Anda di halaman 1dari 35

Laporan Praktikum

Elektronika Fisis Dasar I

DIODA

NAMA

I NYOMAN SUMARSANA

NIM

H21115702

KELOMPOK

IX (SEMBILAN)

ASISTEN

M. FAUZI M

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dioda adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah
dalam rangkaian elektronika. Berangkat dari fungsi ini, cakupan pengetahuan dan
referensi tentang dioda sebenarnya cukup luas. Mulai dari jenis-jenisnya, sampai
pada penerapannya dalam rangkaian. Metode pembelajaran dengan menggunakan
atau turut langsung mengerjakannya dalam suatu praktikum adalah hal yang perlu
dilakukan. Pembelajaran ini merupakan pengenalan dari dasarnya mengenai dioda
sebagai penyearah dan berbagai jenis dioda.
Dioda berbahan dasar semikonduktor. Pemikiran dan penelitian berkaitan
dengan bahan elektronika dilakukan dalam meninjau bahan-bahan berjenis
semikonduktor

tersebut.

Kepandaian

yang

beraneka

ragam

mengenai

semikonduktor dapat diperbaiki secara mengagumkan dengan memperkenalkan


sejumlah kecil atom pengganti yang sesuai ke dalam kisi semikonduktor itu.
Perkembangan pada bidang mikroelektronika yang telah begitu banyak
mempengaruhi kehidupan ilmuan dan masyarakat awam yang didasarkan pada
bahan berupa semikonduktor, sehingga akan baik bagi manusia untuk
mempelajarinya lebih banyak. Seacara fungsional, dioda akan hanya dapat
mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian
penyearah (Halliday, 1986).
Pada dasarnya, kehidupan manusia tidak akan jauh dari kelistrikan, baik
itu rumah tangga, tempat umum, maupun hal-hal kecil di lingkungan sekitar. Oleh
karena itu mahasiswa jurusan fisika perlu menguasai konsepnya. Praktikum
mengenai dioda ini dilakukan bukan hanya sekedar untuk memenuhi program
mata kuliah Elektronika Fisis Dasar 1 yang diambil oleh praktikan, akan tetapi
juga untuk menguasi hal-hal berkaitan dengan catu daya dalam penggunaannya
secara yata, bukan hanya teori. Kemudian pembuatan laporan ini sebagai
pemenuhan bagian dalam praktikum. Diharapkan dengan pembuatan laporan ini
dapat mendukung praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.
I.2 Ruang Lingkup

Pada percobaan dioda dibatasi pada pengetahuan mengenai karakteristik


statik dioda dan dioda zener, pengukuran tegangan resistor, dioda, dan dioda zener
serta untuk mengetahui bentuk isyarat masukan dan isyarat keluaran pada
rangkaian penggunting, rangkaian clipper dioda sejajar, rangkaian clipper dioda
zener, serta rangkaian clamp dioda.
I.3 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan
untuk:
1. Membuat

karakteristik

statik

dioda

dan

dioda

zener

serta

dapat

menggunakannya.
2. Dapat menggunakan dioda untuk clipping, slicing, clamping, dan voltage
doubler dan dapat mengaplikasikannya dalam berbagai rangkaian elektronika.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Semikonduktor

Perkembangan pada bidang mikroelektronika yang telah begitu banyak


mempengaruhi kehidupan yang didasarkan pada bahan berupa semikonduktor,
sehingga akan baik bagi manusia untuk mempelajarinya lebih banyak. Tembaga
mempunyai lebih banyak pengangkut muatan daripada dipunyai silikon, dengan
faktor sebesar kira-kira 1013. Untuk tembaga, pengangkut muatan itu adalh
elektron konduksi, yang hadir sebanyak satu pengangkut muatan per atom. Pada
temperatur kamar, resistivitas silikon sangat lebih tinggi daripada resistivitas
tembaga. Resistivitas akan bertambah jika n, yakni kerapatan pengangkutan
muatan, bertambah. Selisih resistivitas yang sangat besar diantara tembaga dan
silikon dapat diterangkan oleh selisih n yang sangat besar (Halliday, 1986).
Dioda adalah komponen semikonduktor dari rangkaian nonlinier yang
membawa konduksi muatan listrik dalam satu arah. Komponen yang sama secara
fungsional untuk gelombang elektromagnetik, isolator elektromagnetik, yang
berdasarkan pada hukum efek Faraday dari rotasi kutub yang juga merupakan
siral dari dioda elektromagnetik (Shadrivov, 2011).
Pemikiran dan penelitian berkaitan dengan bahan elektronika dilakukan
dalam meninjau bahan-bahan berjenis semikonduktor. Kepandaian yang beraneka
ragam mengenai semikonduktor dapat diperbaiki secara mengagumkan dengan
memperkenalkan sejumlah kecil atom pengganti yang sesuai (kelihatannya agak
memburukkan

jika

kita

menamakannya

ketakmurnian)

kedalam

kisi

semikonduktor itu, dan proses inilah yang dinamakan doping. Kita menjelaskan
semikonduktor yang dihasilkan sebagai semikonduktor ekstrinsik, untuk
membedakan nya dari bahan murni yang tidak didoping atau bahan intrinsik.
(Halliday, 1986).
Bahan semikonduktor yang didoping dengan atom-atom akseptor
dinamakan semikonduktor tipe p (p-type semiconductor) dimana p adalah
kependekan dari positif karena didalam kasusu ini pengangkut muatan positif
jauh melebihi pengangkut muatan negatif. Didalam semikonduktor tipe-p,

pengangkut mayoritas adalah lubang didalam valensi dan pengangkut minoritas


adalah elektron didalam pita konduksi (Halliday, 1986).
Pada silikon, kenaikan suhu dari 250 K menjadi 450 K menaikkan jumlah
elektron yang terangsang dengan faktor 106, sehingga konduktivitasnya naik dan
resistivitasnya turun. Sehingga bahan semikonduktor tidak memenuhi hukum
Ohm dan resistivitasnya berkurang ketika suhunya bertambah karena tersedia
lebih banyak elektron dengan bertambahnya suhu (Gunawan, 1992).
II.2 Dioda Penyearah
Pada posisi bias normal dari terminal anoda pada dioda terhubung dengan
muatan positif dari catu daya dan katoda terhubung dengan tanah atau ditanahkan.
Ketika dioda bekerja pada katoda akan terjadi peningkatan muatan listrik yang
konstan. Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa muatan yang konstan itu
beraliran dc, resistansi dan muatan keduanya membentuk suatu gelombang
sinusoidal (Haque, 2012):

Gmabar II.1 Kurva isyarat dioda IN4007


Kerja diode rectifier ini berdasarkan efek penyearahan, yaitu akan
melewatkan arus pada bias forward dan menahan arus pada bias reverse. Ada 2
tipe penyearah, yaitu (Ahmad, 2007):

a. Penyearah gelombang (half wave rectifier)

Gambar II.2 Tipe gelombang


Vs adalah sumber tegangan bolak-balik (AC) yang memiliki pola tegangan
sinusoidal Vs = Vm Sin w t . Dimana fasa Vs berubah-ubah setiap setengah
periode T, untuk T/2 yang pertama Vs berfasa positif pada kisaran nilai 0<wt<
. Dioda akan on untuk T/2 yang kedua V1 berfasa negatif pada kisaran
nilai <wt<2. Dioda akan off dan tegangan Vs yang muncul di R(tegangan
jatuh) hanya berlaku yang fasanya positif saja dan disebut sebagai besaran
DC. Nilai yang terukur dapat dinyatakan (Ahmad, 2007):
VDC = Vm /
b.

(2.1)

Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier)


Ada 2 jenis penyearah gelombang penuh, yaitu dioda dengan CT (center tap),

dan yang ke dua itu dioda bridge (jembatan)


Pada gambar II.3 (a) sumber ac mendorong elektron ke atas melalui resistor
selama setengah periode positif tegangan input dan turun melalui resistor selama
setengah periode negatif. Naik turunnya arus adalah sama. Rangkaian pada
gambar II.3 (b) menunjukkan bahwa periode positif dari tegangan input akan
memberikan bias forward pada dioda, sehingga dioda akan konduksi selama
periode positif. Tetapi untuk periode negatif, dioda dibias reverse dan hanya
arus reverse yang kecil yang mengalir. Tanda panah besar menunjukkan aliran
elektron ke atas dan yang kecil untuk aliran ke bawah. Dioda telah menyearahkan
arus ac berarti mengubahnya dari arus bolak-balik menjadi arus searah (Gunawan,
1992).

(a)

(b)

Gambar II.3 (a) Arus sama dan (b) arus yang disearahkan
Gambar II.4 melambangkan sebuah dioda penyearah. Sisi p disebut anoda
dan sisi n disebut katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari
sisi p ke sisi n. Karenanya ini mengingatkan kepada arus konvensional yang
mudah mengalir dari sisi p ke sisi n (Gunawan, 1992):

Gambar II.4 Lambang dioda


Jika dua tipe bahan semikonduktor p dan n dilekatkan maka akan didapat
sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya
memang material tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah, melainkan
dari satu bahan dengan memberi doping yang berbeda. Sebaliknya jika diberi
tegangan balik, dapat dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N
mengisi hole disisi P karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi .Dioda akan
hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi
rangkaian penyearah. Dioda, Zener, LED, Varactor dan Varistor adalah beberapa
komponen semikonduktor sambungan PN (Zaky, 2005).
Misalkan ada dua contoh semikonduktor yang sama, katakanlah
Germanium yang dari jenis p dan yang lain dari jenis n. Jika kedua contoh ini
diletakkan bersinggungan maka akan ada difusi atau aliran lubang-lubang dari kiri
ke kanan dan aliran elektron dari kanan ke kiri. Kedua aliran ini akan membentuk
dua lapisan muatan positif dan negatif dikedua sisi ruangan dan menimbulkan
perbedaan potensial antara sambungan. Ketika kaeseimbangan tercapai, perbedaan
potensial ini melawan aliran lubang-lubang dan elektron-elektron melalui
sambungan lebih lanjut (Zaki, 2005).

Jika diberi tegangan maju (forward biasa), dimana tegangan sisi P lebih
besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N mengisi
kekosongan elektron (hole) di sisi P (Zaky, 2005).
Dioda yang dibias maju (forward) kondisinya baik dan yang dibias
mundur (reverse) konduksinya buruk. Oleh sebab itu, jika menganalisa rangkaian
dioda, salah satu yang perlu diperhatikan apakah dioda itu dibias maju atau dibias
mundur. Hal ini tidak selalu mudah dikerjakan. Tetapi inilah caranya (Gunawan,
1992).
II.3 Tegangan Knee
Karena sumber dc mendorong arus konvensional searah dengan anak
panah dioda, maka dioda dibias maju. Semakin besar tegangan yang diberikan,
maka besar arus dioda pun akan meningkat. Dengan mengubah-ubah tegangan
yang diberikan, dapat diukur arus dioda menggunakan amperemeter yang
dipasang secara seri dan tegangan dioda menggunakan voltmeter yang dipasang
paralel dengan dioda. Dengan menggambarkan antara arus dan tegangan, dapat
ditinjau dari hasil pengamatan mengenai grafik arus dioda terhadap tegangan
dioda (Gunawan, 1992).
Misalkan tegangan masuk boleh berubah, maka prosedur untuk menarik
garis beban harus diulangi beberapa kali untuk setiap kali nilai perubahan
tegangan. Suatu grafik dari arus terhadap tegangan masuk disebut karakteristik
dinamik. Sedangkan lengkungan yang menghubungkan tegangan keluar dengan
tegangan masuk dari setiap rangkaian disebut karakteristik transfer (alih) atau
transmisi (penerusan). Perlu ditentukan bahwa apapun bentuk dari karakteristik
volt-ampere meter atau multimeter bersifat statik atau bentuk gelombang dari
sinyal kemudian masuk, bentuk gelombang yang dihasilkan akan selalu dapat
diperoleh dari kurva karakteristik transfer sinyal secara grafik (pada frekuensi
rendah) (Barmawi, 1992).
II.4 Resistansi Bulk

Di atas tegangan knee, pertambahan arus dioda sangat cepat. Pertambahan


tegangan sedikit saja pada dioda akan menyebabkan pertambahan yang besar pada
arus dalam dioda. Mengapa? Alasannya yaitu ketika sesudah melewati potensial
barier, semua penghambat arus adalah resistansi daerah p dan n yang
dilambangkan sebagai Rp dan Rn. Karena setiap konduktor memiliki resistansi
(hambatan) maka kedua daerah p dan n juga mempunyai resistansi. Jumlah
resistansi-resistansi ini disebut resistansi bulk dioda (Barmawi, 1992).
II.5 Tipe Lain Dioda
II.5.1 Dioda Pemancar Cahaya
Pada dioda dibias maju, elektron pita konduksi melewati junction dan
jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita kanduksi ke pita
valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda penyearah, energi ini keluar
sebagai panas. Tetapi, pada LED, energi dipancarkan sebagai cahaya. Dengan
menggunakan unsur-unsur seperti gallium, arsen dan fosfor, pabrik dapat
membuat LED yang memancarkan warna merah, kuning dan infra merah (tidak
kelihatan). LED yang menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada
display peralatan mesin hitung, jam digital, dan lain-lain. LED infra merah dapat
digunakan dalam sistem tanda cahaya pencuri dan ruang lingkup lain yang
membutuhkan pancaran yang tidak kelihatan. Keuntungan dari LED dibandingkan
lampu pijar yaitu umurnya panjang (lebih tahan lama), tegangannya rendah (1
sampai 2 volt) dan saklar menyala-matinya cepat (nano detik) (Gunawan, 1992).
II.5.2 Varaktor
Kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan mundur
bertambah. Dioda silikon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah-ubah
ini disebut varactor. Dalam banyak aplikasi, varaktor menggantikan kapasitor
yang ditata secara mekanik. Dengan kata lain, varaktor yang dipasang paralel
dengan induktor merupakan rangkaian tangki resonansi; dengan mengubah-ubah
tegangan balik pada varaktor, dapat mengubah frekuensi resosnansi. Pengontrolan
secara elektronik pada frekuensi resonansi sangat bermanfaat dalam penalaran
dari jauh (Gunawan,1992).

II.5.3 Dioda Zener


Dioda zener penggunaannya luas, terluas kedua setelah dioda penyearah
atau dioda biasa. Dioda berbahan dasar silikon ini dioptimalkan untuk bekerja
pada daerah breakdown. Sering kali disebut dioda breakdown, dioda zener adalah
tulang punggung regulator tegangan. Dengan mengatur tingkatan doping pabrik
dapat menghasilkan dioda zener dengan tegangan breakdown kira-kira dari 2
sampai 200 volt. Dengan memberikan tegangan balik melampaui tegangan
breakdown zener, maka dapat berlaku piranti seperti sumber tegangan konstan
(Gunawan, 1992).
dasarnya diode zener memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan dioda rectifier yaitu memiliki karakteristik maju dan mundur. Pada dioda
zener bias maju nilai Vji0 sedangkan pada bias mundur pada saat terjadi gejala
yang serupa breakdown pada diode rectifier, dioda zener akan menghantarkan
tanpa kerusakan, tegangan ini disebut tegangan zener (Ahmad, 2007):

Gambar II.5 Dioda Zener


Suatu dioda zener yang dirancang akan menghantar pada tegangan
zenernya

untuk

bias

reverse lazimnya dalam kemasan ditulis sebagai xvy

misalkan: x=2, y=3 berarti Vz=2,3V atau 2v3. Daya zener maksimal. Pada saat
VR=Vz, diode zener akan menghantar arus Iz yang disebut arus zener. Besaran Iz
harus dibatasi agar tidak muncul disipasi yang tidak berlebihan (power) karena
hal ini dapat merusak diode zener. Nilai Iz terbesar, tanpa diode mengalami
kerusakan memenuhi relasi Pz=VzIz disebut Pz maks dan Iz maks (Ahmad,
2007):

Gambar II.6 simbol dioda zener


Dalam desain rangkaian untuk membatasi Iz<Izm dipergunakan resistor
yang terpasang seri seperti digambarkan sebagai berikut (Ahmad, 2007):

Gambar II.7 desain rangkaian batas Iz<Izm


Pada dasarnya dioda zener dan dioda biasa karakteristiknya sama.
Perbedaan pokoknya hanya pada daerha kerjanya saja. Jika tegangan mundur pada
dioda p-n diperbesar, pada suatu nilai tegangan maka arus mundur naik dengan
cepat sekali. Tegangan mundur yang terjadi disebut tegangna balik puncak.
Peristiwa ini terjadi karena dadalnya ikatan kovalen silikon didalam daerah
pengosongan pada sambungan p-n.Dioda zener juga digunakan untuk pengaturan
tegangan, agar sumber tegangan searah tak berubah tegangan keluarannya jika
diambil arusnya dalam batas-batas tertentu (Arifin, 2015).
Jika tegangan yang dikenakan mencapai nilai breakdown, pembawa
minoritas lapisan pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup
tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi dari orbit terluar. Elektron yang baru
dibebaskan

kemudian

dapat

menambah

kecepatan

cukup tinggi

untuk

membebaskan elektron valensi yang lain. dengan cara ini dapat diperoleh
longsoran elektron bebas. Longsoran terjadi untuk tegangan reverse yang lebih
berat dari 6 volt atau lebih (Gunawan, 1992).

II.5 Karakteristik statistik Dioda


Karakteristik satik dioda dapat diselidiki dengan cara memasang dioda seri
dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor seperti pada gambar berikut
(Arifin, 2015):

Gambar II. 8 Rangkaian pengukuran karakteristik statik dioda


Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan
dioda dan arus yang melaui dioda, yaitu I. Harga I dapat diubah dengan dua cara,
yaitu mengubah VDD atau mengubah RL. Bila arus dioda I kita plotkan terhadap
tegangan dioda VD kita peroleh karakteristik statik dioda sepert gambar berikut
(Arifin, 2015):

Gambar II.9 Karakteristik dioda


Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi daripada katoda (V D positif)
dioda dikatakan mendapat bias forward. Bila VD negatif disebutbias reserve.
Berikut kondisi bias maju dan bias mundur dioda (Kasap, 2001):

Gambar II.10 Bias maju dan bias mundur dioda


Bila kita mempunyai karakteristik satik dioda dan kita tahu harga VDD dan
RS maka harga arus I dan VD dapat kita tentukan (Arifin, 2015):
VDD = VD + IRL

(2.2)

II.6 Clipper
Pada radar, komputer digital dan sistem elektronik lainnya kadang-kadang
ingin membuang tegangan sinyal yang di atas atau di bawah level tegangan
tertentu. Salah satu cara adalah dengan clipper dioda atau pemotong (Gunawan,
1992).
Clipper dioda seri, bentuk keluaran Vo adalah untuk dioda ideal, yaitu bila
arus saturasi dan tegangan cut-in diabaikan. Pada resistor RL dan dioda D pada
rangkaian clipper dioda sejajar memebentuk suatu pembagi tegangan, perlu
diperhatikan bahwa pada saat anoda positif, arus sebesar Vi/R L seluruhnya melalui
dioda. Pada dioda zener,kita dapat membuat biased clipper serupa batere (Arifin,
2015):

Gambar II.11 Rangkaian clipper dioda

II.7 Clamper

Semua clamper melakukan penambahan komponen dc pada sinyal.


Gelombang sinus dengan harga puncak ke puncak akan terlihat pada isyarat
masukannya sebesar beberapa volt. Kemudian clamper mendorong sinyal ke atas,
sehingga puncak negatif jatuh pada level 0 volt. Seperti yang diketahui, bentuk
sinyal asli dari isyarat akan dipertahankan; dan apa yang terjadi adalah pergeseran
sinyal secara vertikal. Hal inilah yang disebut sinyal output sebagai di-clamp
positif (Gunawan, 1992).
Suatu rangkaian clamping adalah rangkaian yang dapat membuat puncak
tegangan AC berada pada suatu tingkat tertentu. Rangkaian ini juga dikenal
dengan nama DC restore (pemulih) atau base line restorer (pemulih garis dasar)
(Arifin, 2015):

Gambar II.12 Rangkaian clamp dioda


Rangkaian penggunting digunakan untuk memilih bagian dari suatu
bentuk gelombang di bagian atas atau bawah dari suatu tingkat acuan untuk
diteruskan (ditransmisikan). Rangkaian-rangkaian penggunting sering disebut
pembatas atau limiters, selektor amplitudo ataupun pengiris (slicer) tegangan atau
arus (Barmawi, 1997).
II.8 Slicer
Bila pada rangkaian biased dioda clipper polaritas batere kita balik, maka
akan kita peroleh rangkaian slicer (Arifin, 2015).

