Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. DESAIN PRODUK


PRODI S-1 PTE - FT

SKOR NILAI:

NAMA MAHASISWA : Naomi Eventy Fier Sitorus


NIM : 5193131001
DOSEN PENGAMPU : Dra. Rosneli M.Pd.
MATA KULIAH : Desain Produk

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih sayangNYa
sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical book report mata kuliah Desain
Produk ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada ibu dosen pengampu yang telah
membimbing dan memberi bahan kepada saya untuk menyelesaikan tugas critical book report
ini.
Harapan saya hasil dari critical book report ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Sebagai manusia biasa, tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu dengan tangan terbuka saya menginginkan kritik dan saran dari ibu dosen pengampu maupun
dari para pembaca, untuk kebaikan dan kesempurnaan pembuatan critical book report
selanjutnya.
Sekian dan terima kasih

Medan, September 2021

Naomi Sitorus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I.............................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN.........................................................................Error! Bookmark not defined.

1. Latar Belakang.......................................................................Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan.....................................................................................Error! Bookmark not defined.

3. Manfaat...................................................................................Error! Bookmark not defined.

4. IDENTITAS BUKU...............................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II............................................................................................Error! Bookmark not defined.

RINGKASAN BUKU....................................................................Error! Bookmark not defined.

 BUKU UTAMA.....................................................................Error! Bookmark not defined.

 BUKU PEMBANDING......................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN............................................................................Error! Bookmark not defined.

1. KELEBIHAN......................................................................Error! Bookmark not defined.

2. KELEMAHAN...................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV..........................................................................................Error! Bookmark not defined.

PENUTUP......................................................................................Error! Bookmark not defined.

 KESIMPULAN...................................................................Error! Bookmark not defined.

 SARAN...............................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA....................................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Buku
1. Buku Pertama

 Judul Buku : Desain Produk Inovatif & Inkubasi Bisnis Kompetitif


 Pengarang : Alva Edy Tontowi
 Penerbit : UGM Press
 Tahun terbit : April 2016
 Tebal Buku : XVIII + 239 hlm.
 ISBN : 978-302-386-069-2

2. Buku Pembanding

 Judul Buku : Inovasi Pendidikan


 Pengarang : Dr. Udin Syaefuddin Sa’ud,Ph.D
 Penerbit : Alfabeta
 Tahun terbit : 2015
 Tebal Buku : 224 hlm.
 ISBN :-

B. Latar Belakang
Buku adalah  kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Seperti kata pepatah, buku adalah
jendela dunia. Buku merupakan sebuah alat untuk menjelajahi ribuan bahkan milyaran
ilmu yang ada di dunia. Untuk mengetahui tentang apa yang ada di dunia luar sana, kita
tidak perlu datang langsung ke sana. Namun dengan membaca buku, kita dapat
mengetahui apa saja yang terjadi atau yang ada di dunia luar sana.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan komunikasi, dewasa ini semakin
banyaknya bermunculan penulis – penulis buku. Untuk satu topik bahasan kita dapat
mengambil referensi dari banyak buku dari penulis yang berbeda. Namun dari banyak
buku yang ada tersebut sangat sulit untuk mencari buku yang sesuai dengan kebutuhan
kita. Misalnya dari susunan kalimatnya yang mudah dipahami, keteraturan susunan, isi
buku yang menarik dan penjelasan yang mudah dimengerti dan lain-lain. Maka dari itu
diperlukan pengetahuan dan penilaian dari orang yang pernah membaca buku tersebut
untuk medeskripsikan seberapa besar kesesuaian buku tersebut terhadap kebutuhan kita.
Critical Book Report (CBR) adalah suatu laporan yang berisi penilaian terhadap
sebuah karya tulis. CBR meliputi deskripsi singkat mengenai buku serta kelebihan dan
kelemahan buku Tersebut dibandingkan buku lain yang berkaitan atau mempunyai
kesamaan topik.
Kemudian diharapkan CBR tersebut bisa dimanfaatkan oleh para pembaca yang
masih bingung dalam memilih buku yang sesuai dengan kebutuhan.

C. Identifikasi Masalah
1. Ringkasan Buku Utama
2. Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding
3. Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama.

D. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran atau deskripsi singkat dari buku tersebut ?
2. Apa Kelebihan dan Kelemahan Buku utama?
3. Apa kelebihan dan kelemahan buku pembanding?

