Kebutuhan protein hewani di Indonesia saat ini sangat tinggi, seiring dengan
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Protein hewani menjadi sangat penting
karena mangandung asam-asam amino yang dibutuhkan manusia sehingga akan lebih
mudah di cerna dan lebih efisien pemanfaatannya. Protein hewani bisa di peroleh dari
daging, telur, dan susu. Komoditas peternakan sumber protein hewani yang dapat
diandalkan salah satu adalah ternak unggas terutama ayam (Anggitasari, dkk., 2016).
Sifat kualitatif dan sifat kuantitatif memiliki fungsi yang sangat penting bagi
petani atau peternak, dapat dilihat dengan mengetahui bobot badan pada hewan
ternak hanya dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh ternak. Pada sifat
kuantitatif diketahui bobot badan dan hasil produksi itu terjadi karena dipengaruhi
oleh lingkungan. Sifat kualitatif yaitu tidak dipengaruhi oleh lingkungan karena sifat
ini dikontrol oleh gen dan hanya dapat dilakukan dengan cara mengamati kondisi
perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh. Dimensi tubuh
dan abu pada karkas (Kuswati dan Trinil, 2016). Hal inilah yang metalarbelakangi
tubuh ternak
Kegunaan Praktikum
2. Mahasiswa menilai sifat kualitatif dan sifat kauntitaif (dimensi tubuh) ternak
seperti ayam arab, pocin, kedu, nunukan, atau ayam pelung. Ayam-ayam tersebut
merupakan hasil domestifikasi dengan seleksi yang terarah. Ayam kampung biasa
tidak dipelihara secara intensif. Begitu juga dengan ayam lignin yang biasa dipelihara
secara bebas di negara asalnya. Akibatnya, sering terjadi perkawinan secara liar yang
menyebabkan bervariasi jenis ayam kampung. Salah satu buktinya adalah ayam arab
yang aslinya hampir tidak ditemui di Indonesia, sehingga terjadi penurunan kuantitas
produksi telurnya. Ayam lignin yang diintroduksi ke Indonesia sebagai batuan dari
korea diperkirakan merupakan hasil perkawinan silang dengan jenis ayam kampung
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Devisi : Carinathae
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Gallus
domestikasi ayam hutan merah dan ayam hutan hijau. Awalnya, ayam tersebut hidup
Ayam kampong adalah ayam asli Indonesia yang telah beradaptasi, hidup,
berkembang, dan berproduksi dalam jangka waktu yang lama, baik itu dalam
dilakukannya antara sesama tanpa ada perkawinan campuran dengan ayam ras (jenis
Sifat Kualitatif
Sifat kualitatif adalah sifat yang tanpak dan tidak dapat diukur dengan satuan
ukuran tertentu. Ukuran kualitatif ragamnya tidak konsisten dan terdapat kelas kelas
fenotipe yang perbedaannya jelas. Sifat kualitatif juga di kontrol oleh gen tunggal.
Karakter kualitatif dikontrol oleh beberapa gen yang berkaitan dengan struktur,
diantaranya mengenai bentuk dan susunan, rasa, warna, serta bau. Karakter kualitatif
taksonomi. Contoh dari karakter kualitatif antara lain plasentasi, bentuk daun serta
Sifat kualitatif yang tidak dapat dihitung dan hanya dapat dilakukan melalui
pengamatan karena hanya memiliki satu gen. Pengamatan yang dilakukan dengan
melihat keadaan tubuh, kesehatan kulit, kondisi kuku, warna tubuh, sikap ternak,
pandangan mata, bentuk tubuh, bentuk tanduk,pola bulu, bentuk jengger, warna
Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif adalah sifat atau karakter individu yang diperoleh dari hasil
oleh banyak pasangan gen serta faktor lingkungan. Sifat-sifat ini diukur secara
kuantitatif dan menunjukkan nilai yang kontinu dan terdistribusi secara normal.
tubuh dapat dijadikan sebagai indicator pertumbuhan ternak. Sifat kuantitatif pada
ayam kampung dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh pada ayam yaitu
panjang taji, panjang jari ke 3, panjang dan lingkar shank, panjang paha atas dan paha
Analisis Statik
Mean
satu populasi. Nilai ini merupakan hasil perhitungan semua nilai yang ada dalam
Keterangan:
Standar Deviasi
Standar deviasi merupakan akar dari ragam dari sampel. Satuan dari standar
deviasi sama dengan satuan ukuran sifat yang ukur, misalnya kilogram dan
s= √ s2
Keterangan;
Koefisien Variansi
Koefisien variansi merupakan standar deviasi yang dinyatakan sebagai
persentasi dari kata-kata. Nilai ini berguna untuk membandingkan keragaman dari
( σ x 100)
KK = %
x
Keterangan:
KK = Koefisien Keragaman
σ = Simpangan baku
x = Rata-rata populasi
Korelasi
Korelasi yaitu mengukur derajat anatara kedua sifat atau dia perubah variabel.
