Elektronika Fisis II
OP-AMP 1
DISUSUN OLEH:
NAMA : FADILLAH
NIM : H021 17 1004
KELOMPOK : IV (EMPAT)
TANGGAL PRAKTIKUM : RABU, 27 FEBRUARI 2019
ASISTEN : NURHIDAYAH
BAB I
PENDAHULUAN
Rf
(2.8)
n=1 Sn
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Februari 2019 pada pukul
15.30-18.25 WITA di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Departemen
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat beserta Fungsinya
1. Kabel Jumper
(a) (b)
Gambar III.12 (a) Skema rangkaian dan (b) Rangkaian inverting
3. Mengambil empat resistor (R1) dengan nilai yang berbeda dan
satu resistor (R2) sebesar 10K .
4. Menghubungkan kaki R1 pada input (kaki ke dua IC) dan
resistor R2 pada input dan output (kaki ke enam IC).
5. Menghubungkan probe positif signal generator pada kaki resistor pertama dan
probe negatif signal generator pada kaki ketiga IC (masukan non-inverting)
atau ground.
6. Menghubungkan probe merah channel 1 pada kaki resistor pertama dan probe
hitam channel 1 pada ground.
7. Menghubungkan probe merah channel 2 pada output (kaki ke enam IC) dan
probe hitam channel 2 di ground..
8. Menghubungkan probe Vcc positif catu daya pada kaki ke tujuh IC, probe Vcc
negatif catu daya pada kaki ke empat IC dan probe hitam catu daya pada
ground.
9. Menghidupkan sumber tegangan Vcc negatif dan Vcc positif.
10. Mengatur frekuensi 200 Hz pada signal generator.
11. Mengamati bentuk isyarat gelombang masuk pada channel 1 dan isyarat
gelombang keluar pada channel 2.
12. Mengukur tegangan masukan channel 1 dan tegangan keluaran channel 2
resistor pertama dengan melihat keluaran gelombang pada osiloskop.
13. Mengulangi langkah percobaan 4 sampai 11 untuk resistor (R1) 1,2K , 1,5K
dan 1,8K .
III.3.2 Pengukuran Tegangan Penguat Tidak Membalik
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar:
(a) (b)
Gambar III.13 (a) Skema rangkaian dan (b) Rangkaian inverting
3. Mengambil empat resistor (R2) dengan nilai yang berbeda dan
satu resistor (R1) sebesar 10 K.
4. Menghubungkan kaki R2 pada input (kaki ke dua IC) dan
output (kaki ke enam IC) dan resistor R1 pada input dan kaki
ke tiga IC.
5. Menghubungkan probe positif signal generator pada kaki resistor kedua dan
probe negatif signal generator pada kaki ketiga IC (masukan non-inverting)
atau ground.
6. Menghubungkan probe merah channel 1 pada kaki resistor kedua dan probe
hitam channel 1 pada ground.
7. Menghubungkan probe merah channel 2 pada output (kaki ke enam IC) dan
probe hitam channel 2 di ground..
8. Menghubungkan probe Vcc positif catu daya pada kaki ke tujuh IC, probe Vcc
negatif catu daya pada kaki ke empat IC dan probe hitam catu daya pada
ground.
9. Menghidupkan sumber tegangan Vcc negatif dan Vcc positif.
10. Mengatur frekuensi 200 Hz pada signal generator.
11. Mengamati bentuk isyarat gelombang masuk pada channel 1 dan isyarat
gelombang keluar pada channel 2.
12. Mengukur tegangan masukan channel 1 dan tegangan keluaran channel 2
resistor pertama dengan melihat keluaran gelombang pada osiloskop.
13. Mengulangi langkah percobaan 4 sampai 11 untuk resistor (R2) 1,2 K, 1,5
K dan 1,8K .
III.3.2 Pengukuran Tegangan Penguat Penjumlah
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar:
(a) (b)
Gambar III.14 (a) Skema rangkaian dan (b) Rangkaian inverting
3. Mengambil tiga potensiometer 100 K dan tiga resistor dengan
hambatan yang sama.
4. Menghubungkan semua kaki ke tiga potensiometer dengan
kabel jumper.
5. Menghubungkan semua kaki pertama potensiometer dengan
kabel jumper sebagai masukan Vcc.
6. Menghubungkan semua kaki pertama potensiometer dengan
kabel jumper sebagai masukan Vcc.
7. Menghubungkan semua kaki kedua potensiometer dengan
kabel jumper ke semua resitor (R1, R2 dan R3).
8. Menghubungkan kaki 1 potensiometer dengan R1, kaki 3
potensiometer dengan R2 dan kaki 2 potensiometer dengan
R3.
9. Menghubungkan probe Vcc positif catu daya pada kaki ke tujuh IC dan
probe Vcc negatif catu daya pada kaki ke empat IC.
10. Menghubungkan resistor R4 dengan kaki kedua IC dan kaki ke enam IC.
11. Menghubungkan probe positif multimeter R1 pada output dan probe negatif
multimeter pada ground untuk mengukur tegangan.
12. Mengulangi langkah percobaan 11 untuk mengukur tegangan pada resistor R2
dan R3.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Rangkaian Penguat Membalik
Tabel IV.1 Rangkaian Penguat Membalik
Tegangan Gain
No. R1 (K) R2 (K) F (Hz) Fasa
Vin Vout (kali)
1. 2 1 4,6 4,6
2. 1,2 1 5,2 5,2
3,4 Beda
3. 1,5 10 1 17 200
× 5 fasa
4. 1,8 1 4,2 4,2
IV.1.1.2 Rangkaian Penguat Tidak Membalik
Tabel IV.2 Rangkaian Penguat Tidak Membalik
Tegangan Gain
No. R1 (K) R2 (K) F (Hz) Fasa
Vin Vout (kali)
1. 2 1 1,1 1,1
2. 1 1,2 1,2
1,2
3. 10 1 1,4 1,4 200 sefasa
1,5
4. 1 1 1
1,8
IV.1.1.3 Rangkaian Penguat Penjumlah
Tabel IV.3 Rangkaian Penguat Penjumlah
Hambatan () Tegangan
No. Vin (Volt) Vout Vout
R1 R2 R3 R4
V1 V2 V3 Praktek Teori
1. 2K 2K 2K 5,2K 1 1,52 1 -9,14 -9,15
2. 1,57 0,96 1 -8,36 -9,17
3. 1,51 0,79 0,95 -8,42 -8,45
4. 1,54 0,8 0,77 -7,98 -8
5. 1,53 1,19 0,78 -8,87 -10
6. 1,54 1,19 0,79 -9 -9,15
IV.1.2 Pengolahan Data
IV.1.2.1 Penguat Pembalik
RF
Vout = - Vin
R1
10
Vout = - 1 = -5 V
2
10
Vout = - 1=
1,2
10
Vout = - 1=
1,5
10
Vout = - Vin
1,8
IV.1.2.2 Penguat Tidak Pembalik
R2
Vout = (1+ ) Vin
R1
2
Vout = (1+ ) 1=
10
1,2
Vout = (1+ ) 1=
10
1,5
Vout = (1+ ) 1=
10
1,8
Vout = (1+ ) 1=
10
IV.1.2.3 Penguat Penjumlah
R4 R R
Vout = −( V 1 + 4 V 2 + 4 V 3)
R1 R2 R3
5200 5200 5200
Vout = −( 1+ 1,52+ 1) = -9,1
2000 2000 2000
5200 5200 5200
Vout = −( 1,57+ 0,96+ 1) = -9,17
2000 2000 2000
5200 5200 5200
Vout = −( 1,51+ 0,79+ 0,95) = -8,45
2000 2000 2000
5200 5200 5200
Vout = −( 1,54+ 0,8+ 0,77) = -8
2000 2000 2000
5200 5200 5200
Vout = −( 1,53+ 1,19+ 0,78) = -9,1
2000 2000 2000
5200 5200 5200
Vout = −( 1,54+ 1,19+ 0,79) = -9,152
2000 2000 2000
(a) (b)
Gambar IV.1 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
2. Untuk R1= 1,2 K
(a) (b)
Gambar IV.2 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
3. Untuk R1= 1,5 K
(a) (b)
Gambar IV.3 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
4. Untuk R1= 1,8 K
(a) (b)
Gambar IV.2 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
b. Rangkaian penguat tidak pembalik
1. Untuk R2= 2 K
(a) (b)
Gambar IV.5 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
2. Untuk R2= 1,2 K
(a) (b)
Gambar IV.6 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
3. Untuk R2= 1,5 K
(a) (b)
Gambar IV.7 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
4. Untuk R2= 1,8 K
(a) (b)
Gambar IV.8 (a) masukan pada 200 Hz (b) keluaran pada 200 Hz
BAB V
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
1. Penguat inverting adalah penguat membalik. Sinyal masukan dari penguat
inverting berbeda fasa sebesar 180 dengan sinyal keluarannya. Jadi jika ada
masukan positif, maka keluarannya adalah negatif.
2. Penguat non-inverting adalah penguat tidak membalik dimana sinyal masukan
Vi dihubungkan langsung ke masukan non-inverting dan resistansi Ri
ditanahkan. Hubungan ground pada Op-Amp menyebabkan tegangan pada
masukan sama (sefasa) dengan tegangan pada masukan non-inverting
3. Menghitung penguatan tegangan pada penguat inverting dan
non-inverting yaitu memiliki persamaan yang sama dengan
membagi Rf dengan Ri hanya saja untuk non-inverting menambagkan 1
ke rasio resistansi dan penguat tegangan untuk penguat penjumlah yaitu sama
saja dengan penguat inverting hanya saja semua resistor dijumlahkan.
4. Penguat penjumlah adalah rangkaian penguat inverting dan
hasil keluarannya adalah dikalikan dengan penguatan dimana
nilai keluaran adalah jumlah dari penguatan masing-masing
dari inverting.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Laboratorium cukup dalam keadaan nyaman. Namun
sebaiknya alat-alat yang berada dalam laboratorium lebih ditata
dengan rapi supaya tidak terlihat berantakan.
V.2.2 Saran untuk Asisten
Saran untuk asisten hanya dalam penyampaian tujuan yang
ingin dicapai dalam praktikum ini kurang dimengerti praktikan
sehingga kurang paham dalam tujuan pembuatan rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA