Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR KEPENDIDIKAN

KONSEP DASAR PENDIDIKAN

Di susun oleh:

1. Fikri Zulmi Akbar (231112

2. Lahtifa Fauziah (231112

3. Afifah Fitri Sahal (231112

4. Widia Satrina (23111260)

Dosen Pengampu:

RAZALI M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ADZKIA PADANG

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi
tentang "Konsep Dasar Pendidikan" pada mata kuliah pengantar pendidikan.

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan, sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh Ibu Artifa Soraya, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini tidaklah sempurna, karena kesempurnaan semata-mata datangnya dari Allah
SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Padang, Desember 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan

B. Fungsi Pendidikan

C. Tujuan Pendidikan.

D. Batasan-Batasan Pendidikan

E. Batasan-Batasan Pendidikan Menurut Fungsinya

F. Unsur-Unsur Pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan semua usaha atau kebutuhan yang diperlukan oleh manusia baik secara formal
maupun informal agar manusia memperoleh ilmu dan dapat melakukan atau menggapai apa yang
diinginkannya dalam jangka waktu pendek ataupun jangka waktu yang lama.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah konsep dasar pendidikan itu?

2. Apa saja fungsi dan tujuan pendidikan?

3. Bagaimakah batasan-batasan pendidikan menurut fungsinya?

4. Terdiri dari apa sajakah unsur-unsur pendidikan itu?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep dasar pendidikan

2. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan.

3. Mengetahui batasan-batasan pendidikan

4. Mengetahui unsur-unsur pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan

Pendidikan bagi manusia menjadi penting sebagai upaya untuk melakukan proses yang terencana dan
berkesinambungan sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dan hakikat kemanusiaannya.
Pendididkan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik.
Pendidikaan bukan hanya berlangsung di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat kuliah kita.
Pendidikan akan di mulai setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia,
sepanjang hidup ia akan mampu menerima pengaruh pengaruh yang posistif. Oleh karena itu proses
pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Manusia hidup di dalam lingkungan tertentu, di dalam lingkungannyalah setiap orang memperoleh
berbagai pengalaman yang turut berpengaruh terhadap perkembangan pribadinya. Dalam arti luas
semua pengalaman hidup yang berpengaruh positif terhadap perkembangan pribadi seseorang adalah
pendidikan. Sebab itu dimana lingkungan seseorang hidup merupakan lingkungan pendidikan baginya.
Ada tiga jenis lingkungan pendidikan yaitu:

1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan. seseorang sekaligus
merupakan dasar kepribadian anak. Pendidikan anak di perolah. melalui interaksi antara orang tua dan
anak.

Berbagai faktor yang terjadi dalam keluarga mempengaruhi kualitas hasil pendidikan. anak. Jenis
keluarga, gaya kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam urutan anggota keluarga, fasilitas yang
ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar status ekonomi orang tua akan
mempengaruhi situasi pendidikan anak. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi pribadi anak.

2. Sekolah

Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat
dimana terjadi sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pri badi anak dan
perkembangan sosialnya. Sekolah di selenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang
ada dalam kehidupan dala kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena
itu sekolah tidak bisa di pisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
perkembangan budayanya. Materi yang di berikan di sekolah berhungan langsung dengan
pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral, dan agama berhubungan langsung dengan
pengembangan teknologi dan sains serta pengembangan kecakapan kecakapan tertentu.

3. Masyarakat
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang di selenggarakan di luar keluarga dan
sekolah. Philip H. Coombs (Uyoh Sadulloh 1994:65) mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di
masyarakat antara lain:

a. Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah

b. Program pemberantasan buta huruf

c. Penitipan bayi dan penitipaan anak pra sekolah

d. Kelompok pemuda tani

e. Perkumpulan olahraga dan rekreasi

f. Kursus kursus ketrampilan

Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup di laksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat
saja. Akan tetapi dalam masyarakat modern, keluarga tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan dan
aspirasi pendidikan bagi anak anaknya, baik menyangkut pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan
untuk melaksanakan perannya di dalam masyarakat. Dengan demikian sekolah dan masyarakat
berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak dapat di berikan oleh keluarga. Keluarga di harapkan
bekerja sama dan mendukung kegiatan pendidikan di sekolah dan di masyarakat.

B. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan antara lain:

1. Menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagian dalam demokrasi,

2. Mengembangkat bakat yang dimiliki oleh setiap orang demi kepentingan pribadi dan masyarakat.

3. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah.

4. Melestarikan budaya.

5. Mengurangi pengendalian orang tua.

6. Sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham atau perbedaan pandangan antara pihak
satu dan lainnya.

7. Menjaga sistem kelas sosial.

8. Pendidikan sekolah sianggap mampu memperpanjang masa remaja seseorang karena peserta didik
dianggap masih bergantung secara psikologis dan finansial orang tua.

Menurut Davis Popenoe, pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan. dengan perkembangan
persepsi soaial seseorang seperti sumber inovasi sosial, sarana pengajaran tentang danya berbagi corak
daan kultur kepribadiaan.
C. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan
merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya.
Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan
pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu unsur dari pendidikan yang berupa rumusan
tentang apa yang harus dicapai oleh para peserta didik.

Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru, demikian pula sejak
Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke
pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.

Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan. Yaitu tujuan umum atau
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan. tujuan instruksional,

1. Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini digambarkan harapan
masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang dihasilkan proses pendidikan atau
manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum
yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya
setiap warga negara yang dicita-citakan bersama..

Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang jelas bagi setiap usaha
pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan
adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras
dengan tujuan nasional. Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya tujuan
tersebut.

Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk manusia dewasa baik jasmani maupun
rohani. Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah membangun manusia yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga Negara
yang berjiwa pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur dan.
berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dan dapat mengembangkan dan menyuburkan tingkat
demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya,
sehat jasmani, mampu megembangkan daya estetika, sanggup membangun diri dan masyarakat.

2. Tujuan Intitusional

Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang akan di capai oleh suatu lembaga pendidikan
tertentu. Tujuan Institusianal itu sendiri harus bersumber dari tujuan umum pendidikan dan merupakan
penjabaran tujuan umum yang telah digariskan oleh negara.
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola. kemampuannya yang harus
dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda- beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus
dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan
tertentu.

Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap lembaga pendidikan tidak
dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin
menghasilkan lulusan yang akan menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad
untuk mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan dan
keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.

Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal: Tujuan Pendidikan Nasional,
Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta didik. Tujuan institusional itu dicapai melalui
pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didiknya.

3. Tujuan Kurikuler

Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang
harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya merupakan tujuan intitusional dari oleh
bagan pendidikan tersebut. Atau dapat juga diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai dari suatu bidang
studi pada suatu sekolah lembaga pendidikan, yang masih bersifat umum. Tujuan Kurikuler adalah
tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi
tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah
ada mata pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan SMP.

Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut disebut tujuan kurikuler
sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari
tujuan institusional, yang berarti lebih khusus dari pada tujuan Institusional.

4. Tujuan instruksional

Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan anak didik sesudah
melewati kegiatan instruksional yang bersangkuatan dengan berhasil.

Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai proses belajar
mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang
merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi
dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan. instruksional khusus harus
berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-oriented. Tujuan Instruksional akan
mempengaruhi pemilihan materi, metode, strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional
yang telah dirumuskan.
Tujuan pendidikan harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan Nasional untuk
mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional. Secara umum, pendidikan harus
mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan:
Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hukum yang tinggi dan kehidupan yang
makmur dan sejahtera.

D. Batasan-Batasan Pendidikan

Batasan-batasan pendidikan dipaparkan sebagai berikut.

1. Pendidikan Sebagai Proses

Pendidikan mengacu pada tindakan mengembangkan kecerdasan, kemampuan berpikir kritis,


pemahaman sosial dan budaya dan pemahaman diri sendiri. Pendidikan dipandang sebagai proses aktif
dan dinamis yang berlangsung terus menerus baik secara formal maupun informal. Dalam proses ini
seseorang akan mempelajari hal-hal baru dan dapat dijadikannya pengalaman dan dapat berlangsung
sepanjang hidupnya.

2. Pendidikan Sebagai Produk

Pendidikan sebagai produk yaitu sesuatu yang dihasilkan dari input tertentu yang dalam hal ini adalah
intruksi atau pengalaman. Pengalaman yang diterima melalui pembelajaran (pengetahuan,
keterampilan, nilai-nilai) merupakan hasil dari sebuah pembelajaran tersebut.

Pendidikan sebagai produk hanya ketika mengasimilasi budaya masyarakat. manapun dan di
transmisikan dari satu generasi ke generasi lainnya.

E. Batasan-Batasan Pendidikan Menurut Fungsinya

Batasan-batasan pendidikan menurut fungsinya dibagi menjadi beberapa bagian. antara lain.

1. Proses Transformasi Budaya

Sebagai proses transformasi budaya pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Hal-hal yang perlu ditransformasikan misalnya bahasa sehari-hari,
kebiasaan menerima tamu, makanan sehari-hari, proses perkawinan, dll.

Ada tiga bentuk transformasi budaya antara lain nilai-nilai budaya yang cocok atau sesuai untuk
diteruskan, kejujuran dan tanggung jawab.

2. Proses Pembentukan Pribadi

Pendidikan dikatakan sebagai kegiatan yang sistematis dan terarah. Oleh karena itu dapat berlangsung
dalam semua situasi dan kondisi, disemua lingkungan yang saling mengisi (rumah, sekolah, masyarakat).

3. Proses Menyiapkan Warga Negara


Suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik menjadi warga negara yang baik.

4. Proses Penyiapan Tenaga Kerja Penyiapan tenaga kerja industry kompeten diantaranya pendidikan
vokasi industry berbasis kompetensi, pelatihan industry, pemagangan industri dan penempatan kerja
dan sertifikasi kompetensi wajib.

5. Definisi Pendididkan Menurut GBHN

GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan. nasional sebagai berikut:
pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila serta
Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

F. Unsur-Unsur Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Oleh karena itu peserta didik adalah subjek atau pribadi
yang otonom yang ingin diakui keberadaannya.

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya
adalah peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah
orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Pada dasarnya interaksi ini adalah sebuah komunikasi timbal balik antara peserta didik dan pendidik
yang terarah kepada tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal maka perlu
melalui proses komunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

a. Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat
efisiensi dan efektifitas penggunannya.

b. Tempat peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan) Lingkungan pendidikan biasanya


disebut dengan tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)


6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep dasar pendidikan berisi tentang fungsi pendidikan, tujuan pendidikan, batasan-batasan
pendidikan dan juga unsur-unsur pendidikan. Tujuannya untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai
yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Pendidikan harus berkontribusi untuk
menyelesaikan pengembangan setiap orang. Semua orang di masa kecil dan remaja harus menerima
pendidikan yang melengkapi mereka untuk mengembangkan bakat dan pengetahuan mereka.
Pendidikan dapat diadapatkan baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar.

B. Saran

Sebagai calon pendidik kita harus dapat melaksanakan tugas dengan baik oleh karena itu sebaiknya
sebagai calon pendidik kita harus benar-benar mengkaji pengertian pendidikan, unsur-unsur pendidikan
dan system pendidikan. Karena semakin luas pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula
pemahaman orang tersebut dalam pendidikan dilingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L.. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Fatturrahman,
dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser

Harun Ahmad, Yunita Anas, Artifa Sorraya. 2020. Jendela Pengantar Pendidikan. Jawa Barat: Goresan
Pena

Anda mungkin juga menyukai