Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ELEKTRONIKA DASAR II

SENSOR TEMPERATUR

Dosen pengampu:

Nehru, S.Si.,M.T

NAMA : LINDA ZAENATI NUR FARIDA

NIM : RSA1C315003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Sensor Temperatur dapat
diselesaikan dengan baik untuk keperluan tugas mata kulian Elektronika Dasar
dua di lingkungan FKIP Pendidikan Fisika Universitas Jambi.

Makalah ini menjelaskan tentang pengertian sensor temperatur. Selain itu


akan dibahas pula seputar jenis-jenis sensor temperatur serta kegunaan dan
rangkaian yang digunakan dalam sensor tersebut.

Adapun dalam pembuatan makalah ini terdapat benyak rintangan dan


kesulitan. Namun semua dapa diselesaikan dan diatasi atas dukungan dari pihak-
pihak yang terkait. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih atas
dukungannya.

Makalah ini masih belum lengkap. Masih banyak lagi sumber-sumber


materi yang belum dicantumkan, serta pembahasannya yang masih umum dan
kurang detil. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penulisan kedepannya yang lebih baik.

JAMBI, FEBRUARI 2017

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam kaitannya dengan sistem elektronis, Sensor dan transduser pada
dasarnya dapat dipandang sebagai sebuah perangkat atau device yang berfungsi
mengubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik, sehingga keluarannya dapat
diolah dengan rangkaian listrik atau sistem digital.

Temperatur suatu benda atau lingkungan dapat diukur dengan thermometer.


Namun ketika thermometer mempunyai keterbatasan pembacaan. Thermometer
hanya mampu mengukur hingga suhu 100C. Dalam perindustrian, pengukuran
suhu untuk peleburan timah atau apapun memerlukan alat untuk mengukur suhu
dan thermometer tidak dapat digunakan karena hanya mempunyai rentang 0C
100C. Suhu merupakan salah satu parameter yang penting untuk diukur dalam
rangka menentukan kehilangan atau membuat keseimbangan energi panas. Oleh
karena itu mereka menggunakan thermocouple untuk mengukur suhu karena
memiliki ketepatan yang tinggi.

Terkait dengan perkembangan teknologi yang begitu luar biasa, pada saat ini, banyak
sensor telah dipabrikasi dengan ukuran sangat kecil hingga orde nanometer sehingga
menjadikan sensor sangat mudah digunakan dan dihemat energinya.

Dengan adanya pembahasan mengenai topik ini, diharapkan dapat membantu


menambah pengetahuan serta dapat mengembangkan alat-alat sensor kedepannya.

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN SENSOR

Sensor merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah suatu daya menjadi daya
yang lain. Komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu
menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sekarang
sensor telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer, sehingga sangat
memudahkan pemakaian dan menghemat energi (Lamsani, 2011).

Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan
yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh
kontroler sebagai otaknya (Petruzella, 2001).

Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah
besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu
pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi
panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk
mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk
output Analog maupun Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser
(Anonim, 2013).

Sensor suhu adalah komponen yang dipakai tuk merubah besaran panas jadi listrik
dan sangat gampang untuk di analisa besarannya. Pembuatan sensor ini bisa memakai
sejumlah metode, dimana salah satu caranya adalah dgn cara memakai material yg
terhadap suatu arus elektrik akan mengubah hambataanya tergantung dari suhunya.

rangkaian sensor suhu ini juga sangat mirip dengan rangkaian sensor yang lain. Pada
dasarnya perbedaan hanya terletak pada bagaimana kita memanfaatkan perubahan kondisi
dari suatu komponen sensor menjadi sinyal listrik (Ramdani, 2014).

2. JENIS-JENIS SENSOR TEMPERATURE


1) Termokopel

Termokopel,hingga saat ini merupakan sensor suhu paling populer, efektif dalam
aplikasi yang memerlukan kisaran suhu yang besar. Sensor ini dikenal murah, harganya

2
mulai dari $ 1 sampai $ 50 USD, dan memiliki respon waktu sepersekian detik. Karena
sifat material dan faktor lainnya, suhu akurasi kurang dari 1 C (Syam,2013:15-16).

Termokopel berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah
3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan
keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah penghantar yang
berbeda jenisnya (besi dan konstantan) dan dililit bersama.

(Wesker, 2013)

Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang
disambungkan dan dilebur bersama, di mana terdapat perbedaan yang timbul antara
sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.

Jika salah satu pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung penghantar yang lain
akan muncul beda potensial (emf). Thermokopel ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck
pada tahun 1820. Tegangan keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih
sangat rendah, hanya beberapa milivolt.

Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran. Oleh karena itu jika ukntuk
mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dulu harus diketahui tegangan Vc pada
suhu referensi (reference temperature). Bila thermokopel digunakan untuk mengukur
suhu yang tinggi maka akan muncul tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya
adalah selisih antara Vc dan Vh yang disebut net voltage (Vnet).

Industri besi dan baja Pengaman pada alat-alat pemanas Untuk termopile sensor
radiasi Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi thermopile
(Lamsani,2013: 37-41).

2) Sensor RTDs

3
The RTD is a temperature sensing device whose resistance changes with temperature.
Typically built from platinum, though devices made from nickel or copper are not
uncommon, RTDs can take many different shapes (figure 1). To measure the resistance
across an RTD, apply a constant current, measure the resulting voltage, and determine
the RTD resistance. We then use a resistance vs. temperature plot to determine the
temperature of the surrounding medium (figure 2). RTDs exhibit fairly linear resistance
to temperature curves over their operating regions, and any nonlinearities are highly
predictable and repeatable

(Gilliam,2003: 2-3)

Sensor RTDs hampir sepopuler termokopel dan dapat mempertahankan untuk


membaca suhu stabil selama bertahun-tahun. Berbeda dengan termokopel, RTDs
memiliki rentang suhu yang lebih kecil yaitu antara -200 hingga 500 C, memerlukan

4
arus eksitasi, dan memiliki waktu respon yang lebih lambat yaitu sekitar 2,5-10 s. Sensor
RTDs adalah terutama digunakan untuk pengukuran suhu yang akurat ( 1,9 persen)
dalam aplikasi yang tidak waktu kritis. Harga sensor RTDs dapat diperoleh dengan biaya
antara $ 25 dan $ 1.000 USD (Syam,2013:16).

Menurut Lamsani (2013: 42-47) Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki


prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.
Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi
pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki
tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.

Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda potensial jembatan adalah 0 Volt.
Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Bila suhu RTD berubah maka resistansinya juga
berubah sehingga jembatan tidak dalam kondisi setimbang. Hal ini menyebabkan adanya
beda potensial antara titik A dan B. Begitu juga yang berlaku pada keluaran penguat
diferensial.

Pada proses pengontrolan temperatur di line fuel gas (pipa berbahan bakar gas) ini
diperlukan pengontrolan (pengendalian) temperatur agar suhu yang ada pada pipa
tersebut selalu dalam keadaan stabil sehingga dapat dijadikan bahan bakar kompresor.
Uap gas (vapour) yang dihasilkan dari produk drum akan di panaskan di Heat Exchanger
sehingga uap gas tersebut dapat dijadikan bahan bakar kompressor.

Alat yang digunakan untuk mengontrol temperatur uap gas, merupakan salah satu
peralatan atau instrument pabrik. Apabila alat ini tidak beroperasi maka temperatur yang
diinginkan tidak akan tercapai sehingga kompressor tidak dapat bekerja dan pabrik tidak
dapat beroperasi secara normal dan secara otomatis produksi pabrik pun menjadi
berkurang.

Untuk itu digunakan instrumen pengukur temperatur yaitu Resistance Temperature


Detector (RTD) yang berperan mengawasi dan mengontrol temperatur gas. RTD ini
bekerja berdasarkan perbandingan perubahan temperatur dengan besaran tahanan listrik
dari logam yang terdapat pada sensor RTD tersebut, dan jenis logam yang sering
digunakan adalah platina (Pt100)

5
3) Termistor (Thermistors)

(Yang, 2011).

Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau
sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu
mendeteksi perubahan suhu yang kecil (Setiawan, 2009: 6).

Mengubah suhu menjadi resistansi atau hambatan listrik yang berbanding terbalik
dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansinya . Aplikasi
thermistor pada otomotif adalah pada Sensor IAT (Intake Air Temperature) Sensor ini
medeteksi temperatur udara masuk ke engine dengan mengunakan thermistor (lamsani
48-50).

Termistor memiliki rentang suhu yang lebih kecil (-90 sampai 130 C) dari sensor
yang disebutkan sebelumnya (Termokopel dan RTDs). Sensor termistor memiliki akurasi
terbaik ( 05 C), tetapi lebih rapuh, mudah rusak dari termokopel atau RTDs. Termistor
memerlukan eksitasi seperti RTD; namun, termistor membutuhkan tegangan eksitasi
daripada arus eksitasi. Sebuah termistor biasanya dijual dengan harga sekitar antara $ 2
dan $ 10 USD (Syam,2013:16).

6
4) IC Temperature Sensors

Chips with temperature sensors built into the integrated circuit may be a better
alternative. IC temperature sensors employ the principle that a bipolar junction
transistors (BJT) baseemitter voltage to collector current varies. As the temperature
sensor is built into the integrated circuit, manufacturers can do all the design for us.
Signal conditioning, linearization, and analog to digital conversion can all be done on
chip (Gilliam, 2009:5)

IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan


chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan
dan arus yang sangat linear(setiawan, 2009:6).

LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor (TO-92).
Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajad
Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10
milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan
sebagai teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer
ruang digital, mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital.

7
3. PERBEDAAN JENIS-JENIS SENSOR SUHU

8
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari ulasan kajian teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

Semakin berkembang pesatnya teknologi,membuat pengembangan sensor lebih


intensif. Dalam hal sensor temperatur, telah banyak dikembangkan dengan tingkan
pengukuran yang presisi dan akurat. Alat-alat tersebut dapat mengukur perubahan suhu
sekecil apapun karena tingkat sensitif yang tinggi. Ada pula yang memiliki daya tahannya
yang tinggi sehingga dapat mengukur suhu yang sangat rendah maupun yang sangat
tinggi.

B. SARAN

Makalah ini telah banyak membahas mengenai sensor suhu, jenis-jenis serta
rangkaian dalam sensor tersebut. Penulis berharap pengetahuan dasar tersebut dapat
membantu unuk pengembangan sensor terbalu lainnya. Penulis juga menyarankan agar
pembaca dapat mencari sumber bacaan lebih banyak untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, tidak hanya berpatok pada makalah ini saja.

1
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2013) Pengertian Sensor Suhu dan Jenis-jenisnya.http:// Pengertian Sensor
Suhu dan Jenis-jenisnya.html, diakses tanggal 17 februari 2017

Gilliam, Drew (2003) Temperature Sensors. GE/MfgE 330: Introduction to


Mechatronics.

Lamsani, Missa (Tt) Elektronik Lanjut. Jakarta: Universitas Gunadarma

Ramdani, Yardi 2014. Elektronika: Rangkaian Sensor Suhu. http:// Catatan Sederhana
Dhany Elektronika Rangkaian Sensor Suhu.html, diakses tanggal 17 februari
2017

Petruzella, Frank D. 2001. Elektronik industri. Yogyakarta: ANDI

Qimin, Yang.2011. Temperature Sensors. TemperatureSensors_QYang2011.pdf, diakses


tanggal 17 februari 2017

Setiawan, Iwan. 2009. Buku Ajar Sensor Dan Transduser. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Syam, Rafiuddin. 2013. Dasar-Dasar Teknik Sensor. Makasar: Fakultas Teknik


Universitas Hasanuddin

Wesker, Sadam. 2013. Jenis-Jenis Sensor Suhu Dan Fungsinya . http://belajar itu asyik
JENIS-JENIS SENSOR SUHU DAN FUNGSINYA.html, diakses tanggal 17 februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai