Anda di halaman 1dari 27

PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA

UPT TANJUNG KARANG


TRAGI TEGINENENG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gardu Induk Adijaya merupakan salah satu unit yang berada di PT PLN
(Persero) yang termasuk dalam Tragi Tegineneng yang bertugas menyalurkan dan
menerima tegangan listrik.Gardu Induk Adijaya sendiri memiliki dua Bay Trafo
dan dua Bay Penghantar. Bay Penghantar (Tegineneng dan Kotabumi), Trafo I 30
MVA memiliki tiga Penyulang yaitu Gareng, Petruk, dan Arjuna, dan di Trafo II
60 MVA memiliki enam penyulang yaitu Utari, Sinta, Srikandi, Arimbi, Anjani
dan Banowati.

Titik panas (hot spot) pada peralatan Gardu Induk PLN, merupakan suatu
parameter yang banyak dipantau dan dianalisa perubahannya setiap saat. Hal ini
berkaitan erat dengan keamanan dan keandalan sistem yang terjadi pada Gardu
Induk itu sendiri. Konduktor merupakan bagian yang sangat penting. Klem
menghubungkan peralatan satu dengan yang lain yang melewati konduktor
sebagai transisi arus dan tegangan. Apabila suhu di klem sangat panas, maka akan
berdampak negatif terhadap konduktor yang lama kelamaan akan menyebabkan
konduktor tersebut putus akibat tidak kuat lagi menahan panas,bukan itu saja di
klem tersebut juga akan muncul titik api atau hotspot di seputar klem
tersebut,tentu saja hal ini bisa berdampak buruk pada semua peralatan yang ada di
gardu induk,terutama peralatan gardu induk yang berada di switchyard.Oleh sebab
itu ,guna untuk menjaga peralatan agar tidak terjadinya ketidaknormalan, deteksi
titik panas (hotspot) secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
metode thermovisi

1.2. Permasalahan

Pengambilan Thermovisi biasanya diambil seminggu sekali sesuai SK-


DIR 0520 tetapi dikarenakan keterbatasan alat uji Thermovisi di Tragi

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 1


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

Tegineneng sehingga untuk penggunaan Thermovisi dilakukan secara bergantian


sebulan sekali di GI Tegineneng dan sebulan sekali di GI Adijaya .

1.3. Identifikasi Masalah

Pada saat melakukan Thermovisi terkadang terdapat berbagai macam


kendala seperti :
1. Faktor cuaca (Kabut Asap) turut mempengaruhi suhu klem (konektor)
yang menghubungkan peralatan dengan konduktor
2. Ketidak akuratan alat infrared thermovisi sering kali membuat suhu
yang didapatkan tidak akurat
3. Kurang tepatnya petugas mengarahkan infrared thermovisi ke objek
yang akan diukur membuat suhu yang didapatkan menjadi tidak
akurat
4. Keterbatasan alat uji thermovisi di Tragi Tegineneng, sehingga untuk
penggunaan 1 bulan sekali disetiap GI harus berganti-ganti
5. Waktu pelaksanaan dalam pengambilan thermovisi pada saat beban
puncak sedangkan pada waktu tersebut operator GI sedang dalam
keadaan sendiri sehingga ada 2 kemungkinan yaitu : dilakukan pada
saat jam 4 sore dengan Supervisor GI atau dilakukan pagi hari
sehingga pelaksanaannya kurang maksimal.

1.4. Pra Anggapan

Inspeksi visual ke switchyard memang selalu dilakukan oleh operator di


setiap harinya,dari inspeksi visual operator dapat melihat kondisi peralatan dan
keadaan switchyard. Akan tetapi dengan melihat saja tidak cukup bagi operator
untuk mengetahui keanehan atau ketidak normalan pada peralatan Gardu Induk
baik yang utama maupun bantu.Tapi ada satu metode yang dilakukan untuk
menemukan kondisi yang tidak normal dari peralatan Gardu Induk di
switchyard,yaitu dengan melakukan thermovisi pada peralatan Gardu Induk di
switchyard,thermovisi dilakukan dengan suatu alat untuk menentukan kondisi

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 2


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

abnormal di jaringan penghubung antara peralatan utama Gardu Induk dengan


peralatan penghubung (Klem / konektor).dalam proses thermovisi sebaiknya
dilakukan antara pukul 7 sampai 10 malam karena pada saat tersebut terjadi beban
puncak.

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 3


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Fakta yang mempengaruhi

Thermovisi diakukan setiap satu bulan sekali pada saat beban puncak
antara pukul 7 sampai 10 malam untuk melihat hotspot yang ada pada klem yang
menghubungkan peralatan Gardu Induk utama dengan konduktor.

2.2 Batasan Masalah

Melakukan thermovisi peralatan di switchyard Gardu Induk Adijaya


untuk mengetahui dan mendeteksi kelainan di klem masing masing peralatan yang
diakibatkan oleh timbulnya hotspot di area sekitar klem.

2.3 Pengertian Thermovisi

Salah satu tugas operator yaitu melakukan CBM Level 1 dan Level
2.CBM level 1 yaitu merupakan suatu kegiatan pemeliharaan peralatan yang
dilakukan setiap hari menggunakan indera manusia.CBM level 2 yaitu
pemeliharaan peralatan menggunakan alat salah satunya Thermovisi.Thermovisi
adalah teknik mendeteksi atau mengetahui suhu panas dari jarak tertentu
menggunakan alat infrared Thermovisi.

2.4 Tujuan Thermovisi Switchyard Gardu Induk

Thermovisi digunakan untuk melihat suhu panas pada titik-titik


sambungan peralatan Gardu Induk,dengan menggunakan infrared thermovisi.
untuk mengetahui ada tidaknya titik panas (hotspot) yang timbul pada daerah
konektor (Klem) sambungan antara peralatan gardu induk dengan konduktor.

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 4


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

2.5 Alat yang digunakan untuk Thermovisi

Alat yang digunakan untuk thermovisi di Gardu Induk Adijaya adalah


Infrared Thermovisi FLIR E6 Prinsip dasar dari alat ini adalah semua objek
memancarkan energi infra merah.Semakin panas suhu benda,maka molekulnya
semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan.

Infrared Thermovisi mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam


( inframerah) yang dipancarkan objek. untuk membantu pekerjaan pengukuran,
atau thermovisi tanpa sentuhan untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur
suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang
dipancarkan oleh objek dan emisi nya, Temperatur objek dapat dibedakan.

Desain utama dari Infrared Thermovisi yakni lensa pemfokus energi


inframerah pada detektor, yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 5


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah disesuaikan dengan variasi


temperatur lingkungan.

Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari jarak jauh tanpa
menyentuh objek. Dengan demikian, Infrared Thermovisi berguna mengukur suhu
pada keadaan dimana sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak
menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.

  Infrared Thermovisi  ini cara penggunaannya hanya diarahkan ke media


atau benda yang akan diukur suhunya, maka alat ini akan membaca suhu media
tersebut. Alat ini biasanya sangat berguna dalam pengukuran yang tidak
memungkinkan untuk di sentuh, seperti :

 Mengukur suhu benda yang bergerak, contoh : Conveyor, Mesin.

 Mengukur suhu benda berbahaya, seperti : tegangan tinggi, jarak yang


tinggi dan sulit dijangkau.

 Suhu yang terlalu tinggi dan sulit untuk didekati ataupun disentuh,
misalnya : Furnace, thermocouple.

 Mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh.

 Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sakering listrik atau saluran


hotspot.

 Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan kalibrasi.

 Mendeteksi titik api/menunjukkan diagnosa pada produksi papan


rangkaian listrik.

 Memeriksa titik api bagi pemadam kebakaran.

 Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup, seperti manusia, hewan.

2.6 Informasi umum tentang FLIR E6

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 6


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

a. Instruksi kerja ini dilakasakan dalam keadaan bertegangan, berbeban


maupun tidak berbeban
b. Alat ini membangkitkan energi radio frekuensi sehingga dapat
mempengaruhi frekuensi komunikasi, maka wajib memahami isi dari
buku manual alat.
c. Jangan menggunakan sinar laser langsung ke mata karena akan
menimbulkan iritasi.
d. Jangan membongkar baterai atau memodifikasi, karena baterai asli
telah dilengkapi dengan pengaman terhadap hubung singkat dan
pemanasan yang berlebihan.
e. Jangan melanjutkan penginderaan noktah panas jika diketahui
kapasitas baterai sudah rendah.
f. Jangan menggunakan kamera ini pada kondisi sinar matahari dalam
kondisi penuh tanpa dilengkapi dengan pelindung lensa. Seperti
digunakan untuk mengukur panas matahari langsung dalam waktu yang
lama sebab akan merusak keakuratan kamera menyebabkan rusaknya
alat pendeteksi di dalam kamera.
g. Hindari pantulan sinar/cahaya dari objek yang akan diukur.
h. Hindari pemakaian kamera dalam kondisi hujan karena hasil
pengukuran tidak optimal da dapat merusak alat thermovision.
i. Jangan menggunakan kamera pada daerah atau ruangan dengan
temperature diatas 500C sebab akan merusak alat termovision.
j. Buanglah baterai bekas sesuai penempatan jangan dibakar pada api.
k. Jangan menggunakan thinner atau cairan lain yang sama pada kamera,
kabel, dan peralatan bantu (accessories) yang lain.

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 7


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Langkah-langkah Thermovisi pada peralatan Gardu induk di


Switchyard

1. Ambil Infrared thermovisi FLIR E6 dari tempat peralatan


2. Buka penutup lensa Infrared Thermovisi FLIR E6
3. Tekan dan tahan tombol power sampai monitor Infrared thermovisi FLIR
E6 menyala
4. Cek batere Infrared thermovisi FLIR E6 apabila batere habis,cas batere
sampai penuh,cas batere pada posisi off
5. Sebelum thermovisi dilakukan di Switchyard pastikan thermographer
memakai peralatan APD (Alat Pelindung Diri) Sesuai dengan standar K3
seperti Sepatu safety dan helm
6. Lebih mudah apabila thermograper di dampingi satu petugas yang
mencatat hasil thermovisi
7. Arahkan Infrared Thermovisi FLIR E6 pada Objek yang akan diukur
8. Catat hasil suhu objek yang diukur pada kertas ceklis Thermovision
infrared.

3.2. Objek Peralatan yang di Thermovisi

3.2.1 Objek Pengukuran di Bay Trafo Daya 1 30 MVA

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 8


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

1. Sambungan dari kabel 20 kV Trafo Daya ke Busbar 20 Kv Out


Door Fasa R,Fasa S,Fasa T
2. Sambungan pada Bushing 20 kV Trafo Daya Fasa R,Fasa S,Fasa T
3. Bushing Trafo Daya sisi 150 kV Fasa R,Fasa S,Fasa T
4. Sambungan pada PMT ( Bawah ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
5. Sambungan pada PMT ( Atas ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
6. Chamber PMT Fasa R,Fasa S,Fasa T
7. Sambungan pada CT ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
8. Sambungan pada CT ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
9. Sambungan pada PMS Bus ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
10. Kontak Utama PMS Bus Fasa R,Fasa S,Fasa T
11. Sambungan pada PMS Bus ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
12. Sambungan pada LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
13. Chamber LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
14. Sambungan dari LA ke Literal Bus 150 kV Fasa R,Fasa S,Fasa T
15. Sambungan dari LA ke Literal Bus 150 kV ke Main Busbar (Atas)
Fasa R,Fasa S,Fasa T
16. Sambungan dari LA ke Literal Bus 150 kV ke Main Busabar
(Bawah) Fasa R,Fasa S,Fasa T
Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 9
PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

3.2.2 Objek Pengukuran di Bay Trafo Daya 2 60 MVA

1. Sambungan dari kabel 20 kV Trafo Daya ke Busbar 20 Kv Out


Door Fasa R,Fasa S,Fasa T
2. Sambungan pada Bushing 20 kV Trafo Daya Fasa R,Fasa S,Fasa T
3. Bushing Trafo Daya sisi 150 kV Fasa R,Fasa S,Fasa T
4. Sambungan pada LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
5. Chamber LA Fasa R,Fasa S, Fasa T
6. Sambungan pada CT ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
7. Sambungan pada CT ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
8. Sambungan pada PMT ( Atas ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
9. Sambungan pada PMT ( Bawah ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
10. Chamber PMT Fasa R,Fasa S,Fasa T
11. Sambungan pada PMS Bus ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
12. Kontak Utama PMS Bus Fasa R,Fasa S,Fasa T
13. Sambungan pada PMS Bus ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
14. Sambungan dari PMS Bus ke Main Busbar Fasa R,Fasa S,Fasa T

3.2.3 Objek Pengukuran di Bay Penghantar Tegineneng 150 kV

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 10


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

1. Isolator Tension Fasa R,Fasa S,Fasa T


2. Klem LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
3. Chamber LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
4. Klem PT Fsa R,Fasa S,Fasa T
5. Klem PMS Line ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
6. Kontak Utama PMS Line Fasa R,Fasa S,Fasa T
7. Klem PMS Line ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
8. Klem CT ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
9. Klem CT ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
10. Klem PMT ( Bawah ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
11. Klem PMT (Atas ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
12. Chamber PMT Fasa R,Fasa S,Fasa T
13. Sambungan dari PMT ke Literal Bus 150 kV Fasa R,Fasa S,Fasa T
14. Klem PMS Bus ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
15. Kontak Utama PMS Bus Fasa R,Fasa S,Fasa T
16. Klem PMS Bus ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
17. Klem dari PMS Bus ke Main Bus Fasa R,Fasa S,Fasa T

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 11


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

3.2.4 Objek Pengukuran di Bay Penghantar Kotabumi 150 kV

1. Isolator Tension Fasa R,Fasa S,Fasa T


2. Klem LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
3. Chamber LA Fasa R,Fasa S,Fasa T
4. Klem PT Fsa R,Fasa S,Fasa T
5. Klem PMS Line ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
6. Kontak Utama PMS Line Fasa R,Fasa S,Fasa T
7. Klem PMS Line ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
8. Klem CT ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
9. Klem CT ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
10. Klem PMT ( Bawah ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
11. Klem PMT (Atas ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
12. Chamber PMT Fasa R,Fasa S,Fasa T
13. Sambungan dari PMT ke Literal Bus 150 kV Fasa R,Fasa S,Fasa T
14. Klem PMS Bus ( In ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
15. Kontak Utama PMS Bus Fasa R,Fasa S,Fasa T
16. Klem PMS Bus ( Out ) Fasa R,Fasa S,Fasa T
17. Klem dari PMS Bus ke Main Bus Fasa R,Fasa S,Fasa T

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 12


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

3.3. Hasil Thermovisi Bulan Desember dan Januari

Berikut ini adalah hasil Thermovisi per Bay yang saya dapatkan di
switchyard Gardu Induk Adijayapada BulanDesember 2016 dan Januari 2017 :

3.3.1. Hasil Thermovisi di Bay Trafo Daya 1 30 MVA dan Trafo Daya 2 60
MVA

 Bulan Desember

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 13


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

 Keterangan : untuk laporan bulan desember terlampir

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 14


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

 Bulan Januari

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 15


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

 Keterangan : untuk laporan bulan Januari terlampir

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 16


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

3.3.2 Hasil Thermovisi di Bay Penghantar Tegineneng dan Penghantar Kotabumi


150 kV

 Bulan Desember

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 17


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

 Keterangan : untuk laporan bulan desember terlampir


Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 18
PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

 Bulan Januari

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 19


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 20


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

3.4 Rekomendasi Selisih suhu atau ∆T akhir Klem (Konektor) menurutSK-


DIR PT.PLN(Persero) NO.0520-K/DIR/2014

NO ∆T akhir Rekomendasi

1 <10°C Kondisi normal,pengukuran dilakukan sesuai jadwal

2 10°C - 25°C Perlu dilakukan pengukuran satu bulan lagi

3 25°C - 40°C Perlu direncanakan perbaikan

4 40°C - 70°C Perlu dilakukan perbaikan segera

5 >70°C Kondisi darurat

BAB IV
Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 21
PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Thermovisi adalah kegiatan atau metode / teknik untuk mendeteksi suhu


panas pada jarak tertentu dengan menggunakan alat Infrared Thermovisi,,tujuan
thermovisi ialah digunakan untuk melihat suhu panas pada titik-titik sambungan
peralatan Gardu Induk,dengan menggunakan infrared thermovisi untuk
mengetahui ada tidaknya titik panas (hotspot) yang timbul pada daerah konektor
(Klem) atau sambungan antara peralatan gardu induk dengan konduktor.
Thermovisi memiliki rekomendasi selisih akhir atau ∆T akhir,apabila konektor
(Klem) memiliki selisih akhir suhu maka selisih suhu tersebut dapat
dibandingkan dengan Rekomendasi yang telah di tetapkan.

Rekomendasi Selisih suhu atau ∆T akhir Klem (Konektor) menurut


SK-DIR PT.PLN(Persero) NO.0520-K/DIR/2014

NO ∆T akhir Rekomendasi

1 <10°C Kondisi normal,pengukuran dilakukan sesuai jadwal

2 10°C - 25°C Perlu dilakukan pengukuran satu bulan lagi

3 25°C - 40°C Perlu direncanakan perbaikam

4 40°C - 70°C Perlu dilakukan perbaikan segera

5 >70°C Kondisi darurat

Dari data tabel hasil thermovisi dan tabel rekomendasi selisih suhu akhir
atau ∆T akhir konektor ( klem )

Kondisi Konektor (klem) penghubung antara konduktor dan peralatan


gardu induk mulai dari bay Penghantar Tegineneng,bay Penghantar Kota
Bumi,Bay Trafo 1 30MVA ,Bay Trafo 2 60MVA dan semua konektor (klem)

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 22


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

kondisinya normal dan dalam kondisi baik. diharapkan pengukuran sesuai jadwal,
tepatnya pada satu bulan berikutnya setelah pengukuran ini.

4.2 Tindakan yang disarankan

Saran dari penulis terkait pelaksanaan thermovisi yang telah dilakukan :

1. Pastikan infrared thermovisi dalam keadaan normal dalam membaca


suhu,cara mendeteksi apakah alat berfungsi normal dalam membaca suhu
yaitu dengan cara mengarahkan alat tersebut ke objek yang sama minimal
dua kali apabila suhu dari objek tersebut tidak mengalami perbedaan di
setiap hasil yang didapat maka alat tersebut berfungsi normal.
2. Pastikan setiap Thermograper mengetahui objek apa yang akan diukur
sehingga thermograper tidak salah dalam menentukan objek apa yang akan
di thermovisi.
3. Pakailah APD ( Alat Pelindung Diri ) sesuai standar yang telah ditetapkan,
sebelum melakukan thermovisi ke switchyard untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan.
4. Sebaiknya jangan memasuki area Switch Yard seorang diri.Akan lebih
mudah jika Thermograper di dampingi satu petugas tambahan untuk
mencatat hasil thermovisi.
5. Harus ditambahakan satu lagi perlatan Thermovisi

LAMPIRAN

 Setelah melakukan penembakan pada bulan Desember, didapat :


Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 23
PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

∆T Titik
NO Rekomendasi
akhir
Kondisi normal,pengukuran
1 <10°C
dilakukan sesuai jadwal
10°C - Perlu dilakukan pengukuran satu
2
25°C bulan lagi
25°C -
3 Perlu direncanakan perbaikan
40°C
40°C -
4 Perlu dilakukan perbaikan segera
70°C
5 >70°C Kondisi darurat

Gambar Kegiatan Thermovisi Switch Yard Gardu Induk Adijaya

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 24


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 25


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 26


PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA
UPT TANJUNG KARANG
TRAGI TEGINENENG

Muhammad Andry Dwi Prabowo,1604/OPT-TKS/WS2JB/1107 27

Anda mungkin juga menyukai