Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia
untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama
dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan
persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah
jika dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara
ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang
paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat
berfungsi secara maksimal.
Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah kita masih terasa
sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan
yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional,
biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak
dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk.
Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran
pendidikan baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kota dan kabupaten.
Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang masalah yang
terjadi dalam dunia pendidikan dalam bentuk makalah yang berjudul
“Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya”

1.2. Rumusan Masalah


1.1. Apa pengertian dari pendidikan?
1.2.Masalah- masalah pendidikan di Indonesia?
1.3. Bagaimana solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia?

1
1.3. Tujuan
1.3.1.Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan.
1.3.2.Untuk mengetahui masalah pokok pendidikan di Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui solusi terhadap masalah pendidikan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin
yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan
e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”.Serta
setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir,
merasa, atau tindakan dapat dianggap pula sebagai pendidikan. Pendidikan
formal umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan
tinggi. Sedangkan pendidikan non-formal nya adalah seperti pengajian,
pondok pesantren.

2.2. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli


1. Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang
bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya
mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Plato
Pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang
dimulai dari seseorang lahir hingga kematiannya, yang membuat
seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga negara yang ideal dan
mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar.
Plato pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan ilmu
pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina

3
tingkah laku dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true
education), akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk
manusia yang beradab dan memanusiakan manusia dalam hubungan
mereka bermasyarakat dan mereka yang berada dalam perlindungannya.
3. Comenius
Pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu
mengembangkan kualitasnya terhadap agama, ilmu pengetahuan dan
moralnya, yang membuatnya mampu mengklaim dirinya sebagai manusia.
4. Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas
hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing
manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
5. Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan
dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani

2.3. Masalah-masalah Pokok Pendidikan Di Indonesia


Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok
pendidikan yang dirasa perlu untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat
masalah pokok tersebut yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorga
nisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,
bahkan hingga daerah terpencil. Hal ini menyebabkan terputusnya
komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sehingga menyebabkan
kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak
menjangkau daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan
mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat
mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

4
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan menjadi suatu permasalahan apabila hasil dari
pendidikan tersebut belum mampu mencapai taraf yang diharapkan yaitu
menghasilkan keluaran berupa tenaga profesional yang berguna bagi
bangsanya. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh
lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan
system sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan
kerja. Penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen
tenaga dengan system tes unjuk kerja.
Masalah mutu pendidikan yang harus disoroti dan diusahan
penanggulangannya di Indonesia adalah masalah pemerataan mutu
pendidikan teruama antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
Pemerataan ini sangat penting adanya agar peningkatan mutu pendidikan
dirasakan oleh semua siswa di berbagai pelosok tanah air sehingga
nantinya memberi dampak posiif terhadap munculnya banyak keluaran
yang professional di tanah air ini.
3. Masalah Efesiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan
efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah.
Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana sering juga
terjadi dalam dunia pendidikan. Kurangnya perencanaan dalam pengadaan
sarana dan prasarana dapat menjadi satu factor penyebabnya. Sebagai
salah satu contoh yaitu adanya pengadaan sarana pembelajaran tanpa
dibarengi dengan pembekalan kemampuan dan keterampilan dari pemakai.
4. Masalah Relevasi Pendidikan
Sesuai dengan tujuan dari pendidikan ialah menyiapkan sumber daya
manusia untuk pembangunan. Oleh karena itu sistem pendidikan harus
dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Jika hal itu tidak dapat teratasi maka telah mencakup masalah relevansi

5
pendidikan. Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak
sesuainya sistem pendidikan dengan keperluan pembangunan nasional.
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan
pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau
indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.

2.4. Solusi Masalah -Masalah Pendidikan di Indonesia


A. Solusi dalam pemerataan pendidikan
1. Pembangunan gedung sekolah secara merata. Seperti kita ketahui
bersama, saat ini pembangunan gedung sekolahan yang selalu
diutamakan adalah yang berada di perkotaan. Bangunan gedung
sekolahan yang lama dilakukan rehabilitasi sehingga menelan biaya
yang besar. Daripada dana tersebut digunakan untuk membiayai
program rehabilitasi gedung yang sudah ada sebelumnya, alangkah
bijaknya kalau dimanfaatkan atau dialihkan untuk pembangunan
gedung sekolahan yang belum ada di setiap penjuru pelosok daerah.
Sudah saatnya pembangunan gedung sekolahan dibuat merata tanpa
membedakan mana yang berada di kota maupun mana yang berada di
desa. Semua memilikihak dan kesempatan yang sama untuk
memperoleh fasilitas gedung sekolahan demi kenyamanan dalam
belajar.
2. Pembagian buku-buku pelajaran secara gratis. Buku adalah sumber
ilmu. Ketika pemerintah memberlakukan biaya setinggi-tingginya untuk
harga sebuah buku, itu sama artinya dengan membatasi kemauan
seseorang dalam membuka wawasan pengetahuan mereka. Pihak
pemerintah harusnya menjalankan sebuah program pembagian buku
secara gratis kepada seluruh anak-anak yang ada di Indonesia. Tentu
saja program ini harus dibarengi dengan program minat baca buku.
Karena kualitas minat baca di Indonesia masih tergolong sangat rendah.
Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa negara Indonesia tidak

6
maju dan berkembang. Melalui buku, Indonesia pasti bias membuka w
awasan dunia.
3. Peningkatan fasilitas infrastruktur akses menuju sekolahan. Saat ini
masih banyak kita jumpai anak-anak yang pergi bersekolah harus
melewati berbagai medan jalan yang berbahaya bagi mereka. Tak
jarang dari mereka yang pergi kesekolah dengan menyeberangi sungai,
berjalan di jembatan yang rapuh ,hingga bergelantungan melalui pohon
dan tebing yang curam. Dalam hal ini pihak pemerintah wajib
menelusuri satu per satu kondisi akses jalan menuju sekolahan,
sehingga tahu mana yang seharusnya diutamakan untuk pembangunan
fasilitas infrastruktur akses menuju sekolahan.
4. Meratakan pemberian beasiswa kepada siswa-siswi yang berekonomi
rendah.
Beasiswa pendidikan akan sangat dibutuhkan oleh anak-anak miskin
yang punya keinginan untuk bersekolah. Namun pemerintah tidak
hanya menyediakan, tetapi juga mengawasi pemerataan pemberian
beasiswa tersebut. Dengan begitu akan tercipta keadilan sosial dalam
masyarakat.

B.Solusi Masalah Mutu Pendidikan


Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing
memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu
pendiidkan bersasaran pada perbaikkan kualitas komponen pendidikan
serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada
gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan
pengalaman belajar peserta didik, dan menghasilkan hasil pendidikan.
Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis
besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia,
dan manajemen. Sebagai berikut:
1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya
untuk Slta dan PT.

7
2. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi
lanjut.
3. Penyempurnaaan kurikulum
4. Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang
tenteram untuk belajar
5. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media
pembelajaran
6. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai
anggaran
7. Kegiatan pengendalian mutu.

C. Masa Masalah Efesiensi Pendidikan


Permasalah efisiensi pendidikan lebih mengarah pada masalah
kualitas, tentu saja ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi
pendidikan. Hal tersebut dapat ditempuh melalui caracara Pendekatan
sistem, berorientasi pada peserta, dan pemanfaatan sumber belajar.

D. Masalah Relevansi Pendidikan


Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem
pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat
mengisi semua sektor pembangunan, maka relevansi pendidikan
dianggap tinggi.
Berikut adalah solusi bagi relevansi pendidikan di Indonesia.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi
guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata – rata kelulusan
agar siswa/mahasiswa.
2. Menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau
profesi sekolah kejuruan untuk menyiapkan tenaga siap pakai
yang dibutuhkan.

8
3. Meningkatkan kualifikasi institusi dengan melakukan penilaian
secara lebih rutin apakah program yang dijalankan institusi
tersebut telah memenuhi kriteria sebagai institusi yang siap
mencetak siswa–siswa yang berkompeten.
4. Kerjasama dengan masyarakat industri.
5. Penyesuaian kurikulum dengan kubutuhan lulusan.
6. Pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan
dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan
nilai akhir ataupun kelulusan
7. Memberi keterampilan khusus untuk peserta didik yang akan
dibutuhkan di dunia kerja, khususnya untuk siswa menengah
kejuruan.
8. Membuka lapangan kerja seluas-luasnya oleh pemerintah, agar
tidak banyak lulusan yang menganggur setelah tamat, terutama
untuk tamatan kejuruan, karena target lulusan SMK setelah tamat
ialah bekerja sesuai program pemerintah

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau
permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan,
khususnya Negara Indonesia. Dunia pendidikan kita masih menghadapi
berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita
masih menghadapi sejumlah  masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang
sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh
terhadap pendidikan selanjutnya.
Ada banyak permasalahan pendidikan di Indonesia yang menuntut
keadilan dari setiap korbannya. Hal ini disebabkan karena kurang
maksimalnya peran pemerintah terhadap rakyat-rakyat kecil yang mampu
mendukung biaya pendidikan mereka. Namun setiap permasalahan selalu
memiliki solusi. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani
permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu pemerataan pendidikan di daerah-
daerah terpencil, pemerataan bantuan beasiswa untuk anak-anak yang tingkat
ekonominya rendah, memberi wadah untuk anak-anak jalanan dengan
membuka taman belajar gratis untuk mereka, merangkul anak-anak jalanan
atau anak-anak miskin yang berprestasi dan berkemauan kuat untuk menuntut
ilmu dengan membiayai semua keperluan pendidikan mereka. Tidak harus
selalu dengan peran pemerintah, para pemuda generasi bangsa pun mampu
ikut serta memperbaiki permasalahan-permasalahan tersebut dengan
mengandalkan berbagai kreatifitas mereka untuk terjun ke masyarakat demi
memajukan bangsa Indonesia.

10
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini
adalah semua pihak harus bekerjasama dalam upaya penanggulangan
permasalahan pokok pendidikan. Untuk meminimalisir dampak negatif yang
disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus ada perencanaan
yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidik
dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan
prasarana yang lebih merata.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jusmawati dan Fitriana HS, Eka. 2019. Manajemen Kelas. Serang-Banten:


CV. AARIZKY
Jusmawati, Satriawati dan Irman R.2018. Strategi Belajar Mengajar.Jalan
Kesatuan 3: Rizky Artha Mulia
https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guruku/2020/05/27/media-
(diakses pada tanggal 25 Maret 2022)
https://www.asikbelajar.com/evaluasi-bimbingan-dan-konseling-di/
(diaksespada tanggal 27 Maret 2022)
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/19/masalah-belajar-
dan solusinya/ (diakses pada tanggal 28 Maret 2022)

12
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat sebagai peserta ujian akhir
sekolah

13
OLEH

NAMA

KELAS

NIS

: ELISABETH RAFIKA KIDI MANUK

: XI SOSIAL I

: 2651

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NUBATUKAN

14
2022

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ii

LEMBAR PENGESAHAN.
....................................................................................................................
iii

DAFTAR ISI.
....................................................................................................................
iv

BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................
1

16
1. Latar Belakang
1

2. Rumusan Masalah.
2

3. Tujuan
2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Pendidikan.
..............................................................................................................
3

B. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli.


..............................................................................................................
3

C. Masalah- Masalah Pokok Pendidikan Di Indonesia


..............................................................................................................
4

D. Solusi Masalah - Masalah Pendidikan di Indonesia


..............................................................................................................
5

BAB III PENUTUP


....................................................................................................................
9

17
Kesimpulan.
....................................................................................................................
9

Saran.
....................................................................................................................
9

DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................
10

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai