DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amberansyah S.Pd M.pd selaku dosen pengampu
mata kuliah pengantar pendidikan yang memberikan tugas sehingga dapat menambah
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua kelompok yang telah
menyampaikan materi dengan baik dan telah membantu saya menyelesaikan tugas makalah
ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat
Rosvania Wibisono
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN
KELOMPOK 1
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi yang
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang
diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepada mereka agar
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung
di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang
akan datang.
B. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah membangun manusia yang beriman, cerdas, kompetitif, dan
bermartabat. Beriman artinya manusia mengakui adanya eksistensi Tuhan, mengikuti ajaran
dan menjauhi larangan-Nya. Cerdas berkaitan dengan sosok pribadi sebagai insan yang sehat,
bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas atau cekatan serta insan adiraga.
fungsi membantu manusia keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan
persaingan dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin antar-bangsa. Tanpa pendidikan,
manusia tidak bisa berbuat apa-apa dalam hidupnya sehingga mereka akan mengalami
kesulitan dalam memecahkan persoalan hidup atau melaksanakan tugas dalam kehidupan
sehari-hari. Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
dan transformasi nilai-nilai filosopis negara Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
UNESCO mengemukakan enam tujuan pendidikan pada 2015 dan disepakati secara
internasional untuk memenuhi kebutuhan belajar semua anak, remaja, dan orang dewasa.
Tujuan 1: Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan anak usia dini yang
komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung.
Tujuan 2: Memastikan bahwa menjelang tahun 2015, semua anak khususnya anak
perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk etnik minoritas,
memiliki akses ke pendidikan dasar lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang baik.
Tujuan 3: Memastikan kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi
melalui akses yang adil terhadap pembelajaran yang tepat dan program keterampilan hidup.
Tujuan 4: Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat keaksaraan dewasa, terutama bagi
perempuan dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang
dewasa.
Tujuan 5: Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah. Dengan
fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan
semua, sehingga hasil pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh semua.
Tujuan akhir pendidikan dari aliran rekonstruksionisme adalah terciptanya masyarakat baru,
yaitu suatu masyarakat global yang saling ketergantungan dan menyusun kembali penataaan
yang dimiliki.
bagi dirinya.
5). Dapat menejar cita-cita, baik ingin jadi guru, dokter, dan lain-lain tentunya dengan
adanya Pendidikan.
6). Dapat mendisiplinkan diri dengan menanamkan norma, tingkah laku, prilaku
manusia.
7). Mampu membentuk akal pikiran secara sehat untuk mewujudkan adab dan pikiran
yang mulia.
8). Mengubah cara pikir seseorang yang lebih baik bukan hanya bersifat teoritis,
E. Unsur-Unsur Pendidikan
Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling berikatan. Unsur-
unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, kurikulum, alat
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang ingin belajar atau memperoleh pendidikan
dan yang ingin mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jenjang atau jenis pendidikan lainnya, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.
Peserta didik memiliki hak untuk memperoleh pendidikan dari pemerintah dan masyarakat
luas sesuai dengan kemampuannya. Anak didik merupakan komponen yang hakiki. Ciri-ciri
b. Memiliki perkembangan.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan peserta
didik, karena mereka adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik
ke arah kedewasaan. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik adalah
guru, orangtua, dan masyarakat. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam rumah
tangga, sedangkan dalam pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab utama seorang guru.
Selain itu, masyarakat baik secara individual maupun kolektif serta lembaga juga memiliki
peranan penting dalam proses pendidikan. Secara akademis, pendidik merupakan tenaga
professional yang bertanggung jawab untuk merencanakan, menerapkan dan menilai proses
Interaksi edukatif adalah proses interaksi belajar mengajar antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
4. Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere
yang berarti “tempat berpacu”. Sedangkan dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan
sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari siswa dalam jangka waktu tertentu.
Kurikulum adalah sekumpulan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
Alat pendidikan adalah apa saja yang dapat dijadikan perantara untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat
memperlancar proses komunikasi, tetapi dapat merangsang siswa untuk merespons dengan
6. Metode Pendidikan
Metode pendidikan merupakan salah satu komponen dalam pendidikan. Dengan metode
yang tepat, pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan sebaliknya jika penggunaan
metode tidak tepat maka akan berpengaruh negatif pada pembelajaran. Adapun beberapa jenis
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu metode ceramah, metode Tanya
Lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses
pendidikan. Tampak bahwa peserta didik secara konsisten hidup dalam masyarakat tempat
tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan alam pergerakan
dibanding dengan negara di kawasan Asia tenggara lainnya, maka dari itu
Ada 3 faktor penyebab rendahnya pendidikan sekarang, pertama dari guru, kemudian
2. Faktor siswa: minimnya literasi, malas belajar, kurang gairah belajar, dan
Bagaimana kita sebagai calon pendidik menangani peserta didik yang berasal dari
keluarga yang broken home, tetapi tetap memberikan rasa kasih yang sama terhadap
- Bujuk anak untuk berbicara tentang perasaan mereka secara terbuka dan
- Beritahu anak bahwa tidak apa-apa memiliki berbagai perasaan yang berbeda,
Konsep pedidikan adalah suatu usaha dasar dan berencana untuk mencairkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik dan mengembangkan potensi potensi
yang ada dalam dirinya maupun bakat yang berada dalam dirinya serta untuk
4. Merupakan modal utama yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk menyosong masa
5. Merupakan bekal yang dapat membawa manusia dapat mengejar cita cita,
6. Dapat mendisiplinkan diri dengan menanamkan norma tingkah laku dan
perbuatannya,
7. Mampu membentuk akal pikiran dalam kepribadian seseorang, agar dapat menjadi
8. Mampu mengubah cara pikir seseorang jadi lebi baik, bukan jadi seseorang yang
teoritis. Yang artinya, kita harus bisa mempraktekan sesuatu yang telah diajarkan atau
KELOMPOK 2
A. Definisi Pendidikan
Ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat Pendidikan, yaitu kata
berarti ilmu Pendidikan. Paedagogie atau ilmu pendidikan adalah ilmu atau teori yang
sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan.
Tirtaraharja dan Sulo mengemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan
dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
1. Fungsi Pendidikan
Pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai
dengan norma yang dijadikan landasannya. Adapun fungsi utama pendidikan adalah
berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah. Pendidikan berperan penting dalam
individu dapat mempelajari nilai-nilai, norma, dan etika yang diperlukan untuk menjadi
anggota yang bertanggung jawab dalam masyarakat. Fungsi pendidikan tidak hanya terbatas
pada perkembangan pribadi, tetapi juga berdampak pada kesempatan sosial seseorang.
Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kesempatan yang lebih luas dalam karir dan
kesenjangan sosial dan ekonomi, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua
individu untuk meraih kesuksesan. Melalui pendidikan, individu dapat mewujudkan potensi
2. Tujuan Pendidikan
Ada beberapa tujuan pendidikan, antara lain:
Mempersiapkan masyarakat agar dirinya dapat mencari nafkah dengan lebih mandiri.
Proses membangun serta mengembangkan minat atau pun bakat dari peserta didik,
baik itu untuk kepuasan pribadi atau pun demi kepentingan masyarakat umum.
Sebagai tindakan pelestarian budaya yang ada di lingkungan masyarakat itu sendiri.
kegiatan demokrasi.
Sebagai proses transfer/pemindahan budaya atau adat istiadat dari generasi terdahulu
ke generasi selanjutnya.
Melalui lembaga pendidikan juga dapat digunakan untuk mengajarkan bentuk dari
corak kepribadian.
masyarakat.
Mensosialisasikan pada peserta didik mengenai perbedaan atau kultur yang ada di
masyarakat luas, mulai dari perbedaan agama, suku dan juga budaya.
3. Manfaat Pendidikan
masa depan.
perbuatannya.
Mampu mengubah cara pikir yang lebih baik, bukan hanya bersifat teoritis.
Penjelasaan terbagi menjadi dua, yaitu dari dasar biologis dan sosio-antropologis sebagai
berikut:
1. Dasar Biologis
- Anak manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat
- Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara
- Awal Pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasmani (anak
dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri) atau
2. Dasar Sosio-Antropologis
Peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
- Setiap anggota masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa
warisan sosial/budaya.
1. Dasar Biologis
- Pusat syaraf yang berfungsi berhubungan dengan perbuatan berpikir, sehingga terjadi
2. Dasar Psiko-Sosio-Antropologis
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan pendidikan secara garis besar terbagi menjadi
tiga yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1. Keluarga
Pendidikan keluarga sangat penting karena keluarga adalah lingkungan pertama dimana
anak-anak mengembangkan pemahaman tentang dirinya sendiri, nilai-nilai, norma sosial, dan
kemampuan komunikasi. Pendidikan keluarga tidak hanya tanggung jawab orang tua, tetapi
juga melibatkan seluruh anggota keluarga dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan anak-anak. Ini adalah komponen penting dalam pembentukan karakter, nilai-
nilai, dan keterampilan anak yang akan membantu mereka dalam kehidupan dewasa nanti.
2. Sekolah
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya yang sangat
besar pada jiwa anak. sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat Pendidikan untuk
pembentukan kepribadian anak. Hal ini menjadi salah satu bentuk pendidikan yang paling
umum di seluruh dunia dan memainkan peranan dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
keterampilan siswa.
3. Masyarakat
komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, mengatasi tantangan sosial, dan
mengembangkan potensi mereka. Pendekatan ini mengakui bahwa pendidikan bukanlah hak
eksklusif dari lembaga formal, tetapi merupakan upaya yang dapat diterapkan oleh
a. Jenjang Pendidikan
perkembangan peserta didik. Ada empat jenjang Pendidikan dalam sisdiknas, yaitu:
1. Jenjang pendidikan anak usia dini
Diselenggaran untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
peserta didik untuk mengikuti Pendidikan tinggi atau pun memasuki lapangan kerja.
Diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
Ada beberapa program pendidikan yang masuk kedalam pendidikan sekolah, antara lain:
1. Pendidikan umum
akhir masa Pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis
pendidikan lainnya.
2. Pendidikan kejuruan
Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan
tertentu, seperti bidang teknik, tata boga dan busana, perhotelan, kerajinan, administrasi
Pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus.
4. Pendidikan kedinasan
pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen
5. Pendidikan keagamaan
Jadi, dari yang saya baca Pendidikan itu tetap sangat penting dalam kehidupan
manusia saat ini. Perkembangan teknologi dan perubahan dalam dunia kerja membuat
saat ini sangat besar, karena pendidikan adalah kunci untuk pengembangan individu,
kesempatan ekonomi, dan pertumbuhan sosial. Oleh karena itu, terus mengikuti
pendidikan yang inklusif dan relevan adalah prioritas penting bagi masyarakat saat
ini.