Gambar II.13 Rangkaian Slicer


II.9 Voltage Doubler
Pengali tegangan atau voltage multipler adalah dua atau lebih penyearah
puncak yang menghasilkan tegangan dc yang sama dengan perkalian oleh
tegangan dc input (2, 3, 4 Vp dan seterusnya). Pencatu daya ini digunakan di
dalam aplikasi tegangan tinggi atau arus rendah seperti pencatuan tabung sinar
katoda (tabung gambar pesawat penerima TV, osiloskop dan display komputer).
Voltage doubler adalah hubungan dari dua penyearah puncak. Pada puncak dari
setengah siklus negatif, D1 terbias maju dan D2 terbias mundur. Ini akan mengisi
C1 atau kapasitor pertama sampai tegangan puncak Vp (Gunawan, 1992).
II.10 Garis Beban
Dapat ditunjukkan bahwa penggunaan lukisan garis beban memungkinkan
analisis dari rangkaian yang melibatkan alat-alat yang lebih rumit daripada dioda
pn, rangkaian luar pada keluaran dari hampir semua alat-alat terdiri dari suatu
sumber tegangan tetap V dalam seri dengan tahanan beban RL. Oleh karena
penerapan hukum tegangan Kirchoff pada rangkaian keluaran menghasilkan
(Barmawi, 1997):
v=Vi

RL

(2.3)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada hari Kamis, 26 November 2015. Dimulai pada
pukul 13.00-15.30 WITA. Dilakukan di ruang Laboratorium Elektronika Dasar
Universitas Hasanuddin, Makassar.
III. 2 Alat dan Bahan
III. 2. 1 Alat Beserta Fungsinya
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Papan Rangkaian

Gambar III.1 Papan Rangkaian


Berfungsi sebagai tempat merangkai rangkaian elektronika yang bersifat
sementara.
2. Signal Generator

Gambar III.2 Sinyal Generator


Berfungsi sebagai pembangkit sinyal pada rangkaian elektronika.

3. Osiloskop

Gambar III.3 Osiloskop


Berfungsi untuk menampilkan gelombang listrik pada suatu rangkaian
dalam bentuk sinusoidal, kotak, dan segitiga.
4. Kabel Jumper

Gambar III.4 Kabel Jumper


Berfungsi untuk menghubungkan komponen-komponen listrik.
5. Multimeter Digital

Gambar III.5 Multimeter


Multimeter berfungsi untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan
6. Catu Daya

Gambar III.6 Catu Daya


Berfungsi sebagai sumber tegangan.
III.2.2 Bahan Beserta Fungsinya
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Kapasitor Mika

Gambar III.7 Kapasitor Mika


Berfungsi sebagai komponen yang menyimpan muatan listrik dalam
medan listrik statis serta sebagai filter atau penapis.
2. Resistor

Gambar III.8 Resistor


Berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik.
3. Dioda

Gambar III.9 Dioda

Berfungsi untuk melewatkan arus ke satu arah dan menghambat arus


tersebut kearah sebaliknya.
4. Dioda Zener

Gambar III.10 Dioda Zener


Berfungsi untuk pengaturan tegangan, agar sumber tegangan searah tak
berubah tegangan keluarnya jika diambil arusnya (dibebani) dalam batas-batas
tertentu.
III.3 PROSEDUR KERJA
III.3.1 Karakteristik Dioda
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengalibrasi multimeter.
3. Menghitung tegangan catu daya yang digunakan.
4. Membuat rangkaian yang terdiri dari dioda dan resistor 1 K seperti pada
gambar berikut:

Gambar III.11 Rangkaian Pengukuran Karakteristik Statik Dioda


5. Menghitung besarnya tegangan dioda dan tegangan resistor yang digunakan
dengan menggunakan multimeter.
6. Mengganti resistor tersebut dengan resistor yang besar resistansinya yaitu 10
K dan 100 K.
7. Mencatat data yang diperoleh pada tabel pengamatan.
8. Mengganti rangkaian yang terdiri dari dioda zener dan resistor 560 K
seperti pada gambar berikut

Gambar III.12 Rangkaian Pengukuran Karakteristik Statik Dioda Zener


9. Menghitung besarnya tegangan dioda zener dan tegangan resistor yang
digunakan dengan menggunakan multimeter.
10. Mengganti resistor tersebut dengan resistor yang besar resistansinya yaitu 1
M dan 1,5 M .
III.3.1 Memproses Bentuk Gelombang
III.3.1.1 Rangkaian Clipper (Penggunting)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengalibrasi signal generator.
3. Membuat rangkaian seri yang terdiri atas dioda dan resistor 1000 seperti
pada gambar berikut:

Gambar III.13 Rangkaian Penggunting


4. Menghubungkan rangkaian pada signal generator sekaligus sebagai input
rangkaian.
5. Menghubungkan rangkaian pada osiloskop sebagai isyarat masukan (channel
1) dan isyarat keluaran (channel 2).
6. Mengatur signal generator agar dapat memproyeksikan bentuk gelombang
pada osiloskop untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat
masukan dan isyarat keluaran.

III.3.1.2 Rangkaian Clipper Dioda Sejajar


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat rangkaian yang terdiri atas resistor 1000 dan dioda seperti pada
gambar berikut:

Gambar III.14 Rangkaian Clipper Dioda Sejajar


3. Menghubungkan rangkaian pada sgnal generator sekaligus sebagai input
rangkaian.
4. Menghubungkan rangkaian pada osiloskop sebagai isyarat masukan (channel
1) dan isyarat keluaran (channel 2).
5. Mengatur signal generator agar dapat memproyeksikan bentuk gelombang
pada osiloskop untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat
masukan dan isyarat keluaran.
III.3.1.3 Rangkaian Clipper Dioda Zener
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat rangkaian yang terdiri atas resistor 100 dan dua buah dioda zener
seperti pada gambar berikut:

Gambar III.15 Rangkaian Clipper Dioda Zener


3. Menghubungkan rangkaian pada signal generator sekaligus sebagai input
rangkaian.
4. Menghubungkan rangkaian pada osiloskop sebagai isyarat masukan (channel
1) dan isyarat keluaran (channel 2).
5. Mengatur signal generator agar dapat memproyeksikan bentuk gelombang
pada osiloskop untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat
masukan dan isyarat keluaran.
III.3.1.4 Rangkaian Clamp Dioda
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat rangkaian yang terdiri atas kapasitor 0,47
pada gambar berikut:

F dan diodaseperti

Gambar III.16 Rangkaian Clamp Dioda


3. Menghubungkan rangkaian pada signal generator sekaligus sebagai input
rangkaian.
4. Menghubungkan rangkaian pada osiloskop sebagai isyarat masukan (channel
1) dan isyarat keluaran (channel 2).
5. Mengatur signal generator agar dapat memproyeksikan bentuk gelombang
pada osiloskop untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat
masukan dan isyarat keluaran.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Karakteristik Statik Dioda
Tabel 4.1 Karakteristik Statik Dioda
No

R ()

VR (V)

VD (V)

1000

9,53

0,68

10000

9,65

0,56

100000

9,76

0,46

VDD = 10,23 V
IV.1.1.2 Karakteristik Statik Dioda Zener
Tabel 4.2 Karakteristik Statik Dioda Zener
No

R ()

VR (V)

VD (V)

560000

-0,01

-0,13

1000000

-0,01

-0,09

1500000

9,65

0,52

VDD = -8,99 V
IV.1.2 Pengolahan Data
IV.1.2.1 Karakteristik Statik Dioda
I=

V DD V D
RL

I=

10,230,68
=0,00955 A=9,55 mA
1000

I=

10,230,56
=0,000967 A=0,97 mA
10000

I=

10,230,46
=0,0000977 A=0,098 mA
100000

IV.1.2.2 Karakteristik Statik Dioda Zener


I=

V DD V D
RL

I=

8,99(0,13 )
=0,000016 A=0,016 mA
560000

I=

8,99(0,09 )
=0,0000089 A=0,0089mA
1000000

I=

8,990,52
=0,0000063 A=0,0063 mA
1500000

IV.1.3.3 Rangkaian Clipper (Penggunting)


1. Grafik

Gambar IV.3 Foto Rangkaian Clipper (Penggunting)


2. Bentuk isyarat masukan dan keluaran

(a)

(b)

Gambar IV.4 (a) Isyarat Masukan dan (b) Isyarat Keluaran Rangkaian Clipper
(Penggunting)
IV.1.3.4 Rangkaian Clipper Dioda Sejajar
1. Gambar

Gambar IV.5 Foto Rangkaian Clipper Dioda Sejajar


2. Isyarat masukan dan keluaran

(a)

(b)

Gambar IV.6 (a) Isyarat Masukan dan (b) Isyarat Keluaran pada Rangkaian
Clipper Dioda Sejajar
IV.1.3.5 Rangkaian Clipper Dioda Zener
1. Gambar

Gambar IV.7 Foto Rangkaian Clipper Dioda Zener


2. Isyarat masukan dan keluaran

(a)

(b)

Gambar IV.8 (a) Isyarat Masukan dan (b) Isyarat Keluaran pada Rangkaian
Clipper Dioda Zener
IV.1.3.6 Rangkaian Clamp Dioda
1. Gambar

Gambar IV.9 Foto Rangkaian Clamp Dioda


2. Isyarat masukan dan keluaran

(a)

(b)

Gambar IV.10 (a) Isyarat Masukan dan (b) Isyarat Keluaran pada Rangkaian
Clamp Dioda
IV.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa tegangan pada diode
saat diberi tagangan masuk (VDD

= 10,23 V), untuk resistansi 1 K, 10 K,

dan 100 K, masing-masing adalah 0,68 V; 0,56 V dan 0,46 V , dan diperoleh I sat
pada diode 9,55 mA, 0,97 mA, dan 0,098 mA. Sehingga diketahui bahwa
semakin besar resistansi yang digunakan maka semakin kecil arus saturasi yang
diperoleh. Arus saturasi sendiri merupakan kadaan yang menunjukan daerah jenuh
pada diode. Dari percobaan yang telah diakukan diketahui bahwa hasil yang
diperoleh sesuai dengan teori.
Percobaan terhadap rangkaian diode zener didapatkan VDD = -8,99 V, dan
untuk tegangan diode

VD

(V) adalah: -0,13, -0,09 dan -0,52. Sedangkan

jumlah arus yang mengalir pada diode diperoleh 9,55 mA, 0,97 mA, dam 0,098
mA.Karakteristik dioda zener juga sama seperti dioda biasa, namun pada dioda
zener adanya daerah breakdown dimana pada saat bias mundur mencapai
tegangan breakdown maka arus dioda naik dengan cepat. Pada percobaan ini
diketahui grafik karakteristik diode zener menggambarkan keadaan reverse bias
(bias mundur).
Pada percobaan rangkaian Clipper digunting menggunakan diode biasa
dan didapatkan bentuk isyarat keluaran untuk clipper diode seri yaitu bersifat
positif. Sedangkan pada rangkaian clipper sejajar bersifat negative. Untuk
rangkaian clipper diode zener didapatkan bentuk isyarat keluaran yang memiliki

puncak sedikit lebih kecil dan datar dari gelombang isyarat masukannya. Untuk
rangkaian clamping diode diberi isyarat masukan persegi dan didapatkan bentuk
isyarat keluaran yang lebih kecil dari bentuk gelombang isyarat masukannya.

BAB V
PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
1. Kesimpulan pada praktikum Komponen dan arus listrik sebagai berikut:
2. Mampu membuat karakteristik statik dioda dan dioda zener serta dapat
menggunakannya.
3. Mampu menggunakan dioda untuk clipping, slicing, clamping, dan voltage
doubler dan dapat mengaplikasikannya dalam berbagai rangkaian
elektronika.
V. 2 Saran
V. 2. 1 Saran untuk Praktikum
Dilakukan perbaikan pada alat-alat praktikum agar memudahkan
melakukan percobaan.
V. 2. 2 Saran untuk Asisten
Pendampingan dan pengarahan pada praktikan tetap dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jayadin. 2007. Ilmu elektronika ELDAS. Jayadin: Jakarta.
Arifin. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I. Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin:
Makassar.
Barmawi, M. 1997. Rangkaian dan sistem analog dan digital. PT Gelora Aksara:
Jakarta
Gunawan, Hanapi. 1992. Prinsip-Prinsip ELEKTRONIK Edisi Kedua. PT Gelora
Aksara: Jakarta.
Halliday. 1986. Fisika Modern. Erlangga: Jakarta.
Haque, Imtaiyazul, Haque Mobassir 2012, Unique Behaviour Documentation on
IN4007 Diode, Departement of Electronics Engineering m.h.s.s
institution of engg.and technology vol 2, 861.
Kasap, Safa 2001, pn Junction Devices and Light Emitting Diodes, Electrical
Engineering Departement University of Saskatchewan Canada vol 7,4.
Shadrivov, Ilya V, Vassili A Fedotov dkk 2011, Electromagnetic Wave Analogue
of an Electronic Diode, IOP Publishing Ltd and Deutsche Physikalische
Gesellschaft,1.
Zaki M. 2005. Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar. Absolut:
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai