Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA BESERTA

MASALAH PENDIDIKAN YANG DIHADAPI


Disusun sebagai pemenuhan tugas kelompok Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pengampu: Ni Komang Widiani S.Pd.,H.M.Pd

Disusun oleh :
- Afrisya Laila Zakia (2211031004)
- Komang Agus Supariawan (2211031003)
- Kadek Lilik Fransiska (2211031037)
- Kadek Ratih Mahaswari Manik (2211031038)
- Putu Meira Prasetya Putri (2211031045)
- Ni Putu Ina Dewanthi (2211031365)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN AJARAN 2022/2023


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa
pula anggota kelompok yang sama sama semangat dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas kelompok
pada mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah. Makalah ini juga disusun untuk
menambah pengetahuan para pembaca dan penulis tentang informasi ini.
Karena keterbatasan pengetahuan kami, sudah pasti banyak kekurangan
dalam makalah ini. Kami berharap para pembaca bisa memberi saran dan kritik
agar kami bisa lebih baik lagi kedepannya dalam menyusun makalah.
Akhir kata, kami sampaikan kepada semua pihak yang turut berperan
dalam penyusunan makalah kali ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya.

Singaraja, 16 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu proses ataupun usaha untuk mempelajari
pengetahuan ataupun keterampilan melalui bimbingan dari seorang tenaga
pendidik yang dilakukan dengan cara proses belajar di sekolah ataupun luar
sekolah. Pendidikan ini dilaksanakan untuk bisa mendapatkan ilmu
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan kedepannya, misalnya untuk
mencari pekerjaan. Dengan adanya Pendidikan juga bisa mengurangi
kesenjangan sosial yang terjadi di sebuah negara, karena dengan seseorang
memiliki Pendidikan yang baik dia bisa mengembangkan perekonomian yang
ada, bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dan bisa
mengurangi pengangguran yang ada maka dari itu Pendidikan sangatlah
penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini Pendidikan di
Indonesia bisa dibilang masih harus dikembangkan lagi, misalnya dengan
membuat cara baru dalam proses pembelajaran ataupun pemberian materi.
Sistem pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Pada masa kolonial,
Indonesia sempat menjalankan sistem pendidikan Belanda dan Jepang yang
keduanya memiliki perbedaan satu sama lainnya. Pada masa sistem
pendidikan Belanda, pelajar hanya diperbolehkan menuntut ilmu dari
kalangan bangsawan saja, sedangkan pada sistem pendidikan Jepang, pelajar
dari kalangan mana pun diperbolehkan menuntut ilmu. Kemudian pasca
Kemerdekaan Indonesia, sistem pendidikan di Indonesia mengalami
serangkaian transformasi dari sistem persekolahannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ingin kami bahas, yaitu:
a. Sudah sesuaikah sistem pendidikan yang ada di Indonesia?
b. Variasi sistem pendidikan apa saja yang ada di Indonesia?
c. Permasalahan pendidikan apa saja yang terjadi di Indonesia?
d. Evaluasi apa yang diperlukan untuk pendidikan di Indonesia

1.3 Tujuan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini dan mengkaji beberapa sumber,
yaitu:
a. Untuk mengetahui apakah sistem pendidikan di Indonesia sudah sesuai
atau tidak
b. Untuk mengetahui variasi sistem pendidikan apa saja yang ada di
Indonesia
c. Mengetahui apa saja permasalahan yang terjadi pada pendidikan di
Indonesia
d. Untuk mengetahui evaluasi apa saja yang diperlukan pada pendidikan di
Indonesia
1.4 Manfaat
Adapun manfaat setelah pengkajian sumber yang kami lakukan ialah kami
bisa mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Indonesia dibandingkan
dengan negara yang lain, kami juga bisa mengetahui permasalahan apa saja
yang terjadi pada pendidikan di Indonesia sehingga kami sebagai calon
pengajar bisa membuat metode yang lebih baik lagi agar pendidikan di
Indonesia semakin baik dan bisa menciptakan para penerus generasi muda
yang lebih bagus kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan yang Ada di Indonesia


Sistem pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Pada masa kolonial,
Indonesia sempat menjalankan sistem pendidikan Belanda dan Jepang yang
keduanya memiliki perbedaan satu sama lainnya. Pada masa sistem
pendidikan Belanda, pelajar hanya diperbolehkan menuntut ilmu dari
kalangan bangsawan saja, sedangkan pada sistem pendidikan Jepang, pelajar
dari kalangan mana pun diperbolehkan menuntut ilmu. Kemudian pasca
Kemerdekaan Indonesia, sistem pendidikan di Indonesia mengalami
serangkaian transformasi dari sistem persekolahannya. Pada pasal 1 UU
SISDIKNAS no. 20 tahun 2003 berbunyi “ Sistem Pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Pendidikan nasional memiliki
beberapa bagian-bagian yang saling bekerja sama juga saling mendukung
untuk mencapai tujuan Pendidikan. Bagian-bagian tersebut yaitu, lingkungan,
sumber daya, dan juga masyarakat.
Adapun tujuan dari sistem Pendidikan adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik yang baik dalam bertutur kata, sopan santun, pintar,
berbudi pekerti, kreatif, dan juga religius. Dengan demikian pendidikan
sebagai sistem bisa dikatakan adalah suatu bagian ataupun komponen yang
ada dalam Pendidikan seperti lingkungan, masyarakat, sumber daya yang
saling bekerja sama mencapai suatu tujuan Pendidikan nasional yang dalam
penerapannya bisa dilihat dari sistem input-proses-output. Adapun yang
dimaksud hal tersebut adalah Input merupakan suatu proses memberikan
sebuah ide ataupun rancangan untuk proses mengajar peserta didik, Proses
merupakan suatu penerapan dari rancangan rencana dari ide atau rancangan
yang telah direncanakan oleh tenaga pendidik kepada peserta didiknya.
Sedangkan Output ya adalah hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik bisa berupa nilai ataupun penghargaan lainnya.
Adapun beberapa aspek dalam sistem Pendidikan nasional yang ada di
Indonesia, yaitu:
a. Pengelolaan
Dalam sistem pengelolaan ini Pendidikan dikelola secara sistematik yang
berlaku untuk semua komponen-komponen yang ada dalam sistem
Pendidikan tersebut. Pendidikan adalah suatu sistem yang berorientasi
kepada kepentingan dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar
peserta didik bisa menjadi orang yang sukses dan mengembangkan
perekonomian bangsa.
b. Peran Pemerintah Dalam Sistem Pendidikan
Pemerintah berperan dan harus bertanggung jawab dalam sistem
pendidikan yang ada di suatu negara. Oleh karenanya pemerintah harus
bisa menjamin pendidikan yang baik untuk semua warga negaranya, agar
setiap warga negaranya memiliki pengetahuan, keterampilan, kepintaran
juga pengabdian kepada bangsa dan negara. Peran Pemerintah dalam
bidang pendidikan sangat lah penting, karena pemerintahlah yang akan
mengendalikan dan juga mengelola sistem pendidikan secara nasional.

c. Materi Ajar
Dalam sebuah sistem pendidikan diperlukan suatu sumber ataupun materi
yang akan digunakan dalam suatu proses pembelajaran yaitu materi ajar.
Maka dalam penyusunan materi ajar tidak boleh dilakukan sembarangan
karena akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik nantinya, materi ajar
tersebut harus sesuai dengan kepentingan peserta didik dan juga sejalan
dengan perkembangan IPTEK yang selalu berkembang yang akan
membuat peserta didik nantinya mampu memahami ilmu pengetahuan
juga teknologi. Penyusunan dalam materi ajar atau kurikulum ini jika
dilakukan dengan asal-asalan atau tidak sesuai dengan kebutuhan peserta
didik akan mengakibatkan terhambatnya suatu proses pembelajaran,
membuat peserta didik tidak bisa memahami materi ajar yang diberikan,
malas belajar, juga akan membuat peserta didik tidak akan mampu
mengembangkan kemampuannya secara optimal.

d. Pendekatan dan metodologi Pembelajaran


Pendekatan merupakan suatu pandangan kita dalam menghadapi suatu
proses pembelajaran yang bersifat umum untuk mewadahi, menginspirasi
dan memahami metode pembelajaran yang berlaku. Metodelogi
pembelajaran adalah suatu Langkah-langkah ataupun strategi yang kita
lakukan dalam mencapai tujuan dalam belajar. Metodologi pembelajaran
harus disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan digunakan
nantinya. Adapun beberapa model ataupun pola baru dalam proses
pembelajaran yaitu:
1) Sistem pembelajaran berorientasi pada pengembangan liability,
depency dan kesetian atau menjadi pekerja yang jujur.
2) Pola ataupun model pendidikan dengan menggunakan IQ, EQ, SQ dan
RQ.

