Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam bidang elektronika daya.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Morowali, 07 Maret 2021

Penyusun

Contents
1
Kata Pengantar..........................................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
2.1. Definisi Rangkaikan Pemicu........................................................................................................4
2.2. Jenis-jenis Metode Pemicu..........................................................................................................4
2.2.1. Metode Pemicu SCR................................................................................................................4
2.1.2. Metode Pemicu Transistor...................................................................................................6
2.1.3. Rangakai Pemicu FET.........................................................................................................7
2.1.4. Metode IGBT.......................................................................................................................8
2.3. Penerapan Rangkaian Pemicu dalam Kehidupan sehari-hari.......................................................8

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

2
Peralatan dan aplikasi di industri yang menggunakan energy listrik berkapsitas
besar seperti motor listrik, kompresor, pompa, konveyer, kipas angin, pendingin,
pemanas dan lain-lain memerlukan pengaturan. Elektronika daya populer karena berbagai
pengaturan secara konvesional tidak dapat memenuhi kebutuhan industri. Pengaturan
secara konvesional menimbulkan rugi-rugi yang cukup besar dan tidak efektif sehingga
dibutuhkan mekanisme pengaturan yang lebih baik yaitu dengan menggunakan perangkat
elektronika.
Rangkaian elektronika daya merupakan suatu rangkaian listrik yang dapat
mengubah sumber daya listrik dari bentuk gelombang tertentu (seperti bentuk gelombang
sinusoida) menjadi sumber daya listrik dengan bentuk gelombang lain (seperti gelombang
nonsinusoida) dengan menggunakan piranti semikonduktor daya. Semikonduktor daya
memiliki peran penting dalam rangkaian elektronika daya. Semikonduktor daya dalam
rangkaian elektronika daya umumnya dioperasikan sebagai pensakelar (switching),
pengubah (converting), dan pengatur (controlling) sesuai dengan unjuk kerja rangkaian
elektronika daya yang diinginkan.
Salah satu dari 3 fungsi utama dari elektronika daya yaitu sakelar elektronis
(switching). Sakelar elektronik memiliki sifat tidak akan dapat ON/OFF tanpa ada
rangkaian luar yang dapat membangkitkan signal/ pulsa sebagai pemicu/ penyulut.
Rangkaian luar yang dimaksud adalah rangkaian pemicu atau rangkaian penyulut
(triggering circuits). Dengan demikian, rangkaian pemicu/ penyulut merupakan rangkaian
yang digunakan untuk meng-ON-kan SCR, transistor, atau MOSFET. Pada makalah ini
akan membahas bagaimana itu rangakaian pemicu.
1.2. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini antaralain:
A. Apa pengertian rangkakian pemicu?
B. Apa jenis-jenis metode pemicu?
C. Apa saja fungsi dan penerapan rangkaian pemicu dalam kehiduapan sehari-hari?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
A. Memahami rangkaian pemicu
B. Mengetahui jenis-jenis rangakaian pemicu
C. Dapat memberikan contoh penerapan rangkaian pemicu
D. Menyelesaikan tugas kelompok Elektronika Daya

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Rangkaikan Pemicu
Sakelar elektronis memiliki sifat tidak akan dapat ON/OFF tanpa ada rangkaian
luar yang dapat membangkitkan signal/ pulsa sebagai pemicu/ penyulut. Rangkaian luar

3
yang dimaksud adalah rangkaian pemicu atau rangkaian penyulut (triggering circuits).
Dengan demikian, rangkaian pemicu/ penyulut merupakan rangkaian yang digunakan
untuk meng-ON-kan SCR, transistor, atau MOSFET.
Thyristor atau SCR adalah salah salah satu jenis perangkat semikonduktor dan itu
dirancang khusus untuk digunakan dalam aplikasi switching daya tinggi. Pengoperasian
perangkat ini hanya dapat dilakukan dalam mode switching dan berfungsi sebagai
sakelar.
Ketika SCR dipicu oleh terminal gerbang ke transmisi, maka akan memasok arus
terus-menerus. Ketika merancang rangkaian SCR atau Thyristor, konsentrasi khusus
harus diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian. Kerja seluruh wilayah rangkaian SCR
terutama tergantung pada cara pemicunya.
Rangkaian pemicu ditinjau dari proses pembentukan tegangan pemicu yang
dihasilkan dapat dilakukan melalui beberapa proses, antara lain: proses sifat
komponen pasif (resistor, kapasitor), proses elektromagnetis (dengan trafo pulsa), proses
modulasi lebar pulsa, dan proses optokopler.
2.2. Jenis-jenis Metode Pemicu
2.2.1. Metode Pemicu SCR
Metode pemicu SCR dapat didefinisikan sebagai, ketika SCR beralih ke kondisi
pemblokiran maju ke kondisi konduksi maju yang berarti status OFF ke status ON, maka
disebut sebagai metode turn ON SCR atau pemicu SCR.
Pemicu SCR terutama tergantung pada variabel yang berbeda seperti suhu, supply
tegangan, arus gerbang, dll. Ketika tegangan diterapkan pada penyearah yang dikontrol
silikon, jika terminal anoda dapat dibuat + berkaitan dengan katoda, maka SCR berubah
menjadi penerusan bias. Oleh karena itu thyristor ini masuk ke dalam kondisi blok depan.
Ini dapat dilakukan untuk mengaktifkan ke mode konduksi dan melakukan
dengan menggunakan semua jenis metode turn ON SCR. Ada berbagai metode untuk
mengaktifkan SCR yang mencakup yang berikut.