E. Tujuan
Laporan Critical Book report ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas kuliah Inovasi dan Desain Produk.
2. Untuk memberikan informasi dan penilaian buku Inovasi dan Desain Produk kepada
para pembaca.
BAB II
RINGKASAN BUKU

I. BUKU UTAMA
 BAB 4 PRODUK INOVATIF

4.1 Produk

Produk didefenisikan sebgai hasil suatu kegitan berkarya atau produksi yang memiliki
manfaat atau fungsi dan atau aestetika. Meskipun porsi antara manfaat/fungsi dan aestitika
tidak mesti sama. Sebagai contoh, produk dapat hanya memiliki mamfaat dan fungsi saja jika
poersi aestetikanya kecil, sebaliknya ada produk yang hanya memiiki aestetika saja seperti
barang seni yang digunakan untuk memperindah ruangan kaena porsi aestikanya lebih
dominan. Sehingga produk dengan prototipe berbeda. Produk sudah memiliki jaminan
kinerja sesuai dengan desainnya dan memungkinkan untuk dikomersialkan.
Sedangkan,prototipe masih memungkinkan adanya penyempurnaan karena masih ada
kemungkinan kinerja belum sesuai dengan desain. Sehingga prototipe belum masuk ke tahap
produksi.

Produk dibagi menjadi dua yaitu barang dan jasa . sedangkan barang dapat dibagi dua
yaitu barang diskrit dan kontiniu . ciri utama produk diskrik adalah berfase padat non-oartikel
atau non serbuk, sedangkan ciri utama produk kontiniu adalah berfasi cair dan gas serta
berfase padat berupa partikel atau serbuk atau filamen atau lembaran panjang.

4.2 Produk Inovatif

Produk inivatif adalah produk yang dibuat berdasarkan suatu gagasan baru suatu
gagasan baru. Gagasan baru tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yang berupa
feedback kebutuhan pasar dan atau lima aspek lainnya sepertii tren produk,
HKI,Ergonomi,SHE serta tekhnologi baru.

Kandungan inivasi dalam suatu produk dapat hanya di beberapa bagian (inovasi
inkrimental) atau sebagain besar atau seluruhnya (inovasi holistik) dari produk tersebut
sehingga menjadi unik. Suatu produk dikatakan inovatif jika produk tersebut memiliki suatu
yang baru atau keunikan dari suatu realisasi gagasan baru.

Pada umumnya onovasi yang dikandung dalam produk tersebut dapat diperoleh dengan
berbagai cara inovasi inkrimental, yaitu :

1. Memperbaiki problem pada produk yang sebelumnya


2. Memodifikasi beberapa hal pada produk sebelumnya tanpa mengurangi fungsi utamanya
3. Mengkombinasikan beberapa fitur fungsi dalam satu produk (konsep x in 1 dengan x > 1)
4. Menambahkan teknologi atau fitur baru yang berasal dari produk lain di luar kelasnya untuk
produk kita.

Salah satu contoh produk inivatif dari buku ini adalah Google Glass yang di desain
berupa kaca mata yang memungkinkan pengguna dapat membuat video sambil berjalan dan
melihat objek yang pengguna sukai. Hasil video tersebut dapat langsung disambug nikrabel
ke kimputer laptop atu desktop atau hanya disimpan dalam media penyimpanan yang
terpasang pada google glass tersebut.

Tabel 4.8 Google Glass, Probelm dan Inovasi

Nama Problem Inovasi


Produk
Google Kejenuhana Kebutuhan untuk dapat membuat foto
Glass menggunakan still dan video dengan cara yang simpel
perangkat kamera dan dan praktis tanpa harus membawa
video yang terpisah banyak item serta hasil foto dan video
dan berat sihingga dapat langsung dikirim ke komputer atau
banyak peralatan yang teman lainya via internet
harus dibawa

 BAB 5 DESAIN KONSEP PRODUK INOVATIF

5.1 Gagasan Baru, Konsep, dan desain Industri


Seperti halnya dalam desain produk secara umum, desain produk inovatif prosesnya
juga sama. Pembedaanya adalah produk yang akan didesain berupa produk yang berbasisi
pada ide baru atau gagasan baru (di tingkat lokal atau internasional). Gagasan baru
tersebut berupa material,metode atau cara atau tekhnologi atau fitur fungsinya. Prosesnya
dimulai dari gagasan baru, kemudian pembuatan konsep dan diakiri dengan desain
industri.

