Disusun Oleh :
Wildan Faizul Haq (5210711028)
Aditiya Akhmad Fakhurozi (5210711031)
Putu Bram Adi Sanjaya (5210711033)
Sandy Ikhwanul Attar (5210711040)
Rifqi Ahmad Affandi (5210711058)
Spesifikasi:
1. Jenis Material: Platinum (PT100) atau material lain seperti nikel (NTC)
atau tembaga (CTC).
2. Rentang Suhu: Biasanya -200°C hingga 800°C, tergantung pada
material.
3. Ketelitian: Toleransi resistansi kelas A: ±0,15°C pada 0°C, kelas B:
±0,3°C pada 0°C.
4. Sensitivitas: Koefisien suhu (α) dalam Ω/°C atau persen/°C.
5. Resolusi: Tergantung pada sistem pembacaan, bisa memberikan resolusi
yang tinggi.
6. Waktu Respons: Biasanya cepat, tetapi tergantung pada faktor-faktor
seperti massa termal sensor.
7. Stabilitas: Platinum RTDs dikenal karena stabilitas yang tinggi.
8. Ukuran dan Bentuk: Berbagai ukuran dan bentuk, dari elemen tipis
hingga probe yang lebih besar.
9. Konektivitas: Terhubung ke sistem pembacaan suhu melalui kabel
dengan konektor yang sesuai.
10. Lingkungan Operasional: Bisa digunakan dalam lingkungan yang
keras seperti suhu ekstrem atau tekanan tinggi.
Industri Farmasi: Memantau suhu dalam proses produksi obat untuk memastikan
konsistensi dan keamanan produk.
Industri Kimia: Memantau suhu dalam reaktor dan kolom distilasi untuk
mengontrol reaksi kimia dengan tepat.
Industri Otomotif: Memantau suhu dalam proses pengecoran logam dan perakitan
mesin untuk memastikan kualitas komponen otomotif.
Industri Petrokimia: Mengawasi suhu dalam proses pemurnian minyak dan gas
untuk menjaga efisiensi dan keselamatan operasi.
B. Termistor
Gambar 2.2. Temistror
Termistor adalah sensor suhu yang mengandalkan perubahan
resistansi terhadap suhu.
Cara Kerja: Cara kerja termistor, baik jenis NTC (Negative Temperature
Coefficient) maupun PTC (Positive Temperature Coefficient), didasarkan
pada perubahan resistansi yang terjadi seiring dengan perubahan suhu.
NTC memiliki karakteristik resistansi yang cenderung menurun seiring
peningkatan suhu, sementara PTC menunjukkan kecenderungan resistansi
yang meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Kedua jenis termistor ini
memanfaatkan perubahan resistansi untuk mengukur suhu dalam suatu
sistem. Perbedaan mendasar antara NTC dan PTC menciptakan
keunggulan dan aplikasi yang berbeda. NTC seringkali digunakan di situasi
di mana perubahan suhu yang lebih rendah memerlukan respons yang
cepat, sedangkan PTC dapat memberikan stabilitas yang lebih baik pada
suhu tinggi. Keduanya memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap
perubahan suhu, menjadikannya solusi ideal untuk pengukuran suhu yang
presisi.
Spesifikasi:
1. Tipe: NTC (Negative Temperature Coefficient) atau PTC (Positive
Temperature Coefficient).
2. Rentang Suhu: Biasanya -50°C hingga 150°C untuk NTC, tergantung
pada model dan aplikasi.
3. Ketelitian: Tergantung pada model dan kelas, tetapi umumnya
memiliki toleransi yang lebih rendah daripada RTD.
4. Sensitivitas: Koefisien suhu negatif untuk NTC, positif untuk PTC,
dinyatakan dalam persen per derajat Celsius (%/°C).
5. Resolusi: Bergantung pada sistem pembacaan dan sensitivitas
termistor.
6. Waktu Respons: Biasanya cepat, tetapi bisa bervariasi tergantung pada
ukuran dan jenis termistor.
7. Stabilitas: Tergantung pada material dan desain termistor, biasanya
kurang stabil daripada RTD, terutama pada suhu ekstrem.
8. Ukuran dan Bentuk: Beragam ukuran dan bentuk, mulai dari elemen
tipis hingga yang lebih besar.
