Dioda terbuat dari 2 lapis semikonduktor type P dan type N dengan junction
(pertemuan) antara 2 lapisan tsb, dan terminal hubungan keluar di buat pada sisi P dan
pada sisi N, dimana pada sisi P dari dioda disebut Anoda dan sisi N dari dioda disebut
Katoda. Simbol dioda adalah sebagai berikut
D1
A K
Jika anoda lebih positif dari pada katoda, maka dioda berfungsi seperti Saklar yang
tertutup, pada keadaaan ini tegangan jatuh pada dioda = OV untuk setiap harga arus
yang mengalir. Keadaan ini disebut Mode bias maju (forward bias mode).
Dan sebaliknya jika Anoda lebih negatif dari pada Katoda, maka dioda berfungsi
seperti saklar yang terbuka, dan tidak ada arus yang mengalir melalui dioda untuk
setiap harga tegangan. Keadaan ini disebut Mode bias mundur (reverse bias mode).
Pada prakteknya pada keadaan bias maju, untuk membuat dioda berfungsi seperti
saklar yang tertutup, terdapat tegangan penghalang (barrier potensial) sebesar 0,3V
untuk dioda germanium dan 0,7V untuk dioda silicon. Jadi agar dioda dapat
mengalirkan arus, tegangan Anoda – Katoda harus terlampaui sebesar 0,3V untuk Ge
dan 0,7V untuk Si.
Karakteristik Dioda:
IF (mA) Ge Si
Bias Maju
(Forward Bias)
VBR
VAK
VR VF Ge = 0.3 V
Bias Mundur
(Reverse Bias) Si = 0.7 V
IR(nA)
Dari grafik terlihat bahwa:
Pada keadaan bias maju, arus forward If yang mengalir sangat kecil sekali secara
eksponensial sampai teganganVf sebesar 0,3V untuk germanium dan 0,7V untuk
Silikon. Setelah melewati tegangan tsb arus If naik sangat besar sekali hampir linier.
Pada keadaan bias mundur, arus mundur IR mengalir sangat kecil sekali dan tetap
konstan meskipun teg.VR di naikan sampai teg. VR mencapai teg. VBR, dan setelah
melewati teg tsb (VBR) arus mengalir sangat besar sekali. Hal ini tidak di perbolehkan
dalam pemakaian dioda.
Bentuk kurva karakteristik dioda (bukan linier) didapat dari persamaan dioda yaitu:
If = Is (𝑒 𝑞𝑣/𝑘𝑇 - 1)
Dimana If = arus maju dioda
Is = arus saturasi dioda (arus bocor)
q = muatan (1.6 x 10-19 coulomb)
V = tegangan dioda
K = konstanta Boltzman (1.38 x 10-23 J / 0k)
T = ambient Temperature (0 k)
Dari persamaan dioda diatas dapat di terangkan mengenai arus forward dioda yaitu:
1. Makin besar arus forward yang mengalir di dapat dengan makin besar tegangan
yang di berikan. Ini terlihat pada kurva karakteristik diatas.
2. Bila dioda memanas (menghangat) baik disebabkan oleh aliran arus maupun
pengaruh luar, arus If mengecil. Untuk Vf yang konstan, If naik jika tempt-nya
turun. Dan jika If konstan, maka Vf naik jika tempt-nya turun.
Pemakaian Dioda:
Penyearah: - penyearah ½ gelombang
- Penyearah gelombang penuh :
• Penyearah jembatan
• Penyearah dengan CT ( Centre Transformer )
Sebagian besar alat-alat elektronika seperti TV, setero, dan komputer membutuhkan sebuah
tegangan DC untuk bekerja. Dan peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai
sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar peralatan menggunakan sumber daya AC 220
volt-50Hz. Didalam peralatan tersebut terdapat rangkaian yang sering disebut sebagai
adaptor atau penyearah yang mengubah sumber AC menjadi DC. Bagian terpenting dari
adaptor adalah berfungsinya dioda sebagai penyearah (rectifier). Pada bagian ini dipelajari
bagaimana rangkaian dasar adaptor tersebut bekerja.
+ +
AC
_
_
_ _
AC +
+
Dalam rectifier setengah gelombang pada gambar 2.3b, maka dioda berlaku sebagai
penghantar selama setengah siklus positif, tetapi tidak berlaku sebagai penghantar selama
setengah siklus negatif. Oleh karena itu rangkaian memotong setengah siklus negatif seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 2.3c. Kita menyebutnya sebuah bentuk gelombang seperti sebuah
sinyal setengah gelombang. Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban yang satu
arah. Hal ini berarti bahwa gelombang mengalir hanya pada satu arah.
Vo
Tegangan setengah gelombang seperti gambar 2.3c merupakan sebuah tegangan DC yang
bergetar naik sampai maksimum dan menurun sampai nol selama setengah siklus negatif. Ini
bukan merupakan jenis tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan elektronik. Karena yang
dibutuhkan merupakan sebuah tegagan konstan, seperti halnya yang terjadi pada sebuah baterai.
Ketika anda mengalami masalah, anda dapat menggunakan dioda ideal untuk menganalisis
rectifier setengah gelombang. Hal ini berguna untuk mengingat bahwa tegangan puncak saat
keluar samadengan tegangan saat masuk.
Setengah gelombang ideal: Vp (out) = Vp (in) – 0,7V
3. Drop Tegangan.
Untuk menentukan tegangan rata-rata DC yang melewati beban resistor, terlebih dahulu
tegangan drop pada dioda harus dihitung. Untuk arus lebih besar tegangan yang drop arah maju
dapat mencapai 1volt.
Bila drop tegangan pada dioda diperhitungkan, tegangan puncak ke puncak yang melewati beban
sedikit berkurang dibandingkan tegangan input. Perhatikan gambar 3 berikut ini. Terlihat pada
gambar drop tegangan yang melintasi dioda silicon arah maju adalah 0,7volt, sehingga teg yang
melintasi beban 8.3 volt.
Selama setengah siklus negatif tengan input dioda D1 dibias mundur, sedangkan D2 dibias maju.
Karena sinyal gelombang penuh mempunyai dua kali seperti banyak siklus positif seperti
sinyal setengah gelombang DC atau nilai rata-rata merupakan dua kali, diberikan oleh :
Vdc = 2Vp / π
Ketika 2/π = 0,636Vp maka persamaan menjadi Vdc = 0,636Vp
Bentuk ini dapat dilihat bahwa DC atau nilai rata-rata samadengan 63.6% dari nilai
puncak. Oleh karena itu, jika tegangan puncak sinyal gelombang penuh adalah 100V, tegangan
DC nya adalah 63,6V.
Bila rasio lilitan transformator = 1/2, nilai puncak dari tegangan output penyearah = tegangan
puncak primer. Dalam kasus ini, total teg sekunder = 2x teg primer.
Sehingga:
Spesifikasi Penyearah:
Penyearah ½ gelombang
• Arus dc output
Idc = Im/π
• Teg dc Output
Vdc = Idc RL atau Vdc = Vm/π
• Pengaturan Tegangan
𝑉𝑛𝑜 𝐿𝑜𝑎𝑑−𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑
% Pengaturan Teg = 𝑥100%
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑
Vno load – Vfull load = I.R int ; dimana R int = Rs (R sek trafo) + Rf ( R dioda)
• Peak Inverse Voltage (PIV= Teg balik puncak)
PIV = Vm
• Faktor ripple
𝑡𝑒𝑔 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑙𝑒 𝑉𝑟, 𝑟𝑚𝑠 𝐼𝑟, 𝑟𝑚𝑠
r= = atau r =
𝑡𝑒𝑔 𝑑𝑐 𝑉𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐
= 1,21
• Ratio Penyearahan
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑐 𝑘𝑒 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑑𝑐
Ratio penyearahan = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑎𝑐 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 𝑃𝑎𝑐
Idc2 RL
= 𝐼 𝑟𝑚𝑠2 (𝑅𝐹+𝑅𝐿)
(Im/π)2 RL
= (𝐼𝑚/2)2 (𝑅𝐹+𝑅𝐿)
4 RL
= dimana Rf << RL
(𝜋)2 (𝑅𝐹+𝑅𝐿)
= 0,406
• Transformer Utilization Factor (TUF)
𝑃𝑑𝑐 [Im2 / (𝜋)2 ]RL
TUF = 𝑃𝑎𝑐 𝑅𝑎𝑡𝑒𝑑 = 𝑉𝑚
𝑥(𝐼𝑚/2)
√2
2√2
= = 0,287
𝜋2
• Tegangan DC output
2𝑉𝑚
Vdc = 𝜋
• Faktor ripple
𝐼 𝑟𝑚𝑠 2 2𝐼𝑚
r = √[( 𝐼𝑑𝑐
) − 1], dimana Idc = 𝜋
dan I rms = Im/√2
r = 0,482
• Ratio Penyearahan
𝑃𝑑𝑐 2𝐼𝑚
Ratio Penyearahan = 𝑃𝑎𝑐 , dimana Idc = dan I rms = Im/√2
𝜋
= 0,812
• Transformer Utilization Factor
𝑃𝑑𝑐 2 [4Im2 / (𝜋)2 ]RL
TUF= 𝑃𝑎𝑐 𝑅𝑎𝑡𝑒𝑑 = 𝑉𝐼𝑑𝑐 𝐼𝑅𝐿 = 𝑉𝑚
𝑒𝑓𝑓 𝑒𝑓𝑓 𝑥(𝐼𝑚/√2)
√2
[4Im2 / (𝜋)2 ]RL
=𝐼𝑚(𝑅𝑓+𝑅𝐿) karena RL>>Rf
𝑥(𝐼𝑚/√2)
√2
= 0,693
Perbandingan Rangkaian Penyearah dengan beban Resistif
Peny ½ gel Peny dg CT Peny Jembatan
Teg sekunder line to line(Vm=V√2) V 2V V
Jumlah dioda 1 2 4
Peak Inverse Voltage (PIV) Vm 2Vm Vm
DC output tanpa beban, Vdc Vm/π=0,318Vm 2Vm/π=0,636Vm 2Vm/π=0,636Vm
Faktor ripple 1,21 0,482 0,482
Ratio Penyearahan 0,406 0,812 0,812
Transformer Utilization Factor 0,287 0,693 0,812
Daya tersedia dari 1KVA trafo,Watt 287 693 812
Frekwensi ripple F 2f 2f
D.FILTER PENYEARAH
Filter adalah suatu rangkaian yang dibuat dengan tujuan untuk memperbesar tegangan
DC dan memperkecil tegangan rippple pada suatu rangkaian penyearah baik setengah gelombang
maupun gelombang penuh. Adapun komponen elektronika yang sering digunakan sebagai
rangkaian filter adalah komponen Induktor (L) dan Kapasitor (C).
1. Filter Capacitor
Penyearah ½ gelombang dengan capacitor C dihubungkan paralel dengan RL dan tahanan
bias maju dioda sangat kecil dibanding RL karena itu selama ½ siklus positif, capacitor
mengisi muatan ke harga puncak ac input. Capacitor mengisi dan mengosongkan muatan
selama siklus penuh ac input. Capacitor mengisi ketika input cukup besar untuk bias maju
dioda. Capacitor mengosongkan muatan melalui RL ketika input jatuh ke level tegangan
dimana dioda bias mundur.
Makin kecil konstanta waktu τ =RLC, makin cepat tegangan capacitor menurun sebelum
pulsa positif dari input muncul dan capacitor mengisi muatan lagi. Perbandingan konstanta
waktu RLC kecil dan besar seperti pada gambar di bawah.
τ besar τ kecil
Fluktuasi tegangan dalam filter disebut tegangan ripple, dimana dalam aplikasi harus
dijaga sekecil mungkin.
Penambahan nilai kapasitor yang diparalel dengan beban memberikan efek komponen pulsa DC
yang lebih halus. Nilai kapasitor yang lebih besar menyimpan muatan pada saat pengisian. Kecepatan
pengosongan muatan kapasitor tergantung dari besarnya konstanta waku τ (= RL x C)
Gambar 2.2 memperlihatkan rangkaian penyearah gelombang penuh dilengkapi filter kapasitor.
Perhatikan gambar 2.2 diatas, pada saat T1 terjadi pengisian muatan kapasitor. Kapasitor
mendekati harga tegangan puncak Um (maksimum), jika tegangan pulsa turun lebih rendah dari
Um, maka kapasitor akan mengosongkan muatannya. Dengan adanya kapasitor (C) tegangan
keluaran tidak segera turun walaupun tegangan masuk sudah turun, hal ini disebabkan karena
kapasitor memerlukan waktu mengosongkan muatannya (τ = R.C). Sebelum tegangan kapasitor
turun banyak, tegangan pada kapasitor keburu naik lagi. Tegangan berubah yang terjadi tersebut
disebut tegangan kerut (ripple voltage) hasil dari transient kapasitor.
Keluaran dari penyearah terdiri dari tegangan searah dan tegangan bolak balik atau ripple.
Faktor kerut (ripple) didefinisikan:
Harga efektif komponen signal AC
𝑟=
Harga rata − rata signal DC
𝑉𝑟(𝑟𝑚𝑠)
𝑟=
𝑉𝑑𝑐
Dimana:
Vr (rms) = harga tegangan kerut yang terukur oleh volt meter AC.
Vdc = harga tegangan keluaran DC yang terukur oleh volt meter DC.
%r = persentase dari tegangan ripple.
Tegangan ripple adalah berbanding langsung terhadap arus beban (RL). Gambar 2.4 mempelihatkan
bentuk gelombang dg menggunakan filter & tanpa filter untuk penyearah setengah gelombang dan
gelombang penuh.
Gambar 2.4 Bentuk gelombang dg menggunakan filter & tanpa filter
L=0
L≠0
Gambar
4𝜔 2 𝐿2 𝑅𝐿 𝑅𝐿
Jika 𝑅𝐿2
>> 1, maka ripple = (3√2) 𝜔𝐿 = 1332𝐿 untuk f = 50Hz
2𝑉𝑚
Vdc = Untuk tahanan pada Induktor tidak ada.
𝜋
2𝑉𝑚 𝑅𝐿
Vdc = Dimana R = tahanan pada L + tahanan dioda + tahanan sekunder trafo
𝜋 𝑅𝐿+𝑅
If the value of inductance is increased it will increase the time of conduction. At some
critical value of inductance, one diode, either D1 or D2 will always conducting.
From Fourier series, the output voltage can be expressed as
RECTIFIER
C1 C2
RL
𝑅𝐿
Vdc’ = x Vdc R’ = tahanan pada inductor
𝑅 ′ + 𝑅𝐿
|𝑍|
Vr’ = x | Vr |
| 𝑋𝐿+𝑍 |
(− 𝐽 𝑅𝐿 / 𝜔𝐶2)/(𝑅−𝐽 𝐿/𝜔𝐶2)
Vr’ = 𝐽𝑅𝐿 x Vr
(− )
𝜔𝐶2
𝐽𝜔𝐿+𝑅−𝐽𝐿/𝜔𝐶2
| Xc2 // RL | ~ | Xc2 |
| XL + (C2 // RL) | = XL
6.Filter LC Ganda
a. Clipping :
Clipping merupakan salah satu bentuk distorsi (gangguan) amplitudo tegangan output yang
menyebabkan bagian atas dan atau bagian bawah dari bentuk gelombang terpotong, sehingga
tidak ada ayunan sebagaimana mestinya gelombang sinus. Rangkaian clipping mempunyai dua
komponen dasar yaitu dioda dan resistor, tetapi sering juga ditambahkan dengan sumber DC.
Bentuk gelombang output dapat dipotong pada level yang berbeda hanya dengan merubah posisi
dari komponen dan merubah magnitudo dari sumber DC
Jika V in = 5 sin ωt, VD =0,7V, VDC= 3V, Gambar bentuk gel output dari rangk dibawah:
b. Clamping
Clamping merupakan pergeseran bentuk gelombang AC ke atas atau ke bawah dari level semula.
Rangkaian clamping mempunyai tiga komponen dasar yaitu dioda, resistor, dan capacitor, tetapi
sering juga ditambahkan dengan sumber DC. Harga R dan C dipilih sedemikian rupa sehingga
konstanta waktu (τ=RC) nya cukup besar untuk menyakinkan bahwa tegangan pada capacitor
tidak berubah secara signifikan selama interval waktu yang ditentukan oleh input. Rangkaian
clamping di gunakan untuk menggeser bentuk gelombang AC ke atas atau ke bawah dengan
menambahkan level DC.
Jika Vi = 5 sin ωt, VD =0,7V, VDC= 3V, Gambar bentuk gel output dari rangk dibawah:
Vo
Rangkaian Pengali Tiga (Voltage Tripler) & Pengali Empat (Voltage Quadrapler)
Rangkaian dari pengali tiga tegangan adalah sama seperti pengali dua tegangan
ditambah satu dioda D3 dan satu kapasitor C3. Prinsip kerja pengali tiga tegangan sama
seperti pengali dua tegangan yaitu untuk setengah gelombang berikutnya (setengah periode ke
tiga) maka D3 pada mode arah maju dan tegangan sekunder trafo (amplitudonya Vm) seri
dengan tegangan kapasitor C2 (sebesar 2.Vm) dan kapasitor C2 membuang muatannya
(discharge) sehingga mengisi kapasitor C1 sebesar Vm dan mengisi kapasitor C3 sebesar
2.Vm. Tegangan seri dari C1 dan C2 sama dengan 3.Vm dimana polaritas positipnya pada
ujung kiri C1 dan polaritas negatipnya pada ujung kanan C2. Gambar rangkaiannya seperti
gambar berikut:
Simbol:
Sebenarnya tidak ada perbedaan struktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi
dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan
breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown
pada tegangan puluhan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di
datasheet ada zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya. Ini
adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener biasanya
berguna pada bias negatif (reverse bias).
Diode zener normalnya dioperasikan pada daerah bias mundur (reverse bias) yaitu Katoda
diberi tegangan positif dan Anoda diberi tegangan negative.
Tegangan jatuh mundur (breakdown voltage) nya selalu konstan tidak tergantung pada arus
yang mengalir, dan biasa disebut dengan tegangan Zener (VZ), karena tegangan ini konstan
biasanya digunakan sebagai tegangan referensi.
Karakteristik diode Zener untuk bias majunya sama seperti karakteristik bias maju dioda
silikon, tetapi pada bias mundur karakteristiknya adalah arus reverse (IZ) yang mengalir
sangat kecil sekali mendekati 0V dan akan tetap konstan hingga mencapai tegangan Zener
Vz, dan setelah melampaui tegangan tsb arus yang mengalir sangat besar sekali hampir
vertical.
Spesifikasi diode Zener antara lain: teg Zener, daya, arus breakover, Impedansi dinamis
dan stabilitas temperatur.
Daya
Daya dioda zener merupakan perkalian antara teg zenerVZ dengan arus mundur dioda
zener (IZ) atau PZ = VZ.IZ, daya tsb tersedia di pasaran mulai 150mW hingga 50W.
Arus Breakover
Arus breakover merupakan arus pada bagian lengkung dari kurva karakteristik dimana teg
dioda mulai berbeda dari VZ.
Impedansi Dinamis
Impedansi dinamis merupakan ukuran ketajaman kurva karakteristik dioda, dan
didefinisikan sebagai ZZ = ∆𝐼𝑧 ( 𝛺 )
∆ 𝑉𝑧
Impedansi ini idealnya mempunyai harga nol, tetapi pada prakteknya harganya mulai dari
beberapa Ω sampai ratusan Ω, tergantung pada teg dioda zener dan arus kerja dioda zener.
Pabrik pembuat memberikan spesifikasi impedansi zener biasanya dalam spesifikasi ∆IZ
yang mencakup range mulai dari IZ maksimum.
Contoh:
dioda zener dengan impedansi 40Ω pada range mulai dari IZ=1mA hingga IZ=10mA, teg
pada IZ=1mA adalah 9,1V, anggap impedansi konstan diatas range yang diberikan. Tent
VZmin dan VZmax jika dioda digunakan dengan arus zener 2 mA hingga 8 mA.
∆ VZ = ∆ IZ x ZZ = (2 – 1) mA x 40 Ω = 0.04 V
VZmin = 9.1 V + 0.04 V = 9.14 V.
Perubahan teg antara IZ = 2mA dan 8mA adalah ∆ VZ = (8 – 2) mA x 40Ω= 0,24V
Maka VZ max = VZ min + ∆ VZ = 9.14 + 0.24 V = 9.38 V
Stabilitas temperature
Koefisien temperatur dioda zener didefinisikan sebagai perubahan teg breakdown dalam oC
kenaikan suhu, sebagai contoh 8mV/oC berarti bahwa VZ naik sebesar 8mV untuk
kenaikan suhu setiap 1oC. Stabilitas temperatur merupakan ratio koefisien temp terhadap
tegangan breakdownnya, dan dinyatakan sebagai
𝑇𝑐
S= 𝑉𝑧 dimana: S = stabilitas temp.
TC = koef Temp.
VZ = teg zener
Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator). Zener yang ada
dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan breakdown-nya. Di dalam
datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz (zener voltage) lengkap dengan toleransinya, dan
juga kemampuan dissipasi daya.
IS = IZ + IL
𝑉𝑖𝑛−𝑉𝑧
IS = 𝑅𝑠 harga VZ konstan
𝑉𝑟𝑙 𝑉𝑧
IL = =
𝑅𝑙 𝑅𝑙
Contoh: jika RS=20Ω, RL=200Ω, VZ=18V, V in bervariasi antara 20–30V. Tent PZmin &
PZmax, PRS max & PRS min.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu
Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam
menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya
kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu
tube.
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya
pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub
Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward)
dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan
junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses
untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga
menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau
bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type
material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan
positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju
ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi
Energi Cahaya.
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat
melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah
kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal
Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi yang
Flat.
LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah, kuning,
biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut tergantung
pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya.
Berikut ini adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi
warna pada LED :
Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas, tahan
lama, tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya
yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi pencahayaan. Berbagai produk yang
memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini
beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari.
1. Lampu Penerangan Rumah
2. Lampu Penerangan Jalan
3. Papan Iklan (Advertising)
4. Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6. Lampu Indikator
7. Pemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)
Datasheet LED
LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki arti yang
berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan
(array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau
ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan
alphabet