BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill ),
yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi
pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh
siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang
akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Life
Long Learning).
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain
Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan
seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak
dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar
sepanjang hayat.
3. Asas demokrasi
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal
maupun vertikal.Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak,
tidak ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati
pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-
tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara
vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai
tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi
ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam
keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di
kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu sikap demokratis
yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup
yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di
dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga
dengan pengelola pendidikan.
Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal
yaitu :
a. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia. Demokrasi pada prinsip ini dianggap
sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak
memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam
pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan
antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau
hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
b. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat. Dari prinsip inilah
timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu
manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan
sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan
persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta
kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang
luas.
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yaitu :
Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Oleh
karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah asas pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kiprah
Ki Hajar Dewantara sang pelopor pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam
kegiatan pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri
handayani, asas ing ngarso sungtolodo, dan asaingmadyomangunkarso. Ketiga asas ini
saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan sistem pendidikan yang
tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan nasional daripada
kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani” dalam dunia
pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu
membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan
mendidik pesertadidik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengembangkan
segala bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan
melainkan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang
dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat,
manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
atau pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas
usia, semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik,
karena cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Tujuan dari proses belajar sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan diri, memberikan
kemampuan peserta didik untuk berbuat seperti orang lain, membebaskan dari kebodohan,
menjadi manusia yang kreatif, sensitive, dan dapat berperan aktif dalam proses pembangunan.
untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan diri, memberikan kemampuan kepada
peserta didik agar dapat berbuat seperti orang lain, menumbuhkan sikap mandiri, terampil,
terbuka terhadap perubahan kemajuan teknologi, untuk mendorong inklusi sosial dan
keperluan masyarakat, bagaimana pendidikan masyarakat dapat berkontribusi untuk
membangun masyarakat yang demokratis dan adil
Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan
kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi,
bukan menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan orang atau kelompok tertentu.
Karena itu sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing
sebagai umat manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-
masing.
Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/
tim pengajar universitas negeri medan, 2010. Filsafat pendidikan. Medan. Unimed
http://www. Wordpress.com
http://www.idonbio.com
Hill, Lilian H.2005. Community Education, Lifelong Learning, and Social Inclusion. Adult
Education Quarterly, volume 5 nomor 2, February 2005: 151-153.
Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah.Bandung: Falah Production.
http://pendidikantataniaga.blogspot.com/2011/10/normal-0-microsoftinternetexplorer4.html
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. (2005): Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tim Pengajar.2011. Diktat Filsafat Pendidikan. UNIMED : Meda