Anda di halaman 1dari 8

JOBSHEET

Rangkaian Komponen Transistor sebagai saklar dan penggerak Motor DC

Kelas/Jurusan : X E 1 / Teknik Elektronika Industri


Semester : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kompetensi Dasar : 4.11. Mengukur Komponen Aktif

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan :
1. Dapat mengetahui fungsi Transistor sebagai saklar.
2. Dapat mengetahui kaki Basis , Colector dan Emitor pada Transistor .
3. Dapat membedakan jenis Transistor
4. Dapat memahami fungsi Transistor sebagai saklar
5. Dapat merangkai Transistor sebagai saklar dan penggerak Motor DC

B. Landasan Teori
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektor (C). Posisi kaki-kaki ini berbeda antara transistor satu dengan yang
lain walaupun ada juga yang sama. Tegangan yang di satu terminalnya misalnya
Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada
arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Simbol Transistor
Fungsi Transistor yaitu:
 Sebagai penguat amplifier.
 Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
 Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
 Sebagai perata arus.
 Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.

1
 Menguatkan arus dalam rangkaian.
 Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi

Transistor bipolar dapat difungsikan sebagai saklar elektronika dengan


memanfaatkan dua keadaan transistor yaitu keadaan saturasi (sebagai saklar
tertutup) dan keadaan cut off (sebagai saklar terbuka).
Pada saat saturasi maka arus kolektor adalah

Pada saat cut off tegangan kolektor emitter sama dengan tegangan sumber
kolektor dan arus basis mendekati nol.

Untuk mencari arus basis pada keadaan resistor basis terpasang dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

a) Transistor PNP dan NPN


Transistor secara umum terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Transistor NPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah: arus akan mengalir dari
kolektor ke emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang
mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari
kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis
dipasang sebuah resistor.

2. Transistor PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter
menuju ke kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan (
diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus
yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika
pada pin basis dipasang sebuah resistor.

2
Transistor memiliki kode-kode untuk setiap jenisnya. Kode standart
transistor dapat dilihat dibawah ini:
1. 2SAXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi tinggi.
2. 2SBXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi rendah.
3. 2SCXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi tinggi.
4. 2SDXXXX menunjukkan transistor jenis NPN bertipe frekuensi rendah.
b) Cara mengetahui kondisi Transistor rusak menggunakan AVOmeter.
Sebelum mengetahui kondisi transistor baik atau rusak, tentukan terlebih
dahulu kaki-kaki transistor agar mengetahui jenis transistor NPN atau PNP.
Beriku cara mengetahui kondisi Transistor menggunakan AVOmeter.
1. Cara Mengecek Kondisi Transistor jenis NPN :
1) Atur Selektor Multimeter ke arah Ohmmeter.
2) Lalu pilih skala pada batas ukur X 1K.
3) Selanjutnya hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor .
4) Jika multimeter menunjuk arah ke angka tertentu biasanya sekitar 5-20K
berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor dalam
kondisi rusak atau putus B-C.
5) selanjutnya lepaskan kedua probe tadi selanjutnya hubungkan probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6) Jika jarum multimeter tidak tidak bergerak berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak atau bocor tembus B-C.
7) Hubungkan kembali probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
emitor.
8) Jika multimeter menunjuk ke angka sekitar 5-20K berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak atau putus B-E.
9) lalu lepaskan kembali kedua probe kemudian hubungkan kembali probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
10) Jika jarum multimeter tidak menunjukkan apa-apa atau jarum tidak
bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor dalam
keadaan rusak atau bocor tembus B-E.
11) Sekali lagi untuk memastikan transistor, silahkan hubungkan probe
multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12) Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
13) pada praktek pengecekan diatas kolektor diusah dicek sudah bisa
menentukan, beberapa tahap diatas sudah bisa menentukan jenis
transistor NPN. sekarang berlanut ke pengecekan transistor PNP
2. Cara Mengecek Kondisi transistor jenis PNP:
1) Atur Selektor Multimeter ke arah Ohmmeter.
2) Lalu pilih skala pada batas ukur X 1K.
3) Selanjutnya hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada kolektor.
4) Jika multimeter menunjuk ke angka sekitar 5-20K berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

3
5) Kemudian lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6) Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7) Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8) Jika multimeter menunjuk ke angkasekitar 5-20K berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9) Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis
dan probe (+) pada emitor.
10) Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11) Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada
kolektor.
12) Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

C. Alat dan Bahan


a. Alat
AVOmeter
Tang pemotong
Bread board
b. Bahan
Power supply 10V
Transistor NPN
Transistor PNP
Switch/saklar
LED
Resistor 1k ohm
Motor DC

D. Langkah Kerja
a) Menentukan Kaki dan jenis Transistor dengan AVOmeter
1. Menentukan Kaki Basis
1) Kita harus memahami konsep forward bias pada dioda terlebih dahulu,
yaitu arus mengalir dari semikonduktor tipe P ke semikonduktor tipe N.
2) Kita juga harus memahami terlebih dahulu bahwa probe hitam
multimeter terhugung dengan polaritas positif batere dan probe merah
multimeter terhubung dengan polaritas negatif batere yang berada di
dalam multimeter.
3) Siapkan multimeter analog dalam kondisi berfungsi sebagai
Ohmmeter.
4) Hubungkan salah satu probe pada salah satu kaki transistor, hubungkan
probe yang lain ke kaki-kaki transistor yang lain secara bergantian.
5) Tukar posisi kaki probe-kaki transistor hingga mendapatkan kondisi
jarum selalu menyimpang dengan salah satu probe selalu terhubung
dengan salah satu kaki transistor.

4
6) Apabila jarum selalu menyimpang pada kondisi probe merah yang tetap
terhubung dengan salah satu kaki dan probe hitam terhubung dengan
kaki-kaki yang lain maka kaki yang terhubung dengan probe merah
adalah kaki Basis. Hal ini juga sekaligus dapat digunakan untuk
mengetahui tipe transistor tersebut, yaitu transistor tipe PNP.
7) Hal yang sama juga berlaku apabila jarum selelu menyimpang pada
kondisi probe hitam yang tetap terhubung dengan salah satu kaki dan
probe merah terhubung dengan kaki-kaki yang lain maka kaki yang
terhubung dengan probe hitam adalah kaki Basis, namun tipe transistor
NPN.

2. Menentukan kaki Colector dan Emitor


1) Kita harus mengetahui tipe transistor terlebih dahulu, PNP atau NPN
melalui cara yang dijelaskan di atas.
2) Hubungkan probe dengan kaki-kaki selain basis, pegang kaki basis
menggunakan jari kita dengan tujuan memberikan bias pada kaki tersebut
mengingat tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial.
3) Misalnya tipe transistornya adalah tipe PNP, apabila jarum menyimpang
sedikit setelah kaki basis kita pegang dengan jari, maka:

Probe hitam = Emitor Probe hitam = Colector


Probe merah = Colector Probe merah = Emitor

5
b) Buatlah Rangkaian Transistor sebagai Switch/saklar dengan LED
1. Transistor NPN

2. Transistor PNP

c) Buatlah Rangkaian Transistor sebagai saklar penggerak Motor DC


1. Transistor NPN

2. Transistor PNP

6
E. Hasil Pengukuran
a) Menentukan Kaki dan Jenis Transistor
Gambar Transistor Keterangan
Kaki 1 :
Kaki 2 :
Kaki 3 :
Jenis Transistor :

Kaki 1 :
Kaki 2 :
Kaki 3 :
Jenis Transistor :

b) Pengukuran Rangkaian Transistor sebagai Switch/saklar dengan LED


a. Transistor NPN
Button Saat Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus
Button Tidak Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus

b. Transistor PNP
Button Saat Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus
Button Tidak Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus

c) Pengukuran Transistor sebagai saklar penggerak Motor DC


a. Transistor NPN
Button Saat Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus
Button Tidak Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus

7
b. Transistor PNP
Button Saat Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus
Button Tidak Ditekan Basis (A) LED (B)
Tegangan
Arus

F. Analisis rangkaian

G. Kesimpulan

H. Soal
1. Sebutkan macam-macam Transistor. gambar simbolnya!
2. Jelaskan perbedaan Transistor NPN dan transistor PNP ?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam mengetahui Transistor yang rusak dengan
AVO meter!
4. Jelaskan fungsi dari Transistor pada rangkaian yang kalian buat diatas!

Anda mungkin juga menyukai