5.2 Proses Pembuatan Konsep Produk Inovatif

Dalam mengembangkan produk baru non-makanan atau minuman yang melibatkan


manusia sebagai pengguna atau operator, produk perlu memiliki lima hal berikut :

1. Aspek fugsional, regulasi, dan Paten


2. Aman dan sehat
3. Kemudahan penggunaan dan perawatan
4. Aestetika dan ergonomi
5. Tren produk dan kesiapan tekhnologi

Adapun langkah-langkah pengembangan konsep produk yang sebagain diadopsi dari


Ulrich dan Eppinger (2008) yang terdiri dari tujuh langkah M-I-S-K-K-D

1. Menetapkan misi (M) mengapa produk akan dibuat , deskripsi produk, kapan produk
akan diluncurkan, marginnya berapa, dan siapa saja yang duduk sebagai pemangku
kepentingan (stake holder)
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pengguna atau pasar (I). Sumber informasi
kebutuhan dan keinginan pengguna ini dapat diperolah dari sumber internet dan sumber
internal (misalnya, paten, regulasi pemerintah,lingkungan hidup, kesehatan dan
keamanan, tren produk)
3. Menetapkan spesifikasi Produk (S) berdasarkan masukan (I) benchmarking , dan hasil uji
laboratorium
4. Membuat konsep produk (K) berdasarkan spesifikasi (S). Untuk mampu membuat konsep
dengan jumlah konsep banyak diperlukan kreativitas. Pada langkah ini arsitektur produk,
aestika, ergonomi, dan usabilitas perlu dipertimbangkan
5. Memilih konsep produk terbaik sebagai konsep akhir (K)
6. Desain Industri (D)
 BAB 6 DESAIN DETAIL DAN ANALISIS TEKHNIK

Desain detail dan desain tekhnik adalah dua tahap yang dilakukan setelah desain konsep
selesai dilakukan. Pada produk manufaktur diskrit , detail desain dan analisis tekhnik ini
dilakukan berututan dan bolak-balik hingga diperoleh hasil analisis tekhnik yang
memenuhi kebutuhan keteknikan yang dalam banyak kasus dapat lebih dari satu kali
siklus

6.1 Desain Detail (CAD = Computer Aided Design)

Pada produk manufaktur diskrit, desain detail yang selanjutnya dikenal dengan istilah
gambar tekhnik atau kalau dilapangan dikenal dengan istilah bahasa inggrisnya
Engineering Drawing (ED) adalah tahap yang dilakun setelah tahap desain konsep selesai
dilakukan. Desain detail dalam bentuk ED ini digunakan sebagai alat komunikasi antara
desainer dengan manufakur. Proses dalam membuat gambar tekhnik pada produk
manufaktur diskrit dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yang keduanya dalam
menggambar tetap perpedoman pada standard internasional (SI) , yaitu cara :

1. Tanpa bantuan softwar


2. Berbantuan Software (CAD=Computer Aided Design)

Cara pertama , gambar tekhnik dibuat langsung diatas kertas putih atau kalkir
menggunakan tangan dengan bantuan penggaris bersskal, pensil,penghapus,pena.
Sedangkan cara kedua digunakan dengan cara komputer dan hasilnya dicetak dengan
printer warna dengan ukuran garis dan dan kertas seperti yang pertama.

6.2 Analisis Tekhnik (CAE= Computer Aided Eingineering)

Analisis tekhnik di lakukan setelah gambar tekhnik selesai . tujuanny adalah untuk
melohat apakah komponen/part chunk atau model pada produk yang akan dibuat telah
sesuai dengan aplikasi nantinya. Tujuan utama untuk analisis tekhnik produk ini adalah
untuk meyakinkan bahwa komponen impeler dan poros pompa air tersebut cukup kuat
atau tidak akan rusak pada usia pakai seperti yanng akan dijanjikan dalam dokumen
garansi pajak. Analis tekhnik dapat dilakukan cera analitik empirik atau dilakukan
dengan cara yang praktis, yaitu dengan bantuan sofware dan komputer analisis tekhnik
atau CAE (computer Aided Engineering). Proses CAE itu tersebut antara lain
CFD,akustik,termal,durabitas,respon dinamik. Karena CAE bersifat prediksi meskipun
imput seringkali diambil dari data empirik . hasil analisis tekhnik ini tidak 100 %
benar.Namun demikian , analisis tekhnik ini banyak bermamfaat di awal proses desain,
sebelum produk rill dibuat sehingga dapat menghemat biaya proses
desain,pengembangan, dan prototyping.

 BAB 7 PROTOTYPING DAN TESTING


7.1 Prototype dan Cara Pembuatannya

Prototype dapat didefinisikan sebagai gambaran awal sementara sebelum produk


rillnya dibuat. Proses pembuatan prototype dapat dimulai dari pembuatan komponen atau
part. Kemudian merakitnya menjadi chunk. Chunk tersebut dirakit dengan chunk lain
menjadi modul. Modul-modul tersebut dirakit satu dengan yang lainnya menjadi
prototype.

Prototyping adalah proses pembuatan suatu prototype. Proses ini merupakan suatu
step diantara banyak step dalam proses konversi dari sebuah desain konsep menjadi
sebuah produk rill. Sehingga dalam proses ini memerlukan waktu dan biaya yang
nantinya akan berkontribusi pada waktu dan biaya keseluruhan dalam proses konversi
tersebut.

Mengingat bahwa untuk membuat membuat prototipe diperlukan waktu dan biaya
yang tidak sedikit, maka proses pembuatan prototipe ini diupayakan dengan waktu dan
biaya yang serendah-rendahnya pula sehingga harga produk menjadi lebih kompetitif.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses pembuatan prototipe ini adalah
dengan menerapkan teknologi manufaktur yang dikenal dengan nama Rapid Prototyping
Technology (RPT). RPT ini dikenal dengan nama yang lebih umum yaitu Layer
Manufacturing Technology (LMT) karena proses manufakturnya dilakukan lapis demi
lapis material dan lapis-lapis material tersebut kemudian ditumpuk menjadi satu
membentuk 3 benda dimensi.

7.2 Testing Prototype


Setelah prototype a selesai, kemudian dilakukan testing untuk meyakinkan bahwa
prototype tersebut berfungsi seperti rencana. Hasil testing tersebut adalah kemungkinan
sukses dan gagal. Namun demikian, jika prototype tersebut dibuat mengikuti gambar
teknik secara baik dan benar menggunakan teknologi manufaktur yang sesuai, testing
tersebut kemungkinan besar akan sukses meskipun tingkat kesuksesannya tidak dapat
mencapai 100%. Hasil tes prototipe a ini selanjutnya digunakan sebagai masukan dalam
membuat prototipe b.

 BAB 8 HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL : DESAIN INDUSTRI DAN PATEN


8.1 Desain Industri

Dalam subseksi desain industri (DI) akan disajikan mengenai definisi, hak pendesain,
hak perioritas pemohon dan lingkup desain industri.

Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik
Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu (10 tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan) untuk melaksanakan sendiri, atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Lingkup desain industri yang mendapatkan perlindungan adalah:

a. Desain Industri

b. Desain Industri Lama

8.2 Paten
Syarat untuk mendapatkan paten bagi suatu invensi yaitu:
a. Baru (novelty)
b. Mengandung langkah inventif
c. Dapat diterapkan di industri
Ada 2 jenis paten yaitu paten sederhana dan paten biasa
Selama masa perlindungan, pemilik paten memiliki kewajiban untuk iuran tahunan
dan melaksanakan peten tersebut agar memiliki nilai ekonomi.
Beberapa hal penting dalam menulis draft dokumen paten atau desain industri yang
baik antara lain :
a) Melakukan penelusuran paten-paten terkait dengan produk yang akan kita daftarkan
paten atau desain industri.
b) Siapkan desain gambar yang akan kita daftarkan ptaten atau desain industri.
c) Siapkan abstrak yang berisi latar belakang mengapa produk tersebut penting dan tidak
ada duanya serta poin penting solusi masalah yang akan diselesaikan, deskripsi produk
dan tunjukkan keunggulan dalam menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh produk sebelumnya.
d) Siapkan apa saja yang akan diklaim.
Setelah kegiatan dari (a) hingga (d) selesai dan siap kemudian lakukan penyusunan
dokumen yang terdiri dari 3 bagian dengan urutan:
1) Deskripsi, yang terdiri dari :
a. Judul
b. Bidang teknik invensi
c. Latar belakang invensi
d. Ringkasan invensi
e. Uraian singkat gambar
f. Uraian lengkap invensi
g. Klaim
2) Abstrak
3) Gambar dengan nomor untuk menunjukkan bagian-bagiannya.

 BAB 9 POTENSI INDONESIA, INDUSTRI UNGGULAN DAN TEKNOLOGI


9.1 Ragam Potensi Daerah Provinsi
Indonesia yang membentang dari barat ke timur sepanjang garis khatulistiwa
(equator line) dengan 3 perbedaan waktu terdiri dari 34 provinsi atau 501 wilayah
kabupaten (403) dan kota (98) tersebar di sejumlah pulau.
Kekayaan alam yang berlimbah di setiap provinsi, terutama kekayaan alam non-
tambang, yang tampaknya tidak memiliki petensi ekonomi, dengan teknologi dan
kreativitas dapat dikonversi atau diberi nilai tambah menjadi sesuatu yang bermanfaat
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi tersebut, tetapi juga
memiliki nilai ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
9.2 Pengembangan Industri Unggulan Daerah Tingkat-1 (Provinsi)
Hingga tahun 2010 di Indonesia terdapat 25 provinsi yang sudah memiliki peta
panduan untuk pengembangan industri unggulan di daerahnya berdasarkan Perpres No.
29 Tahun 2008 dan Permen untuk masing-masing daerah (Kementrian Perindustrian RI,
2010).
Hampir sebagian besar industri unggulan 25 provinsi di Indonesia adalah industri
pengolahan hasil pertanian, laut, dan mineral atau tambang.
Bahan baku yang berasal dari daerah provinsi setempat sesuai dengan unggulan
wilayah. Dalam satu bahan baku memungkinkan untuk dibuat menjadi satu atau beberapa
produk akhir sehingga menjadi suatu klaster industri di suatu kawasan. Sebagai contoh
industri pengolahan ikan. Bahan baku produk adalah ikan. Jika bahan baku yang berupa
ikan tersebut diurai, maka dalam 1 ikan akan mendapat empat macam bahan baku yang
dapat diproses menggunakan teknologi pengolahan menjadi paling tidak 4 macam produk
akhir juga, yaitu daging ikan, duri dan tulang ikan, sisik ikan dan kepala ikan.

9.3 Siklus Hidup dan Ekosistem Teknologi


Untuk memiliki ataupun menggunakan teknologi baik dalam bentuk lisensi ataupun
bentuk perjanjian lain membutuhkan dana yang sering kali besar dan nilainya hampir tak
dapat dijangkau oleh individu ataupun intitusi. Apalagi teknologi yang berasal dari
negara maju dengan nilai tukar mata uangnya lebih tinggi.
Sepanjang periode waktu dibagi menjadi 2, yaitu periode saintifik dan periode
komersial. Antara periode saintifik dan periode komersial ada periode transisi inkubator
untuk menginkubasi teknologi yang dihasilkan dan selanjutnya inkubasi bisnis agar siap
komersial. Pada periode saintifik, proses dimulai dari riset dasar, riset terapan, publikasi
(seminar, konferensi atau jurnal ilmiah) atau pendaftaran HKI (Hak Kekayaan
Intelektual). Sementara pada periode komersial, teknologi siap pakai tersebut diproduksi
dan produknya mulai memasuki market atau pasar. Namun seperti halnya produk buatan
manusia lainnya, teknologi yang dihasilkan pada suatu waktu juga akan mengalami
penuaan bahkan sudah tidak memiliki nilai ekonomi lagi. Dalam kondisi seperti ini,
sudah saatnya teknologi di inovasi agar lebih bernilai ekonomi.
Dalam ekosistem teknologi, kebutuhan terus-menerus pada teknologi baru yang lebih
baik dan efesien untuk memenuhi kebutuhan pasar umumnya terjadi pemicu utama
lahirya teknologi baru. Kebutuhan pasar lahir bersamaan dengan lahirnya problem yang
memerlukan solusi. Solusi dalam bentuk teknologi tersebut akan dilahirkan dari riset
yang dilalakukan oleh tim riset yang ada di institusi riset atau perguruan tinggi dengan
fasilitas riset tinggi.

 BAB 10 INKUBASI TEKNOLOGI DAN BISNIS KOMPETITIF


10.1 Pengertian Inkubasi dan Inkubator
Istilah inkubator dan inkubasi pertama kali digunakan di dunia kedokteran untuk
perawatan bayi yang baru lahir tetapi kondisinya belum siap untuk hidup langsung di luar
rahim. Ruang kecil berbentuk kotak yang kondisi ruangannya terkendali untuk memenuhi
kebutuhan hidup bayi yang ada di dalamnya ini kemudian disebut inkubator dan
kemudian kegiatannya disebut inkubasi. Perkembangan selanjutnya, istilah inkubator
diadopsi untuk digunakan di bidang-bidang lainnya termasuk bidang industri untuk
mempersiapkan ide agar memiliki kelayakan teknologi dan kelayakan bisnis.

10.2 Inkubator dan inkubasi Teknologi dan Bisnis


Inkubasi teknologi adalah proses penyiapan pematangan teknologi di inkubator
teknologi siap pakai dan siap untuk diproduksi. Teknologi dikatakan diap pakai dan siap
diproduksi, jika teknologi dalam bentuk prototipe Alpha dan Beta sudah diuji fungsinya.
Seperti halnya inkubasi teknologi, bibit bisnis kompetitif baru ada yang lolos seleksi
di inkubator Teknologi dan masuk di Inkubator Bisnis, juga perlu di inkubasi untuk
meyakinkan bahwa bisnis yang akan dikembangkan dan ditumbuhkan adalah bisnis yang
memang akan menguntungkan secaa ekonomi. Inkubasi bisnis adalah proses penyiapan
suatu bibit perusahaan teknologi baru agar menjadi perusahaan baru yang siap tumbuh
dan berkembang di dunia bisnis.

10.3 Model Bisnis Kompetitif


Sukses suatu bisnis tidak hanya ditentukan oleh produknya yang inovatif saja, tetapi
juga ditentukan oleh sistem bisnis yang mengantarkan produk inovatif tersebut ke pasar.
Namun pada umumnya produk yang inovatif mampu menjawab kebutuhan pasar (needs
and wants) dan bagian dari 7 area inovasi sistem.
Kehadiran kompetitor baik yang mirip asli atau palsu pada umumnya terjadi oada
saat volume pasar produk kita naik tinggi hingga mengganggu volume pasar produk
sejenis. Kompetitor dengan produk mirip dengan produk kita akan mengganggu volume
pasar kita, tetapi kompetitor produk palsu pada umumnya tidak mengganggu karena
target pasarnya adalah pasar penggemar produk palsu yang hanya menginginkan
penampilan, bukan mutu tinggi yang diinginkan.

II. BUKU PEMBANDING


 BAB II Konsep Dasar Inovasi

1. Pengertian Inovasi

Istilah “inovasi” merupakan kata yang menarik dalam manajemen pada tiga
dasawarsa belakangan. Berdasarkan studi Center for Educational research and
Innovation tahun 1973 sudah didefinisikan bahwa menunjukkan sesuatu tindakan yang
baru dalam organisasi dan kehidupan manusia. Secara singkat inovasi dimaksudkan
sebagai “pembaharuan”, baik berupa idea atau gagasan, kelakuan atau benda,
sebagaimana dinyatakan bahwa: “An innovation is here defined as any thought,
behavior, or thing that is new because it is qualitatively different from existing
forces” demikian pendapat Barnett, (1953:7) sebagaimana dikutip oleh Asy’ari (tt:70).

2. Antara Penemuan, Pengembangan, dan Penyebaran

Untuk melakukan inovasi diperlukan kekuatan manajemen dan kepemimpinan


yang inovatif, karena memang napas manajemen dan kepemimpinan menciptakan situasi
yang baru dan lebih baik dari keadaan sebelumnya dalam organisasi. Dalam hal
ini Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya.
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan sebagai usaha menemukan karya baru atau
benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) yang
disebut invention dan discovery. Dalam kaitan inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode atau hasil karya yang diamati sebagai
sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).

Konsep diffusion sering kali digunakan secara sinonim


dengan konsep dissemination,  tetapi di sini diberikan konotasi yang berbeda tu dengan
lain. Definisi diffusion menurut Roger (1962) adalah “penyebaran suatu ide baru dari
sumber invention-nya kepada pemakai atau Penyerap yang terakhir”. Kalau
istilah diffusion adalah netral dan betul-betul memaksudkan penyebaran suatu
pembaharuan, dissemination digunakan di sini untuk menunjukkan suatu pola difusi yang
terencana, yang di dalamnya beberapa biro (agency) mengambil langkah-langkah khusus
untuk menjamin agar suatu pembaharuan akan mencapai jumlah pengadopsi (penyerapan
pembaharuan) paling banyak (Wijaya, 1992:12).

3.  Karakteristik Inovasi

Hakikat inovasi adalah sebagai suatu gagasan dan praktik yang baru dalam
kehidupan manusia. King dan Anderson (1995) menjelaskan ciri inovasi, mencakup: (1)
suatu inovasi adalah hasil yang dapat dilihat, proses atau hasil dalam suatu organisasi.
Suatu gagasan baru yang memiliki titik permulaan bagi suatu inovasi, (2) suatu inovasi
harus merupakan suatu latar sosial baru yang diperkenalkan terhadap kelompok kerja,
bidang atau seluruh organisasi, (3) suatu inovasi harus bertujuan bukan sekedar bersifat
sesaat. Jika suatu pabrik mengurangi produksinya hal itu karena akan mempengaruhi
terhadap peralatan, staf dan bukan merupakan suatu inovasi, (4) suatu inovasi bukan
merupakan perubahan rutin. Perjanjian dengan anggota staf baru yag berpindah atau
diberhentikan, tidak berkenaan dengan perubahan atau inovasi. Ciri-ciri suatu inivosai
yang dikemukan oleh Rogers adalah sebagai berikut:

a. Adanya keuntungan relatif, yaitu sejauh mana satu inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya.

b. Bersifat “kompatibel”, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu dan
kebutuhan dari penerima.

c. Bersifat “kompleksitas”, yaitu suatu inovasi memiliki tingkat kesukaran untuk memahami


dan menggunakan inovasi bagi penerimanya.
d. Bersifat “triabilitas”, yaitu suatu inovasi yang ada apakah dapat dicoba atau tidak dalam
kehidupan penerima.

e. Bersifat “observabilitas”, yaitu suatu inovasi benar-benar dapat diamati hasilnya atau


keuntungannya.

4. Pentingnya Inovasi

Penemuan-penemuan baru yang lebih baik bagi peningkatan mutu hidup dan kesejahteraa
ummat manusia dimanapun sangat diperlukan. Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli,
yaitu:

a. Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara
substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan
teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan
bermotor, dsb;

b. Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau
pengiriman barangnya;

c. Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan


meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;

d. Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau
perilaku berorganisasi;

e. Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.

5. Faktor Pendorong Inovasi

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh
sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal
baru ataupun berupa praktik- praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil
olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan mem- perbaiki suatu kedaan
tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat.

Penyebaran inovasi akan melibatkan beberapa unsur penting sebagaimana


menjadi unsur pokok dalam komunikasi, yaitu: (1) adanya inovasi itu sendiri, (2) adanya
pihak (orang atau lembaga) yang tahu tentang inovasi tersebut, (3) adanya pihak lain
yang belum tahu tentang adanya inovasi tersebut, (4) Ada media komunikasi
(Hanafi,1980:24).

 BAB III Hakikat Inovasi Pendidikan

1.  Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan
kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (Sa’ud:
2011, 5)

Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari keadaan yang ada sebelumnya dengan
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
secara maksimal dalam pendidikan.

Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model inovasi
yang baru yaitu: Pertama “top-down model” yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan
oleh pihak tertentu berbagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti
halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional atau
Departemen Pendidikan dan kebudayaan selama ini. Kedua “bottomup model” yaitu
model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatkan mutu proses penyelenggaraan dan hasil pendidikan.

2.  Urgensi Inovasi dalam Pendidikan

Di bidang pendidikan, peran guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia
yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya sangat
penting dalam menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Dalam perkembangan
kontemporer, dunia sedang berubah dengan sangat cepat dan bersifat global. Hal itu
diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam
bidang komunikasi dan elektronika. perkembangan dalam bidang ini telah mengakibatkan
revolusi informasi. Sejumlah besar informasi, hampir mengenai semua bidang kehidupan
dari semua tempat. Semua aspek dan kegiatan telah terhimpun, terolah, tersimpan, dan
tersebarkan. Secara terbuka, setiap saat informasi tersebut dapat diakses, dibaca, serta
disaksikan oleh setiap orang, terutama melalui internet, media cetak dan televisi
(Sukmadinata, 2006:5).

Urgensi inovasi pendidikan paling tidak berakar kepada empat alasan, yaitu:
pertama; upaya memecahkan masalah-masalah praktik pendidikan supaya dapat berjalan
sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan; kedua; memberikan kepuasan kepada
stakeholders pendidikan, sehingga mendatangkan keuntungan dan kemajuan; ketiga;
pentingnya menyediakan pendidikan yang bermutu dan penyelenggaraan yang akuntabel.
Keempat; pentingnya pendidikan mengantisipasi perubahan eksternal sehingga
memberikan daya saing dan keunggulan bangsa di tengah pergaulan dunia global.

3.  Manfaat Inovasi Pendidikan

Identifikasi terhadap masalah inilah yang kemudian mendorong dilakukannya


penelitian dan pengembangan (R&D) atau evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk
menciptakan suatu inovasi. Dalam bidang pendidikan, misalnya, untuk memecahkan
persoalanpersoalan pendidikan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan modelmodel
inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan
mutu, peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.
Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan
dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air.
Beberapa contoh inovasi antara lain: program belajar jarak jauh, manajemen berbasis
sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran konstekstual (contextual learning),
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan Pakem).

4.  Sasaran Program Inovasi Pendidikan

Sasaran yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam


bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. pendidikan adalah suatu sistem maka
inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem
pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Inovasi dalam aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun 1970 dan kini dikenal
sebagai Tujuan Intruksional Khusus (TIK).  Bahkan saat ini dalam Kurikulum Satuan
Pendidikan (KTSP) sejak tahun 2006, dengan berbagai standar nasional pendidikan yang
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 merupakan inovasi
pendidikan yang terus bergerak untuk memajukan pendidikan.  Sesungguhnya inovasi
pendidikan meliputi pembaruan dalam materi dan isi kurikulum dam pengajaran. Inovasi
materi atau isi kurikulum, yaitu meliputi inovasi pendidikan yang disajikan. Contohnya,
bagaimana meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar dan bagaimana menerapkan
muatan lokal dari kurikulum nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama


 Buku ini mudah dipahami oleh orang awam yang baru mengenal Inovasi dan Desain
Produk. Menjelaskan secara padat tentang beberapa Aspek yang terkandung dalam
Inovasi dan Desain tidak hanya fokus pada satu Aspek saja. Dan terdapat beberapa
gambar yang tidak terlihat membosankan.
 Dan kelemahan buku utama ini yaitu Pada bab 8 halaman 139, seharusnya tidak
menggunakan kata akan kita daftarkan, tetapi langsung saja menggunakan kata akan
didaftarkan. Karena kata kita merujuk pada pribadi. Sedangkan di bab 10, pada bagian
inkubasi dan inkubator, tidak ada dijelaskan mengenai inkubator secara umum, yang ada
hanya penejelasan inkubator dalam dunia kesehatan. Sedangkan untuk inkubator dalam
dunia bisnis hanya dijelaskan melalui gambar saja.
B. Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding
 Kelebihan buku pembanding ini adalah Buku ini membahas tentang inovasi secara umum
dan inovasi dalam bidang pendidikan, setiap bab dilengkapi dengan rangkuman, latihan
soal dan glosarium. Bahasa yang dipakai cukup mudah dipahami oleh pembaca,
sehingga pembaca dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan.
 Sedangkan kelemahannya adalah Buku ini membahas inovasi pendidikan secara umum
dan kurang detail atau pembahasan inovasi tidak secara khusus sehingga pembahasan
kurang spesifik dan mendalam. Pembaca tidak mendapatkan informasi mengenai
penerapan inovasi dalam pembelajaran secara kongret.

C. Saran
Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sederhana mungkin
guna mencapai pemahaman yang lebih. Dan menyematkan beberapa ilustrasi atau gambar
agar buku tersebut tidak terlalu membosankan bagi buku pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Edy, Alva. 2016. Desain Produk Inovatif dan Inkubasi Bisnis Kompetitif. Yogyakarta:UGM
Press
Ananda Rusydi, dkk. 2017. Inovasi Pendidikan. Medan: CV Widya Puspita

Syafaruddin, dkk. 2011. Inovasi Pendidikan. Medan: Perdana Publis

Anda mungkin juga menyukai