Anda di halaman 1dari 39

DIODA

Erna Alimudin, S.T., M.Eng.


Program Studi Teknik Elektronika
Politeknik Negeri Cilacap
DIODA

Dioda semikonduktor dibentuk dengan cara


menyambungkan semikonduktor type p dan type n.
Pada saat terjadinya sambungan (junction) P dan N,
hole-hole pada bahan p dan elektron-elektron pada
bahan n disekitar sambungan cenderung untuk
berkombinasi. Hole dan elektron yang berkombinasi ini
saling meniadakan, sehingga pada daerah sekitar
sambungan ini kosong dari pembawa muatan dan
terbentuk daerah pengosongan (depletion region).
DIODA

Gambar 1 Struktur Dioda


Semikonduktor
(a) pembentukan sambungan
(b) daerah pengosongan
(c) simbol dioda
Oleh karena itu pada sisi p tinggal ion-ion akseptor
yang bermuatan negatip dan pada sisi n tinggal ion-ion
donor yang bermuatan positip. Namun proses ini tidak
berlangsung terus, karena potensial dari ion-ion positip
dan negatip ini akan mengahalanginya. Tegangan atau
potensial ekivalen pada daerah pengosongan ini
disebut dengan tegangan penghalang (barrier
potential). Besarnya tegangan penghalang ini adalah
0.3 V untuk germanium dan 0.7 V untuk silikon. Lihat
gambar 1
Bias Maju (Foward Bias)
Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke
terminal Anoda (A) dan negatipnya ke terminal katoda
(K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward
bias). Dengan demikian VA-K adalah positip atau VA-K >
0. Gambar 2 menunjukan dioda diberi bias maju.

gambar 2 dioda bias maju (forward bias)


Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada gambar 2,
yakni VA-K positip, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p
(hole) akan tertarik oleh kutup negatip baterai melewati
persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa
mayoritas bahan tipe n). Demikian juga elektronnya akan tertarik
oleh kutup positip baterai untuk melewati persambungan. Oleh
karena itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada
saat dioda di- beri bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan oleh
pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID.
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan
dari bahan tipe n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is.
Arah Is dan ID adalah berlawanan. Namun karena Is jauh lebih kecil
dari pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang mengalir
pada dioda ditentukan oleh ID.
Bias Mundur
(Reverse Bias)
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai
ke terminal anoda (A) dan tegangan positip ke terminal
katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan
anoda ka- toda VA-K adalah negatip (VA-K < 0). Gambar 3
menunjukkan dioda diberi bias mundur. daerah
pengosongan

Gambar 3 dioda bias mundur (reverse bias)


Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p
diberi tegangan negatip, maka hole-hole (pembawa
mayoritas) akan tertarik ke kutup negatip baterai
menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada
ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n diberi
tegangan positip, maka elektron-elektron (pembawa
mayoritas) akan tertarik ke kutup positip baterai
menjauhi persambungan. Sehingga daerah
pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan
oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir.
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron
(pada bahan tipe p) dan hole (pada bahan tipe n) akan
berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur
(reverse satura- tion current) atau Is. Arus ini dikatakan
jenuh karena dengan cepat mencapai harga maksi-
mum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai.
Besarnya arus ini dipengaruhi oleh tem- peratur. Makin
tinggi temperatur, makin besar harga Is. Pada suhu
ruang, besarnya Is ini dalam skala mikro-amper untuk
dioda germanium, dan dalam skala nano-amper untuk
dioda silicon seperti pada kurva di Gambar 4.
Gambar 4 Kurva Karakteristik Arus Jenuh
pada Dioda Silikon dan Germanium
Pada level tegangan diantara
tegangan breakdown dan tegangan
forward terdapat area tegangan
reverse dan tegangan cut off. Pada
area ini karakteristik dioda adalah
menahan atau tidak mengalirkan
arus listrik. Area tegangan reverse
adalah daerah pada level tegangan
negatif (dibawah nol) dan diatas
tegangan breakdown. Sedangkan
area tegangan cut off adalah area
diatas nol namun dibawah batas
tegangan maju, misal untuk dioda
silikon sebesar 0.7V dan untuk
germanium sebesar 0.3V.
Kurva Karakteristik

Pada grafik terlihat bahwa pada


tegangan dibawah ambang batas
tegangan mundur (reverse) sebuah
dioda akan tembus (menghantar)
dan tidak bisa menahan lagi. Batas
ini disebut dengan area tegangan
breakdown dioda. Karakteristik
dioda pada area ini adalah tembus
atau menghantar dan tidak
menghambat.
Hitung arus tegangan dan rugi daya dari diode
pada sirkuit a, b, dan c berikut ini, di mana
semua diode mempunyai tegangan jatuh maju
(forward voltage drop) sebesar 1 V dan
tegangan balik breakdown sebesar 100 V.
(a)

(c)

(b)
Plossdioda = Vd x Id
±0.7V (Vd/cut off voltage of diode)

(a) I = (24-1)V : 20 Ω = 1.15 A, Plossdioda = 1 x 1,15 = 1,15 W


(b) Id = 0 A, Plossdioda = 0 W
(c) I = (180-100)V : 20 Ω = 4 A, Plossdioda = 100 x 4 = 400 W
100V (breakdown voltage of diode)
Jenis-Jenis Dioda
DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi
sehingga menghasilkan warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah,
oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan
biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye,
kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
DIODA ZENER

Dioda Zener akan menyalurkan arus


listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang
diberikan melampaui batas
“Breakdown Voltage” atau Tegangan
Tembus Dioda Zenernya.
Karakteristik ini berbeda dengan
Dioda biasa yang hanya dapat
menyalurkan arus listrik ke satu
arah. Tegangan Tembus (Breakdown
Voltage) ini disebut juga dengan
Tegangan Zener.
Dalam Rangkaian di atas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik
(Reverse Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan
Dioda Zener. Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang
diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan tegangan yang melewati
Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun saat melewati Dioda
Zener yang dipasang secara Bias Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi
Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah untuk pembatas arus listrik.
Untuk menghitung Arus Listrik (Ampere) tersebut, kita
dapat menggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini :

(Vinput – Vzener) / R = I
(12 – 2,8) /460 = 19,6mA

Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi,


contohnya 24V. Maka arus listrik yang mengalir dalam
Rangkaian tersebut akan semakin besar :

(24 – 2,8) / 460 = 45mA


Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu
2,8V. Oleh karena itu, Dioda Zener merupakan Komponen Elektronika
yang cocok untuk digunakan sebagai Voltage Regulator (Pengatur
Tegangan), Dioda Zener akan memberikan tegangan tetap dan sesuai
dengan Tegangan Zenernya terhadap Tegangan Input yang diberikan.
Pada umumnya Tegangan Dioda Zener yang tersedia di pasaran
berkisar di antara 2V sampai 70V dengan daya (power) dari 500mW
sampai dengan 5W.
Untuk menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat
menggunakan rumus :
P = Vz x I
Contoh :
P = 2,8 x 19,6
P = 54,9mW
Dioda Zener biasanya diaplikasikan pada Voltage
Regulator (Pengatur Tegangan) dan Over
Voltage Protection (Perlindungan terhadap
kelebihan Tegangan). Fungsi Dioda Zener dalam
rangkaian-rangkaian tersebut adalah untuk
menstabilkan arus dan tegangan.
Contoh Soal
Diketahui :
Vin = 40 VDC
R = 470 ohm
Vz = 10 V
RL = 200 ohm

Ditanyakan :
Vout =
I=
Iz min =
Iz max =
Dalam rangkaian catu daya tersebut di atas, dipasang
sebuah dioda zener yang berfungsi untuk menstabilkan
tegangan. Nilai tegangan zener atau break down zener
sebesar 10 V. Tegangan di sisi elco sebesar 40 VDC.
Resistor yang diseri dengan zener sebesar 470 Ohm.
Impedansi output sebesar 200 Ohm. Berapa output
tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian? Berapa besar
arus yang bisa mengalir dalam rangkaian? Dan
berapakah arus zener minimal dan maksimal yang
dihasilkan oleh rangkaian tersebut?
DIODA VARAKTOR

Dioda Varaktor adalah Dioda yang mempunyai


sifat kapasitas berubah-ubah sesuai dengan
tegangan yang diberikannya.
Dioda Varactor pada umumnya terbuat dari bahan
Semikonduktor Silikon dengan Sambungan PN yang dirancang
khusus untuk memiliki sifat kapasitansi pada rangkaian bias balik
(reverse bias) seperti Dioda Zener.
Dioda Varaktor pada umumnya digunakan pada rangkaian yang
berkaitan dengan Frekuensi seperti pada :
rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscillator),
VFO (Variable Frequency Oscillator),
RF Filter (Tapis Frekuensi Radio),
PLL Oscilator (Phase-Locked Loop Oscillator),
Tuner Radio
dan Tuner Televisi.

Rangkaian-rangkaian Elektronika ini dapat ditemukan pada


perangkat-perangkat Elektronika seperti Ponsel, Radio
Penerima, Radio Pemancar dan Televisi.
Terminal Katoda Dioda Varaktor akan dihubungkan ke tegangan
positif (+) sedangkan terminal Anoda-nya dihubungkan ke
tegangan negatif (-). Jika terjadi perubahan beda potensial
diantara terminal Katoda dan Anoda yang melebihi breakdown
atau tegangan tembus Dioda Varaktor, maka daerah deplesi pada
sambungan semikonduktor tipe P dan tipe N dalam Dioda
Varaktor tersebut akan terjadi perubahan lebar. Semakin tinggi
tegangan terbalik (Reverse Bias) yang diberikan pada Dioda
Varaktor, semakin lebar pula daerah deplesi pada sambungan
semikonduktor tersebut yang mengakibatkan semakin rendahnya
nilai kapasitansi. Sebaliknya, jika Dioda Varaktor menerima
tegangan terbalik atau reverse bias yang rendah, maka deplesi
akan menyempit sehingga nilai kapasitansi menjadi lebih tinggi.
Spesifikasi Dioda Varactor
Dalam memilih Dioda Varactor (Varikap), beberapa
spesifikasi Dioda Varactor yang harus diperhatikan
adalah :
Minimum Voltage Breakdown (contoh : 12V, 14V, 25V,
30V)
Power Dissipation (contoh : 225mW, 300mW, 330mW)
Nominal Kapasitansi Dioda Varactor (contoh : 2.8pF,
22pF, 33pF, 47pF, 100pF)
Maximum Peak Current (contoh : 4mA, 300mA,
500mA, 1A)
PHOTO DIODE

Photo diode merupakan dioda sambungan P-N yang jika dikenai cahaya
maka tahanan baliknya akan berubah menjadi lebih kecil sehingga arus
listrik bisa melewatinya. Dalam keadaan gelap atau tidak ada cahaya
nilai tahanan baliknya sangat besar sehingga tidak menghantarkan arus
listrik.
Bentuk simbol PD hampir sama dengan bentuk simbol LED, hanya saja
arah panahnya terbalik. Hal tersebut menunjukkan sifat PD yang jika
dikenai cahaya maka akan mampu menghantarkan arus listrik. Dalam
rangkaian elektronik dioda ini haruslah dipasang secara reverse bias.
Drop voltage pada dioda biasa kurang lebih sekitar sekitar 0,6 V hingga 0,7 V.
Sedangkan drop voltage yang ada pada dioda schottky hanya sekitar 0,2 V
sampai dengan 0,3 V. Kesimpulannya, dioda schottky mengonsumsi
tegangan lebih kecil jika dibanding dengan dioda pada umumnya.
• Saat dioda schottky tidak diberi tegangan, tingkat energi elektron yang
terdapat pada sisi semikonduktor tipe-n sangat rendah apabila
dibandingkan dengan tingkat energi yang ada di sisi logam. Akibatnya
elektron tidak dapat mengalir melalui penghalang persimpangan.
• Akan tetapi pada saat dioda schottky diberi tegangan bias maju (forward
bias), elektron yang berada pada sisi semikonduktor tipe-n akan
mendapat energi yang cukup guna melewati penghalang persimpangan
sehingga masuk ke wilayah logam. Dioda schottky juga sering disebut
Dioda Pembawa Panas alias Hot Carrier Diode.
• Dan apabila terdapat tegangan maju cukup yang diberikan ke dioda
schottky, maka arus listrik akan mengalir secara bias maju (forward bias).
Hal tersebut bisa terjadi karena arus listrik kehilangan tegangan kecil pada
saat melintasi terminal yang ada pada dioda schottky. Kehilangan
tegangan tersebutlah yang dikenal dengan istilah drop voltage.
Drop voltage pada dioda biasa kurang lebih
sekitar sekitar 0,6 V hingga 0,7 V. Sedangkan
drop voltage yang ada pada dioda schottky
hanya sekitar 0,2 V sampai dengan 0,3 V.
Kesimpulannya, dioda schottky mengonsumsi
tegangan lebih kecil jika dibanding dengan dioda
pada umumnya.
Thank You!
Erna Alimudin

Anda mungkin juga menyukai