Disusun Oleh:
NRP : 3110191001
2019
DIODA
Sebuah produk elektronika tersusun dari beberapa komponen penting yang ada di
dalamnya. Komponen-komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda untuk dapat
membuat produk menjadi berguna. Dioda, adalah piranti elektronik yang hanya dapat
melewatkan arus dalam satu arah saja. Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah
arus listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi
arus tegangan searah (DC).[1]
Sebuah dioda sambungan P-N hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu arah, maka
dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah (rectifier) untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC). [1]
Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus seperti pada
sistem pengisaian. Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari arus bolak-balik menjadi arus
searah agar dapat dimanfaatkan untuk mengisi baterai dan menyuplai kebutuhan arus pada
kendaraan. Fungsi lain dioda ini pada kendaraan adalah sebagai anti shock tegangan. [1]
Pengertian Dioda
Secara etimologis, kata dioda berasal dari dua kata yaitu di (dua) dan oda (elektroda) yang
berarti dua elektroda. Secara harfiah, pengertian dioda sendiri merupakan sebuah komponen
elektronika yang terdiri dari dua buah elektroda yang memiliki fungsi sangat berhubungan dengan
pengendalian arus dan tegangan. Dioda merupakan komponen aktif semikonduktor yang terdiri
dari persambungan (junction) P-N. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja
(forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana
sebuah dioda bisa di asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air
yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh
dorongan aliran air dari depan katup.[1]
A K
Gambar 1
Dioda itu sendiri pada saat terjadinya sambungan atau dapat disebut junction p dan n hole pada
bahan p dan elektron pada bahan n disekitar sambungan cenderung untuk berkombinasi. Hole
dan elektron yang berkombinasi ini saling meniadakan, sehingga pada daerah sekitar sambungan
ini kosong dari pembawa muatan dan terbentuk daerah pengosongan (depletion region).[1]
Gambar 2
Oleh karena itu pada sisi p tinggal ion-ion akseptor yang bermuatan negatif dan pada sisi
n tinggal ion-ion donor yang bermuatan positif. Namun proses ini tidak berlangsung terus
menerus, karena potensial dari ion-ion positif dan negatif ini akan mengahalanginya. Tegangan
atau potensial ekivalen pada daerah pengosongan ini disebut dengan tegangan penghalang
(barrier potential). Besarnya tegangan penghalang ini adalah 0,2 V untuk germanium dan 0,6 V
untuk silikon.[2]
Ketika dioda digunakan pada rangkaian lampu sederhana, dioda dapat mengalirkan atau
menahan arus listrik yang menuju ke lampu, tergantung dari polaritas dari sumber tegangan yang
dihubungkan pada terminal dioda. [1]
a. b.
Gambar 3
(a) Arus bisa lewat menuju lampu; dioda mengalami bias maju (forward bias)
(b) Arus tidak bisa lewat ke lampu; dioda mengalami bias terbalik (reverse bias)
Ketika polaritas baterai yang terhubung pada dioda memungkinkan arus dapat mengalir
ke lampu, dioda dikatakan mengalami bias maju (forward bias). Sebaliknya, ketika polaritas
baterai dibalik sehingga dioda menahan arus dalam rangkaian, dioda dikatakan mengalami bias
terbalik(reverse bias). [1]
Pada jaman awal-awal penemuan listrik, orang-orang menganggap listrik adalah gerakan
muatan listrik positif yang mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif baterai/sumber
tegangan. Namun seiring kemajuan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa yang sebenarnya
bergerak adalah muatan listrik negatif atau disebut elektron. Dan pada kenyataannya, arus listrik
adalah gerakan elektron dari kutub negatif menuju kutub positif. Tentu saja penemuan gerakan
elektron ini bertentangan dengan pendapat orang jaman dahulu. Jadi kesimpulannya, aturan
lama (arah arus konvensional) menyatakan arus listrik mengalir dari kutub positif menuju negatif,
sedangkan aturan baru (arah arus elektron) menyatakan bahwa arus listrik mengalir dari kutub
negatif menuju positif. [1]
Dioda dapat mengalirkan arus listrik apabila terminal anoda dari dioda (simbol anak
panah, ►) dihubungkan ke terminal yang tegangannya lebih positif daripada terminal katodanya
(simbol garis lurus tegak, |) sehingga arus listrik konvensional dapat mengalir sesuai dengan arah
panah simbol dioda. Sebaliknya, apabila katoda diberi tegangan yang lebih positif daripada anoda,
arus tidak dapat mengalir. [1]
- + + -
Gambar 4
maka arah arusnya harus sesuai dengan arah panah dari dioda
Apabila arah arus listrik yang keluar dari sumber tegangan memiliki arah yang sesuai
dengan arah anak panah dari dioda, maka dioda mengalami bias maju (forward bias) dan arus
dapat mengalir dalam rangkaian. Sebaliknya, apabila arah arus listrik yang keluar dari baterai
memiliki arah yang berlawanan dengan arah panah dari dioda, maka dioda mengalami bias
terbalik (reverse bias) dan arus listrik tidak dapat mengalir dalam rangkaian. [1]
Sebenarnya, tegangan maju pada suatu dioda dapat dihitung tetapi sangat sulit karena
untuk menghitung tegangan maju suatu dioda harus mempertimbangkan banyak variabel. Sebuah
persamaan pendekatan untuk menghitung tegangan maju dioda bergantung pada beberapa
variabel yaitu arus yang mengaliri dioda, suhu sambungan P-N nya, dan beberapa konstanta fisika.
