Latar Belakang
Manfaat Praktikum
Ayam kampung adalah ayam lokal Indonesia yang telah tersebar dipelosok
nusantara. Ayam kampung berasal dari ayam liar yang telah lama ada di
lingkungan manusia. Proses domestikasi atau penjinakan dan perbaikan budidaya
merupakan awal lahirnya ayam kampung. Ayam kampung yang dipelihara secara
ekstensif umumnya mencapai dewasa kelamin pada umur 6−7 bulan, bobot badan
dewasa 1.400−1.600 g/ekor, produksi telur 40−45 butir/ekor/tahun, bobot telur 40
g, persentase karkas 75%, mortalitas anak ayam (DOC) 31%, daya tetas 86,65%
dan lama mengeram 21 hari (Danial, 2017).
Ayam kampung merupakan salah satu sumber kekayaan genetik ternak
local yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan unggas lain, ayam kampong
termasuk salah satu ternak yang memiliki kelebihan, yaitu pemeliharaan ayam
kampung mudah atau sederhana, biaya yang dikeluarkan murah dan mempunyai
daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit. Disisi lain produktivitas ayam
kampung sangat lambat. Lambatnya pertumbuhan ayam kampung disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor genetik, dan umumnya peternak
belum menerapkan program pemuliaan secara baik. Salah satu cara meningkatkan
produktivitas ayam kampung adalah dengan melakukan perbaikan mutu genetic
baik dengan seleksi maupun perkawinan silang yang biasa disebut dengan
program pemuliaan. Keragaman sifat genetik yang meliputi sifat kualitatif dan
kuantitatif sangat di perlukan dalam melakukan program pemuliaan (Amlia, dkk.,
2016).
Analisis Statistik
Materi Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 3 ekor Ayam Kampung
jantan.
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
Nama Gambar Fungsi
Pita ukur adalah alat untuk
mengukur lingkar dada, lingkar
Pita ukur pergelangan kaki, panjang muka,
(cm) dan lebar muka.
Hasil Pengukuran
Tinggi
2.2 4.5 1.8 4.2 3.2 1.5 3.5 2.7 2.95 1.20 1.09 0.37
Jengger
Panjang
2.9 3.3 2.95 3.3 2.92 2.4 2.5 2.85 2.89 0.10 0.32 0.11
Paruh
Panjang
Jangka Sorong
Panjang Jari
5.3 5.5 4.9 5.6 5.1 5 5.3 3.5 5.03 0.44 0.66 0.13
Ke-3
Jarak
Antara
2 1 2 1.9 2 1.8 1.5 2 1.78 0.13 0.36 0.20
Tulang
Pubis
Panjang
8.8 11 7.1 8 8.5 8 12 9 9.05 2.70 1.64 0.18
Shank
Lingkar
3.1 4.5 3.8 4.5 4 3 7 5 4.36 1.61 1.27 0.29
Shank
Panjang
11.8 17 11 15 14.5 13 14 14 13.79 3.53 1.88 0.14
Paha Bawah
Panjang
7 11 8.2 12 10 8 11 11 9.78 3.26 1.81 0.18
Paha Atas
Panjang
Pita Ukur
Lingkar
22 23 23.2 28 28.2 22 25 25 24.55 6.12 2.47 0.10
Dada
Lebar
16 15 15.5 23 12 15 9 19 15.56 17.67 4.20 0.27
Dada
Panjang
14 19 11.6 19.5 20 13 17 17 16.39 10.06 3.17 0.19
Punggung
Panjang
24 21.5 19.6 2.2 22.7 19 24 21 19.25 50.86 7.13 0.37
Sayap
Lingkar
5.5 9 6.8 8.5 8.5 5 11 9 7.91 4.02 2.00 0.25
Leher
Panjang
16 17 9.4 19 13.2 11 14 13 14.08 9.97 3.16 0.22
Leher
Jumlah
Gerigi 7 7 9 6 6 5 6 5 6.38 1.70 1.30 0.20
Jengger
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara lebar dada dan
lebar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan
kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0 yang artinya sama sekali tidak
ada hubungan kolerasi antara linkar dada dan lingkar dada. Hal ini sesuai dengan
pendapat Santoso (2005) bahwa berkenaan dengan besaran angka. Sama dengan
kolerasi Person, angka kolerasi untuk spearman ataupun kendall berkisar pada 0
(tidak ada kolerasi sama sekali) dan 1 (kolerasi sempurna).
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara panjang sayap
dan lingkar dada. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil -0.48. Ada hubungan
kolerasi yang berbeda/berlawanan, kolerasi tersebut masuk kedalam kategori
sedang. Nilai korelasi yang termasuk kedalam kategori sedang yaitu nilai
korelasinya sebesar 0,4 – 0,599 (Sugiono, 2007) dalam (Ahmad, 2016).
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara panjang sayap
dan panajang punggung. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan,
maka didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu -0.27. Ada
hubungan kolerasi yang berbeda/berlawanan, kolerasi tersebut masuk kedalam
kategori rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Sugiono (2007) dalam Ahmad
(2016) bahwa hubungan antara panjang kelangkang dengan persentase karkas
sebesar 0,284, nilai korelasi tersebut termasuk kedalam kategori rendah.
Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam antara lebar dada dan
panjang punggung. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka
didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel 2 dengan hasil yaitu 0.9. Ada hubungan
kolerasi yang sama/berhubungan, kolerasi tersebut masuk kedalam kategori sangat
tinggi. Hal sesuai dengan penelitian Sugiono (2007) dalam Ahmad (2016)
didapatkan nilai korelasi antara panjang badan dengan panjang kelangkang
sebesar 0,821, nilai korelasi tersebut termasuk dalam kategori sangat kuat.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Ahmad, Dwi F., Endang Y.S., Nono S. 2016. Hubungan Panjang Badan dan
Panjang Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali Correlations
between Body Length and Rump Length with Dressing Percentage of Bali
Cattle. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Amlia1, Muh. Amrullah P., dan Rahim Aka. 2016. Studi Karakteristik Sifat
Kualitatif Dan Kuantitatif Ayam Kampung Di Kecamatan Lasalimu
Kabupaten Buton. Jurnal Jitro. 3(1): 31-39
Denial, Muhammad. 2017. Lama Inkubasi Dan Dimensi Tubuh Day Old Chick
(Doc) Ayam Kampung Hasil Pemberian Asam Amino L-Glutamin
Secara In Ovo. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar.