Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REPORT

KERAJINAN

Dosen pengampu :

Drs. Nurhayati, M.Pd

Oleh :

Roma Khairani Ritonga

5193144019

Regular C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat, hidayah
dan perlindungan yang di berikan kepada penulis sehingga penulisan dapat menyelesaikan
tugas CJR tepat pada waktunya. Dan tugas ini disususun dalam rangka memenuhi tugas
CJR pada mata kuliah Kerajinan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada orang tua penulis karena selama ini telah mendukung dan membimbing
penulis dengan begitu sabar. Terimakasih kepada dosen yang bersangkutan karena telah
mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan CJR ini. Penulis juga
berterimakasih kepada teman- teman yang telah memberi saran dan kritik. Tanpa bantuan
dari pihak yang bersangkutan CJR ini tidak akan tertselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis yakin bahwa penyusunan CJR ini masih belum sempurna. Oleh karena itu
penulis menerima saran dan kritik dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan
penyusunan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga CJR ini bermanfaat bagi para
pembaca. Jika ada kata yang salah penulis minta maaf. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

Medan,21 April 2020

Roma Khairani Ritonga

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

2.1 IDENTITAS JURNAL UTAMA..................................................................................2

2.2 IDENTITAS JURNAL PEMBANDING......................................................................6

BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN......................................................................13

3.1 Kelebihan Jurnal..........................................................................................................13

3.2 Kelemahan Jurnal........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajinan Adalah suatu karya seni yang proses pembuatanya menggunakan


keterampilan tangan manusia. Dan biasanya hasil dari sebuah kerajinan dapat menghasilkan
sesuatu yang cantik dan indah, dengan sentuhan seni tinggat tinggi serta benda siap pakai.

Kerajinan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan
penuh semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju
yang luas dalam melakukan suatu karya (Kadjim 2011:10).

Kerajinan Tangan adalah kegiatan menciptakan suatu produk atau barang yang
dilakukan oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahansehingga memiliki nlai
jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian
memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu produk mungkin dengan
kerajinan yang akan anda memiliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.  Contoh
Kerajinan Tangan: Sulam, seni lipat, renda, bordir, seni dekoratif dan sebagainya.

Ditinjau dari segi manfaat, kerajinan memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pakai dan
fungsi hias. Fungsi pakai adalah produk kerajinan yang mengedepankan aspek fungsional.
Sehingga bisa dipastikan, Anda dapat memanfaatkan kerajinan ini untuk membantu
pekerjaan Anda. Fungsi yang kedua adalah fungsi hias. Kontras dengan poin pertama,
kerajinan yang memiliki fungsi hias umumnya memang hanya menonjolkan sisi estetika
dan keindahan dibandingkan fungsi barangnya. Contohnya adalah kerajinan patung,
miniatur, dll.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IDENTITAS JURNAL UTAMA

Judul Jurnal : Pelatihan Seni Kerajinan Tangan Dari Barang Bekas di SD N

Sukalela Baweann

Volume dan Halaman : Nomor 01, Halaman 49 - 58

Tahun : 2018

Penulis : Lutfiana Baroditus Sobakhka dan Zuhrina Aulia Izzati

ISSN :-

ABSTRA : Tidak semua sekolah dasar mampu memberikan pengajaran seni termasuk seni
kerajinan tangan secara optimal, hal itu bisa dilihat dari faktor pendidik yang kurang
antusias untuk memberikan pengajaran terhadap seni sehingga peserta didik kurang mampu
mengeluarkan kreativitas dan keterampilannya dalam berkarya seni. Pengajaran seni
khususnya kerajinan tangan sangat dibutuhkan anak tingkat sekolah dasar untuk
perkembangan kreativitasnya, dengan adanya pelatihan seni kerajinan tangan dari barang
bekas yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dari prodi PGSD di SDN Sukalela kecamatan
Tambak Bawean siswa menjadi terampil, aktif, dan mampu menunjukan kreativitasnya
serta memahami pemanfaatan barang bekas disekitarnya. Siswa bersama-sama membuat
karya dengan arahan dari pengajar dan sesuai dengan contoh yang telah disiapkan
sebelumnya. Sasaran yang diberi pengajaran adalah siswa-siswi kelas 3,4,5 dan 6 dengan
pembagian har mula dari hari ke-19 sampai hari ke-22. Hasil karya berupa tempat pensil,
bunga botol, bunga dari tempat telur.

2
Kata Kunci : Pelatihan Seni Kerajinan Tangan, Barang Bekas

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan observasi ke SDN Sukalela


terlebih dahulu, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengajaran seni
keterampilan tentang kerajinan tangan dan sejauh mana pengajarannya terhadap siswa di
sekolah tersebut, serta untuk mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan pelatihan
seni kerajinan tangan pada anak-anak di SDN Sukalela.

Pelaksanaan dari kegiatan pengajaran seni kerajinan tangan dari barang bekas
dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan selama KKN berlangsung, sedangkan untuk
waktunya dilakukan diluar jam sekolah. Siswa kelas 3 dan 4 dilakukan mulai pukul 16.00-
17.20 WIB, sedangkan siswa kelas 5 dan 6 dilaksanakan mulai pukul 14.00-16.00 WIB.
Pelatihan untuk kelas 3 dan kelas 4 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, selanjutnya 2
kali pertemuan berikutnya untuk kelas 5 dan kelas 6.

Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan di SDN Sukalela dengan jadwal di luar jam
sekolah. Sedangkan untuk alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pelatihan seni
kerajinan tangan tersebut diantaranya botol bekas, tempat telur bekas, cat,cait air, tinner,
kuas, gunting, cutter, kain flannel, lem tembak, spidol/pen, kertas origami, dan mata
boneka.

Hasil dan Pembahasan

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi bahwa pelatihan seni kerajinan tangan
masih belum terlaksana di sekolah dasar tertentu. Dengan adanya pelatihan seni kerajinan
tangan dari barang bekas yang dilakukan oleh siswa KKN dari prodi PGSD, siswa di SDN
Sukalela jadi lebih tau cara pemanfaatan barang bekas untuk dijadikan kerajinan tangan
serta keterampilan dan kreativitas siswa menjadi terpupuk dan berkembang,
pengetahuannya pun berkembang sehingga daya inovasinya muncul.

3
Siswa kelas 3 dan 4 SDN Sukalela cukup aktif dan mudah untuk menerima
pengetahuan baru, namun selama proses belajar di sekolah, pengajaran akan seni
ketarmpilan masih kurang, padahal guru bisa memanfaatkan barang bekas di sekitarnya
untuk dijadikan pembelajaran. Dengan adanya hal itu, kami memberi pelatihan kepada
siswa kelas 3 dan 4 SDN Sukalela untuk membuat kerajinan dari barang bekas yaitu botol
bekas, melihat begitu banyaknya botol bekas yang tidak terpakai di sekitar lingkungan
mereka, kami mengajarkan kepada mereka cara membuat bunga dan tempt pensil dari botol
bekas sehingga mereka tahu bahwa botol beas bisa dijadikan kerajinan tangan yang bernilai
estetis dan bisa difungsikan lagi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Perlahan-lahan
pengetahuan mereka terhadap seni keteraampilan barang bekas menjadi bertambah dan
keterampilan maupun kreativitasnya semakin maju.

Siswa kelas 5 dan 6 SDN Sukalela juga cukup aktif dan terampi, pengetahuan dan
pengajaran seni keterampilan dirasa masih kurang. Oleh karena itu kami memberi pelatihan
seni kerjinan tangan dari baarang bekas kepada mereka namun barang bekas yang
digunakan adalah tempat telur yang tidak terpakai. Dengan adanya barang bekas tersebut,
kami mengajarkan kepada mereka cara membuat bunga yang cantik dari tempat telur.
Setelah mereka membuat kerajinan tangan, mereka menjadi tahu bahwa tempat teluryang
tidak terpakai bisa diamanfaatkan untuk dijadikan sesuatu yang bernilai estetis. Tentu hal
itu menambah pengetahuan serta keterampilan maupun kreativitas mereka. Dan hasil karya
tersebut bisa dijadikan hiasan ruangan.

Pelatihan yang diberikan kepada kepada ke empat kelas di SDN Sukalela tersebut
dilaksanakan di luar jam sekolah, tujuannya agar waktu proses pengajaran menjadis
menjadi longgar dan tidak memburu waktu belajar mereka disekolah sehingga materi yang
mereka dapatkan bisa terserap dengan baik. Selain itu waktu pelatihan tersebut kami
berikan secara berbeda-beda tujuannya agar tidak bercampur dengan materi pelatihannya
dan menghindari konflik anatar siswa kelas tinggi dengan siswa kelas rendah. Untuk
kegiatan pelatihan itu sendiri, dilakukan dengan cara sebagai berikut :

4
1. Pembuatan Bunga dan Tempat Pensil Dari Botol Bekas Pembuatan bunga dan
tempat pensil dari botol bekas dilakukan oleh siswa kelas 3 dan kelas 4 SD.
Mereka membawa botol bekas dan gunting dari rumah. Pengajar
menyediakan alat dan bahan-bahan lainnya kemudian memberi contoh serta arahan
kepada siswa tentang cara pembuatan karya yang dimaksud. Mereka bisa berkreasi
membuat bunga dan tempat pensil yang sesuai kemampuan mereka.
2. Pembuatan Bunga Dari Tempat Telur Bekas Pembuatan bunga dan tempat pensil
dari botol bekas dilakukan oleh siswa kelas 5 dan kelas 6 SD.
Mereka membawa gunting dari rumah. Pengajar menyediakan alat dan
bahan-bahan lainnya kemudian memberi contoh serta arahan kepada siswa tentang
cara pembuatan karya yang dimaksud. Mereka berkreasi membuat bunga dan
memberi warna sesuai keinginannya.

Kesimpulan

Pelatihan membuat seni kerajinan tangan yang di lakukan di SDN Sukalela


dilakukan selama 4 kali pertemuan. Pengajar dalam pelatihan ini yaitu mahasiswa dari
prodi PGSD dengan bantuan dari prodi lain untuk ikut membantu mendampingi anak-anak
yang hadir mengikuti pelatihan.

Berdasarkan sebuah pengamatan di SDN Sukalela, pelatihan seni ketarmpilan masih


belum terlaksana dengan baik, khususnya seni kerajinan tangan belum ada. Pendidik
kurang mampu memberikan suatu pelatihan seni keterampilan kepada siswa secara optimal,
melihat kondisi pendidik yang kurang mendukung serta kurangnya waktu guru untuk
memberikan pengajaran jika diajarkan pada waktu jam sekolah.

Hasil dari pelatihan yang telah dilakukan mahasiswa KKN untuk siswasiswi di
SDN Sukalela adalah :

1. Mampu membuat bunga dari botol bekas


2. Mampu membuat tempat pensil dari botol bekas dan kain flanel
3. Mampu membuat bunga dari tempat telur bekas

5
4. Menjadi aktif, kreatif, terampil dan peduli terhadap lingkungan.

2.2 IDENTITAS JURNAL PEMBANDING

Judul Jurnal : Keragaman Jenis dan Model Produk Home Industr Keraajinan

Tangan Sebagai Sumber Belajar di Sekolah Dasar

Nomor dan Halaman : Nomor 01, Halaman 49 - 58

Tahun : 2018

Penulis : Sumanto dan Sukanti

ISSN : 2581 - 1983

Abstract: The research aimed to describe: various types and models of handicrafts in
Malang as learning source of cultural art and workshop of primary school. Qualitative
descriptive approach. The subject of home industry of handicraft in Malang city. Data
collection: observation, documentation and interview. Instrument of identity of handicraft
place, owner’s name, variety of craft product model. Result: (1) various bamboo root craft,
wicker rattan, flower from corn “kelobot”, fish scales, dried flowers, bouquet of flowers,
banana pottery, handmade batik, fabric doll, flannel, knit, ceramic, furniture, frame,
labunte, marble carving, cement sculpture, trash painting, painting, sanitair, stone mosaic,
vandel, invitation card, screen printing, sandal carving, leather shoes, sand sea, and
lanterns. (2) Handicraft models are mostly three-dimensional, and fewer two-dimensional
shape.

Keywords: various, type, model, handicraft, learning resources, primary school.

6
Abstrak: Penelitian bertujuan mendeskripsikan ragam jenis dan model kerajinan tangan di
Kota Malang sebagai sumber belajar seni budaya dan prakarya SD. Pendekatan deskriptif
kualitatif. Subyek home industry kerajinan tangan di Kota Malang. Pengumpulan data:
observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrumen identitas tempat kerajinan, nama
pemilik, ragam model produk kerajinan. Hasil: (1) ragam kerajinan akar bambu, anyaman
rotan, bunga klobot jagung, sisik ikan, bunga kering, merangkai bunga ucapan duka,
gerabah/gerabah pisang, batik tulis, boneka kain, kain flanel, merajut, keramik, meubel,
pigura, labunte, ukir batu marmer, patung semen, seni lukis tempat sampah, seni lukis,
sanitair, mosaik batu, vandel, kartu undangan, cetak sablon, sandal ukir, sepatu kulit, pasir
laut, dan lampion. (2) model kerajinan tangan sebagian besar berwujud tiga dimensi, dan
sebagian kecil dua dimensi.

Kata Kunci: ragam, jenis, model, kerajinan tangan, sumber belajar, SD

Metode Penelitian

Sesuai tujuan penelitian, maka rancangan yang digunakan adalah deskriptif


kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (1992) desain kualitatif memiliki ciri: (1) natural
setting, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mengutamakan proses dari pada hasil, (4) analisis
data secara induktif, dan (5) makna merupakan perhatian utamanya. Pendekatan kualitatif
menurut Sutopo (dalam Rokhmat, Triyanto & Rondhi, 2004) sangat cocok dan memberi
peluang dalam upaya memberikan pemahaman dan penjelasan secara kualitatif atas suatu
fenomena secara mendalam dan holistik. Dalam mengkaji fenomena kerajinan tangan di
Kota Malang didasarkan pada pendekatan kesenirupaan, pendekatan budaya pada wujud
visualisasi produk kerajinan baik berdasarkan struktur fisik maupun struktur estetik, dan
aktivitas kreatif pengrajin. Menurut Suharto (2007) pendekatan estetik melalui kritik seni.
Pendekatan kritik seni sebelumnya hanya bersifat evaluatif. Melalui pendekatan ini suatu
obyek seni dapat diamati dari aspek deskriptif, interpretative, dan evaluatif.

Sumber data diperoleh dari fakta aktivitas usaha kerajinan tangan yang dilakukan
para pemilik usaha, pengrajin, produk kerajinan yang dihasilkan, teknik/cara pembuatan
kerajinan, dan bahan serta peralatan kerajinan yang digunakan. Dalam hal ini peneliti

7
bertindak sebagai instrumen yang berperan sebagai mengamat dan pengumpul data secara
mendalam. Langkah kegiatannya: (a) survey pendahuluan yang meliputi kegiatan
menemukan sumber pustaka dan hasil penelitian yang relevan, (b) pengumpulan data
pemetaan kerajinan tangan di Kota Malang, (c) penelaahan dan reduksi data, (d) penyajihan
data paparan deskriptif untuk memberikan pemaknaan data.

Lokasi penelitian pemetaan kerajinan tangan ini berada di wilayah Kota Malang
yang tersebar di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Blimbing, Kedungkandang, Sukun, Klojen,
dan Lowokwaru. Dari setiap wilayah kecamatan tersebut dipetakan tempat-tempat usaha
kerajinan tangan yang pada saat penelitian ini dilakukan masih aktif memproduksi
benda/karya kerajinan tangan. Lokasi home industry kerajinan tangan ada di setiap rumah
para pengrajin atau pemilk usaha kerajinan baik yang dikelola secara perseorangan atau
kelompok.

Subyek penelitian adalah usaha home industry kerajinan tangan yang ada di Kota
Malang. Subyek penelitian ditentukan berdasarkan sampel wilayah yang mewakili sejumlah
kecamatan di Kota Malang. Penentukan subyek penelitian disetiap wilayah kecamatan dan
kelurahan dengan pertimbangan: (a) keberadaan home industry kerajinan tangan yang
masih aktif memproduksi atau menghasilkan karya kerajinan tangan pada saat dilakukan
pemetaan, (b) keterjangkauan tim peneliti untuk melakukan pemetaan home industry
kerajinan tangan selama kurun waktu penelitian berlangsung, (c) wilayah kecamatan yang
dijadikan subyek pemetaan merupakan daerah (kelurahan) penghasil karya kerajinan tangan
di Kota Malang. Dari setiap wilayah kecamatan yang dipilih sebagai sampel dalam
pengumpulan pemetaan home industry kerajinan tangan selanjutnya akan diambil sejumlah
tempat usaha kerajinan tangan yang mewakili keragaman jenis kerajinan, keragaman
model/produk kerajinan, teknik/cara pembuatan kerajinan tangan, dan memetakan bahan
(material) serta cara pengolahannya.

Instrumen yang digunakan lembar pengamatan/ observasi identitas dan dokumentasi


keberaadaan usaha kerajinan tangan mencakup aspek: asal/tempat usaha kerajinan, nama
pemilik, keberadaan dan, produk kerajinan yang dibuat, teknik/cara pembuatan kerajinan,

8
dan bahan (material) yang digunakan. Instrumen pedoman wawancara untuk menjaring
data atau melengkapi data mengenai faktor pendukung dan kendala serta sumbangannya
bagi pendidikan di SD. Analisis menggunakan pendekatan content analysis deskriptif
kualitatif, yang menfokuskan perhatian pada penelaahan kritis terhadap suatu fenomena
sebuah gejala berdasarkan fakta dan makna dari gejala tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Dikelompokkan berdasarkan fungsi atau pemanfaatan ada sebagian produk


kerajinan yang disesuaikan dengan nama sebutannya, yaitu: (1) kerajinan tangan yang
dibuat dengan orientasi fungsi praktis atau terapan. dan (2) kerajinan tangan yang dibuat
dengan fungsi utama sebagai karya seni atau benda hias untuk dinikmati kesan atau nilai
keindahannya. Contoh kerajinan tangan yang memiliki fungsi praktis atau terapan yaitu
kerajinan Sandal, Sepatu, dan Meubel. Contoh kerajinan tangan yang difungsikan sebagai
benda seni atau benda hias yaitu kerajinan lukis, kerajinan patung, kerajinan lampion,
kerajinan akar bambu, kerajinan merangkai bunga dan lainnya. Dari sejumlah jenis
kerajinan tersebut memperlihatkan ada fungsi yang terkait dengan nama atau sebutan yang
diberikan. Dalam kaitannya dengan fungsi atau pemafaatan produk kerajinan yang
dihasilkan oleh para pengrajin di Malang tersebut digunakanlah nama atau sebutan usaha
kerajinan yang dilakukan sesuai spesifikasi dan kreasi barang yang dibuatnya.

Ada juga ragam kerajinan yang fungsinya sebagai barang (benda) mainan,
contohnya kerajinan boneka. Selain itu ada juga jenis kerajinan tangan yang dibuat dengan
fungsi untuk menaruh, menyimpan, atau sebagai bagian untuk memperindah barang/karya
seni. Contohnya adalah kerajinan Pot Bunga, kerajinan Pigura, dan lainnya. Sedangkan
sebagian jenis kerajinan yang ada di Kota Malang dapat dikenali dan dipahami dari: (a)
jenis bahan yang digunakan, misalnya kerajinan akar bambu, kerajinan pasir laut, kerajinan
klobot jagung, bunga kering, kerajinan kain flanel, kerajinan rotan. (b) dari teknik atau cara
pembuatann, contohnya kerajinan gerabah, kerajinan keramik, kerajinan batik, kerajinan
anyaman, kerajinan merajut, kerajinan ukir, kerajinan cetak sablon, kerajinan lukis dan
lainnya.

9
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa keberagaman produk kerajinan tangan
yang ada di wilayah Kota Malang merupakan wujud kongkrit prilaku produktif dari
sebagian masyarakat yang memiliki potensi keterampilan kreatif seni. Didukung oleh
(Sumanto, 2015) bahwa keragaman model/produk kerajinan tangan menujukkan adanya
keunikan dan keindahan pada setiap hasil usaha kerajinan yang ditekuninya. Dalam kaitan
ini komunitas masyarakat di Malang memiliki kepedulian bekerja secara aktif, gigih, tekun,
ulet dalam upaya meningkatkan kualitas kebutuhan dan kesejahteraan diri, keluarga serta
kehidupan di wilayah Malang.

Dari hasil pemetaan home industry kerajinan tangan di Kota Malang tersebut dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis bahan pokok (utama) yaitu kerajinan Akar Bambu,
Rotan, Kayu Jati, Bunga Kering, Batu Marmer, Sisik Ikan, Klobot Jagung, Batu Kali, Pasir
Laut, Batang Pisang Kering, Kain Flanel, Kertas, Ban Bekas, Tanah Liat, dan lainnya.

Pada hasil pemetaan jenis kerajinan tangan yang dikelompokkan berdasarkan teknik
seni (cara pembuatan) yaitu kerajinan Gerabah, Keramik, Ukir Kayu, Batik, Merangkai,
Memahat, Cetak Sablon, Mosaik, Merajut dan lainnya. Sebutan Lukis, Ukir, Batik, Gerabah
dalam lingkup karya senirupa merupakan bagian dari teknik yang secara khusus diterapkan
dalam pembuatan suatu produk atau karya kerajinan. Pemahaman teknik seni kerajinan
tangan tersebut berkaitan dengan karakteristik caracara membuat karya kerajinan tangan
yang merupakan bagian dari keragaman cara berkreasi karya seni murni dan seni terapan.

Diantaranya “Lukis” atau “Melukis” adalah suatu teknik berkarya seni rupa yang
dilakukan dengan menggoreskan cairan tinta/car/pewarna lukis dengan menggunakan
bantuan alat kuas di atas bidang lukisan (kanvas). Hanya saja dalam kegiatan kerajinan
kaca lukis peralatan yang digunakan tentunya disesuaikan dengan karakteristik bidang
lukisan yantu lembaran kaca. Demikian juga “Gerabah” atau ada yang menyebut
“Tembikar” adalah suatu teknik berkarya seni kerajinan tangan dengan menggunakan
bahan utama berupa tanah liat. Pembuatan kerajinan gerabah dapat dilakukan dengan teknik
tertentu yaitu teknik pilin, putar, dan lainnya. Dinyatakan bahwa jenis kerajinan yang
menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit,

10
butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan benda pakai dan benda hias
yang indah. Contoh: gerabah, piring dan lain-lain. Demikian juga teknik ”ukir” atau pahat
merupakan salah satu cara membuat karya seni kerajinan yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat pahat/tatah.

Dari penggambaran bermacam-macam model produk kerajinan tangan yang ada di


Malang tersebut adanya faktor keterampilan dan kreatifitas Pengrajin yang akan berdampak
pada kualitas model kerajinan yang dihasilkan, sesuai jenis bahan yang dipilihnya. Dengan
memperhatikan selera/ kebutuhan konsumen, dan ditunjang pemanfaatan teknologi
dibidang industri kerajinan, para pengrajin dituntut untuk terus mengembangkan
model/produk kerajinan yang berdaya saing dipasaran sesuai teknik seni yang
diterapkannya. Pemanfaatan teknik-teknik kerajinan dalam pembelajaran di SD dapat
diwujdkan melalui pendekatan saintifik dari bahan alam dan buatan yang ada dilingkungan
sekitar (Sumanto. 2017:37).

Dengan mengetahui, mengenali, dan memahami keragaman model produk kerajinan


yang ada dilingkungan sekitar diharapkan akan dapat memberikan dampak yang positif dan
konstruktif, serta memicu tumbuhnya sikap apresitif positf bagi kemajuan belajar anak.
Ketercapaian kompetensi muatan materi SBdP bagi siswa SD dapat dilakukan dengan
sesuai bentuk pemanfaatan kerajinan tangan sebagai sumber belajar diantaranya: (a)
sebagai obyek yang dipelajari oleh siswa, (b) sebagai bahan pembe-lajaran berolah seni,
bereksplorasi seni, (c) sebagai sumber ide dalam berolah seni, (d) sebagai obyek apresiasi,
dan (e) sebagai model atau contoh tatanan seni (Sumanto, 2005).

Kesimpulan

Pertama, kerajinan tangan di Kota Malang secara umum adanya keberagaman jenis
dan model kerajinan yang memiliki nilai keindahan, nilai ekonomis, yang dapat
dimafaatkan sebagai sumber belajar di SD. Keberagaman jenis-jenis kerajinan di Malang
merupakan wujud kongkrit prilaku produktif sebagian masyarakat yang memiliki potensi
keterampilan kreatif seni. Komunitas pengrajin di Malang memiliki kepedulian bekerja
secara aktif, gigih, tekun, ulet dalam upaya meningkatkan kualitas kebutuhan dan

11
kesejahteraan diri, keluarga serta kehidupan di wilayah Kota Malang. Jenis-jenis kerajinan
tangan di Kota Malang yaitu: kerajinan akar bambu, anyaman rotan, bunga klobot jagung,
sisik ikan, bunga kering, merangkai bunga ucapan duka cita, gerabah, gerabah pisang
(graping), batik tulis, boneka kain, kain flanel, merajut, keramik, meubel, pigura, labunte,
ukir batu marmer, patung semen, seni lukis tempat sampah, seni lukis, sanitair, mosaik
batu, vandel, kartu undangan, cetak sablon, sandal ukir, sepatu kulit, pasir laut, dan
kerajinan lampion. Kedua, model produk kerajinan tangan yang wujudnya trimatra yaitu:
kerajinan akar bambu, kerajinan rotan, merangkai bunga, gerabah boneka, keramik, meubel
ukir kayu. pigura, lambute, patung, ukir batu, sanitair pot, sandal ukir, sepatu, pasir laut,
dan kerajinan lampion. Model/produk kerajinan tangan dwimatra yaitu: kerajinan bunga
duka, batik, kain flanel merajut, lukisan, dan cetak sablon. Karakteristik keindahan produk
kerajinan secara prinsip ada pada struktur fisik (visualisasi) karya seni kerajinan sebagai
benda terapan, benda 58 Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, Tahun 26
Nomor 1, Mei 2017, hlm 49-58 fungsional, benda hias yang wujud tampilnya bagus,
menarik, rapi, indah, alami, serta memenuhi persyaratan fungsional praktis. Struktur fisik
benda kerajinan terlihat pada tampilan bentuknya, ukuran, warna, kesan bahan, kualitas
teknis pembuatannya. Dilihat dari kecermatan pembuatannya dapat memberikan kesan
keindahan, kehalusan pada proses pengerjaannya, dimana membutuhkan keuletan dan
kesabaran serta tingkat kerumitan tersendiri.

12
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

3.1 Kelebihan Jurnal

Jurnal utama dan jurnal pembanding menjelaskan tentang pelatihan membuat


sebuah kerajinan yang dilakukan di sekolah dasar mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Isi
jurnal jelas sehingga dapat di mengerti oleh pembaca.

3.2 Kelemahan Jurnal

Kelemahan jurnal yaitu jurnal utama dan pembanding terdapat penulisan kata yang
salah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Jurnal Utama

Iryanti, V. Eny & Jazuli, M. (2001). Mempertimbangkan Konsep Pendidikan Seni.


Harmonia Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni. (vol 2, No.2 Tahun 2001).
https://media.neliti.com/media/publication/6278 8-ID-none.pdf Masunah, Juju. (2010).
Pelatihan Pengembangan Bahan Ajaran Seni Budaya Berbasis Potensi Local Bagi Guru
Sekolah Dasar. Junal Penelitian Dan Pendidikan. http://jurnal.upi.edu/file/Juju_M.pdf
JTIEE Vol.1 No. 2 15 Desember 2017 50 Raharjo, Timbul. 2011. Seni Kriya dan
Kerajinan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
http://digilib.isi.ac.id/1073/ Sefmiwati, S.Sn. (2016). Pengembangan Pembelajaran Seni
Kriya Menggunakan Teknik Pemodelan Berbasis Pendekatan Saintifik. Jurnal Penelitian
Guru Indonesia. (vol 1, No. 1 Tahun 2016).

Referensi Jurnal Pembanding

Bogdan, R.C dan Biklen, S.K. 1992. Qualitative Reseach for Education An Introduction to
Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Raharjo, T. 2011. Seni Kriya &
Kerajinan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Rokhmat, N., Triyanto & Rondhi, M.. 2004. Profil Wanita dalam Karya Seni Reklame
Visual. Semarang: Jurnal Imajinasi. FBS UNNES. Rohidi. TR. 2000. Kesenian dalam
Pendekatan Kebudayaan. Bandung: Penerbit STSI. Sanaky, Hujair AH. 2009. Media
Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Suharto, S. 2007. Refleksi Teori Kritik
Seni Holistik: sebuah Pendekatan Alternatif dalam Penelitian Kualitatif bagi Mahasiswa
Seni (Reflection on Art Criticism and Holistic Art Criticism: an Alternative Approach of
Qualitative Research for Art Students). Harmonia: Journal of Arts Research and Education,
8(1). Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Jakarta: Dirjen Dikti.
Sumanto. 2011. Pendidikan Senirupa di Sekolah Dasar. Malang: FIP UM. Sumanto. 2015.
Kerajinan Tangan di Blitar sebagai Sumber Belajar Seni Budaya dan Prakarya (SbdP)
Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar tahun 26 Nomor 2, Nov 2015. hal 121. Malang.

14
Jurusan KSDP FIP UM. Sumanto. 2017. Ragam Teknik dan Bahan Kerajinan Tangan
sebagai Sumber Belajar Seni Budaya dan Prakarya Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar
tahun 26. Nomor 1, Mei 2017, hal.37. Malang: Jurusam KSDP FIP UM. Suprayekti, 2004,
Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan UT. Vygotsky. 2000. The
Social Formation of Mind in Driscoll, M.P. Psychology of Learning for Instruction, 2nd ed.
Boston: Allyn & Bacon,.

15

Anda mungkin juga menyukai