Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No.

3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

Tampilan Produksi Ternak Babi Peranakan Duroc dan Landrace Saat Umur Sapih
Production Performances At The Weaning Age Of Duroc And Landrace Breeding Pigs
Marselina Febriana Gaina, Yohanes Djegho, Aloysius Marawali
Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana, Jln Adisucipto Penfui,
Kupang NTT Kode Pos 10485001
Telp (0380) 881580. Fax (0380) 881674,
Email: marselinagaina09@gmail.com
djeghoyohanes@gmail.com
aloysiusmarawali21@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Kabupaten Kupang dan
Peternakan Babi Manise, Kota Kupang.Waktu penelitian berlangsung selama 24 minggu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performans produksi pada umur sapih dari bangsa babi
peranakan Landrace dan Duroc. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji t (t-test) dengan variabel yaitu jumlah sapihan, bobot sapih,
lingkar dada dan mortalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sapihan Landrace 10±2,23
ekor dan Duroc 9,06±2,01 ekor, bobot sapih Landrace 5,98±0,5 kg dan Duroc 6,14±0,4 kg, lingkar
dada Landrace 40,11±2,37 cm dan Duroc 37.55±9,57 cm dan mortalitas Landrace 0,46±0,99 ekor
dan Duroc 0,33±0,72 ekor. Hasil analisis statistik menunjukkan pejantan Landrace dan Duroc tidak
memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) untuk sifat produksi seperti jumlah sapihan saat sapih,
bobot sapih, lingkar dada dan mortalitas ternak babi.
Kata kunci: Landrace, Duroc, jumlah sapihan, bobot sapih, lingkar dada, mortalitas

ABSTRACT
This research had been conducted at the Regional Technical Implementation Unit (UPTD), Kupang
Regency and Manise Pig Farm, Kupang City. The research time was 24 weeks. The purpose of this
study was to determine the effect of Duroc and Landrace pigs on production properties at weaning.
The research method used was a survey. The data obtained were analyzed using the t test (t-test)
with variables, namely the number of weaning, weaning weight, chest circumference and mortality.
The results showed that the total weaning of Landrace was 10 ± 2.23 head and Duroc was 9.06 ±
2.01 head, the weaning weight of Landrace was 5.98 ± 0.5 kg and Duroc 6.14 ± 0.4 kg, the chest
circumference of Landrace was 40.11. ± 2.37cm and Duroc 37.55 ± 9.57cm and the mortality of
Landrace was 0.46 ± 0.99 head and Duroc 0.33 ± 0.72 head, respectively. Results of statistical
analysis showed that Landrace and Duroc gave no significant difference (P>0.05) for production
characteristics such as the number of weaning, weight weaning, breast circumference and pig
mortality.
Key words: Landrace, Duroc, number of weaning, weaning weight, chest circumference, mortality

PENDAHULUAN
umumnya dari jenis babi lokal dan dipelihara
Ternak babi merupakan salah satu secara dilepas atau dikandangkan dan diberi
komoditas yang mempunyai potensi besar pakan berupa limbah dapur dan limbah
untuk dikembangkan karena memiliki sifat- pertanian.
sifat menguntungkan, yaitu kesanggupan Suatu ukuran perkembangan
dalam mengubah bahan makanan secara populasi ternak babi yang paling banyak
efisien, siklus reproduksinya relatif pendek, digunakan adalah kemampuan reproduksi.
bersifat prolifik yang ditunjukkan dengan Penampilan umumnya diukur dari beberapa
banyaknya anak dalam setiap kelahiran yang faktor antara lain jumlah anak yang dilahirkan
berkisar antara 8-14 ekor, rata-rata dua kali (litter size) dan jumlah anak yang disapih.
kelahiran per tahunnya, lebih cepat tumbuh, Pemerintah berusaha memperbaiki
cepat dewasa (Sihombing 2006) dan memiliki produktivitas ternak babi pada masyarakat
karkas yang tinggi (Aritonang, 1993). Namun dengan menyebarkan beberapa bibit unggul
demikian produktifitas ternak babi masih dari luar negeri (exotic) yaitu Landrace dan
rendah karena ternak babi yang dipelihara Duroc.

