Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INDIVIDU

ILMU PEMULIAAN TERNAK

MENGUKUR DIMENSI TUBUH PADA TERNAK AYAM

NAMA : NURUL SHARFINA HAZTI


NIM : I011171521
KELOMPOK : XXXIX (TIGA PULUH SEMBILAN)
GELOMBANG : II (DUA)
ASISTEN : MUH. ICHSAN SYAM

LABORATORIUM ILMU PEMULIAAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN

Kebutuhan protein hewani di Indonesia saat ini sangat tinggi, seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk serta kesadaran masyarakat bahwa protein hewani

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Protein hewani menjadi sangat penting

karena mangandung asam-asam amino yang dibutuhkan manusia sehingga akan lebih

mudah di cerna dan lebih efisien pemanfaatannya. Protein hewani bisa di peroleh dari

daging, telur, dan susu. Komoditas peternakan sumber protein hewani yang dapat

diandalkan salah satu adalah ternak unggas terutama ayam (Anggitasari, dkk., 2016).

Sifat kualitatif dan sifat kuantitatif memiliki fungsi yang sangat penting bagi

petani atau peternak, dapat dilihat dengan mengetahui bobot badan pada hewan

ternak hanya dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh ternak. Pada sifat

kuantitatif diketahui bobot badan dan hasil produksi itu terjadi karena dipengaruhi

oleh lingkungan. Sifat kualitatif yaitu tidak dipengaruhi oleh lingkungan karena sifat

ini dikontrol oleh gen dan hanya dapat dilakukan dengan cara mengamati kondisi

tubuh ternak dari samping, belakang, dan depan.

Pertumbuhan yang paling sederhana adalah perubahan ukuran yang meliputi

perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh. Dimensi tubuh

yang termasuk perubahan komponen-komponen kimia, terutama air, lemak, protein

dan abu pada karkas (Kuswati dan Trinil, 2016). Hal inilah yang metalarbelakangi

dilakukannya Praktikum Ilmu Pemuliaan Ternak mengenai Pengukuran Dimensi

Tubuh Ternak pada Ayam.


Tujuan Praktikum

1. Menjelaskan beragai sifat kualitatif dan kauntitatif ternak ayam

2. Menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagain tubuh ternak yang harus di

ukur saat mengukur dimensi ternak

3. Menyebutkan nama dan menjelaskan fungsi beberapa alat ukur dimensi

tubuh ternak

4. Menggunakan alat ukur dimensi tubuh

Kegunaan Praktikum

1. Mahasiswa melakukan tiap langkah prosedur praktikum

2. Mahasiswa menilai sifat kualitatif dan sifat kauntitaif (dimensi tubuh) ternak

kambing yang diamati

3. Meyimpulkan hasil pengamatan sifat kualitatif dan kuantitatif ternak ayam.


TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Ternak Ayam Kampung

Ayam kampung merupakan ayam lokal yang tersebar di wilayah Indonesia,

seperti ayam arab, pocin, kedu, nunukan, atau ayam pelung. Ayam-ayam tersebut

merupakan hasil domestifikasi dengan seleksi yang terarah. Ayam kampung biasa

tidak dipelihara secara intensif. Begitu juga dengan ayam lignin yang biasa dipelihara

secara bebas di negara asalnya. Akibatnya, sering terjadi perkawinan secara liar yang

menyebabkan bervariasi jenis ayam kampung. Salah satu buktinya adalah ayam arab

yang aslinya hampir tidak ditemui di Indonesia, sehingga terjadi penurunan kuantitas

produksi telurnya. Ayam lignin yang diintroduksi ke Indonesia sebagai batuan dari

korea diperkirakan merupakan hasil perkawinan silang dengan jenis ayam kampung

lainnya (Darmana dan Maoledyn, 2003).

Berikut ini klasifikasi kambing secara umum:

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Metazoa

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Devisi : Carinathae

Kelas : Aves

Ordo : Galliformes

Familia : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus domestika sp.


