Anda di halaman 1dari 14

Asas-asas Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus


komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma
kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan
kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya
global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga
rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas,
kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting
untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal
fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.

Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill ),
yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi
pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh
siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang
akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Life
Long Learning).

Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian asas-asas pendidikan?


2. Ada berapa asas asas pendidikan?
3. Bagaimana penerapan asas-asas pendidikan?
4. Apa saja masalah yan dihadapi oleh peserta didik?

Tujuan

1. Untuk mengetahui asas-asas pendidikan dan untuk memgetahui bagaimana


penerapan asas-asas pendidikan.
2. Mengembangkan tujuan belajar menjadi learning to know, learning to do, learning
to life together, dan learning to be.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Asas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain

1. Asas pendidikan sepanjang hayat (life long education)


Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur
hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
Meliputi seluruh hidup setiap individu.
a. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan
penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
b. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment)
setiap individu.
c. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
d. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi,
termasuk yang formal, non formal dan informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan
seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak
dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar
sepanjang hayat.

2. Asas kasih sayang


Tiap waktu dan tiap kesempatan, kita selalu mulai dengan mengucapkan “atas nama
tuhan yang maha pengasih dan penyayang”, maka kasih sayang itu, harus menjadi
bagian yang melekat pada diri kita masing-masing. Atas dasar sifat ksih sayang yang
menjadi salah satu kodrat tuhan yang maha kuasa, kita berupaya menjadikan dan
menerapkan asas kasih sayang dalam pendidikan.Dalam proses dan kegiatan
pendidikan, hubungan serta suasana yang kita kembangkan, dalam konteks interaksi
edukatif. Hubungan antara pendidik dengan peserta didik, dibina dalam suasana
kasih
sayang yang terarah pada pembentukan kepribadian, dengan menanamkan nilai-
nilai yang bermakna dalam kehidupan untuk hidup nyaman, aman, damai dan
sejahtera. Suasana dan hubungan kehidupan yang lebih luas, maka kita berpegang
serta menerapkan asas-asas :
· Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
· Berbakti kepada orang tua
· Menghormati orang yang lebih tua dan orang yang dituakan
· Menghargai sesama
· Menyayangi orang yang lebih muda
Suasana dan hubungan interaksi edukatif antara pendidikan dengan peserta didik,
terjalin dalam kasih sayang, dalam mekanisme ini, pendidik berinteraksi dengan
peserta didik yang dikategorikan lebih muda yang secara kelender memang lebih
muda, dan atau karena ststus serta posisinya ditetapkan sebagai pihak yang lebih
muda. Dengan demikian, dalam proses dan kegiatan pendidikan asas kasih sayang
menjadi salah satu asas utama.

3. Asas demokrasi
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal
maupun vertikal.Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak,
tidak ada kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati
pendidikan sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-
tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara
vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai
tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi
ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam
keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di
kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu sikap demokratis
yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup
yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di
dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga
dengan pengelola pendidikan.
Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal
yaitu :
a. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia. Demokrasi pada prinsip ini dianggap
sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak
memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam
pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan
antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau
hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
b. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat. Dari prinsip inilah
timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu
manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan
sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan
persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta
kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang
luas.

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan


individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena
kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau
kebebasannya sendiri.
Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau
anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk
memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar
penyangga demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka bagi setiap warga negara
diperlukan hal-hal sebagai berikut :
a. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan (civic),
ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting;
b. suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya dengan
mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada kepentingan sendiri;

suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan


perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran masyarakat dan
pemerintah.

4. Asas keterbukaan dan transparan


Dalam praktek pendidikan tidak terlepas dari kebijakan atau pengambilan
keputusan terutama dalam lingkungan pendidikan formal disekolah, yang
dilakukakn oleh pendidik baik sebagai pribadi atau kelompok pendidik terhadap
peserta didik yang menyangkut individu atau kelompok peserta didik. Mislanya
dalam pemberian nilai mengenai hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dalan
satu bidang tertentu adalah suatu keputusan. Jaid dalam penetapan pemberian nilai
tersebut harus ada keterbukaan tentang prosedur yang digunakna pendidik dalam
menentukan nilai sehingga peserta didik benar-benar termotivasi untuk
meningkatkan usaha dan kreatifitasnya dalam belajar.
Dengan adanya keterbukaan dalam menetapkan sesuatu yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan akan mengurangi dan bila mungkin akan menimbulkan
kecurigaan dari pesertta didik atau pihak penerima keputusan.
5. Asas tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatu yang berfungsi
menerima pembebanan sebagi akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain. Tanggung
jawab berkaitan dengan kewajiban seseorang terhadap tugas atau perbuatan yang
dilakukannya. Perbuatan yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan dari
segi tujuan dan konsekuensi lain yang ditimbulkannya.
Aktivitas yang yang dilakukan dalam proses pendidikan selalu diarahkan untuk
mencapai tujuan yakni mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuia dengan kemampuan dan segala potensi yang
dimiliki. Sekecil apapun tindakan yang dilakukan pendidik dalam proses pendidikan
harus dapat dipertanggung jawabkan dari segi pencapaian tujuan.
Pengembangan dan penerapan asas tanggung jawab dalam proses pelaksanaan
kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan penetapan materi, metode,
strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, sampai pada
evaluasi, kesemuanya harus bersumber dan bermuara kepada pencapaian tujuan
pendidikan atau pembelajaran.pendidikan tanpa asas tanggungjawab, bukanlah
pendidikan dalam pengertian yang hakiki untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang memiliki sifat dan sikap bertanggungjawab pada penampilan, prilaku,
tindakan serta perbuatannya.

.7. Asas Kualitas


Asas kualitas berkaitan dengan mutu hasil pendidikan yang akan dicapai. Kualitas hasil
akan bergantung atau dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan yang mencakup materi,
metode, strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, pengelolaan, sampai
pada evaluasi hasilnya sebagaimana dijelaskan diatas. Dengan demikian asas kualitas dalam
proses dan kegiatan pendidikan, dapat dikatakan sebagai muara dari asas-asas pendidikan
sepanjang hayat, kasih sayang, demokrasi, keterbukaan dan transparansi, serta tanggungjawab.
Proses kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, haruslah berlandaskan asas kualitas dalam segala perangkat, kerja, dan kinerjanya.
Kegiatan pendidikan yang berlandaskan kualitas akan dapat melahirkan peserta didik menjadi
manusia yang berkualitas yang menyangkut jasmani, keterampilan, etos kerja, intelektual,
emosional, sosial, spiritual, dan akhlak mulia sebagai pribadi utuh, jujur, terbuka, dan
bermakna bagi hidup dan kehidupan diri sendiri dan orang lain.
Dinamika kehidupan yang telah berkembang dan berada dalam suasana global dan
perdagangan bebas, menghadapkan berbagai hambatan dan tantangan sekaligus peluang untuk
peningkatan kemampuan dan keterampilan untuk mengisi peluang pasar bebas. Daya saing
akan semakin tinggi, dan ukuran yang digunakan adalah bukan saja tergantung pada kualitas
hasil akan tetapi justru lebih diutamakan pada kualitas proses pencapaiannya. Dalam
mengantisipasi dinamika, baik yang positif menguntungkan, maupun yang negative
merugikan, bangsa Indonesia sebagai warga dunia, harus memiliki kualitas, kualitas
penguasaan IPTEK, kualitas keterampilan, kualitas etos kerja, sosial kemasyarakatan,
emosional, dan kualitas spiritual. Tanpa memiliki kualitas-kualitas seperti itu, bangsa
Indonesia akan semakin tergantung kepada bangsa lain, menjadi sapi perah bangsa lain dalam
segala aspek khidupan. Oleh karena itu, penerapan dan pengambangan asa kualitas dalam
proses pendidikan, sangat strategis untuk membiana peserta didik menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dalam segala aspek kehidupan manusia.
Untuk memperjelas keterkaitan pengembangan dan penerapan asas-asas pendidikan yang
telah dijelaskan diatas, berikut ini akan disajikan gambar dengan harapan akan dapat lebih
memperjelas asas tersebut dan kaitannya satu dengan lainnya.

2.8. Panca Darma Taman Siswa


Ki Hajar Dewantara menerapkan lima asas yang disebut panca darma taman siswa pada
perguruan yang beliau dirikan yaitu perguruan Taman Siswa.
1. Asas Kodrat Alam
Asas ini berkaitan dengan hakikat dan kedudukan manusia sebagai makhluk hidup di dunia,
agar senantiasa mengatur dan menempatkan diri dalam hubungannya yang harmonis dengan
alam dan lingkungan sekitar. Keharmonisan hubungan tersebut akan mendukung tercapainya
kesejahteraan. Sebaliknya, jika terjadi pertentangan, maka akan mengarah kepada kehancuran
harkat manusia. Kesadaran manusia akan hakikat dan dan kedudukannya di dunia ini, niscaya
akan memperkokoh pijakan bagi dirinya dalam berbuat positif demi masa depannya.
Sebaliknya, kekeliruan dalam menghadapi dunia ini, akan berujung kepada kesesatan atau
kekeliruan yang bersangkutan dalam usaha memperoleh keberhasilan hidup.
2. Asas Kemerdekaan
Inti dari pandangan ini adalah bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan bebas
merdeka, dalam arti memiliki hak asasi yang bersifat asli untuk hidup dan menyelenggarakan
kehidupannya. Tak seorangpun bisa memaksakan kehendak atau kekuasaanya terhadap orang
lain, yang berarti menodai kebebasan individu manusia di muka bumi ini. Padahal, kebebasan
dan kemerdekaan itu merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga tidaklah pantas bila ada pihak
tertentu yang ingin mencabutnya.
Asas kemerdekaan tersebut, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai
disalahgunakan semaunya. Dengan asas ini, maka tiap-tiap individu didorong untuk memiliki
sikap disiplin dan budi luhur. Dengan adanya sikap-sikap tersebut, maka akan tercipta
keteraturan, kesungguhan, dan pantang menyerah dalam menghadapi hidup. Kedisiplinan,
pada akhirnya akan menjadi salah satu pilar pendukung kemajuan hidup manusia, baik sebagai
individu maupun masyarakat.
3. Asas Kebudayaan
Salah satu cirri dari kemajuan individu atau masyarakat dapat dilihat dari corak dan mutu
kebudayaan yang berhasil diciptakan dan sekaligus merupakan bagian integral dari realitas
kehidupan individu atau masyarakat tertentu. Oleh karena itu, bagi suatu bangsa, sangat penting
sekali adanya usaha memelihara dan mengembangkan budidaya individu dan masyarakatnya.
Dengan demikian, menjadi salah satu pembentuk identitas bangsa sekaligus pembeda dengan
bangsa lain. Kebudayaan suatu bangsa juga merupakan cermin kemajuan dan keberhasilan
bangsa itu sendiri.
Menurut Ki Hajar, pelestarian dan pengembangan kebudayaan suatu bangsa tidak berarti hanya
memelihara dan melindunginya dari pengaruh luar. Tetapi yang lebih penting adalah,
membawa budaya tersebut ke suatu tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan dan
realitas perubahan zaman. Dengan demikian, asas kebudayaan dan pengembangannya ini lebih
bersifat dinamis, dan bukan suatu pertahanan yang statis sifatnya. Kebudayaan yang
selayaknya dikembangkan dan dipelihara, menurut beliau, mencakup segala hal yang berkaitan
dengan kepentingan hidup bangsa itu sendiri, lahir maupun batin.
4. Asas Kebangsaan
Sudah sedemikian lazimnya bahwa setiap bangsa di dunia ini mencintai dan memegang teguh
ikatan kenegaraan dan kebangsaannya. Hal yang demikian ini bukanlah buruk, karena di sana
terkandung realitas dan makna persatuan sebagai modal keberhasilan perjuangan bangsa.
Tanpa adanya kebanggaan akan identitas kebangsaan, jelas tidak mungkin dicapai keberhasilan
dan persatuan, bahkan sebaliknya bisa mengarah kepada pertikaian antar kelompok tertentu
atau malah kehancuran bangsa itu sendiri.
Akan tetapi, jangan sampai cinta kebangsaan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Asas
kebangsaan harus menampilkan bentuk perbuatan yang nyata, jangan sampai mengarah kepada
permusuhan terhadap bangsa lain. Pada lingkup bangsa sendiri, asas tersebut antara lain
mendorong rasa persatuan antar kelompok yang ada, juga persatuan dalam kehendak maupun
cita-cita untuk mencapai kebahagiaan hidup lahir batin bagi seluruh komponen bangsa.
5. Asas Kemanusiaan
Seluruh dharma, usaha atau pengabdian manusia di tengah perjalanan hidup ini, pada
hakikatnya adalah untuk kepentingan harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai layaknya
manusia baik secara individual maupun sosial, ia akan berupaya sekuat tenaga agar hajat dan
kebutuhan hidup manusiawinya terpenuhi secukupnya. Selama kebutuhan manusiawi tersebut
belum terpenuhi, maka perjuangan akan terus berlangsung. Padahal, kebutuhan manusiawi
jenis dan ragamnya banyak sekali, termasuk di dalamnya pemenuhan harkat kemanusiaan.
Menurut Ki Hajar, asas kemanusiaan harus ditegakkan di atas prinsip kesucian hati dan rasa
cinta kasih terhadap sesama manusia, dan di lebih dari itu juga kepada seluruh makhluk Tuhan.
Atas dasar itulah, maka jangan sampai ada pihak yang mengatasnamakan kemanusiaan tetapi
dilakukan dengan cara-cara yang menyakiti, bahkan menghancurkan hak hidup manusia lain.
Prinsip ini sedemikian penting sehingga tidak dapat terpisahkan dari kemanusiaan itu sendiri.

Dasar-dasar pendidikan mohammad sjafei


Menurut tokoh pendidikan “ruang pendidikan INS” dasar-dasar pendidikan republik
indonesia adalah mohammad sjafei. Yaitu:
a. Ke tuhanan yang maha esa
b. Ke manusia
c. Ke susilaan
d. Ke rakyatan
e. Ke bangsaan
f. Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejujuran
g. Percaya pada diri sendiri di samping tuhan
h. Berakhlak (bersusila) setinggi mngkin
i. Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa
j. Berjiwa aktif positif dan aktif negatif
k. Mempunyai daya cipta
l. Cerdas, logis dan rasional
m. Berperasaan tajam, halus dan estetif
n. Gigih atau ulet yang sehat
o. Correct atau tepat
p. Emosional atau terharu
q. Jasmani sehat dan kuat
r. Bahasa indonesia, inggris, dan arab
s. Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah
t. Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba kurang
u. Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik
v. Sebanyak mungkin waktu mengajar para guru menjadi objek dan murud menjadi
subjek. Jika hal ini tidak mungkin barulah para guru manjadi subjek dan para
murid menjadi subjek
w. Sebanyak mungkin para guru menyontohkanpelajaran-pelajarannya, tidak hanya
pandai menyuruh saja
x. Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah kesatria. Berani karena benar
y. Mempunyai jiwa konsentrasi
z. Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha

Penerapan asas-asas Pendidikan (di sekolah dan di luar sekolah)

1. Permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik


a. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan
yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan
oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
b. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri
c. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja
bidang tertentu yang diinginkannya
d. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya
e. peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang
disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri
f. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang
beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Jurnal
Pendidikan,1989)

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yaitu :

a. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami


peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke
tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal,
dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari
TK sampai perguruan tinggi
b. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga
kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat
melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan
tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri
c. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan
agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas melalui pendidikan
d. Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana
pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani

Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:

a. Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup


bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
b. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya

Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan


ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur

Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan


kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai
macam kegiatanolahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga

Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan


kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.

Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.

2. Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan


Sehubungan dengan permasalah yang dihadapi dalam penerapan asas-asas
pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas
pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
a. Meningkatkan mutu pendidikan
Dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dan sedang
mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu sarana
dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai
budaya bangsa.
b. Meningkatkan relevansi pendidikan
Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan
berbagai upaya (1) usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam, (2) usaha
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi peningkatan kualitas kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan (3) usaha pengadaan
ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling, pertemuan, dan
sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.
c. Mengembangkan komunikasi dua arah
Dalam meningkatkan umpan balik dari siswa, seorang guru harus
mengembangkan komunikasi dua arah. Siswa tidak hanya mendengarkan
namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan yang diberikan
seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terdorong untuk belajar
mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja.
d. Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan
organisator.
Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang harus
dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi terkini
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai pemberi
motivasi kepada peserta didik. Organisator yang membimbing peserta didik
menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah ada.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Oleh
karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah asas pendidikan. Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kiprah
Ki Hajar Dewantara sang pelopor pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam
kegiatan pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri
handayani, asas ing ngarso sungtolodo, dan asaingmadyomangunkarso. Ketiga asas ini
saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan sistem pendidikan yang
tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan nasional daripada
kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani” dalam dunia
pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu
membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan
mendidik pesertadidik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengembangkan
segala bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan
melainkan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.
Pendidikan sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang
dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat,
manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
atau pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas
usia, semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik,
karena cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Tujuan dari proses belajar sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan diri, memberikan
kemampuan peserta didik untuk berbuat seperti orang lain, membebaskan dari kebodohan,
menjadi manusia yang kreatif, sensitive, dan dapat berperan aktif dalam proses pembangunan.
untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan diri, memberikan kemampuan kepada
peserta didik agar dapat berbuat seperti orang lain, menumbuhkan sikap mandiri, terampil,
terbuka terhadap perubahan kemajuan teknologi, untuk mendorong inklusi sosial dan
keperluan masyarakat, bagaimana pendidikan masyarakat dapat berkontribusi untuk
membangun masyarakat yang demokratis dan adil
Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan
kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi,
bukan menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan orang atau kelompok tertentu.
Karena itu sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing
sebagai umat manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-
masing.

Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/
tim pengajar universitas negeri medan, 2010. Filsafat pendidikan. Medan. Unimed
http://www. Wordpress.com
http://www.idonbio.com
Hill, Lilian H.2005. Community Education, Lifelong Learning, and Social Inclusion. Adult
Education Quarterly, volume 5 nomor 2, February 2005: 151-153.
Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah.Bandung: Falah Production.
http://pendidikantataniaga.blogspot.com/2011/10/normal-0-microsoftinternetexplorer4.html
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. (2005): Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tim Pengajar.2011. Diktat Filsafat Pendidikan. UNIMED : Meda

Anda mungkin juga menyukai