1559
Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No. 3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

Produktivitas babi dinilai dari jumlah itu pengaruh gen pada beberapa sifat dikontrol
dan bobot anak lahir dan sapih, laju oleh suatu enzim (Hardjosubroto, 1994).
pertumbuhan dan mortalitas. Kondisi tubuh Babi Landrace memiliki beberapa
yang sehat dan kuat akan menurunkan angka keunggulan yaitu tingkat kelangsungan hidup
kematian (mortalitas) pada saat penyapihan tinggi pasca proses penyapihan, dapat
sehingga periode hidup berikutnya lebih baik. mengkonversi pakan dengan baik sehingga
Jumlah anak yang disapih dan pencapaian mempunyai pertambahan berat badan yang
bobot sapih yang relatif tinggi akan relatif tinggi dan memiliki tulang punggung
menentukan keuntungan dari peternak babi. yang panjang dibanding bangsa babi lainnya
Untuk itu dalam peternakan babi jumlah anak (Blakely and Bade, 1985). Bangsa Duroc
disapih, mortalitas sampai umur sapih dan sangat produktif serta memiliki umur panjang,
bobot badan sapihan adalah faktor penting kemampuan reproduksinya yang baik,
dalam memelihara ternak babi, baik babi luar, digunakan sebagai pejantan unggul oleh
persilangannya atau babi lokal. Peternak akan peternak komersial selama bertahun-tahun
mendapat keuntungan bila hasil produksi karena mempunyai sifat reproduksi yang
mencapai standar yang ditetapkan. Ada bagus (Sinaga, 2011).
beberapa sifat atau karakter pada ternak babi Babi Landrace dan Duroc merupakan
yang manfaatnya secara ekonomi bangsa babi yang memiliki potensi genetik
menguntungkan peternak, seperti daya untuk berproduksi tinggi dengan
produksi, jumlah dan bobot anakan saat lahir, menghasilkan anak yang banyak. Namun
disapih dan dibesarkan, mortalitas rendah demikian, antara bangsa Duroc dan Landrace
serta efisiensi penggunaan pakan yang tinggi belum banyak diketahui bangsa mana yang
(Fahmy dan Bernard, 1972). lebih baik penampilan produksinya (umur
Produktivitas ternak babi juga di sapih) pada sifat jumlah anak yang disapih,
tentukan oleh faktor genetik dan faktor bobot sapih, ukuran tubuh dan mortalitas.
lingkungan. Faktor genetika ditentukan oleh Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
susunan gen dan kromosom yang dimiliki performans produksi pada umur sapih dari
individu tersebut. Pengaruh faktor genetika bangsa babi peranakan Landrace dan Duroc.
dapat diturunkan pada anak-anaknya, selain

MATERI DAN METODE PENELITIAN


menghitung jumlah anak babi yang hidup pada
umur penyapihan per induk
Penelitian ini dilaksanakan di Unit
jumlah yang disapih
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Kabupaten Jumlah anakan yang disapih
Kupang dan Peternakan Babi Manise, Kota =
Kupang. Waktu penelitian berlangsung Jumlah indukan
selama 24 minggu. Penelitian ini 2. Bobot Sapih
menggunakan dua bangsa babi yang berbeda Bobot sapih yaitu bobot badan ternak
yaitu Landrace dan Duroc masing-masing saat dipisahkan dari induk atau pada umur
jumlah induk 15 ekor, dan anak babi yang sapih (kg). Bobot sapih anakan ditimbang
digunakan merupakan keturunan dari babi berinduk perkelahiran kemudian jumlah
betina Landrace dan Duroc masing-masing 15 seluruh bobot sapih di bagi dengan jumlah
ekor dengan jumlah anak untuk Landrace 150 anak.
ekor dan Duroc 136 ekor. Rata − rata bobot sapih
jumlah bobot sapih anak
Metode penelitian yang digunakan =
adalah survei dengan menggunakan data Jumlah anak (ekor)
primer. Data primer adalah data yang diambil 3. Lingkar Dada
langsung pada anak babi umur sapih dengan Lingkar dada (cm) diukur dengan cara
melakukan penimbangan berat sapih dan melingkari resion vertebrae lumbales primum
pengambilan ukuran tubuh pada anak babi (Getty, 1985).
peranakan Landrace dan Duroc. 4. Mortalitas
Variabel Penelitian Mortalitas anak babi prasapih (%)
1. Jumlah yang disapih diperoleh dengan menghitung jumlah anak
Jumlah yang disapih yaitu jumlah yang mati dari seperindukan selama menyusui
anakan yang mencapai umur sapih dalam 30 hari, kemudian dibagi dengan jumlah anak
keadaan hidup (ekor/induk) di peroleh dengan yang lahir hidup dan dikalikan dengan 100%
(persentase mortalitas).
Analisis Data

1560
Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No. 3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

Data hasil penelitian terkumpul ditabulasi mengidentifikasi ternak-ternak babi


dan dianalisis menggunakan aplikasi minitab jantan dan betina indukannya.
untuk menghitung rata-rata dan standar 2) Menanyakan dan melihat catatan tanggal
deviasi. Perbedaan sifat produksi antara dua kawin betina dengan pejantan yang
bangsa babi dilakukan dengan uji t (Ghozali, digunakan.
2016). 3) Melakukan pengamatan pada saat
beranak sampai ternak babi mencapai
Prosedur Penelitian umur sapih.
1) Mendatangi peternakan Unit Pelaksana 4) Semua data yang berkaitan dengan anak
Teknis Daerah (UPTD) Tarus, kabupaten babi seperti jumlah anak sapihan, bobot
Kupang maupun Peternakan Babi sapih, ukuran lingkar dada dan mortalitas
Manise, Kota Kupang dan umur sapih diambil dari ternak babi yang
dipelihara peternak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

ditentukan oleh sifat keindukan (maternal


Jumlah Anak Babi Disapih effect) terlebih produksi susu dan angka
Anak babi disapih merupakan sifat kematian anak (mortalitas). Jumlah anak
reproduksi dari induk babi yang menyatakan sapihan pada ternak babi dalam penelitian
jumlah anak (ekor) saat dipisahkan dari ini seperti tersaji pada Tabel 1.
induk. Jumlah anak babi saat sapih sangat

Tabel 1.Rerata jumlah anak babi sapihan dari peranakan bangsa Landrace dan Duroc.
Jumlah induk Jumlah anak Rerata jumlah Peluang
Perlakuan (ekor) (ekor) anak sapihan
(ekor)
Landrace 15 150 10,00 ± 2,23a 0,07
Duroc 15 135 9,06 ± 2,01a 0,57

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan khususnya pakan


rerata jumlah anak sapihan per induk pada memberikan pengaruh yang sama terhadap
bangsa Landrace (10,00 ± 2,23 ekor) lebih liter size sapihan. Jumlah anak sapihan ternak
tinggi dari rerata pada bangsa Duroc (9,06 babi adalah sifat reproduksi yang
± 2,01 ekor). Jumlah anak babi sapihan per ditentukan oleh sifat keindukan (maternal
induk dalam penelitian ini lebih tinggi effect) terutama produksi susu yang
dibandingkan dengan hasil penelitian berpengaruh pada mortalitas ternak. Legates
sebelumnya yaitu sebesar 6,70 ekor (Kune, (1972) menyatakan bahwa sifat keindukan
2006), 8,30 ekor (Nahak, 2013) dan 8,74 dan mortalitas memberikan dampak pada
ekor (Saudale, 2007). Perbedaan jumlah kelangsungan anak babi dari lahir sampai
anak sapihan dari ternak ternak babi dalam sapih. Pakan yang diberikan sampai umur
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sapih pada penelitian ini memberikan
diduga karena perbedaan manajemen, tetua pengaruh relatif sama terhadap produksi susu
(Paradosi, 2004 dan Kingston, 1983) dan induk untuk kebutuhan anak-anak babi baik
perkembangan embrio dalam induk-induk pada keturunan breed Landrace maupun
ternak babi (Sihombing, 1997). Ukuran litter Duroc walaupun menurut Allen dan Lesley
size menurut Lawlor dan Lynch (2007) (1960) bangsa-bangsa ternak babi secara
ditentukan oleh faktor-faktor seperti nyata menunjukkan pengaruh terhadap
genetik, manajemen, panjang laktasi, paritas produksi susu.
dan kesuburan ternak babi. Bobot Sapih Anak Babi
Hasil analisis statistik menunjukkan Bobot sapih yaitu bobot badan anak
bahwa pengaruh perlakuan yaitu bangsa babi saat dipisahkan dari induknya. Sapih
Landrace dan Duroc terhadap jumlah anak merupakan tahap pertumbuhan dari hewan
sapihan adalah berbeda tidak nyata yang pakannya tidak bergantung pada air susu
(P>0,05). Hal ini diduga faktor genetik induknya dan mulai mengkonsumsi pakan
bangsa Landrace dan Duroc serta aplikasi padat dan air (Inglis, 1980 cit

1561
Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No. 3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

Simorangkir,2008). Bobot sapih dalam anak babi berumur 30 hari. Rataan bobot sapih
penelitian ini diperoleh dengan melakukan anak babi dari babi Landrace dan Duroc
penimbangan saat penyapihan yaitu pada saat seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Rerata bobot sapih anak babi dari peranakan bangsa Landrace dan Duroc.
Jumlah induk Jumlah anak Rerata bobot Peluang
Perlakuan (ekor) (ekor) sapih
(kg)
Landrace 15 150 5,98 ± 0,5a 0,14
Duroc 15 136 6,14 ± 0,4a 0,29

Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata selama prasapih oleh induk babi dari
bobot sapih pada bangsa babi Landrace peranakan Landrace dan Duroc. Seperti yang
sebesar 5,98±0,5 kg/ekor dan rerata bobot dikemukakan oleh Kim et. al., (2000) dan
sapih pada bangsa babi Duroc sebesar Valros et. al., (2003) bahwa konsumsi air susu
6,14±0,4 kg/ekor. Rerata bobot sapih pada dari induk selama pemeliharaan prasapih
penelitian ini tidak jauh berbeda dengan rerata menentukan pertumbuhan anak babi setelah
bobot sapih yang dinyatakan Sihombing kelahiran sampai penyapihan. Adapun susu
(1997), sebesar 6,4 kg/ekor tanpa menyatakan adalah sumber makanan bagi babi sebelum
umur penyapihan dan lebih rendah dari disapih, dimana susu memiliki kandungan
penelitian Nevrkla et. al., (2017) yang nutrisi yang sempurna untuk pertumbuhan
menyatakan anak babi yang disapih pada umur babi.
4 minggu (28 hari) mencapai bobot sapih 7,4– Lingkar Dada Anak Babi
8,6 kg. Ukuran-ukuran linear tubuh pada
Perbedaan bobot sapih disebabkan ternak adalah ukuran dari bagian tubuh ternak
adanya banyak factor yaitu litter size, jenis yang perkembangannya satu sama lain saling
kelamin anak, umur induk, kurangnya air susu berhubungan secara linear.
induk, keadaan saat lahir, kemampuan induk Lingkar dada adalah salah satu
untuk menyusui anak dan kuantitas dan indikator yang dapat digunakan untuk
kualitas ransum yang diberikan serta suhu menentukan pertumbuhan bobot badan ternak.
lingkungan (Simorangkir, 2008). Lingkar dada jarak yang diukur tepat
Hasil analisis statistik menunjukkan dibelakang sendi bahu (Os scapula) tegak
bahwa pengaruh perlakuan berbeda tidak lurus dengan sumbuh tubuh dengan
nyata (P>0,05) terhadap bobot sapih. Tidak menggunakan pita ukur (meter). Rerata
adanya pengaruh nyata diduga disebabkan lingkar dada anak babi dijelaskan pada Tabel
oleh kemampuan induk (air susu) 3.
membesarkan anaknya serta pengolahan

Tabel 3. Rerata lingkar dada anak babi dari perankan bangsa Landrace dan Duroc
Perlakuan Jumlah induk (ekor) Lingkar dada Peluang
Landrace 15 40,11 ± 2,37a 0,31
Duroc 15 37,55 ± 9,57a 0,51

Hasil perhitungan pada Tabel 3 Menurut Mulliadi (1996) bahwa ada


memperlihatkan rerata dari ternak babi korelasi positif antara lingkar dada dengan
Landrace adalah 40,11±2,37 cm dan rerata tingkat pertumbuhan ternak dan ini
dari ternak babi Duroc adalah 37,55±9,57 cm. megindikasi bahwa lingkar dada dapat
Hasil analisis stastistik menunjukkan menjadi petunjuk terhadap kecepatan
bahwa pengaruh induk adalah berbeda tidak pertumbuhan ternak itu. Dikatakan pula
nyata (P>0,05) terhadap lingkar dada pada bahwa pula bahwa lebih mempengaruhi bobot
anak babi. Hal ini di duga karena induk babi hidup dari ternak itu dibandingkan dengan
Landrace dan induk babi Duroc memiliki panjang badan.
keunggulan yang sama dalam menyusui anak Mortalitas Sapih Anak Babi
selama masa prasapih. Menurut Kim et. al., Tingkat mortalitas merupakan salah
(2000) dan Valros et. al., (2003) produksi susu satu standar yang digunakan sebagai indikator
selama prasapih menentukan pertumbuhan keberhasilan suatu usaha peternakan.
anak. Mortalitas anak babi pada penelitian ini
diperoleh dengan cara menghitung jumlah

1562
Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No. 3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

anak babi yang yang mati dari setiap induk Landrace dan Duroc hasil penelitian ini tertera
babi. Persentase mortalitas anak babi untuk pada Tabel 4.