Ayam kampung merupakan turunan panjang dari proses sejarah

perkembangan genetik perunggasan di tanah air. Ayam kampung diidikasikan hasil

domestikasi ayam hutan merah dan ayam hutan hijau. Awalnya, ayam tersebut hidup

di hutan, kemudian didomestikasi serta dikembangkan oleh masyarakat pedesaan.

Ayam kampong adalah ayam asli Indonesia yang telah beradaptasi, hidup,

berkembang, dan berproduksi dalam jangka waktu yang lama, baik itu dalam

kawasan tertentu maupun dibeberapa tempat. Adapun perkembangbiakannya

dilakukannya antara sesama tanpa ada perkawinan campuran dengan ayam ras (jenis

ayam yang sengaja di introduksi (Yaman, 2010).

Sifat Kualitatif dan Kuantitatif

Sifat Kualitatif

Sifat kualitatif adalah sifat yang tanpak dan tidak dapat diukur dengan satuan

ukuran tertentu. Ukuran kualitatif ragamnya tidak konsisten dan terdapat kelas kelas

fenotipe yang perbedaannya jelas. Sifat kualitatif juga di kontrol oleh gen tunggal.

Karakter kualitatif dikontrol oleh beberapa gen yang berkaitan dengan struktur,

diantaranya mengenai bentuk dan susunan, rasa, warna, serta bau. Karakter kualitatif

sering digunakan sebagai dasar utama pembedaan atau mengelompokkan dalam

taksonomi. Contoh dari karakter kualitatif antara lain plasentasi, bentuk daun serta

bentuk susunan bunga (Daryo dan Sigit, 2016).

Sifat kualitatif yang tidak dapat dihitung dan hanya dapat dilakukan melalui

pengamatan karena hanya memiliki satu gen. Pengamatan yang dilakukan dengan

melihat keadaan tubuh, kesehatan kulit, kondisi kuku, warna tubuh, sikap ternak,
pandangan mata, bentuk tubuh, bentuk tanduk,pola bulu, bentuk jengger, warna

shank, jenis kelamin, warna bulu, dan keserasian.

Sifat Kuantitatif

Sifat kuantitatif adalah sifat atau karakter individu yang diperoleh dari hasil

pengukuran. Sifat-sifat ternak yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dipengaruhi

oleh banyak pasangan gen serta faktor lingkungan. Sifat-sifat ini diukur secara

kuantitatif dan menunjukkan nilai yang kontinu dan terdistribusi secara normal.

Berdasarkan pengertian bahwa ekspresi performan individu dipengarui oleh faktor

genetic dan lingkungan (Nurgiartiningsih, 2017).

Sifat kuantitatif yang dilakukan untuk menduga bobot badan dengan

melakukan pengukuran dimensi tubuh pada ayam kampung. Perubahan dimensi

tubuh dapat dijadikan sebagai indicator pertumbuhan ternak. Sifat kuantitatif pada

ayam kampung dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh pada ayam yaitu

panjang taji, panjang jari ke 3, panjang dan lingkar shank, panjang paha atas dan paha

bawah, panjang-linggar-lebar dada, panjang punggung, jarak pubis, panjang sayap,

panjang dan lingkar leher, tinggi dan jumlah gerigi jengger.

Analisis Statik

Mean

Rara-rata (mean) yang menggambarkan rata-rata hitung semua nilai dalam

satu populasi. Nilai ini merupakan hasil perhitungan semua nilai yang ada dalam

populasi dibagi dangan jumlah pengamatan (Nurgiartiningsih, 2017). Rumus

perhitungan rata-rata adalah sebagai berikut :


x 1+ x 2+ x 3+ ….+ xn
μ=
n

Keterangan:

