Anda di halaman 1dari 22

PERCOBAAN

IBU ENDAH
1 D4
I RANGKAIAN
MOCHAMMAD
3110191001
TEKNIK
SURYAWATI
RANGKAIAN
MEKATRONIKA
RESONANSI
NINGRUM
LISTRIK
IQBAL FAISAL
2ASERI

PAK YASIN

20 FEBRUARI 2020
PERCOBAAN I

PERCOBAAN 1

RANGKAIAN RESONANSI SERI

A. Tujuan :
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :
1. Menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian resonansi seri dengan komponen yang
telah ditentukan nilainya.
2. Menghitung factor kualitas dari rangkaian resonansi seri.
3. Menentukan nilai L dan C pada rangkaian resonansi seri dalam range frekuensi resonansi
1Khz s/d 5KHz.

B. Landasan Teori :
Resonansi
Gelombang AC merupakan sebuah gelombang yang berbentuk sinusoidal. Pada rangkaian
yang menggunakan sumber AC akan timbul response yang bergantung pada besarnya
kapasitansi dan atau induktansi pada suatu rangkaian tersebut. [2]

Rangkaian R – L – C merupakan suatu rangkaian listrik yang terdiri dari atas komponen
resistor (R), inductor (L) dan kapasitor (C) yang disusun secara seri maupun pararel.
Konfigurasi tersebut akan membentuk suatu system osilator harmonic. Rangkaian R – L – C
sering disebut rangkaian penala (tuner) dan rangkaian resonansi.[1]

Resonansi merupakan suatu kondisi dimana rangkaian dieksitasi dengan frekuensi


naturalnya, ini menyebabkan nilai ¿ H ( jω )∨¿ mencapai nilai minimum dan maksimum. Nilai
¿ H ( j ω )∨¿ merupakan respon frekuensi yang direpresentasikan sebagai perbandingan
output respon ¿ Y ( jω )∨¿ terhadap input sinusoidal ¿ X ( jω ) ∨¿ atau yang lebih dikenal
sebagai fungsi transfer dan domain jω : [2]

|H ( jω )|=Y ( jω ) / X ( jω )

Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi disebut frekuensi resonans (ω 0), atau
sering disebut fr. [2]

Suatu rangkaian dapat dikatakan sebagai rangkaian resonansi yaitu tegangan yang terpasang
V dan arus yang dihasilkan I berada dalam kondisi satu fasa. [2]

Bila terjadi resonansi dimana frekuensi resonansi = f r, maka reaktansi = 0; Z =R(impedansi


mencapai harga minimum); I maksimum. Bila tidak terjadi resonansi, maka reaktansi ≠ 0 , Z >
R; bilar f < fr (sebelah kiri harga fr) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului tegangan.
Bila f > fr (sebelah kanan harga fr) reaktansi bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap
tegangan.[2]
Sementara itu untuk resonansi pada rangkaian pararel, yang 0 adalah suseptansinya bukan
reaktansinya yang menyebabkan ada tegangan maksimum karena RLC pararel yang
beresonansi akan bertindak seperti open circuit dengan nilai ω 0 yang sama karena XL = XC.[2]

Rangkaian R – L – C banyak digunakan dalam perangkat – perangkat osilator harmonic dan


pesawat radio penerima. Rangkaian R – L – C berfungsi untuk memilig suatu rentang
frekuensi yang cuckup sempit dari spectrum total gelombang radio yang sangat lebar. [1]

Seri
Ditinjau dari sebuah rangkaian yang terdiri atas hambatan R, induktasi L dan kapasitansi C
yang terhubung secara seri dengan sumber tegangan yang berubah terhadap waktu vs(t )
seperti pada Gambar 1.[1]

Vs
Arus I = , dengan Vs adalah tegangan rms komples sumber. [1]
Z

R
+
Vs(t) L
C

Gambar 1. Rangkaian R – L – C Seri

Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut: [1]
Ztot=R+ j( XL−XC)
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling
mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besarnya, maka akan saling meniadakan dan
dapat dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansi nya adalah resonansi
seri. [1]
Keadaan resonansi dicapai pada saat XL= XC maka Ztot=R merupakan Zmin sehigga akan
diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga frekkuensi: [1]
1 1
ω 0= atau f 0=
√ LC 2 π √ LC

1
Yang disebut frekuensi resonansi adalah ω 0 yaitu ω 0= , mengakibatkan: [1]
√ LC
ω0 L 1
=
R ω 0 √ RC
Besaran ini dikenal sebagai factor kualitas dinyatakan dengan Q. [1]

Pada waktu resonansi, sangat mungkin terjadi bahwa teganan pada L atau pada C lebih besar
dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan pada L atau pada C pada saat resonansi ini
didefinisikan sebagai factor kualitas Q. Semakin besar nilai Q, maka makin sempit lengkung
resonansinya dan berarti makin tinggi kualitas resonansinya. [1]
I

Vm/R

0.707Vm/R

ω
ω1 ω0 ω2
Gambar 2. Grafik arus dengan frekuesni pada rangkaian resonansi seri
PARAREL
Sementara pada rangkaian RLC yang terhubung secara pararel administrasi total rangkaian
dapat dituliskan sebagai berikut: [2]
Ytot=G+ j(BC−BXL)
Dimana G adalah konduktansi dan B adalah suseptansi. [2]

Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling
mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besarnya, maka akan saling meniadakan dan
dapat dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansi nya adalah resonansi
pararel. [2]

R L C
I

Gambar 3 Rangkaian R – L – C Pararel


Saat BC = VL, maka dapat dituliskan sebagai berikut: [2]

1 1
ωC− =0 ω 0= rad /s
ωL √ LC
Disini ω 0 adalah frekuensi yang membuat rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum pada R. [2]

|V|

Im.R

0.707Im.R

ω
ω1 ω0 ω2
Gambar 4. Grafik tegangan dengan frekuesni pada rangkaian resonansi pararel
C. Peralatan dan Komponen :
1. 1 Function Generator (FG)
2. 1 Osiloskop
3. 1 Dekade Resistor
4. 1 Dekade Kapasitor
5. 1 Dekade Induktor
6. Kabel Penghubung Secukupnya.
Catatan: pastikan semua alat ukur telah dikalibrasi sebelum digunakan dan pastikan nilai
dari setiap komponen telah sesuai melalui pengukuran.
D. Rangkaian Percobaan:
1. Pengukuran Arus
1

I
C=0.5uF

FG E L =50mH

1Volt(Vp) 3

R=100ё VR Probe
Ch.2
2 4
Gambar 1.Rangkaian pengukuran arus
Langkah Percobaan:
a. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.

b. Pasanglah probe osiloskop (channel 1) pada titik 1 dan 2 (ref), dan probe 2
(channel 2) pada titik 3 dan 4 (ref)!
c. Aturlah E = 1 Volt (Vp) upayakan agar selalu konstan pada setiap kali pengukuran
(melalui probe 1)!
d. Ukurlah VR (melalui probe 2) untuk setiap perubahan frekuensi (f) dari 100Hz s/d 3kHz,
dengan step 100Hz. Catat hasil pengukuran pada table 1.!
VR
e. Hitunglah arus I = dari setiap perubahan frekuensi, catat hasil perhitungan pada
R
tabel1.
f. Berdasarkan data arus (I) terhadap perubahan frekuensi (f) pada table 1, buatlah plot
grafik kurva karakteristik resonansi seri seperti pada gambar 2. (menggunakan excel).
g. Dari kurva tersebut carilah frekuensi resonansinya (f r pengukuran) seperti yang
ditunjukan pada gambar 2. Catat nilai fr pengukuran dari gambar tersebut.
Keterangan: fr menyebabkan nilai I pada rangkaian = I max.
h. Hitunglah pula nilai frekuensi resonansi secara teori dengan menggunakan persamaan
1, catat nilai fr teori tersebut!
i. Dari grafik kurva arus I terhadap frekuensi (f), hitunglah pula nilai Selektifitas (S) atau
kualitas (Q) dari r angkaian melalui persamaan 2 (mencari B = Bandwidth terlebih
dahulu) dan persamaan 3. Catat nilai Spengukuran atau Qpengukuran tersebut!
1
Keterangan: f1 dan f2 menyebabkan nilai arus pada rangkaian ¿ . Imax
√2

1
fr= (1)
2 π √ LC

B=f 2−f 1 (2)

f2 (3)
S=Q
B

VC VL
S=Q= atau (4)
E E

Imax

Imax
√2

f
f1 fr f2
Gambar 2. Kurva karakteristik resonansi seri

2. Pengukuran Faktor Kualitas (Q)

a. Pilihlah 3 dari 4 nilai fr pada Tabel 2.(kolom 1), lalu hitunglah nilai L dan C dari
masing – masing fr yang dipilih, yaitu melalui perhitungan (persamaan 1) dan catat
nilai Cperhitungan dan Lperhitungan pada tabel 2!
b. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3., dan pasanglah komponen sesuia
dengan perhitungan yang didapatkan sebelumnya (Lperhitungan dan
Cperhitungan)!
c. Pasanglah probe osiloskop (channel1) pada titik 1 dan 3 (ref), dan probe 2
(channel 2) pada titik 2 dan 3 (ref)!
d. Aturlah E = 1 Volt(Vp), upayakan agar selalu konstan pada setiap kali pengukuran!
e. Ukurlah Vc dan VL melalui probe 1 dan probe 2, untuk setiap perubahan nilai f r dan
catat hasil pengukuran pada tabel 2!.
f. Hitunglah nilai Q dari setiap percobaan dengan menggunakan nilai V c atau VL hasil
dari pegukuran (persamaan 4), catat pada tabel!

1
I

R=100ё

Probe
Ch.1
E L VL+VC

1Volt(Vp) 2 Probe
Ch.2
C VR
2 3

Gambar 3. Rangkaian pengukuran factor kualitas

E. Tabel Data Pengukuran

1. Pengukuran Arus I
Tabel 1. Tabel Pengukuran
IIM
IaxM
ax
N
f(kHz) 2 VR(mV) I=VR/R(mA)
o IIM
M
ax
ax f f f  
1 0.2  
2
2 0.4   1 r 2 
3 0.6   f f f  
      1 r 2 
       
       
  3    

fr (pengukuran) =

fr (teori) =

S atau Q =

2. Pengukuran Faktor Kualitas (Q)

Tabel 2. Tabel pengukuran factor kualitas

N f(kHz) VL(mV) VC(mV) L(mH) C(uF) S atau


o Q
1 2          
2 3          
3 4          
4 5          

F. Tugas sebagai analisa data

1. Dari percobaan (1) hitunglah fr secara teoritis, kemudian bandungkan dengan f r dari hasil
pengukuran!. Jika ada perbedaan hitunglah presentase kesalahan menggunakan rumus
seperti pada persamaan 5!

|fr teori−fr pengukuran|


error fr ( % ) = x 100 %
fr teori

2. Dari percobaan (2) hitung Q secara teoritis kemudian bandingkan dengan hasil
percobaan!. Jika ada perbedaan, hitunglah presentase kesalahan menggunakan rumus
seperti pada persamaan 6!

|Q teori−Q pengukuran|
error Q ( % ) = x 100 %
Q teori

3. Beri penjelasan secara ilmiah apa penyebab terjadinya kesalahan data dalam pengukuran!
4. Jelaskan melalui tulisan tentang contoh aplikasi dari rangkaian resonansi seri ini!.
G. Hasil Praktikum
Pengamatan Pada Osciloscope
Pengukuran Arus
F=0.2kHz F=0.4kH

F=0.6kHZ F=0.8kHz

F=1kHz F=1.2kHZ

F=1.4kHz F=1.6kHz
F=1.8kHz F=2kHz

F=2.2kHz F=2.4kHz

F=2.6kHz F=2.8kHz

F=3kHz
Pengukuran Faktor Kualitas
F=2kHZ F=3kHz

F=3kHz F=4kHz

F=5kHz
Tabel Praktikum
Tabel 1 Pengukuran Arus

N
f(kHz) VR(mV) I=VR/R(mA)
o
1 0.2 82 0,82
2 0.4 180 1,8
3 0.6 320 3,2
4 0.8 516 5,16
5 1 624 6,24
6 1.2 472 4,72
7 1.4 392 3,92
8 1.6 304 3,04
9 1.8 264 2,64
10 2 208 2,08
11 2.2 192 1,92
12 2.4 164 1,64
13 2.6 168 1,68
14 2.8 136 1,36
15 3 128 1,28

Grafik Resonansi
7
6
5
4
Arus

I = VR/R
3
2
1
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3
Frekuensi
Tabel 2 Pengukuran Faktor Kualitas

N S atau
f(kHz) VL(mV) VC(mV) L(mH) C(uF)
o Q
1 2 -2360 2920 63,39 0,1  
28,1733
2 3 -2156 2440
3 0,1  
3 4 -1240 1920 15,8475 0,1  
4 5 -1548 1840 10,1424 0,1  

H. Jawaban Tugas sebagai Analisa Data

1. Dari percobaan (1) hitunglah fr secara teoritis, kemudian bandungkan dengan fr dari hasil
pengukuran!. Jika ada perbedaan hitunglah presentase kesalahan menggunakan rumus
seperti pada persamaan 5!

|fr teori−fr pengukuran|


error fr ( % ) = x 100 %
fr teori

Jawaban:

Fr ( pengukuran ) =1000 Hz

1 1 1 1
Fr ( teori )= = = = =0,0100709
2 π √ LC 2.3,14 √ 5 x 10 . 5 x 10−2
6,28 √ 250 x 10
−7 −10
99,295 x 10−5
|frteori −fr pengukuran| |1007,09−1000|
errorf r ( % )= x 100 %= x 100 %=0,704 %
fr teori 1007,09
2. Dari percobaan (2) hitung Q secara teoritis kemudian bandingkan dengan hasil
percobaan!. Jika ada perbedaan, hitunglah presentase kesalahan menggunakan rumus
seperti pada persamaan 6!

|Q teori−Q pengukuran|
error Q ( % ) = x 100 %
Q teori

Jawaban:

3. Beri penjelasan secara ilmiah apa penyebab terjadinya kesalahan data dalam pengukuran!
Jawaban:

a. Kerusakan pada alat-alat ukur


Kerusakan pada alat ukur dapat terjadi karena alat ukur yang sudah lama atau tua
dan sudah sering digunakan pada saat praktikum. Hal ini dapat menyebabkan kualitas
dari alat ukur tersebut menjadi berkurang dan sensitifitas alat ukur tersebut akan
berkurang.
b. Tidak mengkalibrasi alat ukur
Kalibrasi alat ukur sangat penting sebelum melakukan praktikum karena bisa jadi
sebelum kita gunakan alat tersebut sudah digunakan sebelumnya dan angka-
angkanya tidak seperti semula sehingga dapat mempengaruhi nilai dari hasil
praktikum. Ketika ketidaksesuaian nya terhadap hasil pengukuran menyebabkan
ketidakakuratan terhadap pembacaan terhadap suatu pengukuran tersebut.
c. Kesalahan pada pembacaan hasil pengukuran
Kesalahan pada saat pembacaan merupakan akibat dari ketidaktelitan atau
ketidakfokusan saat praktikum karena kelelahan atau karena bercanda pada saat
praktikum.

4. Jelaskan melalui tulisan tentang contoh aplikasi dari rangkaian resonansi seri ini!.

Jawaban:

Rangkaian resonansi seri dapat diaplikasikan pada sistem pengubahan daya dengan
penyakelaran. Pengubahan daya dengan metode resonansi dicapai dengan
mengkombinasikan topologi pengubahan daya dengan strategi penyakelaran yang
menghasilkan terjadinya transisi penyakelaran pada saat arus melalui dan/atau tegangan
pada penyakelaran tersebut nol. Dengan demikian, rugi penyakelaran yang merupakan
salah satu faktor penghambat utama dalam sistem pengubahan daya dengan metode
penyakelaran dapat ditekan serendah mungkin atau mendekati nol. Selain dari itu, tanpa
menggunakan metode resonasi, piranti penyakelaran akan selalu melibatkan tegangan
tinggi dan/atau arus tinggi pada saat transisi penyakelarannya, sehingga tidak hanya
mengakibatkan rugi penyakelaran yang tinggi namun juga tekanan penyakelaran
(switching stress) berunsurkan dv/dt dan di/dt yang juga tinggi.

Rangkaian resonansi RLC juga dapat diaplikasikan seperrrti berikut:

1. Rangkaian Osilator, penerima radio dan pesawat televise digunakan untuk tujuan
penyetelan.
2. Rangkaian RLC seri dapat terlibat dalam pemrosesan sinyal dan system komunikasi.
3. Rangkaian LC Seri digunakan untuk menyediakan pembesaran tegangan.
4. Rangkaian LC Seri maupun pararel dapat digunakan dalam pemanasan Induksi.

I. Analisa
Rangkaian RLC seri dalah rangkaian yang terdiri dari komponen resistor (R), Induktor (L) dan
Kapasitor (C) yang tersusun secara seri. Sedangkan keadaan resonansi yaitu ketika reaktansi
induktif dan kapasitif sama besar dan saling meniadakan.

Pada praktikum ini terdapat 3 tujuan yang harus dipenuhi yaitu menentukan frekuensi
resonansi seri, menghitung faktor kualitas, dan menghitung nilai L dan C pada range
frekuensi 1 s/d 5KHz. Dan terdapat 2 percobaan yaitu pengukuran arus dan pengukuran
faktor kualitas.
Pada percobaan pertama pengukuran arus, kami mendapatkan frekuensi resonansi
pada saat arus (I) maksimum, hal ini dikarenakan resonansi pada rangkaian seri terjadi ketika
impedansi (Z) minimum (bahkan nol) sesuai dengan teori berikut:
E
I=
Z
E
I=
0
I =∞

Sedangkan pada percobaan kedua, yaitu mengukur nilai faktor Q (kualitas). Faktor Q
dapat menentukan seberapa baik rangkaian RLC seri tersebut. Jika semakin tinggi
nilai Q maka Bandwith semakin sempit, sedangkan jika semakin kecil nilai Q maka
Bandwith semakin lebar. Rangkaian RLC seri dikatakan baik jika memiliki nilai Q yang
tinggi dengan kata lain memiliki Bandwith yang sempit. Dari hasil penentuan sebuah
nilai capasitor yaitu 0,1uF dari setiap percobaan maka perhitungan secara teori
didapatkan nilai Lilitan pada setiap percobaan yaitu:

a. F=2kHz ; L = 63,39 mH
b. F=3kHz ; L = 28,17 mH
c. F=4kHz ; L = 15,84 mH
d. F=5kHz ; L = 10,14 mH

J. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. Frekuensi resonansi seri dapat diperoleh saat arus (I) mencapai keadaan maksimum dan
saat impedansi (Z) mencapat nilai minimum (mendekati nol).
2. Keadaan resonansi dapat dikatakan antara reaktansi induktif dan kapasitif saling
mengurangkan sehingga impendasi pada suatu rangkaian tersebut sama nilai ya sama
dengan R (XL –XC)

Daftar Pustaka
Era, Suryono, Gigih dan Nur.( ).Rangkaian Listrik II. Surabaya. Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya

[1] Riska, Andi. (2012). Resonansi R-L-C. Diakses pada tanggal 21 Februaru 2020, dari
https://www.academia.edu/8801737/Laporan_lengkap_resonansi_R-L-C

[2] Prima Dewi,Prima. (2013). MODUL VI RANGKAIAN RESONANSI . Diakses pada tanggal 21
Februari 2020, dari https://www.academia.edu/9278767/Laporan_Praktikum_-
Laboratorium_Dasar_Teknik_Elektro_STEI_ITB_MODUL_VI_RANGKAIAN_RESONANSI_Lab
oratorium_Dasar_Teknik_Elektro_-Sekolah_Teknik_Elektro_dan_Informatika_ITB

Anda mungkin juga menyukai