Anda di halaman 1dari 44

CRITICAL BOOK REPORT

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Anita Yus, M.Pd.

DISUSUN OLEH

NAMA : YULIA SAHANA SAMOSIR

NIM : 4181131026

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,yang
memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
mengerjakan Critical Book Report ini dengan baik.  Salam semoga selalu tercurahkan Kasih
Karunia dan Berkat dari Tuhan Allah.

Critical Book Report ini membahas konsep dasar psikologi pendidikan, tugas-tugas dan teori
perkembangan, perbedaan individu, belajar dan pembelajaran, teori belajar, evaluasi hasil
belajar ,diagnostic kesulitan belajar,serta penerapannya dalam bidang pendidikan.

Kami menyadari bahwa masih adanya kekurangan dalam Penjelasan materi dalam Critical
Book Report ini, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pemakai
modul ini dengan kami harapkan. Akhirnya, semoga modul ini benar-benar dapat bermanfaat
bagi Semua Orang.

Medan, 9 Maret 2020

Yulia Sahana Samosir


4193131048
IDENTITAS BUKU

1. BUKU UTAMA

 Judul Buku : Psikologi Pendidikan


 Pengarang : Prof.Dr.Sri Milfayetty,S.Psi.,MS.Kons , Dr.Anita Yus.,
M.Pd , Dra. Nuraini, S.Psi., MS , Dra. Rahmulyani M.Pd., Kons dan Drs.
Edison Hutasuhut M.Pd
 Penerbit : UNIMED PRESS
 Tahun Terbit : 2019
 Kota Terbit : Medan
 ISBN : 978-602-8207-18-8
 Tebal Buku : 204 Halaman

2. BUKU PEMBANDING 1

 Judul Buku : Psikologi pendidikan


 Pengarang : Juitaning Mustika
 Penerbit : Kumala Lamppung Metro
 Tahun Terbit : 2016
 Kota Terbit : Lampung
 Tebal Buku : 125 Halaman

3. BUKU PEMBANDING 2
 Judul : Psikologi Pendidikan
 Edisi : Revisi
 Pengarang : Muhibbin Syah
 Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
 Kota terbit : Bandung
 Tahun terbit : 2010
 ISBN : 979-692-972-6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari
dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami
perkembangan – perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan
sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini akan berakibat
adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang
akan menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan
mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita akan mudah
mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan
perkembangan anak didik.
Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi – generasi masa
depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan
pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui
dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Maka diperlukan
pengetahuan tentang psikologi pendidikan agar pendidik dapat mengarahkan peserta
didik sesuai dengan perkembangan kognitifnya.

1.2 Tujuan Critical Book Report:

Mahasiswa diharapkanmemahami dan mampu menjelaskantentang definisi psikologi


pendidikan, objek, metode danmanfaat psikologi pendidikan

1.3 Manfaat Critical Book Report:

 Terpenuhinya tugas Critical Book Report pada mata kuliah Psikologi Pendidikan.

 Untuk memahami tentang materi Psikologi Pendidikan dalam pemberian pelajaran


pada peserta didik.

 Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana hubungan Psikologi Pendidikan


dengan pendidikan di sekolah.

 Menambah wawasan tentang Psikologi Pendidikan.


BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Isi Buku Utama 1


BAB 1 PENDAHULUAN
Generasi saat ini adalah generasi yang telah bergeser dari generasi X (1960-
1980) dan generasi Y (1980-2000) ke generasi C atau Gen-C mulai tahun 2000 hingga
sekarang. Perubahan generasi ini memaksa pendidikan untuk memahami dengan
terbuka potensi keunikan generasi C ini. Para pendidik perlu menerapkan
kepemimpinan transparan, tidak anti kritik dan membangun hubungan yang setara.
Mereka perlu menyeimbangkan antara komunitas online dengan offline sehingga
mereka dapat menyambungkan realitas dan problematika sosial dunia nyata dengan
kemahiran mereka mengkomunikasikan masalah.

BAB 2 PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata psikologi dan pendidikan. Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan
pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara
menanamkannya. Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan
belajar sesuai dengan tingkat usia. Hal ini dilakukan supaya sesuai dengan taraf
perkembangan kognitif.
Pendidikan pada hakikatnya adalah pemolaan pengaruh terhadap peserta didik.
Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak sistematis. Agar pemolaan
ini efektif maka pendidik memiliki kecakapan dalam psikologi pendidikan. Oleh
karena itu dalam psikologi pendidikan, pendidik akan efektif melaksanakan
pembelajaran jika jika berpedoman juga pada prinsip:
1. Memberi perhatian pada “bagaimana cara belajar”.
2. Mengajari peserta didik untuk mendapatkan pemahaman dengan cara membaca.
3. Melibatkan peserta didik dalam proses belajar.
4. Peserta didik perlu dilatih untuk mau berpikir sendiri.
5. Pendidik punya potensi untuk menjadi guru yang hebat.

Beranjak dari prinsip-prinsip ini dapat diambil makna bahwa dengan psikologi
pendidikan, pendidik akan memahami perannya yang sesungguhnya yaitu membuat
peserta didik mau dan tahu bagaimana cara belajar. Bukan memberi informasi
sebanyak mungkin melainkan membuat peserta didik menyukai kegiatan mencari
informasi sebanyak mungkin.
Seorang pendidik yang memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat
orang belajar. Pendidik ahli ini tampil sebagai guru yang berpengalaman, efektif
dalam menyelesaikan berbagai persoalan di kelas. Seorang pendidik ahli mengetahui
materi pelajaran yang diajarkannya, memahami strategi umu pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam semua subjek seperti: prinsip manajemen kelas, mengajar efektif
dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pendidik merupakan
prediktor yang kuat terhadap peningkatan kemampuan peserta didik dalam pelajaran
matematika dan membaca. Tujuan akhir pendidikan adalah terbentuknya karakter
(The End Of Education Is Character) yaitu mengetahui yang benar, melakukan
dengan tepat dan bertindak mulia. Dengand emikian pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang dapat membangun karakter. Santrok (2007) mengemukakan
bahwa untuk menjadi pendidik yang efektif diperlukan beberapa hal:
1. Pengajaran yang efektif mensyaratkan agar pendidik menguasai utuh ilmu yang
diajarkannya.
2. Memperluas perspektif.
3. Pendidik perlu meningkatkan diri secara terus-menerus.
Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat
dan bermakna besar. Keberhasila pendidikan ditandai dengan kualitas manusia yang
terdidik yaitu tidak hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak mulia. Belajar
adalah inti pendidikan, seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik jika
menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, punya
keahliand alam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manejemen kelas,
motivasi, komunikasi, bekerja. Meningkat diri dengan menggunakan riset yang
dilakukans endiri ataupun yang dilakukan oleh orang lain.

BAB 3 BELAJAR
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan tingkah
laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru. Proses belajar berlangsung
secara internal, proses ini diibaratkan seperti menyeberangi jurang dari tebings atu ke
tebing yang lainnya. Seseorang yang belajar berarti sedang membangun jembatan. Selama
proses tersebut berlangsung, berbagai persoalan yang dapat menghambat pekerjaan
tersebut. Namun dengan usaha dan tekad untuk menyelesaikan pekerjaan, pada akhirnya
jembatan dapat diselesaikan. Peserta didik dapat diberikan reinforcemen untuk
memperkuat perubahan perilaku atau keterampilan tersebut. Pembelajaran dimulai
dengan model kognitif jika ingin membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap
suatu konsep.
1) BELAJAR VS KEMATANGAN
Berbagai perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya. Namun
tidak semua perubahan ini disebabkan proses belajar, melainkan ada juga
yangcdisebabkanckematanganc(naturation). Proses belajar akan memberikan hasil
yang optimum jika berlangsung d alma kondisi kematangan tertentu.
2) OTAK BELAJAR
Kendali seluruh saraf yang ada di dalam diri manusia adalah otak. Oleh karena itu
dalam belajar, otak adalah penentunya. Selain itu, belajar juga berarti
mengembangkan otak. Fakta lain tentang otak adalah otak terdiri dari otak kiri dan
otak kanan.

OTAK KIRI OTAK KANAN


Hal-hal yang berutuan. Acak/random.
Detail ke global. Global ke detail.
Membaca berdasar pada fanetik. Membaca menyeluruh.
Kata-kata, simbol,dan huruf. Gambar dan grafik.
Terstruktur,dapat diprediksi. Melihat dulu atau mengalami sesuatu.
Fokus internal. Belajar spontan dan alamiah.
Informasi yang faktual Fokus eksternal.

Optimisme akan timbul bila mereka dapat menguasai masalah dan juga bila mereka
merasa diterima dan dicintai. Seiring dengan ini akan berkembang interkoneksi
dengan orang lain di otak. Konsentrasi dalam belajar juga ditentukan kedua belahan
otak ini, seseorang yang mampu mengendalikan berfungsinya kedua belahan otak kiri
dan kanan dapat lebih mampu untuk berkonsentrasi. Beberapa teknik dapat dilatih
untuk mengaktifkan fungsi belahan otak kiri dan kanan agar dapat berkonsentrasi
dengan baik. Satu diantaranya adalah dengan melakukan visualisasi kreatif. Berikut
latihan atau prosedur visualisasi kreatif:
a. Duduk tegak di kursi dan bahu lurus.
b. Tangan di atas paha kiri dan kanan di samping paha kiri dan kanan.
c. Kaki sejajar tidak bersilang di atas lantai.
d. Gunakan music instrumentalia yang lembut.
e. Pejamkan mata.
f. Tarik nafas dari hidung dan hembuskan melalui mulut (3x).
g. Mulai membacakan teks dengan irama dan perlahan.

3) PERKEMBANGAN DAN BELAJAR


a. Perkembangan Kognitif dan Belajar
Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu dalam
berpikir. Tokoh yang paling populer dalam membahas perkembangan kognitif
adalah Piaget. Perkembangan kognitif didalam teori kognitif Piaget mencakup
proses-proses yaitu: skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan equiblibrasi.
Piaget mengatakan bahwa untuk memahami dunianya secara kognitif individu
akan mengelompokkan perilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih
tertib dan lancar, pengelompokkan atau penataan perilaku ke dalam kategori-
kategori. Tahap perkembangan yang dikemukakan Piaget:
- Tahap Sensori Motorik.
- Tahap Praoperasional.
- Tahap Operasional Konkret.
- Tahap Operasional Formal.
b. Perkembangan Bahasa dan Belajar
Bahasa merupakan alat komunikasi dapat berbentuk lisan, tulisan atau simbol.
Vigotsky menetapkan bahasa sebagai alat kultural dalam pengembangan kognitif.
Peserta didik dapaat menggunakan inner speach dalam penyelesaian proses
belajarnya.

c. Perkembangan Sosial dan Belajar


Perkembangan sosial mengacu pada perubahan jangka panjang did alam konteks
membina hubungan. Perkembangan sosial yang sangat relevan dibahas didalam
konteks sosial di sekolah adalah:
- Perubahan konsep diri (self concept).
- Perubahan kebutuhan dasar.
- Perubahan pada sense tentang hubungan dan tanggung jawab.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan teori erikson dalam
pendidikan:
 Dorong anak untuk berinisitaif.
 Mempromosikan usaha belajar untuk anak-anak sekolah dasar.
 Anak remaja mengekspolasi identitas dirinya.
 Kaji diri anda sebagai seorang guru dengan lensa delapan tahap Erikson.

d. Perkembangan Diri
Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam
situasi. Pada diri remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada
saat mempertanyakan hasil kerjanya. Satu konsep, yang erat hubungannya dengan
konsep diri adalah penghargaan diri (self esteem). Yaitu; pandangan keseluruhan
individu tentang dirinya. Penghargaan diri ini sering disebut juga sebagai martabat
diri (self worth) atau gambaran diri (self image).

e. Perkembangan Moral
Damon 1995 mengemukakan bahwa perkembangan moral yang paling awal yang
berlangsung didalam kelas-kelas sekolah adalah moral untuk berbagi dalam
menggunakan bahan-bahan ataupun perlengkapan sekolah secara bersama-
sama(distributive justice). Perkembanga moral menurut Lawrence Kohlberg
berlangsung dalam tahapan sebagai berikut:
- Preconvential Reasoning: Penalaran moral dikontrol oleh hukuman dan
ganjaran eksternal.
- Conventional Reasoning: Pada tahap ini, internalisasi masih setengah-
setengah.
- Postconventional Reasoning: Pada tahapan ini moralitas sepenuhnya
diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar eksternal.
Satu bentuk positif perkembangan moral adalah prososial. Beberapas trategi yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan prososisal siswa adalah:
 Menghargai dan menekankan tugas untuk membantu orang lain.
 Menjadi contoh keteladanan tentang perilaku prososial.
 Memberi label dan mengidentifikasi perilaku sosial dan antisosial.
 Mengungkapkan kepada siswa niat positif kepada tindakan positif.
Misalnya “kamu mau berbagi karena kamu suka menolong orang lain”.
 Memberi perhatian dan dorongan perilaku secara sosial secara positif tetapi
jangan terlalu banyak menggunakan ganjaran eksternal.
 Membantu anak untuk mengambil sikap dan memahami perasaan orang
lain.
 Menggunakan strategi disiplin yang positif.
 Memimpin diskusi tentang interaksi prososial.
 Mengembangkan proyek atau kegiatan kelas dan sekolah untuk
meningkatkan altruisme.

BAB 4
KARAKTERISTIK BELAJAR
Prinsip pendidikan yang menekankan bahwa semua berhak mendapat pelayanan yang
bermutu dan tidak boleh tertinggal dari lainnya menjadi alasan kuat mengapa perbedaan
individu perlu diperhatikan did alam pendidikan. Tidak hanya berbeda dari segi penampilan
fisik, tetapi juga dari dimensi lainnya, seperti intelegensi, bakat, minat, gaya belajar, dan gaya
berpikir, latar belakang keluarga. Pemahaman tentang perbedaan ini akan memberi
kesempatan pada guru untuk mendisain suasana dan proses pembelajaran yang
mengakomodasi perbedaan tersebut.
Karakteristik adalah ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang
pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka
seperti kemampuan umum, ciri fisik seperti emosional yang berpengaruh terhadap
keefektifan pembelajaran. Karakteristik ini perlu dipahami guru untuk mengetahui perbedaan
dan kebutuhan belajarnya agar guru dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Beberapa
karakteristik yang perlu dipahami guru:
1. Intelegensi
Geoge D. Stoddart menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk
memahami masalah-masalah yang bercirikan:
- Mengandung kesukaran.
- Kompleks, yaitu mengandung bermacam jenis tugas yang harus diatasi dengan
baik.
- Abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan
interpretasi.
- Ekonomis, yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang
efisien dari segi penggunaan waktu.
- Diarahkan pada satu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud.
- Mempunyai nilai sosial yaitu cara dan hasil pemecahan masalah yang dapat
diterima oleh nilai dan norma sosial.
- Berasal dari sumbernya yaitu pola fikir yang membangkitkan kreativitas.
Dari berbagai definisi tentang intelegensi dapat diambil suatu pemahaman
yang sama bahwa intelegensi adalah kemampuan menunjukkan fikiran dengan
jernih, pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, kemampuan mengambil
keputusan dengan tepat, kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal.
2. Gaya Belajar
Dalam konteks belajar , setiap orang memiliki kecenderungan untuk lebih sensitif
pada salah satu indranya. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi 2 elemen yang
mempengaruhinya. Pertama adalah gaya belajar independen dan kedua gaya belajar
tergantung. Gaya independen membutuhkan suasana yang terang dan tidak mau
diganggu suara sedikitpun sedangkan gaya tergantung perlu ditemani radio atau lagu-
lagu ketika belajar.

Gaya belajar mandiri bisa membedakan bagian-bagian dari keseluruhan,


berkonsentrasi pada suatu hal (seperti membaca buku didalam stasiun kereta api yang
berisik). Orang yang lebih dominan pada gaya belajar mandiri umumnya cenderung
lebih mandiri, kompetitif, dan percaya diri. Sementara orang yang bergaya belajar
bergantung (field dependent) umumnya cenderung bersosialisasi, cenderung
mengambil identifikasi diri dari orang-orang sekitarnya, dan biasanya lebih empati
dan perseptif pada perasaan dan pikiran lainnya. Faktor-faktor dan elemen-elemen
dasar gaya belajar menurut Dunn adalah:
- Lingkungan langsung.
- Emosional.
- Sosiologis
- Fisik.

3. Gaya Berpikir
Gaya berpikir dapat digolongkan atas gaya impulsif, refletif, mendalam dan dangkal.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan guru dalam menghadapi peserta didik yang
impulsif:
- Pantau peserta didik di kelas.
- Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berfikir
sebelum memberi jawaban.
- Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat membahasnya.
- Jadilah guru bergaya reflektif.
- Bantu peserta didik untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
- Hargai peserta didik yang impulsif bersedia meluangkan lebih banyak waktu
untuk berfikir.
- Bimbing peserta didik untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi
impulsifitasnya.
-
4. Gaya Perilaku (Tempramen)
Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi
tanggapan. Berdassarkan gaya perilaku ini, individu dapat dikategorikan atas:
- Gaya perilaku yang mudah
Pada umumnya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas dan
mudah beradaptasi dengan pengalaman baru.

- Gaya perilaku sulit


Yaitu yang cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang
kontrol diri dan lamban dalam menerima pengalaman baru.

- Gaya perilaku lamban tapi cenderung hangat


Yaitu yang biasanya beraktivitas lamban, agak negatif menunjukkan
kelambanan dalam beradaptasi dan intensitas mood yang mengalami
kesulitand alam belajar.
Strategi dapat dipilih pendidik dalam berhubungan dengan tempramen murid
(Sanson&Rothbard, 1995):
a. Beri perhatian dan penghargaan pada individualitas.
b. Perhatikan struktur lingkungan peserta didik.
c. Waspadalah problem yang dapat muncul apabila memberi cap “sulit” bagi seorang
peserta didik dan menyusun paket program untuk “anak sulit”.

BAB 5
PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR
Belajar adalah proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu
yang baru. Secara konsep, belajar diartikan sesuai dengan pendekatannya. Beberapa
pendekatan belajar menurut para ahli:
1. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relatif
permanen di dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu. Definisi ini
menenekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat diobservasi dan diukur.
2. Pendekatan Kognitif
Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu
untuk mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat mental
yang dimiliki.
3. Teknik Belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif,
beberapa bentuk belajar yang diterapkan:
- Sikap Mental
- Rencana Belajar
- Berkonsentrasi; a. Senam Otak, b. Relaksasi.
- Mengikuti Pelajaran
- Tujuan Belajar
- Teknik Mengingat
Sebagai implikasi dari pendekatan belajar behavior dan kognitif maka dalam belajar
dapat digunakan teknik-teknik mempersiapkan diri dalam belajar maupun dalam mendukung
proses belajar.

BAB 6
MODEL PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. Beberapa metode pembelajaran yang digunakan antara lain adalah:
- Ceramah
- Demonstrasi
- Diskusi
- Simulasi
- Laboratorium
- Pengalaman Lapangan
- Brainstorming
- Debat
- Simposium.
Pengajaran langsung dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan dan praktik serta
kerja kelompok. Pada pengajaran langsung ini dapat dilakukan belajar dengan pemodelan
tingkah laku. Elemen penting yang perlu diperhatikan disini adalah perhatian, mengulang,
mengolah dan motivasi.
1. Atensi
Guru memberikan contoh kegiatan dengan mendemonstrasikan did epan siswa.
2. Retensi
Guru menjelaskan strukur langkah-langkah dan menunjukkannya pada siswa.
3. Produksi
Siswa mendemonstrasikan langkah-langkah dan kemudian mendiskusikan
hasilnya dengan guru.
4. Motivasi
Presentasi hasil simulasi dan mendiskusikan hasilnya.

BAB 7
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar ialah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar.
Wloodkowski (2007) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan
perilaku siswa dalam belajar. Kebutuhan belajar terjadi bila individu merasakan
ketidakseimbangan antara yang dimiliki dan yang diharapkan, dorongan berorientasi dalam
tujuan belajar. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Motivasi belajar
di sekolah dipengaruhi oleh rekayasa pedagogis guru di sekolah. Dimyati (2002)
menggambarkan hal ini dalam bagan sebagai berikut;
1. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa pedagogis.
2. Siswa adalah pebelajar yang memiliki kepentingan dalam menghayati proses
belajar.
Pada proses belajar dan pembelajaran disekolah, menurut Prayitno (2002) dapat
diamati beberapa karakteristik siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
Diantaraya:
1. Duduk di kursi dengan badan agak condong.
2. Mengacungkan tangan dengan spontan bila ingin bertanya dan memberikan
respons.
3. Secara umum menyukai sekolah, guru, dan teman-teman.
4. Sering merasa tertantang dengan tugas-tugas belajar.
5. Tekun, serius dan sabar terhadap pelajaran.
6. Secara umum dengan senang hati menjalani tugasnya.
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja, belajar memberikan
perubahan mental pada siswa. Bagi siswa motivasi belajar itu penting sebagai upaya untuk
memberikan kesadaran diri tentang kedudukannya pada awal kegiatan belajar. Motivasi
belajar juga penting diketahui guru, pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar
pada siswa bermanfaat bagi guru terutama dalam membangkitkan dan memeliharas emangat
siswa untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang mengalami
perkembangan, dipengaruhi kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Unsur-
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran serta upaya guru dalam membelajarkan siswa;
 Cita-cita atau aspirasi siswa untuk menjadi seseorang.
 Mempengaruhi motivasi belajar dengan kemampuan siswa.
 Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmaniah dan rohani.
 Kondisi lingkungan siswa seperti keadaan alam, tempat tinggal, dsbg.
Guru perlu memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
Penting untuk diperhatikan agar pemberian reinforcement tidak membuat siswa tergantung,
akan tetapi justru menumbuhkan motivasi internal di dalam diri siswa untuk mencapai hasil
belajar yang baik.