X1, X2, … , Xn = Ukuran masing-masing individu dalam populasi

μ = Rata – rata populasi

n = Jumlah pengamatan seluruh anggota dalam populasi

Standar Deviasi

Standar deviasi merupakan akar dari ragam dari sampel. Satuan dari standar

deviasi sama dengan satuan ukuran sifat yang ukur, misalnya kilogram dan

centimeter (Nurgiartiningsih, 2017). Rumus standar devisiasi adalah sebagai berikut :

s= √ s2

Keterangan;

s = Simpangan baku sampel

Koefisien Variansi
Koefisien variansi merupakan standar deviasi yang dinyatakan sebagai

persentasi dari kata-kata. Nilai ini berguna untuk membandingkan keragaman dari

sifat-sifat yang diukur dengan satuan yang berbeda (Nurgiartiningsih, 2017).

Koefisien variansi dihitung dengan rumus sebagai berukut :

( σ x 100)
KK = %
x

Keterangan:

KK = Koefisien Keragaman
σ = Simpangan baku

x = Rata-rata populasi

Korelasi

Korelasi yaitu mengukur derajat anatara kedua sifat atau dia perubah variabel.

Nilai r berkisar antara -1,0 sampai +1,0 yang merupakan nilai abstrak yang tidak

mempunyai satuan (Nurgiartiningsih, 2017). Korelasi r dapat diukur dengan rumus :

cov xy cov xy
r= =
2 2 σx σ y
√ ( σ )( σ )
x y

Keterangan:

r = Koefisisen Korelasi
cov xy = Peragam sifat X dan Y

σ 2x = Ragam sifat X

σ 2y = Ragam sifat Y
σx = Simpangan baku sifat X
σy = Simpangan baku sifat Y
METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Pemulian Ternak mengenai Analisa Sifat Kualitatif dan

Kuantitatif dilakukan pada Hari Selasa, tanggal 11 September 2018 pukul 13:00

WITA sampai selesai di Kandang Peternakan Ayam, Fakultas Peternakan,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu 2 ekor ayam kampung jantan

Alat yang digunakan pada praktikum dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 9. Alat Ukur

Alat Ukur Fungsi Gambar

Pita Ukur (cm) mengukur lingkar dada,


lingkar leher, panjang leher,
panjang badan, lingkar
shank, panjang shank, lebar
dada, dan panjang sayap. sumber: Fani (2013)

Jangka Sorong mengukur panjang taji,


panjang jari ke 3, panjang
paruh dan tinggi jengger.
su
mber : Surya (2015)
Tali Rapiah mengukur panjang sayap

sumber: Yuli (2017)


Prosedur Kerja
Adapun prosedur praktikum pengukuran dimensi tubuh ayam dilakukan
dengan memegang ayam, Selanjutnya mengukur keseluruhan dimensi tubuh ayam,
masing- masing dengan menggunakan alat jangka sorong, pita ukur dan tali rapiah
sesuai dengan ketentuan berikut dapat dilihat tabel 2.

Tabel 2. Prosedur Kerja

Alat Ukur Dimensi Tubuh Prosedur Kerja Gambar


Lingkar Leher mengukur lingkar leher pada
Pita Ukur
posisi sekitar posisi letak pita
suara (tidak termasuk bulu
leher).

Panjang Leher mengukur dari ruas tulang


pertama (sekitar perbatasan
tulang tengkorang dengan
ruas tulang leher pertama)
sampai tulang dari perbatasan
tulang leher dengan tulang
punggung.

Lingkar Dada mengukur lingkar dada pada


daerah dada, dibelakang
sayap melingkari dada bagian
depan.

Lebar Dada mengukur jarak terlebar pada


bagian dada kanan dan kiri.

Panjang Sayap mengukur panjang tulang


humerus, tulang radius-ulna,

tulang metacarpus sampai


dengan phalanges.

Pangjang Shank mengukur panjang tulang


tasometatapus.

Lingkar Shank mengukur lingkar pada shank


kaki kanan bagian bawah
(diatas taji).

Paha Atas mengukur dari perbatasan


tulang ilium sampai tulang
tibia/ tengah sampai lutut

Paha Bawah mengukur dari patella sampai


ujung tulang tibia di
perbatasan tulang femur.
Panjang Taji mengukur sepanjang taji
Jangka
Sorong
Panjang Jari ke mengukur panjang jari kaki
3 yang terpanjang sampai ujung
jari kaki tanpa kuku.

Panjang Paruh mengukur dari pangkal paru


sampai ujung paruh bagian
atas

Tinggi Jengger mengukur dari pangkal


jengger yang melekat sampai
jengger yang tertinggi.

Tulang Pubis mengukur jarak antara dua


tulang pubis

Tali Rapiah Panjang Sayap mengukur panjang tulang


humerus, tulang radius ulna,
tulang metacarpus sampai
dengan phalanges
Keterangan:
P. S = Panjang Shank L. D = Lingkar Dada

L. S = Lingkar Shank Le. D = Lebar Dada

P. J 3 = Panjang Jari Ke 3 P. Pu = Panjang Punggung

P. J = Panjang Taji P. S = Panjang Sayap

P. P. B = Panjang Paha Bawah L. L = Lingkar Leher

P. P. A = Panjang Paha Atas P. L = Panjang leher

P. D = Panjang Dada P. P = Panjang Paruh

J. T. B = Jarak Tulang Pubis J. G. J = Jumlah Gerigi Jengger

T. J = Tinggi Jengger

Rata- rata didapatkan dari hasil penjumlahan keseluruhan data dibagi banyak

data yang ada, berdasarkan hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam didapatkan hasil

bahwa rata-rata padan tinggi jengger 2.95 cm, panjang paruh 2.89 cm, panjang taji

0.11 cm, panjang jari ke-3 5.03 cm, jarak antar tulang pubis 1.78 cm, panjang shank

9.05 Lingkar shank 4.36 cm, panjang paha bawah 13.79 cm, panjang paha atas 9.78

cm, panjang dada 14.14 cm, lingkar dada 24.55 cm, lebar dada15.56 cm, panjang

punggung 16.39 cm, panjang sayap 19.25 cm, lingkar leher 7.91 cm, panjang leher

14.08 cm, jumlah gerigi jengger 6.38 cm.

Satandar deviasi didapatkan dari hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam

didapatkan hasil bahwa Satandar deviasi pada tinggi jengger 1.09 cm, panjang paruh

0.32 cm, panjang taji 0.16 cm, panjang jari ke-3 0.66 cm, jarak antar tulang pubis

0.36 cm, panjang shank 1.64 cm, Lingkar shank 1.27 cm, panjang paha bawah 1.88

cm, panjang paha atas 1.81 cm, paanjang dada 3.32 cm, lingkar dada 2.47 cm, lebar

dada 4.20 cm, panjang punggung 3.17 cm, panjang sayap 7.13 cm, lingkar leher 2.00

cm, panjang leher 3.16 cm, jumlah gerigi jengger 1.30 cm.
Koefisien variasi didapatkan dari hasil pengukuran dimensi tubuh Ayam

didapatkan hasil bahwa Koefisien variasi pada tinggi jengger 21,8%, panjang paruh

28,3%, panjang taji 0%, panjang jari ke-3 28,5%, jarak antar tulang pubis 31,5%,

panjang shank 13,5%, Lingkar shank 16,6%, panjang paha bawah 25,7%, panjang

paha atas 23,8%, panjang dada 21,3%, lingkar dada 22,3%, lebar dada 28,6%,

panjang punggung 13,9%, panjang sayap 23,4%, lingkar leher 29%, panjang leher

24,3%, jumlah gerigi jengger 50%.

Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam Kampung


Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil

kolerasi sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 12. Tabel Korelasi Pengukuran Dimensi Tubuh


Dimensi Tubuh Lingkar Dada Lingkar Leher Panjang Sayap
lingkar Dada 0 0.876381484 0.584785497
Lingkar Leher 0.750318158 0 0.710071602
Panjang Sayap 0.847981342 0.976478572 0
Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu peuliaan Ternak 2018.

Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam. Berdasarkan hasil

pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel yang

paling tinggi adalah Kolerasi Pengukuran Dimensi Tubuh Ternak Ayam. Berdasarkan

hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan kolerasi sesuai dengan tabel

yang Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, maka didapatkan kolerasi

sesuai dengan dengan hasil yaitu 0.976478572 yang artinya sama sekali tidak ada

hubungan kolerasi antara linkar dada dan lingkar sayap. Hal ini sesuai dengan

pendapat Santoso (2005) bahwa berkenaan dengan besaran angka. Sama dengan

kolerasi Person, angka kolerasi untuk spearman ataupun kendal berkisar pada 0 (tidak

ada kolerasi sama sekali) dan 1 (kolerasi sempurna).


PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa:

1. Dari hasil rata-rata (mean) yang didapatkan dari hasil pengukuran


dimenstubuh sapi memiliki rataan yang paling tinggi yaitu lingkar dada
dengan nilai 148,8.
2. Dari hasil pengukuran tersebut diketahui bahwa setiap dimensi tubuh sapi
memiliki standar deviasi memiliki nilai yang berbeda-beda, semakin kecil
nilai standar deviasi menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-
rata hitungnya, sedangkan jika nilai standar deviasi besar hal tersebut
menunjukkan penyebaran yang besar dari nilai rata-rata hitungnya.
3. Pada koevisien variasi hasil pengukuran Dimensi Tubuh pada Ternak Sapi
Bali didapatkan hasil yang cukup rendah karena dibawa nilai standar yaitu
minus
4. Pada perhitungan kolerasi antara lingkar dada dan tinggi punggung memiliki
nilai korelasi yang paling tinggi yaitu linkar perut dan panjang sayap dengan
nilai 0.976478572.

Saran

Adapun saran terhadap pelaksanaan praktikum ini sebaiknya praktikan


memperhatikan dengan baik ketepatan pembacaan skala dan nilai pada saat
melakukan pengukuran dimensi tubuh, selain itu kondisi ternak juga harus
diperhatikan sehingga ternak tidak mengalami stress.
DAFTAR PUSTAKA

Aedah, S., Bintoro, D., dan Gendur, S. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Daya Saing Industri Unggas Ayam Kampung. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Vol 11. No.22.

Ahmad, Dwi F., Endang Y.S., Nono S. 2016. Hubungan Panjang Badan dan Panjang
Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali Correlations between Body
Length and Rump Length with Dressing Percentage of Bali Cattle. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Anggitasari, S., Osfar, S., Irfan, H, D. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis Pakan
Komersial Terhadap Kinerja Produksi Kuantitatif dan Kualitatif Ayam
Pedaging. Universitas Brawijaya. Malang. Vol. 40. No. 3. Hal. 187-196.

Darmana, W dan Maloedyn, S. 2003. Ayam Lignan: Ayam Kampung Prosfektif Dari
Cina. Jakarta. Agromedia Pustaka.

Hidayat, C. 2012. Pengembangan Produksi Ayam Lokal Berbasis Bahan Pakan


Lokal. Bogor.

Nurgiartiningsih, A. 2017. Pengantar Parameter Genetika Pada Ternak. Malang. UB


Press.

Qanita. 2014. Alat Hewan. https://www.qanita.co.id/product/tongkat-ukur-sapi-


5671450. Diakses : 28 Mei 2014

Surya. (2015). Alat Ukur. https://www.surya.co.id/product/alat-ukur--298567145886.


Diakses: 8 Desember 2015.

Yuli, 2017. Tali Rapiah. https://www.yuli.co.id/product/rapiah-1467839. Diakses: 14


Januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai