DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
FADILLAH
H021 17 1004
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas segala
nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sensor Radiasi dan Optik” ini dengan baik dan tanpa ada halangan
yang berarti.
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat terlebih isi. Oleh sebab
itu, saya selaku penyusun dari makalah ini memohon maaf atas segala kekurangan
yang ada. Saya juga berharap bahwa para pembaca dapat memberikan saran dan
kritik yang membangun sehingga di masa yang akan datang saya dapat menyusun
makalah dengan lebih baik lagi.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman kita mengenai Sensor.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar II.5 struktur dari thermometer radiasi (Morris, 2001 hh. 290)
Prinsip dasar termometer infra merah adalah bahwa semua obyek
memancarkan energi infra merah. Semakin panas suatu benda, maka molekulnya
semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan. Infrared
Thermometer terdiri dari sebuah lensa yang focus mengumpulkan energi infra
merah dari obyek ke alat pendeteks/detektor. Detektor akan mengkonversi energi
menjadi sebuah sinyal listrik, yang menguatkan dan melemahkan dan ditampilkan
dalam unit temperature setelah dikoreksi terhadap variasi temperatur ambien.
Adapun range pengukuran adalah -60ºC sampai 2400ºC (Morris, 2001).
II.2.2 Pyrometer Optik
Pyrometer optik adalah sebuah instrumen pengukuran temperatur yang
menggunakan prinsip pancaran radiasi benda panas. Pyrometer optic secara visual
membandingkan tingkat kecerahan permukaan sebuah benda sengan referensi
sebuah sumber radiasi tertentu. Benda referensi yang digunakan biasanya berupa
filamen tungsten yang dipanaskan secara elektrik. Di dalam alat ini juga
digunakan sebuah filter warna merah sehingga secara visual didapatkan
gelombang tertentu yang dapat dikomparasi dengan titik referensi. Alat ini dapat
menentukan temperature permukaan benda dengan angka emisivitas.
Pyrometer optik sangat cocok digunakan untuk mengukur logam panas,
karena jika alat ini dikalibrasi dengan baik ia akan sangat sempurna mengukur
temperatur logam di atas 1500F (816C). Sehingga alat ini sangat ideal untuk
digunakan pada industri-industri yang melibatkan proses pemanasan logam seperti
boiler, perlakuan panas untuk logam dan sebagainya. Namun pyrometer optik
tidak cocok jika digunakan untuk mengukur temperatur gas, karena gas panas
tidak memancarkan radiasi seara kasat mata.
Adapun kesimpilan yang diperoleh dari makalah ini yaitu Sensor merupakan
alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
Persyaratan-persyaratan kualitas pada Sensor dalam teknik pengukuran dan
pengaturan ini harus memenuhi karakteristiknya seperti Linieritas, Tidak
tergantung temperatur, Kepekaan, Waktu tanggapan, Batas frekuensi terendah dan
tertinggi, Stabilitas waktu, dan Histerisis. Ada berbagai jenis-jenis sensor cahaya,
di antaranya detektor kimiawi, fotoresistor atau light dependent resistor (LDR),
sel fotovoltaik atau sel matahari, fotodioda, fotokatoda, fototransistor, detektor
optis, detektor cryogenic dan sebagainya, dimana ada jenis-jenis sensor tersebut,
memiliki prinsip kerja dan karakteristik yang berbeda-beda.
Radiasi termal adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh tubuh
sebagai akibat dari suhunya. Radiasi ini dibedakan dari jenis radiasi
elektromagnetik lain seperti gelombang radio dan sinar-X, yang tidak diperbanyak
sebagai akibat dari suhu. Terdapat berbagai jenis-jenis sensor radiasi, di antaranya
pyrometer dan detector Muller, dimana ada jenis sensor tersebut, memiliki prinsip
kerja dan karakteristik yang berbeda-beda.