e. Sumber Daya manusia


Sumber daya manusia mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam suatu
proses pendidikan. Karena untuk menjadi seorang guru yang berkompeten
sumber daya manusianya juga harus bagus dan mampu melewati semua
rintangan yang ada. Seorang guru yang memiliki sumber daya manusia
yang baik juga harus memiliki sikap yang baik, jujur, moral yang baik,
disiplin, dan juga memiliki rasa pengabdian yang tinggi. Adapun alasan
mengapa ada sumber daya tenaga pendidik rendah yaitu, kemiskinan
karena penghasilan rendah di bawah standar dan sistem pengelolaan
sebagai akibat penanganan sekolah di bawah otoritas kantor birokrasi dan
bukan sebagai lembaga akademik.

f. Dana
Dana merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi
keberhasilan dalam bidang pendidikan bermutu, karena dengan adannya
dana fasilitas pendidikan juga akan ikut memadai dan juga bisa digunakan
dalam proses pembelajaran yang baik. Ada banyak masalah yang timbul
dari cara penggunaan dana pendidikan dengan baik yaitu, pemerintah yang
belum mampu mencukupi semua fasilitas yang ada di seluruh sekolah
karena keterbatasan dana, pada sistem pendanaan yang dilakukan tidak
transparan, dana yang ada masih jauh dari standar dana pendidikan
internasional, sistem pendistribusian buku-buku pelajaran melalui bantuan
dana menjadi tidak efisien dan tidak efektif.

g. Academic Atmosphere
Academic Atmosphere merupakan suatu nuansa lingkungan yang berjiwa
akademik. Unit pendidikan, sekolah, juga perguruan tinggi banyak yang
diselenggarakan di bawah otoritas kekuasaan birokrasi atau perkantoran
bukan dalam otoritas akademi, akibatnya kurang mendorong kegiatan
belajar-mengajar. Bangunan – bangunan dan kelas-kelas untuk belajar pun
menjadi sempit dan tidak kedap suara karena berdekatan, sehingga
menciptakan suasana yang tidak baik dalam belajar.

h. Evaluasi diri dan Akreditasi


Evaluasi diri merupakan suatu proses penaksiran ataupun penilaian yang
dilakukan oleh diri sendiri, sedangkan akreditasi merupakan suatu
penilaian yang dilakukan oleh pihak ke tiga atau orang luar yang berkaitan
dengan pembuktian formal bahwa suatu lembaga penilaian mendapat tugas
untuk penilaian kesesuaian tertentu kepada lembaga lain.
Adapun hal hal yang ingin dicapai dari sistem pendidikan yang berlaku di
Indonesia, yaitu:
a. Pengelolaan, peran pemerintah dan masyarakat dalam sistem pendidikan
dikelola secara desentralistik, di mana maksudnya hendaknya pelaksanaan
pendidikan dilakukan secara demokrasi di mana setiap orang atau setiap
lapisan masyarakat berhak mendapatkan pendidikan yang baik, tidak
peduli miskin ataupun kaya, tua ataupun muda.
b. Kurikulum atau materi ajar yang baik, dalam hal ini materi ajar yang
diharapkan adalah materi ajar yang dapat memenuhi sifat – sifat
integrality, holistic, wholistic, continuity dan consistency dan dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dan juga pengembangan IPTEK.
c. Guru pendekatan dan metodologi pembelajaran, pada hal ini guru akan
ditempatkan menjadi seorang motivator, sedangkan murid sendiri yang
akan mencari sebuah ilmu dan memutuskannya.
d. Sumber Daya Manusia, di sini dimaksudkan seorang guru memiliki
sumber daya yang baik, baik itu dalam ilmu pengetahuan juga dalam sikap
ataupun moral yang baik. Guru juga dapat mengembang kan cara
pembelajaran yang menyenangkan dan memiliki rasa pengabdian yang
tinggi.
e. Dana dan lingkungan Sekolah yang memadai, maksudnya adalah memiliki
Gedung sekolah yang nyaman juga layak dipakai, dan pendanaan fasilitas
sekolah juga mencukupi agar bisa menciptakan lingkungan sekolah dan
tempat belajar yang nyaman bagi peserta didik.
f. Evaluasi Diri dan Akademis, maksudnya akreditasi hendaknya dapat
dilakukan oleh banyak lembaga secara independent ataupun otonom, baik
dari pemerintah ataupun ikatan profesional. Karena dengan adannya
akreditasi yang didapat oleh lembaga kependidikan akan menentukan
pandangan seseorang terhadap baik buruknya suatu lembaga kependidikan
formal ataupun non formal.(Munirah, 2015)

2.2 Variasi Sistem Pendidikan di Indonesia


Sistem pendidikan adalah kesatuan komponen-komponen yang terkait
dalam penyelenggaraan pendidikan. Ada dua pendapat dari para ahli yang
mengemukakan bahwa dalam aktivitas pendidikan terdapat enam komponen
pendidikan yang terbentuk dari pola interaksi atau saling memengaruhi namun
komponen integrasinya terutama terletak pada pendidik dengan segala
kemampuannya dan keterbatasannya yang meliputi: (1) Tujuan, (2) Murid, (3)
Pendidik, (4) Metode, (5) Isi, (6) Lingkungan. Sedangkan menurut pendapat
Ahmad Tafsir, komponen yang terlibat dalam pendidikan setidaknya ada
sepuluh, yaitu (1) Tujuan Pendidikan, (2) Pendidik, (3) Siswa, (4) Alat-alat
Pendidikan, (5) Kegiatan, (6) Kurikulum atau Bahan Ajar, (7) Metode
Pengajaran, (8) Evaluasi, (9) Pembiayaan atau Gaji, (10) Peralatan berupa
Benda.
Di Indonesia sendiri memiliki 4 tingkatan pendidikan yang bida ditempuh
oleh mereka mereka yang ingin mengenyam pendidikan:
a. Pendidikan Prasekolah
Peserta didik yang berusia antara 3 sampai 5 tahun yang termasuk ke
dalam pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) disebut sebagai
prasekolah karena dimaksudkan menjadi peserta didik yang siap dan
dapat beradaptasi ketika memasuki pendidikan sekolah dasar (SD).
Umunya TK terdiri dari dua tingkat, yaitu TK kecil usia 4 tahun dan
TK besar berusia 5 tahun. Metode dan materi pelajarannya berpola
learning by doing, dengan memperbanyak permainan untuk
meningkatkan daya kreativitas anak.

b. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun yang terdiri atas
program pendidikan selama 6 tahun yang diselenggarakan di SD dan 3
tahun yang diselenggarakan di SMP. Kurikulum pendidikan dasar
menerapkan sistem semester yang membagi waktu belajar satu tahun
menjadi dua bagian waktu, yang masing-masing semesternya terdiri
dari 6 bulan yaitu semester ganjil dan semester genap. Kurikulum
pendidikan dasar merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di SD atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan SMP atau Madrasah Tsanawiyah MTS).
Isi kurikulum pendidikan dasar memuat mata pelajaran Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan
dan Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bahasa Inggris, dan
Muatan Lokal.

c. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah meliputi SMA, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Madrasah Aliyah (MA). Tujuan pendidikan menengah adalah
meningkatkan pengetahuan siswa dalam melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta
meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya,
dan alam sekitarnya. Memasuki kurikulum 1994, program pengajaran
di jenjang SMA ini diatur dalam program pengajaran khusus yang
meliputi tiga jurusan, yakni program Bahasa, Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kurikulum SMA dan
sederajat menerapkan sistem yang sama dengan Pendidikan Sekolah
Dasar yaitu semester ganjil dan semester genap.

d. Pendidikan Tinggi
Setelah tamat SMA akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi yang menerapkan sistem kredit semester (SKS). Adapun
tingkatan tingkatan dalam pendidikan tinggi yaitu (1) Doktor dan
Program Doktor (S3), (2) Magister dan Program Magister (S2), (3)
Sarjana dan Program Sarjana (S1), dan (4) Diploma I, II, III, dan IV).
Perguruan tinggi diharapkan berfungsi sebagai agent of change bagi
pola kehidupan masyarakat modern, sesuai dengan Tri Darma
Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan
pengabdian, pendidikan dilangsungkan dalam bentuk perkuliahan di
dalam kelas, penelitian atau riset dilakukan terutama oleh mahasiswa
semester akhir atau sebelum wisuda (Skripsi, tesis ataupun disertasi),
sedangkan pengabdian dilakukan dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata
(KKN) atau Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Ada dua hal yang menyangkut dengan proses belajar mengajar yang ada di
Indonesia, yaitu efektivitas pendidikan dan efisiensi pengajaran yang ada.
Adapun hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Efektivitas Pendidikan di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan
peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan
dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) menjadi peran
utama dalam memajukan pendidikan dan diharapkan dapat
meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut
dapat berguna.

b. Efisiensi Pengajaran di Indonesia


Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektivitas dari suatu tujuan
dengan proses yang lebih “murah”. Dalam proses pendidikan akan
jauh lebih baik jika memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang
baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Beberapa masalah
efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan,
waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan
banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses
pendidikan di Indonesia yang juga mempengaruhi kualitas dan
peningkatan sumber daya manusianya. (Supendi, 2016)
2.3 Permasalahan yang Terjadi Pada Pendidikan Indonesia
Ada banyak sekali permasalah pendidikan di Indonesia yang pertama yaitu
pada masalah biaya yang harus dikeluarkan ketika memasuki dunia
pendidikan. Baik dari segi pengeluaran uang untuk membeli buku, seragam
sekolah, biaya biaya lainnya yang tidak semua masyarakatnya mampu dalam
memenuhi kebutuhan pendidikannya. Selain itu juga lokasi rumah yang jauh
dari sekolah dan dalam kondisi masyarakat yang terbatas akan teknologi
seperti kendaraan dan handphone yang juga menjadi kendala dalam dunia
pendidikan. Masalah yang kedua adalah waktu pengajarannya. Dalam
pendidikan formal di Indonesia jenjang SMP maupun SMA jam pelajarannya
dimulai pada pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 16.00, ditambah lagi
peserta didik mengikuti kegiatan non formal seperti les akademis,
ekstrakurikuler dan sebagainya. Hal tersebut jelas tidak efisien dan hal inilah
membuat pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran. (angrayni, 2019)
Selain yang disebutkan di atas masih banyak lagi problematika yang
terjadi pada pendidikan di Indonesia, berikut kami jabarkan beberapa
problematika yang kami temukan dari sumber sumber yang ada:
a. Peningkatan jumlah siswa tidak sebanding dengan ketersediaan
fasilitas pendidikan yang berkualitas. Di Indonesia, ledakan penduduk
muda yang dikenal sebagai generasi emas direncanakan terjadi pada
tahun 2045. Pada tahun tersebut akan didominasi oleh masyarakat usia
produktif. Jika kualitas pendidikan di Indonesia tidak membaik, maka
harapan terhadap generasi emas 2045 akan menjadi angan-angan. Oleh
karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

b. Kelangkaan fasilitas dan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan


Pendidikan. Kelangsungan proses pendidikan harus tersedia fasilitas
yang memadai dan dana yang cukup untuk memenuhi segala
kebutuhan guna menunjang proses pembelajaran, seperti buku,
gedung, tenaga pengajar dan lain-lain.

c. Mahalnya biaya Pendidikan. Dapat kita rasakan bahwa semakin maju


zaman, semakin mahal pula biaya hidup, termasuk biaya pendidikan.
Penghilangan biaya pendidikan biasanya hanya ada di sekolah-sekolah
negeri yang letaknya di kota-kota besar saja. Hal ini juga sangat
mempengaruhi dan menyebabkan adanya kesenjangan dalam
pendidikan.

d. Ketidaktepatan hasil pendidikan. Prestasi pendidikan yang diperoleh


siswa saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Banyak orang yang tidak mampu menerapkan ilmu yang mereka
peroleh dalam pendidikan sosial kepada masyarakat. Hal ini
sebenarnya sangat mengkhawatirkan.
e. Sistem pendidikan tidak efisien. Sistem pendidikan saat ini tertinggal
mengikuti tuntutan zaman yang terus berkembang. Oleh karena itu,
tidak ada keselarasan antara sistem pendidikan saat ini dengan tuntutan
zaman yang semakin berkembang.

f. Kesenjangan sarana prasarana dan pemerataan pendidikan. Jika dilihat


dari pemerintahan di Indonesia, mereka kurang serius dalam
memperhatikan bidang pendidikan, ini menyebabkan kualitas
pendidikan di Negara Indonesia menjadi rendah. Dalam memajukan
suatu bangsa pendidikan menjadi salah satu hal yang terpenting,
karena pendidikan ini sebagai modal dasar dalam memajukan suatu
bangsa. Adapun kesenjangan itu dapat dilihat dari adanya sarana
prasarana dan sumber daya tenaga pendidikan.