[1]
Apabila tegangan positif baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatif
ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward bias).
Dengan demikian VA-K adalah positif atau VA-K > 0.Gambar 5 menunjukan dioda diberi
bias maju.[3]
Daerah p engosongan
- - - + + +
A -
- - + + K
- - + +
- + +
- - - + +
+
Tipe p Tipe N
A K
Gambar 5
Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada gambar 5, yakni VA-K positif,
maka pembawa mayoritas dari bahan tipe-p (hole) akan tertarik oleh kutub negatif
baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa
mayoritas bahan tipe-n). Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutub positif
baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena itu daerah pengosongan terlihat
semakin menyempit pada saat dioda diberi bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan
oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID. [3]
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe-p (elektron) dan dari bahan tipe-
n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah berlawanan.
Namun karena Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang
mengalir pada dioda ditentukan oleh ID. [3]
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatif baterai ke terminal anoda (A)
dan tegangan positif ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan
anoda katoda VA-K adalah negatif (VA-K < 0). Gambar 6 menunjukkan dioda diberi bias
mundur. [3]
Daerah p engosongan
+ + + - - -
K + + - -
A
+ -
+ + -
+ - - -
+ + + - -
Is Tipe N Tipe P
K A
Gambar 6
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan negatif,
maka hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatif baterai menjauhi
persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe-n
diberi tegangan positif, maka elektron (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup
positif baterai menjauhi persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar,
dan arus yang disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir. [3]
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p) dan
hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur
(reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat
mencapai harga maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya arus
ini dipengaruhi oleh temperatur. Makin tinggi temperatur, makin besar harga Is. Pada
suhu ruang, besarnya Is ini dalam skala Micro Ampere untuk dioda germanium, dan skala
Nano Ampere untuk dioda silikon. [3]
Hubungan arus dioda (ID) dengan tegangan dioda (VD) dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis yang dikembangkan oleh W. Shockley, yaitu :
[3]
𝑞𝑉𝐷
𝐼𝑑 = 𝐼𝑠(𝑒 𝑀𝑘𝑇 − 1)
Dimana :
ID = Arus Dioda (A)
Is = Arus Jenuh Mundur (A)
Harga Is suatu dioda dipengaruhi oleh temperatur, tingkat doping dan geometri dioda.
Dan konstanta n tergantung pada sifat konstruksi dan parameter fisik dioda. Sedangkan harga VT
ditentukan dengan persamaan.
𝑘𝑇
𝑉𝑇 =
𝑞
Dimana:
Secara matematis arus pada dioda dapat dihitung melalui persamaan berikut:
𝑉𝑆 − 𝑉𝐷
𝐼=
𝑅
Sebagaimana telah disebutkan bahwa arus jenuh mundur, Is, dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti doping, persambungan, dan temperatur. Namun karena dalam pemakaian suatu
komponen dioda, faktor doping dan persambungan adalah tetap, maka yang perlu mendapat
perhatian serius adalah pengaruh temperatur.[3]
Gambar 8
Apabila temperatur dioda dinaikkan, maka tegangan cut in (Vγ) turun. Sebaliknya bila
temperatur turun, maka Vγ naik. Dengan asumsi bahwa ID tetap, hubungan antara temperatur
dengan tegangan cut in (Vγ) dapat dinyatakan dengan persamaan: [3]
Dimana:
To = Temperatur Ruang, atau 25°𝐶
Selain mempengaruhi tegangan cut in (Vγ), temperatur dioda juga mempengaruhi arus jenuh
mundur, Is. Arus Is kira-kira naik dua kali lipat apabila temperatur dioda naik 10 C. Gambar 9
menunjukkan perubahan kurva bias mundur untuk beberapa macam temperatur.
Secara matematis pengaruh temperatur terhadap arus Is dapat dinyatakan :
𝑇1
𝑇2.
10
Is(T2) = Is(T1). 2
Gambar 9
1. Dioda Penyearah
Dioda ini ada dua macam, yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon memiliki tegangan
maju 0,6V sedangkan dioda germanium memiliki tegangan maju 0,3V. Dioda jenis ini mempunyai
beberapa batasan tergantung spesifikasi. Batasan-batasan itu seperti batasan tegangan reverse,
frekuensi, arus dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0,025V setiap kenaikan suhu 1
derajat dari suhu normal. [1]
A K
Gambar 10
a. b.
Gambar 12
a.Bentuk Fisik Dioda Berbahan Dasarr silikon
b.Bentuk Fisik Dioda Berbahan Dasar Germanium
A K
Gambar 13
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan
sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya. [1]
Gambar 14
Bentuk Fisik LED
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna
sebagai berikut : [1]
3. Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Dioda yang bekerja pada daerah
reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi
daya dari 1/4 hingga 50 watt. Dioda jenis ini berfungsi sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda
jenis ini juga dapat digunakan sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan
rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil, maka penggunaan diodaa zener sebagai
penstabil tegangan dengan arus besar dibutuhkan sebuah buffer arus. Dioda zener ini dibias
mundur (reverse). [1]
A K
Gambar 15
Simbol Dioda Zener
Gambar 15
Bentuk Fisik Dioda Zener
Pemasangan Dioda zener sebagai voltage regulator: [1]
Vin Dz
4V7 Vout
Gambar 16
4. Photo Dioda
Photo Dioda atau dapat digunakan sebagai sensor cahaya yang merupakan jenis
komponen yang peka terhadap cahaya. Dioda ini akan menghantar jika ada cahaya yang masuk
dengan intensitas tertentu.D Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Penggunaan dioda cahaya
diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana
pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. [1]
Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang
tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. [1]
A K
Gambar 17
Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-
Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari
cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor
sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm. [1]
Gambar 18
Bentuk Fisik Photo Dioda
Gambar 19
Simbol dan Bentuk FIsik Photo Dioda
Jika semi konduktor menyerap cahaya, maka dapat tercipta pasangan elektron bebas-
lubang yang melebihi jumlah yang telah ada dalam semi konduktor itu akibat kegiatan termal.
Gejala ini disebut penyerapan foto (foto absorption). Meningkatnya konduktifitas listrik akibat
kelebihan muatan pembawa oleh penyerapan foto disebut konduktifitas foto (foto konduktivity).
Jika bungkus semi konduktor diberi “jendela” transparan (tembus cahaya) maka konduktifitas
listrik semi konduktor tergantung pada intensitas cahaya yang jatuh padanya. Inilah prinsip kerja
sebuah dioda foto. Dioda photo ini dibias maju (forward). [1]
5. Dioda Varactor
Dioda ini mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan besar tegangan
yang diberikannya. Dengan dioda ini. Maka sistem penalaan digital pada sistem transmisi dengan
frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat. [1]
Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase Lock Loop),
yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk kemudian diolah
menjadi tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda ini bekerja di daerah reverse mirip dioda Zener.
[1]
A K
Gambar 20
Simbol Dioda Varactor
Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat
kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya
semakin naik, kapasitasnya akan turun. Seperti kebanyakan komponen dengan kawat
penghubung, dioda juga mempunyai kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi
tinggi, kapasitansi ini biasanya lebih kecil dari 1pF. [1]
Gambar 20
Bentuk Fisik Dioda Varactor
Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan
perkataan lain varaktor yang di pasang parallel dengan induktor merupakan rangkaian tangki
resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan reverse pada varactor kita dapat mengubah
frekuensi resonansi, penerapan dioda varactor ini biasanya pada tuner yang di tala menggunakan
tegangan. Dioda varactor dibias mundur (reverse). [1]
6. Dioda Schottky
Dioda Schottky adalah jenis Dioda dengan tegangan jatuh (drop voltage) yang rendah jika
dibandingkan dengan dioda normal lainnya. Perbedaan yang paling mendasar antara Dioda
Schottky dengan Dioda Normal adalah penggunaan Logam-semikonduktor (Metal-Semiconductor
Junction) untuk persimpangan Dioda Schottky sedangkan Dioda Normal pada umumnya
menggunakan Persimpangan Semikonduktor-semikonduktor (Semiconductor-semiconduction
Junction).[4]
Dioda Schottky atau Schottky Diode ini biasanya digunakan pada rangkaian switching
berkecepatan tinggi, rangkaian Frekuensi Radio (RF), Mixer dan rangkaian Penyearah Pencatu
Daya. Nama Schottky ini diambil dari nama penemu efek Schottky yaitu Walter H. Schottky yang
berasal Jerman. Efek Schottky adalah efek penghalang potensial yang terbentuk pada pertemuan
logam-semikonduktor yang mempunyai karakteristik penyearahan. Efek tersebut cocok untuk
penggunaannya pada dioda. Oleh karena itu, Dioda Schottky (Schottky Diode) disebut juga dengan
Dioda Penghalang atau Barrier Diode. [4]
A K
Gambar 22
Pada saat Dioda Schottky (Diode Schottky) tidak diberikan tegangan atau dalam kondisi
unbiased (kondisi tanpa tegangan), tingkat energi elektron yang berada di sisi semikonduktor tipe-
n sangat rendah jika dibandingkan dengan tingkat energi di sisi logam. Dengan demikian, elektron
tidak dapat mengalir melalui penghalang persimpangan yang disebut dengan penghalang schottky
ini. Namun apabila Dioda Schottky diberikan tegangan bias maju (forward bias), elektron di sisi
semikonduktor tipe-n akan mendapat energi yang cukup untuk melewati penghalang
persimpangan dan masuk ke wilayah logam. Elektron ini masuk ke dalam wilayah logam dengan
energi yang sangat besar sehingga disebut juga elektron pembawa panas (hot carrier). Oleh
karena itu, Schottky Diode ini sering juga disebut dengan Dioda Pembawa Panas atau Hot Carrier
Diode. [4]
Arus listrik akan mengalir melalui Schottky Diode secara bias maju (forward bias) apabila
terdapat tegangan maju yang cukup diberikan ke Schottky Diode. Karena aliran arus listrik ini,
akan terjadi kehilangan tegangan kecil pada saat melintasi terminal dioda Schottky, kehilangan
tegangan inilah yang disebut dengan “drop voltage”. Kehilangan Tegangan atau Drop Voltage
pada Dioda Silikon (dioda normal) biasanya adalah sekitar 0,6V hingga 0,7V, sementara drop
voltage pada Dioda Schottky hanya sekitar 0,2V hingga 0,3V. [4]
Dengan kata lain, tegangan yang terbuang untuk mengaktifkan Dioda Silikon adalah
sekitar 0,6V hingga 0,7V sedangkan tegangan yang terbuang hanya sekitar 0,2V hingga 0,3V.
Artinya, Schottky Diode mengkonsumsi tegangan yang lebih kecil dari Dioda Normal pada
umumnya. [4]
Karakteristik utama Schottky Diode yang bisa dinyalakan (switch ON) dan dimatikan
(switch OFF) lebih cepat serta tidak menghasilkan noise yang berlebihan (noise yang tidak
diinginkan) dibandingkan dengan dioda normal yang menggunakan persimpangan PN ini
menjadikannya cocok untuk diaplikasikan ke rangkaian yang memerlukan switching ON/OFF
berkecepatan tinggi. [4]
7. Dioda Tunnel
Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis Dioda yang memiliki kemampuan
untuk beroperasi dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada
Gelombang Mikro (Microwave) sehingga dimungkinkan untuk penggunaan pada Efek Mekanika
Kuantum (Quantum Mechanical Effect) yang disebut dengan Tunneling (Terowongan). Dioda
Tunnel ditemukan oleh Dr. Leo Esaki pada tahun 1957, oleh karena itu Dioda Tunnel sering
disebut juga sebagai Dioda Esaki. Dioda Tunnel terbuat dari konsentrasi ketidakmurnian yang
tinggi sehingga timbul efek tunnel.[5]
Dua Terminal Persimpangan P-N pada Dioda Tunnel di doping berat yaitu sekitar 1000 kali
lebih besar dari Dioda pada umumnya. Karena doping berat ini, lebar lapisan deplesi
dipersempit/dipertipis menjadi nilai yang sangat kecil hingga pada 1/10.000 m. Dengan demikian
Reverse Breakdown Voltage (Tegangan Jatuh Mundur) Dioda Tunnel juga menjadi sangat kecil
hingga mendekati nilai “0” sehingga mengakibatkan Resistansi Negatif pada saat Dioda Tunnel
diberikan tegangan bias maju. Inilah Fenomena Kuantum aneh yang disebut dengan Resonant
Tunneling. [5]
Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan biasanya dibuat dari Germanium, Gallium Arsenide
atau Gallium Antimonide. Silikon tidak digunakan sebagai bahan pembuat Dioda Tunnel karena
Dioda Tunnel membutuhkan waktu transisi antara arus puncak (Ip) dan level arus lembah (Iv) yang
sangat cepat. Rasio Ip/Iv pada Silikon tidak sebaik Gallium Arsenide maupun bahan pembuat
Dioda Tunnel lainnnya. [5]
A K
Gambar 24
Gambar 25
Karakteristik, Simbol dan Bentuk Fisik Dioda Tunnel
Dari gambar karakteristik diatas terlihat bahwa ketika Tegangan bias maju (Forward Bias)
kecil diberikan ke Dioda Tunnel, arus pun ikut meningkat. Seiring dengan bertambah Tegangan
bias maju, arus meningkat mencapai puncak arus (Ip), namun ketika Tegangan meningkat lagi
sedikit pada nilai tertentu Arus berubah menjadi menurun hingga titik terendahnya atau disebut
dengan arus lembah (Iv). Apabila Tegangan yang diberikan meningkat lebih lanjut lagi, maka Arus
pada Dioda Tunnel akan mulai meningkat lagi. [5]
Tegangan bias maju yang diperlukan untuk menggerakan Dioda Tunnel ke puncak arus
dan kemudian menurun menuju ke lembah arus disebut sebagai Puncak Tegangan (Vp) sedangkan
Tegangan pada Lembah itu sendiri disebut dengan Tegangan Lembah (Vv). Wilayah dimana arus
mulai menurun dari Ip ke Iv pada saat diberikan Tegangan Maju ini disebuh dengan wilay
Resistansi Negatif (wilayah antara Vp an Vv pada Grafik). [5]
a. Gerbang AND
+Vin
Vout Vin1
Vin2
Gambar 26
Aplikasi Dioda Gerbang AND
Pada gambar diatas terdapat 2 dioda yang dipasang secara pararel dengan
saluran input berada pada masing – masing kaki katoda pada diode. Jika Vin1 atau Vin2
tidak diberi tegangan maka Vin akan masuk ke anoda pada diode(forward), dan Vout
tidak memiliki tegangan. Jika salah satu Vin diberi maka Vin akan tetap masuk ke kaki
anoda yang tidak diberi tegangan. Dan jika Kedua diode diberi tegangan maka Tegangan
Vin akan masuk ke saluran Vout dikarenakan Dioda dalam kondisi Reverse keduanya. [6]
b. Gerbang OR
Vin1
Vin2 Vout
Gambar 27
Aplikasi Dioda Gerbang OR
Pada gambar diatas terdapat 2 dioda yang dipasang secara parael dengan saluran
input pada masing – masing diode pada kaki anoda. Jika ada nya tegangan yang
dimasukan pada Vin1 atau Vin2 maka diode berada pada posisi forward, maka Vout
akan mengeluarkan tegangan setara dengan Tegangan Input yang dimasukan(Vin-
(tegangan kerja Dioda)). Dan jika tidak ada nya tegangan ada Vin1 atau Vin2 maka Vout
akan sama dengan 0V. [6]
a.
AC Vi i Rl
Gambar 28
a) rangkaian (b) tegangan sekunder trafo (c) arus beban Penyearah Setengah Gelombang
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah R yang umumnya nilainya
lebih kecil dari RLf. Pada saat dioda OFF (mendapat bias mundur) resistansinya besar sekali
atau dalam pembahasan ini dianggap tidak terhigga, sehingga arus dioda tidak mengalir atau
i = 0.
Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada gambar (c) bentuknya sudah searah (satu
arah) yaitu positip semua. Apabila arah dioda dibalik, maka arus yang mengalir adalah
negatip. Frekuensi sinyal keluaran dari penyearah setengah gelombang ini adalah sama
dengan frekuensi input (dari jala-jala listrik) yaitu 50 Hz. Karena jarak dari puncak satu ke
puncak berikutnya adalah sama.
Gambar 29
Bentuk gelombang sinyal pada diode
Bentuk gelombang sinyal pada dioda seperti gambar 29 dengan anggapan bahwa Rf dioda
diabaikan, karena nilainya kecil sekali dibanding RL. Sehingga pada saat siklus positip dimana
dioda sedang ON (mendapat bias maju), terlihat turun tegangannya adalah nol. Sedangkan
saat siklus negatip, dioda sedang OFF (mendapat bias mundur) sehingga tegangan puncak
dari skunder trafo (Vm) semuanya berada pada dioda.
Vd
i1 il
a.
Vi i2
AC RL VL
Gambar 30
(a) rangkaian penyearah gelombang penuh dengan trafo CT (b) sinyal input (c) arus dioda
dan arus berbeban
Terminal skunder dari Trafo CT mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang sama
tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini
masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip
maka D1 mendapat sinyal siklus negatip, dan sebaliknya. Dengan demikian D1 dan D2
hidupnya bergantian. Namun karena arus i1 dan i2 melewati tahanan beban (RL) dengan
arah yang sama, maka iL menjadi satu arah (gambar 30 c).
Terlihat dengan jelas bahwa rangkaian penyearah gelombang penuh ini merupakan
gabungan dua buah penyearah setengah gelombang yang hidupnya bergantian setiap
setengah siklus. Sehingga arus maupun tegangan rata-ratanya adalah dua kali dari
penyearah setengah gelombang. Dengan cara penurunan yang sama, maka diperoleh:
2𝐼𝑚
𝐼𝑑𝑐 = = 0.636 𝐼𝑚
π
Dan
2𝐼𝑚. 𝑅𝐿
𝑉𝑑𝑐 = 𝐼𝑑𝑐. 𝑅𝐿 =
π
Apabila harga RF jauh lebih kecil dari RL, maka RF bias diabaikan, sehingga:
2𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = = 0.636 𝑉𝑚
π
Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil, untuk memperoleh hasil yang
lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (Vγ) perlu dipertimbangkan, yaitu:
D1
AC D4
D3 D2 RL
Gambar 31
Rangkaian Sistem Dioda H-Bridge Penyearah Gelombang Penuh
Gambar 32
Siklus Kerja dari Sistem Dioda H-Bridge Penyearah Gelombang Penuh
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat dijelaskan
melalui gambar 32. Pada saat rangkaian jembatan mendapatkan bagian positip dari siklus
sinyal ac, maka (gambar 32 b):
1. D1 dan D3 hidup (ON), karena mendapat bias maju
2. D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus iI mengalir melalui D1, RL, dan D3. Sedangkan apabila jembatan memperoleh
bagian siklus negatip, maka (gambar 32 c):
1. D2 dan D4 hidup (ON), karena mendapat bias maju
2. D1 dan D3 mati (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus i mengalir melalui D2, RL, dan D4.
Arah arus i1 dan i2 yang melewati RL sebagaimana terlihat pada gambar 4 b dan c 2
adalah sama, yaitu dari ujung atas RL menuju ground. Dengan demikian arus yang mengalir
ke beban (iL) merupakan penjumlahan dari dua arus i1 dan i2, dengan menempati paruh
waktu masing-masing (gambar 32 d).
Besarnya arus rata-rata pada beban adalah sama seperti penyearah gelombang penuh
dengan trafo CT, yaitu:
2𝐼𝑚
𝐼𝑑𝑐 = = 0.636 𝐼𝑚
π
Untuk harga Vdc dengan memperhitungkan harga Vγ adalah:
𝑉𝑑𝑐 = 0.636 (𝑉𝑚 − 2Vγ)
Harga 2Vγ ini diperoleh karena pada setiap siklus terdapat dua buah dioda yang
berhubungan secara seri. Disamping harga 2Vγ ini, perbedaan lainnya dibanding dengan
trafo CT adalah harga PIV.
𝑃𝐼𝑉 = 𝑉𝑚
I R1
AC D1 Vout
Gambar 33
Rangkain Dioda sebagai Clipper
Gambar 34
Sistem Kerja Dioda Clipper
C1
Vin D1 R1 Vout
Gambar 35
Rangkaian Clamping
Gambar 36
Sistem Kerja Rangkaian Clamping
C1 D2
V1 D1 C2 Vo=2Vm
Gambar 37
Rangkaian Dioda sebagai Voltage Mulitplier
Gambar diatas merupakan contoh rangkaian pendobel tegangan dengan menggunakan diode
setengah gelombang yang menghasilkan tegangan keluaran dua kali lipat dari masukannya. Yang
mana tegangan masukan merupakan tegangan AC bukan DC. Arus AC masuk pada diode D1 yang
dirangkai secara forward dan diode 2 secara reverse. [6]
Kapasitor C1 akan mengisi hingga tegangan puncak dicapai melalui diode D1. Ketika tegangan
AC setengah siklus masuk melalui C1, maka D1 dan D2 akan berfungsi sebagai forward. Setelah
itu kapasitor C2 akan mulai mengisi D2 dan C1 secara menyeluruh sehingga pada kapasitor C2
akan didapatkan dua kali tegangan VM atau tegangan puncak dari input. Setelah itu ketika
tegangan AC berada pada siklus positif, maka D2 yang terpasang reverse, tegangan yang berada
pada kapasitor C2 akan keluar melalui beban, dan sterusnya, dan sterysnya. Oleh karena itulah
akan menghasilkan tegangan yang dobel. [6]
Sebenarnya dengan konfigurasi diode dan kapasitor diatas tidak hanya dua kali tegangan
output yang bias kita dapatkan, bahkan tripler, atau quadrupler bias kita peroleh dengan
menambahkan kombinasi diode dan kapasitor sama seperti rangkaian diatas. [6]
+
B
E
B
A
N
Gambar 38
Pemasangan Dioda Sebagai Pengaman Polaritas DC
D K
Gambar 39
Dioda Sebagai Rangkain Pengaman Relay
Daftar Pustaka
Hiroharu, Osamu, Hendik, Yoedy dan Rochmad. 1994. Rangkaian Elektronika. Surabaya.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
David dan Jhon.1994.Electronics Device and Circuits.New York. Delmar Publisher Inc.
[1] Kusumawati, Hany.(2016). Makalah Dioda. Diakses pada tanggal 21 Februari 2020, dari
https://www.academia.edu/9477901/Makalah_Dioda
[2] Gultom, Sumindak.(2015). Dioda. Diakses pada tanggal 21 Februari 2020, dari
HTTPS://WWW.ACADEMIA.EDU/25231274/DIODA
[3] Pamungkas, Lindu.(2017).Dioda dan Rangkaian Dioda. Diakses pada tanggal 21 Februari
2020, dari https://www.academia.edu/32782954/DIODA_TINJAUAN_PUSTAKA_
[4] Kho, Dickson. (2020). Pengertian Dioda Schottky dan Prinsip Kerja. Diakses pada tanggal
21 Februari 2020, dari https://teknikelektronika.com/pengertian-dioda-schottky-prinsip-
kerja-schottky-diode/
[5] Kho, Dickson. (2020). Pengertian Dioda Tunnel dan Karakteristik. Diakses pada tanggal 21
Februari 2020, dari https://teknikelektronika.com/pengertian-dioda-tunnel-karakteristik-
dioda-tunnel/
[6] Angga, Rida.(2018). Aplikasi Dioda pada RangkaianElektronika. Diakses pada tanggal 21
Februari 2020, dari https://skemaku.com/aplikasi-dioda-pada-rangkaian-elektronika/