PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai sekarang ini, teryata
masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang
akan datang, Program pemerataan dan peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi
focus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia
ini.
Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari sistem
pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia pendidikan kita masih
berhadapan dengan berbagai masalah internal yang mendasar dan bersifat komplek, selain itu
pula bangsa Indonesia ini masih menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak
jenjang pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, menurut hasil penelitian The
political and economic rick consultacy ( PERC ) medio September 2001, dinyatakan bahwa
sistem pendidikan di Indonesia ini berada di urutan 12 dari 12 negara di asia, bahkan lebih
rendah dari Vietnam, dan berdasarkan hasil pembangunan PBB ( UNDP ) pada tahun 2000,
Kualitas SDM Indonesia menduduki urutan ke 109 dari 174 negara.
PEMBAHASAN
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam
bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu
strategi, cara berpikir atau model berpikir”. Definisi tradisional menyatakan bahwa system
adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.
Definisi modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional seperti apa yang
dikemkakan oleh para ahli, antara lain:
1. Immegart mendefinisikan system adalah suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang
tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta peduli
terhadap kontek lingkungannya.
2. Roger A Kanfman mendefinisikan system dengan suatu totalitas yang tersusun dari bagian-
bagian yang bekerja secara sendiri-sendiri atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau
tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
3. Zahara Idris mengemukakan bahwa system adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau element-element, atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai
hubungan fungsional yang teratur untuk mencapai suatu hasil
Sedangkan kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari
bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos
yang artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik
secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja
serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi
dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setiap system pasti mempunyai ciri-
ciri, antara lain:
1. Komponen-komponen, Komponen adalah bagian suatu system yang melaksanakan suatu fungsi
untuk menunjang usaha mencapai tujuan system.
2. Interaksi atau saling berhubungan, semua komponen dalam sustu system pasti saling
mempengaruhi dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
3. Proses transformasi, semua system dalam mencapai tujuannya pasti memerlukan sebuah proses.
4. Koreksi, untuk mengetahui apakah semuanya berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan
yang diinginkan, maka diperlukan adanya koreksi terhadap semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan bahwa sistem
pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada dalam proses
pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling berhubungan
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu
pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kita lihat bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia
relative lebih lama jika dibandingkan negara lain. Dalam pendidikan formal di sekolah
menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal pengajarnnya perhari dimulai dari pukul 07.00 dan
diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena ketika kami amati lagi,
peserta didik yang mengikuti proses pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu
tersebut, banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les
akademis, bahasa, dan sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang lama
tersebut tidak efektif juga, karena peserta didik akhirnya mengikuti pendidikan informal untuk
melengkapi pendidikan formal yang dinilai kurang.
Selain itu, masalah lain efisiensi pengajaran yang akan kami bahas adalah mutu pengajar.
Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang
diharapkan dan akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga membutuhkan uang lebih.
Yang kami lihat, kurangnya mutu pengajar disebabkan oleh pengajar yang mengajar tidak
pada kompetensinya. Misalnya saja, pengajar A mempunyai dasar pendidikan di bidang bahasa,
namun di mengajarkan keterampilan, yang sebenarnya bukan kompetensinya. Hal-tersebut
benar-benar terjadi jika kita melihat kondisi pendidikan di lapangan yang sebanarnya. Hal lain
adalah pendidik tidak dapat mengomunikasikan bahan pengajaran dengan baik, sehingga mudah
dimengerti dan menbuat tertarik peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-komponen yang ada
dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen dengan komponen yang lainnya saling
berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ciri-ciri pendidikan di Indonesia dalam aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan
banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan
tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-
asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan
sebagainya.
Kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru,
sarana belajar, dan murid-muridnya.
Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan
negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam
segala bidang di dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.