Tabel 4. Rerata mortalitas anak babi dari peranakan bangsa Landrace dan Duroc.

Jumlah induk Rerata mortalitas Peluang


Perlakuan (ekor) (%)

Landrace 15 0,46±0,99a 0,86


Duroc 15 0,33±0,72a 0,87

Tabel 4 menunjukkan bahwa periode menyusu, ditindih oleh induk 48,7 %,


persentase mortalitas anak babi dari Landrace perawatan yang kurang baik 22,1 %, diare 9,1
adalah relatif lebih tinggi 0,46±0,99 dari pada % dan yang kekurangan susu 8 %, kurang
mortalitas anak babi Duroc 0,33±0,72. darah dan kedinginan 5,2 %, digigit induk
Mortalitas yang ditemukan dalam penelitian 1,9% dan kecelakaan lain 1,3% dan tidak di
ini lebih rendah jika dibandingkan dengan ketahui sebabnya 3,7%, kematian ini
(Cameron, 1992; Becker, 1999) yang kebanyakan terjadi pada periode berbahaya 3
menyatakan mortalitas anak babi prasapih hari setelah anak babi dilahirkan.
mencapai 11-19% dan bahkan bisa mencapai Angka mortalitas anak babi sangat
24%. dipengaruhi atau dapat ditekan dengan
Hasil analisis statistik menunjukkan memperhatikan beberapa hal yaitu:
bahwa babi Landrace dan Duroc tidak manajemen perkandangan, manajemen
berpengaruh nyata terhadap mortalitas anak pemeliharaan induk pasca beranak, kesehatan
babi (P>0,05) pada saat sapih. Hal ini diduga induk dan anak, ketersediaan obat vitamin dan
karena faktor manajemen yang digunakan dan vaksin, faktor lingkungan, kebersihan
lingkungan yang diberikan pada babi kandang dan sanitasi. Pencegahan kekurangan
Landrace dan Duroc sama. Lapian (2012), darah pasca pemotongan gigi, telinga, ekor,
menyatakan bahwa angka mortalitas anak babi dan kastrasi juga sangat berpengaruh untuk
disebabkan manajemen dalam kandang, menekan kerugian selama pemeliharaan dari
seperti penanganan induk dan anak mulai dari starter sampai finisher salah satu kebijakan di
lahir hingga menyusui. perusahaan. Pengaruh lingkungan terhadap
Hurley (2001) menyatakan bahwa jumlah anak yang disapih dapat ditekan
angka mortalitas yang terjadi lebih dari 60% dengan manajemen pemeliharan yang baik.
disebabkan oleh faktor induk dan pengaruh Manajemen pemeliharan yang baik akan
dari rendahnya produksi susu dari induk. mempengaruhi litter size dan daya tahan anak
Davidson (1949) menyatakan bahwa dari hasil babi sehingga jumlah anak yang disapih
pengamatan 18,1% dari anak lahir mati selama (Nianaber and Hanh 2007).

SIMPULAN
dan Duroc adalah sama untuk sifat pada umur
Berdasarkan hasil penelitian dapat sapih seperti jumlah anak sapihan, bobot
disimpulkan bahwa tampilan produksi saat sapih, lingkar dada dan mortalitas.
umur sapih ternak babi peranakan Landrace

DAFTAR PUSTAKA

Allen AD, Lesley JF. 1960. Milk production Blakely J, Bade DH, 1985. Animal Science.
of sows. J. Anim. Sci., 19; 150-155. Terjemahan oleh B. Srigandono
1991. Ilmu Peternakan. Edidi
Aritonang D.1993. Babi, Perencanaan dan Keempat, Gadjah Mada University
Pengolahan Usaha Babi. Penerbit Press.
PT.Penebar Swadaya, Jakarta.
Cameron RDA. 1993. Notes on Pig
Becker N. 1999. Antibitic in Pig Farming. Pig Mangament and Nutrition
International. Vol. 11 Juni 1999. departement Farm Medicine and
Production Faculty Veterinary

1563
Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No. 3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

Science, University of Quennsland, Legates JE. 1972. The role of material effects
Australia. in animal breeding: iv, Material Effects
in Laboratory Species. Journal of
Davidson HR. 1949. The Production And Animal science. 35 (6):1294-1302.
Marketing of Pigs. Longmans, Green
and Co. Londo-Newyork-Toronto. Mulliadi D. 1996. Sifat fenotipik domba
Priangan di Kabupaten Pandeglang
Fahmy MM, Bernard CS. 1972 . interrelations dan Garut. Program Pascasarjana.
between some reproductive traits in Institutu Pertanian Bogor, Bogor.
swine. J. Anim. Sci. 52:39. http://repository.ipb.ac.ad/handle/12
3456789/527 (diakses tanggal. 11-
Getty R. 1985. The Anatomy of Domestic 12-2005.
Animal. W. B. Sauders Co.
Philadelphia. Nahak B. 2013. Pengaruh interval
penampungan semen terhadap angka
Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis kebuntingan dan liter size induk babi
Multivariete Dengan Program IBM yang di insiminasi. Skripsi. Fapet
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undana. Kupang.
Universitas Diponegoro.
Nevrkla P, Vaclavkova E, Hadas Z,
Hardjosubroto W. 1994. Aplikasi Kamanova V. 2017. Effect of Birth
Pemulibiakan Ternak di lapangan. Weight of Piglets on Their Growth
Grasindo, Jakarta. Ability, Carcass Traits and Meat
Quality. Journal Animal. 65(1): 119-
Hurley WL.2001. Mammary gland growth in 123.
the lactating sow. Livestock Prod Sci.
70:149- 157. Nienaber J, Hanh G. (2007). Livestock
production system management
Kim SW, Hurley WL, Han IK, Easter RA. responses to themarl challenges. Int J
2000. Growht of nursing pigs related Biomet, 52: 149-157.
to the characteristics of nursed
mammary glands. J. Animal. Sci. 78: Pardosi U. (2004). Pengaruh perkawinan
1313-1318. antara tiga bangsa babi terhadap
prestasi anak dari lahir sampai
Kingston.1983. The problem of low liter size. dengan sapih di PT. Mabarindo
Anim. Breed. Abst. 51 (12):912. Sumbul Multifarm.Tesis. Semarang:
Program Pascasarjana Universitas
Kune P. 2006. Tingkat kesuburan babi betina Diponegoro.
pada dua pola beternak yang berbeda
dan inisemanasi dengan semen segar Saudale DF. 2007. Tingkat kesuburan babi
dan cair di Kota Kupang, Nusa betina yang di iniseminasi dengan
Tenggara Timur. Proseding Peranan semen segar dan semen cair dengan
Bioteknologi Dalam Pembangunan pengenceran sitrat kuning telur di
dan Perikanan di Indonesia. FKH-IPB Kecamatan kelapa Lima Kota
Bogor. Kupang. Skripsi. Fapet Undana,
Kupang
Lapian MTR. 2012. Performans Anak Babi
Sapihan Sampai Potong Dilahirkan Sihombing DTH. 2006. Ilmu ternak babi.
Oleh Induk Babi yang Diovulasi UGM Press, Yokyakarta.
Ganda dengan PMSG Dan HCG .
Sebelum Pengawinan. Bogor: Institut Simorangkir CRD. 2008. Penampilan anak
Pertanian Bogor. babi menyusu dengan taraf dan waktu
pemberian ekstra daun katuk
Lawlor PG, Lynch PB. 2007. A review of (Sauropus androgyus (L) Merr) yang
factros influencing liter size in irish berbeda dalam ransum induknya.
sows. Irish Veterinary Journal. 60 (6): Bogor: Institut Pertanian Bogor.
359-366.

1564
Jurnal Peternakan Lahan Kering Volume 3 No. 3 (September 2021), 1559 – 1565 ISSN :2714-7878

Sinaga S. 2011. Tips Pemeliharan Ternak


Daerah atau Musim Panas.
http://blogs.unpad.ac.id/saulandSina
ga/cat=1. Dikunjungi 11 Oktober
2011.

Toelihere MR. 1993. Inseminasi buatan pada


ternak. Angkasa, Bandung.
Valros A. 2003. Metabolic state of the show,
nursing behaviour and milk
production. Livest. Prod. Sci. 79: 155-
167.

1565

Anda mungkin juga menyukai