Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KE-6 TEKS EDITORIAL

STRUKTUR TEKS EDITORIAL

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Mengidentifikasi struktur teks editorial
 Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks editorial
 Menganalisis topik teks editorial
 Menganalisis kerangka karangan teks editorial
 Menentukan struktur dan unsur kebahasaan dalam teks editorial
 Menyusun teks editorial yang sesuai topik, struktur, dan kebahasaan
 Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi topik, kerangka, stuktur, unsur
kebahasaan, dan teks editorial yang telah disusun

B. Materi Pembelajaran
 Struktur teks editorial
 Unsur kebahasaan teks editorial
 Topik teks editorial
 Kerangka karangan teks editorial

C. Cermati Teks Editorial berikut,


Dampak Buruk Sistem Pendidikan Indonesia

Pendidikan adalah suatu keharusan yang harus dijalankan oleh semua warna negara. Karena
keharusan ini suatu negara termasuk negara Indonesia memiliki SDM yang mumpuni dan kualitasnya
semakin meningkat setiap tahunnya. Program pemerintah selalu di upgrade setiap tahunnya dengan
harapan membawa dampak yang lebih baik lagi bagi pelajar Indonesia.

Tapi apakah sudah berjalan sesuai dengan tujuan mulia pemerintah? Jika melihat beberapa hal baik
yang terjadi belakangan ini seperti pelajar Indonesia yang memenangkan olimpiade Internasional
mungkin bisa dijadikan acuan kesuksesan program pendidikan yang dijalankan pemerintahan. Tetapi
masyarakat lupa beberapa hal. Hanya beberapa persen dati total keseluruhan pelajar saja yang
mendapatkan dampak baik dari pendidikan jika dilihat dari tingkat kesejahteraan mental pelajar.

Beberapa tahun belakangan banyak ditemukan kasus kekerasan pelajar terhadap semama
pelajar bahkan ditemukan kekerasan terhadap guru. Mengapa hal ini terjadi? Ada masalah
apa sehingga murid-murid menjadi liar seperti ini? Jika ditelusuri lebih dalam beberapa kasus
terjadi karena murid-murid merasa tertekan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan
berakhir mencari pelampiasan.

Jam belajar yang tinggi akan tekanan juga menyebabkan beberapa anak membangkan dan
memilih tidak metaati peraturan sekolah. Beberapa dari mereka mungkin bersinar di
sepakbola, tetapi banyak juga anak-anak selama berjam-jam menghabiskan waktu tanpa
tujuan berseliweran di kantin atau lebih buruk lagi merok*k di toilet. Bagi sebagian kecil
anak-anak belajar disekolah itu mengerikan.

Pasti masyarakat sering mendengan berita bahwa banyak anak-anak sekolah yang membolos
sekolah. Hal itu terjadi karena pelajar dirasa sangat membosankan dan juga sangat menekan.
Tidak bisa dipungkiri, setiap anak memiliki bakat masing-masing. Tidak bisa digeneralisir
mereka harus menguasai mata pelajaran yang sama. Jika dipaksakan pasti dapat melemahkan
semangat. Lebih buruk lagi adalah kesenjangan antara pelajaran semakin besar. Hal ini
menyebabkan anak-anak bersaing tidak sehat dan berujung berkelahi atau mengintimidasi.

Faktanya adalah bahwa sekarang sekolah menengah memberlakukan sistem full day school yang
mengharuskan para siswa tinggal lebih lama di sekolah. Waktu istirahat mereka tentu berkurang.
Apalagi untuk siswa yang mengikuti les tambahan diluar jam sekolah. Dan juga tugas-tugas sekolah
yang wajib dikerjakan.

Secara keseluruhan anak-anak sekolah kekurangan ruang bermain dan istirahat. Pada saat yang sama,
anak-anak melaporkan kurang memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman di luar
sekolah. Karena kurangnya sosialisasi ini kecemasan yang meningkat dan beberapa di antaranya
dibenarkan.

Hal yang dirasa cukup buruk karena anak-anak akan beralih mencari kesibukan lain yaitu bermain
smartphone. Daya tarik game dan media sosial telah berkontribusi pada perubahan waktu luang
mereka yang sedikit. Saat ini sudah sering dijumpai bahwa pada hari sekolah juga, beberapa anak
muda telah kehilangan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain untuk bermain game, berlarian,
bertukar berita.

Stres ujian dan penyakit mental di kalangan remaja adalah hal yang perlu diperhatikan lebih jauh.
Sekolah adalah untuk pendidikan. Sekolah adalah tempat orang belajar berteman dan bergaul dengan
orang lain. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mengembangkan karakter dan minat mereka. Selain
itu juga memberi kesempatan untuk mengekspresikan pandangan. Semua ini adalah bagian dari
persiapan untuk kehidupan dewasa.

Para peneliti menunjukkan kekhawatiran tentang standar yang mendorong sekolah untuk
memasukkan sebanyak mungkin pembelajaran formal. Dan kekhawatiran tentang perilaku yang
membuat mereka memandang sekolah secara negatif. Latar belakang penyebab stigma ini adalah
budaya di mana semakin banyak waktu yang digunakan untuk belajar maka semakin tinggi pula
presentase kecerdasan yang didapatkan. Padahal tidak seperti itu sepenuhnya. Orang-orang dari
segala usia membutuhkan kesempatan untuk beristirahat dan orangtua harus mendorong anak-anak
untuk tumbuh dengan baik. Hak untuk memperoleh ketenangan jiwa dibutuhkan agar proses belajar
bisa maksimal. Ini bisa dianggap sebagai hak mereka.
ANALISIS TEKS EDITORIAL UNTUK MENEMUKAN STRUKTUR TEKS
TEKS BAGIAN PENJELASAN
Dampak Buruk Sistem Pendidikan Indonesia Judul -

Pendidikan adalah suatu keharusan yang harus Tesis/pengenalan isu Peristiwa masalah faktual
dijalankan oleh semua warna negara. Karena yang menjadi pro dan kontra
keharusan ini suatu negara termasuk negara Paragraf 1
Indonesia memiliki SDM yang mumpuni dan
kualitasnya semakin meningkat setiap tahunnya.
Program pemerintah selalu di upgrade setiap
tahunnya dengan harapan membawa dampak yang
lebih baik lagi bagi pelajar Indonesia

Tapi apakah sudah berjalan sesuai dengan tujuan Penyampaian Argumen dari paragraf 2 s.d.
mulia pemerintah? Jika melihat beberapa hal baik arguemn-argumen paragraf 8 yang berisi opini
yang terjadi belakangan ini seperti pelajar Indonesia dan fakta dari penulis
yang memenangkan olimpiade Internasional editorial (ulasan, kritik,
mungkin bisa dijadikan acuan kesuksesan program saran, harapan, bahkan
pendidikan yang dijalankan pemerintahan. Tetapi cemoohan)
masyarakat lupa beberapa hal. Hanya beberapa
persen dati total keseluruhan pelajar saja yang
mendapatkan dampak baik dari pendidikan jika
dilihat dari tingkat kesejahteraan mental pelajar.

Beberapa tahun belakangan banyak ditemukan kasus


kekerasan pelajar terhadap semama pelajar bahkan
ditemukan kekerasan terhadap guru. Mengapa hal ini
terjadi? Ada masalah apa sehingga murid-murid
menjadi liar seperti ini? Jika ditelusuri lebih dalam
beberapa kasus terjadi karena murid-murid merasa
tertekan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan
berakhir mencari pelampiasan.

Jam belajar yang tinggi akan tekanan juga


menyebabkan beberapa anak membangkan dan
memilih tidak metaati peraturan sekolah. Beberapa
dari mereka mungkin bersinar di sepakbola, tetapi
banyak juga anak-anak selama berjam-jam
menghabiskan waktu tanpa tujuan berseliweran di
kantin atau lebih buruk lagi merok*k di toilet. Bagi
sebagian kecil anak-anak belajar disekolah itu
mengerikan.

Pasti masyarakat sering mendengan berita bahwa


banyak anak-anak sekolah yang membolos sekolah.
Hal itu terjadi karena pelajar dirasa sangat
membosankan dan juga sangat menekan. Tidak bisa
dipungkiri, setiap anak memiliki bakat masing-
masing. Tidak bisa digeneralisir mereka harus
menguasai mata pelajaran yang sama. Jika
dipaksakan pasti dapat melemahkan semangat.
Lebih buruk lagi adalah kesenjangan antara
pelajaran semakin besar. Hal ini menyebabkan anak-
anak bersaing tidak sehat dan berujung berkelahi
atau mengintimidasi.

Faktanya adalah bahwa sekarang sekolah menengah


memberlakukan sistem full day school yang
mengharuskan para siswa tinggal lebih lama di
sekolah. Waktu istirahat mereka tentu berkurang.
Apalagi untuk siswa yang mengikuti les tambahan
diluar jam sekolah. Dan juga tugas-tugas sekolah
yang wajib dikerjakan.

Secara keseluruhan anak-anak sekolah kekurangan


ruang bermain dan istirahat. Pada saat yang sama,
anak-anak melaporkan kurang memiliki kesempatan
untuk bersosialisasi dengan teman di luar sekolah.
Karena kurangnya sosialisasi ini kecemasan yang
meningkat dan beberapa di antaranya dibenarkan.

Hal yang dirasa cukup buruk karena anak-anak akan


beralih mencari kesibukan lain yaitu bermain
smartphone. Daya tarik game dan media sosial telah
berkontribusi pada perubahan waktu luang mereka
yang sedikit. Saat ini sudah sering dijumpai bahwa
pada hari sekolah juga, beberapa anak muda telah
kehilangan kesempatan untuk berinteraksi satu sama
lain untuk bermain game, berlarian, bertukar berita.

Stres ujian dan penyakit mental di kalangan


remaja adalah hal yang perlu diperhatikan lebih
jauh. Sekolah adalah untuk pendidikan. Sekolah
adalah tempat orang belajar berteman dan
bergaul dengan orang lain. Selama masa kanak-
kanak, anak-anak mengembangkan karakter dan
minat mereka. Selain itu juga memberi
kesempatan untuk mengekspresikan pandangan.
Semua ini adalah bagian dari persiapan untuk
kehidupan dewasa.

Para peneliti menunjukkan kekhawatiran tentang Kesimpulan/pernyaa


standar yang mendorong sekolah untuk n ulang.
memasukkan sebanyak mungkin pembelajaran
formal. Dan kekhawatiran tentang perilaku
yang membuat mereka memandang sekolah
secara negatif. Latar belakang penyebab stigma
ini adalah budaya di mana semakin banyak
waktu yang digunakan untuk belajar maka
semakin tinggi pula presentase kecerdasan yang
didapatkan. Padahal tidak seperti itu
sepenuhnya. Orang-orang dari segala usia
membutuhkan kesempatan untuk beristirahat
dan orangtua harus mendorong anak-anak untuk
tumbuh dengan baik. Hak untuk memperoleh
ketenangan jiwa dibutuhkan agar proses belajar
bisa maksimal. Ini bisa dianggap sebagai hak
mereka.
D. STRUKTUR EDITORIAL

Peristiwa, masalah faktual yang


Pengenalan isu
menjadi pro dan kontra

a. Argumen 1,
Struktur Teks Editorial Penyampaian b. Argumen 2, dst.
argumen-argumen
Berisi ulasan, saran, kritik, harapan

Kesimpulan Pernyataan penyelesaian

E. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL

Kaidah kebahasaan merupakan hal yang perlu dipelajari saat menulis teks editorial. Beberapa
kaidah kebahasaan untuk teks editorial selengkapnya ada di bawah ini:

 Adverbia:  Adverbia merupakan kata yang merujuk pada pemberian keterangan


terhadap kata yang lain. Adverbia yang digunakan pada teks editorial adalah adverbia
frekuentatif atau kata keterangan. Kosa kata untuk adverbia frekuentatif meliputi:
sebagian besar waktu, biasanya, jarang, kadang-kadang,  sering, selalu, dan masih
banyak lagi.
 Konjungsi: Ini bisa disebut dengan penghubung yang ada di sebuah teks. Kata yang
sering digunakan adalah dengan, serta, tetapi, namun, sedangkan.
 Verba Material: verba ini merupakan verba yang merujuk untuk tindakan fisik
seseorang atau keadaan tertentu. Contoh katanya adalah mengecek, meringankan,
meyidang, meringkus, dan masih banyak lagi.
 Verba Relasional:  Ini merupakan kata kerja yang tugasnya menghubungkan antara
subjek dengan informasi lainnya.
 Verba Mental: Ini merupakan kata yang mendefinisikan sudut pandang atau persepsi,
afeksi, dan kognisi. Contohnya adalah melihat, merasakan, mendengar, mengerti,
khawatir, dan masih banyak lagi.

F. TOPIK-TOPIK TEKS EDITORIAL


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih topik untuk menulis editorial di
surat kabar atau artikel online. Berikut tips menulis teks editorial yang baik dan menarik:

 Pilih topik penting yang memiliki sudut pandang berita saat ini dan akan menarik
minat pembaca.
 Kumpulkan informasi dan fakta. Termasuk pelaporan objektif dan melakukan
penelitian.
 Nyatakan pendapat penulis secara jelas dengan cara menyajikan penjelasan yang
menarik.
 Jelaskan masalah ini secara objektif seperti yang dilakukan oleh seorang reporter dan
katakan mengapa situasi ini penting.
 Berikan sudut pandang yang berlawanan dengan kutipan seseorang dan argumen
seseorang yang belum jelas kebenarannya.
 Sanggah (tolak) pihak lain dan kembangkan kasus yang ditulis menggunakan fakta,
detail, angka, dan kutipan.
 Memberikan poin oposisi. Penulis harus memiliki beberapa poin bagus yang dapat 
diakui agar artikel yang sedang ditulis terlihat rasional.
 Ulangi frase kunci untuk memperkuat ide ke dalam pikiran pembaca.
 Berikan solusi yang realistis untuk masalah yang melampaui pengetahuan umum.
Dorong pemikiran kritis dan reaksi proaktif.
 Bungkus dengan penutup yang menyatakan kembali mengenai pendapat penulis.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah

Isi teks editorial yang tersebar dimasyarakat banyak memuat berbagai topik. Biasanya topik
yang diangkat adalah topik yang sedang hangat. Tetapi tidak semuanya seperti itu. Ada juga
penulis yang mengangkat kasus lama atau kasus yang belum terselesaikan. Untuk kasus-
kasus lama biasanya diangkat kembali setelah penulis menemukan fakta baru.

 Membahas masalah terkini atau masalah masa lampau yang memengaruhi banyak pembaca.
Masalah yang diangkat berupaya memengaruhi dengan memberi para pembaca semua fakta
dan menjawab kekhawatiran.
 Masalah terkini yang sering dibahas adalah perihal politik, kesehatan, bisnis, dan
pendidikan. Saat membahas masalah tersebut penulis menawarkan saran dan
menyampaikan beberapa kritik.
 Masalah masa lampau yang sering dibahas adalah mengenai sejarah masa lampau,
pemerintahan masa lampau, budaya, serta adat. Mengangkat kembali masalah lama
tidak akan menjadi pandangan yang ekstrem jika disiapkan dan diinformasikan
dengan baik. Dengan mempertimbangkan banyak aspek dari kedua sisi yang
bersangkutan.

G. MENYUSUN KERANGKA DAN MENULIS EDITORIAL

Menulis teks editorial bisa jadi menantang dan menakutkan. Teks editorial dapat memiliki
dampak luar biasa pada isu-isu lokal dan kampanye politik. Mereka dapat ditulis dengan nada
serius, penuh dengan sarkasme, atau diisi dengan humor. Memahami dasar-dasar penulisan
teks editorial dapat membantu membuat karya yang cerdas dan terarah. Berikut langkah-
langkah menulis teks editorial..

CATATAN

Untuk menulis editorial wajib mengikuti/menyesuaikan dengan struktur teks editorial.


Sebagai gambaran saya jelaskan berikut ini

Judul Menarik dan aktual Efektivitas Pembelajaran Jarak pada Masa Pandemi
Paragraf 1 Tesis/pengenalan isu Jelaskan isu-isu yang menarik ketika pembelajaran
jarak jauh dilaksanakan (pada paragraf ini minimal 4
kalimat penjelas dan satu kalimat utama)
Paragraf 2 Argumentasi- Jelaskan dengan akurat menggunakan fakta dan data
s.d. 8 argumentasi sebagai argumen penulis seberapa efektif belajar jarak
jauh. (setiap paragraf berisi minimal satu kalimat
utama dan 4 kalimat penjelas)
Paragraf 9 Kesimpulan Simpulkan ke dalam satu paragraf uraian di atas
(paragraf 1 s.d. 8) dan sisipkan saran atau
rekomendasi atau solusi dari penulis.

H. LATIHAN MEMBUAT TEKS EDITORIAL


a) Pilihlah topik berikut ini,
 Efektivtas Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Virus 19
 Dampak Positif dan Negatif Ujian Nasional Dihapus
 Rendahnya Disiplin Warga dalam Mematuhi Protokol Kesehatan pada Masa
Pandemi
 Atau silakan cari topik yang sesuai dengan kemampuan kalian
b) Susun kerangka karangannya sepanjang 9 paragraf
c) Buatlah teks editorial berdasarkan kerangka tersebut

Selamat berlatih!
Orang yang tidak berkeinginan untuk berlatih sesungguhnya telah mundur dari
peradaban.

Anda mungkin juga menyukai