9. Konektivitas: Terhubung ke sistem pembacaan suhu melalui kabel
dengan konektor yang sesuai.
10. Lingkungan Operasional: Tergantung pada material termistor, bisa
digunakan dalam lingkungan yang keras seperti suhu ekstrem atau
kelembaban tinggi.
Peralatan Rumah Tangga: Dalam peralatan rumah tangga seperti oven, kulkas, dan
AC, termistor digunakan untuk mengatur suhu secara otomatis.
Peralatan Medis: Digunakan dalam peralatan medis seperti termometer digital dan
alat medis lainnya untuk mengukur suhu tubuh pasien dengan cepat dan akurat.
C. Termokopel (TC)
Spesifikasi:
1. Material: Biasanya terbuat dari dua logam yang berbeda seperti tipe K
(nikel-kromel) atau tipe J (besi-konstantan).
2. Rentang Suhu: Tergantung pada jenis termokopel, tetapi biasanya
mencakup rentang suhu yang luas, dari -200°C hingga lebih dari
2000°C.
3. Ketelitian: Tergantung pada kelas termokopel, dengan toleransi yang
lebih rendah untuk kelas yang lebih tinggi.
4. Sensitivitas: Koefisien suhu yang tinggi, dinyatakan dalam mikrovolts
per derajat Celsius (µV/°C).
5. Resolusi: Bergantung pada sistem pembacaan, tetapi bisa memberikan
resolusi yang tinggi.
6. Waktu Respons: Biasanya cepat, tetapi dapat bervariasi tergantung
pada desain termokopel dan ukurannya.
7. Stabilitas: Stabil dalam jangka waktu yang lama, tetapi dapat
mengalami degradasi seiring waktu terutama pada suhu ekstrem.
8. Ukuran dan Bentuk: Beragam ukuran dan bentuk, bisa berupa probe
panjang atau elemen tipis.
9. Konektivitas: Terhubung ke sistem pembacaan suhu melalui kabel
dengan konektor yang sesuai.
10. Lingkungan Operasional: Tergantung pada jenis material termokopel,
bisa digunakan dalam lingkungan yang keras seperti suhu ekstrem atau
tekanan tinggi.
Industri Pemanas Industri: Dalam pemanas industri seperti pemanas induksi atau
pemanas lempengan, termokopel digunakan untuk mengontrol suhu dengan akurat
dan menghindari overheating.
Industri Kiln dan Pemanggangan: Dalam industri keramik, kaca, dan metalurgi,
termokopel digunakan dalam kiln dan pemanggangan untuk mengontrol suhu
dengan presisi tinggi selama proses pembakaran dan pembentukan.
Spesifikasi:
1. Tipe Semikonduktor: Berbagai jenis semikonduktor dapat digunakan,
seperti dioda silikon atau transistor bipolar.
2. Rentang Suhu: Rentang suhu operasional bisa bervariasi tergantung
pada jenis semikonduktor yang digunakan, biasanya berkisar dari -50°C
hingga 150°C atau lebih, tergantung pada model.
3. Ketelitian: Tergantung pada desain dan kualitas sensor, dapat mencapai
toleransi yang tinggi.
4. Sensitivitas: Biasanya memiliki sensitivitas yang baik terhadap
perubahan suhu.
5. Resolusi: Bergantung pada sistem pembacaan dan sensitivitas sensor,
tetapi bisa memberikan resolusi yang baik.
6. Waktu Respons: Umumnya cepat, tetapi dapat bervariasi tergantung
pada jenis sensor dan faktor-faktor lainnya.
7. Stabilitas: Stabilitas dapat bervariasi tergantung pada kualitas sensor
dan lingkungan operasional.
8. Ukuran dan Bentuk: Beragam ukuran dan bentuk, dari yang kecil
hingga probe yang lebih besar.
9. Konektivitas: Terhubung ke sistem pembacaan suhu melalui kabel
dengan konektor yang sesuai.
10. Lingkungan Operasional: Dapat beroperasi dalam lingkungan yang
bervariasi, tergantung pada tipe semikonduktor dan konstruksi sensor.
Peralatan Rumah Tangga: Dalam peralatan rumah tangga seperti oven, kulkas, AC,
dan boiler, sensor suhu semikonduktor digunakan untuk mengatur suhu dengan
akurat.
Industri Pemanas dan Pendinginan: Dalam sistem pemanas dan pendingin industri,
sensor suhu semikonduktor digunakan untuk mengontrol suhu dalam oven, penukar
panas, dan sistem pendingin.
Industri Otomotif: Sensor tekanan digunakan dalam sistem kendali ban untuk
memantau tekanan udara dalam ban kendaraan, serta dalam sistem injeksi bahan
bakar untuk mengukur tekanan bahan bakar.
Industri Minyak dan Gas: Sensor tekanan digunakan dalam peralatan pengeboran
dan produksi minyak dan gas untuk memantau tekanan di dalam sumur, pipa, dan
tangki penyimpanan.
Industri Kimia: Dalam proses produksi kimia, sensor tekanan digunakan untuk
memantau tekanan dalam reaktor kimia, tangki penyimpanan, dan pipa-pipa untuk
mengontrol proses reaksi dengan akurat.
Cara kerja: Cara kerja sensor tekanan vakum, khususnya sensor Pirani,
melibatkan resistansi filamen sensor integral. Saat tekanan vakum
diterapkan pada filamen sensor, terjadi perubahan suhu berdasarkan
kontak dengan molekul di udara. Pada tekanan yang lebih rendah, terjadi
kurangnya transfer panas dari filamen, sedangkan pada tekanan yang
lebih tinggi, transfer panas menjadi lebih efisien. Diferensial suhu ini
menghasilkan perubahan resistansi pada filamen sensor. Melalui prinsip
perubahan resistansi ini, sensor Pirani menciptakan sinyal yang
merefleksikan perubahan suhu dan, secara tidak langsung, tekanan di
sekitar filamen. Sinyal ini kemudian diinterpretasikan dan dikonversi
menjadi nilai tekanan yang dapat dibaca.
Spesifikasi :
1. Rentang pengukuran: Biasanya mulai dari 0 hingga -1 atm (tekanan
absolut), tergantung pada model dan aplikasi.
2. Ketelitian: Biasanya dalam kisaran beberapa miliatmosfer atau
bahkan lebih rendah, tergantung pada jenis sensor dan mereknya.
3. Jenis sensor: Sensor tekanan vakum dapat menggunakan berbagai
teknologi, termasuk piezoelektrik, kapasitif, atau tekanan
diferensial.
4. Output: Biasanya dalam bentuk sinyal listrik analog (misalnya,
tegangan atau arus) atau digital (misalnya, melalui protokol
komunikasi seperti I2C atau SPI).
5. Keandalan: Sensor tekanan vakum harus tahan terhadap kondisi
lingkungan yang keras dan memiliki umur operasional yang
panjang.
6. Ukuran dan bentuk: Beragam ukuran dan bentuk, dari sensor kecil
yang terintegrasi hingga sensor yang lebih besar dan terpisah.
7. Daya: Konsumsi daya yang rendah penting untuk aplikasi di mana
efisiensi energi sangat diperlukan, seperti dalam aplikasi baterai.
8. Lingkungan operasional: Sebagian besar sensor tekanan vakum
dirancang untuk bekerja pada suhu dan kelembaban tertentu, jadi
lingkungan operasional harus diperhatikan.
9. Interface: Beberapa sensor memiliki antarmuka standar yang
memungkinkan koneksi mudah dengan sistem kontrol atau
perangkat lainnya.
10. Proteksi: Perlindungan terhadap gangguan eksternal seperti
kelembaban, debu, atau getaran sering kali diperlukan untuk
menjaga kinerja sensor.
Spesifikasi:
1. Rentang pengukuran: Biasanya rentang tekanan yang dapat diukur
berkisar dari beberapa milibar hingga ribuan bar, tergantung pada
aplikasi dan desain sensor.
2. Ketelitian: Ketelitian sensor piezoelektrik dapat mencapai sejumlah
fraksi dari satuan tekanan yang diukur, tergantung pada desain dan
kualitas sensor.
3. Jenis sensor: Sensor tekanan piezoelektrik dapat berupa sensor
absolut, gauge, atau diferensial, tergantung pada kebutuhan aplikasi.
4. Output: Biasanya output sensor piezoelektrik berupa sinyal listrik
berupa tegangan atau muatan listrik yang dapat diperkuat atau
diubah menjadi format yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
5. Frekuensi respons: Sensor tekanan piezoelektrik biasanya memiliki
respons yang cepat terhadap perubahan tekanan, sehingga cocok
untuk aplikasi yang membutuhkan pengukuran dinamis.
6. Material konstruksi: Material piezoelektrik yang digunakan dalam
sensor biasanya adalah kristal seperti kuarsa atau keramik
piezoelektrik yang dipilih untuk kekuatan, ketahanan terhadap suhu,
dan sensitivitas yang tinggi.
7. Lingkungan operasional: Sensor piezoelektrik biasanya tahan
terhadap kondisi lingkungan yang keras seperti suhu ekstrem,
kelembaban, dan getaran.
8. Daya: Konsumsi daya sensor piezoelektrik dapat bervariasi
tergantung pada aplikasi dan desain, tetapi cenderung rendah karena
sifatnya yang pasif.
9. Proteksi: Sensor tekanan piezoelektrik mungkin memerlukan
perlindungan tambahan terhadap kelembaban, debu, atau kondisi
lingkungan lainnya, tergantung pada aplikasi.
10. Ukuran dan bentuk: Sensor piezoelektrik tersedia dalam berbagai
ukuran dan bentuk, mulai dari sensor kecil yang terintegrasi hingga
sensor yang lebih besar dan terpisah, tergantung pada kebutuhan
aplikasi.
Spesifikasi:
1. Rentang pengukuran: Rentang tekanan yang dapat diukur oleh sensor
manometer bervariasi, mulai dari tekanan atmosfer hingga beberapa
ribu psi (pound per square inch), tergantung pada jenis dan model
sensor.
2. Jenis tekanan: Sensor manometer dapat mengukur tekanan absolut,
tekanan gauge (tekanan relatif terhadap tekanan atmosfer), atau
tekanan diferensial antara dua titik.
3. Ketelitian: Ketelitian sensor manometer bergantung pada desain dan
teknologi yang digunakan, dan biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari bacaan atau sebagai nilai absolut.
4. Jenis sensor: Sensor manometer dapat menggunakan berbagai
teknologi, termasuk piezoelektrik, kapasitif, strain gauge, atau
elektronik semikonduktor.
5. Output: Output sensor manometer biasanya berupa sinyal listrik,
seperti tegangan, arus, atau frekuensi, yang sesuai dengan kebutuhan
aplikasi.
6. Lingkungan operasional: Sensor manometer harus tahan terhadap
kondisi lingkungan yang keras, seperti suhu ekstrem, kelembaban,
dan getaran.
7. Daya: Konsumsi daya sensor manometer bervariasi tergantung pada
jenis dan teknologi sensor, mulai dari yang pasif hingga yang
memerlukan daya eksternal.
8. Proteksi: Sensor manometer mungkin memerlukan proteksi
tambahan terhadap faktor lingkungan seperti kelembaban, debu, atau
bahan kimia tergantung pada aplikasi.
9. Ukuran dan bentuk: Sensor manometer tersedia dalam berbagai
ukuran dan bentuk, mulai dari sensor kecil yang terintegrasi hingga
sensor yang lebih besar dan terpisah.
10. Interface: Beberapa sensor manometer memiliki antarmuka standar
yang memungkinkan koneksi mudah dengan sistem kontrol atau
perangkat lainnya.
E. Sensor Tekanan Tabung Bourdon
Cara kerja: Cara kerja sensor tabung Bourdon mirip dengan sensor
barometer aneroid, tetapi menggunakan elemen penginderaan berupa
tabung heliks atau berbentuk C yang lurus saat diberi tekanan. Saat
tekanan diberikan, tabung Bourdon berubah bentuk, mengalami
perubahan posisi menjadi lurus atau mendatar. Perubahan bentuk ini
menggerakkan tombol di ujung tabung, yang terhubung ke mekanisme
pengukuran. Gerakan ini memberikan pembacaan tekanan yang sesuai.
Keunggulan dari sensor tabung Bourdon melibatkan respons cepat
terhadap perubahan tekanan dan kemampuannya memberikan
pembacaan yang stabil serta akurat. Sensor ini sering digunakan dalam
aplikasi industri, seperti pengukuran tekanan gas atau cair, karena dapat
memberikan pembacaan tekanan dengan ketepatan yang tinggi.
Spesifikasi:
1. Rentang pengukuran: Sensor tabung Bourdon tersedia dalam
berbagai rentang pengukuran, mulai dari tekanan rendah hingga
tekanan tinggi, tergantung pada jenis dan model sensor.
2. Jenis tekanan: Sensor tabung Bourdon dapat digunakan untuk
mengukur tekanan gauge (relatif terhadap tekanan atmosfer) atau
tekanan absolut, tergantung pada desain dan aplikasi sensor.
3. Ketelitian: Ketelitian sensor tabung Bourdon biasanya cukup baik,
tergantung pada desain dan kualitas sensor, dan sering dinyatakan
sebagai persentase dari bacaan.
4. Jenis sensor: Sensor tabung Bourdon adalah sensor mekanis yang
menggunakan prinsip deformasi elastis untuk mengukur tekanan
fluida.
5. Output: Output sensor tabung Bourdon biasanya berupa perubahan
posisi jarum pada skala yang menunjukkan nilai tekanan dalam unit
yang dipilih (misalnya, psi atau bar).
6. Lingkungan operasional: Sensor tabung Bourdon dirancang untuk
beroperasi dalam berbagai kondisi lingkungan, termasuk suhu
ekstrem, kelembaban, dan getaran.
7. Daya: Sensor tabung Bourdon adalah sensor pasif yang tidak
memerlukan daya eksternal untuk operasi normal.
8. Proteksi: Sensor tabung Bourdon mungkin memerlukan proteksi
tambahan terhadap faktor lingkungan seperti kelembaban, debu, atau
bahan kimia tergantung pada aplikasi.
9. Ukuran dan bentuk: Sensor tabung Bourdon tersedia dalam berbagai
ukuran dan bentuk, dari sensor kecil untuk aplikasi portabel hingga
sensor besar untuk aplikasi industri.
10. Interface: Sensor tabung Bourdon biasanya memiliki antarmuka
mekanis yang memungkinkan koneksi langsung dengan perangkat
pengukur atau kontrol lainnya.
Spesifikasi:
1. Rentang pengukuran: Rentang tekanan absolut yang dapat diukur
oleh sensor tekanan tertutup biasanya dimulai dari 0 psi (tekanan
vakum) hingga tekanan maksimum tertentu, yang mungkin mencapai
beberapa ribu psi, tergantung pada model dan aplikasi sensor.
2. Ketelitian: Ketelitian sensor tekanan tertutup bervariasi tergantung
pada model dan desain sensor, dan sering dinyatakan sebagai
persentase dari bacaan.
3. Jenis sensor: Sensor tekanan tertutup dapat menggunakan berbagai
teknologi, termasuk piezoresistive, kapasitif, piezoelektrik, atau
strain gauge.
4. Output: Output sensor tekanan tertutup biasanya berupa sinyal listrik
analog (misalnya, tegangan atau arus) atau digital (misalnya, melalui
protokol komunikasi seperti I2C atau SPI).
5. Lingkungan operasional: Sensor tekanan tertutup harus tahan
terhadap kondisi lingkungan yang keras, seperti suhu ekstrem,
kelembaban, dan getaran.
6. Daya: Konsumsi daya sensor tekanan tertutup bervariasi tergantung
pada jenis dan teknologi sensor, mulai dari yang pasif hingga yang
memerlukan daya eksternal.
7. Proteksi: Sensor tekanan tertutup mungkin memerlukan
perlindungan tambahan terhadap faktor lingkungan seperti
kelembaban, debu, atau bahan kimia, tergantung pada aplikasi.
8. Ukuran dan bentuk: Sensor tekanan tertutup tersedia dalam berbagai
ukuran dan bentuk, dari sensor kecil untuk aplikasi portabel hingga
sensor besar untuk aplikasi industri.
9. Interface: Beberapa sensor tekanan tertutup memiliki antarmuka
standar yang memungkinkan koneksi mudah dengan sistem kontrol
atau perangkat lainnya.