PROFESI PENDIDIKAN
OLEH :
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2016
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak bagi kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan yang berkualitas dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
produktif. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun pendidikan merupakan barometer
tingkat kemajuan bangsa tersebut. Pendidikan dapat bersifat formal maupun informal.
Maknanya pendidikan bisa kita dapatkan melalui lingkungan,pergaulan, dan keseharian
dirumah. Sedangkan formal dalam artian pendidikan diperoleh melalui jalur resmi pendidikan
seperti sekolah atau perguruan tinggi.
Ada beberapa aspek pendidikan yang bisa kita cermati dan mengemuka akhir-akhir
ini sebagai masalah-masalah penting dalam pendidikan, yaitu :
1. Kurikulum
Orientasi kurilukulum masih dilihat dari ketuntasan materi pelajaran. Guru akan menjadi
panik apabila ia menyadari materi yang diajarkan belum diselesaikan. Guru selalu dikejar-
kejar target kurikulum, padahal pelaksanaan pembelajaran mengalami berbagi situasi yang
berbeda-beda setiap semester dan setiap tahunnya. Sehingga pembelajaran dikelas sebagian
besar masih terbatas pada penyelesaian bahan ajar tanpa memperdulikan apakah seluruh
peserta didik sudah menguasai pelajaran atau belum. Realitanya hanya spertiga peserta didik
yang menguasai seluruh pelajaran. Selain itu, subtansi kurikulum dalam hal kepadatan materi
tidak signifikan dengan alokasi waktu tersedia. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab
bahwa materi yang diajarkan dikelas kurang bermakna dan kurang terlihat relevansinya bagi
siswa.
2. Biaya
Bagi sebagian besar masyarakat masih menganggap biaya pendidikan mahal, karena pada
kenyataannya banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah
dengan alasan biaya. Padahal ada dana bantuan dari pusat, tapi tetap saja ada pungutan-
pungutan liar yang dilakukan sekolah berkedok kesepakatan antara sekolah dan orang tua
siswa. Selain itu, adanya praktek jual beli kursi hanya untuk mencari sekolah atau agar
anaknya bersekolah ditempat yang diinginkan oleh orang tuanya.
3. Tujuan pendidikan
4. Ujian nasional
Kontroversi mengenai pelaksanaan ujian nasional (UN) sudah mewacana sejak tahun
2002/2003. Pada tahun tersebut banyak pihak merasakan penyimpangan dari pelaksaan UN,
yang pertama bahwa yang dinilai dalam UN hanya kognitif peserta didik, padahal dalam
pendidikan kemampuan peserta didik meliputi 3 aspek yaitu : kognitif, afektif dan
psikomotor. Penyimpangan yang kedua yaitu bahwa penentuan standar pendidikan dilakukan
secara sepihak oleh pemerintah. Hal itu tentunya merampas hak guru dalam melakukan
penilaian. Yang ketiga yaitu UN mengabaikan unsur penilaian proses.
5. Fasilitas pendidikan
Di beberapa daerah yang kita lihat di televisi berita tentang sekolah-sekolah yang hampir
roboh, dimana anak-anaknya terpaksa belajar diluar kelas. Bahkan sampai sekolah yang
berada di ibukota pun mengalami hal seperti itu. Bukankan negara ini memiliki anggaran
pendidikan yang tentunya dapat menanggulangi permasalahan seperti ini.
KOMENTAR :
Jika dilihat dari permasalahan kurikulum hal yang dapat dibenahi adalah pelaksanaan
tuntutan yang diberikan kepada pelaksaan kurikulum ini. Dapat diambil contoh guru
disekolah diberikan keluasan dalam menjalankan kurikulum maka janganlah guru dituntut
untuk mengahbiskan materi yang akan diajarkan. Bukankah pelajaran akan akan lebih
bermakna jika siswa benar-benar memahami materi walaupun sedikit, daripada banyak tetapi
yang diketahui hanya permukaannya saja. Begitupun dengan permaslahan biaya, banyak
orang tua siswa yang melakukan pembelian kursi di sekolah yang diinginkan supaya anaknya
bisa bersekolah disana. Banyak pejabat yang menggunakan kekuasaannya untuk menekan
pihak sekolah supaya anaknya bisa diterima disekolah tersebut. Sebaiknya seorang pejabat
yang memiliki kekuasaan yang tinggi tidak menyalahgunakan kekuasannya tersebut. Masalah
yang sangat menonjol sekali pada saat sekarang ini yaitu pelaksaan Ujian Nasional, banyak
perilaku curang yang dilakukan misalnya saja penyebaran kunci jawaban kepada siswa.