Akhir-akhir ini ramai kasus pembullyan di Indonesia. Salah satunya pembullyan anak
sekolah dasar oleh anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah. Bagaimana
Bicaralah dengan anak: Dorong anak untuk berbicara tentang apa yang terjadi
Hubungi sekolah: Beri tahu sekolah tentang situasinya dan mintalah bantuan
waktu, dan apa yang terjadi. Hal ini dapat membantu dalam memberikan bukti
adanya penindasan.
Mendorong hubungan positif: Dorong anak untuk mengembangkan hubungan
positif dengan anak lain dan berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka sukai.
Hal ini dapat membantu membangun harga diri dan kepercayaan diri mereka.
Menurut kalian, apakah pendidikan bagi kehidupan manusia selalu harus berfokus
Sejauh yang saya ketahui, pendidikan bagi kehidupan manusia tidak harus selalu
memiliki nilai penting yang berbeda dan bisa sama-sama penting dalam
sering menjadi dasar untuk mengejar pendidikan lanjutan di tingkat perguruan tinggi
dapat meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup seseorang. Mereka juga relevan
dalam dunia kerja dan bias membantu individu mendapatkan pekerjaan atau menjadi
pengusaha.
Jadi, Keduanya memiliki nilai yang sama-sama penting, dan pendidikan yang
Ada beberapa orang yang menganggap pendidikan itu tidak penting, dan di satu sisi ada
juga orang yang berpendidikan tinggi tetapi dia tidak menghargai pendidikan. Contohnya
banyak pejabat pejabat tinggi yang menyalahgunakan jabatannya, banyak pejabat tinggi yang
tidak bermorall, tidak berakhlak, padahal dia berpendidikan tinggi. Memang benar
pendidikan ituu sangatlah penting tetapi dibarengi dengan akhlak, moral, perilaku, dan
karakter seseorang. jadi, kesimpulannya adalah pendidikan sangat penting, karna dengan
pendidikan manusia dapat menjalin komunikasi, manusia juga dapat bersosialisasi dalam
lingkungan masyarakat, dan dengan adanya pendidikan proses dan perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang dalam pendewasaan manusia melalui upaya pengajaran. Orang yang
berpindidikan tinggi tidak sesuai dengan sikapnya dan moralnya itu sama dengan percuma.
KELOMPOK 3
Manusia memiliki kelebihan karena akal dan pikiran, yang memungkinkan mereka untuk
membudidayakan lingkungan dan mengenal konsep dan norma. Manusia adalah makhluk
individu, sosial, berbudaya, dan religius/moral. Para ahli telah melakukan kajian tentang
hakikat manusia dengan pandangan psikoanalitik, humanistik, dan behavioristik. Penjelasan
1. Pandangan Psikoanalitik.
psikologis. Sigmund Freud membagi struktur pribadi manusia menjadi id (dorongan dan
mempertimbangkan lingkungan), dan super ego (kontrol moral berdasarkan norma sosial).
Perilaku seseorang tergantung pada dominasi id atau super ego. Aliran neoanalitik
mempertahankan struktur kepribadian ini, tetapi menekankan peran penting ego sebagai pusat
kepribadian yang membuat manusia lebih rasional dan bertanggung jawab dalam perilaku
2. Pandangan Humanistik
Carl Rogers menolak pandangan psikoanalitik yang mengatakan bahwa manusia tidak
rasional. Ia percaya bahwa manusia memiliki dorongan untuk berperilaku positif dan mampu
mengontrol nasibnya sendiri. Rogers menekankan bahwa manusia rasional, tersosialisasi, dan
mampu mengatur dirinya sendiri. Rogers percaya bahwa dalam kondisi yang mendukung,
manusia akan menjadi individu yang positif dan masyarakat yang bebas dari kecemasan.
Sementara itu, Alfred Adler berpendapat bahwa perilaku individu didorong bukan hanya oleh
kepuasan pribadi, tetapi juga oleh tanggung jawab sosial dan kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan sosialnya.
3. Pandangan Behavioristik
faktor-faktor eksternal, dan individu lahir dengan sifat netral. Perkembangan kepribadian
manusia sepenuhnya bergantung pada lingkungan, tanpa mengakui potensi intrinsik individu
atau kehendak individu. Dalam tradisi behavioristik, terdapat tiga pendekatan utama. Pavlov
mengenalkan teori kondisioning klasik yang menekankan bahwa rangsangan eksternal dapat
menyebabkan respons tertentu, yang sering disebut sebagai stimulus-respon (S-R). Skinner
menekankan pada teori kondisioning operan. Sementara Bandura, melalui teori belajar
sosialnya, menyatakan bahwa anak-anak belajar tidak hanya melalui pengalaman pribadi
diri, serta kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis. Pendidikan ini bertujuan
membentuk individu menjadi pribadi yang lebih baik secara moral, intelektual, dan
emosional. Tujuannya adalah menciptakan individu yang tidak hanya memiliki kemampuan
akademis, tetapi juga integritas, empati, dan pemahaman mendalam tentang diri mereka dan
Kemampuan manusia untuk menyadari diri memungkinkan mereka untuk mengenali ciri
khas atau karakteristik diri sendiri. Ini memungkinkan manusia untuk membedakan diri
mereka dari orang lain dan lingkungan sekitarnya. Agar peserta didik dapat memahami
potensi-potensi mereka, mereka memerlukan pendidikan dan perhatian yang serius dari para
pendidik untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan mereka dalam
bereksistensi dilakukan melalui pendidikan, di mana peserta didik diajarkan untuk belajar
dari pengalaman, mengantisipasi situasi dan peristiwa, melihat prospek masa depan dari suatu
Kata hati, juga dikenal sebagai hati nurani, lubuk hati, suara hati, atau pelita hati,
merupakan kemampuan manusia untuk membuat keputusan mengenai apa yang baik atau
buruk, benar atau salah. Dalam konteks moral, kata hati memberikan petunjuk mengenai
perilaku yang baik atau buruk. Pendidikan kata hati, atau gewetan forming, bertujuan untuk
mengubah kata hati yang tumpul menjadi kata hati yang tajam dengan melatih kecerdasan
akal dan kepekaan emosional. Tujuannya adalah agar seseorang memiliki keberanian moral
4. Moral
Moral itu merujuk pada perbuatan individu. Meskipun seseorang memiliki kata hati yang
tajam, bukan berarti moralnya baik. Moral yang baik adalah yang sejalan dengan kata hati
yang tajam, sementara tindakan yang tidak sejalan dengan kata hati dapat dianggap sebagai
perbuatan yang telah dilakukan. Bertanggung jawab dapat ditujukan kepada diri sendiri,
masyarakat, dan Tuhan, dengan konsekuensi yang sesuai seperti penyesalan pribadi, sanksi
sosial, atau perasaan berdosa. Hubungan erat antara kata hati, moral, dan tanggung jawab
terlihat di mana kata hati memberikan pedoman, moral menuntut tindakan, dan tanggung
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah perasaan tidak terikat oleh hal-hal tertentu, tetapi tetap sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia. Ini berarti seseorang bebas untuk bertindak selama tidak
bertentangan dengan kodrat manusia. Oleh karena itu, kebebasan sejati terjadi dalam konteks
keterikatan. Dengan demikian, aturan-aturan tidak lagi dianggap sebagai penghalang bagi
Kewajiban dan hak merupakan gejala yang muncul karena manusia adalah makhluk
sosial. Hak seseorang untuk menuntut sesuatu memerlukan kewajiban dari pihak lain untuk
memenuhinya, dan kewajiban muncul karena ada pihak lain yang memiliki hak yang harus
dipenuhi. Hak pada dasarnya adalah sesuatu yang kosong; meskipun hak tersebut ada,
seseorang mungkin tidak menyadarinya atau tidak mau mempergunakannya. Bagi setiap
individu yang mengakui dirinya sebagai manusia, kewajiban adalah suatu keharusan.
mengabaikan tugas, atau mengambil hak orang lain, akan menyebabkan perasaan dikhianati,
kecewa, dan akhirnya kehilangan kepercayaan. Kewajiban bukanlah ikatan, tetapi sebuah
keniscayaan.
8. Kemampuan menghayati kebahagiaan
bukan terletak pada keadaannya secara faktual atau pada proses yang terjadi, atau pada
perasaan yang dihasilkannya, tetapi terletak pada kemampuan untuk merasakannya dengan
kedamaian batin. Kebahagiaan hanya dapat diraih oleh mereka yang mampu bersyukur.
Dengan demikian, kesimpulan dapat diambil bahwa kebahagiaan merupakan perpaduan dari
usaha, hasil, atau takdir, dan kesediaan untuk menerima apa yang ada.
kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda, yang secara umum melekat pada
diri mereka dan bersifat internal. Namun, ada juga aspek-aspek individu yang lebih
6). Kepribadian.
Potensi individu manusia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu potensi rohani
(pikiran, imajinasi, perasaan, keinginan, dan nurani) dan potensi jasmani (pancaindra dan
keterampilan). Perkembangan individu bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Ini
bisa dipengaruhi oleh pengalaman, pembelajaran, dan pengayaan dalam pengetahuan, yang
Setiap manusia memiliki kemampuan sosial yang berkembang seiring pertumbuhan usia
dan kedewasaan, meliputi kesadaran sosial dan manajemen sosial. Kesadaran sosial
mencakup kemampuan merasakan emosi orang lain dan memahami sudut pandang mereka,
Dimensi manusia sebagai makhluk sosial tercermin dalam dorongan untuk bersosialisasi
dan bergaul, di mana manusia saling terkait melalui proses sosial dan interaksi sosial. Pranata
sosial, budaya, dan struktur sosial membentuk landasan perilaku sosial manusia, yang pada
Terdapat tiga perspektif mengenai dimensi manusia sebagai makhluk sosial, yaitu
konflik yang menyoroti kemungkinan konflik antarindividu dalam masyarakat, dan perspektif
masyarakat.
Manusia, dalam kehidupan bersama, menempati posisi sosial tertentu, namun juga
memiliki tujuan hidup pribadi dan bersama dengan sesamanya. Kesadaran diri dan kesadaran
Aristoteles, manusia merupakan makhluk sosial, sedangkan menurut Theo Huijbers, dunia
kita dipengaruhi oleh orang lain untuk mendapatkan makna sebenarnya dari diri sendiri dan
orang lain. Sebaliknya, individu juga memiliki pengaruh terhadap masyarakat, yang pada
Susila berasal dari kata "su" dan "sila" yang merujuk pada kepantasan yang lebih tinggi.
Namun, dalam kehidupan masyarakat, konsep susila tidak hanya terbatas pada tindakan yang
pantas, tetapi juga mencakup kebaikan secara lebih luas. Secara ilmiah, konsep ini terbagi
menjadi etiket (keteraturan dan kesopanan) dan etika (kebaikan), yang terkait erat dengan
Dimensi manusia sebagai makhluk susila terkait dengan pranata sosial, yang merupakan
sistem tata kelakuan dan hubungan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pranata sosial ini mengandung norma-norma yang berkaitan dengan berbagai
tingkatan kebutuhan masyarakat dan memiliki fungsi penting, antara lain memberikan
pedoman perilaku, menjaga keutuhan masyarakat, dan memberikan pegangan untuk sistem
pengendalian sosial.
individu dengan kelompoknya, dan menjaga solidaritas sosial. Oleh karena itu, pendidikan di
masyarakat berperan penting dalam mengenalkan dan mengimplementasikan tata susila yang
berlaku, bukan sekadar sebagai pengetahuan tetapi juga sebagai bagian yang melekat dalam
kehidupan sehari-hari.
Manusia secara hakikatnya adalah makhluk religius yang memiliki beragam paham
agama. Sebelum munculnya agama, manusia percaya pada kekuatan-kekuatan gaib dan
Setelah munculnya agama, manusia mulai percaya pada Tuhan dan mengikuti agama
sebagai pedoman hidup. Agama menjadi bagian esensial dari eksistensi manusia, tercermin
dalam keyakinan dan perilaku. Pendidikan juga memainkan peran penting dalam ajaran
agama, khususnya dalam etika, yang membahas perilaku baik dan buruk. Agama bukan
hanya tentang penilaian perilaku, tetapi juga tentang pemahaman, penelitian, dan penerapan
Pendidikan agama dan perkembangannya sangat penting, karena jika tidak dimasukkan
ke dalam sistem pendidikan, hal ini dapat menimbulkan masalah dan problematika dalam
perilaku anak-anak, menghadapi pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan agama,
serta mencegah adopsi nilai-nilai buruk. Oleh karena itu, peran pendidikan agama sangat
penting dalam membentuk karakter peserta didik, membantu mereka memiliki nilai agamis
Tetapi, seperti yg kita ketahui masih banyak masalah akses dan kesenjangan dalam
pendidikan. Jadi bagaimana agar dapat memastikan bahwa setiap individu memiliki
berkualitas dari tingkat dasar hingga tinggi. Ini termasuk menghapus hambatan seperti
teknologi, dan sumber daya pendidikan lainnya yang diperlukan bagi setiap individu.
pentingnya pendidikan, kesetaraan peluang, dan hak setiap individu untuk belajar dan
berkembang.
kunci untuk memastikan bahwa hakikat manusia untuk belajar dan berkembang
dunia pendidikan karena itu membantu kita memahami dasar-dasar psikologi dan
kebutuhan individu dalam proses belajar. Hal ini memungkinkan pendidik untuk
merancang metode pengajaran yang lebih efektif dan relevan sesuai dengan tahap
hakikat manusia dalam dunia Pendidikan karena dunia Pendidikan merupakan upaya
untuk mengembangkan peradaban manusia. Hal ini tidak dapat tercapai jika kita tidak
Bisakah kalian berikan contoh dari rasa kebebasan dalam kependidikan yang kalian
sampaikan?
kemerdekaan, yaitu:
1. Seluruh rakyat Indonesia dapat menempuh pendidikan atau bersekolah. Pendidikan
3. Setiap rakyat Indonesia berhak untuk membaca dan memperoleh ilmu pengetahuan.
Indonesia.
4. Bebas Mengembangkan bakat ataupun potensi diri tanpa adanya paksaan dari orang
Dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia itu sebagai ciri karakteristik yang secara
prinsip membedakan manusia dari hewan. Hakikat manusia dan hakikat pendidikan sangat
berhubungan, dimana pada hakikat pendidikan itu lebih teroriensasi kepada terbentuknya
kepribadian yang dimiliki seseorang. Masih banyak krisis krisis moral, masi banyak juga
pejabat yang menyalahgunakan wewenang, dan masi banyak yang mencoreng dunia
yang efektif. Sifat hakikat manusia merupakan kajian filsafat khususnya filsafat antropomoni,
hal ini merupakan suatu keharusan karna pendidikan bukan hanya sekedar soal praktek.
Melainkan praktek yang berlandaskan tujuan pendidikan yang bersifat mengamati normatika.
Kenapa manusia harus memerlukan pendidikan? Karna Manusia makhluk yang dapat dididik,
dan harus mendapatkan pendidikan karna pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia.
KELOMPOK 4
Problematika adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Inggris,
yaitu "problem" yang berarti persoalan atau masalah. Masalah itu sendiri merupakan kendala
atau persoalan yang harus dipecahkan. Dengan kata lain, masalah adalah kesenjangan antara
Pendidikan memiliki berbagai definisi, namun secara umum dianggap sebagai hasil
peradaban suatu bangsa yang dikembangkan berdasarkan pandangan hidup bangsa itu sendiri.
pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang untuk berkembang. Secara khusus, pendidikan
Problematika pendidikan merujuk pada persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh
dunia pendidikan, terutama di Negara Indonesia. Ini mencakup permasalahan dalam proses
pendewasaan moral, sosial, dan ekonomi, yang dilakukan dengan pola tingkah laku tertentu
untuk menciptakan manusia yang bermoral dan bertanggung jawab dalam kehidupan
Ada 8 masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu
Salah satu masalah utama dalam hal ini adalah pemerataan pendidikan, yaitu bagaimana
sistem pendidikan dapat memberikan kesempatan yang merata kepada semua warga negara,
terutama anak-anak usia sekolah. Masalah pemerataan pendidikan muncul ketika masih
banyak anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung oleh sistem pendidikan karena
kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Undang-undang No. 4 tahun 1950 menjadi
dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah, dengan menegaskan bahwa setiap warga negara
memiliki hak yang sama untuk diterima menjadi murid di suatu sekolah, asalkan memenuhi
Dalam konteks wajib belajar, undang-undang tersebut menegaskan bahwa semua anak
yang berumur 6 tahun berhak dan yang berumur 8 tahun diwajibkan bersekolah setidaknya
selama 6 tahun. Ada juga ketentuan mengenai belajar di sekolah agama yang telah mendapat
pengakuan dari menteri agama. Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut menjadi
Mutu pendidikan menjadi permasalahan ketika hasil pendidikan tidak mencapai taraf
yang diharapkan. Penilaian mutu pendidikan pertama kali dilakukan oleh lembaga penghasil
sebagai produsen tenaga kerja terhadap calon luaran, dengan menggunakan sistem sertifikasi.
Setelah itu, ketika lulusan tersebut masuk ke lapangan kerja, penilaian dilakukan oleh
lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga kerja dengan sistem tes unjuk kerja (performance
test). Biasanya, setelah itu, dilakukan pelatihan atau pemagangan bagi calon untuk
Mutu pendidikan pada akhirnya dinilai berdasarkan kualitas keluaran atau lulusannya.
Pertanyaan pokok adalah apakah keluaran suatu sistem pendidikan mampu menciptakan
individu yang bertakwa, mandiri, dan berkarya, serta menjadi anggota masyarakat yang sosial
dan bertanggung jawab, warganegara yang mencintai tanah air, dan memiliki rasa
kesetiakawanan sosial. Keluaran yang memenuhi kriteria ini disebut sebagai nurturant effect.
pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Dalam rangka memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengajaran ilmu
pengetahuan alam dan matematika perlu disempurnakan dan ditingkatkan. Secara umum,
perkotaan.
proses yang lebih ekonomis. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, perhatian terhadap hasil
yang ditemui melibatkan penggunaan tenaga kependidikan, prasarana dan sarana pendidikan,
ketidaksesuaian antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang terbatas.
Ini menyebabkan lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera difungsikan, menimbulkan
Penempatan guru juga sering tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, mengakibatkan
ketidakefisienan dalam memfungsikan tenaga guru. Masalah efisiensi juga muncul dalam
penggunaan prasarana dan sarana pendidikan, terutama terkait dengan lokasi bangunan
sekolah dan distribusi alat peraga tanpa disertai pembekalan kemampuan calon pemakai.
pemborosan buku paket siswa dan buku pegangan guru yang harus diganti karena perubahan
kurikulum. Hal ini juga melibatkan biaya penataran para pelaksana pendidikan di lapangan
termasuk produksi, jasa, dan lain-lain, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Relevansi
pendidikan dianggap tinggi jika luaran mampu mengisi semua sektor pembangunan,
termasuk yang sudah ada dan yang berpotensi, serta memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh
lapangan kerja.
Namun, kriteria relevansi tersebut dapat dianggap sebagai sesuatu yang ideal, terutama
jika diperhatikan kondisi umum sistem pendidikan dan gambaran pekerjaan. Variasi kualitas
lembaga pendidikan, luaran yang belum sepenuhnya siap pakai secara langsung, dan
ketidaktersediaan peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya sebagai pedoman bagi
dipertimbangkan.
(komponen internal sistem pendidikan) maupun makro (hubungan dengan sistem lain dalam
dihadapi oleh Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan dan kurangnya peran serta pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
Ketertinggalan mutu pendidikan terlihat dalam baik pendidikan formal maupun informal.
Masalah serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu di
berbagai jenjang pendidikan. Rendahnya mutu ini menghambat penyediaan sumber daya
manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk mendukung pembangunan bangsa di
berbagai bidang. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan menjadi kunci untuk
Masih banyak sekolah mengalami kekurangan sarana dan prasarana seperti gedung yang
rusak, keterbatasan media belajar, perpustakaan yang tidak lengkap, laboratorium yang tidak
Rendahnya kualitas guru menjadi masalah serius karena kurangnya profesionalisme dan
konsep materi, dan kurangnya pengabdian dalam tugas-tugas sebagaimana diamanatkan oleh
Dua solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah solusi sistemik, yaitu perubahan
dalam sistem sosial yang berkaitan dengan pendidikan, dan solusi teknis, yaitu tindakan
praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Solusi melibatkan peningkatan
kesejahteraan guru, pendanaan untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, dan pelatihan
untuk meningkatkan kualitas guru. Upaya teknis juga mencakup peningkatan materi
pelajaran, alat peraga, dan sarana pendidikan secara umum. Harapannya, solusi ini dapat
Motivasi, sebagai dorongan internal untuk mencapai tujuan, sangat penting untuk
kelancaran segala aktivitas. Motivasi belajar khususnya merupakan usaha yang didorong oleh
keinginan kuat individu untuk memperhatikan dan memahami mata pelajaran. Kurangnya
siswa, lingkungan, kebutuhan, sikap siswa, dan penguatan dalam proses belajar. Upaya guru
dalam memotivasi siswa juga berperan penting, dengan interaksi yang baik dan metode
Penyebab kurangnya motivasi belajar pada siswa meliputi kurangnya interaksi antara
guru dan murid, kesulitan memahami cara pengajaran guru, serta ketidakminatan terhadap
mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan interaksi yang baik,
metode pengajaran yang mudah dimengerti, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi, siswa dapat
Masyarakat memiliki peran penting dalam sistem pendidikan nasional, dan kerja sama
dengan dunia usaha semakin menjadi fokus. Implementasi kerja sama ini menekankan pada
pembangunan sekolah oleh dunia usaha, bukan hanya penggalangan dana. Tantangan utama
adalah ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja, disebabkan oleh
kurikulum yang kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
Salah satu solusi untuk mengatasi ketidakserasian tersebut adalah melibatkan peran aktif
masyarakat dalam pendidikan, sebagaimana diatur oleh UU No. 20/2005 Sisdiknas Pasal 54.
pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Regulasi lebih lanjut mengenai peran serta
guru, kurangnya sarana belajar, dan murid-muridnya. Banyak guru yang tidak kompeten,
beberapa di antaranya menjadi guru karena alasan lain, seperti tidak diterima di jurusan lain
atau kekurangan dana. Masalah gaji guru juga menjadi perhatian. Fenomena ini, jika terus
berlanjut, dapat merusak sistem pendidikan Indonesia, terutama dengan pensiunnya banyak
guru berpengalaman.
Sarana pembelajaran juga menjadi kendala, terutama di daerah terbelakang. Namun, bagi
penduduk di daerah tersebut, yang paling penting adalah mendapatkan ilmu terapan yang
dapat mereka gunakan dalam kehidupan dan pekerjaan. Beberapa masalah seperti guru dan
menjadi tanggung jawab pemerintah, mengakui adanya tantangan besar dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa faktor melelehnya dunia pendidikan, antara lain:
1. Perkembangan iptek dan seni
Pendidikan memiliki keterkaitan yang erat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek). Ilmu pengetahuan adalah eksplorasi terorganisir mengenai alam semesta, sementara
Permasalahan muncul pada tahap diseminasi hasil uji coba, termasuk masalah dana,
prasarana, tenaga, kurikulum, dan faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan masalah.
lapangan kerja, dunia seni telah mengalami perkembangan pesat dan semakin memiliki peran
penyebaran penduduk. Menurut Emil Salim, pertambahan jumlah penduduk terus terjadi
meskipun gerakan KB berhasil, karena tingkat kematian menurun lebih cepat dibanding
Penyebaran penduduk di seluruh negeri tidak merata, dengan daerah padat penduduk
terutama di kota-kota besar dan daerah jarang penduduk, terutama di daerah pedalaman dan
terpencil seperti pegunungan dan pulau-pulau. Pola sebaran ini menyulitkan penyediaan
Urbanisasi (arus perpindahan penduduk dari desa ke kota) yang terus menerus terjadi
menimbulkan pola dinamis dan labil, menyulitkan perencanaan sarana pendidikan dan
merusak pola pasaran kerja yang seharusnya menjadi acuan dalam pengadaan tenaga kerja.
3. Aspirasi masyarakat
mendukung kehidupan yang lebih layak dan sehat. Adanya pemahaman ini mendorong
peningkatan aspirasi terhadap pendidikan, di mana orang tua mulai mendorong anak-anaknya
untuk bersekolah dengan harapan mereka dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik
daripada orang tua mereka sendiri. Pendidikan dipandang sebagai kunci untuk peningkatan
masyarakat yang menganggap dirinya maju kepada masyarakat lain yang mendukung suatu
budaya. Perubahan kebudayaan terjadi akibat penemuan baru, baik dari luar maupun dari
dalam lingkungan masyarakat itu sendiri, baik yang bersifat material (peralatan, transportasi)
maupun nonmaterial (paham baru). Keterbelakangan budaya dapat terjadi karena letak
geografis yang terpencil, penolakan terhadap unsur budaya baru, dan ketidakmampuan secara
masyarakat daerah terpencil, yang tidak mampu secara ekonomis, dan yang kurang terdidik.
mengenai rendahnya mutu pendidikan. Sistem penataran untuk perbaikan kualitas guru masih
terbatas, menyebabkan kurangnya dedikasi pada tugas mengajar. Gaya pengajaran guru yang
kurang menarik, kurang simpati, angkuh, acuh, dan otoriter menjadi penyebab kesulitan
psikologi anak oleh para guru, agar dapat menghadapi siswa dengan cara yang tepat. Guru
juga perlu memiliki sikap sensitif untuk memahami sebab-sebab kecemasan dan emosi labil
siswa.
Kualitas guru di Indonesia disoroti sebagai perhatian serius. Banyak guru yang belum
memiliki profesionalisme yang memadai, bahkan sebagian dinyatakan tidak layak mengajar.
Kelayakan mengajar terkait erat dengan tingkat pendidikan guru dan kurangnya pelatihan
Pendidikan dianggap sebagai investasi dalam sumber daya manusia untuk meningkatkan
taraf hidup suatu negara. Tujuan pendidikan nasional, sesuai Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara
demokratis.
Kurikulum, sebagai alat dalam proses pendidikan formal, merupakan seluruh proses
berbagai permasalahan baru, termasuk pelaksanaan program baru, kapasitas guru, fasilitas
Syarat kurikulum yang baik mencakup perumusan tujuan pendidikan yang jelas dan
pelayanan terhadap perbedaan individual siswa. Ciri-ciri kurikulum yang baik meliputi
sederhana, beragam muatan pendidikan, bersifat afektif (sikap), dan mendukung sistem
kemampuan dan mutu guru, yang memerlukan kreativitas, sikap terbuka, dan perhatian
untuk memahami dan menyajikan bahan baru sesuai dengan tahap perkembangan.
Pengalaman melibatkan indra seperti penglihatan, pendengaran, rasa, dan perasaan perlu
disesuaikan. Konteks emosional, seperti rasa bahagia, sedih, dan lainnya, juga perlu
Lingkungan belajar yang sesuai, perabotan yang teratur, pencahayaan yang baik, musik
pendukung, alat visual sesuai tipe belajar, dan suasana hati yang positif berpengaruh pada
hasil pendidikan. Pendidikan berorientasi pada perkembangan peserta didik mengacu pada
latihan menulis, diskusi di kelas, diskusi antar mahasiswa, penugasan mandiri, kemampuan
berbahasa asing, kontak akrab antara pengajar dan mahasiswa, dan kurangnya buku pelajaran
bermutu. Sistem evaluasi dan administrasi, serta penggunaan bahasa teknis ilmiah, juga
merupakan tantangan.
8. Persatuan bangsa
Masa krisis menunjukkan gejala desentralisasi bangsa karena krisis kepercayaan terhadap
pemerintah pusat oleh pemerintah daerah. Kesenjangan pendidikan antara pedesaan dan
perkotaan dapat memicu kecemburuan sosial dan mengancam persatuan bangsa. Perubahan
global negatif, seperti gaya hidup individualistis, pergaulan hidup bebas, terorisme,
kurangnya penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia, ketidaktaatan hukum, narkoba, HIV
AIDS, merosotnya nilai-nilai agama dan moral, pengaruh media (video porno), dan masalah
khusus yang kurang jelas, pemahaman yang salah terhadap kebijakan pendidikan, kurang
Materi tersebut membahas strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Beberapa poin
1. Perbaikan Terus Menerus: Lembaga pendidikan harus terus menerus memperbaiki proses
mereka untuk memastikan bahwa semua aspek pendidikan memenuhi standar mutu yang
ditetapkan.
2. Penetapan Standar Mutu: Penting untuk konsisten menetapkan standar mutu melalui
berbagai upaya seperti evaluasi, proses pembelajaran, dan standar kurikulum. Standar ini
3. Budaya Organisasi yang Menghargai Mutu: Sekolah harus membentuk budaya organisasi
yang menghargai mutu sebagai orientasi utama. Rekayasa dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil dan proses, memastikan bahwa mutu tetap menjadi fokus.
dukungan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, dan pelatihan dapat meningkatkan kualitas
guru.
membaca dan kemampuan membaca melalui penyediaan buku, ruang baca, dan dukungan
7. Diskusi dan Praktek Metode Pengajaran: Menyelenggarakan diskusi yang sesuai dengan
bidang penelitian, menyesuaikan dengan kebutuhan siswa dan perubahan sosial, serta
lebih sering, melibatkan para ahli, dan melibatkan pemerintah sebagai fasilitator untuk
Semua strategi ini bertujuan untuk menciptakan perbaikan berkelanjutan dalam sistem
pendidikan.
saat SD kita dituntut untuk harus sudah bisa membaca, sedangkan pada saat TK sama
Jawaban:
hal tersebut termasuk dalam permasalahan pendidikan yang tidak adanya pengetahuan
dari pendidik tentang hal kewajiban membaca untuk setiap murid yang baru masuk
sekolah dasar yang menimbulkan ketidakpahaman murid dalam membaca saat kondisi
seperti itu.
Cara mengatasinya :
Dengang menghadirkan guru guru yang prefesional. Karna hakikatnya anak anak
yaitu bermain jadi bagaimana caranya guru yang prefesional tadi bisa
mengkolaborasikan antara bermain dengan belajar agar anak anak tidak jenuh dalam
slh satunya tadi dari peserta didik ,biasanya ada siswa yg lamban belajar memahami
penjelasan dari gurunya, nah menurut kalian bagaimana cara guru mengatasi anak
yang lamban belajar di kelas itu terutama untuk anak sekolah dasar?
Jawaban:
1. Harus sabar dulu dan berempati, mungkin mereka memerlukan waktu yang lebih
mencari solusinya agar anak tersebut bisa agar tidak lambat belajar.
Masalah pokok apa di dalam pendidikan yang perlu mendapat perhatian lebih serius,
Jawaban:
Masalah pokok di dalam pendidikan yang perlu mendapat perhatian lebih serius, baik
pemerataan pendidikan muncul karena masih banyak warga negara khususnya anak
usia sekolah yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan
karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Saat ini pemerintah telah
mencanangkan wajib belajar 9 tahun, tetapi pada kenyataanya masih banyak anak
pemerintah telah memberikan anggaran 20% dari APBN dan APBD, tetapi pada
kenyataanya hanya sekitar 50% dari anggaran tersebut yang diperuntukan untuk
pendidikan.
Permasalahan bisa datang dari Guru, siswa, sekolah. Dalam melaksanakan prinsip
banyak anak sekolah yang tidak dapat ditampung dalam lembaga pendidikan, karna
kurangnya sarana pendidikan. Masalah pemeretaan disini sangat penting, sebab jika
anak usia sekolah dasar seharusnya memperoleh belajar sekolah dasar. Maka mereka
terbelakang. Yang perlu mendapat perhatian juga dari pemerintah yaitu rendahnya
perubahan. Sebagai guru yang profesi, harus lebi banyak mengikuti seminar ataupun
workshop untuk menambah keprofesional. Dan yang ketiga kurangnya sarana dan
prasarana, contohnya sekolah A ikut ujian nasional dengan sekolah B karna sekolah A
KELOMPOK 5
A. Landasam Hukum
pelaksanaan sistem dan manajemen pendidikan sesuai peraturan yang berlaku. Beberapa
pendidikan sebagai penjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan sebagai pedoman
kebudayaan masyarakat setempat, sehingga kebudayaan daerah menjadi bagian integral dari
Kebudayaan, dalam arti luas, dapat terwujud melalui ide, gagasan, nilai-nilai, perilaku
masyarakat, dan benda-benda fisik hasil karya manusia. Pendidikan berperan penting dalam
C. Landasan Sosiologi
Landasan sosiologi pendidikan bersumber dari asumsi-asumsi yang berasal dari kaidah-
kaidah sosiologi, yang memandang manusia sebagai makhluk individu, bermasyarakat, dan
berbudaya. Analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola interaksi sosial di dalam sistem
interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta melibatkan generasi satu dengan generasi
berikutnya. Kajian sosiologi pendidikan penting karena membantu dalam memahami sistem
pendidikan sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat. Landasan sosiologis ini
mencakup konsep kesatuan wilayah, adat istiadat, identitas, loyalitas kelompok, yang
Masyarakat atau bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda dengan masyarakat
atau bangsa lain, dan hal-hal seperti tata tertib sosial, perubahan sosial, interaksi sosial,
sosiologis.
D. Landasan Psikologi
secara umum, dengan fokus pada gejala-gejala yang terkait dengan aspek pribadi manusia
pada setiap tahap usia perkembangan. Tujuan dari landasan ini adalah untuk mengenali dan
pendidikan.
Psikologi dalam konteks pendidikan terkait erat dengan aspek kecerdasan, berpikir, dan
belajar. Psikologi memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam konteks
belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi menjadi krusial bagi pendidik,
pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh untuk memahami karakteristik kognitif, afektif,
signifikan dalam membimbing peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi,
dan kebutuhan mereka. Hal ini memastikan bahwa proses pembelajaran di kelas berlangsung
Landasan ilmiah pendidikan melibatkan asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu
tertentu, menjadi titik tolak dalam pendidikan. Hubungan erat antara landasan ilmiah dan
teknologi pendidikan tergambar dalam kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) menjadi inti kajian dalam pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam
Seiring dengan kemajuan IPTEK, ilmu pengetahuan juga berkembang pesat. Ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia,
memengaruhi peradaban manusia dari awal hingga akhir kehidupan. Perkembangan ini
mencerminkan perlunya pendidikan sebagai pembentuk karakter peserta didik, dan dengan
Dalam konteks ini, penting untuk mengembangkan desain dan model pembelajaran
kegembiraan, tantangan, serta motivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Hal ini juga
memberikan ruang bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
teknologi. Oleh karena itu, pendidik perlu menguasai berbagai teknologi modern untuk
MPR tentang GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara). GBHN dianggap sebagai landasan
operasional karena memberikan garis-garis besar tentang kegiatan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita Pancasila
Contoh tujuan pendidikan dalam GBHN 1988 adalah membentuk manusia yang beriman,
jawab, mandiri, cerdas, terampil, serta sehat jasmani dan rohani. GBHN menjadi panduan
bagi pelaksana pendidikan, termasuk guru, dosen, orang tua, dan petugas pendidikan lainnya.
Tetapan MPR tentang GBHN dari tahun 1966 hingga 1988 memberikan arahan yang
konsisten terkait tujuan pendidikan nasional, seperti membentuk manusia Pancasila, manusia
pembangunan yang sehat, cerdas, dan berbudi pekerti luhur. UU RI No. 2 Tahun 1989 dan
Landasan pendidikan juga mencakup landasan lain seperti hukum, filsafat, sosial budaya,
psikologi, ekonomi, sejarah, dan kemanusiaan. Semua landasan ini diperlukan untuk
Landasan religius pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari agama atau
kepercayaan keagamaan yang dijadikan titik tolak dalam pelaksanaan pendidikan. Pendidikan
religius dianggap sebagai dasar yang paling penting dalam landasan pendidikan. Keberadaan
landasan religius sangat krusial dalam konteks pendidikan di Indonesia, yang mengakui
Pentingnya pendidikan agama terletak pada fakta bahwa negara kita mengakui adanya
Tuhan, sebagaimana yang ditegaskan dalam sila pertama Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang
Maha Esa". Pendidikan agama dianggap sebagai fondasi yang membantu individu
mengembangkan pengetahuan mereka. Ilmu tanpa agama dianggap buta, dan agama tanpa
ilmu dianggap lumpuh. Oleh karena itu, dalam mengembangkan ilmu, peranan agama sangat
berpengaruh.
Pentingnya pendidikan agama tidak hanya terfokus pada aspek intelektual, tetapi juga
Pendidikan agama dijalankan di semua jenjang dan jenis pendidikan sebagai kewajiban dan
Pendidikan agama diakui sebagai hak setiap peserta didik tanpa memandang bangsa atau
menjadi dasar dalam praktik pendidikan dan studi pendidikan. Landasan ini berasal dari
manusia, sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan kehidupan yang lebih baik.
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Beberapa asumsi landasan filosofis ini
a. Segala sesuatu berasal dari Tuhan sebagai pencipta. Hakikat hidup bangsa Indonesia
dicapai melalui rahmat Allah dan perjuangan yang didorong oleh keinginan luhur untuk
mencapai kemerdekaan.
b. Pancasila sebagai mazhab filsafat yang menjadi dasar pendidikan nasional sesuai dengan
c. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan sifat mono-dualisme dan monopluralisme, mencapai
keselarasan dalam kehidupan spiritual dan duniawi, individu dan sosial, fisik dan kejiwaan.
e. Perbuatan manusia diatur oleh nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan, kepentingan umum,
g. Kurikulum melibatkan berbagai jenis pendidikan seperti umum, akademik, kejuruan, luar
i. Peran pendidik dan anak didik berlandaskan pada prinsip keteladanan dan tanggung jawab.
Asas Tut Wuri Handayani, yang pertama kali diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara,
Asas ini muncul dalam perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda dan untuk
Semboyan ini menjadi lambang pendidikan Indonesia dan diadopsi sebagai dasar
pelaksanaan pendidikan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
1977. Asas Tut Wuri Handayani menekankan pada pendidikan dengan kewibawaan,
memberikan pengaruh tanpa menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan
sendiri, dan membantu ketika anak melakukan kesalahan. Dikembangkan lebih lanjut oleh
a. Ing Ngarso Sung Tulodo: Mengacu pada bimbingan dan teladan yang diberikan oleh
b. Ing Madya Mangu Karsa: Menekankan pada peran guru dalam membangkitkan motivasi
dan kehendak siswa. Guru menciptakan situasi untuk meningkatkan motivasi siswa.
c. Tut Wuri Handayani: Menekankan pada dukungan yang diberikan oleh pendidik dari
belakang. Anak didik diberi kesempatan untuk melakukan usaha sendiri, dengan membiarkan
nilai kehidupan, dan mengembangkan potensi peserta didik sesuai Undang-Undang Sisdiknas
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat saling berkaitan, terutama
dalam hal asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani menekankan pada peran
guru sebagai fasilitator, motivator, dan organisator, bukan sebagai pusat pembelajaran. Ini
Asas belajar sepanjang hayat juga terkait erat dengan kemandirian dalam belajar.
Pembelajaran sepanjang hayat melibatkan keyakinan bahwa peserta didik mau dan mampu
belajar secara mandiri. Guru, sebagai fasilitator, menyediakan sumber dan bahan
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang didorong oleh
kemauan, pilihan, dan tanggung jawab sendiri. Belajar mandiri melibatkan niat atau motivasi
peserta didik untuk menguasai kompetensi tertentu. Guru, dalam peran sebagai fasilitator,
organisator, dan informator. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih materi
Pendidikan tidak hanya terbatas pada sekolah atau institusi pendidikan, melainkan dapat
diperoleh di mana pun. Asas ini berlaku untuk pendidikan formal, non-formal, dan informal.
Penting bagi tenaga kependidikan untuk memahami dan menerapkan asas Tut Wuri
Handayani dan asas belajar sepanjang hayat agar pendidikan dapat relevan dan berkelanjutan.
Dalam perspektif Islam, terdapat ungkapan "Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang
lahat," yang menekankan makna belajar sepanjang hayat. Hal ini berarti manusia diharapkan
Asas belajar sepanjang hayat (life-long learning) merupakan sudut pandang terhadap
pendidikan seumur hidup (long-life education). Meskipun kedua istilah ini saling terkait,
mereka dapat dibedakan. "Belajar" menekankan pada perubahan perilaku yang relatif tetap
karena pengaruh pengalaman, sementara "pendidikan" menyoroti usaha sadar dan sistematis
pengalaman tersebut.
Dalam konteks kependidikan, perlu dirancang program atau kurikulum yang mendukung
belajar sepanjang hayat. Dua dimensi yang perlu diperhatikan adalah dimensi vertikal, yang
mencakup keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan sekolah serta hubungannya dengan
kehidupan peserta didik di masa depan, dan dimensi horizontal, yang menghubungkan
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. Semua ini bertujuan
mencapai integritas pribadi yang utuh sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, mencerminkan
sistem pendidikan. Hakikat manusia, sebagai fokus utama, menegaskan bahwa manusia
memiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui pendidikan. Meskipun dilahirkan tanpa
daya dan sangat bergantung pada orang lain, manusia memiliki potensi tanpa batas yang
Tiga asas utama yang menjadi pedoman pendidikan adalah Asas Tut Wuri Handayani,
Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar. Masing-masing asas
yang holistik.
Dalam konteks penerapan asas belajar sepanjang hayat, pemerintah telah meningkatkan
upaya untuk memperluas kesempatan belajar melalui lembaga formal, non-formal, dan
informal. Pembinaan guru dan tenaga kependidikan juga menjadi fokus untuk meningkatkan
kualitas hasil pendidikan. Pembaharuan kurikulum dan pengembangan sarana dan prasarana
peningkatan peran wanita juga merupakan wujud dari penerapan asas-asas pendidikan.
Semua upaya ini diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan manusia Indonesia yang
pijakan atau fondasi yang mengarahkan dan memastikan proses pendidikan berjalan
1. Pedoman dan Arah: Landasan memberikan pedoman dan arah bagi pendidik,
peserta didik, dan stakeholder terkait. Mereka membantu dalam merencanakan dan
Dengan adanya landasan yang jelas, pendidikan dapat diimplementasikan dengan cara
tepat. Pendidik dapat merujuk pada landasan untuk memilih metode pengajaran,
program pendidikan. Dengan memiliki landasan yang kuat, kita dapat mengevaluasi
6. Kepastian Hukum: Dalam beberapa kasus, landasan dapat mencakup peraturan dan
kebijakan yang harus diikuti. Ini memberikan kepastian hukum bagi institusi
menyediakan pedoman tentang apa yang dianggap sebagai praktik terbaik dan standar
Ini membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan ramah bagi semua.
Secara keseluruhan, landasan adalah pondasi yang vital untuk membangun sistem
pendidikan yang efektif, efisien, dan bertanggung jawab, serta memastikan bahwa
Jawaban:
1. Kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua: Guru, siswa, dan orang
kondusif. Guru harus melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran dan
2. Peningkatan kualitas guru: Peningkatan kualitas guru adalah kunci dalam asas Tut
berpusat pada siswa dan berbasis masalah dapat membantu siswa aktif terlibat dalam
memiliki kebutuhan khusus, memiliki akses yang sama dan mendapat perhatian yang
apa contoh dasar pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan Pancasila?
Jawaban:
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mencakup lima prinsip filosofis yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Dalam konteks pendidikan, dasar pengajaran yang sesuai dengan Pancasila harus
dan kecintaan pada tanah air dalam pengajaran, memupuk rasa persatuan di antara
psikologis itu bagaimana bisa memahami hakikat siswa, bagaimana seorang guru bisa
menggunakan proses belajar mengajarnya, dan bagaimana seorang guru bisa memainkan
peranannya sebagai guru. karna guru merupakan central pengrndalian proses belajar
mengajar maka dalam penyampaian pesan guru harus membedakan siswa yang satu dengan
yang lain. Zaman dulu sebelum landasan iptek, adalah landasan psikologis. Dan kenapa
sekarang disebut landasan ilmiah karna guru sekarang harus dituntut membekali peserta didik
agar dapat mengembangkan iptek. Jadi antara hubungan pendidkan dan iptek adalah saling
timbal balik, artinya kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan iptek, sedangkan
dapat memberikan semangat kepada siswa, dan memberikan motivasi. Penerapannya yaitu
diberi kesempatan untuk belajar mandiri, artinya kita dapat menggunakan pengambilan
keputusan siswa, bagaimana siswa memecahkan masalahnya sendiri. Dengan cara demikian
belajar tidak berpusat kepada guru, akan tetapi berpusat pada peserta didik itu sendiri, itulah
KELOMPOK 6
A. Hakikat Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi atau
bakat yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, seta keterampilan yang diperlukan dirinya,
penuh kepada individu untuk menentukan arti hidupnya sendiri. Pendidikan eksistensialis
memandang bahwa individu harus diberi kebebasan untuk mencari makna dan tujuan hidup
sesuai dengan pilihan dan keputusan yang diambilnya. Tujuan utama pendidikan
kemampuan kognitif dan sosial peserta didik melalui proses konstruksi pengetahuan.
pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Tujuan utama adalah
meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir peserta didik melalui pembelajaran yang
B. Aspek-Aspek Pendidikan
1. Aspek Moralitas
John Dewey memandang bahwa pendidikan moral merupakan misi utama setiap sekolah.
Pendidikan karakter, menurut Dewey, memiliki unsur utama yaitu pendidikan moral atau
moralitas. Menurut J. Drost, budi pekerti dalam pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran
independen, melainkan proses interaktif antara guru dan siswa berdasarkan pengalaman dan
refleksi.
Paul Suparno SJ dkk. menyatakan bahwa pendidikan karakter berbasis pendidikan nilai,
walaupun keduanya memiliki fokus yang berbeda. Moral dapat diklasifikasikan sebagai
ajaran kesusilaan, aturan, dan gejala kejiwaan. Dalam konteks Islam, moral disamakan
teori yang umum digunakan, seperti pendekatan pengembangan rasional dan pendekatan
Ada perbedaan antara moralitas dan etika, serta karakter dan kepribadian. Soemarno
membagi etika menjadi etika karakter (85%) dan etika kepribadian (15%). Etika karakter
kepribadian lebih berfokus pada penampilan dan keterampilan. Etika karakter dianggap
utama dalam pendidikan karakter. Proses ini tidak hanya tanggung jawab sekolah dan materi
dianggap sebagai sumber inspirasi, episteme, dan ruang untuk pendidikan karakter,
memberikan fondasi dan kontribusi dalam menentukan tolok ukur good character. Michael
Novak dan Azyumardi Azra menegaskan bahwa agama tidak dapat dilepaskan dari
pembicaraan tentang karakter, tetapi perlu kritis dalam menyelaraskan konsep karakter
yang baik.
3. Aspek Psikologi
Aspek psikologi memiliki peran penting dalam melihat pendidikan karakter, karena
karakter inheren terdapat dalam dimensi psikologis manusia. Menurut Lickona, karakter
emosional seperti consciousness, self-esteem, empathy, loving the good, self-control, dan
humility perlu dikembangkan di lingkungan sekolah dan keluarga. Pemahaman atas dimensi
psikologis manusia sangat relevan dalam perumusan dan pengembangan pendidikan karakter,
psikologis yang dimaksud di sini tidak terbatas pada aliran psikologi tertentu, tetapi
tidak mengaburkan rumusan dan tujuan pendidikan karakter, serta agar proses pembelajaran
Pendidikan kecerdasan di sekolah bertujuan mendidik anak agar dapat berfikir secara
kritis, logis, kreatif, dan reflektif. Berfikir kritis mencakup kemampuan melihat kebenaran
dan ketidakbenaran dengan cepat. Berfikir logis melibatkan kemampuan melihat hubungan
menemukan hal baru setelah penyelidikan dan percobaan. Berfikir reflektif melibatkan
Beberapa cara untuk melatih anak berfikir mencakup menghindari verbalisme dalam
pada situasi nyata, menggunakan aktivitas praktik untuk menyelidiki pengetahuan, melatih
membuat laporan, dan menggunakan cara berfikir logis seperti cara analogi, induksi, deduksi,
dan syllogisme. Syllogisme melibatkan premis mayor, premis minor, dan kesimpulan dalam
tiga tingkatan.
5. Pendidikan Keindahan
Pendidikan keindahan sering diabaikan oleh pendidik karena dianggap tidak dapat
bukan untuk menciptakan seniman, tetapi agar anak memiliki rasa keharuan, selera, dan dapat
mengatur rumah, dan mengatur halaman diutamakan dalam pendidikan keindahan. Anak
perlu dibimbing untuk memahami bahwa keindahan bukan hanya terkait dengan harga, tetapi
juga seni dalam menyusun kombinasi dan komposisi. Keindahan dapat muncul dalam
berbagai bentuk seperti gerak, rupa, suara, dan bahasa, melibatkan seni tari, seni rupa, seni
suara, seni sastra, dan sebagainya. Pendidikan keindahan dapat diimplementasikan melalui
berbagai cara, misalnya melalui seni rupa untuk keindahan gerak, seni suara untuk keindahan
6. Pendidikan Kewarganegaraan
nilai hak dan kewajiban suatu negara agar setiap tindakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita
bangsa. Pendidikan ini diterapkan sejak usia dini hingga perguruan tinggi dengan tujuan
menghasilkan penerus bangsa yang kompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan
bernegara.
kesadaran bernegara, sikap cinta tanah air, kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, dan
ketahanan nasional. Pendidikan ini juga bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
7. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani tidak hanya berfokus pada latihan fisik, tetapi juga berperan dalam
pembentukan karakter. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya untuk menjaga kesehatan
fisik, melainkan juga untuk menyehatkan mental dan mencapai keselarasan jiwa dan raga.
Pasal 9 UU No. 4 Tahun 1950 menegaskan bahwa pendidikan jasmani bertujuan mencapai
keselarasan antara pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa, sehingga menciptakan bangsa
yang sehat dan kuat secara fisik maupun mental. Pendidikan jasmani melibatkan empat
Pendidikan sosial dan kemasyarakatan berkaitan dengan interaksi dan adaptasi anak didik
terhadap lingkungan. Manusia, selain sebagai makhluk individu, juga merupakan makhluk
sosial. Kemampuan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain sangat penting,
termasuk kemampuan mengidentifikasi diri kepada orang lain dan merasakan apa yang
dirasakan oleh mereka. Pendidikan sosial mencakup pembelajaran sifat-sifat seperti toleransi,
Tujuan pendidikan sosial adalah mendidik anak agar mampu menyesuaikan diri dalam
kehidupan bersama dan dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Proses pendidikan
sosial dimulai sejak anak berada dalam lingkungan keluarga dengan memberikan tanggung
jawab sesuai dengan kemampuan dan tingkat umurnya. Di sekolah, pendidikan sosial dapat
diterapkan melalui pembagian tugas di kelas, pekerjaan kelompok, perayaan di sekolah, dan
penghidupan keluarga, serta mencapai keluarga yang sejahtera dalam rangka menuju
keluarga, antara lain hubungan intra dan antar keluarga, membimbing anak, masalah
makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, keuangan, tata laksana rumah tangga, keamanan
tentang pentingnya kehidupan rukun, damai, hemat, dan sejahtera dalam lingkup keluarga,
serta mendorong partisipasi aktif dalam mengurus kehidupan keluarga. Selain memberikan
pengetahuan dan keterampilan terkait kesejahteraan keluarga, pendidikan ini juga
menekankan pentingnya sikap anak dalam tidak merendahkan pekerjaan rumah tangga.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerepkan aspek aspek pendidikan di Indonesia
1. Aksesibilitas:
ekonomi.
Cara mengatasinya:
terpencil dan kurang berkembang, seperti membangun sekolah-sekolah baru dan fasilitas
- Program beasiswa dan bantuan keuangan dapat disediakan untuk keluarga yang kurang
2. Kualitas Pendidikan:
Cara mengatasinya:
dengan kebutuhan pasar kerja dan mengadopsi standar pendidikan yang lebih tinggi.
- Investasi dalam pelatihan dan pengembangan guru serta peningkatan upah guru untuk
3. Ketidaksetaraan:
Cara mengatasinya:
Cara mengatasinya:
nasional.
- Mendorong investasi sektor swasta dalam pendidikan dan mencari sumber pendanaan
jauh, terutama bagi siswa yang tidak memiliki akses internet atau perangkat.
Cara mengatasinya:
Kendala dalam pendidikan di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan memerlukan
Menurut kalian apakah aspek pendidikan yang kalian sebutkan tadi sudah diterapkan oleh
Menurut kami belum, Karena kurangnya kesadaran dan kedisiplinan dari para pendidik,
misalnya dari hal yang kecil biasanya masih ada guru yang terlambat datang. Dan
mungkin belum ada persiapan ketika mengajar, selain itu juga masih ada guru yang tidak
peka dengan perilaku peserta didik, padahal guru harus mempelajari dan menerapkan
psikologi pendidikan karena psikologi pendidikan ini membantu guru dalam memahami
karakteristik siswa secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang
tepat, sehingga menghasilkan proses belajar yang efektif dan efisien. Dan itu adalah salah
Bagaimana cara yang paling efektif menerapkan moral pada anak sekolah dasar?
Jawaban:
Memberikan Contoh yang Baik untuk Siswa. Seperti mengajak anak untuk
seperti gotong royong. Anak sd itu paling umum itu bergotong royong karena
macam:
Ada 4 unsur pendidikan, unsur pendidik, unsur peserta didik, tujuan pendidikan,
dan kurikulum. Pentingnya seorang guru dalam memahami kurikulum agar guru bisa
mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta dijadikan sebagai pedoman dan acuan dalam
program belajar. Guru tidak akan terlepas dari kurikulum. Pentingnya guru memahami
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran. Serta cara yg digunakan sebagai
Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas, mencakup semua usaha generasi tua untuk
generasi selanjutnya. Ini bertujuan menyiapkan mereka untuk memenuhi fungsi hidup
jasmani dan rohani. Karakter adalah ciri khas yang asli, mengakar pada kepribadian, dan
mendorong tindakan, sikap, ucapan, dan respons individu. Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak, atau budi pekerti
yang membedakan seseorang. Dengan demikian, pendidikan adalah aktivitas sadar yang
dilakukan pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian,
baik jasmani dan rohani, secara formal, informal, dan non-formal. Tujuannya adalah
mencapai kebahagiaan dan nilai tinggi (insaniyah dan ilahiyah). Karakter merupakan kualitas
atau kekuatan mental, moral, akhlak, atau budi pekerti individu yang menjadi pendorong,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 3 menyatakan bahwa
peradaban bangsa untuk mencerdaskan kehidupan. Tujuannya adalah agar peserta didik
menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri,
1. Filsafat Manusia: Manusia diciptakan dalam keadaan belum jadi, dan pendidikan karakter
2. Filsafat Pancasila: Manusia Indonesia ideal adalah yang menghargai nilai-nilai Pancasila
warga negara yang baik dengan internalisasi nilai-nilai di berbagai dunia makna.
4. Religius: Manusia baik dalam konteks agama adalah yang sehat secara jasmani dan rohani,
bertakwa, menjadi pemimpin yang jujur, amanah, disiplin, ulet, dan bertanggung jawab.
karakter.
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah proses menghadirkan nilai-nilai dari berbagai
dunia nilai pada peserta didik untuk mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan
filsafat, keyakinan, dan paradigma terhadap materi yang diajarkan. Metode pendidikan
karakter berasal dari Bahasa Yunani, yaitu "meta" (melalui) dan "hodos" (jalan/cara), atau
dalam Bahasa Arab disebut "thariqah" (langkah-langkah pendidikan). Ada tiga pendekatan
1. Pendekatan Komprehensif:
- Isi yang komprehensif mencakup semua permasalahan terkait nilai-nilai pribadi dan etika.
- Pendidikan karakter terjadi dalam semua aspek pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, dan
kehidupan masyarakat.
2. Pembelajaran Terintegrasi:
- Menciptakan lingkungan sosial yang mendorong subjek didik memiliki karakter terpuji.
Terdapat lima unsur penting dalam menciptakan kultur bermoral dan karakter terpuji:
pendidikan karakter.
sebagai dasar bagi tindakan yang dilakukan dalam pendidikan karakter. Metode ini
menggambarkan bahwa karakter dibangun berdasarkan kesadaran yang utuh, yang mencakup
Tahun 2003, bertujuan untuk mengembangkan watak dan peradaban bangsa. Ini mencakup
potensi peserta didik agar menjadi individu yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat,
Pendidikan karakter, juga dikenal sebagai pendidikan nilai, mengonsep karakter sebagai
nilai dalam tindakan, yang dioperasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan operasional
2. Koreksi Perilaku:
- Meluruskan perilaku negatif peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai yang
masyarakat.
- Menyadari bahwa karakter yang diharapkan sulit tercapai jika tidak ada keterkaitan antara
mengoreksi perilaku yang tidak sesuai nilai-nilai, dan membentuk koneksi harmonis antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan karakter.
1. Membentuk Karakter:
- Menciptakan siswa dengan kepribadian tangguh sesuai dengan identitas bangsa Indonesia.
- Menjadi benteng bagi anak dalam melawan perilaku yang tidak terpuji.
- Penting diterapkan sejak usia dini untuk membentuk karakter yang kuat.
5. Melatih Kedisiplinan:
- Mengubah individu menjadi lebih disiplin, berdampak positif pada kinerja akademik.
- Menyebabkan kehadiran yang lebih baik di sekolah, ketaatan waktu, dan pengurangan
kekerasan.
Peran pendidik dalam membentuk karakter anak didik mencakup mendidik, mengajar,
membimbing, melatih, dan menilai. Pendidik harus mengembangkan kebaikan yang sudah
ada sejak lahir pada setiap individu. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegral,
melibatkan pembentukan watak, perubahan kebiasaan buruk, dan penanaman sifat yang
pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu
yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis,
Pembentukan karakter anak didik dipengaruhi oleh faktor seperti golongan darah,
sentuhan dan belaian ibu, konsumsi makanan, dan lingkungan di sekitarnya. Meskipun
karakter awal anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, karakter bisa dibentuk dan
dengan mengembangkan bukti pekerti dan perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2008
menekankan pentingnya peningkatan kemandirian, daya saing, dan peradaban bangsa melalui
pendidikan. Karakter unggul yang diinginkan termasuk sifat ulet, tangguh, mampu
kebijakan tidak tepat sasaran, dan evaluasi yang kurang mekanis. Pembiasaan merupakan
kunci dalam pendidikan karakter, di mana kebiasaan yang baik dapat membentuk pola
otomatis dalam pikiran dan perilaku. Keteladanan juga dianggap metode paling efektif dalam
membentuk karakter anak, di mana orang tua atau pendidik yang memberikan contoh positif
akan lebih berhasil memengaruhi anak daripada hanya memberikan pengajaran verbal.
bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai tersebut
mencakup aspek religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.
Meskipun ada 18 nilai tersebut, setiap satuan pendidikan dapat menentukan prioritas
pada kepentingan dan kondisi masing-masing. Dalam pelaksanaannya, dapat dimulai dari
nilai yang dianggap esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti bersih, rapih,
Kurikulum merupakan rangkaian aktivitas dan pengalaman belajar peserta didik selama
berada dalam jalur pendidikan tertentu, yang dijelaskan sebagai semua pengalaman yang
dimiliki anak di bawah bimbingan guru, seperti yang diungkapkan oleh Caswel dan Campbell
Najib (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang
sama dengan pendidikan moral dan akhlak, dengan tujuan membentuk pribadi anak menjadi
filosofi bangsa, yaitu Pancasila. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik
berakar pada budaya bangsa yang terwujud dalam Pancasila sebagai dasar negara.
3. Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
tahun 2010-2014.
4. Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pembangunan Nasional Tahun 2010.
Nasional.
Pendidikan memiliki peran krusial dalam strategi pembentukan karakter bangsa. Strategi
masyarakat yang dipengaruhi oleh globalisasi dan kemajuan teknologi. Faktor-faktor ini
dapat mempengaruhi nilai-nilai solidaritas sosial dan budaya, mengancam rasa kebersamaan,
gotong royong, toleransi antaragama, serta solidaritas terhadap sesama. Strategi pendidikan
dianggap sebagai modal utama untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan masa depan
bangsa.
Pada tahap implementasi, pengalaman belajar dan proses pembelajaran diarahkan pada
pembentukan karakter peserta didik melalui pemberdayaan dan pembudayaan. Proses ini
terjadi di satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Di lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat, terdapat intervensi melalui interaksi belajar dan pembelajaran yang terstruktur,
Di keluarga dan masyarakat, diperlukan dukungan dari orang tua, wali murid, dan tokoh
peserta didik. Guru SD memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa, dan
melibatkan mendidik dengan memberikan arah dan motivasi, memberi fasilitas melalui
yang akan diterapkan dan mengembangkan pembelajaran aktif. Komitmen guru sangat
penting, terutama dalam era globalisasi yang dapat mengancam nilai-nilai moral bangsa.
Guru yang memiliki komitmen kuat dapat membentuk visi ke depan untuk mencapai tujuan
pendidikan karakter di SD. Komitmen guru tercermin dalam tindakan seperti melaksanakan
Sebagai calon guru bagaimana peran guru dalam mendukung pendidikan berkarakter
dan apa yang dapat dilakukan guru untuk mencontohkan peran yang baik dalam
berkarakter?
Jadi peran guru dalam pendidikan karakter yaitu bertugas untuk mendidik peserta
masa depan. guru juga harus berperan menjadi tokoh yang menanamkan nilai-nilai
terpuji bagi siswa memperbaiki perilaku yang buruk menjadi benar. selain itu peran
guru dalam pendidikan karakter juga sebagai role model bagi siswa dan dilakukan
dengan cara terus berupaya dalam meningkatkan strategi dalam proses pengajaran
agar mampu menghadapi tantangan pendidikan karakter. adapun beberapa hal yang
dapat dilakukan guru untuk mencontohkan peran yang baik dalam berkarakter yaitu:
Guru adalah seorang yang dipandang sebagai orang tua yang lebih
dewasa oleh para siswanya hal itu artinya siswa menilai guru sebagai contoh dalam
bertindak dan berperilaku hal ini menuntut guru harus pandai dalam menjaga sikap
• Menjadi apresiator
Sebagai guru dari tidak hanya sekedar mementingkan nilai akademik tetapi juga
Kalau sekedar materi pelajaran mungkin semua bisa aja tahu karena tertulis dalam
buku pelajaran tetapi bagaimana dengan nilai moral untuk itu ada baiknya dalam
setiap pelajaran guru juga menanamkan nilai moral yang bisa dijadikan bahan
pelajaran hidup.
Karena Guru juga manusia sehingga tak luput dari suatu kesalahan meski tidak pernah
berniat melakukan hal itu atau tanpa sengaja misalnya kan, suatu ketika guru datang
Terkadang kita sering luput diajarkan di sekolah adalah bagaimana cara bersikap
sopan santun. Mungkin terdengar sederhana, tetapi ini merupakan hal penting yang
layak diajarkan kepada siswa untuk menjaga sikap dan mengetahui mana yang benar
dan salah.
Saat ini mempunyai karakter memimpin merupakan hal yang krusial untuk dimiliki
Tidak ada salahnya sesekali menciritakan pengalaman personal yang dimiliki guru
untuk dibagikan kepada para siswa tidak harus cerita yang hebat untuk
Menurut kami kondisi pendidikan karakter di Indonesia saat ini belum sepenuhnya
berhasil, karena baru-baru ini ada kasus pembullyan viral yang dilakukan oleh anak
smp, mereka melakukan tindakan bullying tanpa ada rasa kasihan sedikit pun kepada
korbannya yang merupakan teman sekolah mereka sendiri. Hal ini bisa menjadi salah
satu contoh agar guru lebih bisa memperhatikan pendidikan karakter anak kedepannya
dengan lebih maksimal, terawasi dan tidak hanya terfokus dengan pendidikan
akademik saja. Attitude (Kepribadian) nomor 1 karena orang berkaraker baik pasti
memiliki ilmu yang lebih baik juga. Di era globalisasi sekarang banyak anak-anak
yang sudah menggunakan dan tidak bisa lepas dari gadget sejak dini, anak dapat
terpengaruh dari apa yang mereka lihat di internet. Salah satunya berdampak kepada
karakter anak. Perilaku anak bisa mengikuti hal-hal yang tidak baik. Maka dari itu
perlunya pendidikan karakter sedini mungkin untuk mencegah perilaku yang tidak
diinginkan.
Menurut kalian bagaimana cara meningkatkan kerjasama antara guru dan orang tua
siswa itu supaya adanya pembentukan pengembangan karakter anak, terutama pada
Terdapat beberapa cara agar pendidik atau guru dapat berkerjasama dengan baik agar
anak didik bisa memiliki karakter yang baik dan terawasi, yaitu:
• Guru dan orang tua melakukan pertemuan di awal tahun ajaran atau bahkan sebelum
• Orangtua perlu memahami bahwa karakter anak terbentuk melalui apa yang dilihat,
didengar dan dilakukan secara berulang-ulang oleh anak setiap harinya. Terutama di
• Selain dalam pertemuan tahunan, sekolah juga bisa mengadakan kelas parenting.
Berbagi ide dan masukan dari orangtua mengenai topik parenting yang menarik.
• Orangtua perlu melibatkan diri dalam komunitas sekolah, seperti komite orangtua
• Guru perlu melakukan komunikasi langsung secara pribadi dengan orang tua. Dalam
pertemuan pribadi itu, guru bisa menanyakan mengenai karakter, kebiasaan sehari-
hari anak dan perilaku anak yang bisa dijadikan pertimbangan guru dalam mendidik
anak di kelas.
• Sekolah perlu mengajak orangtua dan anak didik untuk mengunjungi ruang kelas
Kenapa sekarang harus ada pendidkan berkarakter? Karna merosotnya moral, dengan
semakin merosotnya moral bangsa yang salah satunya disebabkan oleh iptek, disebabkan oleh
globalisasi maka kita membentuk semua pihak (tri pusat pendidikan) membentengi nilainya
sendiri dengan pendidikan diantara lain adalah pendidikan berkarakter. Kita dapat
membentengi nilai-nilai moral sebagai seorang guru kita dituntut harus membantu
kepribadian anak, membentuk perilaku anak. Karna semakin tinggi iptek maka semakin
tinggi tantangan sebagai seorang guru. Selain itu kita harus bisa membentengi pendidikan
Guru memiliki peran strategis dalam pembangunan karakter bangsa dan pendidikan
kemanusiaan. Profesi guru diatur oleh Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, dengan tugas
mengevaluasi peserta didik. Untuk melaksanakan tugasnya, guru perlu memiliki empat
Profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan. Seorang guru profesional mengenal dirinya dan merasa dipanggil
untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Guru profesional tidak hanya mendiamkan
atau menyalahkan peserta didik saat menghadapi kegagalan, melainkan mencari penyebabnya
Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dihargai dan diakui melalui Hymne Guru,
menggambarkan pengakuan yang luar biasa terhadap peran guru dalam pendidikan di
Indonesia.
Kompetensi dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris, competence, yang
perilaku, dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
pendidikan. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar
Pemaknaan kompetensi tidak hanya terkait dengan aspek fisik dan mental, tetapi juga
aspek spiritual. Menurut Mulyasa (2007b), kompetensi guru mencakup kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk standar profesi guru. Ini
Kompetensi, menurut Sudjana (1989: 18), melibatkan tiga bagian utama: bidang kognitif,
sikap, dan perilaku (performance). Ketiga kompetensi ini saling terkait dan memengaruhi
satu sama lain, menciptakan gambaran komprehensif tentang kemampuan seorang guru, yang
melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan dapat diwujudkan dalam hasil kinerja
C. Tugas Guru
Guru memiliki tugas dalam bentuk pengabdian, terikat dinas maupun di luar dinas, dapat
b. Tugas Kemanusian:
- Guru diharapkan menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua di sekolah.
- Meski status sosialnya berubah, guru dianggap sebagai pelopor di tengah masyarakatnya.
Ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya:
Guru memiliki peran integral yang tak terpisahkan, mencakup kemampuan mendidik,
membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut bersifat integratif dan
saling terkait, membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam konteks sistem pendidikan
nasional, terutama dalam sistem persekolahan, guru dianggap sebagai sentral dan agen utama
pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta peningkatan efisiensi. Dalam situasi di
mana kinerja sekolah, siswa, dan sistem pendidikan secara keseluruhan dinilai kurang
memuaskan, guru sering kali menjadi fokus perhatian dan tanggung jawab.
Sebagai agen utama di dalam kelas dan sekolah, guru memiliki dampak besar terhadap
perkembangan siswa dan kesuksesan sistem pendidikan. Oleh karena itu, perhatian dan
penilaian terhadap kinerja guru menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan-tujuan
Guru memiliki peran sentral dalam pembentukan karakter dan perkembangan peserta
membimbing, mengajar, dan melatih siswa. Pendidik menjadi tauladan yang dihormati dan
dicontoh dalam masyarakat. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan utama
yang menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Keberhasilan guru dapat diukur dari
pemahaman dan penerapan siswa terhadap materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memiliki peran penting sebagai motivator, pembimbing, dan pendidik yang dapat
Meskipun keterampilan teknis penting, keterampilan pelatihan, sikap positif, dan kesabaran
juga diperlukan. Kepercayaan bahwa guru berperan besar dalam mengembangkan peserta
didik muncul karena manusia sebagai makhluk yang membutuhkan bimbingan sejak lahir
hingga mati.
Guru perlu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menantang serta
memberikan umpan balik kepada siswa. Pembelajaran harus membangkitkan rasa ingin tahu
siswa dan melibatkan mereka secara aktif. Guru dituntut untuk menyiapkan metode
Ada beberapa sekolah yang menerima anak yang berkebutuhan khusus. Nah, bagaima
sekolah atau guru dapat lebih inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus?
Jawaban:
Pada sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus biasaya memang sudah
terdapat guru yang memang memiliki latar belakang pendidikan untuk anak
sesuai dengan apa yang mereka butuhan. Selain itu bagi sekolah yang menerima anak
berkebutuhan khusus juga dituntut dapat memberikan fasilitas khusus, karena ada
Tadi dijelaskan bahwa guru memiliki peran dan fungsi yaitu mendidik, membimbing,
mengajar dan melatih. Bagaimana jika salah satu dari ke-4 poin tersebut dihilangkan,
apakah guru tersebut masih bisa disebut guru, atau dianggap menjadi guru yang
gagal?
Jawaban:
Guru mrmiliki suatu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan, antara
tersebut merupakan kemampuan integativ yang taidak dapat dipisahkan. Maka dari itu
jika guru tidak menjalankan salah satu diantara empat poin tersebut maka guru
tersebut bukanlah guru yang profesional dan tidak memenuhi standar kompetensi
guru.
Tadi sudah dijelaskan kalau guru mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan.
Menurut kalian, sejauh mana sih seorang itu dapat mempengaruhi perkembangan
karier siswa? Apakah ada batasan tertentu yang tidak boleh diikut campuri oleh guru?
Jawaban:
Peran seorang guru terutama guru bimbingan konseling (BK) sangatlah penting dalam
baik, sesuai dengan tujuan guru adalah membantu siswa dalam mengembagkan
potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Bimbingan yang diberikan oleh
guru secara tepat akan menghasilkan individu yang cakap dalam memilih karier
memberikan bimbingan dan arahan terhadap siswa. Untuk keputusa akhir bagaimana
karier yang akan dipilih siswa akan dikembalikan kepada siswa itu sendiri. Hal itu
berarti guru tidak memiliki hak memaksa siswa memilih karier yang menurut nya
tepat dan siswa tetap memiliki hak dalam menentukan kariernya sendiri.
G. Masukan Dari Bapak
Guru adalah sebagai seorang pendidik yang bertugas mendidik dan memberikan
pengarahan terhadap kegiatan belajar siswa, agar bisa mencapai tujuan pembelajaran dan juga
bertanggung jawab dalam menggantikan peran orang tua disekolah. Hal hal yang menjadi
tantangan untuk kita sebagai guru, dari siswa karna siswa memiliki karakter yang berbeda
beda. Ciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik, agar siswa yang tadinya malas jadi
bersemangat dalam pembelajaran. guru juga harus menjalankan perannya sebagai seorang
guru, agar pembelajaran berhasil. Didalam berkomunikasi seorang guru harus jelas, lantang
dan tegass. ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang guru yang
profesional:
-Ciptakan suasana belajar yang kondufsif ( suasana tenang, nyaman, damai dan tentram)
-Memakai mode pembelajaran yang bervariasi, agar anak anak tidak jenuh
-Guru yang profesional harus memiliki pendidikan ppg, disitu akan ada pelatihan pelatihan
serta workshop
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi individu yang berpendidikan. Meskipun penting, masih ada pandangan
Meskipun begitu, pendidikan memiliki peran sentral dalam mengembangkan potensi dan
pengaruh faktor sosial dan psikologis terhadap pengalaman belajar siswa. Sistem pendidikan
perkotaan dan pedesaan, kualitas guru yang rendah, serta biaya pendidikan yang mahal.
guru, penguatan sistem pendidikan di daerah pedesaan, dan pemberian akses pendidikan yang
merata.
Pendidikan juga berkaitan dengan asas tut wuri handayani, di mana peserta didik diberi
keleluasaan untuk mencari, mempelajari, dan memecahkan masalah secara mandiri. Aspek
moralitas menjadi fondasi utama dalam pendidikan, membentuk karakter siswa untuk
Peran orang tua, guru, dan lingkungan sangat penting dalam pendidikan karakter. Sekolah
memiliki tanggung jawab besar dalam menerapkan pendidikan karakter, di mana guru tidak
hanya mengajarkan melalui materi, tetapi juga melalui penerapan langsung. Pergaulan dan
contoh dari orang tua juga memainkan peran krusial dalam membentuk karakter anak-anak.
Guru memiliki peran utama dalam menghadapi era globalisasi, mempersiapkan peserta
didik untuk menjadi sumber daya manusia berkualitas. Meskipun teknologi dapat membantu
dalam pembelajaran, peran guru dalam membentuk karakter peserta didik tetap tak
tergantikan.