Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA SAAT INI

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Pelajaran Aplikasi Perkantoran
yang Diampu Oleh Ibu Lanny Apriani

Disusun oleh :

Nama : Cindy Anggraini

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Pendidikan adalah pondasi penting dalam pembangunan suatu bangsa.


Dengan pemahaman mendalam tentang pendidikan, kita dapat merencanakan dan
mengimplementasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan
masyarakat yang berpendidikan, berpengetahuan, dan berdaya saing. Indonesia,
sebagai negara yang kaya akan budaya dan sumber daya manusia, telah lama
menyadari peran sentral pendidikan dalam perjalanan menuju kemajuan. Makalah ini
bertujuan untuk menjelaskan, menganalisis, dan mengevaluasi sistem pendidikan di
Indonesia. Kami akan mengulas berbagai aspek, termasuk sejarah perkembangan
sistem pendidikan, struktur, tantangan, dan upaya yang telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Sejarah panjang pendidikan di
Indonesia mencerminkan perjalanan yang sangat dinamis. Dari masa penjajahan
hingga era modern, kita akan melihat bagaimana sistem pendidikan telah berkembang
seiring waktu dan beradaptasi dengan perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Selain
itu, kami juga akan menyelidiki struktur pendidikan saat ini, termasuk tingkat
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, serta peran pemerintah dan institusi
pendidikan dalam menjalankannya. Selain itu, kami akan mengulas tantangan yang
dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia, seperti ketimpangan akses pendidikan,
kualitas pendidikan, dan masalah kurikulum.

Terakhir, makalah ini akan membahas berbagai upaya yang telah dilakukan
oleh pemerintah, masyarakat sipil, dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan
sistem pendidikan di Indonesia. Dengan memahami upaya-upaya ini, kita dapat lebih
baik menggambarkan arah yang diambil oleh pendidikan di masa depan. Harapan
kami, makalah ini akan memberikan wawasan mendalam tentang sistem pendidikan
di Indonesia dan menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi siapa pun yang
tertarik pada perkembangan pendidikan di negara ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dan memotivasi perubahan positif dalam sistem pendidikan Indonesia.

Penyusun

Cindy Anggraini

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara
ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang
paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat
berfungsi secara maksimal.
Menurut survey political and Economic Rick Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-1 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World
Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah,
yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei dari
lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan
pimpinan teknologi dari 5 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka.
Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru
bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah
dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan
kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh
setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang
telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia
untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing
dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

3
Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada mutu sumber daya
manusianya dan kemampuan peserta didiknya untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Hal tersebut dapat kita wujudkan melalui
pendidikan dalam keluarga, pendidikan masyarakat maupun pendidikan
sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apakah system pendidikan yang dijalankan di Indonesia?
2. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia saat ini ?
3. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia
4. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan
pendidikan di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui system pendidikan yang dijalankan di Indonesia
2. Mendeskripsikan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.
3. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia.
4. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-
permasalahan pendidikan di Indonesia.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai salah satu solusi sumbangsih untuk meningkatkan
mutu pendidikan yang ada di Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai bentuk penyuluhan akan kesadaran pentingnya
pendidikan bagi masyarakat.

4
3. Bagi Guru/pengajar
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar system pendidikan
dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam perspektif Pembangunan Pendidikan Nasional, pendidikan harus
lebih berperan dalam membangun seluruh potensi manusia agar menjadi
subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan
pembangunan nasional. Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan
itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas yang meliputi dimensi sosial,
budaya, ekonomi, dan politik. Dalam perspektif sosial, pendidikan akan
melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam
proses perubahan sosial di dalam masyarakat. Dalam perspektif budaya,
pendidikan merupakan wahana penting dan medium yang efektif untuk
mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos di
kalangan warga masyarakat. Dalam perspektif politik, pendidikan harus
mampu mengembangkan kapasitas individu untuk menjadi warga negara yang
baik (good citizens), yang memiliki kesadaran akan hak dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara. Karena itu,
pendidikan harus dapat melahirkan individu yang memiliki visi dan idealisme
untuk membangun kekuatan bersama sebagai bangsa. Dalam tiga tahun
mendatang, pembangunan pendidikan nasional di Indonesia masih dihadapkan
pada berbagai tantangan serius, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja
yang mencakup (a) pemerataan dan perluasan akses; (b) peningkatan mutu,
relevansi, dan daya saing; (c) penataan tata kelola, akuntabilitas, dan citra
publik; dan (d) peningkatan pembiayaan. Dalam upaya meningkatkan kinerja
pendidikan nasional, diperlukan suatu reformasi menyeluruh yang telah
dimulai dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi pendidikan sebagai
bagian dari reformasi politik dalam meningkatkan mutu pendidikan .
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia,
peletak dasar yang kuat pendidkan nasional yang progresif untuk generasi