Dari beberapa masalah yang telah dijabarkan, adapun faktor faktor yang dapat
menjadi penyebab, yaitu:
a. Faktor Pendekatan Pembelajaran
Semua masalah pendidikan di masyarakat Indonesia bermula dari
kegagalan sistem pendidikan. Baik itu dari kegagalan pendidikan
lingkungan keluarga, kegagalan pendidikan masyarakat, hingga
kegagalan pendidikan sekolah. Jika aspek-aspek di atas gagal mendidik
anak, maka anak akan menjadi korban. Akan ada hal atau sikap yang
tidak sesuai dengan tujuan pendidikan.

b. Faktor Perubahan Kurikulum


Di Indonesia, setiap pergantian kabinet pemerintahan, khususnya
menteri pendidikan, terjadi perubahan kurikulum. Hal ini
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Sering
terjadi perubahan kurikulum tidak menjamin kualitas pendidikan.
Yang akan terjadi adalah dasar-dasar pendidikan tidak dapat
didefinisikan secara jelas. Kurikulum yang menjadi pijakan mengajar
guru akan menjadi kurang ideal jika terus-menerus diubah.

c. Faktor Kompetensi Guru


Seorang guru yang professional sangat dibutuhkan dalam sebuah
Pendidikan yang maju. Artinya setiap guru diharuskan memiliki
kemampuan dalam memahami materi bahan ajar secara luas dan
mendalam. Salah satu hal yang menjadi kendala adalah kurangnya
tenaga pendidik yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan di daerah-daerah terpencil.(Halim, 2020)

2.4 Evaluasi Pada Pendidikan di Indonesia


Pendidikan di Indonesia masih perlu banyak mencontoh dari pendidikan di
luar sana, misal jepang yang lebih mengedepankan pembentukan karakter
pada anak usia dini dan menerapkan sistem setengah pembelajaran dan
setengah pengevaluasian terhadap hasil belajar para siswa siswanya. Salah
satu solusi untuk permasalahan yang ada adalah menciptakan arah baru
pembelajaran di Indonesia. Artinya, seorang guru harusnya tidak hanya
mengutamakan materi yang dijelaskan atau dipaparkan kepada peserta didik,
namun guru juga harus memperhatikan perkembangan peserta didiknya. Guru
harus dapat menyeimbangkan antara perkembangan intelektual dan psikologi
peserta didik. Serta dengan memperbaiki kualitas dari tenaga pendidik yang
ada. Tenaga pendidik harus menguasai beberapa kompetensi, seperti
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Dan yang paling penting adalah menentukan
kurikulum yang tetap dan tepat untuk dijadikan sebagai landasan bahan
pengajaran kepada peserta didik(angrayni, 2019).
Evaluasi sangat dibutuhkan untuk bisa melihat sejauh mana tujuan yang
suudah tercapai. Evaluasi yang dilakukan terus-menerus adalah salah satu di
antara komponen pendidikan nasional. Evaluasi adalah tindakan penilaian
yang menganalisis semua aspek belajar guna mempertinggi efektivitas belajar
yang meggunakan standar pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam proses
belajar dan pembelajaran, evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu evaluasi
hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran,
pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang
tingkat hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan
kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Evaluasi ini berfungsi untuk: (1) memberikan informasi tentang
kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui
berbagai kegiatan belajar, (2) memberikan informasi yang dapat digunakan
untuk membina kegiatan-kegiatan belajar peserta didik lebih lanjut, baik
keseluruhan kelas maupun masing-masing individu, (3) memberikan informasi
yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik,
menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan
remedial, (4) memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk mendorong motivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal
kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikin,
(5) memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku peserta didik,
sehingga pendidik dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pribadi yang berkualitas, dan (6) memberikan informasi yang
tepat untuk membimbing peserta didik memilih sekolah atau jabatan yang
sesuai dengan kecakapan minat dan bakatnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran adalah evaluasi
terhadap proses belajar dan pembelajaran yang mencakup komponen input,
yaitu perilaku awal peserta didik, komponen input instrumental, yaitu
kemmapuan professional pendidik, komponen kurikulum (program studi,
metode, media), komponen administrasi (alat, waktu, dana), komponen proses,
yaitu prosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output yaiu hasil
pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran. Ada tiga
aspek dalam evaluasi ini yaitu: Pertama, kegiatan evaluasi merupakan proses
yang sistematis, yaitu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan. Kedua, dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai
informasi dan data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Ketiga,
setiap kegiatan evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan
pengajaran yang hendak dicapai.
BAB II
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai