation dan Pusat Studi Studi Pembangunan. IPB Bogor.
Sari, D.P. 2019. Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Terhadap Tingkat
Keuntungan Home Industry Kripik Menurut Perspektif Ekonomi Islam.
Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung.
Siagian, Sondang P. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Jakarta.
Simanjuk, M.C. 2018. Analisis Usaha Ternak Ayam Broiler di Peternakan Ayam
Selama Satu Kali Masa Produksi. Jurnal Fapertanak. Vol 3 (1).
Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Ed ke-1. J. Raja Grafindo
Perkasa. Jakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta.
Sutrisno., dan Hadi. 2001. Metedologi Research Jilid III. Andi Offset.
Yogyakarta.
Tyas, A. A. W. P., dan K. T. W. Ikhsani. 2015. Sumber Daya Alamn dan Sumber
Daya Manusia Untuk Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jurnal Vorum
Ilmiah. 12 (1).
Wahyudin. 2012. Penelitian Pendidikan Matematika. Refika Aditama. Bandung.
Widodo, A.S. 2012. Buku Ajar Kewirausahaan. Penerbit Jaring Inspiratif.
Yogyakarta.
Yanti, Y. 2019. Analisis Kelayakan Bisnis dari Aspek Pasar dan Pemasaran
Serta Finansial Pada Pengembangan Usaha PT Pratama Abadi
Gemilang Pekanbaru Menurut Ekonomi Islam. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Yupi. 2011. Analsis Usaha Tani Ayam Petelur. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai