Anda di halaman 1dari 10

http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.

php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325


Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

STRATEGI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN KEDIRI

Chamim Rosyidinˡ, Sumarji ², Ahsin Daroini ³

Universitas Islam Kadiri


Email: chamimrosyidin@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran distribusi, menganalisis faktor-faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam memasarkan telur dan merumuskan strategi
pemasaran yang digunakan di peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Kediri. Jumlah sampel
yang diambil sebanyak 30 sampel yang terdiri dari 15 peternak dan 15 pedagang telur ayam ras yang
mengambil telur di wilayah kabupaten Kediri Pengambilan sampel yaitu dengan Purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan sengaja dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh
peneliti, untuk analisis datanya sendiri menggunakan analisis SWOT dan dilanjutkan analisis QSPM.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran distribusi pemasaran telur ayam ras di
kabupaten Kediri adalah: (Pola 1 = Peternak → Pedagang besar (Poultry Shop) → Pedagang
Menengah → Pedagang Pengecer → Konsumen), (Pola 2 = Peternak → Pedagang Menengah →
Pedagang Pengecer→ Konsumen) dan (Pola 3 = Peternak → Pedagang Pengecer → Konsumen).
Alternative strategi yang tepat untuk memasarkan telur ayam ras di kabupaten Kediri adalah dengan
menggunakan strategi (ST) yaitu menngunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman
eksternal agar ancaman tersebut tidak akan memberikan dampak negatif yang terlalu besar dengan
cara Mempertahankan dan menjaga mutu telur yang dihasilkan dan Peningkatan produksi melalui
pencegahan penyakit ayam agar usaha peternakan bisa berkelanjutan. Adapun strategi yang perlu
dilaksanakan terlebih dahulu oleh peternakan dengan tetap mempertahankan dan menjaga mutu
telur yang dihasilkan.
Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Telur, Ayam Ras Petelur, Analisis SWOT.
ABSTRACT
This study aims to determine the distribution channel, analyze the factors of strength,
weakness, opportunity and threat in marketing eggs and formulate a marketing strategy used in laying
hens in Kediri Regency. The number of samples taken were 30 samples consisting of 15 breeders and
15 breeders who took eggs in the Kediri district. Sampling was by purposive sampling, which was
purposely chosen based on certain criteria determined by the researcher, for analysis of the data itself
using SWOT analysis and continued QSPM analysis. Based on the results of the study, it is known
that the distribution channel for marketing chicken eggs in Kediri Regency is: (Pattern 1 = Farmer →
Wholesaler (Poultry Shop) → Medium Merchant → Retailer → Consumer), (Pattern 2 = Farmer →
Medium Merchant → Retailer → Consumers) and (Pattern 3 = Farmers → Retailers → Consumers).
An alternative strategy that is appropriate for marketing chicken eggs in Kediri district is by using a
strategy (ST) that is using internal power to overcome external threats so that the threat will not have
too much negative impact by maintaining and maintaining the quality of eggs produced and increasing
production through prevention of chicken disease so that livestock businesses can be sustainable.
The strategies that need to be implemented first by the farm while maintaining and maintaining the
quality of the eggs produced.
Keywords: Marketing Strategies, Eggs, Laying Hens, SWOT Analysis.

- 42 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

PENDAHULUAN sampel yaitu dengan Purposive sampling yaitu


pengambilan sampel yang sengaja dipilih
Usaha ayam petelur merupakan berdasarkan kriteria tertentu, untuk analisis
subsektor peternakan yang mempunyai nilai datanya sendiri menggunakan analisis SWOT
ekonomis cukup tinggi dan juga mempunyai dan dilanjutkan analisis QSPM.
hubungan dengan usaha lainnya yang cukup
tinggi, terutama industri peternakan ayam HASIL DAN PEMBAHASAN
petelur dengan industri pakan ternak ayam
petelur. Kebutuhan akan pakan ternak untuk Penelitian ini dilaksanakan di
memenuhi keberlangsungan usaha kabupaten Kediri Kabupaten Kediri yang
peternakan ayam ras petelur diindonesia merupakan salah satu wilayah di Provinsi
sangatlah tinggi dan itulah yang Jawa Timur yang letak geografisnya terletak
mempengaruhi pasang surut industri pada titik koordinat 111º 47' 05". s/d 112º 18'
o o
peternakan ayam petelur di indonesia. 20". Bujur Timur dan 7 36" 12" s/d 8 0" 32"
Lintang Selatan. Wilayah kabupaten Kediri
Agribisnis peternakan ayam ras berada diantara dua pegunungan yaitu
petelur memiliki peranan dalam perekonomian diwilayah batrat dengan pegunungan wilisnya
masyarakat Indonesia, hal ini dapat dilihat dan disebelah timur dengan gunung keludnya.
dari jumlah populasi ternak ayam ras petelur Wilayah Kabupaten kediri terdiri dari dua
yang terus meningkat dari tahun ketahun, bagian yakni wilayah barat dan wilayah timur
yaitu 2014 sebesar 8.536.195 ekor dan 2015 sungai brantas.
sebesar 8.595.948 ekor meskipun dari tahun
2016 - 2017 mengalami sedikit penurunan Ayam Ras Petelur
populasi imbas dari pencabutan Antibiotic Ayam ras petelur (Layer) menurut
Grow Promotor. Hal ini berdasarkan data dari Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
Dinas Peternakan Jawa Timur tahun 2016 425/KPTS/OT.210/7/2001, ayam dewasa yang
sebesar 8.096.260 ekor dan 2017 sebesar sedang menjalani masa bertelur (berproduksi).
7.974.816 ekor. Secara garis besar dapat diartikan bahwa
Permasalah yang sering dihadapi oleh peternakan ayam ras petelur adalah segala
peternak ayam ras petelur adalah banyaknya urusan yang berkaitan dengan produksi terkait
jalur distribusi dimana sarana produksi tidak dengan pengolahan, pemasaran,
seimbang dengan harga produksi telur. pengusahaan dan tempat tinggal ternak yaitu
Kemudahan dalam menjual hasil produksi ayam ras petelur yang dikembangkan dari fase
merupakan faktor yang mendukung bagi anakan hingga fase dewasa yang sedang
keberhasilan ternak ayam ras petelur. Namun menjalani masa berproduksi.
hal itu tidak akan berarti jika peternak tidak Penawaran dan Permintaan
mampu mengelola dengan baik saluran
pemasaran yang ada, dengan Harga telur ayam ras berfluktuasi,
mempertimbangkan tingkat efisiensi dari akan tetapi tingkat kenaikan tersebut
semua saluran yang ada, dimana akan sangat berbedabeda. Dengan kata lain, pada suatu
berpengaruh langsung terhadap pendapatan waktu tertentu harga telur ayam naik relatif
dari peternakan ayam ras petelur tersebut. cukup tinggi dan sebaliknya untuk periode
lainnya. Faktor-faktor yang menyebabkan
Mengingat pentingnya manajemen harga telur ayam berfluktuasi tersebut bisa
dan strategi pemasaran untuk keberhasilan dilihat dari sisi permintaan dan penawaran.
usaha telur ayam, maka peneliti melakukan Dari sisi permintaan, fluktuasi harga tersebut
penelitian dengan judul Strategi Pemasaran terutama terjadi karena tingginya permintaan
Telur Ayam Ras di Kabupaten Kediri. Tujuan di saat hari-hari besar keagamaan seperti hari
untuk mengetahui saluran distribusi, Puasa dan Lebaran, Natal dan Tahun Baru
menganalisis faktor-faktor kekuatan, serta Pada periode-periode tersebut,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam permintaan mengalami peningkat.
memasarkan telur dan merumuskan strategi
pemasaran yang digunakan di peternakan Dari sisi penawaran, salah satu faktor
ayam ras petelur di Kabupaten Kediri. yang menyebabkan berfluktuasinya harga telur
ayam adalah harga pakan sehingga harga
METODE PENELITIAN pangan melonjak naik. Transmisi langsung
Jumlah sampel yang diambil sebanyak dari kenaikan harga pangan dunia terutama
30 sampel yang terdiri dari 15 peternak dan 15 terjadi pada kenaikan harga bahan baku untuk
pedagang telur ayam ras yang mengambil pakan itu sendiri, seperti jagung dan kedelai.
telur di wilayah kabupaten Kediri Pengambilan Faktor – faktor yang membuat harga telur
ayam ras naik yang pertama kenaikan harga
- 43 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

pakan berdampak terhadap naiknya harga No.41/2014. tentang Peternakan dan


telur. Namun demikian, seringkali kenaikan Kesehatan Hewan yang menyatakan tentang
harga telur ayam tidak meningkat signifikan pelarangan penggunaan pakan yang dicampur
seiring dengan kenaikan harga pakan dengan hormon tertentu dan atau antibiotik
sehingga banyak peternak telur yang menutup imbuhan pakan ternak. Melalui Permentan No.
usahanya. Di lain pihak, konsumsi telur ayam 14/2017. tentang Klasifikasi Obat Hewan,
dalam masyarakat cenderung naik sehingga mulai 2018 Pemerintah melarang penggunaan
ketika pasokan telur ayam di pasar tidak AGP dalam pakan. Pelarangan ini juga
mencukupi maka mereka kesulitan diperkuat dengan Permentan No. 22/2017
mendapatkan telur ayam akibatnya harga jual tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan,
melambung tinggi. Faktor kedua adalah harga yang mensyaratkan pernyataan tidak
Day One Chick/bibit (DOC) ayam ras petelur. menggunakan AGP dalam formula pakan yang
Dalam struktur produksi peternak telur ayam diproduksi bagi produsen yang akan
ras, DOC atau anak ayam merupakan mendaftarkan pakan.
komponen kedua setelah pakan. Harga DOC
ayam cenderung naik dan tidak Stabil. Faktor Bauran Pemasaran
ketiga adalah banyaknya ayam ras petelur
yang sudah tua (ayam afkir). Fluktuasi harga 1. Harga
telur ayam juga dipengaruhi oleh perilaku
peternak ayam ras petelur itu juga. Ketika Penetapan harga telur di peternak
harga telur menurun, banyak peternak yang wilayah Timur kabupaten Kediri masih
menjual ayam tua untuk mengkompensasi mengandalkan harga yang ditentukan oleh
harga telur yang turun sementara harga pakan beberapa gudang telur besar di kabupaten
terus mengalami kenaikan. Akibatnya populasi Kediri salah satunya yaitu dari Barokah PS
ayam ras menjadi berkurang sehingga yang ada di kecamatan wates. Informasi
produksi telur pun menjadi kurang. Faktor didapat secara rutin setiap hari. Barokah PS
keempat adalah perubahan iklim yang ekstrim sendiri mendapatkan informasi harga telur
yang berdampak pada penurunan ketahanan tersebut dari Grup Whatsapp yang
ayam ras milik peternak. Faktor kelima adalah didalamnya terdiri dari beberap pedagang
penjualan telur ayam ras ke luar wilayah besar di Indonesia. Sedangkan untuk
sehingga harga di wilayah penghasil telur peternak diwilayah selatan mendapatkan
ayam justru tinggi. Hal ini dimanfaatkan oleh Informasi dari wilayah Blitar, begitu pula untuk
para pedagang telur untuk menimbun Peternak di daerah utara yaitu Pare dan
sehingga pasokan telur di pasar menjadi sekitarnya mendapatkan informasi dari grup –
langka dan mendorong harga menjadi naik grup media sosial, untuk harga sendiri
terus. biasanya tidak jauh berbeda, dan untuk
informasi tersebut dapat diakses di Pinsar
Kenaikan harga telur ayam ras pada Petelur Nasional (PPN) setiap saat dan
beberapa waktu lalu dipengaruhi berbagai didalamnya juga terdapat harga telur di
aspek seperti kenaikan harga pakan ayam, seluruh wilayah indonesia, adapun harga
berkurangnya populasi ayam petelur, dan acuan yang diterapkan oleh kementrian
adanya larangan pemakaian AGP oleh perdagangan yaitu harga pembelian ditingkat
pemerintah. peternak, harga batas bawah Rp 17.000 dan
"Dari larangan AGP ini, kini banyak ayam yang harga batas atas sebesar Rp 19.000 dan
semakin sehat, karena hewan ternak tersebut Harga Pembelian konsumen yaitu Rp 22.000
kualitasnya menjadi organik. Dengan (PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN
demikian, kenaikan harga telur ayam tidak REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN
perlu dikhawatirkan lagi. Kebijakan pelarangan 2018).
ini juga telah diambil oleh berbagai negara di
dunia utamanya di Eropa sebagai bagian dari 2. Produk
kampanye Antimicrobial Resistance (AMR) Kemampuan bersaing dalam bisnis
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). ayam petelur ayam ras petelur ditentukan
Termasuk FAO mengingatkan kembali agar oleh ketersedian pakan yang bermutu
seluruh dunia segera menghentikan sehingga dihasilkan telur yang sesuai standart
penggunaan Antibiotik sebagai pemacu yang diinginkan oleh pasar, untuk produk
pertumbuhan. yang dihasilkan oleh peternak dikabupaten
Kediri sudah bagus sehingga banyak
Indonesia sendiri pelarangan terhadap pedagang mengambil telur diwilayah
penggunaan AGP telah diatur dalam Undang- kabupaten Kediri, dengan adanya pelarangan
Undang No. 18/2009 juncto Undang-Undang AGP dalam pakan oleh pemerintah sehingga

- 44 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

telur yang dihasilkan lebih sehat seharusnya Peternak ayam ras sebagai produsen
harga telur lebih tinggi tetapi dalam telur ayam ras di Kabupaten Kediri dalam
kenyataannya harganya masih cenderung memasarkan produknya sampai di tangan
fluktuatif. Alternatif yang harusnya diambil konsumen menggunakan berbagai pola
oleh peternak ayam ras di kabupaten Kediri pemasaran. Pola saluran pemasaranyang
yaitu dengan mengembangkan telur OMEGA- banyak digunakan oleh peternak di Kabupaten
3 yang kandungan gizinya lebih baik sehingga Kediri adalah saluran distribusi panjang, yaitu
untuk harganya lebih mahal dan dapat melalui pedagang besar, pedagang menengah
menembus pasar modern. dan pedagang eceran. Pola-pola
pemasaranyang digunakan dapat
Indonesia sendiri pelarangan terhadap diilustrasikan sebagai berikut:
penggunaan AGP telah diatur dalam Undang-
Pola 1
Undang No. 18/2009 juncto Undang-Undang
No.41/2014 tentang Peternakan dan
Pedagang
Kesehatan Hewan yang menyatakan tentang besar Pedagang pedagang
Peternak Konsumen
pelarangan penggunaan pakan yang dicampur (Poultry
Shop)
menengah pengecer

dengan hormon tertentu dan atau antibiotik


imbuhan pakan. Melalui Permentan No.
14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, Pola 2
Pemerintah melarang penggunaan AGP dalam
pakan. Pelarangan ini juga diperkuat dengan
Pedagang pedagang
Permentan No. 22/2017 tentang Pendaftaran Peternak Konsumen
menengah pengecer
dan Peredaran Pakan, yang mensyaratkan
pernyataan tidak menggunakan AGP dalam
formula pakan yang diproduksi bagi produsen Pola 3
yang akan mendaftarkan pakan ( Kementan
RI, 2017). pedagang
Peternak Konsumen
pengecer
3. Promosi
- Dari flowchart pola 1 dijelaskan selisih
Selama ini peternak ayam ras petelur harga penjualan dari peternak ke
belum melaksanakan promosi. Peternak pedagang besar dari harga pasar yaitu
hanya mengandalkan informasi dari mulut Rp 0, selisih harga dari pedagang
kemulut maupun mendapatkan informasi dari besar ke pedagang menengah Rp
media social diantar peternak maupun 600, selisih harga antara pedagang
dengan pedagang telur, selain itu dalam menengah ke pedagagng pengecer
menjual telurnya peternak biasanya barter Rp 1.000 dan untuk selisih harga
dengan pakan dan obat-obatan untuk pedagang pengecer ke konsumen
kebutuhan ayamnya. Kebanyakan peternak akhir yaitu Rp 1.000. Adapun
masih mengandalkan Poultry Shop (PS) untuk keuntungan dari pola 1 yaitu: peternak
menjual hasil telurnya dikarenakan ada bisa memperoleh modal dari PS dan
beberapa alasan yaitu pada saat memulai peternak bisa menjual telurnya dengan
usaha modal dibantu oleh PS dan hal tersebut mudah, sedangkan kerugiannya
berjalan secara terus menerus karena dari sendiri yaitu: untuk harganya
pihak PS sendiri tidak menerapkan sistem tergantung dari PS tersebut dan pakan
bunga seperti di bank saat peternak tersebut harus membeli di PS tersebut.
melakukan pinjaman. Sehingga banyak - Dari flowchart pola 2 dijelaskan, selisih
peternak enggan menjual hasil telurnya ke harga dari peternak ke pedagang
pedagang lainnya. menengah Rp 300 – Rp 500 dari
4. Distribusi harga pasar, selisih harga antara
pedagang menengah ke pedagagng
Saluran distribusi adalah salah satu pengecer Rp 1.000 dan untuk selisih
faktor penentu untuk meningkatkan hasil harga pedagang pengecer ke
penjualan telur. Saluran distribusi tersebut konsumen akhir yaitu Rp 1.000.
merupakan jalur penyampaian suatu produk, Adapun keuntungan dari pola 2 yaitu:
jika saluran tersebut dapat dimanfaatkan peternak bisa menjual telurnya dengan
dengan baik dan optimal, maka konsumen mudah tetapi seleksi telur terlalu ketat,
dapat memperoleh produk tersebut dengan sedangkan kerugiannya yaitu uang
mudah. yang didapat dari pedagang biasanya

- 45 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

dikasih saat pedagang selelai menjual Matriks SWOT


dagangannya dipasar.
- Dari flowchart pola 3 dijelaskan selisih Dari analisis matriks IFAS dan EFAS
harga penjualan dari peternak ke selanjutnya dilakukan penyusunan matrik
pedagang pengecer sejumlah Rp SWOT untuk menentukan rumusan strategi
1.500 dari harga pasar dan untuk baik strategi SO, WO, ST dan WT dari analisis
selisih harga pedagang pengecer ke diatas didapatkan Matrik SWOTnya sebagai
konsumen akhir yaitu Rp 1.000. berikut:
Adapun keuntungan dari pola 3 yaitu:
peternak bisa menjual telur lebih tinggi Analisis Matrik SWOT
dari harga gudang dan penentu harga
peternak itu sendiri, sedangkan Strengh (S) Weakness
kerugiannya yaitu: peternak belum Faktor Kekuatan (W)
mampu menjual dalam jumlah besar, Internal S1. Telur Kelemahan
peternak kesulitan untuk mendapatkan memiliki pangsa W1. Harga jual
modal usaha dan seleksi telurnya pasar yang luas telur
ketat. S2. Telur tergantung
Peternak di kabupaten Kediri menjual merupakan pasar
telurnya melalui tiga cara yang pertama bahan pokok W2. Modal
menjual langsung ke pedagang besar dengan S3. Kualitas yang
harga sesuai harga gudang dan harga telur yang baik diperlukan
tersebut ditetapkan oleh Gudang berdasarkan S4. Hubungan cukup besar
harga yang umum di pasaran, yang kedua Faktor dengan W3. Proses
yaitu menjualnya ke pedagang Menengah Eksternal pelanggan yang produksi
dengan selisih harga 300-500 rupiah setiap kg baik belum efisien,
nya dari harga gudang atau Pedagan besar, S5. diakibatkan
dan yang ketiga Menjual langsung ke Kepercayaan harga bahan
pedagang pengecer (Toko). Adapun peternak oleh baku
keuntungan saat menjual kepedagang besar lembaga melambung
yaitu pada saat telur mahal ataupun murah keuangan W4. Promosi
telur tetap diambil oleh pedagang besar dan belum
kalau kita sudah berlangganan kita bisa maksimal.
meminjam uang tanpa bunga, berbeda W5.
dengan pedagang menengah saat permintaan Peternakan
telur sepi biasanya telur telat untuk diambil belum
dan pembayarannya sendiri agak tersendat. memaksimalka
n teknologi
Pemasaran Telur Ayam Ras di-era Revolusi yang ada.
Industri 4.0 Opportunity Strategi SO Strategi WO
(O) Peluang 1. Memperluas 1. Meningkatk
Industri 4.0 saat ini sedang hangat - O1. dan an kinerja
hangatnya diperbincangkan di Indonesia Permintaan mempertaha pemasaran
maupun negara lain. Revolusi Industri 4.0 pasar akan nkan pasar dalam
adalah sebuah perubahan zaman pada telur ayam yang sudah menganilisi
generasi ke empat yang mengacu pada cukup tinggi ada s
revolusi teknologi yang secara fundamental tetapi belum 2. Mempertaha permintaan
mampu mengubah cara hidup masyarakat, seluruhnya nkan kualitas 2. Melakukan
bekerja dan berhubungan satu sama lain. terpenuhi. telur yang penimbuna
Dalam arti kata lain, perkembangan teknologi O2. bagus n bahan
menjadi penggerak utama pada era saat ini. Kesadaran 3. Menjalin pakan
masyarakat komunikasi 3. Memaksim
akan yang baik, alkan
Pemasaran yang dilakukan peternak
sendiri di kabupaten Kediri dalam informasi pentingnya baik antara tehnologi
gizi peternak yang ada
harga sudah menggunakan tehnologi informasi
bertambah dengan agar lebih
yang ada saat ini diantaranya yaitu media
tinggi. peternak efektif dan
social untuk memantau harga telur, sehingga
O3. maupun efisien
tidak mudah di permainkan harganya oleh
pedagang. Kebijakan peternak
pemerintah dengan
yang pedagang
mendukung

- 46 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

industri Hasil Matriks QSPM


perunggasan
sangat No Strategi Nilai TAS
kondusif. 1 Memperluas dan 5,26
O4. mempertahankan pasar
Kemudahan yang sudah ada
komunikasi 2 Mempertahankan kualitas 4,48
dan telur yang bagus
informasi. 3 Menjalin komunikasi yang 4,87
O5. Kondisi baik, baik antara peternak
ekonomi dengan peternak maupun
masyarakat peternak dengan
yang pedagang
semakin baik 4 Meningkatkan kinerja 5,12
Treath (T) Strategi ST Strategi WT pemasaran dalam
Ancaman 1. Mempertaha 1. Mengoptim menganilisis permintaan
T1. Fluktuasi nkan dan alkan 5 Melakukan penimbunan 5,1
harga-harga, menjaga modal bahan pakan
baik harga mutu telur usaha dan 6 Memaksimalkan tehnologi 4,83
bahan bakar yang meningkatk yang ada agar lebih efektif
minyak, dihasilkan an dan efisien
obat-obatan, 2. Peningkatan kemampua 7 Mempertahankan dan 7,3
vaksin, produksi n dalam menjaga mutu telur yang
pakan melalui memasark dihasilkan
maupun pencegahan an telur 8 Peningkatan produksi 7,04
harga telur. penyakit 2. Penggunaa melalui pencegahan
T2. ayam agar n pakan penyakit ayam agar usaha
Pendatang usaha alternative peternakan bisa
baru mudah peternakan yang ada berkelanjutan
masuk ke bisa di dalam 9 Mengoptimalkan modal 4,75
usaha berkelanjuta negeri usaha dan meningkatkan
peternakan n 3. Memaksim kemampuan dalam
ayam ras alkan memasarkan telur
petelur. tehnologi 10 Penggunaan pakan 4,98
T3. Fluktuasi yang ada alternative yang ada di
nilai tukar agar dalam negeri
rupiah mampu 11 Memaksimalkan tehnologi 5,56
T4. bersaing yang ada agar mampu
Kemudahan dengan bersaing dengan
pelanggan pendatang pendatang baru
untuk pindah baru Sumber Data: Diolah 2019
ke peternak
Pemilihan alternatif strategi yang tepat
lain cukup dengan metode QSPM menggunakan nilai
tinggi. daya tarik (Attractiveness Scores) atau (AS)
T5. Penyakit
dan total nilai daya tarik (Total Attractiveness
ayam ras Scores) atau (TAS). Berdasarkan hasil diatas
petelur.
tentang pemilihan alternatif strategi
Sumber data: diolah 2019. menunjukkan tentang alternatif strategi yang
Matriks QSPM paling diminati. Alternatif strategi dengan nilai
TAS tertinggi merupakan strategi yang perlu
Langkah selanjutnya adalah analisis dilaksanakan terlebih dahulu oleh peternakan.
matrik QSPM dengan mengalikan bobot Hasil Startegi tertinggi menunjukkan nilai 7,3
masing-masing faktor strategi dengan angka yaitu dengan Mempertahankan dan menjaga
skor kemenarikan sebagaimana yang disajikan mutu telur yang dihasilkan.
dalam lampiran. Hasil dari analisis matrik
QSPM sebagaiman disajikan dalam tabel di Penentuan Strategi
bawah ini. Berdasarkan analisis SWOT, maka
alternative strategi yang tepat untuk
memasarkan telur ayam ras di kabupaten

- 47 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

Kediri adalah dengan menggunakan strategi obat-obatan, vaksin, pakan maupun harga
(ST berdasarkan nilai tertinggi 4,58) yaitu telur), Pendatang baru mudah masuk ke usaha
menngunakan kekuatan internal untuk peternakan ayam ras petelur, Fluktuasi nilai
mengatasi ancaman eksternal agar ancaman tukar rupiah, Kemudahan pelanggan untuk
tersebut tidak akan memberikan dampak pindah ke peternak lain cukup tinggi dan
negatif yang terlalu besar dengan cara Penyakit ayam ras petelur.
Mempertahankan dan menjaga mutu telur Alternative strategi yang tepat untuk
yang dihasilkan dan Peningkatan produksi memasarkan telur ayam ras di kabupaten
melalui pencegahan penyakit ayam agar Kediri adalah dengan menggunakan strategi
usaha peternakan bisa berkelanjutan. (ST) yaitu menngunakan kekuatan internal
untuk mengatasi ancaman eksternal agar
Berdasarkan hasil Matriks QSPM diatas ancaman tersebut tidak akan memberikan
tentang pemilihan alternatif strategi dampak negatif yang terlalu besar dengan
menunjukkan tentang alternatif strategi yang cara Mempertahankan dan menjaga mutu telur
paling diminati. Alternatif strategi dengan nilai yang dihasilkan dan Peningkatan produksi
TAS tertinggi merupakan strategi yang perlu melalui pencegahan penyakit ayam agar
dilaksanakan terlebih dahulu oleh peternakan. usaha peternakan bisa berkelanjutan.
Hasil Startegi tertinggi menunjukkan nilai 7,3
yaitu dengan Mempertahankan dan menjaga Berdasarkan kesimpulan diatas maka
mutu telur yang dihasilkan. disarankan bagi peternak ayam ras petelur di
kabupaten Kediri sebaiknya peternak
KESIMPULAN memperbaiki kelemahan dan mengatasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ancaman untuk mempertahankan kelangsunga
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan usaha peternakannya yaitu Mempertahankan
bahwa saluran distribusi pemasaran telur dan menjaga mutu telur yang dihasilkan,
ayam ras di kabupaten Kediri adalah: efisiensi produksi serta mencegah dan
menanggulangi berbagai macam penyakit
Pola 1 = Peternak → Pedagang besar ayam, agar usaha peternakan bisa
(Poultry Shop) → Pedagang Menengah → berkelanjutan. Peternak dengan skala kecil
Pedagang Pengecer → Konsumen. 200 – 1000 ekor ayam disarankan untuk
menggunakan pola 1 dalam penjualan telurnya
Pola 2 = Peternak → Pedagang Menengah → agar keuntungan bisa bertambah.
Pedagang Pengecer → Konsumen.
Peternak telur ayam ras petelur
Pola 3 = Peternak → Pedagang Pengecer → dikabupaten Kediri harus mengembangkan
Konsumen. telur OMEGA-3 yang kandungan gizinya lebih
baik sehingga untuk harganya lebih mahal dan
Adanya faktor internal dan faktor eksternal
dapat menembus pasar modern, sehingga
yang berpengaruh terhadap pemasaran telur
pendapatan peternak bisa lebih tinggi.
ayam ras di kabupaten Kediri. Faktor internal
berupa Kekuatan (Strength) yaitu: Telur DAFTAR PUSTAKA
memiliki pangsa pasar yang luas, Telur
merupakan bahan pokok, Kualitas telur yang Abubakar, N., and G. B. Bello. 2013.
baik, Hubungan dengan pelanggan yang baik Strengths, Weaknesses, Opportunities
dan Kepercayaan peternak oleh lembaga and Threats (SWOT) Analysis on
keuangan. Kelemahan (Weakness) yaitu: Globacom. Ltd. International Journal of
Harga jual telur tergantung pasar, Modal yang Technology and Business
diperlukan cukup besar, Proses produksi Management.
belum efisien, diakibatkan harga bahan baku
melambung, Promosi belum maksimal dan Agustian. 2005. Analisis Berbagai Bentuk
Peternakan belum memaksimalkan teknologi Kelembagaan Pemasaran dan
yang ada. Faktor eksternal berupa peluang Dampaknya terhadap Kinerja Usaha
(Opportunity) yaitu : Permintaan pasar akan Komoditi Sayuran dan Buah. Pusat
telur ayam cukup tinggi tetapi belum Penelitian dan Pengembangan Sosial
seluruhnya terpenuhi, Kesadaran masyarakat Ekonomi Pertanian. Departemen
akan pentingnya gizi bertambah tinggi, Pertanian.
Kebijakan pemerintah yang mendukung
industri perunggasan sangat kondusif, Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak
Kemudahan komunikasi dan informasi dan Umum PT. Gramedia. Jakarta.
Kondisi ekonomi masyarakat yang semakin
baik. Ancaman (Threath) yaitu: Fluktuasi
harga-harga, (baik harga bahan bakar minyak,
- 48 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

Ansoff, H. Igor. 2005. Strategies for Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.
Diversification.Journal of Management Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian UPP
for growth. Holland. Vol. 1, No. 1.

Ardhiana, M.Y., B.A. Nugroho., dan B. Ferrel, O.C & D, Harline. 2005. Marketing
Hartanto. 2014. Efisiensi Pemasaran Strategy. Thomson Corporation.
TelurAyam Ras di Kecamatan SouthWestern.
Ringinrejo Kabupaten Kediri. Jurnal
Ilmu – Ilmu Peternakan, 2(1):1-13. Gabungan Perusahaan Makanan Ternak
(GPMT) 2011. Laporan Bulanan,
Assauri, S. 2005. Manajemen Pemasaran. Gabungan Pengusaha Pakan Ternak
Rajawali. Press. Jakarta. Jakarta.

Astawan, M. 2004. Tetap Sehat Dengan Gustira, D. E., Riyanti, dan T. Kurtini. 2015.
Produk Makanan Olahan. Tiga Pengaruh kepadatan kandang
Serangkai. Solo. terhadap performa produksi ayam
petelur fase awal grower. Jurnal ilmiah
Aziz, D. 2007. Mengenal Ayam Petelur. peternakan terpadu. Vol. 3(1): 87 - 92.
Jakarta: CV. Sinar Cemerlang Abadi.
Hanafie, Rita, 2010. Pengantar Ekonomi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Pertanian. ANDI. Yogyakarta.
2013. BAPPEDA Kabupaten Kediri.
Hendrik, A.G.C. 2011. Product performance
Badan Pusat Statistik. 2017. BPS. Jakarta. Isa Brown Commercial Layer, [ t.a]: A
Hendrik Genetic Company.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif
Edisi Kedua. : Komunikasi, Ekonomi, Info Perdagangan Dalam Negeri. 2011.
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Pasokan Telur Aman, Harga Terus
Lainnya. Kencana Prenada Media dalam Pantauan. Direktorat
Group. Jakarta. Perdagangan Dalam Negeri,
PDN/MJL/84/IX/2011w. Jakarta.
David, F. R. and Wheelen, T. L. 2004.
Manajemen Strategis. Andi. Jogiyanto. 2005, Sistem Informasi Strategik
Yogyakarta. untuk Keunggulan Kompetitif, Penerbit
Andi Offset, Yogyakarta.
David, F.R, 2009. Manajemen Strategis. Edisi
Sepuluh. Salemba Empat, Jakarta. Kamisi, H. L. 2010. Strategi Pemasaran Telur
Ayam Di Ud Satwa Tani Kota Ternate.
David, F.R, 2011. Manajemen Strategis, Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
UMMU Ternate.
Salemba Empat, Jakarta.
Kasim, S.A. 2013. Strategi Pemasaran Telur
Efferin, Sujoko, Stevanus. HD dan Yuliawati
Tan. 2004. Metode Penelitian untuk Ayam Ras Petelur Pada Perusahaan
Bintang Gorontalo Di Kecamatan
Akuntansi. Bayu Media Publising.
Pulubala Kabupaten Gorontalo.
Malang.
Journal Gorontalo Management
Research.
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif :
Analisis Data. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. Kementerian Pertanian. 2001. NOMOR:
425/Kpts/OT.210/7/2001. Tentang
Fadil, M., Kalaba, Y dan Muis, A. 2017. Pedoman Budidaya Ternak Ayam
Analisis Margin Pemasaran Telur Petelur yang Baik. Kementerian
Ayam Raspada Usaha Peternakan Pertanian. Jakarta.
“Cahaya Aris Manis” Di Desa
Langaleso Kecamatan Dolo Peraturan Menteri Pertanian Republik
Kabupaten Sigi. Jurnal ISSN. Indonesia. 2017. Nomor
14/Permentan/Pk.350/5/2017 Tentang
Ferdian, M. Y, Gunawan. I, dan Febrinova, R. Klasifikasi Obat Hewan. Kementerian
2016. Strategi Pemasaran Telur Ayam Pertanian. Jakarta.
Ras Di Desa Pasir Utama Kecamatan

