Anda di halaman 1dari 26

PEMBAHASAN

DIODA

1. Pengertian Dioda
Diode adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1
buah junction, sering disebut sebagai komponen 2 lapis (lapis N dan P) dan
secara fisik digambarkan sebagai berikut :

Bias dioda adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode.


Apabila A diberi tegangan positif dan K diberi tegangan negative maka bias
tersebut dikatakan bias maju (forward bias).

2. Karakteristik Dioda
Karakteristik diodal ideal : Area konduksi

Lihat garis vertikal !


Pada area konduksi, idealnya:
Tegangan pada diode adalah 0 V.
Arus yang melalui diode adalah disesuaikan dengan rangkaian.
Tahanan maju (RF) didefinisikan sebagai RF = VF/IF.
Dioda berperilaku seperti short circuit.
Karakteristik diodal ideal : Area Non-konduksi

Lihat garis Horizontal !


Pada area non-konduksi, idealnya:
Semua tegangan dapat melalui dioda.
Arus yang melalui diode adalah 0 A.
Tahanan mundur (RR) didefinisikan sebagai RR= VR/IR.
Dioda berperilaku seperti open circuit.

Karakteristik dioda
3. Jenis-Jenis Dioda
Berdasarkan fungsinya terdiri dapat dibedakan atas dioda Rectifier yang

berfungsi sebagai penyearah yang memiliki simbol , dioda Zener yang

berfungsi sebagai regulator yang memiliki simbol , dioda LED yang

berfungsi sebagai display yang memiliki simbol , Fotodioda yang

berfungsi sebagai sensor cahaya yang memiliki simbol , dioda Schothly

yang berfungsi sebagai saklar kec.tinggi yang memiliki simbol , dioda


Tunnel yang berfungsi sebagai osilator yang memiliki simbol , dan
dioda Varaktor yang berfungsi sebagai variabel kapasitor yang memiliki simbol
.
a. Dioda rectifier
Kerja diode ini berdasarkan efek penyearahan, yaitu akan
melewatkan arus pada bias forward dan menahan arus pada bias reverse.
Ada 2 tipe penyearah pada dioda rectifier, yaitu:
Penyearah gelombang (half wave rectifier)

Vs adalah sumber tegangan bolak-balik (AC) yang memiliki pola


tegangan sinusoidal Vs=Vm sin t , dimana fasa Vs berubah-ubah setiap
setengah periode T untuk T/2 yang pertama Vs berfasa positif pada kisaran
nilai 0<t < .
Diode on untuk T/2 yang kedua V1 berfasa negatif pada kisaran
nilai 0<t <2 . Diode off tegangan Vs yang muncul di R (tegangan
jatuh) hanya berlaku yang fasanya positif saja dan disebut sebagai besaran
DC. Nilai yang terukur dapat dinyatakan VDC=Vm / .
Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier)
Penyearah gelombang penuh terdiri atas 2 jenis yaitu :
CT (center tap)
Bridge (jembatan)
- Tipe CT

Titik 1 pada trafo CT fasanya berubah-ubah positif


dan negative terhadap titik CT demikian pada titik 2. Fasa titik 1
selalu berlawanan dengan fasa titik 2 pada saat V1 positif
terhadap CT V2 negatif dan sebaliknya. Pada saat V1 positif,
diode 1 on dan diode 2 off sebaliknya saat V1 negatif D2 on
relasi V1,V2 terhadap VR dilukiskan sebagai berikut :

- Tipe Bridge
Diode bridge sebagai penyearah gelombang penuh.
Pada keadaan bias terjadi aliran arus dengan ketentuan beda
tegangan yang diberikan ke diode atau VA-VK > VJ dan selalu
positif, sebaliknya apabila anode di beri tegangan negatif dan
katode diberi tegangan positif, arus akan mengalir (IR) jauh
lebih kecil dari kondisi bias maju. Bias ini di sebut bias mundur
(VR). Dibawah ini merupakan bentuk fisik dari diode bridge.

Gambar . Dioda Bridge


Pada saat A positif titik B negatif. Diode 21 dan 43
On aliran arus dari A menuju diode 21 menuju RL menuju diode
43 dan menuju titik B (terjadi aliran karena terdapat beda
potensial dari titik A dan B dari tinggi ke rendah dan karena
prinsip bias diode). Bentuk tegangan di RL mirip dengan tipe
CT dan VDC=2 Vm/2 .

b. Diode Zener
Pada dasarnya diode zener memiliki karakteristik yang hampir
sama dengan diode rectifier yaitu memiliki karakteristik maju dan
mundur. Pada diode zener bias maju nilai Vji 0 sedangkan pada bias
mundur pada saat terjadi gejala yang serupa breakdown pada diode
rectifier, diode zener akan menghantarkan tanpa kerusakan, tegangan ini
disebut tegangan zener sebagai berikut :

Suatu diode zener yang dirancang akan menghantar pada


tegangan zenernya untuk bias reverse lazimnya dalam kemasan ditulis
sebagai xvy misalkan : x=2, y=3 berarti Vz=2,3V atau 2v3. Daya zener
maksimal. Pada saat VR=Vz, diode zener akan menghantar arus Iz yang
disebut arus zener. Besaran Iz harus dibatasi agar tidak muncul disipasi
yang tidak berlebihan (power) karena hal ini dapat merusak diode zener.
Nilai Iz terbesar, tanpa diode mengalami kerusakan memenuhi relasi
Pz=VzIz disebut Pz maks dan Iz maks. Dalam desain rangkaian untuk
membatasi Iz<Izm dipergunakan resistor yang terpasang seri seperti
digambarkan sebagai berikut :

Untuk VR<Vz, VD=VR = Terbuka


VR Vz ,VD=Vz V
I z=VRVz/ R
R dipilih agar Iz < Izm( IzmIz 15 %Izm)
Contoh :
Suatu diode zener 5V3 dipasang seri dengan R. Apabila Pz=1W. Tentukan nilai
VD untuk :
a) V=4V
b) V=6V
c) Berapakah nilai tegangan pada R untuk kondisi a) dan b)
d) Berapakah nilai R, agar diode tetap aman?

Jawab:
a) V= 4 Volt
V<Vz, VD=VR
4V<5V3
Diode dalam keadaan terbuka. Maka nilai VD sama dengan nilai VR yaitu 4 Volt
b) V= 6 Volt
V>Vz, VD=Vz
6>5V3 maka nilai VD sama dengan Vz yaitu 5V3
c) VR pada tegangan = 4 Volt
P =V . I
1W = 4V . I
I =P / V = 1W / 4V = 0.25A
V =I.R
4 = 0.25A . R
R = 4 / 0.25 = 16 ohm
Iz = VR Vz / R
VR = (Iz . R)+Vz
= ( 0.25 A . 16 ohm) + 5V3
= 4 + 5V3 = 9 V3
d) VR pada tegangan = 6 Volt
P =V.I
1W = 6V . I
I = P / V = 1W / 6V = 0.16 A
V =I.R
6 = 0.16A . R
R = 6 / 0.16 = 37.5 ohm
Iz = VR Vz / R
VR = (Iz . R) + Vz
= (0.16A . 37.5_)+ 5 V3
= 6 + 5V3 = 11 V3
e) Nilai R agar diode dalam kondisi aman
Pz = Vz.Iz
1W = 5V3.Iz
Iz = 1W / 5V3 = 0.18 A
R dipilih agar aman Iz<Izm
0.18<Izm
Iz = VR-Vz / R
0.18 = 11V3 5V3 / R
R = 11V3 5V3 / 0.18
= 33.3

33.3 < 37.5 sehingga, 11V3 merupakan tegangan VR pada tegangan


V = 6 V = 33.3 karena V > Vz = 6 > 5V3 dan dianggap telah melebihi
tegangan zenernya (batas aman) maka digunakan tegangan 11V3 untuk
memilih nilai R agar aman

4. Dioda Ideal
Dioda ideal tidak menyerap daya tetapi juga tidak memberikan daya.
Ia banyak dimanfaatkan untuk mengatur aliran daya dari sumber ke beban.
Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah adalah rangkaian listrik yang memproses sinyal bolak-
balik (sinyal sinus) menjadi sinyal searah. Sinyal searah yang
dihasilkannya bukan merupakan sinyal konstan, melainkan sinyal yang
berubah terhadap waktu tetapi selalu positif. Jika sinyal yang disearahkan
(sinyal masukan) berupa sinyal sinus yang mempunyai nilai rata-rata nol,
hasil penyearahan (sinyal keluaran) mempunyai nilai rata-rata tidak nol.
Rangkaian penyearah beserta bentuk gelombang masukan dan
keluarannya dapat dilihat pada gambar berikut. Tegangan sumber berupa
sinyal sinus Vs=Vm sin t . Karena sifat dioda yang hanya
meloloskan arus ke satu arah saja maka arus yang melalui resistor R
hanya berlangsung setiap setengah perioda.

Gambar 1.1. Penyearah setengah gelombang

Pada waktu dioda konduksi vD = 0 dan tegangan di simpul B


sama dengan tegangan di simpul A; tegangan beban R sama dengan

vs
tegangan sumber dan arus di R iR = . Pada waktu dioda tak
R
konduksi tak ada arus mengalir di R, tegangan di R sama dengan nol. Jadi
pada penyearah setengah gelombang, arus hanya mengalir pada perioda
positif. Nilai rata-rata arus adalah:

1 1 V sin t
I as = i R d ( t )= m d ( t ) +0
2 2 0 R

1 Vm V I
[ cos t ] = m = m
2 R R
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa penyearah setengah
gelombang menghasilkan arus searah yaitu arus rata-rata sebesar kira-
kira 30% dari nilai arus maksimum. Arus maksimum sendiri sebanding
dengan tegangan maksimum masukan. Tegangan balik maksimum dioda
sama dengan tegangan puncak negatif masukan yaitu tegangan dioda
pada saat ia tidak konduksi.

Contoh :
Jika pada gambar berikut V s=220sin t sedangkan R = 5 k,
berapakah nilai arus searah (arus rata-rata) pada R ?

Solusi :
Pada waktu dioda konduksi adalah :

Penyearah Gelombang Penuh


Pada penyearah gelombang penuh arus ke beban mengalir pada
seluruh perioda. Kita akan melihat salah satu rangkaian penyearah
gelombang penuh yaitu rangkaian dengan menggunakan empat dioda
yang biasa disebut rangkaian jembatan. Rangkaian yang lain yaitu
rangkaian yang menggunakan transformator ber-titik-tengah (center-
tapped) akan kita lihat di bab lain.
Rangkaian penyearah jembatan serta sinyal hasil pemrosesannya
terlihat pada gambar berikut.

Berdasarkan gambar di atas maka dengan mudah kita dapat


menghitung nilai araus searah yaitu :
2 V m 2Im
I as = =
RL
Berdasarkan gambar di atas jika simpul A bertegangan positif, D1
konduksi sedangkan D3 takkonduksi; vD1 = 0 dan vC = vA yang berarti
D2 tak-konduksi karena mendapat tegangan negatif sedangkan D4
konduksi karena mendapat tegangan positif. Arus i mengalir dari simpul
A ke C melalui beban R ke simpul D dan kembali kesumber melalui
simpul B terbentuk loop tertutup ACDBA. Sementara itu di loop yang
mengandung dioda yang tidak konduksi, yaitu loop ADCBA, dioda D2
dan D3 tidak konduksi. Jika dioda 3 dan dioda 2 identik maka masing-
masing memperoleh tegangan negatif sebesar Vm sint.
Dalam setengah perioda berikutnya, terjadi situasi yang
berbalikan. D1 dan D4 tidak konduksi sedangkan D2 dan D3 konduksi.
Jadi dalam seluruh perioda arus i bernilai positif walaupun dioda-dioda
hanya konduksi dalam setengah perioda. Dengan demikian terjadilah
penyearahan dalam seluruh perioda, atau dengan kata lain kita
memperoleh penyearah gelombang penuh. Jika semua dioda identik
maka tegangan balik maksimum sama dengan Vm.

Contoh :
Jika pada berikut v = 220 sin t sedangkan R = 5 k, berapakah
komponen arus searah yang melalui R ?
Solusi :
Setiap setengah periode:
v 220 sin t
iR = = =110 sin t mA
R 5000
Nilai rata-ratanya adalah:
2 Im
I as = =70 mA

Pemotong Gelombang

Rangkaian pemotong gelombang digunakan untuk


menghilangkan bagian gelombang sinyal yang tidak diinginkan. Pada
penyearah setengah gelombang kita lihat bahwa dioda meniadakan arus
negatif; dengan kata lain ia memotong bagian negatif dari gelombang
masukan. Jika sebuah sumber tegangan konstan V dihubungkan seri
dengan dioda dan dengan polaritas yang berlawanan, seperti terlihat pada
berikut, maka arus hanya akan mengalir jika tegangan masukan v1 lebih
besar dari tegangan konstan ini. Dengan cara ini, tegangan pada resistor R
hanya akan ada jika tegangan v1 lebih besar dari V.

Gambar . pemotong gelombang

Kita aplikasikan HTK pada rangkaian ini:


- Jika dioda konduksi, vD = 0, sehingga vR v1 V .
- Jika dioda tak-konduksi , i = 0, sehingga vR = 0.
Jadi rangkaian ini meniadakan bagian tegangan masukan
yang lebih kecil dari V, atau dengan kata lain ia memotong gelombang
masukan v1. Tegangan vR akan muncul jika v1 > V sedangkan bagian
lain dari v1 akan dihilangkan seperti terlihat pada gambar di atas.

Contoh :
Pada rangkaian berikut, v1 = 8 sint; gambarkanlah v1 dan v2 dan
gambarkan pula karakterstik transfer, yaitu v2 sebagai fungsi dari v1.

Solusi :
Aplikasi HTK pada rangkaian ini memberikan: Jika dioda konduksi

Jadi dioda konduksi jika v1 < 2 V. Pada waktu itu tegangan v2 = 2 V.


Karena dioda konduksi jika v1 < 2 V, maka jika v1 > 2 V dioda tidak
akan konduksi dan pada waktu itu i = 0, dan v2 = v1.
Bentuk gelombang tegangan dan karakteristik transfer adalah
sebagai berikut:
a) b)
Gambar . a) Bentuk gelombang tegangan b) Karakteristik transfer

Pensaklaran

Dalam kenyataan, dioda semikonduktor memerlukan suatu


prategangan agar terjadi konduksi arus. Besarnya pra-tegangan ini
adalah sekitar 0,3 V untuk dioda germanium dan 0,7 V untuk dioda
silikon. Oleh karena itu model rangkaian dioda akan memberikan hasil
yang lebih memuaskan jika dinyatakan sebagai kombinasi seri dari
sebuah dioda ideal dan sumber tegangan berpolaritas berlawanan
dengan polaritas dioda ideal tersebut. Berikut ini adalah sebuah contoh
rangkaian dengan dioda silikon.

Gambar . Rangkaian dengan dioda silikon.


Contoh :
Rangkaian di atas merupakan rangkaian pensaklaran yang
dibangun dari dua dioda silikon. Tentukan iA dan iB jika vA = 1 V.
Solusi :
Model rangkaian dengan dioda silikon ini adalah sebagai berikut.

Untuk simpul P terdapat kemungkinan-kemungkinan berikut:


Jika D1 dan D2 konduksi vD1 = vD2 = 0
v P=v A +0,7=0,7 v A =0
(tidak sesuai dengan yang diketahui, situasi ini tidak terjadi).

Jika D1 konduksi dan D2 tak-konduksi,


i B=0 v P=v A +0,7=1,7 V
v P > 0,7 D2
(harus konduksi situasi tidak terjadi).
Jika D1 tak-konduksi dan D2 konduksi,
i A=0 v P=0,7 < ( v A +0,7 ) D1 tak konduksi
4,7v P 4,70,7
i B = = =4 mA
1 1
Situasi inilah yang terjadi. Pada situasi terakhir inilah arus mengalir
melalui D2 sebesar Ib = 4 mA, sedangkan iA = 0.

5. Rangkaian Dioda
a. Hubungan P-N
Hubungan PN dapat terjadi dengan mendifusi impuritas tipe p pada
salah satu ujung kristal tipe n. Walaupun ada hubungan antara 2 tipe silikon,
namun sebagai keseluruhan bertindak sebagai kisi kristal tunggal.
Akibatnya elektron bebas dari tipe n akan bergerak menuju hole pada tipe p
demikian pula pada tipe p bergerak ke elektron di tipe n sehingga terjadi
proses rekombinasi.selanjutnya akan terjadi lapisan deplesi. Pada dasarnya
lapisan ini adalah isolator dengan kelebihan elektron di sisi tipe p dan
kelebihan hole di sisi tipe n dan berakibat timbulnya beda tegangan di
hubungan pn, yaitu V , seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

innmobile carrier
lapisan deplesi

Gambar . timbulnya lapisan deplesi dan tegangan deplesi V

Setelah terjadi lapisan deplesi pergerakan pembawa muatan berhenti,


walaupun sebenarnya masih ada pergerakan pembawa muatan minoritas
akibat energi termal pada kristal hubungan pn tersebut. Dengan adanya
tegangan V berarti ada kecenderungan aliran muatan positif dari n ke p
dan muatan negatif dari tipe p ke tipe n, namun aliran netto sama dengan
nol. Artinya beberapa pembawa muatan positif jika memperoleh cukup
energi akan mampu melompati penghalang potensial dan pergerakan muatan
ini diimbangi dengan arus pembawa muatan negatif. Sehingga jika tidak
diberi beda potensial tambahan pada dioda tidak akan ada arus netto yang
mengalir.
Sebaliknya jika ada beda potensial yang diberikan pada terminal
dioda, maka lebar lapisan deplesi berubah bergantung dengan polaritas yang
diberikan pada kedua terminal tersebut, seperti pada gambar berikut.

a) b)
Gambar . a) pembiasan negatif b) pembiasan positif
Karakteristik arus tegangan pada dioda hubungan pn dinyatakan dengan
persamaan :

Dengan VD adalah beda potensial pada terminal anoda dan katoda

kT
dioda pn. VT merupakan tergangan termal = ;
q
K = 1,3 x 10-23 J/K; konstanta Boltzman
VT 26 Mv untuk suhu ruag
Io : arus saturasi 10-9 A
ID : arus yang mengalir pada dioda
: konstanta, biasanya diambil =1.
VD
Jika VD VT, maka ID Io e diperoleh :
V T

Atau
ID 2
( I D 1 )
V D=V D 2V D 1=V T ln

Beberapa model dari dioda p-n yaitu sebagai berikut :


Model 1 : dioda p-n dimodelkan sebagai skalar, jika dioda mendapat bias
maju seperti skalar tertutup sedang jika dioda mendapat bias mundur
seperti skalar terbuka (Rr = , Rf = 0 ). Serigkali model 1 ini
dikenal sebagai model dioda ideal.

Reverse bias Forward bias


Model II : sama seperti model pertama hanya bedanya saat dioda
mendapat bias maju ada tegangan V sebesar 0,7 volt (Rr = , Rf
= 0 ).

Reverse bias Forward bias


Model III: Sama seperti model II hanya pada saat dioda mendapat bias
maju ada hambatan bulk Rb. Hamabatan ini dihitung dengan cara

V 2V 1
R b= dengan V1, I1 tegangan arus disekitar knee, V2
I 2I 1
, I2 tegangan arus diatas knee. Disamping itu ada hambatan DC dioda,
hambatan pada saat reverse (RR) dan pada saat forward (Rf). Pada model
ini Rr = , Rf = kecil

Reverse bias Forward bias


Model IV : sama seperti model III hanya pada saat dioda mendapat bias
mundur ada hambatan Rr (Rr = besar , Rf = kecil )

Gambar Karakteristik ideal kurva I-V pada dioda

Model V: Jika digambarkan secara skematik dapat direpresentasi sebagai :


Jika diberi bias positif, maka dioda mendapat bias maju akibat
dioda dapat dianggap bagian atas saja. Sedangkan jika diberi bias negatif
dioda dapat dianggap hanya pada rangkaian bawah saja.

6. Aplikasi Penggunaan Dioda


a. Analisis Garis Beban
Beban yang diberikan pada rangkaian secara normal akan akan
mempunyai implikasi pada daerah kerja (operasi) dan piranti elektronik.
Bila analisis disajikan dalam bentuk grafik, sebuah garis dapat
digambarkan sebagai karakteristik dioda yang mewakili efek dari beban.
Perpotongan antara karakteristik dan garis beban akan menggambarkan
titik operasidari sistem. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar Konfigurasi seri dari dioda. (a) rangkaian dioda


(b) karakteristik

Menurut Hukum Kirchoff tegangan :


E=V D V R =0
E=V D I D R
Variabel VD dan ID dari persamaan diatas adalah semua
seperti axis variabel dari karakteristik dioda pada gambar diatas (b).
Perpotongan dari beban dan karakteristik dapat digambarakna dengan
menentukan titik pada horizontal axis yang mempunyai I D =0 A dan
juga menentukan titik vertikal Axis yang mempunyai V D =0 V . Jika

kita atur V D =0 V , dengan persamaan diatas akan kita peroleh nilai

magnitude I D pada sumbu vertikal


E=V D V R =0
E=0V I D R
E
I D= V D 0 V
R

Selanjutnya kita atur I D =0 A dengan persamaan di atas kita


dapat memperoleh magnitude V D pada sumbu horizontal.
E=V D + I D R D
E=V D +(0)R D
V D =E I D 0 A

Seperti terlihat pada gambar 2.2 garis lurus yang menghubungkan


ke dua titik menggambarkan gariss beban. Jika nilai R diubah, maka
gambar garis beban akan berubah,

Gambar 2.2 Garis beban dan titik operasi


Titik perpotongan antara garis karakteristik dioda dan garis beban
disebut dengan titik Q .
b. Aproximasi Dioda
Dalam menganalisis rangkaian dioda, dapat digunakan 3 macam
model pendekatan (Aproximasi), yaitu:
Piecewise-linear model
Simplified model
Ideal model
Untuk dioda silikon, ketiga model tadi dapat digambarkan sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Aproximasi untuk dioda silikon Untuk dioda yang terbuat
dari Germanium, VT adalah 0,3 V.

c. Konvigurasi Seri dari Dioda Dengan Input Dc


Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam menganalisis
dioda, yaitu:
Tentukan kondisi dioda ON/OFF.
Jika dioda ON, ganti dengan model pendekatan yang digunakan.
Analisis rangkaian tersebut.

Contoh:
Tentukan VD, VR, ID dari rangkaian dioda berikut.
d. Konfigurasi Paralel dan Seri Paralel dari Dioda
Prosedur pada bagian 2.4 dapat digunakan dalam menganalisis
rangkaian dioda paralel dan seri-paralel.
Contoh :
Hitunglah V0, I1, ID1, dan ID2 dari rangkaian dioda berikut:
e. AND/OR Gate
Aplikasi dioda yang lain adalah dapat digunakan sebagai rangkaian
logika AND dan OR. Berikut ini adalah rangkaian gerbang logika AND
dan OR yang menggunakan dioda silikon.
Gambar Gerbang logika AND dan OR dengan menggunakan dioda
Tugas Kelompok

MATA KULIAH
ELEKTRONIKA DASAR

OLEH :

KELOMPOK V

AIDAH (A1K1 15 004)


ANDRIADI (A1K1 15 008)
ASMI SIRTADJUDDIN (A1K1 15 012)
ARJULITA SARI (A1K1 15 010)
MURAWAN FIA (A1K1 15 064)
ASMAILA (A1K1 15 174)
RUSMAN (A1K1 15 184)
WISDA PUSPITA BAHAR (A1K1 15 124)
WA RESNI (A1K1 15 188)
WA ODE RIANA (A1K1 15 186)
LA ODE MUHSABA (A1K1 15 044)
JUMIATI (A1K1 15 040)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

Anda mungkin juga menyukai