Anda di halaman 1dari 6

Rangkaian Dioda

Jumat, 22 Oktober 2010 Label: Elektronika, Tugas Aplikasi Bisnis


Dapet tugas dari My Dosen Nich, buat nyari tau tentang Dioda. Alhamdulillah dapet
bocoran nich dari tetangga. Sengaja saya posting ulang di Blog saya, supaya gampang
buat ngapalin.,hehe.
Sebelum melangkah ke rangkaian perlu saya tegaskan bahwa dioda dalam paparan
berikut adalah dioda ideal artinya dalam perhitungan tegangan, dioda akan melewatkan
tegangan diatas 0V dan menghambat tegangan dibawah 0V. Dioda ideal tidak
memperhitungkan tegangan tembus yang disebabkan sambungan P-N sebesar 0.5V atau
0.7V. Setelah penjelasan dioda ideal berikut silakan memodifikasi hasil dari rekayasa
rangkaian untuk dianalisis lebih lanjut.
Rangkaian dioda pada umumnya sering dijumpai dalam penggunaan berikut:
1. Rangkaian Penyearah tegangan
2. Rangkaian Pemotong (Clipper)
3. Rangkaian Penjepit (Clamper)
4. Rangkaian Pengali Tegangan
Mari kita pelajari satu per satu.

Rangkaian 1: Penyearah Tegangan


Setiap perangkat elektronik membutuhkan tegangan berupa tegangan DC. Sedangkan
sumber tegangan listrik yang ada untuk industri dan rumah tangga adalah sumber
tegangan AC maka dibutuhkan pengubahan dari besaran AC ke besaran DC dengan
menggunakan rangkaian penyearah. Dioda difungsikan di sini sebagai penyearah
tegangan, dioda mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah(DC).
Penyearah tegangan ini ada 2 macam, yaitu :
1. Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)
2. Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)

Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)


Dioda menyearahkan tegangan AC yang berbentuk gelombang menjadi tegangan DC
hanya siklus positif tegangan AC saja. Sedangkan pada saat siklus negatifnya dioda
mengalami panjar balik (reverse bias) sehingga tegangan beban menjadi nol.

Pada gambar  di atas, Vi sebagai tegangan input rangkaian yang mempunyai nilai sebesar
20Vpp (20V peak to peak artinya jarak tegangan antara puncak tegangan dan lembah
tegangan). Sesuai dengan karakteristik dioda yaitu panjar maju (forward bias) hanya
melewatkan tegangan positif saja, maka hanya gelombang positif saja yang dilewatkan
sedangkan gelombang negatif tidak dilewatkan. Setelah disearahkan menggunakan dioda
maka akan di dapat bentuk gelombang seperti pada gambar di sebelahnya. Setelah itu
bisa dihitung nilai Vrms dan Vdc nya.

Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)


Dioda digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dalam artian dioda akan bekerja
secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada saat siklus positif dan negatif.
Penyearah gelombang penuh ada 2 macam dan penggunaannya disesuaikan dengan
transformator yang dipakai. Untuk transformator dengan CT (Center Tap) menggunakan
2 dioda saja sebagai penyearahnya sedangkan untuk transformator biasa digunakan
jembatan dioda (dioda bridge).

Penyearah gelombang penuh menggunakan 2 dioda


Seperti telah disebutkan di atas, penyearah gelombang penuh menggunakan 2 dioda ini
hanya bisa digunakan pada transformator CT. Pada bagian sekunder trafo CT terdapat 2
sinyal output yang terjadi secara bersamaan, mempunyai amplitudo yang sama namun
berlawanan fasa.

Pada gambar di atas, saat tegangan input Vi berada pada siklus positif, D1 akan
mengalami panjar maju (forward bias) sedangkan D2 mengalami panjaran balik (reverse
bias) sehingga arus akan mengalir melalui D1 menuju ke beban dan ke grounding, dalam
hal ini grounding terhubung dengan CT.
Saat tegangan input V1 berada pada siklus negatif, D2 akan mengalami panjar maju
(forward bias) sedangkan D1 mengalami panjar balik (reverse bias) sehingga arus akan
mengalir melalui D2 menuju ke beban dan ke gorunding dan kembali ke CT.
Dari penjelasan cara kerja penyearah gelombang penuh jenis ini terlihat bahwa tegangan
yang terjadi pada beban mempunyai polaritas yang sama tanpa memperdulikan dioda
mana yang menghantar karena arus mengalir melalui arah yang sama sehingga akan
terbentuk gelombang penuh yang disearahkan.

Penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)


Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk setiap siklus
tegangan sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat siklus yang sama.
Untuk memahami cara kerja dioda bridge, perhatikanlah gambar berikut.
Saat siklus positif, arus mengalir melalui dioda D2 menuju beban dan kembali melalui
dioda D3. Pada saat yang bersamaan pula, dioda D1 dan D4 mengalami panjar balik
(reverse bias) sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat
sebagai isolator.
Sedangkan pada saat siklus negatif, arus mengalir melalui dioda D1 menuju beban dan
kembali melalui dioda D4. Karena dioda D2 dan D3 mengalami panjar balik (reverse
bias) maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban
yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Untuk
Jembatan dioda (dioda bridge) ini tersedia dalam bentuk 1 komponen saja dipasaran. Jika
ingin membuat merancang sendiri bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama
karakteristiknya. Yang harus diperhatikan adalah kapasitas arus yang dilewatkan oleh
dioda harus lebih besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.

Rangkaian 2: Rangkaian pemotong (Clipper)


Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai Pembatas tegangan (voltage
limiter). Rangkaian ini digunakan untuk membatasi tegangan sinyal input pada suatu
level tegangan tertentu. Rangkaian ini berguna untuk pembentukan sinyal dan juga untuk
melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Beberapa aplikasi dari
pembatas tegangan adalah noise limiter dan audio limiter.
Rangkaian pembatas tegangan ada 2 jenis berdasarkan pada level tegangan yg dibatasi.
Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian positifnya disebut
pembatas tegangan positif (positive limiter) sedangkan yang membatasi tegangan sinyal
input pada bagian negatifnya disebut pembatas tegangan negatif (negative limiter).

Cara kerja rangkaian sebagai berikut. Melihat pada gambar di atas. Ketika fase positif,
dioda seharusnya berada pada posisi panjar maju (forward bias) namun adanya tegangan
DC 3V (batere) yang diseri dengan dioda maka harus diperhitungkan dulu nilai Vi. Untuk
nilai Vi dibawah 3V, dioda dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo
mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan 3V atau lebih makan dioda dalam keadaan
panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda dan Vo hanya
mengukur tegangan batere saja. Ketika fase negatif, dioda dalam keadaan panjar balik
sehingga Vo mengikuti grafik nilai Vi dengan nilai minimum -10V.
Teori di atas berlaku juga untuk pembatas tegangan negatif (negative clipper). Rangkaian
pembatas tegangan negatif hampir sama dengan rangkaian pembatas tegangan positif,
hanya saja polaritas diodanya yang dibalik.

Kombinasi pembatas tegangan


Dari 2 jenis pembatas tegangan yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dibuat
kombinasi pembatas tegangan. Yang harus diperhatikan adalah polaritas pada dioda dan
tegangan DC yang dipakai, karena hal ini menentukan level tegangan yang akan dibatasi.

Memperhatikan pada gambar di atas. Ketika fase positif, dioda D1 pada posisi panjar
maju (forward bias) dan D2 pada posisi panjar balik. Untuk nilai Vi di bawah 3V, dioda
D1 dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo mengikuti Vi. Ketika Vi
berada pada tegangan 3V atau lebih maka dioda D1 dalam keadaan panjar maju (forward
bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda D2 dan Vo hanya mengukur tegangan
batere V1 saja.
Ketika fase negatif, dioda D2 pada posisi panjar maju (forward bias) dan D1 pada posisi
panjar balik. Untuk nilai Vi di atas -3V, dioda D2 dalam keadaan panjar balik (reverse
bias) sehingga nilai Vo mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan -3V atau kurang
maka dioda D2 dalam keadaan panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan
melewati dioda D2 dan Vo hanya mengukur tegangan batere V2 saja. Sinyal yang
dihasilkan sesuai dengan pembatas yang diberikan yaitu 3V ~ -3V saja.

Rangkaian 3: Penjepit Tegangan (Clamper)


Dioda digunakan sebagai penjepit tegangan (clamper), fungsinya adalah untuk
menambahkan tegangan tertentu pada suatu tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2
jenis, yaitu penjepit DC positif dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini
dibedakan dengan posisi pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah
dioda menunjukkan pergeseran sinyal outputnya.

Melihat pada gambar di atas, urutan kerjanya sebagai berikut. Akan lebih mudah melihat
dari fase negatif terlebih dahulu. Ketika fase negatif, dioda dalam keadaan panjar maju,
arus akan mengalir mengisi capasitor sebesar 10V, Vo tidak mengukur apapun. Ketika
fase positif dioda dalam keadaan panjar balik dan tegangan Vi akan dibaca Vo bersamaan
pelepasan muatan dari capasitor. Tegangan Vi 10V dan tegangan capasitor 10V akan
terbaca oleh Vo sebesar 20V. Begitulah mengapa nilai tegangan dari vi bisa bergeser ke
arah positif.

Pada gambar di atas adalah kebalikan dari Penjepit DC positif. Melihat pada gambar,
urutan kerjanya sebagai berikut. Ketika fase positif, dioda dalam keadaan panjar maju,
arus mengalir mengisi capasitor sebesar -10V, Vo tidak mengukur apapun. Ketika fase
negatif dioda dalam keadaan panjar balik dan tegangan Vi akan dibaca Vo bersamaan
pelepasan muatan dari capasitor. Tegangan Vi -10V dan tegangan capasitor 10V akan
terbaca oleh Vo sebesar -20V. Begitulah mengapa nilai tegangan dari vi bisa bergeser ke
arah negatif.
Rangkaian 4: Pengali Tegangan (Voltage Multiplier)
Dioda sebagai pengali tegangan digunakan dalam berbagai perancangan elektronik untuk
mendapatkan tegangan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya melihat pada
gambar berikut :

Akan lebih mudah penjelasan dimulai dari fase negatif terlebih dahulu. Pada fase negatif
dioda D1 akan panjar balik sedangkan dioda D2 akan panjar maju. Hal ini menyebabkan
capasitor C1 akan menyimpan muatan dari hasil panjar maju D2 sebesar 10V. Vo pada
awal fasa masih belum mengukur tegangan. Pada fase positif dioda D1 akan panjar maju
dan dioda D2 akan panjar balik. Vo akan mendapatkan tegangan 20V dari V1 sebesar
10V dan pelepasan muatan dari capasitor C1 sebesar 10V. Pada saat ini pula C2 akan
menyimpan muatan sebesar -10V hasil dari panjar maju D1.
Pada fase negatif berikutnya dioda D1 akan panjar balik sedangkan dioda D2 akan panjar
maju. Hal ini menyebabkan capasitor C1 akan menyimpan muatan dari hasil panjar maju
D2 sebesar 10V. Vo akan mendapatkan tegangan -20V dari V1 sebesar -10 V dan
pelepasan muatan dari C2 sebesar -10V.
Begitu siklus terus berulang dan didapatkan tegangan 2 kali lipat dari sebelumnya.
dengan teori yang sama maka bisa dibuat rangkaian pengali tegangan sesuai dengan
keinginan dari perancangnya. Berikut saya contohkan rangkaian pengali tegangan
quadraple, 4 kali dari tegangan semula.

Nach,,gitu dech yang saya Petik dari tetangga .....makasih ya Gan,,,.mudah2n bisa
bermanfaat bagi semua yang mampir di kang hada.

Anda mungkin juga menyukai