 Pemicu Tegangan Maju


Metode pemicu semacam ini terutama digunakan untuk meningkatkan tegangan
di antara anoda dan katoda. Sehingga lebar lapisan penipisan dapat ditingkatkan dan
membuat untuk meningkatkan tegangan percepatan pembawa muatan minoritas di
persimpangan J2. Lebih lanjut, ini dapat menyebabkan avalanche breakdown pada J2-
junction break maju pada over-voltage.
Pada tahap ini, penyearah terkontrol silikon atau SCR dapat berubah menjadi
mode konduksi & oleh karena itu aliran arus besar dengan sedikit penurunan tegangan
akan ada di sana. Sepanjang keadaan pemicu di SCR, kisaran penurunan tegangan
penerusan adalah 1 hingga 1.5 volt di seluruh SCR. Ini dapat diperkuat menggunakan
arus beban.
4
Secara praktis, metode ini tidak dapat digunakan karena memerlukan tegangan
anoda yang sangat besar untuk katoda. Setelah tegangan tinggi dari tegangan over break,
maka ia menawarkan arus yang sangat besar. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada
thyristor. Jadi, dalam sebagian besar situasi, metode pemicu SCR semacam ini tidak
dapat digunakan.
 Pemicu Suhu
Jenis pemicuan ini terutama terjadi karena beberapa keadaan. Hal ini dapat
meningkatkan respons mendadak & kemudian hasilnya harus dicatat sementara elemen
metode desain apa pun.
Pemicu suhu thyristor terutama terjadi ketika tegangan melintasi J2-junction serta
arus bocor dapat meningkatkan suhu persimpangan atau junction. Ketika suhu meningkat
maka itu akan meningkatkan arus bocor.
Metode peningkatan ini bisa memadai untuk mengaktifkan thyristor, meskipun
cenderung hanya terjadi karena suhu perangkat yang tinggi.
 Pemicu dv/dt
Dalam jenis pemicu ini, setiap kali SCR berada dalam bias penerusan, maka dua
persimpangan seperti J1 & J3 berada dalam bias penerusan dan J2-junction akan berada
dalam bias terbalik. Di sini, J2-junction berkinerja seperti Kapasitor karena muatan yang
ada di persimpangan. Jika 'V' adalah tegangan melintasi SCR, maka muatan (Q) dan
kapasitansi dapat ditulis sebagai

ic = dQ/dt
Q = CV
ic = d (CV)/dt = C. dV/dt + V.dC/dt

Jika  dC/dt = 0
ic = C. dV/dt

Dengan demikian, karena perubahan laju tegangan di SCR berubah menjadi tinggi atau
rendah, maka SCR dapat pemicu.
 Pemicu Cahaya
Ketika SCR dipicu dengan radiasi cahaya disebut sebagai LASCR atau Light
Activated SCR. Jenis pemicu ini digunakan untuk konverter yang dikendalikan oleh fase
dalam sistem HVDC. Dalam teknik ini, intensitas dan emisi cahaya dengan panjang
gelombang yang sesuai diizinkan untuk mencapai J2-junction.
Jenis thyristor ini termasuk posisi di dalam P-layer. Dengan demikian, ketika
serangan cahaya pada posisi ini, pasangan hole (lubang) elektron dapat dihasilkan di J2-
junction untuk memberikan pembawa muatan tambahan pada ujung persimpangan untuk
pemicu thyristor.

5
 Pemicu Gerbang
Pemicu gerbang adalah metode yang efisien dan paling umum digunakan untuk
pemicu thyristor atau SCR. Karena thyristor dalam bias maju, maka tegangan yang cukup
pada terminal gerbang menambahkan beberapa elektron ke J2-junction. Ini berdampak
untuk memperkuat arus balik balik & oleh karena itu kerusakan J2-junction yang masih
pada tegangan akan lebih kecil dari VBO.
Berdasarkan ukuran thyristor, arus gerbang akan berubah dari beberapa mA
menjadi 200 mA. Jika arus yang diterapkan ke terminal gerbang tinggi, maka elektron
tambahan akan dimasukkan ke J2-junction & konsekuensi untuk mendekati posisi
konduksi pada tegangan yang lebih sedikit.

Dalam teknik ini, tegangan positif dapat diterapkan di antara dua terminal seperti gerbang
& katoda. Jadi, kita dapat menggunakan 3 jenis sinyal gerbang untuk pemicu SCR yaitu
sinyal pulsa, sinyal DC, dan sinyal AC.

Saat merancang rangkaian pemicu gerbang SCR, poin-poin penting berikut harus diingat.

o Ketika SCR dipicu, maka sinyal gerbang harus dilepaskan secara instan, atau,
kehilangan daya akan ada di dalam persimpangan gerbang.
o Karena SCR dalam bias terbalik, maka sinyal gerbang tidak boleh diterapkan untuk
ini.
o Lebar pulsa sinyal gerbang harus lebih lama dari waktu yang diperlukan yang
digunakan untuk arus anoda untuk meningkatkan ke nilai arus holding.
21.2. Metode Pemicu Transistor
Rangkaian Pemicu Transistor menggunakan komponen semikonduktor daya
merupakan komponen semikonduktor yang memiliki 3 kaki yaitu Basis (B), Kolektor
(C) dan Emitor (E). Untuk memfungsikan transistor menjadi saklar elektronik, maka
transistor perlu diberikan panjar maju untuk Kolektor Emitor dan input arus basis
agar transistor dapat bekerja sebagai saklar (ON/OFF). Transistor akan ON jika
kolektor dan Emitor dibias maju dan basis diberi arus yang cukup untuk membuat
transistor jenuh. Sebaliknya untuk memfungsikan transistor sebagai saklar OFF, maka
arus basis dibuat menjadi nol. Dalam aplikasi saklar elektronis seperti pada rangkaian
DC Chopper baik step-up maupun step-down diperlukan rangkaian pembangkit pulsa
seperti pada gambar di bawah

6
21.3. Rangakai Pemicu FET
FET mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan transistor BJT. Jika
transistor BJT memerlukan rangkaian pemicu berupa arus listrik yang dialirkan
melalui terminal basis (IB), sedangkan FET memerlukan pemicu berupa tegangan
yang diberikan pada terminal Gate (VDS). Berikut ini adalah prinsip kerja pemicuan
dari FET.

Dengan memberikan sinyal pemicuan berupa pulsa tegangan, maka FET dapat
difungsikan sebagai saklar elektronis yang dapat diatur siklus kerja (duty cycle) untuk
melakukan pengaturan pada tegangan keluaran. Pengaturan pulsa baik arus maupun
tegangan pada Transistor BJT dan FET sering dikenal dengan istilah pengaturan lebar
pulsa (Pulse Width Modulation) atau PWM. Dengan mengatur lebar pulsa yaitu Ton
dan Toff, maka transistor dapat diatur hidup dan matinya dengan frekuensi tertentu.

7
21.4. Metode IGBT
IGBT merupakan salah satu jenis transistor yang merupakan kombinasi dari BJT
dan FET. Simbol IGBT dapat dilihat pada gambar dimana terminal-terminal IGBT
terdiri atas Gate, Kolektor dan Emitor. Prinsip pemicuan IGBT hampir sama dengan
pemicuan pada FET yang membutuhkan tegangan agar arus mengalir dari Kolektor
ke Emitor seperti pada gambar 4.3. di bawah ini.

Terminal Gate pada IGBT perlu dipicu dengan pulsa tegangan dengan lebar pulsa
yang dapat diatur sehingga didapatkan pengaturan output yang diinginkan.
2.3. Penerapan Rangkaian Pemicu dalam Kehidupan sehari-hari

8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “RANGKAIAN PEMICU ” penulis menyimpulkan bahwa makalah tersebut
diperuntukkan untuk pembelajaran mengenai elektronika daya yang menitik beratkan pada
rangkaian pemicu yang didalamnya terdapat, pengertian, jenis, rangkaian sederhana dan
contoh penerapan dalam kehidupan sehari hari. Berikut sedikit pembahasan mengenai
rangkaian daya dibawah ini.
 Rangkaian pemicu ialah sakelar elektronis memiliki sifat tidak akan dapat ON/OFF tanpa
ada rangkaian luar yang dapat membangkitkan signal/ pulsa sebagai pemicu/ penyulut.
Rangkaian luar yang dimaksud adalah rangkaian pemicu atau rangkaian penyulut
(triggering circuits).
 Jenis jenis metode pemicu sebagai berikut:
1. Metode pemicu SCR, dibagi menjadi : pemicu tegangan maju, pemicu suhu, pemicu
dv/dt, pemicu cahaya, pemicu gerbang,
2. Metode pemicu transistor
3. Rangkaian pemicu FET
4. Metode IGBT
 Penerapan rangkaian pemicu pada kehidupan sehari hari dapat kita temukan pada

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai