DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 2
1.2 TUJUAN .................................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................... 3
2.1 RANGKAIAN SERI................................................................................................ 3
2.2 RANGKAIAN PARAREL ...................................................................................... 6
2.3 RANGKAIAN KOMBINASI ( Seri – Paralel ) ...................................................... 9
2.4 PERBEDAAN RANGKIAN SERI DAN PARAREL........................................... 10
BAB III ................................................................................................................................ 11
3.1 ALAT DAN BAHAN ............................................................................................ 11
3.2 LANGKAH KERJA .............................................................................................. 12
BAB IV ................................................................................................................................ 16
4.1 DATA PENGUKURAN ........................................................................................ 16
4.1.1 Rangkaian Seri................................................................................................ 16
4.1.2 Rangkaian Paralel ........................................................................................... 16
4.1.3 Rangkaian Kombinasi .................................................................................... 17
4.2 ANALISIS DATA ................................................................................................. 17
4.2.2 Rangkaian Pararel ........................................................................................... 19
4.2.3 Rangkaian Kombinasi .................................................................................... 20
BAB V .................................................................................................................................. 22
5.1 KESIMPULAN ...................................................................................................... 22
5.2 SARAN .................................................................................................................. 23
1
`
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari hari. Dalam listrik sendiri terdapat beberapa hal yang mempengaruhi listrik
itu sendiri, yaitu seperti tahanan, arus, tegangan dan lain lain. Dalam kehidupan sehari hari
pun kita juga sering didengarkan dengan yang namanya hambatan, arus dan tegangan, namun
kita sering tidak pernah mengerti apakah yang sebenarnya dimaksud dengan hambatan, arus
dan tegangan.
Hambatan listrik merupakan suatu hambatan pada rangkaian yang nantinya dapat
menghambat arus listrik yang mengalir. Semakin besar hambatan yang mengalir pada suatu
rangkaian dan pada suatu variable V (tegangan yang tetap), maka arus yang mengalir pada
rangkaian pun juga makin kecil.
Pada kehidupan sehari-hari saat memansang instalasi listrik sederhana kita harus
mengetahui apakah rangkaian yang akan dibuat dalam bentuk rangkaian pararel atau seri.
Pada tahanan seri dan pararel memiliki ciri khas tersendiri pada sebuah rangkaian. Selain itu,
ada pula rangkaian kombinasi memiliki ciri khas dari rangkian seri-pararel. Selain itu juga
harus mengetahui beban yang akan dipakai agar arus yang terpakai tidak berlebih atau akan
mengakibatkan arus pendek, dan tegangan yang akan dipakai.
1.2 TUJUAN
Setelah selesai menyelesaikan percobaan pada praktikum ini, mahasiswa diharapkan:
1. Menghitung tahanan total pada hubungan seri, paralel, dan kombinasi
2. Menerangkan hubungan antara tegangan masing–masing tahanan dengan
tegangan total serta arus yang melaluinya.
3. Menerangkan kegunaan tiga macam hubungan tersebut dan mempergunakannya
dalam praktik.
2
`
BAB II
DASAR TEORI
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat sebuah tahanan saja pada rangkaian
tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan lain, yang dapat dirangkai dengan beberapa
cara, antara lain :
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya
lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian.
Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. (
kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen berada dalam susunan seri
jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen
pembawa arus pada suatu jaringan.
Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.
3
`
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
4
`
E = V1 + V2 + V3 + ….. + Vn
E = I ( R1 + R2 + R3 + ….. + Rn )
E = I . Rt
Dari rumus diatas membuktikan bahwa hambatan total suatu rangkaian seri
didapatkan dari penjumlahan seluruh hambatan pada rangkaian tersebut
C. Pembagi Tegangan
Hubungan seri dapat digunakan sebagai “pembagi tegangan”. “pembagi tegangan” dapat
digunakan bila tegangan yang akan digunakan lebih kecil dari sumber. Biasanya “pembagi
tegangan” terdiri dari dua resistor.
V = I . R2
𝑬
= 𝑹𝟏+𝑹𝟐 R2
5
`
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis
edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.
6
`
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
B. Prinsip dalam rangkaian paralel
Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
paralelnya. (V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn)
Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-
tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya. (I total = I1 + I2 +.. In)
Beda potensial/tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya. (1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R
n)
Rangkaian paralel, yang mana semua tahanan dihubungkan secara paralel, dan
pada rangkaian ini masing – masing tahanan terhubung dengan sumber tegangan
seperti pada gambar 1.3
7
`
I = I1 + I2 + I3 + ….. + In
𝐄 𝐄 𝐄 𝐄 𝐄
= + + + …+
𝐑𝐭 𝐑𝟏 𝐑𝟐 𝐑𝟑 𝐑𝐧
Dan :
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
= + + + …+
𝐑𝐭 𝐑𝟏 𝐑𝟐 𝐑𝟑 𝐑𝐧
𝐑𝟏. 𝐑𝟐
𝐑𝐭 =
𝐑𝟏 + 𝐑𝟐
Hubungan tahanan paralel juga disebut “current divider” ( pembagi arus ) dan
dituliskan ( untuk 2 tahanan ) :
I1 . R1 = I2 . R2
𝑰𝟏 𝑹𝟐
=
𝑰𝟐 𝑹𝟏
I = I1 + I2
𝑹𝟐
Maka : I1 = 𝑹𝟏+𝑹𝟐
𝑹𝟏
Atau : I2 = 𝑹𝟏+𝑹𝟐
8
`
Rangkaian Kombinasi adalah gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Rangkaian campuran biasanya juga terdapat pada rangkaian listrik. Untuk dapat mencari
besarnya hambatan yang terdapat pada rangkaian campuran, terlebih dahulu kita harus
mencari besaran hambatan pada tiap-tiap model rangkaian (seri dan paralel), setelah kita
menemukan besaran hambatan pada kedua rangkaian tersebut kemudian kita mencari
hambatan dari gabungan rangkaian akhir yang telah kita dapat.
𝑅3 .𝑅2
𝑅𝑡 = 𝑅1 𝑅2+𝑅3
9
`
10
`
BAB III
METODOLOGI
2. 1 power supply
3. Resistor:
11
`
4. Proto Board
5. Kabel penghubung
Langkah kerja untuk praktikum tahanan hubungan seri paralel sangat penting untuk
diketahui karena agar tidak terjadi kecelakaan saat pelaksanaan praktikum. Langkah kerja
sebagai berikut :
12
`
V1 V2 V3
R1 R2 R3
A1 A2 A3
150Ω 47Ω 470Ω
0-10V
3. Ukur tahanan total dengan menggunakan Ohm meter dengan cara melepaskan
sumber.
R1 R2 R3
150Ω 47Ω 470Ω
Ohm meter
13
`
I1 R1
A1
47Ω
I2 R2
A2
150Ω
I3 R3
A3
470Ω
0-10V
6. Ukur tahanan total dengan menggunakan Ohm meter dengan cara melepaskan
sumber
I1 R1
47Ω
I2 R2
150Ω
I3 R3
470Ω
Ohm meter
14
`
I2
R2
I1 A2 47Ω
R1
A1
150Ω
I3
R3
A3 470Ω
I
A
1-10V
R2
47Ω
R1
150Ω
R3
470Ω
Ohm meter
15
`
BAB IV
HASIL PENGUKURAN
16
`
17
`
R10V = 700,75 Ω
𝐕
Perhitungan Resistansi dengan rumus R = 𝐈
= 296,14 Ω
= 0,95V+0,27V +3V
= 4,22 V
18
`
𝐕
Perhitungan Resistansi dengan rumus R = 𝐈
= (0,023+0,065+0,007) 𝟑,𝟓
𝟑,𝟓+𝟑,𝟓 + 𝟑,𝟓
= 𝟎,𝟎𝟗𝟓 = 36,84 Ω
= 0,095 A = 𝟑
= 3,5 V
19
`
𝐈𝟏 + 𝐈𝟐 + 𝐈𝟑 𝐕𝟐 + 𝐕𝟑 𝐕𝐭
It 2V = Vt 2V = 𝑽𝟏 + Rt 2v = 𝐈𝐭
𝟐 𝟐
𝟏,𝟕
𝟏𝟎+𝟖,𝟖 + 𝟎,𝟗𝟓 𝟏,𝟑+𝟏,𝟑 = 𝟎,𝟎𝟎𝟗𝟖𝟖 = 172,06 Ω
= = 9,88 =0,14+ = 1,7 V
𝟐 𝟐
mA 𝐕𝟐 + 𝐕𝟑 𝐕𝐭
Vt 4V = 𝑽𝟏 + Rt 4v =
𝟐 𝐈𝐭
𝐈𝟏 + 𝐈𝟐 + 𝐈𝟑
It 4V = 𝟒,𝟐𝟑
𝟐 𝟎,𝟕+𝟎,𝟕 = 𝟎,𝟎𝟐𝟏𝟏 = 156,4 Ω
=2,6+ = 3,3 V
𝟐
𝟏𝟔+𝟐𝟐,𝟓 + 𝟏,𝟔𝟗
= = 20,1
𝟐 𝐕𝟐 + 𝐕𝟑
Vt 6V = 𝑽𝟏 + 𝐕𝐭
mA 𝟐 Rt 6v = 𝐈𝐭
𝟓,𝟓𝟓
𝐈𝟏 + 𝐈𝟐 + 𝐈𝟑 𝟏,𝟑𝟓+𝟏,𝟑𝟓 = 𝟎,𝟎𝟐𝟗 = 191,38 Ω
It 6V = =4,2+ = 5,55
𝟐 𝟐
V
𝐕𝐭
Rt 8v = 𝐈𝐭
20
`
𝟐𝟓+𝟑𝟎 + 𝟑 𝐕𝟐 + 𝐕𝟑 𝟕,𝟑𝟓
= 𝟐
= 29 mA Vt 8V = 𝑽𝟏 + 𝟐
= 𝟎,𝟎𝟑𝟗𝟓𝟓 = 185,84 Ω
𝐈𝟏 + 𝐈𝟐 + 𝐈𝟑 𝟏,𝟔𝟓+𝟏,𝟔𝟓
It 8V = =5,7+ = 7,35 𝐕𝐭
𝟐 𝟐
Rt 10v = 𝐈𝐭
V
𝟑𝟓+𝟒𝟎 + 𝟒,𝟏 𝟗,𝟓
= 𝟐
= 39,55 = 𝟎,𝟎𝟓𝟎 = 190 Ω
𝐕𝟐 + 𝐕𝟑
mA Vt 10V = 𝑽𝟏 + 𝟐
𝐈𝟏 + 𝐈𝟐 + 𝐈𝟑 𝟐,𝟑+𝟐,𝟑
It 10V = =7,2+ = 9,5 V
𝟐 𝟐
𝟒𝟓+𝟓𝟎 + 𝟓
= = 50 mA
𝟐
21
`
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1) Hambatan total (Rt) pada rangkaian seri adalah hambatan terbesar dari
rangkaian – rangakaian lainnya. Hal ini telah dibuktikan dari percobaan
praktek, pengukuran melalui ohmmeter dan perhitungan oleh dasar teori
2) Hambatan total (Rt) pada rangkaian paralel adalah hambatan terkecil dari
rangkaian-rangkaian lainnya. Dibuktikan juga dari percobaan praktek,
pengukuran melalui ohmmeter dan perhitungan oleh dasar teori.
3) Hambatan total berpengaruh atas teridentifikasinya arus total dan tegangan
total.
4) Hukum Kircoff pada rangkaian seri, paralel, dan kombinasi terbukti benar,
walaupun tegangan yang melewati rangkaian itu berbeda – beda.
5) Pada rangkaian seri, untuk tahanan yang dirangkai seri mempunyai kuat arus
yang relative sama besar. Hal tersebut disebabkan tidak ada titik
percabangan sehingga jumlah kuat arus yang mengalir pada setiap tahanan
adalah sama besar, namun tegangan yang melewati setiap tahanan berbeda –
beda. Semakin besar harga tahanan semakin besar pula tegangannya.
6) Pada rangkaian Paralel, tegangan yang melewati tahanan tersebut relative
sama namun arus yang mengalir berbeda-beda, bergantung pada besarnya
tahanan yang dilewati.
7) Pada rangkaian kombinasi (paralel-seri), tahanan yang dirangkai seri
memiliki harga I yang sama. Dan Tahanan yang dirangkai paralel memiliki
harga arus yang sama dengan arus total. Begitu pula dengan tegangan yang
melewati setiap tahanan.
8) Pada rangkaian pararel seri dan kombinasi sesuai dengan sifat-difat dari
rangkaian seri pararel maupun kombinasi.
22
`
5.2 SARAN
Penyambungan kabel konektor harus tepat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat
menyebabkan arus yang mengalir dapat berjalan dengan benar.
Pemilihan kabel yang baik sangat penting, agar nantinya pada saat praktikum
berlangsung anda tidak akan menemui hambatan apapun dan semuanya berjalan
dengan lancar dan benar.
Dalam membaca resistor dengan alat, sebaiknya memperhatikan kesesuaian
antara jarum yang terdapat pada alat pengukuran (AVOmeter) dengan angka nol
(pengkalibrasian)
Pemilihan kesesuaian tegangan dan arus juga sangat penting karena agar tidak
menyebabkan alat ukur yang anda gunakan pada saat praktikum putus atau rusak.
Perhatikan penggunaan power supply, selalu berhati – hati pada saat anda ingin
mengoperasikannya. Apabila kesesuaian nilai tegangan dan arus pada alat ukur
tidak cukup, sebelum merubahnya, pastikan power supply dalam keadaan mati
atau di turunkan nilai nya secara perlahan – lahan.
Pahami dulu rangkaian yang terdapat dalam job sheet sebelum memulai praktik.
Teliti dan berhati-hati dalam merangkai rangkain dan membaca hasil alat ukur.
Lakukan sesuai dengan langkah kerja yang ada di dalam job sheet.
23