Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu Pemuliaan diera sekarang bertalian dengan manipulasi perbedaan


biologi diantara ternak dengan pendekatan tujuan yaitu memaksimalkan
keuntungan baik pada jangka waktu yang pendek maupun jangka waktu yang
lama. Adanya perbedaan biologis diantara ternak tercermin didalam keragaman
suatu sifat individu-individu didalam sekelompok/populasi ternak. Keragaman
merupakan sifat populasi yang sangat penting dalam pemuliaan, terutama dalam
seleksi (Warmadewi, dkk., 2015)
Ayam kampung merupakan salah satu sumber kekayaan genetik ternak
local yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan unggas lain, ayam kampong
termasuk salah satu ternak yang memiliki kelebihan, yaitu pemeliharaan ayam
kampung mudah atau sederhana, biaya yang dikeluarkan murah dan mempunyai
daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit. Disisi lain produktivitas ayam
kampung sangat lambat. Lambatnya pertumbuhan ayam kampung disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor genetik, dan umumnya peternak
belum menerapkan program pemuliaan secara baik. Salah satu cara meningkatkan
produktivitas ayam kampung adalah dengan melakukan perbaikan mutu genetic
baik dengan seleksi maupun perkawinan silang yang biasa disebut dengan
program pemuliaan. Keragaman sifat genetik yang meliputi sifat kualitatif dan
kuantitatif sangat di perlukan dalam melakukan program pemuliaan (Amlia, dkk.,
2016).
Faktor yang mempengaruhi tingkat hubungan antara dimensi tubuh dan
berat badan yaitu jenis kelamin dan bangsa ayam. Jenis kelamin berpengaruh
sangat nyata terhadap berat tubuh dan ukuran tubuh (Danial, 2017). Hal inilah
yang melatar belakangi dilakukannya Praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak
mengenai Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak pada Ayam.
Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya Praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak mengenai


Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak pada Ayam Kampung yaitu untuk
mengetahui bagaimana cara dan teknik mengukur dimensi tubuh pada ternak juga
untuk menganalisis Kualitatif dan Kuantitatif Ternak Ayam Kampung

Manfaat Praktikum

Manfaat dilakukannya Praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak mengenai


Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak pada Ayam Kampung yaitu agar praktikan
dapat mengetahui bagaimana cara dan teknik mengukur dimensi tubuh pada
ternak juga untuk mengetahui bagaimana cara menganalisis Kualitatif dan
Kuantitatif Ternak Ayam Kampung dan sebagai syarat untuk lulus Mata Kuliah
Ilmu Pemuliaan Ternak.
TINJAUAN PUSTAKA

Gamabaran Umum Ayam Kampung

Ayam kampung adalah ayam lokal Indonesia yang telah tersebar dipelosok
nusantara. Ayam kampung berasal dari ayam liar yang telah lama ada di
lingkungan manusia. Proses domestikasi atau penjinakan dan perbaikan budidaya
merupakan awal lahirnya ayam kampung. Ayam kampung yang dipelihara secara
ekstensif umumnya mencapai dewasa kelamin pada umur 6−7 bulan, bobot badan
dewasa 1.400−1.600 g/ekor, produksi telur 40−45 butir/ekor/tahun, bobot telur 40
g, persentase karkas 75%, mortalitas anak ayam (DOC) 31%, daya tetas 86,65%
dan lama mengeram 21 hari (Danial, 2017).
Ayam kampung merupakan salah satu sumber kekayaan genetik ternak
local yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan unggas lain, ayam kampong
termasuk salah satu ternak yang memiliki kelebihan, yaitu pemeliharaan ayam
kampung mudah atau sederhana, biaya yang dikeluarkan murah dan mempunyai
daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit. Disisi lain produktivitas ayam
kampung sangat lambat. Lambatnya pertumbuhan ayam kampung disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor genetik, dan umumnya peternak
belum menerapkan program pemuliaan secara baik. Salah satu cara meningkatkan
produktivitas ayam kampung adalah dengan melakukan perbaikan mutu genetic
baik dengan seleksi maupun perkawinan silang yang biasa disebut dengan
program pemuliaan. Keragaman sifat genetik yang meliputi sifat kualitatif dan
kuantitatif sangat di perlukan dalam melakukan program pemuliaan (Amlia, dkk.,
2016).

Sifat Kualitatif dan Kuantitatif

Tahapan karakterisasi ternak yang pertama kali dilakukan adalah dengan


menggunakan karakteristik genetik eksternal. Tahapan ini meliputi sifat kualitatif
dan kuantitatif ternak. Sifat kualitatif adalah sifat yang dapat dideskripsikan
dimana individu-individu dapat diklasifikasikan ke dalam satu, dua kelompok atau
lebih dan pengelompokan itu berbeda jelas satu sama lain. Sifat kuantitatif adalah
sifat yang dapat diukur, sifat kuantitatif dipengaruhi oleh banyak pasangan gen
dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Karakterisasi sumber daya genetik
sangat penting dilakukan. Karakterisasi dapat dilakukan dengan mengamati sifat-
sifat fenotipe pada metabolisme protein darah, karakterisasi molekuler dan
karyotipe. Identifikasi dari karakterisasi merupakan persyaratan awal untuk
melakukan karakterisasi dan pemanfaatan sumber daya genetic (Subekti dan
Firda, 2011).
Tahapan karakteristik genetik eksternal merupakan cara dasar untuk
menentukan jenis ternak yang diwariskan pada generasi berikutnya. Karakteristik
genetik eksternal yang diamati meliputi sifat kualitatif seperti warna bulu bentuk
jengger dan warna kulit kaki/shank. Sedangkan sifat kuantitatif yang diukur
adalah panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, tinggi jengger, jarak
tulang pubis, bobot badan dan lain-lain (Subekti dan Firda, 2011).

Analisis Statistik

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan sapi Bali


menggunakan metode mean, varians, standar deviasi, koefisian varians dan
korelasi menurut Pujiati (2010) sebagai berikut:
Mean (rata-rata) pada populasi disimbolkan dengan ų dan pada populasi
disimbolkan dengan x. Rata-rata diperoleh dari menjumlahkan nilai sekumpulan
data kuantitatif yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dibagi dengan
banyaknya data dalam sampel tersebut.
Varians merupakan ukuran disperse dari sekelompok data terhadap nilai
mean. Secara matematis, varians diperoleh dari :

Akar dari varians disebut dengan standar deviasi


Koefisien variasi merupakan nilai yang dugunakan untuk membandingkan
seberan dua atau beberapa kumpulan data, dalam perbandingannya, sekelompok
data dikatan lebih presisi jika memilki koefisien variasi lebih kecil dari
sekelompok data yang lain, koefisien variasi dinyatakan secara matematis
dengan :

Kolerasi merupakan nilai yang menggambarkan hubungan antara 2


variabel secara linear, namun bukan sebab akibat. Nilai kolerai berkisar antara -1
hingga 1. Nilai kolerasi -1 atau 1 dapat diartikan ada hubungan linear yang tepat.
MATERI DAN METODE

Waktu Dan Tempat

Praktikum Ilmu Pemuliaan Pemuliaan Ternak mengenai Pengukuran


Dimensi Tubuh Ternak pada Ayam Kampung dilakukan Pada Hari Senin,
Tanggal 10 September 2018 Pukul 15:00 WITA sampai selesai di Kandang
Peternakan Sapi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 3 ekor Ayam Kampung
jantan.
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
Nama Gambar Fungsi
Pita ukur adalah alat untuk
mengukur lingkar dada, lingkar
Pita ukur pergelangan kaki, panjang muka,
(cm) dan lebar muka.

Jangka sorong adalah alat yang


digunakan untuk mengukur suatu
benda yang memiliki tingkat
ketelitian satu per-seratus
millimeter. Fungsi jangka sorong
Jangka adalah sebagai alat pengukur
sorong diameter bagian luar, bagian dalam,
(cm) pengukur ketebalan dan kedalaman
dari sebuah benda. Jangka sorong
digunakan untuk mengukur panjang
taji, panjang jari ketiga, panjang
paruh, dan tinggi jengger.
Tahapan dan Prosedur kerja

Adapun prosedur praktikum pengukuran dimensi tubuh dilakukan dengan


membawa Ayam Kampung dari kandang dan di ikat kakinya agar tidak lari jauh
selajutnya Ayam Kampung dibuat nyaman dengan diberi pakan. Selanjutnya
mengukur keseluruhan dimensi tubuh Ayam Kampung masing- masing dengan
menggunakan alat pita ukur dan jangka sorong sesuai dengan ketentuan berikut:

Nama alat Deskripsi


- Panjang shank
Diukur sepanjang tulang tarsometatarsus.
- Lingkar shank
Diukur melingkar pada shank kaki kanan di bagian baawah
(namun diatas taji).
- Panjang paha bawah
Diukur dari patella sampai tulang ujung tibia di perbatasan
tulang tarsometatarsus/perbatasan tulang femur.
- Panjang paha atas
Diukur dari perbatasan tulang ilum sampai perbatsan tulang
tibia/di tengah coxae sampai lutut
Pita ukur (cm) - Panjang dada
Diukur dari lekukan tulang dada (seprti huruf v) hingga ujung
tulang dada.
- Lingkar dada
Diukur lingkar dada terluar pada daerah dada, dibelkang
sayap dan melingkari dada bagian depan.
- Lebar dada
Diukur jarak terlebar pada bagian dada kanan dan kiri.
- Panjang punggung
Diukkur panjang tulang dari perbatasan tulang leher dengan
tulang punggung (pada ruas leher terakhir yang masih bisa di
gerakkan) sampai ujung tulang ekor.
- Panjang sayap
Diukur panjang tulang humerus + tulang radius ulna + tulang
metacarpus sampai dengan phalanges.
- Lingkar leher
Diukur lingkar leher pada pada posisi sekitar posisi leher pita
suara (tidak termasuk bulu leher )
- Panjang leher
Diukur dari ruas tulang leher pertama (sekitar perbatasan
tulang tengkorak dengan ruas tulang leher pertama) sampai
tulang dari perbatsan tulang leher dengan tulang punggung
(pada ruas tulang leher terkahir yang masih bisa di gerakkan)

- Panjang jari ke-3


Diukur panjang jari kaki yang terpanjang dari pangkal
Jangka sorong ahank/tulang tarsometatarsus sampai ujung jari kaki (tanpa
(cm) kuku)
- Panjang taji
Diukur sepanjang taji
- Jarak antara tulang pubis
Diukur jarak antara dua tulang pubis
- Tinggi jengger
Diukur dari pangkal jengger yang melekat di kepala sampai
ujung jengger yang tertinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil


sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 1. Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam
Standar Koefisien
Pengukuran Mean Varians
Deviasi Variasi
Dimensi
I II III IV V VI VII VIII

Tinggi
2.2 4.5 1.8 4.2 3.2 1.5 3.5 2.7 2.95 1.20 1.09 0.37
Jengger

Panjang
2.9 3.3 2.95 3.3 2.92 2.4 2.5 2.85 2.89 0.10 0.32 0.11
Paruh

Panjang
Jangka Sorong

0 0.2 0 0.4 0 0 0 0.3 0.11 0.03 0.16 1.46


Taji

Panjang Jari
5.3 5.5 4.9 5.6 5.1 5 5.3 3.5 5.03 0.44 0.66 0.13
Ke-3

Jarak
Antara
2 1 2 1.9 2 1.8 1.5 2 1.78 0.13 0.36 0.20
Tulang
Pubis

Panjang
8.8 11 7.1 8 8.5 8 12 9 9.05 2.70 1.64 0.18
Shank

Lingkar
3.1 4.5 3.8 4.5 4 3 7 5 4.36 1.61 1.27 0.29
Shank

Panjang
11.8 17 11 15 14.5 13 14 14 13.79 3.53 1.88 0.14
Paha Bawah

Panjang
7 11 8.2 12 10 8 11 11 9.78 3.26 1.81 0.18
Paha Atas

Panjang
Pita Ukur

12 16 13 18 16.1 10 18 10 14.14 11.04 3.32 0.23


Dada

Lingkar
22 23 23.2 28 28.2 22 25 25 24.55 6.12 2.47 0.10
Dada

  Lebar
16 15 15.5 23 12 15 9 19 15.56 17.67 4.20 0.27
Dada

Panjang
14 19 11.6 19.5 20 13 17 17 16.39 10.06 3.17 0.19
Punggung

Panjang
24 21.5 19.6 2.2 22.7 19 24 21 19.25 50.86 7.13 0.37
Sayap

Lingkar
5.5 9 6.8 8.5 8.5 5 11 9 7.91 4.02 2.00 0.25
Leher
Panjang
16 17 9.4 19 13.2 11 14 13 14.08 9.97 3.16 0.22
Leher

Jumlah
Gerigi 7 7 9 6 6 5 6 5 6.38 1.70 1.30 0.20

  Jengger

Sumber: Data Hasil Praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak, 2018

Rata- rata didapatkan dari hasil penjumlahan keseluruhan data dibagi


banyak data yang ada, berdasarkan hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam
didapatkan hasil bahwa rata-rata tinggi jengger 2.95 cm, panjang paruh 2.89 cm,
panjang taji 0.11 cm, panjang jari ke-3 5.03 cm, jarak antar tulang pubis 1.78 cm,
panjang shank 9.05 Lingkar shank 4.36 cm, panjang paha bawah 13.79 cm,
panjang paha atas 9.78 cm, panjang dada 14.14 cm, lingkar dada 24.55 cm, lebar
dada15.56 cm, panjang punggung 16.39 cm, panjang sayap 19.25 cm, lingkar
leher 7.91 cm, panjang leher 14.08 cm, jumlah gerigi jengger 6.38 cm. Hasil
pengukuran dimensi tubuh Ayam yang memiliki rataan yang paling tinggi yaitu
lingkar dada dan paling rendah yaitu panjang taji masing-masing 24.55 cm dan
0.11 cm. Hal sesuai dengan penelitian Warmadewi (2017) dengan hasil yang
dilaporkan, menyatakan bahwa Respon tertinggi adalah pada lingkar dada.
Besarnya respon seleksi adalah berbeda-beda pada setiap jenis ternak.
Varians didapatkan dari hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam didapatkan
hasil bahwa Varians tinggi jengger 1.20 cm, panjang paruh 1.10 cm, panjang taji
0.03 cm, panjang jari ke-3 0.44 cm, jarak antar tulang pubis 0.13 cm, panjang
shank 2.70 cm, Lingkar shank 1.61 cm, panjang paha bawah 3.53 cm, panjang
paha atas 3.26 cm, paanjang dada 11.04 cm, lingkar dada 6.12 cm, lebar dada
17.67, panjang punggung 10.06 cm, panjang sayap 50.86 cm, lingkar leher 4.02
cm, panjang leher 14.08 cm, jumlah gerigi jengger 1.70 cm. Varians atau
keragaman dari hasil pengukuran pada tabel 1 memiliki keragaman yang besar
dan menjadi peluang untuk dilakukan seleksi demi mendapatkan bangsa unggul.
Menurut Salamena et al. (2007) dalam Nurfaizin (2017) menyatakan bahwa
keragaman dalam suatu populasi penting untuk menentukan kebijakan pemuliaan
pada wilayah dimana populasi berada.
Satandar deviasi didapatkan dari hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam
didapatkan hasil bahwa Satandar deviasi tinggi jengger 1.09 cm, panjang paruh
0.32 cm, panjang taji 0.16 cm, panjang jari ke-3 0.66 cm, jarak antar tulang pubis
0.36 cm, panjang shank 1.64 cm, Lingkar shank 1.27 cm, panjang paha bawah
1.88 cm, panjang paha atas 1.81 cm, paanjang dada 3.32 cm, lingkar dada 2.47
cm, lebar dada 4.20 cm, panjang punggung 3.17 cm, panjang sayap 7.13 cm,
lingkar leher 2.00 cm, panjang leher 3.16 cm, jumlah gerigi jengger 1.30 cm.
Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diketahui bahwa setiap dimensi tubuh sapi
memiliki standar deviasi yang berbeda-beda, semakin kecil nilai standar deviasi
menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-rata hitungnya,
sedangkan jika nilai standar deviasi besar hal tersebut menunjukkan penyebaran
yang besar dari nilai rata-rata hitungnya.
Koefisien variasi didapatkan dari hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam
didapatkan hasil bahwa Koefisien variasi tinggi jengger 0.37%, panjang paruh
0.11%, panjang taji 1.46%, panjang jari ke-3 0.13%, jarak antar tulang pubis
0.20%, panjang shank 0.18%, Lingkar shank 0.29%, panjang paha bawah 0.14%,
panjang paha atas 0.18%, paanjang dada 0.23%, lingkar dada 0.10%, lebar dada
0.27%, panjang punggung 0.19%, panjang sayap 0.37%, lingkar leher 0.25%,
panjang leher 0.22%, jumlah gerigi jengger 0.20%. Koevisien variasi dari Tabel 1.
Hasil pengukuran Dimensi Tubuh pada Ayam berada di antara 0.10% - 1.46%,
termasuk dalam kategori nilai yang rendah. Hanafiah (1991) dalam Warmadewi
(2017) menyatakan bahwa koefisien keragaman dikatakan rendah apabila nilainya
kurang dari 15%, sebaliknya dikatakan tinggi apabila nilainya lebih dari 15%.
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh pada Ayam

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan


hasil kolerasi sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 2. Kolerasi Dimensi Tubuh Ternak Ayam
Panjang
Lingka Panjan Lebar Panjang
Dimensi Punggun
r Dada g Sayap Dada Dada
g
Lingkar
Dada 0.00 -0.48 0.76 0.17 0.61
Panjang
Sayap -0.48 0.00 -0.27 -0.78 -0.32
Panjang
Punggun
g 0.76 -0.27 0.00 0.09 0.66
Lebar
Dada 0.17 -0.78 0.09 0.00 -0.18
Panjang
Dada 0.61 -0.32 0.66 -0.18 0.00

Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara lebar dada dan
lebar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan
kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0 yang artinya sama sekali tidak
ada hubungan kolerasi antara linkar dada dan lingkar dada. Hal ini sesuai dengan
pendapat Santoso (2005) bahwa berkenaan dengan besaran angka. Sama dengan
kolerasi Person, angka kolerasi untuk spearman ataupun kendall berkisar pada 0
(tidak ada kolerasi sama sekali) dan 1 (kolerasi sempurna).
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara panjang sayap
dan lingkar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil -0.48. Ada hubungan
kolerasi yang berbeda/berlawanan, kolerasi tersebut masuk kedalam kategori
sedang. Nilai korelasi yang termasuk kedalam kategori sedang yaitu nilai
korelasinya sebesar 0,4 – 0,599 (Sugiono, 2007) dalam (Ahmad, 2016).
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara panjang sayap
dan panajang punggung. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan,
maka didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu -0.27. Ada
hubungan kolerasi yang berbeda/berlawanan, kolerasi tersebut masuk kedalam
kategori rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Sugiono (2007) dalam Ahmad
(2016) bahwa hubungan antara panjang kelangkang dengan persentase karkas
sebesar 0,284, nilai korelasi tersebut termasuk kedalam kategori rendah.
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara lebar dada dan
panjang punggung. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0.9. Ada hubungan
kolerasi yang sama/berhubungan, kolerasi tersebut masuk kedalam kategori sangat
tinggi. Hal sesuai dengan penelitian Sugiono (2007) dalam Ahmad (2016)
didapatkan nilai korelasi antara panjang badan dengan panjang kelangkang
sebesar 0,821, nilai korelasi tersebut termasuk dalam kategori sangat kuat.
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan


bahwa:
1. Rata-rata yang didapatkan dari hasil Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak
Ayam nilai tertinggi yaitu lingkar dada dan paling rendah tulang taji
masing-masing 24.55 cm dan 0.11 cm.
2. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diketahui bahwa setiap dimensi
tubuh Ayam memiliki standar deviasi yang berbeda-beda, semakin kecil
nilai standar deviasi menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar
rata-rata hitungnya, sedangkan jika nilai standar deviasi besar hal tersebut
menunjukkan penyebaran yang besar dari nilai rata-rata hitungnya.
3. Koevisien variasi dari hasil pengukuran Dimensi Tubuh pada Ternak Ayam
didapatkan hasil bahwa Koevisien variasinya rendah.
4. Kolerasi antara lebar dada dan lebar dada dengan nilai 0 tidak ada hubungan
kolerasi yang terjadi. Kolerasi antara panjang sayap dan lingkar dada
dengan nilai -0.48, ada hubungan kolerasi yang berbeda/berlawanan,
kolerasi tersebut masuk kedalam kategori sedang.. Kolerasi antara panjang
sayap dan panajang punggung dengan nilai -0.27, ada hubungan kolerasi
yang berbeda/berlawanan, kolerasi tersebut masuk kedalam kategori rendah.
Kolerasi antara lebar dada dan panjang punggung dengan nilai 0.9. Ada
hubungan kolerasi yang sama/berhubungan, kolerasi tersebut masuk
kedalam kategori sangat tinggi.

Saran

Adapun saran terhadap pelaksanaan praktikum ini sebaiknya praktikan


memperhatikan dengan baik ketepatan pembacaan skala, selain itu kebersihan
kandang dan kondisi ternak juga harus diperhatikan sehingga ternak tidak
mengalami stress.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Dwi F., Endang Y.S., Nono S. 2016. Hubungan Panjang Badan dan
Panjang Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali Correlations
between Body Length and Rump Length with Dressing Percentage of Bali
Cattle. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Amlia1, Muh. Amrullah P., dan Rahim Aka. 2016. Studi Karakteristik Sifat
Kualitatif Dan Kuantitatif Ayam Kampung Di Kecamatan Lasalimu
Kabupaten Buton. Jurnal Jitro. 3(1): 31-39

Denial, Muhammad. 2017. Lama Inkubasi Dan Dimensi Tubuh Day Old Chick
(Doc) Ayam Kampung Hasil Pemberian Asam Amino L-Glutamin
Secara In Ovo. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar.

Nurfaizin, Matitaputty PR. 2017. Karakteristik Sifat Kuantitatif dan Kualitatif


Kambing Lokal di Pulau Moa, Provinsi Maluku (Characteristics of
Quantitative and Qualitative Traits of Local Goat in Moa Island, Maluku
Province). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.

Pujiati, Suhermin A. 2010. Penggunaan R dalam Psikolog. Gramedia. Jakarta


Santoso, Singgih. 2005. Mengatasi berbagai Maasalah Statistik dengan
SPSS Versi 11.5. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Subekti, Kusnadidi dan Firda A. 2011. Karakteristik Genetik Eksternal Ayam


Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Andalas,
Padang. 14(2): 74-86

Warmadewi, D.A., I G. L. Oka., dan I N. Ardika. 2017. Efektivitas Seleksi


Dimensi Tubuh Sapi Bali Induk. Majalah Ilmiah Peternakan. Fakultas
Peternakan Universitas Udayana, Denpasar-Bali. 20(1): 16-19
.

Anda mungkin juga menyukai