Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK

REVIEW
KEPEMIMPINAN

Skor Nilai :

EVALUASI HASIL BELAJAR


(Dr. Arif Rahman, M.Pd.)

NAMA MAHASISWA :
RIZKI ILAHI SEMBIRING (5171151016)
LAKSAMANA NUR (5171151010)
DOSEN PENGAMPU : Dr. Arif Rahman, M.Pd.
MATA KULIAH : EVALUASI HASIL BELAJAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGIINFORMATIKA DAN


KOMPUTER – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Critical Book Review”. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi hasil belajar
Dr. Arif Rahman, M.Pd. atas bimbingannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga tugas ini dapat memenuhi tuntutan
kuliah yang diajukan dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca tentang Evaluasi
hasil belajar.

Saya menyadari bahwa penyusunan Laporan Critical Book Report ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca sekalian demi perbaikan makalah laporan ini dimasa yang akan
mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan, pengetauan, dan kelak
dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.Aamiin.

Medan, 24 Maret 2019

Penyusun.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….... 4

 Latar Belakang……………………………………………..;...... 4
 Tujuan………………………………………………………. 5
 Manfaat…………………………………………………….... 5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU…………………………………....... 6

 Identitas Buku……………………………………………….. 6
 Ringkasan Isi Buku………………………………………….. 7

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….... 19

 Pembahasan isi buku……………………………………… 19


 Kelebihan dan kekurangan buku....................................... 20

BAB IV PENUTUP........................................................................... .......... 21

 Kesimpulan..................................................................... .......... 21
 Rekomendasi.................................................................... .......... 21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 22

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critikal book review merupakan tugas yang mengharuskan mahasiswa dalam
melihat, menganalisa, dan menilai sebuah buku dalam segi penampilan, penulisan, isi,
dan aspek tata bahasa buku tersebut. Dalam menilai sebuah buku, diperlukan sebuah
pembanding untuk melihat perbandingan buku yang direview dengan buku yang
menjadi pembanding. Buku yang akan direview terlebih dahulu dibandingakan
dengan buku lain atau buku pembanding. Proses membandingkan ini, akan
membantu kita melihat isi buku berdasarkan kekurangan dan kelebihan suatu buku
dan berdasarkan kriteria tertentu. Sehingga pembaca dapat menyimpulkan isi buku
yang tepat untuk digunakan berdasarkan kebutuhannya. Pembaca akan lebih mudah
memahami dan menyimak dengan baik hasil review sebuah buku agar lebih cepatdan
efektif untuk mendapatkan informasi dari sebuah buku.Mengkritik buku dilakukan
bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan untuk
menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan
menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca
perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut.
Maka dari itu Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya
sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih
menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut dan apa yang menarik dari
artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir
& dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis
menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Review aka menguji pikiran
pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki.

4
B. Tujuan
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
tugas, khususnya mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar, serta untuk menambah
wawasan yang luas akan pengetahuan khususnya di bagian pembelajaran.

C. Manfaat
- -Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Evaluasi Hasil
Belajar.
- -Penulis CBR dapat lebih berfikir kritis
- -Pembaca CBR dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari buku
yang di kritik
- Kita jadi mampu menganalisis buku, karena dengan meresensi suatu buku, kita dapat
juga mengetahui kelebihan dan kekurangan buku tersebut sekaligus memberikan
masukan.

5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

1. Identitas buku

1. Buku Utama
o Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran pada Sekolah Dasar
o Edisi : Pertama
o Pengarang : Prof.Dr.H.Gunarto,M.Hum
o Penerbit : UNISSULA Press
o Kota Terbit : Semarang
o Tahun Terbit : 2013
o ISBN : 978-602-7525-49-89

2. Buku pembanding ( 1 )
o Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran
o Edisi : Pertama
o Pengarang : Drs Asrul M.Si,Rusdi Ananda M.Pd,dan Dra Rosnita,M.A.
o Penerbit : CitaPustaka Media
o Tahun Terbit : 2015
o ISBN : 978-602-1317-49-5

3. Buku pembanding ( 2 )
o Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran
o Pengarang : Dr. Elis Ratna Wulan, S.Si., MT dan Dr. H. A. Rusdiana, Drs.,
MM.
o Penerbit :-
o Kota Terbit : Bandung
o Tahun Terbit : 2014
o ISBN : -

6
2. Ringkasan Isi Buku

Ringkasan Buku Utama

BAB I HAKIKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Hakikat Pembelajaran

Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para
pelajar atau mahasiswa kata “belajar“ merupakan kata-kata yang tidak asing. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di
lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
keinginan.

Berdasarkan uraian di atas maka belajar merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan
untuk meningkat kan kemampuan peserta didik. Belajar untuk disekolah dasar berarti interaksi
antara guru dengan siswa yang dilakukan secara sadar dan terencana yang dilaksanakan baik
di dalam kelas maupn diluar kelas dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Pengertian Hasil belajar

Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana
baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kan kemampuan peserta didik
ditentukan oleh hasil belajar. Sebagaimana dikemukakan Oleh Hamalik (2006:30), bahawa
perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dan dari belum mampu kearah sudah mampu.Hasil belajar akan tampak pada
beberapa aspek antara lain: pengetahuan,pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Seseorang yang telah
melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau
bebarapa aspek tingkah laku sebagai akibat dari hasil belajar.

Hasil belajar yang dikemukakn oleh berapa pendapat makan penulis dapat
mendefinisikan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan kemampuan intelektual
(kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar
(psikomotor) pada peserta didik. Perubahan kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran khususnya dalam satuan pendidikan dasar diharapkan sesuai dengan tahap
pekembangannnya yaitu pada tahapan operasional kongrit.
7
Tujuan Belajar

Tujuan dari interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar,
terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kan kemampuan peserta
didik baik perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi
(afektif) dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik
sebagaimana yang dikemukakan oleh Usman (2006: 34) bahwa hasil belajar yang dicapai oleh
siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru
sebelumnya. Secara garis besar Taksonomi Bloom (Yulaelawati, 2004: 59-64) tujuan hasil
belajar dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni :

a) Ranah kognitif yang terdiri dari enam tingkatan, yaitu :Pengetahuan,


Pemahaman, Penerapan, Analisa, Sintesis, Penilaian,
b) Ranah afektif yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu : Penerimaan, Penanggapan,
Penilaian, Pengelolaan, Bermuatan nilai,
c) Ranah psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu : Menirukan, Manipulasi,
Keseksamaan, Artikulasi, Naturalisasi,

Berdasarkan uraian hasil belajar diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
hasil belajar adalah mengevaluasi kemamuan yang dimiliki oleh siswa yang mencakup aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor pada mata pelajaran di sekolah Dasar setelah
melalui proses belajar menggunakan metode pembelajaran. Aspek kognitif yang ditinjukkan
dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan ujian tertulis yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pengetahuan yang dimiliki siswa. aspek afektif dan
psikomotor yang ditinjau dari sikap siswa pada saat proses pembelajaran.

BAB 2 : Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran

Pengertian Tes, Penilaian, Pengukuran dan Evaluasi

Pengertian Tes

Dalam bahasa Perancis kuno, tes diartikan sebagai piring untuk menyisihkan logam-
logam mulia. Selain itu ada pula yang mengartikan tes sebagai sebuah piring yang dibuat dari

8
tanah. Istilah tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring dari tanah liat.
Menurut Hasan dalam Arifin, Z (2009 : 3) menjelaskan “tes adalah alat pengumpulan data
yang di rancang khusus. Kekhususan tes bisa terlihat dari kontruksi butir (soal) yang
dipergunakan. Sedangkan menurut Sudijono, A (2008 : 67) mengartikan tes sebagai “cara atau
prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan”,
sedangkan Erman (2003 : 65) mengartikan tes sebagai “alat pengumpul informasi tentang hasil
belajar”.

Tes adalah seperangkat lembar soal atau serangkaian tugas (alat pengukur) berisi tentang
peryataaan atau pertanyaan yang harus di kerjakan oleh peserta didik atau sekelompok yang
harus dijawab dengan baik, benar jujur sehingga menghasilkan suatu nilai sesui dengan
tujuannya.

Pengertian Pengukuran

Pengukuran dalam bahasa inggris berarti measurement, yang dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada dasarnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar . pengukuran bersifat kuantitatif.

Pengukuran adalah adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
sesuatu. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, dan lain sebagainya.
dalam proses pengukuran, guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur
tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reabilitas yang tinggi. Jadi di dalam
pengukuran suatu proses pemberian angka-angka pada sesuatu atau

Dari bebrapa pendapat makan pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan pendidik
untuk memberi angka-angka pada suatu benda atau peristiwa pada tes yang dikerjakan oleh
peserta didik dan berbersifat kuantitaif sehingga menjadi data yang dapat dibandingkan
dengan kriteria tertentu.seseorang berdasarka aturan-aturan tertentu yang hasilnya berupa
angka/skor. Pengukuran ini tidak membuahkan hasil nialai baik buruknya sesuatu tetapi hasil
pengukuran ini dapat di pakai untuk membuat penilaian /evaluasi. (Arifin, Z 2009. Dalam
katalain mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran danengukuran bersifat
kuantitatif. (Daryanto,2010 : 6).

Pengertian Evaluasi

9
Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21
dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.

Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17


dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.

Istilah evaluasi berasl dari bahasa Inggris yaitu’ evalluation’. Dalam buku Essentials of
educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown di katakana bahwa:
evaluation refer to the act or proses to determining the value of something (Wand and Brown,
19, hal 1). Menurut beliau evaluasi adalah suatu yindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai darai pada sesuatu. (Nurkancana, W dkk :1983).

Evaluasi adalah suatu seni. Tidak ada satu pun evaluasi yang sempurna, walaupun
dilakukan dengan teknik yang berbedabeda. Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus
sehingga didalam proses kegiatannya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya
sesuatu kesalahan. Cronbach dalam Daryanto,(2010 : 2), Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
(Daryanto,2010 : 6).

“Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Dalam pendidikan,


penilaian berarti prosespengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik” (Depdiknas, 2010 : 16).

Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Prinsip penilaian Validitas, Reliabilitas, Menyeluruh, Berkesinambungan, Obyektif,


Mendidik (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas 2006). Untuk memperoleh hasil evaluasi
yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip prinsip umum sebagai
berikut : Kontinuitas, Komprehensif, Adil dan Objektif, Kooperatif Praktis, (Sudijono, A.
2009:17). Menurut Daryanto (2010:19) terdapat beberapa prinsip yang perlu diperrhatikan
dalam melakukan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah: Keterpaduan, Keterlibatan siswa,
Koherensi, Pedagogis, Akuntabilitas.

Fungsi Evaluasi Pembelajaran

10
Fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
fungsi, Purwanto (2010: 5) yaitu: Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa, Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran, Untuk
keperluan bimbingan dan konseling (BK), Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan
kurikulum sekolah.

Dalam kegiatan mengajar menurut Sukardi, (2008: 4) evaluasi berfungsi sebagai berikut:
Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai,
dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru. Untuk mengetahui aspek-aspek
kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Mengetahui tingkat ketercapaian
siswa dalam kegiatan belajar. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber
dari siswa. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. Sebagai materi utama
laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.

Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Tujuan evaluasi pembelajaran menurut Sudijono, A. (2009:17) bahwa tujuan evaluasi


terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus; tujuan umum adalah untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu dan untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah evektifitas
mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik sedangkan tujuan khusus
adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

Tujuan evaluasi pembelajaran dapat diketahui baik atau tidaknya tergantung dari kualitas
proses pembelajaran dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, berikut beberapa tujuan dari
evaluasi pembelajaran

1. Untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar


berlangsung, untuk memeberikan balikan bagi penyempurnaan program
pembelajaran.
2. Untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik
yang selanjutnya dipakai sebagai angkarapor. dan juga dapat dipakai untuk
perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.
3. Untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk kelas akselerasi atau ke
lembaga pendidikan tertentu.
4. Untuk kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

11
5. Untuk mengklasifikasikan siswa berdasar tingkat ketuntasan pencapaian standar
kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD);
6. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki ketrampilan-ketrampilan
yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana
peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
7. Untuk menyampaikan balikan kepada peserta didik tentang tingkat capaian hasil
belajar pada setiap KD disertai dengan rekomendasi tindak lanjut yang harus
dilakukan;
8. Untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan, pendidik harus melakukan pembelajaran remidial, agar setiap siswa
dapat mencapai standar ketuntasan yang dipersyaratkan;
9. Untuk megetahui kemampuan peserta didik yang telah mencapai standar
ketuntasan yang dipersyaratkan, dan dianggap memiliki keunggulan, pendidik
dapat memberikan layanan pengayaan;
10. Untuk mengevaluasi efektifitas kegiatan pembelajaran dan merencanakan
berbagai upaya tindak lanjut.
11. Untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi
dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di anatara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Merujuk pada Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan , Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Blom (1956) bahwa ruang lingkup yang menjadi tujuan
daripada pendidikan adalah ranah/ domain kognitif, afektif dan psikomotor.

BAB III Instrumen Evaluasi Pembelajaran

Macam-Macam Teknik Tes

12
Macam-macam teknik tes merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik pada aspek kognitif. Adapun macam-macam teknik nontes antara
laian; Tes Uraian (uraian bebas, uraian singkat dan uraian terstruktur) dantes objektif, (pilihan
ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah) untuk tes objektif dengan soal benar salah
sudah jarang dijumpai dalam pelaksanaan tes. Adapun macam-macam tes sebagai berikut:

a) Tes Uraian : Tes uraian adalah lembar soal/ kerja yang berisi tentang pertanyaan
yang harus dijawab dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai (materi pelajaran) dan tes uraian terdiri dari uraian bebas, urain terbatas
dan uraian terstruktur
b) Pilihan Ganda : Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu
jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari setrukturnya, bentuk soal
pilihan ganda terdiri atas : Stem; Pertanyaan atau pernyataan yang berisi
permasalahan yang akan dinyatakan. Option; Sejumlah pilihan atau alternatif
jawaban. Kunci; Jawaban yang benar atau paling tepat. Distractor atau pengecoh;
Jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.

c) Isian Singkat : Tes bentuk jawaban/ isian singkat dibuat dengan menyediakan
tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal
jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Dengan
demikian isian sinkat adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik
dengan melengkapi baik berupa bilangan, kalimat, simbol/ lambang, kata, prase,
nama, tempat, nama tokoh, dan lainlain secara singkat dan tepat.

d) Menjodohkan : Terdiri atas 2 kelompok pertanyaan. Kedua kelompok ini berada


dalam satu kesatuan. Bagian sebelah kiri merupakan beberapa pertanyaaan yang
harus dicari jawabanya yang ada pada kolom kanan. Dalam bentuk yang paling
sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawabanya, tetapi sebaiknya jumlah
jawaban lebih banyak dari soal, karena hal ini akan mengurangi kemungkinan
siswa menjawab betul dengan hanya menebak.

Ringkasan buku pembanding

13
Bab 1. KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN

Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun saling


berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian ulangan
harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat
meng-gambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan
kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan
proses pembelajaran.Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan
evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara konsepsional
istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan
yang sangat erat.

Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas
tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta didik.
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu.
Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan
sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang
pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya
menggunakan tes sebagai alat ukur.

Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta
didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat
menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan
tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan

Bab 2. EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF


KURIKULUM 2013 (PENILAIAN OTENTIK)

A. Teori Pendekatan Saintifik.

Pendekatan saintifik sudah lama diyakini sebagai jembatan bagi pertumbuhan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Para ahli meyakini bahwa
melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dalam
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat memotivasi mereka untuk
melakukan penyelidikan guna menemukan fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Dalam hal
14
ini peserta didik dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan berintuisi, mengira-
ngira dalam melihat suatu fenomena. Mereka mestilah dilatih agar mampu berfikir logis, runut
dan sistematis.

Ilmuan Muslim era klasik seperti Ibnu Tufail (wafat 1138 M) misalnya, telah
mengetengahkan pemikiran bahwa kebenaran suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan
sendirinya melalui pengamatan terhadap fenomena yang spesifik sekalipun tanpa bersumber
dari guru dengan mengamati fenomena-fenomena spesifik secara terfokus,
mempertanyakannya, menalar dan kemudian menarik kesimpulan (Siddik, 2011: 60). Proses
berfikir yang demikian disebut sebagai penalaran induktif (inductive reasoning) yang
berkebalikan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).

B. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran

Untuk menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran menuntut adanya


perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran
konvensional. Terdapat sejumlah metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan
prinsip-prinsip pendekatan saintifik yang sudah popular, seperti metode problem based
learning; project based learning; inkuiri, group investigation dan lain-lain.

Metode-metode tersebut pada umumnya menekankan pembelajaran peserta didik untuk


mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara
atas suatu masalah atau pertanyaan dengan melakukan penyelidikan guna menemukan
berbagai fakta melalui penginderaan, yang daripadanya dapat ditarik suatu kesimpulan yang
disajikan dalam laporan penemuan, baik lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, tidak bisa
tidak, semua guru tidak bisa lagi mencukupkan kegiatannya dengan cara-cara pembelajaran
konvensional, melainkan dituntut dan wajib untuk dapat melaksanakan metode- metode
tersebut secara baik dan benar, dan tentu saja harus menyenangkan.

BAB 3. INSTRUMEN EVALUASI BENTUK TES

A. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)

Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian, baik
uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya bentuk
uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan

15
jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid untuk
berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut:

a. Memecahkan Masalah

b. Menganalisa masalah

c. Membandingkan

d. Menyatakan hubungan

e. Menarik kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80).

Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi
menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas
(extended respons items).

B. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif

Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap
semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan istilah tes jawaban
pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
(items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items atau
dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada
tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing butir yang bersangkutan.

BAB 4. INSTRUMEN EVALUASI BENTUK NON-TES

Hasil dari satu proses pembelajaran mencakup tidak hanya aspek kognitif, tapi juga
aspek afaktif dan psikomotorik. Sehingga hasil dari proses pembelajaran dapat berupa
pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan
menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan.
Sedangkan hasil belajar berupa perubahan sikap hanya dapat diukur dengan teknik non-tes.
Instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses
dan produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap,
minat, bakat, motivasi, dan lain-lain. Termasuk jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah
observasi, wawancara, skala sikap, dan lain-lain.

a. Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila
16
kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati,
peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai
dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian
tidak terdapat nilai tengah.

b. Skala Rentang

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai


memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di
mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

c. Penilaian Sikap

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan
komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut:

Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap
materi pelajaran. Dengan sikap„positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang
minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi
pelajaran yang diajarkan.

Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru.
peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan
hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap
guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup
suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses
pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

d. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari

17
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian
proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam
bidang tertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam
penyelidikan tertentu, dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu
secara jelas.

e. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk
dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja
tetapi juga proses pembuatannya.

f. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta
didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya,
hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,
guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan
terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memper-lihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya peserta didik, antara lain:
karangan, puisi, surat, komposisi, musik.

g. Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

h. Tugas-Tugas

Rancanglah satu instrumen eavaluasi bentuk non-tes untuk penilaian produk yang kait
dengan materi pelajaran di jurusan anda. Diskusikan dengan teman anda, materi pelajaran apa
di jurusan anda yang paling tepat dievaluasi dengan teknik non-tes.

18
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
Dari ketiga buku ini, dapat saya simpulkan bahwa ketiga buku ini cukup bagus

untuk bahan pengajaran dan pembelajaran, khususnya pada materi evaluasi hasil

belajar. Karna di kedua buku ini memiliki kesamaan, yaitu membahas secara lengkap

apa itu Evaluasi Hasil Belajar.


Pembahasan Secara Umum :

Pada Buku Utama adalah Membahas Tentang Konsep Evaluasi Pembelajaran


yang mana dalam materi ditarik kesimpulan bahwa tujuan hasil belajar adalah
mengevaluasi kemamuan yang dimiliki oleh siswa yang mencakup aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomotor pada mata pelajaran di sekolah Dasar setelah
melalui proses belajar menggunakan metode pembelajaran. Aspek kognitif yang
ditinjukkan dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan ujian tertulis yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pengetahuan yang
dimiliki siswa

Sedangkan Pada Bab 1 Buku Pembanding adalah Membahas Tentang


Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran yang mana dalam materi ini Tes adalah
pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan
tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap
peserta didik. Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan
kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi
pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya.

sedangkan Buku Pembanding 2 pada Bab 1 adalah Dalam bidang pendidikan


evaluasi pembelajaran merupakan kegitan wajib bagi setiap insan yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan. Sebagai seorang pendidik, proses evaluasi
pembelajaran berguna dalam hal pengambilan keputusan kedepan demi kemajuan
anak didik pada khusunya dan dunia pendidikan pada umumnya.

19
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Secara umum :
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview: Buku utama
lumayan menarik, simpel dan mudah di mengerti dalam pembuatan buku
sedangkan buku pembamding sangat sulit di mengerti walaupun manarik isi
bukunya.
2. Dari aspek tata bahasa, buku utama menggunakan bahasa yang sederhana dan
dapat dipahami, tetapi sedikit menggunakan bahasa yang sulit dimengerti bagi
masyarakat awam

A. KELEBIHAN BUKU
Kedua buku ini memiliki cover yang sangat menarik,landasan teori yang sangat lugas
dan pemahaman didalam buku ini mudah dimengerti, memiliki kata kata yang sangat lugas
,sehingga pembaca tidak kebingungan, kedua buku ini merupakan ebook, buku utama dan
buku pembanding satu sudah memiliki ISBN.

B. KELEMAHAN BUKU
Kedua buku ini tidak memberikan dampak yang negative bagi para pembaca
khususnya mahasiswa yang akan menjadi calon guru bahkan memberikan wawasan yang
positive yang membangun karakter yang lebih pada calon guru,namun jika berbicara tentang
kekurangan buku ini masih kurang memberikan tarikan untuk para pembaca dalam memiliki
keinginan membacanya,kedua buku ini sudah dirancang sedemikian baik.Dan buku
pembanding dua tidak memiliki ISBN

20
BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan hasil belajar adalah mengevaluasi kemamuan
yang dimiliki oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor
pada mata pelajaran di sekolah Dasar setelah melalui proses belajar menggunakan metode
pembelajaran. Aspek kognitif yang ditinjukkan dengan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan ujian tertulis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menerapkan
pengetahuan yang dimiliki siswa. aspek afektif dan psikomotor yang ditinjau dari sikap siswa
pada saat proses pembelajaran.

Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai
hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai “dampak
pengiring”.Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai indikator
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, sebagai lambang
pemuasan hasrat ingin tahu, sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, sebagai
indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan, dan sebagai indikator daya serap
(kecerdasan) peserta didik.

Saran
Rekomendasi saya untuk ketiga buku ini, menurut saya buku ini semuanya cocok
untuk bahan pengajaran dan media pembelajaran antar guru dengan siswa ataupun dosen
dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di Kalangan umum.Karena selain buku-buku ini
mudah untuk di pahami, buku ini juga membahas secara rinci tentang dasar kepemimpinan.
Buku ini juga sangat cocok sebagai buku bacaan karena buku ini ringan.
Buku-buku ini juga tidak semuanya lengkap, jadi saya sarankan untuk para pembaca, jangan
berpatok hanya pada satu atau dua buku saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah
penting, seperti media massa atau media elektronik (internet).

21
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal.2012. Evaluasi pembelajaran.jakarta: Direktorat jendral


Pendidikan Islam kementrian agama RI

Asrul & Ananda,Rusdi.2015. Evaluasi pembelajran. Jakarta: Citapustaka


Media

22
23

Anda mungkin juga menyukai