6
sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan
sebagai berikut :
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak);
dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita
memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan
anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara,
1977:14)
1. Sistem Pendidikan yang di Anut di Indonesia
Indonesia sekarang menganut sistem pendidikan nasional. Namun, sistem
pendidikan nasional masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Ada beberapa sistem di Indonesia yang telah dilaksanakan, di
antaranya:
a. Sistem Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada nilai.
Sistem pendidikan ini telah diterapkan sejak sekolah dasar. Disini
peserta didik diberi pengajaran kejujuran, tenggang rasa, kedisiplinan,
dsb. Nilai ini disampaikan melalui pelajaran Pkn, bahkan nilai ini juga
disampaikan di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
b. Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.
Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat
bersaing dengan teman, berfikir kreatif dan inovatif
c. Sistem pendidikan beragam.
Di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, daerah, budaya, dll.
Serta pendidikan Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal, non-
formal dan informal.
d. Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu.
Di dalam KBM, waktu di atur sedemikian rupa agar peserta didik tidak
merasa terbebani dengan materi pelajaran yang disampaikan karena
waktunya terlalu singkat atau sebaliknya.

7
e. Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Dalam sistem ini, bangsa Indonesia harus menyesuaikan kurikulum
dengan keadaan saat ini. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia
sering mengalami perubahan / pergantian dari waktu ke waktu, hingga
sekarang Indonesia menggunakan kurikulum KTSP.
2. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini
Kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian. Hal ini
terlihat dari banyaknya kendala yang mempengaruhi peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia. Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor
semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di
daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut,
yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup
dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar
secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru
dan sekolah.
Sehingga perlu diteliti dan dicermati agar kelak bangsa Indonesia
dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan lancar dan dapat bersaing
di Era Globalisasi.
3. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
Yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
secara umum, yaitu:
a. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan
trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran
agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
b. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia

8
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan
dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan
jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil
yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu
jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita
kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat
meraih standar hasil yang telah disepakati.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah
mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses
pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan
kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga
berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia
yang lebih baik.
c. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam
pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan
terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh
standard dan kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula
sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan
standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi
Nasional Pendidikan (BSNP).
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana
agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar
pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli
bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai
yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas
standar saja.
d. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

9
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan
tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan
media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara
laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak
memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak
memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak
memiliki laboratorium dan sebagainya.
Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD
terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta
memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut
sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau
34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau
23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI
diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI
lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di
SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang
tidak sama.
e. Rendahnya Kualitas Guru / Pengajar
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan
guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No
20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan
melakukan pengabdian masyarakat.
f. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat
rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.
g. Rendahnya Prestasi Siswa

10
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas
guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi
tidak memuaskan.
h. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat
Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional
dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000
menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD
pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian
APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni
Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa).
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas.
Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan
menghambat pengembangan sumber daya manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi
pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah
ketidakmerataan tersebut.
i. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur.
Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990
menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh
lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT
sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan
kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat
pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data
Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus
sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga
menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya
ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja

11
ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap
keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia
kerja.
j. Mahalnya Biaya Pendidikan
4. Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua
solusi yang dapat diberikan yaitu:
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem
sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi
kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik,
termasuk pendanaan pendidikan. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib
dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan
bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan
pendidikan negara.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang
berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk
menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa dengan
peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan
berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi
siswa dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran,
meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan
sebagainya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di
bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang
menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi
pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang
menjadi penyebabnya yaitu:
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain
dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem
pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.
B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu
bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di
lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-
negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih
dahulu agar mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala
bidang di dunia internasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/viewFile/971/908
https://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-
indonesia/
https://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/
https://mutupendidikanindonesia.wordpress.com/category/mutu-pendidikan/ciri-ciri-
pendidikan-di-indonesia/
https://pramithasari27.wordpress.com/pendidikan/kualitas-pendidikan-di-indonesia/

14

Anda mungkin juga menyukai