Anda di halaman 1dari 9

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

PERBEDAAN BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS DAN NON KARKAS PADA
ITIK LOKAL (Anas plathyrincos) DAN ITIK MANILA (Cairina moschata)
(THE DIFFERENCES OF WEIGHT AND PERCENTAGE PARTS OF CARCASS AND NON-CARCASS ON
LOCAL DUCKS (Anas Plathyrincos) AND MUSCOVY DUCKS (Cairina Moschata)
Nena Kharisma Armissaputri, Ismoyowati, Sigit Mugiyono
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
kharismane21@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan bobot dan persentase bagian-bagian
karkas dan non karkas pada itik lokal (Anas plathyrincos) dan itik Manila (Cairina moschata).
Penelitian telah dilaksanakan pada 19 Mei 2012 sampai dengan 21 Juli 2012 bertempat di
Peternakan Itik Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dan di
Laboratorium Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan bangsa itik sebagai perlakuan. Itik yang digunakan yaitu itik Magelang, itik Mojosari, Itik
Tegal, dan Itik Manila dengan jenis kelamin jantan yang diulang sebanyak 5 kali. Variabel
penelitian yaitu bobot bagian-bagian karkas dan non karkas serta persentase bagian-bagian karkas
dan non karkas. Data dianalisis menggunakan analisis variansi yang dilanjutkan dengan Uji Beda
Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan bangsa berpengaruh sangat
nyata (P<0.01) terhadap bobot bagian-bagian karkas bagian paha, berpengaruh nyata (P<0,05)
pada bagian sayap dan punggung, dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada bagian dada. Pada
persentase bagian-bagian karkas perlakuan bangsa berpengaruh sangat nyata (P<0.01) pada
bagian paha dan giblet, serta berpengaruh tidak nyata (P>0.05) pada bagian dada, sayap dan
punggung. Perlakuan bangsa itik berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pada bobot semua
bagian yaitu kepala, leher, shank dan viscera (usus). Pada persentase bagian-bagian non karkas,
perlakuan bangsa berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada bagian kepala, leher dan shank serta
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada bagian viscera (usus). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
Itik Manila menghasilkan bobot bagian-bagian karkas yaitu sayap, paha, dan punggung terbesar
serta menghasilkan bobot bagian-bagian non karkas yaitu usus dan shank terbesar bila
dibandingkan dengan itik lokal ( itik Magelang, itik Mojosari, dan itik Tegal).
Kata Kunci : Bobot, Persentase, Karkas, Non Karkas, Itik Magelang, Itik Mojosari, Itik Tegal, Itik
Manila.
ABSTRACT
This study was aimed to determine differences in weight and percentage of carcass and noncarcass parts of local ducks (Anas plathyrincos) and Muscovy ducks (Cairina moschata). Research
has been carried out on May 19th, 2012 until July 21st, 2012 held in the Ducks Farm Dukuhwaluh
Village, District Kembaran, Banyumas and Poultry Laboratory, Faculty of Animal Science, Jenderal
Soedirman University. The method used was an experimental method using a Completely
Randomized Design (CRD) with race of ducks as treatments. The duck breeds are Magelang ducks,
Mojosari ducks, Tegal ducks and Muscovy ducks repeated 5 times. Ducks used are the male. The
research variables are weight of carcass and non-carcass parts and percentage of carcass and noncarcass parts. Data were analyzed using analysis of variance, continued by Test Honestly
Significant Difference (HSD). The results showed that the treatment of duck breeds was highly
significant (P<0.01) to weight of carcass parts in thigh, significant (P<0,05) in wings and backs, and

1086

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

non significant (P>0,05) in chests. At percentage of carcass parts the treatment of duck breeds was
highly significant (P<0,01) in thighs and giblets, and also non significant (P>0,05) in chests, wings
and backs. For non-carcass parts, the treatment of duck breeds was highly significant (P<0,01) to
weight in all parts, those are head, neck, shanks and visceras (intestine). At percentage of noncarcass parts were highly significant (P<0,01) in head, neck and shanks, and non significant
(P>0,05) in visceras (intestine). The conclusion of this research were Muscovy ducks produce
weight of carcass parts those are wings, thighs, and backs as the biggest and produce weight of
non-carcass parts intestines and shank as the largest when compared with the local ducks
(Magelang ducks, Mojosari ducks, and Tegal ducks).
Keywords : Weight, percentage, carcass, non-carcass, Magelang ducks, Mojosari ducks, Tegal
ducks and Muscovy ducks
PENDAHULUAN
Tingkat kebutuhan penduduk di Indonesia semakin beragam, seperti kebutuhan akan gizi
baik protein, vitamin, maupun mineral dan sebagainya. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
protein hewani asal ternak untuk masyarakat perlu diupayakan dengan cara peningkatan produksi
ternak yang potensinya selama ini belum banyak dikembangkan. Keberadaan ternak unggas lokal
sebagai sumber daging sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein
hewani asal ternak. Unggas lokal yang banyak dikembangkan yaitu itik. Ditjenak (2011) menyatakan
itik memiliki peran sebagai penghasil telur dan daging yang cukup baik. Peranannya sebagai
penghasil daging masih rendah yaitu hanya sekitar 0,5% dari 3.000.000 ton d a r i kebutuhan
daging nasional.
Daging itik merupakan salah satu komoditi unggulan karena mengandung berbagai zat gizi
yang tinggi serta memiliki cita rasa yang unik. Kandungan gizi yang terdapat pada daging itik cukup
tinggi antara lain kandungan protein 21,4%, lemak 8,2%, abu 1,2% dan nilai energi 15.900 kkal/kg.
Produksi daging ternak unggas lokal secara langsung dapat dilihat dari bobot, persentase karkas
dan banyaknya proporsi bagian karkas yang bernilai tinggi (Damayanti, 2003). Tingkat
produktivitas itik lokal Indonesia baik telur maupun daging masih rendah dan masih berpeluang
untuk ditingkatkan sehingga keberadaan ternak itik dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
memenuhi kebut uhan protein hewani asal ternak.
Itik Lokal dan itik Manila mempunyai produksi karkas yang berbeda karena keduanya
memiliki tipe yang berbeda. Itik Manila (Cairina moschata) mempunyai tipe pedaging yang
dikembangbiakkan terutama untuk menghasilkan daging, sedangkan itik lokal kebanyakan
merupakan tipe petelur yaitu ternak unggas lokal yang memiliki produksi telur yang baik untuk
betina, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai penghasil daging untuk itik lokal jantan dan betina
afkir. Oleh karena potensi kedua itik tersebut dalam menghasilkan daging yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat maka dilakukan penelitian tentang perbedaan bobot dan persentase bagianbagian karkas serta non karkas dari itik lokal dan itik manila agar diketahui itik mana yang
menghasilkan perdagingan paling baik.
METODE
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental. Materi yang digunakan
dalam penelitian adalah itik Magelang, itik Mojosari, itik Tegal dan itik Manila umur satu hari (day

1087

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

old duck) masing-masing 25 ekor jantan, jadi total 100 ekor yang dipelihara sampai 10 minggu.
Bahan yang digunakan selama pemeliharaan yaitu pakan BR-1 dengan kandungan protein 20-22%,
serat kasar 3-5%, lemak 5-7% ; kandang intensif berukuran 0,5 x 1 m sebanyak 20 unit ; sekam ;
tempat minum DOD ; peralatan kandang dan alat kebersihan. Alat yang digunakan pada saat
pemotongan yaitu pisau, nampan, dan timbangan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebagai perlakuan adalah bangsa itik yang
terdiri atas itik lokal dan itik Manila, yaitu B1 = Itik Magelang ; B2 = Itik Mojosari ; B3 = Itik Tegal ; B4
= Itik Manila, setiap unit percobaan diisi 5 ekor jantan dan diulang sebanyak 5 kali, sehingga
melibatkan 25 ekor untuk masing-masing perlakuan dengan total 100 ekor itik. Peubah yang
diamati yaitu bobot bagian-bagian karkas dan non karkas serta persentase bagian-bagian karkas
dan non karkas. Analisis data menggunakan Analisis Variansi yang dilanjutkan dengan Uji Beda
Nyata Jujur (BNJ).
Model Matematik yang digunakan adalah sebagai berikut :
ij = + i + ij
Keterangan :
ij
= Hasil pengamatan bobot dan persentase bagian-bagian karkas, non karkas, dan bagian
bagian karkas pada unggas lokal ke-I dan ulangan ke-j

= Nilai tengah seluruh perlakuan


i
= Pengaruh bangsa unggas ke-i
ij
= galat percobaan akibat pengaruh unggas ke-i pada ulangan ke-j (Steel dan Torrie, 1993).
Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung bobot dan persentase setiap bagian
karkas dan non karkas adalah sebagai berikut :
1. Persentase Bagian karkas

Bobot Bagian Karkas x 100 %


Bobot Hidup
2. Persentase Bagian non karkas
=
Bobot Bagian non karkas x 100%
Bobot Hidup
Cara mendapatkan bagian-bagian karkas
1. Punggung (dipotong pada bagian persendian rusuk, pertautan scapula dengan humerus dan
coracoids serta persendian pangkal paha).
2. Sayap (dipotong pada persendian tulang pangkal sayap).
3. Dada (dipotong pada persendian tulang rusuk sampai pada laju pertautan tulang belikat dan
clavicula dengan leher.
4. Paha (dipotong pada pangkal paha).
5. Giblet (jantung, hati, gizzard)
Cara mendapatkan bagian-bagian non karkas :
1. Kepala
: dipotong pada tulang atlas pertama.
2. Leher
: dipotong pada tulang atlas ke-1 sampai tulang atlas ke-14.
3. Shank
: dipotong pada bagian persendian kaki (flock point)
4. Viscera (Usus)
: dipotong pada bagian ventrikularis sampai kloaka.

1088

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

PENDAHULUAN
Bobot Dan Persentase Bagian Karkas
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan bangsa berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
terhadap bobot bagian-bagian karkas yaitu bagian paha dan punggung, berpengaruh nyata
(P<0,05) pada bagian sayap dan giblet, dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada bagian dada.
Perbedaan pengaruh perlakuan bangsa itik terhadap bagian-bagian karkas dikarenakan bobot
badan, bobot karkas dan genetik dari setiap bangsa itik berbeda. Siregar dan Sabrani (1982)
menyatakan persentase bagian-bagian karkas berhubungan erat dengan bobot karkas, sedangkan
bobot karkas dipengaruhi oleh bobot hidup. Untuk persentase bagian-bagian karkas, hasil
penelitian menunjukan bahwa perlakuan bangsa berpengaruh sangat nyata (P<0,01) pada bagian
paha dan giblet serta berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada bagian sayap, punggung dan dada.
Tabel 1. Bobot dan Persentase Bagian-Bagian Karkas
Jenis Itik
B1
B2
B3
B4
Bobot (g)
Dada
179.5889.95a
138.533.29a
174.5418.13a
148.529.51a
Paha
189.7625.19a
161.5818.11a
165.689.39a
250.8429.41b
ab
a
ab
Sayap
122.149.97
105.9617.15
123.311.09
143.3226.45b
Punggung
252.6468.02ab
241.8840.25ab
205.0215.1a
312.1262.73b
Giblet
119.8815.21b
96.710.08a
109.910.74ab
101.4411.41ab
Persentase (%)
Dada
12.904.37a
11.132.33a
13.951.21a
9.520.91a
Paha
14.200.98a
13.031.20a
13.260.74a
16.190.79b
a
a
a
Sayap
9.180.56
8.531.07
9.891.13
9.221.09a
Punggung
18.622.65a
19.533.11a
16.411.14a
20.012.13a
Giblet
9.041.40c
7.800.66ab
8.821.10b
6.570.59a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukan berbeda tidak
nyata pada taraf uji 5 persen.
B1 = Itik Magelang, B2 = Itik Mojosari, B3 = Itik Tegal, B4 = Itik Manila
Perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap bobot
dan persentase dada. Diperkirakan penimbunan daging pada itik Manila terdapat pada bagian
punggung dan paha. Parkhust dan Mountney (1997) menyatakan bahwa perdagingan pada bagian
dada dapat digunakan untuk menilai penyebaran daging pada tubuh lainnya. Perbedaan bobot
dan persentase ini disebabkan oleh genetik dan bobot karkas dari setiap bangsa itik lokal dan itik
Manila ini berbeda satu sama lain. Auvergne et al. (1991) menyatakan bobot hidup merupakan
faktor utama yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan pada otot dada. Bobot hidup itik yang
digunakan untuk penelitian tidak terlalu berbeda jauh dan umur itik yang digunakan sama yaitu 10
minggu sehingga bobot dadanya pun tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Otot pada
bagian dada perkembangannya tergantung pada konsumsi pakan. Perkembangannya lebih lambat
bila dibandingkan dengan otot di bagian tubuh yang lain pada usia muda dan baru akan
mengalami perkembangan maksimal pada usia 3-5 bulan (Abdelsamiere dan Farrel, 1985).
Perlakuan itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap bobot dan
persentase paha. Selanjutnya setelah dilakukan uji BNJ diketahui bahwa bobot paha pada itik
Manila paling tinggi atau berbeda sangat nyata (P<0.01) dengan itik Tegal, itik Magelang dan itik

1089

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

Mojosari. Persentase paha itik Manila berbeda sangat nyata dengan persentase paha itik Mojosari
dan itik Tegal, dan berbeda nyata dengan persentase paha itik Magelang. Hal ini diduga
disebabkan karena itik Manila memiliki badan yang lebih besar dibanding dengan itik lokal
sehingga perlu paha dengan ukuran yang lebih besar untuk bisa menopang tubuhnya dengan baik.
Itik Manila juga mempunyai kebiasaan terbang sehingga membutuhkan penopang yang kuat pula
pada saat pendaratannya (Setioko, 1995).
Perlakuan jenis itik lokal dan itik Manila berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot sayap.
Setelah dilanjutkan dengan uji BNJ menujnukan bahwa bobot sayap itik Manila berpengaruh nyata
(P<0.05) terhadap bobot sayap itik Mojosari. Damayanti (2003) menyatakan secara fisiologis itik
Manila memiliki sayap yang lebih besar dikarenakan itik Manila mempunyai kebiasaan terbang
dan memiliki sayap yang lebih panjang bila dibandingkan dengan jenis itik lokal lain. Hasil analisis
variansi pada bagian sayap menunjukan bahwa perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila
berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap persentase sayap.
Perlakuan itik lokal dan itik Manila berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap bobot punggung.
Hasil uji BNJ diketahui bahwa bobot punggung pada itik Manila berbeda nyata (P<0.05) dengan itik
Tegal. Hal ini disebabkan karena itik Manila memiliki badan yang besar serta punggung yang lebih
lebar daripada itik Tegal. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa bahwa perlakuan itik lokal dan
itik Manila berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap persentase punggung. Suswoyo dkk. (1992)
menyatakan bahwa punggung didominasi oleh daging yang langsung menempel pada columna
vertebralis sternum dan tulang yang lain. Triyantini dkk. (1997) menyatakan bahwa persentase
punggung itik Tegal dan itik Manila berturut-turut adalah 35.48 % dan 27.55 %. Pola pertumbuhan
komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang yang cepat kemudian setelah mencapai
pubertas laju pertumbuhan otot menurun dan deposisi lemak meningkat.
Perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap bobot
giblet. Hasil uji BNJ diketahui bahwa bobot giblet itik Magelang berpengaruh nyata terhadap itik
Mojosari. Hasil penelitian untuk bagian giblet menunjukkan bahwa perlakuan bangsa berbeda
sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase giblet. Perbedaan bobot giblet pada itik lokal dan itik
Manila tersebut dikarenakan kinerja jantung, hati dan gizzard yang berbeda pula. Bobot giblet
pada itik Magelang paling tinggi diduga disebabkan karena itik Magelang lebih banyak melakukan
aktivitas sehingga organ dalam bekerja lebih keras terutama jantung dan menghasilkan bobot
yang berbeda pula. Ressang (1984) mengungkapkan bahwa bobot jantung yang tinggi disebabkan
karena sistem sirkulasi berjalan dengan cepat dan ternak banyak melakukan aktivitas. Frandson
(2003) juga menyatakan bahwa peningkatan ukuran sel pada otot jantung terjadi saat jantung
bekerja lebih keras. Bobot jantung juga dipengaruhi oleh besar tubuh ternak yang berbeda-beda.
Hati merupakan organ dalam penyusun giblet pula, perbedaan pada bobot dan persentase hati
dipengaruhi oleh seberapa besar kerja hati di dalam tubuh ternak. Gizzard merupakan organ yang
berfungsi sebagai penggiling pakan yang masuk dan prosesnya dibantu oleh grit, besarnya
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsumsi serat kasar. Itik magelang memiliki kecenderungan
rendah dalam mengkonsumsi serat kasar sehingga kinerja gizzard akan lebih berat dan
menyebabkan ukuran gizzardnya lebih besar dibandingkan itik yang lain.

1090

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

Bobot Dan Persentase Bagian Non Karkas


Bagian-bagian non karkas yang digunakan pada penelitian ini adalah bagian yang masih
dapat dikonsumsi oleh masyarakat yaitu kepala, leher, shank dan usus. Perlakuan bangsa itik lokal
dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap semua bobot bagian-bagian non
karkas yaitu kepala, leher, shank dan usus. Hasil uji BNJ diketahui bahwa bobot bagian kepala itik
Manila dan itik Tegal berbeda nyata (P<0,05) dengan bobot kepala itik Mojosari, bobot bagian
leher itik Magelang berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan itik Mojosari dan berpengaruh nyata
(P<0,05) dengan itik Manila, bobot bagian shank itik Manila berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap bobot bagian shank dari itik Magelang, itik Mojosari dan itik Tegal, bobot bagian usus
dari itik Tegal berbeda sangat nyata (P,0,01) dengan itik Manila dan berbeda nyata (P<0,05)
dengan itik Magelang. Hasil analisis variansi persentase bagian-bagian non karkas menunjukkan
bahwa perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap
bobot bagian kepala, leher dan shank kecuali pada bagian usus yang berpengaruh tidak nyata
(P>0,05). Pada persentase bagian kepala, leher dan shank selanjutnya dilakukan uji BNJ yang
memperoleh hasil yaitu persentase bagian kepala pada itik Tegal berbeda sangat nyata (P<0,01)
dengan itik Magelang dan berbeda nyata (P<0,05) dengan itik Mojosari dan itik Manila. Persentase
bagian leher dari itik Magelang berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan itik Tegal dan itik Manila
serta berbeda nyata (P<0,05) dengan itik Mojosari, kemudian itik Tegal berbeda sangat nyata
(P<0,01) dengan itik Manila.
Tabel 2. Bobot dan Persentase Bagian Non Karkas
Jenis Itik
B1
B2
B3
B4
Bobot (g)
Kepala
69.744.36ac
63.627.92a
76.14.15bc
74.744.30bc
Leher
157.1223.85b
101.588.15a
121.515.3ab
106.930.96a
Shank
37.781.31b
31.52.79a
33.52.82ab
57.243.41c
Usus
46.46.18bc
38.985.27ab
354.79a
506.81c
Persentase (%)
Kepala
5.250.48a
5.130.55a
6.090.24b
4.850.39a
Leher
11.720.65c
8.210.75ab
9.700.94b
6.81.20a
Shank
2.850.30a
2.550.31a
2.680.15a
3.710.28b
Usus
3.490.49a
3.150.43a
2.810.48a
3.230.27a
Keterangan : Nilai dengan superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukan berbeda tidak
nyata pada taraf uji 5 persen.
B1 = Itik Magelang, B2 = Itik Mojosari, B3 = Itik Tegal, B4 = Itik Manila
Perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap
bobot kepala. Hasil uji BNJ menunjukan bahwa bobot bagian kepala itik Manila dan itik Tegal
berbeda nyata (P<0,05) dengan bobot kepala itik Mojosari. Hasil analisis variansi persentase
bagian-bagian non karkas menunjukan bahwa perlakuan jenis itik lokal dan itik Manila
berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap persentase kepala. Hasil uji BNJ yang menunjukan
bahwa persentase bagian kepala pada itik Tegal berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan itik
Magelang dan berbeda nyata (P<0,05) dengan itik Mojosari dan itik Manila. Secara anatomis

1091

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

bentuk kepala dari masing-masing jenis itik berbeda. Itik Manila merupakan salah satu yang
mempunyai bobot dan persentase yang cukup konstan tinggi. Itik Manila memiliki karunkula pada
bagian kepalanya yang tidak dimiliki itik lokal dan memiliki paruh yang lebih panjang dibandingkan
itik Magelang, itik Mojosari dan itik Tegal karena itik Manila menyesuaikan diri dengan pakan yang
dikonsumsi. Paruh yang besar dan panjang secara proporsional akan mempengaruhi bobot kepala
(Darmayanti, 2003).
Perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap
bobot leher. Hasil uji BNJ menunjukan bahwa bobot leher itik Magelang berbeda sangat nyata
(P<0.01) dengan itik Mojosari dan berbeda nyata (P<0.05) dengan itik Manila. Analisis variansi
menunjukan bahwa perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01)
dengan persentase leher. Uji BNJ menunjukan bahwa persentase bagian leher dari itik Magelang
berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan itik Tegal dan itik Manila serta berbeda nyata (P<0,05)
dengan itik Mojosari, kemudian itik Tegal berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan itik Manila.
Persentase leher yang berbeda dikarenakan secara anatomis masing-masing leher juga berbeda
antar perlakuan. Itik Magelang memiliki persentase yang paling tinggi dikarenakan itik Magelang
memilki bentuk leher yang lebih stereotype, lebih oval dan leher yang lebih panjang dibandingkan
dengan bentuk leher jenis itik lokal lain dan itik Manila (Darmayanti,2003).
Perlakuan jenis itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) dengan bobot
shank. Hasil uji BNJ menunjukan bobot shank itik Manila berbeda sangat nyata (P<0.01) dengan
itik Magelang, itik Mojosari dan itik Tegal. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa perlakuan
jenis itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) dengan persentase shank. Uji
BNJ menunjukan bahwa persentase shank itik Manila berbeda sangat nyata (P<0.01) dengan itik
Magelang, itik Mojosari dan itik Tegal. Hal tersebut menunjukan bahwa pada jenis itik lokal dan
itik Manila menyebabkan perbedaan pada shank. Fungsi shank yaitu sebagai penopang tubuh. Itik
Manila merupakan itik yang memiliki bobot dan persentase shank tertinggi. Hal ini dikarenakan
itik Manila memiliki aktivitas gerak yang lebih banyak serta bentuk badan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan bangsa itik lokal lainnya, sehingga memerlukan penopang yang besar pula
untuk dapat menopang bobot tubuhnya yang besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Lazuarti (1989), aktivitas shank akan mempengaruhi perkembangan ototnya yaitu akan semakin
kuat, sehingga menyebabkan bobot dan persentasenya berbeda pada masing-masing jenis itik
lokal dan itik Manila.
Perlakuan jenis itik lokal dan itik Manila berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap bobot
viscera (usus). Hasil uji BNJ menunjukan bahwa bobot viscera (usus) itik Tegal berbeda sangat
nyata (P<0.01) dengan itik Manila dan berbeda nyata (P<0.05) dengan itik Magelang. Hasil analisis
variansi untuk persentase usus itik lokal dan itik Manila menunjukan bahwa perlakuan jenis itik
lokal dan itik Manila berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap persentase viscera (usus).
Perbedaan persentase viscera (usus) tersebut dikarenakan bobot viscera (usus) yang berbedabeda pada masing-masing perlakuan bangsa itik lokal dan itik Manila. Itik Manila mampu
memanfaatkan pakan baik butiran maupun berserat yaitu sisa-sisa hasil pertanian secara efisien
untuk diubah menjadi sumber energi untuk pertumbuhan usus (Wahju, 1992).
SIMPULAN

1092

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

Itik Manila menghasilkan bobot bagian-bagian karkas yaitu sayap dan paha lebih besar serta
menghasilkan bobot bagian-bagian non karkas yaitu usus dan shank lebih besar bila dibandingkan
dengan itik lokal ( itik Magelang, itik Mojosari, dan itik Tegal). Itik Manila menghasilkan persentase
bagian-bagian karkas yaitu paha tertinggi, dan menghasilkan persentase bagian non karkas yaitu
shank tertinggi. Itik Tegal menghasilkan persentase bagian-bagian karkas yaitu sayap dan dada
tertinggi, serta menghasilkan persentase bagian-bagian non karkas yaitu kepala tertinggi. Itik
Magelang menghasilkan persentase bagian-bagian karkas yaitu giblet tertinggi dan menghasilkan
persentase bagian-bagian non karkas yaitu leher dan usus tertinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan
doa dan semangatnya, serta kepada ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) Unsoed atas dana penelitian Riset Percepatan Guru Besar Universitas Jenderal
Soedirman atas nama Dr. Ismoyowati, S.Pt, MP, yang telah mengikut sertakan penulis dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdelsamire, R, E. dan DJ, Farrell. 1985. Carcass Composition and Carcass Characteristics of Ducks.
dalam : DJ Farrell dan P. Stapleton (Ed). Duck Production Science and World Practise.
University of New England. Armidale.
Auvergne, A., Chaterine Baudonnet Dan R Babile. 1991. Influence Of Protein And Methionon
Concentrations And Body Size On The Growth And Carcass Of Muscovy Ducks In The
Finishing Stage Of Production. British Poultry Science. Vol. 32 Hal : 353-362
Damayanti V. 2003. Studi Perbandingan Persentase Karkas, Bagian-Bagian Karkas Dan Non Karkas
Pada Berbagai Unggas Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Dirjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan. 2011. Produksi Daging Itik Menurut Provinsi.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Frandson, R D. 1986. Anatomy Dan Physiology Of Farm Animals. 4 th Edition. Lea Febiger.
Philadelphis, Pennysylvania. Diterjemahkan Oleh Srigandono Dan Koen Praseno. 1996.
Anatomy Dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Parkhurst, C R. And G J. Mountney. 1997. Poultry Meat And Egg Production Vantrand Reinhold.
New York.
Lazuarti. 1989. Komposisi Karkas Dan Lemak Rongga Tubuh Itik Manila (Chairina Moschata) Dari
Daerah Kalianda Lampung Selatan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ressang, A A, 1984. Patologi Khusus Veteriner. Departemen Urusan Riset Nasional Republik
Indonesia. Denpasar.
Setioko, A.R., S. Iskandar, dan T. Antawidjaya. 1995. Unggas Air (Itik dan Itik Manila) sebagai
Alternatif Sumber Pendapatan Petani. Jilid 1. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.
Cisarua. Bogor.
Suswoyo, I., Rosidi Dan E Tugiyanti. 1992. Bagian-Bagian Karkas Ayam Broiler Dibawah Pengaruh
Lantai Kandang Dan Frekuensi Pemberian Pakan Yang Berbeda. Laporan Hasil Penelitian.
Fakultas Peternakan Unsoed. Purwokerto
1093

Nena Kharisma Armissaputri dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094, September 2013

Triyantini, Abubakar, I A,. K. Bintang Dan T. Antawidjaya. 1997. Studi Komparatif Preferensi, Mutu
Dan Gizi Beberapa Jenis Daging Unggas, Jurnal Ilmu Ternak Dan Veteriner. Vol 2. No 3. Hal :
159 161
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

1094

Anda mungkin juga menyukai