BAB 8
DISAIN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan strategi sistematik dan tertata
untuk melaksanakan pembelajaran. Prosedur penyusunan rencana pembelajaran diawali
dengan aktivitas menetapkan sasaran perilaku, menganalisis tugas dan menyusun taksonomi
instruksional.
Pada pendekatan berpusat pada guru, pembelajaran di disain dalam pengajaran secara
langsung guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatan ini terstruktur, dikendalikan dan
dikontrol guru. Pendekatan berpusat pada guru ini dilakukan dalam aktivitas seperti;
- Orientasi materi baru,
- Advanced organizer,
- Pengajaran, penjelasan, demonstrasi
- Bertanya dan diskusi,
- Mastery learning,
- Pekerjaan rumah.
Penggunaan pertanyaan secara efektif dalam pendekatan ini dilakukan dengan;
1. Mengajukan pertanyaan berbasis fakta.
2. Menghindari pertanyaan yaa-tidak.
3. Menyediakan waktu untuk siswa dalam menemukan jawaban.
4. Mengajukan pertanyaan dengan jelas, ada tujuan,s ingkat.
5. Mendorong siswa mengajukan pertanyaan.
Selain pendekatan berpusat pada guru, ada juga pendekatan berpusat pada siswa.
Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Prinsip penting
yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini yaitu:
1. Faktor Kognitif dan Metakognitif
2. Strategi Instruksional

BAB 9
PENILAIAN
Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan informasi dalam rangka penentuan
nilai kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkans uatu kriteria
tertentu. Di samping evaluasi dikenal dengan juga assesmen yang disebut juga dengan
penilaian, assesmen merupakan proses pengumpulan informasi yang memungkinkan guru
dapat mendeskripsi pengembangan atau hasil belajar yang dicapai siswa. Tes merupakan
instrumen yang digunakan dalam melakukan evaluasi. Pengukuran juga digunakan dalam
dalam rangka pengumpulan data untuk melakukane valuasi atau assesmen.
Portofolio penilaian merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh
informasi perkembangan kemajuan belajar peserta didik dalam rentang waktu yang
ditentukan. Penggunaan portofoloio sebagai penilaian pembelajaran dilakukan dengan
langkah:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penilaian
Portofolio penilaian dikembangkan melalui tahapan;
1. Merumuskan tujuan
2. Menentukan format
3. Memilih sistem penyimpanan
4. Mengidentifikasi komponen portofolio
5. Mengumpul dan menyusun karya

kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang


semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.
Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar. Contoh,
tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk mengintimidasi
bahkan menghancurkan kehidupan orang lain.

B. BUKU PEMBANDING 1

BAB 1
Definisi Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
A.Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa
inggris psycology. kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber dari kata
greek (yunani), yaitu satu) psyche yang berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. jadi,
secaraharfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.
Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada
prinsipnyasaling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan)
mengenai“ruh”. Kedua ,psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”.
ketiga, psikologi adalahilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai
ilmupengetahuan mengenai perilaku manusiadan hewan, juga penyelidikan terhadap
organismedalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam
sekitar danperistiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos”
yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya
ilmuyang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya, atau disebut denganilmu jiwa.
B. Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
1.Objek Kajian Psikologi
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau
suatuunsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek
materialmencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide).
Objeknyayaitu manusia.
b. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
seorangpeneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain(psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain).

2.Objek KajianPsikologi Pendidikan
Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik
tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan,perbedaan
individual peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah laku peserta didik,pengukuran
proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi danminat, serta
disiplin lain yang relean.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi
tigamacam:
1. Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri
khasperilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
2. Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan per buatan dan peristiwa yang
terjadi dalamkegiatan belajar peserta didik;
3. Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat
fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.

C.Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Mengingat bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada
penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik psikologi ke dalam pendidikan,maka
ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya
dengan pendidikan.
BAB 2
Peran dan Sumbangan Psikologi pendidikan
A.Peran Psikologi Pendidikan
Pada dasarnya psikologi pendidikan mempelajari seluruh tingkah laku manusia
yangterlibat dalam proses pendidikan. Manusia yang terlibat dalam proses pendidikan ini
ialahguru dan siswa, maka objek yang dibahas dalam psikologi pendidikan adalah tingkah
lakusiswa yang berkaitan dengan proses belajar dan tingkah laku guru yang berkaitan dengan
proses pembelajaran.
Sehingga objek utama yang dibahas dalam psikologi pendidikan
adalahmasalah belajar dan pembelajaran.Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu pelayanan
yang diperuntukkan pada siswa,oleh karena itu dalam psikologi pendidikan juga dibahas
aspek-aspek psikis atau gejala kejiwaan yang terdapat pada siswa terutama ketika terlibat
dalam proses belajar.
Landasan psikologi memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan. Kita ketahui
bahwa Subjek dan objek pendidikan adalah manusia (peserta didik). Setiap peserta
didik memiliki keunikan masing masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah,
kitasebagai guru memerlukan psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan
bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu
individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul
dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah
darisegi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi
dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan
seseorang.
B.Sumbangan Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan sebagai ilmu memberikan sumbangan terhadap pendidikan
secarateoritis maupun praktis, adapunsumbangan psikologi pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Tiap tingkat perkembangan berbeda karakteristiknya. Setiap tingkat
perkembanganmemiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda-beda satu Sama
lain.
2. Psikologi pendidikan memberikan sumbangan berupa pemahaman secara alami
aktivitas belajar di ruang kelas.
3. Psikologi pendidikan memberikan pemahaman mengenai perbedaan individual.
4. Psikologi pendidikan juga memberikan pemahaman tentang metode-metode
mengajaryang efektif.
5. Psikologi pendidikan memberikan sumbangan kepada guru sehingga
mampu memahami problem anak didik dan memahami sebab-sebab timbuInya
problem.
6. Dengan pengetahuan tentang kesehatan mental dalam psikologi pendidikan
7. Penyusunan kurikulum hendaknya menggunakan prinsip-prinsip psikologi.
8. Pengukuran tentang hasil belajar. Dengan pengetahuan tentang psikologi
pendidikanmaka guru mampumendalami hasil belajar siswa, metode proses
pembelajaran maupun performance para siswanya.
9. Riset. Guru dapatmengontrol secara langsung dan meramalkan tingkah laku para
siswanya berdasarkanhasil riset tersebut.
10. Bimbingan untuk anak-anak luar biasa.
11. Pemahaman tentang dinamika kelompok.

Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan


pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.

BAB 3
Tugas Perkembangan dan Teori Perkembangan
 
A.Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu
dalamrentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
membawakebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikut; sementara apabila
gagal,maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan,menimbulkan penolakkan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam
menuntaskan tugas-tugas berikutnya (Robert Havighurst, 1961).
Hurlock (1981)menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social
expectations.Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai
keterampilantertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi
berbagai usiasepanjang rentang kehidupan.
B.Sumber Faktor-Faktor Perkembangan
1. Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki;
(b)belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang bebeda pada masa
remajakarena kematangan organ-organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar membaca; (b)
belajarmenulis; (c) belajar berhitung; (d) belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya(a) memilih pekerjaan;
(b) memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma-norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT;
(b)barbuat baik kepada sesama manusia.

C.Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan
1. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Usia Bayi Dan Kanak-Kanak(0,0-6,0)
2. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Sekolah(6,0-12,0)
3. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja(12,0-18,0)
4. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa
D.Teori Perkembangan
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
sekitarnya.Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti
mainan,perabot,dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman.
Menurut Piaget, bahwa perkembangan kognitif dimulai dengan kemampuan bawaan
untuk beradaptasidengan lingkungan. Dengan kemampuan bawaan yang bersifat biologis itu,
Piaget mengamatibayi-bayi mewarisi reflek-reflek seperti reflek menghisap. Reflek ini sangat
penting dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka, namun semakin berkurang
signifikansinya pada perkembangan selanjutnya. Jean Piaget menyelidiki mengapadan
bagaimana kemampuan mental berubah lama-kelamaan.
TeoriPerkembangan kognitif Vygotsky
Karya Vygotsky didasarkan pada dua gagasan utama. Pertama, dia berpendapat
bahwaperkembangan intelektual dapat dipahami hanya dari sudut konteks historis dan budaya
yangdialami anak-anak. Kedua, dia percaya bahwa perkembanagn bergantung pada system
tanda ang ada bersama masing-masing orang ketika mereka tumbuh. Symbol-simbol
yangdiciptakan budaya untuk membantu berpikir, berkomunikasi, dan memecahkan
masalah,misalnya bahasa, system menulis, atau system budaya.
Berbeda dari Piaget, Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognisi sangat
terkaitdengan masakan dari orang-orang lain. Teori Vygotsky mengatakan bahwa
pembelajaranmendahului perkembangan. Bagi Vygotsky, pembelajaran melibatkan perolehan
tanda-tandamelalui pengajaran dan informasi dari orang lain. Perkembangan melibatkan
internalisasianak terhadap tanda-tanda ini sehingga sanggup berpikir dan memecahkan
masalah tanpabantuan orang lain, kemampuan ini disebut pengaturan diri (self regulation )

BAB 4
Konsep Dasar Perbedaan Individu dan Area Perbedaan Individu

A.Pengertian Individu
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang .
Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek
formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusiasebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal
adanyamanusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau
homofaber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual
yangberarti orang, perseorangan, dan oknum. Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk
suatulingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi
yangdimilikinya dan akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan
dalamkebiasaan dan sikap-sikapnya.

B. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dankarakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakankarakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologismaupun faktor sosial psikologis. Kepribadian,prilaku apa yang diperkuat, dipikirkan,
dandirasakan oleh seseorang (individu) merupakan ha sil diri perpduan antara factor
biologissebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.

C.Perbedaan individu
Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu:
1.Semua diri manusiamempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya.
2.Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusiasecara
biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.Perbedaan-
perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan
kualitatif.Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah
perbedaandalam:
1. Kecerdasan
2. kecakapan;
3. hasil belajar;
4. bakat;
5. sikap;
6. kebiasaan;
7. pengetahuan;
8. kepribadian;
9. cita-cita;
10. kebutuhan;
11. minat;
12. pola-pola dan tempo perkembangan;
13. ciri-ciri jasmaniah;
14. latar belakang lingkungan.

D.Perkembangan Individu
Perkembangan dapat diartikansebagai perubahan yang sistematis, progresif
danberkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau
dapat diartikanpula sebagai perubahan perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan ataukematangannya.
1.SistematisSistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat
salingkebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian
lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2.BerkesinambunganBerkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau
fungsi organisme ituberlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk
dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan
sebelumnya yaitu kemampuandudukdan merangkak.

E.Area Perbedaan Individu
1.Perbedaan Kognitif Kemampuan kognitif
2.Perbedaan Kecakapan Berbahasa
3.Perbedaan Kecakapan Motorik 
4.Perbedaan Latar Belakang
5.Perbedaan Bakat
6.Perbedaan Kesiapan Belajar
7.Perbedaan Tingkat Pencapaian
8.Perbedaaan Lingkungan Keluarga
9.Latar Belakang Budaya dan Etnis
10.Faktor Pendidikan

BAB 5
Aplikasi Keragaman Individu dalam pendidikan

A.Indikator Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan cara yang ditunjukkan seseorang untuk menyerap, mengatur,
danmengelola informasi dengan mudah dalam proses penerimaan dan berpikir dalam
menghadapi proses belajar mengajar agar tercapai hasil yang maksimal.
1. Visual:Saya suka mencatatat matematika dengan rapi dan teratur.
2. Auditorial:Saya lebih mudah menerima materi matematika yang disampaikan dengan
cara diskusi.
3. Kinestetik:Saya tidak suka menggaris bawahi hal-hal penting pada buku matematika.
4. Pilihan:Selalu, sering, jarang, tidak pernah.

BAB 6
Hakikat Belajar dan Pembelajaran

A.Pengertian Belajar
1.Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia: Belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
2.Pengertian belajar menurut beberapa ahli:
a. James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999)Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihanatau pengalaman.
b. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksiaktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalampengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
c. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)Belajar
adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagaihasil
dari pengalaman.
d. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri,Psikologi Belajar; Rineka Cipta;1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melaluipraktek
atau latihan.
Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku,yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu
yangbersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadaribahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya
semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum
dia mengikutisuatu proses belajar.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
hidupindividu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun
masamendatang
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukanperubahan.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan jangka pendek, jangkamenengah maupun jangka panjang.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata,
tetapitermasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya

Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginanuntuk belajar:


1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagaituntutan
zaman dan lingkungansekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari
ataskebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.8.Untuk mengisi waktu luang.

B. Jenis Jenis Belajar


Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika
tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri ciri sama dalam satu
katagori. Kelima hal tersebut adalah:
a. Keterampilan intelektual: kemampuan seseorang untuk berinteraksi
denganlingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
b. Informasi verbal: seseorang belajar menyatakan atau menceritakansuatu
fakta atausuatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
c. Strategi kognitif: kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya
sendiri,mengingat dan berfikir.
d. Keterampilan motorik: seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur
dalamurutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu
gerakanberlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
e. Sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-
pilihandalam bertindak.

Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajaryang dikenal sebagai empat pilardalam
kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1.Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana
belajar,dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan
siapa yangbelajar.
2.Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang
mampumempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal
inimenekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan
duniakerja.
3.Learning to livetogether. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar
mampuhidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan
mampuberinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4.Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara
maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan
diri.Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan
dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi
secarautuh.

C.Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar,mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru
atau tanpakegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi
segala halyang guru lakukan di dalam kelas.
1.Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia:Pembelajaran adalah proses,
cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
2.Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli:
a.Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja
melibatkandan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuankurikulum.
b.Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini
adalahsuatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhidan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
c.Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran
adalahproses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatulingkungan belajar.
D.Ciri-Ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1.merupakan upaya sadar dan disengaja
2.pembelajaranharus membuat siswa belajar
3.tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4.pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya

E.Pembelajaran, Pengajaran, Pemelajar, Dan Pembelajar


Pembelajaran adalah Separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajarsiswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan
terhadap rangkaiankejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
Pengajaran adalah proses, perbuatan, caramengajar atau
mengajarkan perihal mengajar,segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang
pengalaman, peristiwa yang dialamiatau dilihatnya). 
Pengajar adalah orang yang melakukan pengajaran.
Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.

BAB 7
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Belajar

A.Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan
dapatmempengaruhi terhadap belajarnya. Karena karakteristik setiap orang berbeda satu
samalain sehingga merespon faktor yang ada di luar (lingkungan) dengan cara berbeda
pula.Perbedaan cara merespon lingkungan inilah yang menghasilkan hasil belajar yang
berbeda.
Faktor internal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor fisiologis, faktor kelelahan danfaktor
psikologi:
1. Faktor Fisiologis,
Faktor Fisiologis meliputi keadaan jasmani yang sehat atau cacat yang akan
memengaruhi cara merespon seseorang terhadap lingkungannya.Sehat berarti dalam
keadaan baik pada tubuhnya dan bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang akan
memegaruhi hasil belajarnya.
2. Faktor Kelelahan
,Kelelahan seseorang dapat dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan
kelelahanrohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan timbulnya rasa ingin
membaringkan tubuh,lemah lunglai, pucat.Kelelahan rohani terlihat dengan adanya
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
3. Faktor Psikologi
Faktor psikologis merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi belajar
antara lainmeliputi: faktor inteligensi, perhatian, minat, bakat, emosi dan daya nalar.

B.Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor Internal, faktor-faktor eksternal jugadapat
memengaruhi proses belajar siswa.
1.Lingkungan Keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanyadapat memberi
dampakterhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggotakeluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswamelakukan aktivitas belajar dengan
baik.
2.Lingkungan Sekolah
Lingkungan iniseperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapatmemengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antaraketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakatyang dimiliki oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
3.Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akanmemengaruhi belajarsiswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar jugadapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketikamemerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulanbelum dimilikinya.

BAB 8
Teori Teori Belajar dan Aplikasinya dalam Pendidikan
A.Teori belajar behavioristik
Merupakan teori belajar tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena
pengalaman yang dialami peserta didik. Teori ini memandang orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang
berupastimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
B.Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan
teoridan praktek pendidikkan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajarsebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena
dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang
bila dikenai hukuman hukuman.
C.Teori kognitif 
Berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, lebih dari itu belajar dianggap melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.Teori belajar kognitif lebih menekankan arti penting proses internal mental
manusia. Teoriini berpendapat bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman dan
bukan sekedar perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Tingkah laku manusia yang
tidak tampak, tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti
:motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.
D. Teori belajar konstruktivistik
Secara konseptual memandang proses belajar sebagai pemberian makna oleh siswa
kepada pengalamanya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada
pemutahkiran struktur kognitifnya. Asimilasi merupakan proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah
ada dalam pikirannya.
E. Aplikasi Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran
Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam proses belajar pembelajaran dapat
menggunakan beberapa metode belajar, seperti penjelasan/ceramah, tanya
jawab, diskusi,penugasan, bermain peran. Pada teknik penjelasan/ceramah, guru menjelaskan
tentang suatu materi pelajaran kepada siswa agar siswa mengetahui apa yang akan
dipelajarinya. Pada teknik Tanya jawab, sebelum kegiatan inti dalam suatu pembelajaran
berlangsung, guru dansiswa dapat melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi yang akan diajarkan.

BAB 9
Konsep Evalusi Hasil Belajar

A.Definisi Evaluasi
Evaluasi menurut Arikunto (2000) adalah suatu kegiatan pengumpulan data secara
sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusandalam usaha
menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada.
Sedangkan menurut Zainul dan Nasution(2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadapkualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan,memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-
tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI,1996:272).
Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar
pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yangbersinonim dengan
penilaian tidak sama konsepnyadengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering
didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan.Dikatakannya bahwa penilaian
berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek
kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrument penilaian.
B.Tujuan Evaluasi
Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahanketerangan
yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang
dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti prosespembelajaran dalam jangka
waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas darimetode-metode pembelajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaranselama jangka waktu tertentu.
Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta
didik dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan faktorpenyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti programpendidikan
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya 

BAB 10
Diagnostik Kesulitan Belajar
A.Pengertian Diagnosis
Diagnosis, merupakan istilah teknis yang kita adopsi dari
bidang medis.MenurutThorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat
diartikan sebagai:
1.Upaya atau proses menemukan kelemahan ataupenyakit (weakness, disease) apa
yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai
gejala-gejalanya (symptons);
2.Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukankarakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3.Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-
gejala atau fakta tentang suatu hal.
B.Pengertian Kesulitan Belajar
Pada umumnya, “kesulitan belajar” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan,
sehinggamemerlukan usaha yang lebih keras untuk dapat mengatasinya. Prayitno, dalam
buku BahanPelatihan Bimbingan dan Konseling (Dari “Pola Tidak Jelas ke Pola Tujuh
Belas”)  Materi Layanan Pembelajaran , Depdikbud (1995/1996:12) menjelaskan: Kesulitan
belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam prosesbelajarmengajar yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untukmencapai hasilbelajar yang optimal.
Hambatan-hambatan tersebut mungkindirasakan atau mungkin tidak dirasakan oleh siswa
yang bersangkutan. Jenishambatanini dapat bersifat psikologis,sosiologis dan fisiologis dalam
keseluruhan proses belajar mengajar.
C.Definisi Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah prosesmenentukan masalah
atau ketidakmampuanpeserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang
penyebabnya dan atau dengan caramenganalisis gejala gejala kesulitan atau hambatan
belajar yang tampak sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan
serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.Kesulitan belajar dapat dibedakan
menjadi kesulitanringan,sedang dan berat:
1.Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang
perhatian disaat mengikutipembelajaran.
2.Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan
belajaryang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan
tempattinggal, pergaulan, dsb.
3.Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada
dirimereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.
C. BUKU PEMBANDING 2

BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah:”usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya
pendidikan profesional yakni guru di sekolahsekolah dasar dan menengah, serta dosen di
perguruan-perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 (2) UU
Sisdiknas tersebut.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan
aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam arti sesuai
dengan tuntunan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.

A. APAKAH INTISARI BUKU INI?


Kandungan pokok buku ini terdiri atas dua macam, yakni: 1) hal belajar; dan 2) hal
mengajar. Hal-hal pokok tersebut dijadikan intisari pembahasan dalam buku ini mengingat
perannya yang vital dala setiap proses pengajaran aik dalam satuan pendidikan sekolah
maupun satuan pendidikan luar sekolah.
Pembahasan mengenai hal belajar dihubungkan langsung dengan kegiatan siswa saat
melakukan proses belajar (tahapan perilaku mempelajari materi) baik dilingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah. Sedangkan pebahasan mengenai mengajar dikaitkan
dengan kegiatan guru khususnya ketika berada di tengah-tengah proses mengajar-belajar
(PMB). Dengan demikian, selain proses belajar dan proses mengajar-belajar itu sendiri,
sosok-sosok manusia yang menjai sorotan utama buku ini adalah siswa dan guru.

B. PENDEKATAN PSIKOLOGI APAKAH YANG DIPAKAI DALAM BUKU


INI?
Dalam buku ini, pembahasan mengenai belajar dan mengajar dengan segala bentuk
dan manifestasinya dilakukan dengan aplikasi pendekatan kognitif (cognitive approach).
Artinya, setiap topic bahasan mengenai belajar dan mengajar yang melibatkan siswa dan guru
itu sebagian besar kalu tidak seluruhnya diuraikan berdasarkan perkembangan teori-teori dan
temuan-temuan riset psikologi kognitif.
Ada dua alasan mengapa pendekatan psikologi kognitif itu diaplikasikan dalam buku
ini. Pertama, psikologi kognitif adalah satu-satunya disiplin psikologi yang dianggap telah
sukses dala memahami mekanisme dasar mengatur perilaku berpikir manusia yang sangat
berguna untuk memahami tipe-tipe perilaku lainnya yang dipelajari oleh disiplin ilmu lainnya
seperti psikologi belajar, psikologi pendidikan, didaktik, dan seterusnya. Kedua, psikologi
kognitif itu sangat dominan pengaruhnya terhadap psikologi pendidikan terutama selama dua
dasarwarsa terakhir ini, karena semakin diyakininya fungsi kognitif sebagai sumber dan
pengendali fungsi-fungsi psikolis lainnya.

C. BAGAIMANAKAH KIAT MEMPELAJARI BUKU INI?


Dalam buku ini, hal-hal yang berkaitan dengan mengajar-belajar seperti tahapan
proses belajar dan mengajar, kategorisasi elemen-elemen konsep, dan pola hubungan antar
elemen-elemen tersebut, sebagian penyusun ikhtisarkan dalam bentuk model-model
sederhana.
Pembaca yang berpengalaman termasuk para calon guru dan guru professional,
diharapkan terbiasa mempelajari teks (wacana) bab dengan terlebih dahulu menelaah poin-
poin yang termaktub dalam rangkuman agar intisari teks tersebut segera terserap. Strategi
seperti ini, menurut hasil penelitian di Laboratorium Reder & Anderson seperti yang telah
dilaporkan sendiri oleh Anderson (1990), ternyata mengntungkan. Karena penelan terhadap
rangkuman sebelum membaca teks dapat mempermudah system meori Anda dalam menyerap
da mengoolah item-item informasi yang terkandung dalam teks itu sendiri.

BAB 2
PSIKOLOGI PENDIDIKAN, DAN PENGAJARAN

A.DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Pada bagian ini akan penyusun uraikan berbagai pandangan mengenai definisi
(batasan) konsep yang berhubungan dengan psikologi pendidikan.

1. DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa
inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa
Greek (Yunani), yaitu: 1) psyche yang berate jiwa; 2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara
harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa. Karena beberapa alasan tertentu (seperti
timbulnya konotasi/arti lain yang menganggap psikologi sebagai ilmu yang menyelidiki
jiwa), sekurang-kurangnya selama dasawarsa terakhir ini menuntut hemat penyusun istilah
ilmu jiwa itu sudah sangat jarang dipakai orang. Kini berbagai kalangan professional baik
yang berkecimpung dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia-dunia profesi laiinyayang
menggunakan layanan “ jasa kejiwaan” itu lebih terbiasa menyebut psikologi daripada ilmu
jiwa.
Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bemacammacam definisi
psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti:
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mind)
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the sience of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior )
dan lain_lain definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang
mendefinisikannya.

2. DEFINISI PENDIDIKAN
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehinnga
menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan member latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengeni akhlakdan
kecerdasan pikiran (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991: 232). Selanjutnya, pengertian
“pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatian.
Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik)
artinya member peningkatan (to elicit, to give rise to) , dan mengembangkan (to evolve, to
develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau
proses perbuatan untuk memroleh pengertahuan (McLeod, 1989).

3. DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin psikologi, bukan
psikologi itu sendiri. Mereka menganggap psikologi pendidikan tidak memiliki teori, konsep,
dan metode sendiri.
Salaah seorang ahli yang menganggap pendidikan sebagai subdisiplin psikologi
terapan (applicable) adalah Arthur S. Reber (1998) seorang guru besar psikologi pada
Brooklyn College, University of New York City, University of Britisth Columbia Canada,
dan juga pada University of Innsbruck Australia. Dalam pandangannya, psikologi pendidikan
adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut.
1. Penerapan prinsip-prinsip balajar dalam kelas.
2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan
pendayagunaan ranah kognitif.
5. Penyelenggaran pendidikan keguruan

A.ARTI PENTING PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Keharusan yang tak dapat ditawar-tawar bagi setiap pendidik yang kompeten dan
profesional adalah melaksanakan profesinya sesuai dengan keadaan peserta didik (lihat arti
kompetensi dan profesionalisme pada halam 229).
Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang ank
(yang kembar sekalipun) takpernah memiliki respons yang sam persis terhadap situasi
mengajar-belajar di sekolah. Keduanya sangat mungkin berbeda dalam hal pembawaan,
kematangan jasmani, intelegensi, dan keterampilan motor/jasmaniah. Anak-anak itu, seperti
juga anak-anak lainnya, relative berbeda dalam berkepribadian sebagaimana yang tampak
dalam penampilan dan cara berfikir atau memecahkan masalah mereka masing-masing.

B.SEJARAH, CAKUPAN DAN METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1.SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Sejarah khusus yang mengungkapkan secara cermat dan luas tentang psikologi
pendidikan, hingga kini sesungguhnya masih perlu dicari. Hal ini terbukti karena kebanyakan
karya tulis yang mengungkapkan “riwayat hidup” psikologi pendidikan masih sangat langka.
Karya tulis yang membahas riwayat psikologi yang ada sekarang pada umumnya tentang
berbagai psikologi yang dicampur aduk menjadi satu, sehingga menyulitkan identifikasi
terhadap jenis psikologi tertentu yang ingin kita ketahui secara spesifik.

1. CAKUPAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus
mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam
proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh
guru), dan tigkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi).

2. METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Kebanyakan psikologi menganggap kegiatan mengajar-belajar mausia adalah topic
paling penting dalam studi psikologi. Kenyataannya yang tak terelakkan bahwa perbedaan
generasi psikologi sering pula membawa perbedaan presepsi terhadap belajar.
Pada umumnya, para ahli psikologi pendidikan melakukan riset psikologi di bidang
kependidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu seperti: a)
eksperimen; b) kusioner; c) studi khusus; d) penyelidikan klinis; dan e) observasi naturalistik.
Di samping lima macam metode di atas, H.C. Witherington menyebut satu metode yagi yang
bernama metode filosofis atau spekulatif. Namun, penyusun tidak merasa 6 perlu
memperbincangkan lebih jauh mengingat metode tersebu tkurang populer dan belum dapat
dtierima eksitensinya oleh banyak ahli.

C.HAKIKAT DAN HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DENGAN PENGAJARAN


1.RAGAM ARTI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah artinya
memelihara dan member latihan. Sedangkan “pendidikan” seperti yang pernah penyusun
singgung sebelum ini adalah tahapantahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

2.HAKIKAT HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PENGAJARAN.


Pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I pasal I, adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB 3
PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PROSES BELAJAR

A. DEFINISI DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN

1. DEVINISI PERKEMBANGAN
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa
perkembangan selama hidupnya. Secara singka, perkembangan (development) adalah proses
atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju.pertumbuhan sendiri (growth) berarti
tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran dan arti pentingnya. Pertumbuhan
juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a stange of development (McLeod,1989).
2.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adalah perhatian kusus
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1)proses pematangan,khususnya pematangan fungsi kognitif;
2) Proses belajar;
3) pembawaan atau bakat.
Adapun mengenai factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siwa.
A. Aliran Nativisme
B. Aliran Empirisisme
C. Aliran Konvergensi

B. PROSES, TUGAS, DAN HUKUM PERKEMBANGAN


1. PROSES PERKEMBANGAN
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang terjadi dalam
perkembangan sesuatu. Proses bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam diri siswa
atau respons/reaksi yang ditimbulkan oleh siswa tersebut. Secara global, seluruh proses
perkembangan individu sampai menjadi “person” (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga
tahapan, yakni:
1. Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah);
2. Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari rahim ibu kea lam dunia bebas);
3. Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadiyang
khas (develofment of selfhood).

2. TUGAS DAN FASE PERKEMBANGAN


Adalah hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan
manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar . kegiatan belajar dalam hal
ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Di samping itu, hal-hal lain yang
juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah
1) Karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangantertentu;
2) Karena adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu
sendiri;
3) Karena adanya tuntunan cultural masyarakat sekitar.

C. PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK SISWA


Proses-proses perkembangan psiko-fisik meliputi:
1. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang
progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam ketermpilan fisik anak
(motor skills);
2. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi
intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan otak ank; dan
3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yaitu proses
perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahanperubahan cara anak
berkomunikasi dengan orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
D. ARTI PENTING PERKEMBANGAN KOGNITIF BAGI PROSES BELAJAR
SISWA

A. Mengembangkan Kecakapan Kognitif


Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu
dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni: 1) stategi belajar memahami isi materi
peljaran; 2) strategi meyakini arti penting isi materi pelajara dan aplikasinya serta menyerap
pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut. Tanpa pengembangan
dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit diharapkan mampu mengembangkan
ranah efektif dan psikomotornya sendiri
Strategi adalah sebuah istilah populer dalam psikologi kognitif, yang berarti prosedur
mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan alokasi upaya-upaya yang bersifat
kognitif atau pilihanpilihan kebiasaan belajar (cognitive preferences) siswa. Pilihan kebiasaan
belajar ini secara global terdiriatas: 1) menghafal prinsipprinsip yang terkandung dalam
materi; 2) mengaplikasikan prinnsipprinsip materi.

B. Mengembangkan Kecakapan Afektif


Keberhasilan perkembangan ranah kognitif tidak akan hanya membuahkan kecakapan
kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakaapaan efektif. Sebagai contoh, seorang guru agama
yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kognitif dengan cara seperti penyusaian
diatas, akan berdampak positif terhadap ranah efektif para siswa.
C.Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak posiitif terhadap
perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang
konkret dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang
terbuka. Namun, kecakapan psikomotor tidak terlepas dari kecakapan efektif. Jadi, kecakapan
psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap
mentalnya.

BAB 4
BELAJAR

A.DEFINISI DAN CONTOH BELAJAR


Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dan penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karenanya,
pemahaman yang benar mengenai arti belajar densgan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
1. Definisi Belajar
2. Contoh Belajar.

B. ARTI PENTING BELAJAR


Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidkan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Perubahan dan
kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.
Karena kemampuan berubahlah, manusia tebebas dari kemandengan fungsinya sebagai
khalifah di bumi.

C.PROSES DAN FASE BELAJAR

1.DEFINISI PROSES BELAJAR


Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “processus” yang berarti “berjalan
kedepan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada
suatu sasaranatau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah Any change in any object or
organism,particularry a behavioral or psychological change. (proses adalah suatu perubahan
yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan).
2.FASE-FASE DALAM PROSES BELAJAR
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow,1985),
dalamproses belajar, siswamenempuh tiga episode atau fase, yakni: 1. Fase informasi (tahap
penerimaan materi) 2. Fase transformasi (tahap pengubahan materi). 3. Fase evaluasi (tahap
penilaian materi).

BAB 5
CIRI, PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN FAKTOR YANG
MEMENGARUHI BALAJAR.

A.CIRI KHAS PERILAKU BELAJAR


Setiap prilaku belajar selau ditandai oleh cirri-ciri perubahan yang spesifik.
Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain pskologi
pendidikanoleh surya (1982), disebut juga sebagai prinsp11 prinssip belajar . di antara cirri-
ciri perubahan khas karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah : 1) Perubahan itu
internasional; 2) Perubahan itu positif dan aktif; 3) Perubahan itu efektif dan fungsional.

B. PERWUJUDAN PERILAKU BELAJAR


1. Kebiasaan 2. Keterampilan 3. Pengamatan 4. Berpikir asosiatif dan daya ingat 5. Berpikir
rasional dan kritis 6. Sikap 7. Inhibisi 8. Apresiasi 9. Tingkah laku afektif

C. JENIS-JENIS BELAJAR
1. Belajar abstrak 2. Belajar keterampilan 3. Belajar sosial 4. Belajar pemecahan masalah 5.
Belajar rasional 6. Belajar kebiasaan 7. Belajar apresiasi 8. Belajar pengetahuan

D. EFISIENSI, PENDEKATAN, DAN METODE BELAJAR


1. Efisiensi belajar a.efisiensi usaha belajar b. efisiensi hasil belajar
2. Ragam pendekatan belajar a. pendekatan hokum jost b. pendekatan ballard & clanchy
3. metode belajar SQ3R

BAB: 6
PRESTASI KEJENUHAN, TRANSFER, DAN KESULITAN BELAJAR
1. DEFINISI EVALUASI
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assement yang
menuntut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggabarkan prestasi ang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Assement menurut petty (2004), mengukur keluasan dan kedalaman belajar,
sedangkan evaluasi merupakan proses penyusunan dan pengukuran hasi belajar yang pada
dasarnya merupakan proses penyusuna deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
3.RAGAM EVALUASI
A. Pre-test dan Post-test B. Evaluasi Prasyarat C. Ealuasi Diagnostic D. Evaluasi
Formatif E. Evaluasi Sumatif F. UAN/UN
BAB: 7
MENGAJAR

A.ARTI PENTING MENGAJAR


Mengajar merupakan istilah kunci yang hamper tak pernah luut dari pembahasan
mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Sebagian orang
menganggap bahwa mengajar tak berbeda dengan mendidik.

A. DEFINISI DAN CONTOH MENGAJAR


1. DEFINISI MENGAJAR
Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalaam bidang-
bidang studi kependidikan, ialah hanya mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan
dan kebudayaan kepada siswa.
2. CONTOH MENGAJAR
Membimbing kegiatan belajar siswa, khususnya ketika mengajar tidak hanya berarti
berceramah di muka kelas, tetapi juga memberikan peluang seluas-luasnya kepada siswa
tersebut untuk melakukan aktivitas belajarnya.

BAB: 8
GURU DAN PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR

A. GURU

1. ARTI GURU DAHULU DAN SEKARANG


Hugget (1985) mencatat sejumlah besar posisi Amerika Serikat yang mengutuk para
guru kurang profesionl, sedangkan orangtua juga telah menuding mereka tidak kompeten dan
malas.

2.ARTI GURU MASA MENDATANG


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang
yang pekerjaanya (mata pencahariannya) Mengajar.

B. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU


Dalam arti sederhana, kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada
sikap dan pembuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain.
C. HUBUNGAN GURU DENGAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR
1. Konsep Dasar Proses Mengajarr-Belajar
2. Fungsi Guru Dalam Proses Mengajar-Belajar.
BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

3.1 Kelebihan
Buku utama memiliki bahan pokok yang sesuai materi yaitu Psikologi Pendidikan dan
menghubungkannya bagi para peserta didik. Yang dimaksud disini adalah bagaimana
peran para teori, atau peran penting psikologi pendidikan bagi peserta didik. Buku
pembanding 1 lebih dalam mencantumkan pendapat para ahli.

3.2 Kelemahan
Kelemahan pada buku utama adalah bab yang rancu, maksudnya bila ada pembaca
yang ingin mencari materi akan sulit melihat bab-nya secara langsung. Sedangkan buku
pembanding, buku ini terlalu monoton ,tidak ada daya Tarik yang dapat membuat
pembaca merasa nyaman saat melihatnya. Buku pembanding 2 lebih sedikit dalam
penjelasan dibandingkan Buku Utama
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pada dasarnya peran psikologi pendidikan sangat diperlukan untuk mengarahkan
peserta didik untuk mendidiknya. Para pendidik khususnya para guru diharapkan menguasai
materi psikologi pendidikan, karena jika tidak menguasainya maka guru tidak bisa melalui
proses belajar-mengajar di kelas. Kedua buku memiliki pedoman mengenai psikologi yang
sebenarnya isinya hampir sama melainkan penyajiannya yang berbeda.

Saran
Buku ini seharusnya dilengkapi gambar yang membuat pembaca tertarik serta segi
bahasanya diharapkan memilih kalimat yang mudah dipahami si pembaca. Disarankan untuk
membaca buku utama, karena buku utama lebih mudah dipahami dan tidak bertele-tele.
DAFTAR PUSTAKA

Milfayetty, dkk. 2019. Psikologi Pendidikan.Medan: Unimed Press


Mustika,J.2016.Psikologi Pendidikan.Lampung:Kumala Lampung Metro.
Syah,M.2010.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai