Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN MEMBENTUK PRIBADI YANG

BERKARAKTER

( Proposal di susun guna memenuhi tugas Bahasa Indonesia Proposal Penelitian)

Guru Pengempu: Ni Luh Putu Sri Wahyuni S.PD

NAMA : Ni Komang July Trisna Dewi

NO:20

Kelas : Xl Keperawatan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PANCA ATMA JAYA

YAYASAN BINTANG PERSADA

TAHUN AJARAN 2024/2025


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil
menjadi terampil dan tidak disipilin menjadi disiplin. Pendidikan itu sendiri
merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu negara . Mengapa demikian ?
Karena dengan pendidikan membentuk pribadi yang berkarakter entah buruk
maupun baik dengan begitu, maju dan tidaknya suatu negara bergantung
kepada generasi-generasi penerus bangsa yang berpendidikan.
Kualitas dan mutu pendidikan yang sangat rendah sangat berpengaruh
kepada perubahan suatu negara, sebaliknya kualitas mutu pendidikan yang
tinggi akan mempengaruhi suatu negara baik dari segi ekonomi, politik dan
budayanya dan dengan begitu negara tersebut dikatakan telah maju. Kualitas
dan mutu pendidikan yang tinggi akan menyelamatkan negara keluar dari
kebodohan, kemiskinan bahkan hingga keluar dari jajahan negara lain yang
hanya membelenggu dan memparasit.
Akan tetapi pada saat ini perolehan pendidikan hanya sebatas perolehan
pendididikan saja. Tidak mengacu pada wawasan masa depan yang dapat
mensejahteraan manusia. Hal ini dipengaruhi karena pendidikan tidak diartikan
sebagaimana mestinya, dan hanya sekedar mengetahui pendidikan itu seperti
apa tidak mengetahui keharusan seperti apa yang diharapkan sebenarnya dalam
pendidikan itu sendiri.
Untuk menyikapi hal semacam itu, disini penulis akan memberikan
penjelesan mengenai pendidikan yang sebenarnya sekaligus penjelasan
mengenai unsur-unsur yang membentuk kegiatan pendidikan. Dengan
penjelasan seperti itu diharapkan lebih mendalami mengenai pendidikan itu
sendiri.
Karena pada dasarnya pendididikan itu sebagai jalan keluar untuk menuju
cakrawala dunia sehingga dapat menopang keberhasilan suatu negara dan
memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk
mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna
kesejahteraan hidup di masa depan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Benang merah pengertian pendidikan?


2. Apa saja Unsur-unsur yang membentuk kegiatan pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa yang di maksud dengan Benang merah pengertian


pendidikan.
2. Untuk Mengetahui Apa saja Unsur-unsur yang membentuk kegiatan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Benang merah pengertian pendidikan


Pendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan manusia. Jadi pada saat
manusia itu ada dan masih ada, pendidikan itu telah dan masih ada pula. Pada
kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek pendidikan dari zaman ke
zaman mempunyai garis persamaan. Pendidikan sudah dikenal berabad-abad
sebelumnya semenjak zaman kuno dan berkembang sangat pesa, hingga
sekararang ini. Garis persamaan atau benang merah pendidikan dari masa ke
masa ialah :
1. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.
2. Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal.
3. Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum
sekaligus memiliki
keunikan (ke-khasan) berkaitan dengan pandangan hidup masing-
masing bangsa. Beberapa bidang kajian ilmu yang melandasi munculnya
pendidikan terdiri dari beberapa disiplin ilmu antara lain Filsafat pendidikan,
Sosiologi pendidikan, Antropologi pendidikan, Agama, Ekonomi pendidikan,
Kajian pendidikan perbandingan, Kajian-kajian kebijaksanaan pendidikan
Hingga kini pendidikan terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar dari
proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Untuk
menghasilkan peserta didik yang diharapkan, proses pendidikan senantiasa
dievaluasi dan diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan
adalah munculnya gagasan Pendidikan Karakter dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Gagasan ini muncul karena proses pendidikan yang selama ini
dilakukan dinilai belum sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia
Indonesia yang berkarakter. Bahkan, ada juga yang menyebut bahwa
pendidikan Indonesia telah gagal dalam membangun karakter. Penilaian ini
didasarkan pada banyaknya para lulusan sekolah dan sarjana yang cerdas
secara intelektual, namun tidak bermental tangguh dan berperilaku sesuai
dengan tujuan mulia pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendapat lain pendidikan merupakan
suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang
berjalan seumur hidup. Secara substansial, pendidikan tidak sebatas
pengembangan intelektual manusia, artinya tidak hanya meningkatkan
kecerdasan,
melainkan mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. makna
pendidikan yang lebih hakiki lagi adalah pembinaan akhlak manusia guna
memiliki kecerdasan membangun kebudayaan masyarakat yang lebih baik dan
mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Yang lebih menarik dari
pengertian pendidikan diatas adalah konsep pembinaan kepribadian dan
keterampilan. Pembinaan kepribadian diarahkan pada model tertentu. Oleh karena
itu, tolok ukur pendidikan yang membina kepribadian harus jelas.

B. Unsur-unsur yang membentuk kegiatan pendidikan


1. Subyek yang dibimbing ( peserta didik )
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Selaku pribadi yang memiliki
ciri khas ia ingin mengembangkan diri secara terus menerus guna
memecahkan masalah hidup yang dujumpainya. Ciri khas peserta didik
yang harus dipahami pendidik ialah :
a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik. Artinya anak sejak lahir memiliki potensi –
potensi yang ingin dikembangkan, untuk itu dibutuhkan bimbingan dan
bantuan.
b) Individu yang sedang berkembang. Artinya perubahan yang terjadi dalam
diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun
ke arah penyesuaian dengan lingkungan.
c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi. Artinya dalam perkembangannya peserta didik membutuhkan
bantuan dan bimbingan.
d) Individu yang memiliki kemampuan mandiri. Artinya peserta didik
memiliki perkembangan kearah kedewasaan dan cenderung ingin
memerdekakan diri.
2. Orang yang membimbing ( pendidik )
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Hal yang perlu diperhatikan
pendidik adalah soal kewibawaan. Kewibawaan ( kekuasaan batin
mendidik ) harus dimiliki pendidik dan menghindari unsur wewenang
jabatan. Justru dengan kewibawaan muncul sikap mengakui, menerima
oleh orang lain. Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang
telah dewasa. Yaitu kedewasaan jasmani dan rohani. Kedewasaan jasmani
tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang
optimal. Dan kedewasaan rohani bila individu telah cita - cita hidup dan
pandangan hidup yang mantap. Orang dewasa adalah orang yang dapat
mempertanggungjawabkan segenap aktivitas yang bertalian dengan
statusnya. Apabila bisa menerapkan itu semua orang dewasa akan
memiliki kewibawaan dalam dirinya. Sepanjang antara peserta didik dan
pendidik terdapat hubungan gayung bersambut kata berjawab maka selama
itu pula terdapat pengakuan akan adanya kewibawaan pendidik oleh
peserta didik. Bagaimanapun juga kewibawaan harus dijaga dan dipelihara
agar tidak pudar.
Menurut M.J Langeveld ada 3 sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu
kepercayaan, kasih sayang dan kemampuan.
3. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik ( interaksi edukatif )
Interaksi edukatif sebenarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan yang optimal harus ada komunikasi intensif
antara pendidik dengan peserta didik.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan ( tujuan pendidikan )
Di dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam
kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi
inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan
bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan
kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan lingkungan. Dengan
demikian jiwa Bhineka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan ( materi pendidikan )
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan ( alat dan metoda )
Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat
melihat jenisnya dan metode melihat efisiensi dan efektivitasnya. Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan atas yang
preventif dan kuratif. Bersifat preventif, yang bermaksud mencegah
terjadinya hal – hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembatasan
bahkan juga hukuman. Sedangkan bersifat kuratif, yang bermaksud
memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan, pemberian
kepercayaan, saran bahkan juga hukuman. Untuk memilih dan
menggunakan alat pendidikan yang efektif ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
a) Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
b) Kesesuaian dengan peserta didik.
c) Kesesuaian dengan pendidik sebagai pemakai.
d) Kesesuaian dengan situasi dan kondisi saat digunakannya alat
tersebut.
Persyaratan – persyaratan tersebut perlu diperhatikan agar jangan sampai
salah. Sebab kesalahan pemakaian alat dan metode menjadikan peserta
didik frustasi dan mungkin salah arah.
7. Tempat dimana bimbingan berlangsung (lingkungan bimbingan/
lingkungan pendidikan) Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat
pendidikan yaitu yang pertama keluarga, lingkungan sekolah dan di
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pendidikan itu sangatlah penting bagi setiap indvidu, karena dengan individu
telah mampu menguasai pendidikan maka individu tersebut menjadi pendekar
ksatria menumpas kebodohan suatu negara dan mengubah masadepan suatu
negara. Membentuk karakter bangsa merupakan sebuah keniscayaan yang
perlu dilakukan apabila bangsa ini berkehendak menjadi bangsa yang martabat
dan berbudaya. Pendidikan sebagai langkah tegas pembentuk karakter perlu
dan wajib dilakukan. Bangsa ini memang memerlukan pendidikan karakter.
Akan tetapi jangan meninggalkan salah satu unsur-unsur yang membentuk
kegiatan pendidikan agar dapat dikatakan sebagai pendidikan yang ideal.
DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo Dwi, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.


(http://the-muchlas.blogspot.co.id/2012/01/bidang-ilmu-dan-kajian-dasar-
dasar.html) http://rizchaochand.student.umm.ac.id/2011/08/05/pendidik-sebagai-
unsur-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai