PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH
NIM : 4181131026
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,yang
memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
mengerjakan Critical Book Report ini dengan baik. Salam semoga selalu tercurahkan Kasih
Karunia dan Berkat dari Tuhan Allah.
Critical Book Report ini membahas konsep dasar psikologi pendidikan, tugas-tugas dan teori
perkembangan, perbedaan individu, belajar dan pembelajaran, teori belajar, evaluasi hasil
belajar ,diagnostic kesulitan belajar,serta penerapannya dalam bidang pendidikan.
Kami menyadari bahwa masih adanya kekurangan dalam Penjelasan materi dalam Critical
Book Report ini, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pemakai
modul ini dengan kami harapkan. Akhirnya, semoga modul ini benar-benar dapat bermanfaat
bagi Semua Orang.
1. BUKU UTAMA
2. BUKU PEMBANDING 1
3. BUKU PEMBANDING 2
Judul : Psikologi Pendidikan
Edisi : Revisi
Pengarang : Muhibbin Syah
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 2010
ISBN : 979-692-972-6
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari
dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami
perkembangan – perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan
sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat
adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang
akan menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan
mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah
mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan
perkembangan anak didik.
Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi – generasi masa
depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan
pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui
dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Maka diperlukan
pengetahuan tentang psikologi pendidikan agar pendidik dapat mengarahkan peserta
didik sesuai dengan perkembangan kognitifnya.
Terpenuhinya tugas Critical Book Report pada mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Beranjak dari prinsip-prinsip ini dapat diambil makna bahwa dengan psikologi
pendidikan, pendidik akan memahami perannya yang sesungguhnya yaitu membuat
peserta didik mau dan tahu bagaimana cara belajar. Bukan memberi informasi
sebanyak mungkin melainkan membuat peserta didik menyukai kegiatan mencari
informasi sebanyak mungkin.
Seorang pendidik yang memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat
orang belajar. Pendidik ahli ini tampil sebagai guru yang berpengalaman, efektif
dalam menyelesaikan berbagai persoalan di kelas. Seorang pendidik ahli mengetahui
materi pelajaran yang diajarkannya, memahami strategi umu pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam semua subjek seperti: prinsip manajemen kelas, mengajar efektif
dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pendidik merupakan
prediktor yang kuat terhadap peningkatan kemampuan peserta didik dalam pelajaran
matematika dan membaca. Tujuan akhir pendidikan adalah terbentuknya karakter
(The End Of Education Is Character) yaitu mengetahui yang benar, melakukan
dengan tepat dan bertindak mulia. Dengand emikian pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang dapat membangun karakter. Santrok (2007) mengemukakan
bahwa untuk menjadi pendidik yang efektif diperlukan beberapa hal:
1. Pengajaran yang efektif mensyaratkan agar pendidik menguasai utuh ilmu yang
diajarkannya.
2. Memperluas perspektif.
3. Pendidik perlu meningkatkan diri secara terus-menerus.
Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat
dan bermakna besar. Keberhasila pendidikan ditandai dengan kualitas manusia yang
terdidik yaitu tidak hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak mulia. Belajar
adalah inti pendidikan, seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik jika
menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, punya
keahliand alam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manejemen kelas,
motivasi, komunikasi, bekerja. Meningkat diri dengan menggunakan riset yang
dilakukans endiri ataupun yang dilakukan oleh orang lain.
BAB 3 BELAJAR
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan tingkah
laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru. Proses belajar berlangsung
secara internal, proses ini diibaratkan seperti menyeberangi jurang dari tebings atu ke
tebing yang lainnya. Seseorang yang belajar berarti sedang membangun jembatan. Selama
proses tersebut berlangsung, berbagai persoalan yang dapat menghambat pekerjaan
tersebut. Namun dengan usaha dan tekad untuk menyelesaikan pekerjaan, pada akhirnya
jembatan dapat diselesaikan. Peserta didik dapat diberikan reinforcemen untuk
memperkuat perubahan perilaku atau keterampilan tersebut. Pembelajaran dimulai
dengan model kognitif jika ingin membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap
suatu konsep.
1) BELAJAR VS KEMATANGAN
Berbagai perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya. Namun
tidak semua perubahan ini disebabkan proses belajar, melainkan ada juga
yangcdisebabkanckematanganc(naturation). Proses belajar akan memberikan hasil
yang optimum jika berlangsung d alma kondisi kematangan tertentu.
2) OTAK BELAJAR
Kendali seluruh saraf yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh karena itu
dalam belajar, otak adalah penentunya. Selain itu, belajar juga berarti
mengembangkan otak. Fakta lain tentang otak adalah otak terdiri dari otak kiri dan
otak kanan.
Optimisme akan timbul bila mereka dapat menguasai masalah dan juga bila mereka
merasa diterima dan dicintai. Seiring dengan ini akan berkembang interkoneksi
dengan orang lain di otak. Konsentrasi dalam belajar juga ditentukan kedua belahan
otak ini, seseorang yang mampu mengendalikan berfungsinya kedua belahan otak kiri
dan kanan dapat lebih mampu untuk berkonsentrasi. Beberapa teknik dapat dilatih
untuk mengaktifkan fungsi belahan otak kiri dan kanan agar dapat berkonsentrasi
dengan baik. Satu diantaranya adalah dengan melakukan visualisasi kreatif. Berikut
latihan atau prosedur visualisasi kreatif:
a. Duduk tegak di kursi dan bahu lurus.
b. Tangan di atas paha kiri dan kanan di samping paha kiri dan kanan.
c. Kaki sejajar tidak bersilang di atas lantai.
d. Gunakan music instrumentalia yang lembut.
e. Pejamkan mata.
f. Tarik nafas dari hidung dan hembuskan melalui mulut (3x).
g. Mulai membacakan teks dengan irama dan perlahan.
d. Perkembangan Diri
Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam
situasi. Pada diri remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada
saat mempertanyakan hasil kerjanya. Satu konsep, yang erat hubungannya dengan
konsep diri adalah penghargaan diri (self esteem). Yaitu; pandangan keseluruhan
individu tentang dirinya. Penghargaan diri ini sering disebut juga sebagai martabat
diri (self worth) atau gambaran diri (self image).
e. Perkembangan Moral
Damon 1995 mengemukakan bahwa perkembangan moral yang paling awal yang
berlangsung didalam kelas-kelas sekolah adalah moral untuk berbagi dalam
menggunakan bahan-bahan ataupun perlengkapan sekolah secara bersama-
sama(distributive justice). Perkembanga moral menurut Lawrence Kohlberg
berlangsung dalam tahapan sebagai berikut:
- Preconvential Reasoning: Penalaran moral dikontrol oleh hukuman dan
ganjaran eksternal.
- Conventional Reasoning: Pada tahap ini, internalisasi masih setengah-
setengah.
- Postconventional Reasoning: Pada tahapan ini moralitas sepenuhnya
diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar eksternal.
Satu bentuk positif perkembangan moral adalah prososial. Beberapas trategi yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan prososisal siswa adalah:
Menghargai dan menekankan tugas untuk membantu orang lain.
Menjadi contoh keteladanan tentang perilaku prososial.
Memberi label dan mengidentifikasi perilaku sosial dan antisosial.
Mengungkapkan kepada siswa niat positif kepada tindakan positif.
Misalnya “kamu mau berbagi karena kamu suka menolong orang lain”.
Memberi perhatian dan dorongan perilaku secara sosial secara positif tetapi
jangan terlalu banyak menggunakan ganjaran eksternal.
Membantu anak untuk mengambil sikap dan memahami perasaan orang
lain.
Menggunakan strategi disiplin yang positif.
Memimpin diskusi tentang interaksi prososial.
Mengembangkan proyek atau kegiatan kelas dan sekolah untuk
meningkatkan altruisme.
BAB 4
KARAKTERISTIK BELAJAR
Prinsip pendidikan yang menekankan bahwa semua berhak mendapat pelayanan yang
bermutu dan tidak boleh tertinggal dari lainnya menjadi alasan kuat mengapa perbedaan
individu perlu diperhatikan did alam pendidikan. Tidak hanya berbeda dari segi penampilan
fisik, tetapi juga dari dimensi lainnya, seperti intelegensi, bakat, minat, gaya belajar, dan gaya
berpikir, latar belakang keluarga. Pemahaman tentang perbedaan ini akan memberi
kesempatan pada guru untuk mendisain suasana dan proses pembelajaran yang
mengakomodasi perbedaan tersebut.
Karakteristik adalah ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang
pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka
seperti kemampuan umum, ciri fisik seperti emosional yang berpengaruh terhadap
keefektifan pembelajaran. Karakteristik ini perlu dipahami guru untuk mengetahui perbedaan
dan kebutuhan belajarnya agar guru dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Beberapa
karakteristik yang perlu dipahami guru:
1. Intelegensi
Geoge D. Stoddart menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk
memahami masalah-masalah yang bercirikan:
- Mengandung kesukaran.
- Kompleks, yaitu mengandung bermacam jenis tugas yang harus diatasi dengan
baik.
- Abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan
interpretasi.
- Ekonomis, yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang
efisien dari segi penggunaan waktu.
- Diarahkan pada satu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud.
- Mempunyai nilai sosial yaitu cara dan hasil pemecahan masalah yang dapat
diterima oleh nilai dan norma sosial.
- Berasal dari sumbernya yaitu pola fikir yang membangkitkan kreativitas.
Dari berbagai definisi tentang intelegensi dapat diambil suatu pemahaman
yang sama bahwa intelegensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan
jernih, pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil
keputusan dengan tepat, kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal.
2. Gaya Belajar
Dalam konteks belajar , setiap orang memiliki kecenderungan untuk lebih sensitif
pada salah satu indranya. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi 2 elemen yang
mempengaruhinya. Pertama adalah gaya belajar independen dan kedua gaya belajar
tergantung. Gaya independen membutuhkan suasana yang terang dan tidak mau
diganggu suara sedikitpun sedangkan gaya tergantung perlu ditemani radio atau lagu-
lagu ketika belajar.
3. Gaya Berpikir
Gaya berpikir dapat digolongkan atas gaya impulsif, refletif, mendalam dan dangkal.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan guru dalam menghadapi peserta didik yang
impulsif:
- Pantau peserta didik di kelas.
- Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berfikir
sebelum memberi jawaban.
- Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat membahasnya.
- Jadilah guru bergaya reflektif.
- Bantu peserta didik untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
- Hargai peserta didik yang impulsif bersedia meluangkan lebih banyak waktu
untuk berfikir.
- Bimbing peserta didik untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi
impulsifitasnya.
-
4. Gaya Perilaku (Tempramen)
Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi
tanggapan. Berdassarkan gaya perilaku ini, individu dapat dikategorikan atas:
- Gaya perilaku yang mudah
Pada umumnya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas dan
mudah beradaptasi dengan pengalaman baru.
BAB 5
PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR
Belajar adalah proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu
yang baru. Secara konsep, belajar diartikan sesuai dengan pendekatannya. Beberapa
pendekatan belajar menurut para ahli:
1. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relatif
permanen di dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu. Definisi ini
menenekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat diobservasi dan diukur.
2. Pendekatan Kognitif
Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu
untuk mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat mental
yang dimiliki.
3. Teknik Belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif,
beberapa bentuk belajar yang diterapkan:
- Sikap Mental
- Rencana Belajar
- Berkonsentrasi; a. Senam Otak, b. Relaksasi.
- Mengikuti Pelajaran
- Tujuan Belajar
- Teknik Mengingat
Sebagai implikasi dari pendekatan belajar behavior dan kognitif maka dalam belajar
dapat digunakan teknik-teknik mempersiapkan diri dalam belajar maupun dalam mendukung
proses belajar.
BAB 6
MODEL PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. Beberapa metode pembelajaran yang digunakan antara lain adalah:
- Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi
- Simulasi
- Laboratorium
- Pengalaman Lapangan
- Brainstorming
- Debat
- Simposium.
Pengajaran langsung dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan dan praktik serta
kerja kelompok. Pada pengajaran langsung ini dapat dilakukan belajar dengan pemodelan
tingkah laku. Elemen penting yang perlu diperhatikan disini adalah perhatian, mengulang,
mengolah dan motivasi.
1. Atensi
Guru memberikan contoh kegiatan dengan mendemonstrasikan did epan siswa.
2. Retensi
Guru menjelaskan strukur langkah-langkah dan menunjukkannya pada siswa.
3. Produksi
Siswa mendemonstrasikan langkah-langkah dan kemudian mendiskusikan
hasilnya dengan guru.
4. Motivasi
Presentasi hasil simulasi dan mendiskusikan hasilnya.
BAB 7
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar ialah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar.
Wloodkowski (2007) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan
perilaku siswa dalam belajar. Kebutuhan belajar terjadi bila individu merasakan
ketidakseimbangan antara yang dimiliki dan yang diharapkan, dorongan berorientasi dalam
tujuan belajar. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Motivasi belajar
di sekolah dipengaruhi oleh rekayasa pedagogis guru di sekolah. Dimyati (2002)
menggambarkan hal ini dalam bagan sebagai berikut;
1. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogis.
2. Siswa adalah pebelajar yang memiliki kepentingan dalam menghayati proses
belajar.
Pada proses belajar dan pembelajaran disekolah, menurut Prayitno (2002) dapat
diamati beberapa karakteristik siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
Diantaraya:
1. Duduk di kursi dengan badan agak condong.
2. Mengacungkan tangan dengan spontan bila ingin bertanya dan memberikan
respons.
3. Secara umum menyukai sekolah, guru, dan teman-teman.
4. Sering merasa tertantang dengan tugas-tugas belajar.
5. Tekun, serius dan sabar terhadap pelajaran.
6. Secara umum dengan senang hati menjalani tugasnya.
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja, belajar memberikan
perubahan mental pada siswa. Bagi siswa motivasi belajar itu penting sebagai upaya untuk
memberikan kesadaran diri tentang kedudukannya pada awal kegiatan belajar. Motivasi
belajar juga penting diketahui guru, pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar
pada siswa bermanfaat bagi guru terutama dalam membangkitkan dan memeliharas emangat
siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang mengalami
perkembangan, dipengaruhi kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Unsur-
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran serta upaya guru dalam membelajarkan siswa;
Cita-cita atau aspirasi siswa untuk menjadi seseorang.
Mempengaruhi motivasi belajar dengan kemampuan siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmaniah dan rohani.
Kondisi lingkungan siswa seperti keadaan alam, tempat tinggal, dsbg.
Guru perlu memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
Penting untuk diperhatikan agar pemberian reinforcement tidak membuat siswa tergantung,
akan tetapi justru menumbuhkan motivasi internal di dalam diri siswa untuk mencapai hasil
belajar yang baik.
BAB 8
DISAIN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan strategi sistematik dan tertata
untuk melaksanakan pembelajaran. Prosedur penyusunan rencana pembelajaran diawali
dengan aktivitas menetapkan sasaran perilaku, menganalisis tugas dan menyusun taksonomi
instruksional.
Pada pendekatan berpusat pada guru, pembelajaran di disain dalam pengajaran secara
langsung guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatan ini terstruktur, dikendalikan dan
dikontrol guru. Pendekatan berpusat pada guru ini dilakukan dalam aktivitas seperti;
- Orientasi materi baru,
- Advanced organizer,
- Pengajaran, penjelasan, demonstrasi
- Bertanya dan diskusi,
- Mastery learning,
- Pekerjaan rumah.
Penggunaan pertanyaan secara efektif dalam pendekatan ini dilakukan dengan;
1. Mengajukan pertanyaan berbasis fakta.
2. Menghindari pertanyaan yaa-tidak.
3. Menyediakan waktu untuk siswa dalam menemukan jawaban.
4. Mengajukan pertanyaan dengan jelas, ada tujuan,s ingkat.
5. Mendorong siswa mengajukan pertanyaan.
Selain pendekatan berpusat pada guru, ada juga pendekatan berpusat pada siswa.
Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Prinsip penting
yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini yaitu:
1. Faktor Kognitif dan Metakognitif
2. Strategi Instruksional
BAB 9
PENILAIAN
Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan informasi dalam rangka penentuan
nilai kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkans uatu kriteria
tertentu. Di samping evaluasi dikenal dengan juga assesmen yang disebut juga dengan
penilaian, assesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang memungkinkan guru
dapat mendeskripsi pengembangan atau hasil belajar yang dicapai siswa. Tes merupakan
instrumen yang digunakan dalam melakukan evaluasi. Pengukuran juga digunakan dalam
dalam rangka pengumpulan data untuk melakukane valuasi atau assesmen.
Portofolio penilaian merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh
informasi perkembangan kemajuan belajar peserta didik dalam rentang waktu yang
ditentukan. Penggunaan portofoloio sebagai penilaian pembelajaran dilakukan dengan
langkah:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penilaian
Portofolio penilaian dikembangkan melalui tahapan;
1. Merumuskan tujuan
2. Menentukan format
3. Memilih sistem penyimpanan
4. Mengidentifikasi komponen portofolio
5. Mengumpul dan menyusun karya
B. BUKU PEMBANDING 1
BAB 1
Definisi Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
A.Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa
inggris psycology. kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber dari kata
greek (yunani), yaitu satu) psyche yang berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. jadi,
secaraharfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada
prinsipnyasaling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan)
mengenai“ruh”. Kedua ,psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”.
ketiga, psikologi adalahilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai
ilmupengetahuan mengenai perilaku manusiadan hewan, juga penyelidikan terhadap
organismedalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam
sekitar danperistiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos”
yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya
ilmuyang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya, atau disebut denganilmu jiwa.
B. Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
1.Objek Kajian Psikologi
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau
suatuunsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek
materialmencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide).
Objeknyayaitu manusia.
b. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
seorangpeneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain(psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain).
2.Objek KajianPsikologi Pendidikan
Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik
tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan,perbedaan
individual peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah laku peserta didik,pengukuran
proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi danminat, serta
disiplin lain yang relean.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi
tigamacam:
1. Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri
khasperilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
2. Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan per buatan dan peristiwa yang
terjadi dalamkegiatan belajar peserta didik;
3. Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat
fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
BAB 3
Tugas Perkembangan dan Teori Perkembangan
A.Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu
dalamrentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
membawakebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikut; sementara apabila
gagal,maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan,menimbulkan penolakkan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam
menuntaskan tugas-tugas berikutnya (Robert Havighurst, 1961).
Hurlock (1981)menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social
expectations.Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai
keterampilantertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi
berbagai usiasepanjang rentang kehidupan.
B.Sumber Faktor-Faktor Perkembangan
1. Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki;
(b)belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang bebeda pada masa
remajakarena kematangan organ-organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar membaca; (b)
belajarmenulis; (c) belajar berhitung; (d) belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya(a) memilih pekerjaan;
(b) memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma-norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT;
(b)barbuat baik kepada sesama manusia.
C.Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan
1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi Dan Kanak-Kanak(0,0-6,0)
2. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Sekolah(6,0-12,0)
3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja(12,0-18,0)
4. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa
D.Teori Perkembangan
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
sekitarnya.Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti
mainan,perabot,dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman.
Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan
untuk beradaptasidengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu,
Piaget mengamatibayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat
penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang
signifikansinya pada perkembangan selanjutnya. Jean Piaget menyelidiki mengapadan
bagaimana kemampuan mental berubah lama-kelamaan.
TeoriPerkembangan kognitif Vygotsky
Karya Vygotsky didasarkan pada dua gagasan utama. Pertama, dia berpendapat
bahwaperkembangan intelektual dapat dipahami hanya dari sudut konteks historis dan budaya
yangdialami anak-anak. Kedua, dia percaya bahwa perkembanagn bergantung pada system
tanda ang ada bersama masing-masing orang ketika mereka tumbuh. Symbol-simbol
yangdiciptakan budaya untuk membantu berpikir, berkomunikasi, dan memecahkan
masalah,misalnya bahasa, system menulis, atau system budaya.
Berbeda dari Piaget, Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognisi sangat
terkaitdengan masakan dari orang-orang lain. Teori Vygotsky mengatakan bahwa
pembelajaranmendahului perkembangan. Bagi Vygotsky, pembelajaran melibatkan perolehan
tanda-tandamelalui pengajaran dan informasi dari orang lain. Perkembangan melibatkan
internalisasianak terhadap tanda-tanda ini sehingga sanggup berpikir dan memecahkan
masalah tanpabantuan orang lain, kemampuan ini disebut pengaturan diri (self regulation )
BAB 4
Konsep Dasar Perbedaan Individu dan Area Perbedaan Individu
A.Pengertian Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang .
Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek
formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusiasebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal
adanyamanusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau
homofaber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual
yangberarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk
suatulingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi
yangdimilikinya dan akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan
dalamkebiasaan dan sikap-sikapnya.
B. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dankarakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakankarakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologismaupun faktor sosial psikologis. Kepribadian,prilaku apa yang diperkuat, dipikirkan,
dandirasakan oleh seseorang (individu) merupakan ha sil diri perpduan antara factor
biologissebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.
C.Perbedaan individu
Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu:
1.Semua diri manusiamempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya.
2.Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusiasecara
biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.Perbedaan-
perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan
kualitatif.Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah
perbedaandalam:
1. Kecerdasan
2. kecakapan;
3. hasil belajar;
4. bakat;
5. sikap;
6. kebiasaan;
7. pengetahuan;
8. kepribadian;
9. cita-cita;
10. kebutuhan;
11. minat;
12. pola-pola dan tempo perkembangan;
13. ciri-ciri jasmaniah;
14. latar belakang lingkungan.
D.Perkembangan Individu
Perkembangan dapat diartikansebagai perubahan yang sistematis, progresif
danberkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau
dapat diartikanpula sebagai perubahan perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan ataukematangannya.
1.SistematisSistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat
salingkebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian
lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2.BerkesinambunganBerkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau
fungsi organisme ituberlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk
dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan
sebelumnya yaitu kemampuandudukdan merangkak.
E.Area Perbedaan Individu
1.Perbedaan Kognitif Kemampuan kognitif
2.Perbedaan Kecakapan Berbahasa
3.Perbedaan Kecakapan Motorik
4.Perbedaan Latar Belakang
5.Perbedaan Bakat
6.Perbedaan Kesiapan Belajar
7.Perbedaan Tingkat Pencapaian
8.Perbedaaan Lingkungan Keluarga
9.Latar Belakang Budaya dan Etnis
10.Faktor Pendidikan
BAB 5
Aplikasi Keragaman Individu dalam pendidikan
A.Indikator Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan cara yang ditunjukkan seseorang untuk menyerap, mengatur,
danmengelola informasi dengan mudah dalam proses penerimaan dan berpikir dalam
menghadapi proses belajar mengajar agar tercapai hasil yang maksimal.
1. Visual:Saya suka mencatatat matematika dengan rapi dan teratur.
2. Auditorial:Saya lebih mudah menerima materi matematika yang disampaikan dengan
cara diskusi.
3. Kinestetik:Saya tidak suka menggaris bawahi hal-hal penting pada buku matematika.
4. Pilihan:Selalu, sering, jarang, tidak pernah.
BAB 6
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
A.Pengertian Belajar
1.Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia: Belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
2.Pengertian belajar menurut beberapa ahli:
a. James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999)Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihanatau pengalaman.
b. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksiaktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalampengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
c. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)Belajar
adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagaihasil
dari pengalaman.
d. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri,Psikologi Belajar; Rineka Cipta;1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melaluipraktek
atau latihan.
Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku,yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu
yangbersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadaribahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya
semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum
dia mengikutisuatu proses belajar.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
hidupindividu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun
masamendatang
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukanperubahan.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan jangka pendek, jangkamenengah maupun jangka panjang.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata,
tetapitermasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya
Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajaryang dikenal sebagai empat pilardalam
kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1.Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana
belajar,dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan
siapa yangbelajar.
2.Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang
mampumempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal
inimenekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan
duniakerja.
3.Learning to livetogether. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar
mampuhidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan
mampuberinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4.Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara
maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan
diri.Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan
dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi
secarautuh.
C.Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar,mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru
atau tanpakegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi
segala halyang guru lakukan di dalam kelas.
1.Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia:Pembelajaran adalah proses,
cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
2.Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli:
a.Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja
melibatkandan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuankurikulum.
b.Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini
adalahsuatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhidan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
c.Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran
adalahproses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatulingkungan belajar.
D.Ciri-Ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1.merupakan upaya sadar dan disengaja
2.pembelajaranharus membuat siswa belajar
3.tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4.pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya
BAB 7
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Belajar
A.Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan
dapatmempengaruhi terhadap belajarnya. Karena karakteristik setiap orang berbeda satu
samalain sehingga merespon faktor yang ada di luar (lingkungan) dengan cara berbeda
pula.Perbedaan cara merespon lingkungan inilah yang menghasilkan hasil belajar yang
berbeda.
Faktor internal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor fisiologis, faktor kelelahan danfaktor
psikologi:
1. Faktor Fisiologis,
Faktor Fisiologis meliputi keadaan jasmani yang sehat atau cacat yang akan
memengaruhi cara merespon seseorang terhadap lingkungannya.Sehat berarti dalam
keadaan baik pada tubuhnya dan bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang akan
memegaruhi hasil belajarnya.
2. Faktor Kelelahan
,Kelelahan seseorang dapat dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan
kelelahanrohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan timbulnya rasa ingin
membaringkan tubuh,lemah lunglai, pucat.Kelelahan rohani terlihat dengan adanya
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
3. Faktor Psikologi
Faktor psikologis merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi belajar
antara lainmeliputi: faktor inteligensi, perhatian, minat, bakat, emosi dan daya nalar.
B.Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor Internal, faktor-faktor eksternal jugadapat
memengaruhi proses belajar siswa.
1.Lingkungan Keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanyadapat memberi
dampakterhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggotakeluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswamelakukan aktivitas belajar dengan
baik.
2.Lingkungan Sekolah
Lingkungan iniseperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapatmemengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antaraketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakatyang dimiliki oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
3.Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akanmemengaruhi belajarsiswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar jugadapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketikamemerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulanbelum dimilikinya.
BAB 8
Teori Teori Belajar dan Aplikasinya dalam Pendidikan
A.Teori belajar behavioristik
Merupakan teori belajar tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena
pengalaman yang dialami peserta didik. Teori ini memandang orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang
berupastimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
B.Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan
teoridan praktek pendidikkan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajarsebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena
dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang
bila dikenai hukuman hukuman.
C.Teori kognitif
Berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, lebih dari itu belajar dianggap melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses internal mental
manusia. Teoriini berpendapat bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman dan
bukan sekedar perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Tingkah laku manusia yang
tidak tampak, tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti
:motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.
D. Teori belajar konstruktivistik
Secara konseptual memandang proses belajar sebagai pemberian makna oleh siswa
kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada
pemutahkiran struktur kognitifnya. Asimilasi merupakan proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah
ada dalam pikirannya.
E. Aplikasi Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran
Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam proses belajar pembelajaran dapat
menggunakan beberapa metode belajar, seperti penjelasan/ceramah, tanya
jawab, diskusi,penugasan, bermain peran. Pada teknik penjelasan/ceramah, guru menjelaskan
tentang suatu materi pelajaran kepada siswa agar siswa mengetahui apa yang akan
dipelajarinya. Pada teknik Tanya jawab, sebelum kegiatan inti dalam suatu pembelajaran
berlangsung, guru dansiswa dapat melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi yang akan diajarkan.
BAB 9
Konsep Evalusi Hasil Belajar
A.Definisi Evaluasi
Evaluasi menurut Arikunto (2000) adalah suatu kegiatan pengumpulan data secara
sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusandalam usaha
menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada.
Sedangkan menurut Zainul dan Nasution(2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadapkualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan,memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-
tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI,1996:272).
Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar
pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yangbersinonim dengan
penilaian tidak sama konsepnyadengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering
didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan.Dikatakannya bahwa penilaian
berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek
kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrument penilaian.
B.Tujuan Evaluasi
Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahanketerangan
yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang
dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti prosespembelajaran dalam jangka
waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas darimetode-metode pembelajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaranselama jangka waktu tertentu.
Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta
didik dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan faktorpenyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti programpendidikan
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya
BAB 10
Diagnostik Kesulitan Belajar
A.Pengertian Diagnosis
Diagnosis, merupakan istilah teknis yang kita adopsi dari
bidang medis.MenurutThorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat
diartikan sebagai:
1.Upaya atau proses menemukan kelemahan ataupenyakit (weakness, disease) apa
yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai
gejala-gejalanya (symptons);
2.Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukankarakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3.Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-
gejala atau fakta tentang suatu hal.
B.Pengertian Kesulitan Belajar
Pada umumnya, “kesulitan belajar” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan,
sehinggamemerlukan usaha yang lebih keras untuk dapat mengatasinya. Prayitno, dalam
buku BahanPelatihan Bimbingan dan Konseling (Dari “Pola Tidak Jelas ke Pola Tujuh
Belas”) Materi Layanan Pembelajaran , Depdikbud (1995/1996:12) menjelaskan: Kesulitan
belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam prosesbelajarmengajar yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untukmencapai hasilbelajar yang optimal.
Hambatan-hambatan tersebut mungkindirasakan atau mungkin tidak dirasakan oleh siswa
yang bersangkutan. Jenishambatanini dapat bersifat psikologis,sosiologis dan fisiologis dalam
keseluruhan proses belajar mengajar.
C.Definisi Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah prosesmenentukan masalah
atau ketidakmampuanpeserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang
penyebabnya dan atau dengan caramenganalisis gejala gejala kesulitan atau hambatan
belajar yang tampak sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan
serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.Kesulitan belajar dapat dibedakan
menjadi kesulitanringan,sedang dan berat:
1.Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang
perhatian disaat mengikutipembelajaran.
2.Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan
belajaryang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan
tempattinggal, pergaulan, dsb.
3.Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada
dirimereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.
C. BUKU PEMBANDING 2
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah:”usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya
pendidikan profesional yakni guru di sekolahsekolah dasar dan menengah, serta dosen di
perguruan-perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU
Sisdiknas tersebut.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan
aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai
dengan tuntunan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
BAB 2
PSIKOLOGI PENDIDIKAN, DAN PENGAJARAN
1. DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa
inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa
Greek (Yunani), yaitu: 1) psyche yang berate jiwa; 2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara
harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa. Karena beberapa alasan tertentu (seperti
timbulnya konotasi/arti lain yang menganggap psikologi sebagai ilmu yang menyelidiki
jiwa), sekurang-kurangnya selama dasawarsa terakhir ini menuntut hemat penyusun istilah
ilmu jiwa itu sudah sangat jarang dipakai orang. Kini berbagai kalangan professional baik
yang berkecimpung dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia-dunia profesi laiinyayang
menggunakan layanan “ jasa kejiwaan” itu lebih terbiasa menyebut psikologi daripada ilmu
jiwa.
Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bemacammacam definisi
psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti:
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mind)
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the sience of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior )
dan lain_lain definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang
mendefinisikannya.
2. DEFINISI PENDIDIKAN
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehinnga
menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan member latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengeni akhlakdan
kecerdasan pikiran (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991: 232). Selanjutnya, pengertian
“pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatian.
Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik)
artinya member peningkatan (to elicit, to give rise to) , dan mengembangkan (to evolve, to
develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau
proses perbuatan untuk memroleh pengertahuan (McLeod, 1989).
BAB 3
PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PROSES BELAJAR
1. DEVINISI PERKEMBANGAN
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa
perkembangan selama hidupnya. Secara singka, perkembangan (development) adalah proses
atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju.pertumbuhan sendiri (growth) berarti
tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran dan arti pentingnya. Pertumbuhan
juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a stange of development (McLeod,1989).
2.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adalah perhatian kusus
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1)proses pematangan,khususnya pematangan fungsi kognitif;
2) Proses belajar;
3) pembawaan atau bakat.
Adapun mengenai factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siwa.
A. Aliran Nativisme
B. Aliran Empirisisme
C. Aliran Konvergensi
BAB 4
BELAJAR
BAB 5
CIRI, PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN FAKTOR YANG
MEMENGARUHI BALAJAR.
C. JENIS-JENIS BELAJAR
1. Belajar abstrak 2. Belajar keterampilan 3. Belajar sosial 4. Belajar pemecahan masalah 5.
Belajar rasional 6. Belajar kebiasaan 7. Belajar apresiasi 8. Belajar pengetahuan
BAB: 6
PRESTASI KEJENUHAN, TRANSFER, DAN KESULITAN BELAJAR
1. DEFINISI EVALUASI
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assement yang
menuntut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggabarkan prestasi ang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Assement menurut petty (2004), mengukur keluasan dan kedalaman belajar,
sedangkan evaluasi merupakan proses penyusunan dan pengukuran hasi belajar yang pada
dasarnya merupakan proses penyusuna deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
3.RAGAM EVALUASI
A. Pre-test dan Post-test B. Evaluasi Prasyarat C. Ealuasi Diagnostic D. Evaluasi
Formatif E. Evaluasi Sumatif F. UAN/UN
BAB: 7
MENGAJAR
BAB: 8
GURU DAN PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR
A. GURU
3.1 Kelebihan
Buku utama memiliki bahan pokok yang sesuai materi yaitu Psikologi Pendidikan dan
menghubungkannya bagi para peserta didik. Yang dimaksud disini adalah bagaimana
peran para teori, atau peran penting psikologi pendidikan bagi peserta didik. Buku
pembanding 1 lebih dalam mencantumkan pendapat para ahli.
3.2 Kelemahan
Kelemahan pada buku utama adalah bab yang rancu, maksudnya bila ada pembaca
yang ingin mencari materi akan sulit melihat bab-nya secara langsung. Sedangkan buku
pembanding, buku ini terlalu monoton ,tidak ada daya Tarik yang dapat membuat
pembaca merasa nyaman saat melihatnya. Buku pembanding 2 lebih sedikit dalam
penjelasan dibandingkan Buku Utama
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada dasarnya peran psikologi pendidikan sangat diperlukan untuk mengarahkan
peserta didik untuk mendidiknya. Para pendidik khususnya para guru diharapkan menguasai
materi psikologi pendidikan, karena jika tidak menguasainya maka guru tidak bisa melalui
proses belajar-mengajar di kelas. Kedua buku memiliki pedoman mengenai psikologi yang
sebenarnya isinya hampir sama melainkan penyajiannya yang berbeda.
Saran
Buku ini seharusnya dilengkapi gambar yang membuat pembaca tertarik serta segi
bahasanya diharapkan memilih kalimat yang mudah dipahami si pembaca. Disarankan untuk
membaca buku utama, karena buku utama lebih mudah dipahami dan tidak bertele-tele.
DAFTAR PUSTAKA