- 49 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. PT Osita, I.C., I. Onyebuchi., and N. Justina. 2014.
Indeks. New Jersey. Organization’s Stability and
Productivity: the Role of SWOT
Kotler, P. and Armstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Analysis on Acronym for Strenth,
Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Weakness, Opportunities & Theat.
International Journal of Innovative and
Kotler, P. and Keller. K. L. 2009. Manajemen Applied Research, 2(9):25-52.
Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Parasdya, W., S. Mastuti., dan O.E. Djatmiko.
Kotler, P., Kartajaya, H. and Setiawan, I. 2017. 2013. Analisis Finansial Usaha
Marketing 4.0, Moving from Traditional Peternakan Ayam Petelur di
to Digital. Published by John Wiley and Kecamatan Kademangan Kabupaten
Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Blitar. Jurnal Peternakan Ilmiah. 1 (1):
88-98.
Lestari, R. D., dan N. N. A. Triani. 2013.
Determinan Keberhasilan Turnaround Pearce II, John A. 2013. Manajemen Strategis
Pada Perusahaan yang Mengalami : Strategic Management, Formulation,
Financial Distress. Jurnal Ilmu Implementation and Control. Salemba
Manajemen, 1(4):1142-1154. Humanika. Jakarta Selatan.

Mamilianti, W. 2012. Kajian Pemasaran Telur Peraturan Menteri Perdagangan Republik


Ayam Di Kecamatan Sukorejo Indonesia No. 58 Tahun 2018.
Kabupaten Pasuruan. Jurnal Ekonomi Tentang Penetapan Harga Acuan
Pertanian (J-SEP) Vol.1, No. 3 Pembelian Di Petani dan Harga Acuan
Penjualan di Konsumen. Kementerian
Meleong, J.L.2010, Metode Penelitian Perdagangan., Jakarta.
Kualitatif. PT Remaja Rosda karya.
Bandung.
Putritamara, J. A, Fanani, Z dan Utami, H. U.
Memon, I.N., S. Noonari, M. Asif, S.T. Shah., 2016. Efisiensi Pemasaraan Telur
and M.B. Peerzado. 2015. Economic Ayam Ras di Kecamatan Kanigoro
Analysis of Poultry Egg Production in Kabupaten Blitar. Jurnal E-ISSN :
Quetta District Balochistan. Journal 2338-1884 .
Fisheries Livest Production,3 (1): 3 –
7. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Muchtadi, T. R, Ayustaningwarno, F dan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Ilmu
PengetahuanBahan Pangan. Penerbit Rangkuti, Freddy. 2016. Analisis SWOT
Alfabeta. Bandung. Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Gramedia: Jakarta.
Mulyana, Dedy. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Petelor.
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Riduwan, MBA. 2005. Metode dan Teknik
Mulyantini, N. G. A. 2010. Ilmu Manajemen Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.
Ternak Unggas. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Rusli, R. K. 2011. Pemberian Campuran
Dedak dan Ampas Tahu Fermentasi
Ommani, A.R. 2011. Strengths, Weaknesses, dengan Monascus Purpureus
Opportunities and Threats (SWOT) Terhadap Performa dan Kualitas Telur
Analysis for Farming System Ayam. E-Jurnal. Universitas Andalas
Businesses Managements: Case of Padang.
Wheat Farmers of Shadervan District,
Shoushtar Township, Iran. African Saraswati, T. R. 2015. Optimalisasi Fungsi
Journal of Business Management, Reproduksi Puyuh dan Biosintesis
5(22):9448-9454. Kimiawi Bahan Pembentuk Telur.
Penerbit Leskonfi : Depok.

- 50 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/filliacendekia ISSN : 2502-5597; e-ISSN : 2598-6325
Doi: 10.32503/fillia.v4i1.413

Schiffman dan Kanuk. 2001. Riset Perilaku & egg shell quality in laying hens fed
Konsumen. PT. Gramedia Pustaka diets supplemented with prebiotics and
Utama, Jakarta. organic acids. Czech Journal of Animal
Science, 55(7):294-304.
Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Penebar
Swadaya. Jakarta. Syafriardi, R dan Iskandar, I. 2006. Analisis
Pemasaran Telur di, Kecamatan
Sugiarto, dkk. 2007. Ekonomi Mikro (sebuah Tilatang Kamang Kabupaten Agam.
kajian komprehensif). Gramedia Jurnal Peternakan Indonesia. 11(1):
Pustaka Utama. Jakarta. 79-101.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Tjiptono, F. 2007. Strategi Pemasaran. Andi.


Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi, Teori Widyantara, I. N. P. dan Ardani, I. G. A. S.


Pengantar. Penerbit PT. Raja Grafindo 2017. ANALISIS STRATEGI
Persada, Jakarta. PEMASARAN TELUR AYAM (Studi
Kasus di Desa Pesedahan dan Desa
Suprijatna, E. U,Atmomarsono. R, Bugbug, Kabupaten Karangasem). E-
Kartasudjana.2005. Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 7,
IlmuDasarTernakUnggas. 2017: 3766-3793 ISSN : 2302-8912.
PenebarSwadaya, Jakarta.
Yunus, M. 2016. Strategi dan Kajia
Swiatkiewicz, S., J. Koreleski., and A.
Arczewska. 2010. Laying performance
n Strategi. Universitas Airlangga. Surabaya.

- 51 -

Anda mungkin juga menyukai