MASALAH-MASALAH MENDASAR
DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN
DI INDONESIA
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya sehingga makalah berjudul “Masalah-Masalah Mendasar Dalam Praktik Pendidikan”
ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan selalu
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta umat yang
senantiasa mengikuti dan melaksanakan ajarannya.
Penulis,
BAB I
Pendahuluan
A.Latar belakang
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematisuntuk mencapai taraf hidup atau kemajuan
yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata pendidikan dalam bahasa Inggris
disebut education yang berasal dari bahasa latin yaitu 'educatum' yang tersusun atas dua kata
yaitu ' E dan" Duco". Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit
menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau sedang berkembang.Hal ini secara
etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak dari dalam keluar,
atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri
(inner abilities) dan kekuatan individu.Kata Education sering juga dihubungkan dengan 'Educere
(Latin) yang berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk memberikan
pendidikan melalui perubahan yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik. Oleh karenaitu
definisi pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang untuk menjadi lebih
baik.
1. Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun
segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Plato
Pendidikan adalah proses yang dilakukan seumumur hidup (life-long) yang dimulai dari
seseorang lahir hingga kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam
mewujudkan warga negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin
dan mematuhi yang benar. Plato pun menambahkan bahwa pendidikan tidak hanya
menyediakan ilmu pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting,
membina tingkah laku dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true education),
akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang beradab dan
memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan mereka yang berada
dalam perlindungannya.
3. Comenius
Pada abad pertengahan, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu
mengembangkan kualitasnya terhadap agama, ilmu pengetahuan dan moralnya,yang
membuatnya mampu mengklaim dirinya sebagai manusia.
5. Gunning dan Kohnstamm
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan
diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
B. Sistem Pendidikan di Indonesia
Sistem Pendidikan Indonesia yang berorientasi pada nilai.
Sistem pendidikan ini telah diterapkan sejak sekolah dasar. Disini peserta didikdiberi
pengajaran kejujuran, tenggang rasa, kedisiplinan, dsb. Nilai inidisampaikan melalui
pelajaran Pkn, bahkan nilai ini juga disampaikan di tingkat pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi
Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.
Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat bersaing dengan
teman, berfikir kreatif dan inovatif
Sistem pendidikan beragam
Di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, daerah, budaya, dll. Serta pendidikan
Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal, non-formal daninformal.
Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu.
Di dalam KBM, waktu di atur sedemikian rupa agar peserta didik tidak merasaterbebani
dengan materi pelajaran yang disampaikan karena waktunya terlalusingkat atau
sebaliknya.
Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Dalam sistem ini, bangsa Indonesia harus menyesuaikan kurikulum dengankeadaan saat
ini. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia sering mengalami perubahan / pergantian
dari waktu ke waktu, hingga sekarang Indonesia menggunakan kurikulum ke-13.
C. Masalah-Masalah Mendasar Praktik Pendidikan di Indonesia
Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan
formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang
menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan
untuk memnuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Jika melihat lebih mendalam akan kondisi keseluruhan pendidikan yang ada di berbagai
tempat di Indonesia ini, banyak ketidakmerataan dan jauh dari kesan maju (dalam hal
pendidikan). Hal tersebut, terlihat dari sekolah yang jauh dari kelayakan, kondisi sekolah, dan
sebagainya. Padahal, di dalamnya terdapat banyak pelajar yang begitu bersemangat untuk belajar
dan menuntut ilmu, namun karena keterbelakangan akses dan juga berbagai kekurangan lainnya,
yang membuat mereka sulit dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Meski menjadi prioritas utama Indonesia, pada praktiknya, pendidikan saat ini banyak
menemui masalah. Masalah ini disebabkan beragam faktor. Berikut faktor yang seringkali
menjadi masalah utama pelaksanaan pendidikan, antara lain:
1. GURU
Guru adalah salah satu elemen pendidikan agar proses belajar mengajar berjalan dengan
lancar. Prosesnya guru mentransfer ilmu kepada murid, baik itu ilmu pengetahuan,
keterampilan, serta mengajarkan pendidikan akhlak kepada murid. Faktanya yang terjadi
di lapangan, pendidikan seringkali mendapat masalah kekurangan jumlah guru. Terutama
guru-guru terampil atau yang bersertifikasi. Hal itu nyata terjadi di Indonesia. Penyebaran
jumlah guru disekolah kadangkala tidak merata, sehingga ada yang kelebihan dan
kekurangan tenaga pendidik. Bukan hanya masalah jumlah guru, Salah satu faktor lain
yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya
para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki
siswanya. Dan persoalan lain yang tidak kalah penting adalah gaji guru yang rendah,
sehingga banyak guru yang mengerjakan pekerjaan sampingan sehingga membuat
mereka kurang maksimal dalam mendidik.
2. INFRASTRUKTUR
Infrastruktur pendidikan yang kurang atau tidak memadai. Dibeberapa stasiun televisi
yang membawa berita bangunan sekolah yang ambruk di berbagai daerah yang ada di
Indonesia akibat cuaca buruk atau ambruk memang kondisi bangunan sudah using dan
rusak parah, tapi tidak juga diperbaiki. Itulah masalah lain di dunia pendidikan, termasuk
Indonesia.
Padahal ruang kelas, bangunan sekolah, dan perlengkapannya menjadi vital dalam
proses belajar mengajar disekolah. Namun sering terjadi kapasitasnya tidak cukup atau
sudah ketinggalan zaman. Belum lagi akses pendidikan anak yang jauh dari kata bagus,
seperti internet, perlengkapan seperti (komputer, smartpone), jaringan yang mendukung
serta berbagai akses lainnya yang dapat mendukung proses belajar anak.
4. BIAYA PENDIDIKAN
Banyak anak tidak bisa bersekolah karena tidak memiliki dana pendidikan. Hak
setiap warga negara adalah memperoleh pendidikan yang layak. Jika di Indonesia
minimal wajib belajar 12 tahun, di jenjang SD, SMP, dan SMA. Namun demikian, masih
banyak anak di pelosok negeri yang tidak bersekolah atau putus sekolah di tengah jalan
lantaran kendala biaya. Masalah ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Dengan membantu anak-anak yang kurang mampu dengan program beasiswa atau
bantuan dana pendidikan dari anggaran pendidikan yang disediakan pemerintah.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya
pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak
hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga
berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Mengenai biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tentang biaya sekolah,
training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun
kita juga berbicara tentang property pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya
transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih.
Di sisi lain, kasus putus sekolah anak-anak usia sekolah di Indonesia juga masih tinggi.
Setiap tahunnya banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan disebabkan oleh tiga faktor,
yaitu faktor enonomi, anak-anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga, dan
pernikahan di usia dini.
Pemerintah masih kurang aktif menyelesaikan masalah pendidikan, sehingga masalah ini
menjadi masalah yang cukup besar karena sampai sekarang belum ada penyelesaian masalah
pendidikan yang efektif, tanpa adanya peran pemerintah dalam masalah pendidikan di pelosok,
maka masalah ini tidak akan selesai jika pemerintah masih pasif dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
Tidak dapat dipungkiri dari masalah tersebut bukan hanya persoalan pemerintah, namun terdapat
juga masalah kualitas. Mereka yang sekolah belum tentu belajar, karena masih ada anak yang
sudah 2-3 tahun sekolah tapi masih belum mampu membaca. Dan terdapat yang sudah lulus
sekolah menengah tetapi masih seperti kelakuan anak sekolah dasar. Selain itu, masih banyak
anak-anak yang bisa membaca kalimat tapi hanya sekedar membaca saja, tanpa memahami
isinya sehingga mereka tidak punya sikap kritis. Banyak pula mahasiswa yang masuk perguruan
tinggi favorit tetapi mereka salah jurusan, dan karena mereka merasa tidak sesuai dengan diri
mereka akhirnya mereka tidak bisa optimal selama menempuh pendidikan.
Solusi lainnya dengan mengubah sistem social yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
Seperti sistem pendidikan sangat berkaitan dengan dengan sistem ekonomi. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab
Negara dalam urusan public, termasuk pendanaan pendidikan. Menyangkut perihal pembiayaan
seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan berarti
menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Rendahnya kualitas guru, misalnya
disamping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk
meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya diberi solusi dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran bukan dengan meningkatkan jam belajar
yang berlebihan karena setiap pelajar memiliki kemampuan yang berbeda dan sudah banyak di
penuhi pembelajaran diluar sekolah, tetapi harus juga meningkatkan alat-alat, sarana dan
prasarana pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan
yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun
2003, adalah sebagai usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya
secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah semua
pihak harus bekerjasama dalam upaya penanggulangan permasalahan pokok
pendidikan. Untuk meminimalisir dampak negaif yang
disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus ada perencanaan yang
baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidik dalam usaha
peningkatan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan prasarana yang lebih efektif
dan efisien.
Sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan
memahami berbagai macam permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga
dapat merumuskannya serta mencari alternatif pemecahannya.
Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon Pendidik yang peka terhadap
berbagai permasalahan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35185358/MAKALAH_MASALAH_PENDIDIKAN_DI_IN
DONESIA_DAN _SOLUSINYA_docx