Nilai r berkisar antara -1,0 sampai +1,0 yang merupakan nilai abstrak yang tidak
cov xy cov xy
r= =
2 2 σx σ y
√ ( σ )( σ )
x y
Keterangan:
r = Koefisisen Korelasi
cov xy = Peragam sifat X dan Y
σ 2x = Ragam sifat X
σ 2y = Ragam sifat Y
σx = Simpangan baku sifat X
σy = Simpangan baku sifat Y
METODOLOGI PRAKTIKUM
Kuantitatif dilakukan pada Hari Selasa, tanggal 11 September 2018 pukul 13:00
Materi Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu 2 ekor ayam kampung jantan
T. J = Tinggi Jengger
Rata- rata didapatkan dari hasil penjumlahan keseluruhan data dibagi banyak
data yang ada, berdasarkan hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam didapatkan hasil
bahwa rata-rata padan tinggi jengger 2.95 cm, panjang paruh 2.89 cm, panjang taji
0.11 cm, panjang jari ke-3 5.03 cm, jarak antar tulang pubis 1.78 cm, panjang shank
9.05 Lingkar shank 4.36 cm, panjang paha bawah 13.79 cm, panjang paha atas 9.78
cm, panjang dada 14.14 cm, lingkar dada 24.55 cm, lebar dada15.56 cm, panjang
punggung 16.39 cm, panjang sayap 19.25 cm, lingkar leher 7.91 cm, panjang leher
didapatkan hasil bahwa Satandar deviasi pada tinggi jengger 1.09 cm, panjang paruh
0.32 cm, panjang taji 0.16 cm, panjang jari ke-3 0.66 cm, jarak antar tulang pubis
0.36 cm, panjang shank 1.64 cm, Lingkar shank 1.27 cm, panjang paha bawah 1.88
cm, panjang paha atas 1.81 cm, paanjang dada 3.32 cm, lingkar dada 2.47 cm, lebar
dada 4.20 cm, panjang punggung 3.17 cm, panjang sayap 7.13 cm, lingkar leher 2.00
cm, panjang leher 3.16 cm, jumlah gerigi jengger 1.30 cm.
Koefisien variasi didapatkan dari hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam
didapatkan hasil bahwa Koefisien variasi pada tinggi jengger 21,8%, panjang paruh
28,3%, panjang taji 0%, panjang jari ke-3 28,5%, jarak antar tulang pubis 31,5%,
panjang shank 13,5%, Lingkar shank 16,6%, panjang paha bawah 25,7%, panjang
paha atas 23,8%, panjang dada 21,3%, lingkar dada 22,3%, lebar dada 28,6%,
panjang punggung 13,9%, panjang sayap 23,4%, lingkar leher 29%, panjang leher
pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel yang
paling tinggi adalah Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam. Berdasarkan
hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel
yang Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan kolerasi
sesuai dengan dengan hasil yaitu 0.976478572 yang artinya sama sekali tidak ada
hubungan kolerasi antara linkar dada dan lingkar sayap. Hal ini sesuai dengan
pendapat Santoso (2005) bahwa berkenaan dengan besaran angka. Sama dengan
kolerasi Person, angka kolerasi untuk spearman ataupun kendal berkisar pada 0 (tidak
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa:
Saran
Aedah, S., Bintoro, D., dan Gendur, S. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Daya Saing Industri Unggas Ayam Kampung. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Vol 11. No.22.
Ahmad, Dwi F., Endang Y.S., Nono S. 2016. Hubungan Panjang Badan dan Panjang
Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali Correlations between Body
Length and Rump Length with Dressing Percentage of Bali Cattle. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Anggitasari, S., Osfar, S., Irfan, H, D. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis Pakan
Komersial Terhadap Kinerja Produksi Kuantitatif dan Kualitatif Ayam
Pedaging. Universitas Brawijaya. Malang. Vol. 40. No. 3. Hal. 187-196.
Darmana, W dan Maloedyn, S. 2003. Ayam Lignan: Ayam Kampung Prosfektif Dari
Cina. Jakarta. Agromedia Pustaka.