BAB I
PENDAHULUAN
Gardu Induk Adijaya merupakan salah satu unit yang berada di PT PLN
(Persero) yang termasuk dalam Tragi Tegineneng yang bertugas menyalurkan dan
menerima tegangan listrik.Gardu Induk Adijaya sendiri memiliki dua Bay Trafo
dan dua Bay Penghantar. Bay Penghantar (Tegineneng dan Kotabumi), Trafo I 30
MVA memiliki tiga Penyulang yaitu Gareng, Petruk, dan Arjuna, dan di Trafo II
60 MVA memiliki enam penyulang yaitu Utari, Sinta, Srikandi, Arimbi, Anjani
dan Banowati.
Titik panas (hot spot) pada peralatan Gardu Induk PLN, merupakan suatu
parameter yang banyak dipantau dan dianalisa perubahannya setiap saat. Hal ini
berkaitan erat dengan keamanan dan keandalan sistem yang terjadi pada Gardu
Induk itu sendiri. Konduktor merupakan bagian yang sangat penting. Klem
menghubungkan peralatan satu dengan yang lain yang melewati konduktor
sebagai transisi arus dan tegangan. Apabila suhu di klem sangat panas, maka akan
berdampak negatif terhadap konduktor yang lama kelamaan akan menyebabkan
konduktor tersebut putus akibat tidak kuat lagi menahan panas,bukan itu saja di
klem tersebut juga akan muncul titik api atau hotspot di seputar klem
tersebut,tentu saja hal ini bisa berdampak buruk pada semua peralatan yang ada di
gardu induk,terutama peralatan gardu induk yang berada di switchyard.Oleh sebab
itu ,guna untuk menjaga peralatan agar tidak terjadinya ketidaknormalan, deteksi
titik panas (hotspot) secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
metode thermovisi
1.2. Permasalahan
BAB II
LANDASAN TEORI
Thermovisi diakukan setiap satu bulan sekali pada saat beban puncak
antara pukul 7 sampai 10 malam untuk melihat hotspot yang ada pada klem yang
menghubungkan peralatan Gardu Induk utama dengan konduktor.
Salah satu tugas operator yaitu melakukan CBM Level 1 dan Level
2.CBM level 1 yaitu merupakan suatu kegiatan pemeliharaan peralatan yang
dilakukan setiap hari menggunakan indera manusia.CBM level 2 yaitu
pemeliharaan peralatan menggunakan alat salah satunya Thermovisi.Thermovisi
adalah teknik mendeteksi atau mengetahui suhu panas dari jarak tertentu
menggunakan alat infrared Thermovisi.
Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari jarak jauh tanpa
menyentuh objek. Dengan demikian, Infrared Thermovisi berguna mengukur suhu
pada keadaan dimana sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak
menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.
Suhu yang terlalu tinggi dan sulit untuk didekati ataupun disentuh,
misalnya : Furnace, thermocouple.
Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan kalibrasi.
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah hasil Thermovisi per Bay yang saya dapatkan di
switchyard Gardu Induk Adijayapada BulanDesember 2016 dan Januari 2017 :
3.3.1. Hasil Thermovisi di Bay Trafo Daya 1 30 MVA dan Trafo Daya 2 60
MVA
Bulan Desember
Bulan Januari
Bulan Desember
Bulan Januari
NO ∆T akhir Rekomendasi
BAB IV
Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 21
PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
NO ∆T akhir Rekomendasi
Dari data tabel hasil thermovisi dan tabel rekomendasi selisih suhu akhir
atau ∆T akhir konektor ( klem )
kondisinya normal dan dalam kondisi baik. diharapkan pengukuran sesuai jadwal,
tepatnya pada satu bulan berikutnya setelah pengukuran ini.
LAMPIRAN
∆T Titik
NO Rekomendasi
akhir
Kondisi normal,pengukuran
1 <10°C
dilakukan sesuai jadwal
10°C - Perlu dilakukan pengukuran satu
2
25°C bulan lagi
25°C -
3 Perlu direncanakan perbaikan
40°C
40°C -
4 Perlu dilakukan perbaikan segera
70°C
5 >70°C Kondisi darurat